Anda di halaman 1dari 49

Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Sebelum belajar ayo berdo’a terlebih dahulu supaya apa yang akan kita
pelajari lebih mudah kita terima dan menjadi berkah bagi kehidupan kita
setelah mempelajarinya.

Sebelum memulai pelajaran, baca dan patuhilah peraturan dari petunjuk belajar
berikut!

Bagi siswa:
1. Berdo’alah setiap akan memulai pelajaran.
2. Bacalah KI, KD, Indikator, dan Tujuan pembelajaran.
3. Pahamilah isi materi tentang Kalor dan Pengaruhnya!
4. Carilah materi Kalor dan Pengaruhnya dari sumber belajar lainnya!
5. Kerjakanlah latihan soal-soal!
6. Kerjakanlah evaluasi secara cermat dan teliti!

114
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

A Tujuan Pembelajaran

Setelah melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan


mengkomunikasikan, diharapkan siswa dapat :
1. Menyebutkan pengertian kalor
2. Menjelaskan pengaruh kalor terhadap zat
3. Mendeskripsikan pemuaian termal pada zat
4. Mendeskripsikan penerapan azas Black pada campuran zat
5. Mendeskripsikan proses perpindahan kalor
6. Mengalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada zat

B Deskripsi Materi Pembelajaran

Dalam bahan ajar kalor dan perpindahan ini, terdapat beberapa sub materi pokok
diantaranya pengertian kalor dan pengaruh kalor terhadap zat. Selanjutnya dalam bab
ini juga akan dijelaskan mengenai pemuaian termal pada zat, penerapan azas Black,
proses perpindahan kalor, pengaruh dan perpindahan kalor pada zat dalam kehidupan
sehari-hari. Paparan materi akan dibahas dibawah ini.

115
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

C Materi Pembelajaran

Peta Konsep

116
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

1 PENGERTIAN KALOR

Pernahkah ananda memasak air? Apakah yang


terjadi ketika air saat dipanaskan? Air dalam panci
akan mendidih jika dipanaskan dalam waktu yang
cukup lama. Tahukah anda, apakah yang menyebabkan
air tersebut mendidih? Ketika air dalam panci
dipanaskan, air akan menyerap kalor sehingga suhunya
Gambar 5.1 Air yang
meningkat dan lama kelamaan akan menguap,
mendidih[14]
kemudian mendidih.
Dengan demikian, pada proses pemanasan air sampai mendidih terjadi proses
perpindahan kalor pada air yang menyebabkan perubahan suhu dan perubahan wujud
air. Peristiwa perubahan suhu dan perubahan wujud zat akibat perpindahan kalor
sering anda alami dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, tahukah anda apa itu
kalor? Apakah akibat-akibat dari perpindahan kalor pada suatu zat?

Kalor dapat didefinisikan sebagai Info Penting


proses transfer energi dari suatu zat
karena adanya perbedaan suhu pada suatu
benda. Satuan kalor adalah joule (J) yang
diambil dari nama seorang ilmuwan yang
Gambar 5.2 Rice Cooker[2]
telah berjasa dalam bidang ilmu Fisika,
Rice Cooker, seperti tampak pada
yaitu James Joule. Satuan kalor lainnya
gambar di atas, memanfaatkan kalor
adalah kalori. Hubungan satuan joule dan untuk menjaga nasi tetap hangat.
kalori, yakni 1 kalori = 4,184 joule dan 1 Alat tersebut memiliki elemen
joule = 0,24 kalori. Secara umum, 1 pemanas yang mengubah energi
listrik menjadi kalor dan
kalori adalah banyaknya kalor yang
mempertahankan suhu. Bahan yang
diperlukan untuk menaikkan suhu satu semula berupa beras dan air, dengan
kalor dapat diubah menjadi nasi dan
gram air sebesar 1oC.
uap. Hal ini menunjukkan kalor
dapat mengubah wujud zat.

