A. Latar Belakang
Pada dasarnya, setiap pelaku bisnis “yang baik” dari masa ke masa pasti memiliki
kesadaran akan pentingnya “penegendalian internal” agar dapat sejalan dengan tujuan
bisnis itu dan siap menghadapi peluang dan tantangan di luar institusi maupun di waktu
mendatang. Namun, umumnya para pembisnis menerjemahkan pengendalian intern dalam
perspektif yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan kurangnya wawasan sekitar isu ini.
Apa saja yang menjadi aspek (lingkup) untuk membangun pengendalian internal yang
baik?. Dalam dunia Pengawasan Bisnis dikenal 2 pendekatan: Classic Internal Control
dan Coso Framework of Internal Control. Pengendalian Internal klasik tidak terpisahkan
dari perkembangan ilmu manajemen dan menekankan pada sistem pengendalian yang
terdokumentasi dengan baik, mulai dari perencanaan (plan), pelaksanaan (do), evaluasi
(check), dan pembangunan (act).
Sejalan dengan berlalunya waktu, semakin disadari adanya berbagai faktor yang
masih perlu diartikulasikan lebih jauh, seperti faktor manusia (falsafah hidup, gaya hidup,
perilaku, kompetensi) yang saling berinteraksi dalam lingkungan bisnis yang membentuk
tata nilai (budaya) perusahaan, adanya risiko intrinsik atau risiko potensial yang kurang
terbaca pada historical/current data, dan kelemahan komunikasi internal. Sebuah organisa
si nirlaba independen yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas pelaporan ke
uangan melalui etika dan pengendalian intern yang efektif yang disebut dengan Committe
e Of Sponsoring Organization of The Treadway Commission (COSO), dibentuk pada tahu
n 1985. Komisi ini disponsori oleh lima organisasi besar di Amerika Serikat yaitu:
Menurut :SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan
Keuangan paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijal
ankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain yang disesain untuk memberi
kan keyakinan memadai tentang Keandalan pelaporan keuangan, Kepatuhan terhadap huk
um dan peraturan yang berlaku, serta Efektivitas dan efesiensi operasi yang merupakan ti
ga tujuan utama pengendalian intern.
Dari definisi pengendalian tersebut terdapat beberapa konsep dasar berikut ini:
B. Rumusan Masalah
Bedassarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan rumusan masalah dalam m
akalah ini adalah :
C. Tujuan
Bedasarakan rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari mak
alah ini yaitu ?
PEMBAHASAN
Yang terpenting adalah ada persetujuan yang diberikan oleh pejabat yang
berwenang dan bagian pembelian telah menginformasikan semua persoalan yang
terkait dalam peleksanaan pembelian kepada pejabat tersebut.
c. Pelaksanaan Pembelian
Mendapatkan rekanan dan membuat persetujuan akhir untuk pembeian yang
akan dilaksanakan, merupakan inti dari aktivitas pembelian. Dalam memilih rekanan
harus mempertimbangkan :
a) Luasnya Usaha pencarian rekanan
b) Luasnya kontak langganan dengan rekanan
c) Kendala masing – masing rekanan
d) Penawaran yang diajukan rekanan
e) Kesesuaian dengan kebijaksanaan perusahaan atau pemerintah.
d. Tindak Lanjut
Prosedur Tindak lanjut yang diperlukan bervariasi sesuai dengan jenis
pembeliannya dan panjangnya periode dari jadwal pengiriman atau penyerahannya.
e. Penyelesaian Pengiriman
Otorisasi Pembelian
1) Tujuan Pemeriksaan
a) Untuk menilai kelayakan prosedur otorisaasi pembelian.
b) Menguji tingkat ketaatan terhadap prosedur yang telah ditetapkan.
2) Langkah – langkah kerja
a) Review prosedur otorisasi pembelian, dengan perhatian khusus pada :
1. Siapa yang mengajukan permintaan pembelian.
2. Persetujuan.
3. Formulir apa yang akan digunakan.
b) Periksa dan lakukan penilaian mengenai :
1. Tingkat ketaatan terhadap prosedur yang telah ditetapkan.
2. Apakah prosedur yang berlaku cukup memadai.
Pelaksanaan Pembelian
1) Tujuan Pemeriksaan
a) Untuk memastikan ditaatinya kebijaksanaan dan prosedur pelaksanaan
pembelian yang dutetapkan baik intern perusahaan maupun peraturan
pada umumnya.
b) Untuk memastikan adanya perlindungan terhadap kepentingan
perusahaan.
c) Untuk menilai apakah telah dilakukan usaha untuk meningkatkan
eisiensi kegiatan pembelian.
2) Langakah – langkan kerja
Lakukan secra sampel pengujian terhadap transaksi pembelian untuk
memastikan ketaatan terhadap kebijaksanaan dan prosedur pelaksanaan pembelian
yang telah ditetapkan, baik tentang pelelangan umum, pelelangan terbatas,
penunjukan langsung, maupun pengadaan langsung.
a) Meneliti kebenaran formal dan material dari surat Perintah Kerja atau Surat
perjanjian kontrak.
b) Meneliti apakah telah dilakukan penggunaan Daftar rekanan mampu.
c) Teliti apakah ada kerjasama yang baik dalam kelompok pembelian.
d) Pastikan bahwa formulir standart untuk permintaan pembelian telah diisi
dengan persyaratan dan kondisi yang layak sesuai dengan kebijakan yang
beraku.
Penerimaan Barang
1) Tujuan Pemeriksaan
a) Untuk memastikan apakahpetugas atau bagian yang menerima barang
secara organisatoris bebas dari petugas atau bagian pembelian.
b) Untuk memastikan apakah petugas yang bertanggung jawab telah
melaksanakan kewajibannya dengan memeriksa barang- barang yang
diterima sesuai prosedur yang ditentukan.
2) Langkah – langkah kerja
Meneliti apakah terdapat pemisahan fungsi antara petugas atau bagian yang
menerima barang dengan petugas atau bagian yang melakukan pembelin.
a) Meneliti apakah administrasi dan prosedur bagian penerimaan barang
mendukung terlaksananya pemeriksaan yang memedaiterhadap penerimaan
barang
b) Melakukan pengujian terhadap sebagian barang – barang tersebut telah
diperiksa dan apakah hasil pemeriksaannya terbukti efektif atau tidak.
c) Memperhatikan apakah terdapat klaim dan bila ada telusuri bagaimana klaim
itu ditetakan.
Penyelesaian Keuangan
1) Tujuan Pemeriksaan
a) Untuk mengetahui apakh telah dilakukan langkah – langkah
pengendalian yang perlu sebelum pembayaran dilakukan oleh bagian
keuangan.
b) Untuk mengetahui apakah terjalin kerja sama yang baik antara bagian
pembelian dangan keuangan.
2) Langkah – langkah kerja
a) Meneliti apakah dilakukan pencocokan antara bukti pesanan pembelian
yang asli dengan data peneimaan barang.
b) Meneliti mengenai potongan – potongan yang diberikan apakah telah
memenuhi prosedur yang ditetapkan dan jumlahnya sesuai apa tidak.
c) Melakukan pengamatan apakah selama negosiasi harga, pihak bagian
keuangan di ikut sertakan apa tidak.
C. Pemeriksaan Substansi
Program ini merupakan lanjutan dari program pemeriksaan pembelian atas kegiatan
pembelian dan kegiatan lainnya yang berkaitan, yang dilakukan dalam periode pemeriksaan
dengan memperhatikan hasil identifikasi resiko dari pengujian pengendalian diatas.
Pemeriksaan intern bertujuan untuk mengevaluasi tentang efektivitas, efisiensi dan membantu
manajemen mencapai tujuannya. Melalui audit manajemen fungsi pembelian, tanggung
jawab fungsi pembelian dapat diwujudkan dengan baik, efektif, dan efisien. Tanggung jawab
itu setidaknya meliputi 2 hal sebagai berikut.
1. Penanganan informasi oleh fungsi pembelian telah dilakukan dengan benar. Berbagai
catatan yang akurat, seperti catatan mengenai proses pembelian yang pernah
dilakukan sebelumnya, daftar pemasok ataupun proses pengiriman disimpan dan
dimanfaatkan dengan baik.