117
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Wawasan Fisika

James Prescott Joule (lahir di Salford, Inggris, 24 Desember


1818 dan meninggal di Greater Manchester, Inggris, 11 Oktober
1889 pada umur 70 tahun) ialah seorang ilmuwan Inggris. Ia
dikenal sebagai perumus Hukum Kekekalan Energi, yang
berbunyi:
“Energi tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan”
Ia adalah seorang ilmuwan Inggris yang berminat pada fisika.
Dengan percobaan, ia berhasil membuktikan bahwa panas
(kalori) tak lain adalah suatu bentuk energi. Dengan demikian ia Gambar 5.3
berhasil mematahkan teori kalorik, teori yang menyatakan panas James Prescott
Joule[13]
sebagai zat alir.

2 PENGARUH KALOR TERHADAP ZAT

a. Kalor Jenis
Sewaktu Anda memasak air, Anda membutuhkan kalor untuk menaikkan suhu
air hingga mendidihkan. Nasi yang dingin dapat dihangatkan dengan penghangat nasi.
Nasi butuh kalor untuk menaikkan suhunya. Berapa banyak kalor yang diperlukan air
dan nasi untuk menaikkan suhu hingga mencapai suhu yang diinginkan? Secara
induktif, makin besar kenaikan suhu suatu benda, makin besar pula kalor yang
diserapnya. Selain itu, kalor yang diserap benda juga bergantung massa benda dan
bahan penyusun benda.
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat ini dipengaruhi oleh massa
benda m, kenaikan suhu Δt dan jenis zat. Jenis zat diukur dengan besaran yang
dinamakan kalor jenis dan disimbulkan c. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang
o
diserap zat bermassa 1 gr untuk menaikkan suhu sebesar 1 C. Kalor jenis
menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor. Semakin besar kalor
jenis suatu benda, semakin besar pula kemampuan benda tersebut untuk menyerap
kalor. Secara matematis, kalor jenis suatu zat dapat dituliskan sebagai berikut.

118
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

𝑄
c = 𝑚.∆𝑇
(5.1)

Q = m x c x ∆𝑇 (5.2)
Dengan:
Q = kalor yang diserap/dilepas oleh benda (joule)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J/kg K atau J/kgoC)
∆T = perubahan suhu (oC)
Kalor jenis benda (zat) menunjukkan banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1
kg zat untuk menaikkan suhunya sebesar satu satuan suhu (° C). Hal ini berarti tiap
benda (zat) memerlukan kalor yang berbeda-beda meskipun untuk menaikkan suhu
yang sama dan massa yang sama.
Satu kilokalori (1 kkal) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1
kg air sebesar 1 °C. Zat yang berbeda (dengan massa zat yang sama, misalnya 1 kg)
memerlukan kuantitas kalor yang berbeda untuk menaikkan suhunya sebesar 1 °C.
Kalor jenis beberapa zat dapat Anda lihat pada tabel berikut.

Tabel 5.1 Kalor Jenis berbagai zat. [9]

119
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Contoh Soal 5.1

Berapa besar kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebatang besi yang
massanya 10 kg dari 20° C menjadi 100° C, jika kalor jenis besi 450 J/kg?

Diketahui :
a. m = 10 kg
b. ∆T = 100 – 20 = 80° C
c. c = 450 J/kg
Ditanyakan: Q = ...?
Jawab :
Q = m × c × ∆T
= 10 × 450 × 80
= 360 kJ

b. Kapasitas Kalor
Air satu panci ketika dimasak hingga mendidih memerlukan kalor tertentu.
Kalor yang dibutuhkan 1 panci air agar suhunya naik 1° C disebut kapasitas kalor.
Kapasitas kalor sebenarnya banyaknya energi yang diberikan dalam bentuk kalor
untuk menaikkan suhu benda sebesar satu derajat. Pada sistem SI, satuan kapasitas
kalor adalah JK-1. Namun, karena di Indonesia suhu biasa dinyatakan dalam skala
Celsius, maka satuan kapasitas kalor yang dipakai dalam buku ini adalah J/°C.
Kapasitas kalor dapat dirumuskan sebagai berikut.