2. Proses pengadaan barang dan jasa telah dilakukan dengan baik, seperti melalui
pengawasan terhadap permintaan barang/jasa, diupayakan lebih dari satu penawaran
yang diterima oleh perusahaan, analisis seluruh penawaran yang masuk sampai
dengan proses penerbitan PO, penerimaan barang, dan penyelesaian pembayaran
faktur.
D. Tahap Audit Produksi
Audit produksi dan operasi melakukan penilaian secara komprehensif terhadap
keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan
dengan memuaskan. Audit fungsi produksi dan operasi dapat membantu manajemen dalam
menilai bagaimana fungsi ini berjalan dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan
secara keseluruhan. Berikut ialah tahap – tahap audit produksi meliputi :
1) Audit pendahuluan
Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan pihak audi
tee. Audit pendahuluan bertujuan untuk menggali informasi awal dari auditee, mengonfirmasi
ruang lingkup audit, mendisukusikan rencana audit, objek yang akan diaudit, dan mengenal le
bih lanjut kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada proses produksi.
Pada tahap ini, auditor melakukan overview terhadap perusahaan secara umum, produ
k yang dihasilkan, proses peroduksi yang melakukan peninjauan terhadap pabrik, layout pabri
k, sistem computer yang digunakan dan berbagai sumber daya penunjang keberhasilan fungsi
dalam mencapai tujuannya.
Setelah melakukan overview terhadap perusahaan yang diaudit, auditor dapat memper
kirakan kelemahan – kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi produksi perusahaan audit
ee. Hasil pengamatan pada thapan ini dirumuskan ke dalam bentuk tujuan audit sementara (te
ntative audit objective) yang akan dibahas lebih lanjut pada proses audit berikutnya.
2) Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahan
yang terjadi pada struktur perusahaan dan system manajemen kualitas perusahaan sejak hasil
audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh dari audit pendahuluan, auditor melakukan pe
nilaian terhadap tujuan utama produksi dan operasi serta variable – variable yang mempengar
uhinya. Variabel – variable ini meliputi berbagai kebijakan dan peraturan yang telah ditetapk
an untuk setiap program/aktivitas, praktik yang sehat, dokumentasi yang memadai dan keters
ediaan sumber daya yang dibutuhkan dalam menunjang usaha pencapaian tujuan tersebut.
Di samping itu, pada tahap ini auditor juga mengidentifikasikan dan engklasifikasikan
penyimpangan dan gangguan yang mungkin terjadi yang dapat mengakibatkan terhambatnya
pencapaian tujuan produksi. Review terhadap hasil audit terdahulu dilakukan untuk menentuk
an berbagai tindakan korektif yang harus diambil.
Berdasarkan review dan pengujian yang dilakukan, auditor dapat memperoleh data ya
ng cukup agar tidak terhambatnya akses dalam melaksanakan pengamatan yang lebih dalam t
erhadap tujuan audit sementara yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dengan menghubungkan
permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk tujuan audit sementara dan ketersediaan data se
rta akses untuk mendapatkannya, auditor dapat menetapkan tujuan audit yang sesungguhnya
pada tahap audit lanjutan.
3) Audit Lanjutan
Pada tahap ini, auditor melakukan audit yang lebih terperinci serta melakukan pengem
bangan temuan terhadap fasilitas, prosedur, dan dokumen yang berkaitan dengan kegiatan pro
duksi perusahaan. Auditor juga melakukan konfirmasi kepada pihak perusahaan selama audit
dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal
yang ditemukan auditor.
Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, relevan dan dapat dipercaya, auditor me
nggunakan daftar pertanyaan (audit checklist) yang ditujukan kepada berbagai pihak yang ber
wenang dan berkompeten mengenai masalah yang diaudit. Dalam wawancara yang dilakukan
auditor harus menyoroti keseluruhan dari ketidaksesuaian yang ditemukan dan menilai tinda
kan-tindakan korektif yang dilakukan.