Q = C. ∆T
(5.3)
dengan:
Q = kalor yang diserap/dilepas (J)
C = kapasitas kalor benda (J/°C)
∆T = perubahan suhu benda (° C)

Jika persamaan kapasitas kalor dibandingkan dengan persamaan kalor jenis,


maka Anda dapatkan persamaan sebagai berikut.

C=mxc (5.4)
120
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

dengan:
C = kapasitas kalor benda (J/°C)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J/kg °C)

Contoh Soal
5.2
Sepotong besi yang memiliki massa 3 kg, dipanaskan dari suhu 20° C hingga
120° C. Jika kalor yang diserap besi sebesar 135 kJ. Tentukan kapasitas kalor
besi dan kalor jenis besi?

Diketahui :
a. m = 3 kg
b. ∆𝑇 = 120° – 20° = 100° C
c. Q = 135 kJ
Ditanyakan : a. C = ...? b. c = ...?
Jawab :
a. Kapasitas kalor besi b. Kalor jenis besi
𝑄 135 𝑘𝐽 C 1350 Kj/°C
𝑐=𝑚=
𝐶 = ∆T = 100° C =1350 Kj/°C = 450 J/kg °C
3 Kg

c. Kalor Dapat Mengubah Wujud Zat


Kalor yang diberikan pada zat dapat mengubah wujud zat tersebut. Perubahan
wujud yang terjadi ditunjukkan oleh Gambar . Cobalah mengingat kembali pelajaran
SMP Di SMP, Anda telah mempelajari tentang wujud zat, yaitu padat, cair, dan gas.
Suatu zat dapat berada pada salah satu dari ketiga wujud tersebut, tergantung pada
suhunya. Misalnya, air. Air dapat berwujud padat apabila berada pada tekanan normal
dan suhunya di bawah 0° C. Air juga dapat berwujud uap bila tekanannya normal dan
suhunya di atas 100° C. Setiap zat memiliki kecenderungan untuk berubah jika zat
tersebut diberikan temperatur yang tinggi (dipanaskan) ataupun temperatur yang
rendah (didinginkan). Kecenderungan untuk berubah wujud ini disebabkan oleh kalor
yang dimiliki setiap zat. Suatu zat dapat berubah menjadi tiga wujud zat, di antaranya
cair, padat, dan gas. Perubahan wujud zat ini diikuti dengan penyerapan dan pelepasan
kalor

121
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Gambar 5.4 Diagram Perubahan


Wujud Zat [4]

d. Kalor Laten
Ketika suatu zat berubah menjadi wujud lain, diperlukan atau dilepaskan
sejumlah kalor. Banyaknya kalor untuk mengubah wujud 1 gr zat dinamakan kalor
laten. Kalor laten ada dua jenis yaitu:
1) kalor lebur (L) untuk mengubah wujud zat dari padat ke cair. Kalor lebur zat
sama dengan kalor bekunya.

𝑄
𝐿=
𝑚
(5.5)
Berdasarkan persamaan (5.5) didapatkan

𝑄 =𝑚𝐿
(5.6)
dengan L = kalor lebur es (J/Kg)

2) Kalor uap (U) yaitu kalor untuk mengubah wujud zat dari cair menjadi gas.
Kalor uap zat sama dengan kalor embun.

𝑄
𝑈=
𝑚 (5.7)

Dari persamaan (5.7) didapatkan

𝑄 =𝑚𝑈
(5.8)

dengan, U = kalor uap air (J/K)

122
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Berikut Tabel 5.2 Titik lebur, titik didih, kalor lebur dan uap beberapa zat
Nama zat Titik lebur Titik didih Kalor lebur Kalor uap
(oC) (oC) (JKg-1) (JKg-1)
Oksigen -218,8 -183 0,14 x 105 2,1 x 105
Nitrogen -210,0 -195,8 0,26 x 105 2,00 x 105
Alcohol -114 78 1,04 x 105 8,5 x 105
Ammonia -77,8 -33,4 0,33 x 105 1,37 x 105
Air (es) 0 100 3,36 x 105 22,6 x 105
Timbel 327 1.750 0,25 x 105 8,7 x 105
Perak 961 2.193 0,88 x 105 23 x 105
Besi 1.808 3.023 2,89 x 105 63,4 x 105

Contoh Soal 5.3

Di atas piring terdapat 100 gr es bersuhu 0 0C. Kalor lebur es diketahui sebesar
80 kal/gr. Jika pada es tersebut diberikan kalor sebesar 6000 kal maka berapa
persenkah es yang sudah melebur?
Jawab :
Diketahui : m0 = 100gr
L = 80 kal/gr
Q = 6000 kal
Ditanya : Massa es yang melebur?
Penyelesaian :
Massa es yang melebur dapat ditentukan sebagai berikut.
Q =mL
6000 = m . 80
m = 75 gr
Massa es yang melebur adalah 75 gr berarti prosentasenya sebesar:

𝒎 𝟕𝟓
= 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟕𝟓%
𝒎𝟎 𝟏𝟎𝟎

e. Hubungan antara perubahan suhu dan perubahan wujud

123
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Berarti jika suatu benda diberi kalor yang cukup dapat terjadi kedua perubahan
itu. Perubahan benda ini dapat digambarkan dengan bantuan grafik Q-t. Contoh
perubahan ini dapat digunakan perubahan air dari bentuk padat (es) hingga bentuk gas
(uap). Grafik Q - t nya dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 5.5 Grafik perubahan suhu dan perubahan wujud [3]

Jika anda membuat grafik hubungan antara penyerapan kalor (Q) dan
perubahan suhu yang dialami air, mulai dari wujud es pada suhu –T1 hingga
seluruhnya menjadi uap pada suhu 100oC, akan didapatkan grafik seperti disamping.
Berikut proses yang terjadi pada pemanasan air hingga menjadi air mendidih:
1. Proses A – B
Suhu es –T1oC menyerap kalor sebesar Q1 sehingga suhunya menjadi 0oC, dan
tetap berwujud es
Q1 = mes ces ΔTes
= mes ces (0o – (-T1))
= mes ces T1
2. Proses B – C
Terjadi perubahan wujud dari es (0oC) menjadi air (0oC), pada suhu tetap.
Q2 = mes L (kalor lebur)
3. Proses C – D
Suhu air 0oC naik hingga mencapai suhu 100oC, tetapi masih dalam wujud cair.
Q3 = mair cair ΔTair
= mair cair (100oC – 0oC)
= mair cair 100oC

4. Proses D – E

124
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Terjadi perubahan wujud dari air (100oC) menjadi uap (100oC), pada suhu tetap.
Q4 = mair L (kalor Uap)
Pada saat terjadi perubahan wujud, maka tidak terjadi perubahan suhu karena
kalor digunakan untuk mengubah wujud zat. Sebaliknya, jika terjadi perubahan suhu
maka tidak terjadi perubahan wujud karena kalor digunakan untuk mengubah suhu
suatu zat.

Contoh Soal 5.4

Tentukan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 0,2 kg es dari
-10oC hingga seluruhnya menjadi air bersuhu 50oC. diketahui kalor lebur es
3,36 x 105 Jkg-1, kalor jenis es 2.100 Jkg-1oC-1, dan kalor jenis air 4.200 Jkg-
1o -1
C .
Jawab:
Diketahui: mes = 0,2 kg Les = 3,36 x 105 Jkg-1
T0 = -10oC ces = 2.100 Jkg-1oC-1
T1 = 50oC cair = 4.200 Jkg-1oC-1
Ditanyakan : Qtotal = …..?
Penyelesaian:

Dari es bersuhu -10oC hingga mencair


seluruhnya menjadi air bersuhu 50oC,
dibutuhkan tiga persamaan yaitu es -10 oC
menjadi es 0 oC, dari es 0 oC menjadi air 0 oC,
serta dari air 0 oC menjadi air bersuhu 50 oC.
jadi jumlah kalor yang dibutuhkan adalah

TUGAS
125
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

1. Perhatikan diagram berikut ini!

Tuliskan jenis perubahan wujud yang terjadi! Kemudian, kelompokkan dalam


dua kelompok, apakah perubahan yang terjadi termasuk proses penyerapan
kalor atau justru proses pelepasan kalor?