4) Pelaporan
Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalam kerta
s kerja audit (KKA), merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit dan rumusan rekom
endasi yang akan diberikan auditor sebagai alternatif solusi atas kekurangan-kekurangan yang
masih ditemukan. Pelaporan menyangkut penyajian hasil audit kepada pihak-pihak yang berk
epentingan terhadap hasil audit tersebut. Laporan audit disajikan dengan format sebagai berik
ut:
a. Informasi Latar Belakang
Menyajikan gambaran umum fungsi produksi dan operasi dari perusahaan yan
g diaudit, tujuan dan strategi pencapaiannya serta ketersediaan sumber daya yang men
dukung keberhasilan implementasi strategi tersebut.
b. Kesimpulan Audit dan Ringkasan Temuan Audit
Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah dilakukan auditor dan ringk
asan audit sebagai pendukung kesimpulan yang dibuat.
c. Rumusan Rekomendasi
Menyajikan rekomendasi yang diajukan auditor sebagai alternatif solusi atas k
ekurangan-kekurangan yang masih terjadi. Rekomendasi harus didukung hasil analisis
dan menjelaskan manfaat yang diperoleh jika rekomendasi ini diterapkan serta dampa
k negatif yang mungkin terjadi di masa depan jika rekomendasi ini tidak diterapkan.
d. Ruang Lingkup Audit
Ruang lingkup audit menjelaskan tentang cakupan (luas) audit yang dilakukan,
sesuai dengan penugasan yang diterima (disepakati) dengan pemberi tugas audit.
5) Tindak Lanjut
Rekomendasi yang disajikan auditor dalam laporannya merupakan alternatif perbaika
n yang ditawarkan untuk meningkatkan berbagai kelemahan (kekurangan) yang masih terjadi
pada perusahaan. Tindak lanjut (perbaikan) yang dilakukan merupakan bentuk komitmen ma
najemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Dalam ra
ngka perbaikan ini auditor mendampingi manajemen dalam merencanakan, melaksanakan, da
n mengendalikan program-program perbaikan yang dilakukan agar dapat mencapai tujuannya
secara efeektif dan efisien.
Dalam sistem akuntansi pembelian, ada beberapa dokumen terkait yang digunakan,
adalah:
1) Surat permintaan pembelian
2) Surat permintaan penawaran harga
3) Surat order pembelian
4) Laporan penerimaan barang
5) Surat perubahan order
6) Bukti kas keluar
7)
E. Program Audit Pemesanan Bahan Baku
Perencanaan audit internal pada pembelian bahan baku dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
Pelaksanaan audit internal pembelian bahan baku menggunakan program audit yang telah
disusun. Selanjutnya, program audit akan dicocokkan dengan kondisi di bagian pembelian.
Berikut ialah Program Audit Pembelian Bahan Baku:
Nama Perusahaan :
Periode Audit No. KKA:
Program yang Diaudit : Pembelian Bahan
Baku
Nomor Kuesioner dan Langkah Jawaban
Komentar
Qs Lk Kerja Ya Tidak
Apakah departemen, peru
1 sahaan memiliki pemyata
an tujuan secara tertulis ?
Apakah produksi perusah
2 aan menyesuaikan permin
taan pasar / pelanggan ?
Apakah proses produksi
melakukan studi terhadap
keinginan, sikap, dan peril
3
aku pelanggan, sebelum
memutuskan upaya produ
ksi yang akan dilakukan ?
Apakah perusahaan telah
4 menyusun jadwai
produksi secara altematif?
Apakah perusahaan
mengendalikan aktivitas
pemasarannya melalui
5
analisis biaya, analisis
pasar, dan audit
pemasaran ?
Bagian pembelian bahan
6 baku memiliki prosedur
(SOP) yang
terdokumentasi untuk
melakukan kegiatan
operasional
Apakah perusahaan memi
7 liki peralatan dan prosedu
r tertulis untuk menilai ap
akah material yang dikiri
m pemasok dapat diterima
atau ditoiak ?
Apakah setiap pemasok
Daftar Pustaka
Bayangkara, IBK. 2010. Manajemen Audit Prosedur dan Implementasi. Jakarta : Salemba
Empat.
http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/07/audit-fungsi-pembelian_12.html
https://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=131427
http://yuliakurnia.blogspot.com/2011/12/audit-pembelian.html
http://hery-susilo.blogspot.com/2013/06/makalah-audit-pembelian.html