3 PEMUAIAN TERMAL PADA ZAT

Anda mungkin pernah melihat sambungan rel


kereta api dibuat renggang atau bingkai kaca
lebih besar daripada kacanya. Hal ini dibuat
untuk menghindari akibat dari terjadinya
pemuaian. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh
kalor.
Pengaruh kalor dapat menyebabkan
terjadinya perubahan suhu yang nantinya akan
mengakibatkan terjadinya perubahan ukuran
benda (pemuaian). Pada pertemuan ini akan
menjelaskan pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu yang akan berakibat terhadap
Gambar 5.6 Rel Kereta Api [6]
perubahan ukuran benda (pemuaian).
Ananda telah mengetahui bahwa setiap zat (padat, cair dan gas) disusun
oleh partikel-partikel yang bergetar. Jika sebuah benda dipanaskan maka partikel-
partikel di dalamnya bergetar lebih kuat hingga saling menjauh. Kita katakan
memuai. Jika benda didinginkan,getaran-getaran partikel lebih lemah, dan partikel-
partikel saling mendekat, akibatnya benda menyusut.

126
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan


suhu yang terjadi pada benda tersebut. Pemuaian terjadi jika benda yang dapat memuai
diberi panas. Ada 3 jenis pemuaian jenis zat, yaitu pemuaian zat padat, pemuaian zat
cair, dan pemuaian zat gas. Pada bab ini hanya akan dibahas pemuaian zat padat.
a. Jenis-jenis pemuaian
1) Pemuaian zat padat
Pada pemuaian zat padat bentuk zat padat tetap, maka pada pemuaian zat
padat dibedakan menjadi tiga yaitu: pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian
volume.
a) Pemuaian panjang
Jika sebuah benda padat dipanaskan , benda tersebut memuai ke segala arah.
Artinya ukuran panjang,luas, dan volumenya bertambah. Untuk benda padat yang
panjang tetapi luas penampangnya kecil, misalnya jarum jahit, kita hanya
memperhatikan pemuaian panjangnya saja.
Untuk pemuaian panjang digunakan konsep koefisien muai panjang atau
koefisien muai linear yang dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
pertambahan panjang zat dengan panjang mula-mula zat, untuk kenaikan suhu
sebesar satu satuan suhu.
Pemuaian yang terjadi pada arah memanjang untuk logam berbagai jenis bahan
dengan koefisien panjang ( , panjang logam mula-mula (Lo) setelah diberikan kalor,
sehingga mengalami perubahan panjang (ΔL) bersamaan dengan perubahan suhu (ΔT)

Gambar 5.7 Pemuaian pada logam [9]


Hubungan antara koefisien muai panjang ( , panjang mula-mula (Lo) dengan
perubahan suhu (ΔT) adalah

ΔL
α= (5.9)
Lo. ∆T

∆L = α Lo ∆T
(5.10)
127
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

dengan ΔL = L – Lo
maka panjang akhir benda:

L = Lo + ∆L (5.11)

𝐿 = Lo 1 + α ∆T (5.12)

dengan:
= panjang benda mula-mula (cm)
L = panjang benda setelah pemuaian (cm)
∆ = L – Lo = pertambahan panjang benda akibat pemuaian (cm)
1 1
= koefisien muai panjang
∆ = = kenaikan suhu

Koefisien muai panjang ( ) adalah bilangan yang menyatakan seberapa besar


pertambahan luas suatu bahan setiap satuan panjang jika suhunya naik 1oC. Satuan
1 1
dari α adalah kebalikan dari satuan temperatur skala Celsius ( ) atau Kelvin .

Berdasarkan beberapa percobaan, beberapa koefisien muai panjang benda dapat


ditetapkan antara lain:
Tabel 5.3 Nilai Pendekatan Koefisien Muai Panjang untuk Berbagai Zat. [9]

128
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Contoh Soal 5.5


Karena suhunya dinaikkann dari 0oC menjadi 100oC suatu baja yang panjangnya
1 m bertambah panjang 1 mm. Berapa pertambahan panjang batang baja yang
mula-mula panjangnya 60 cm, bila bila dipanaskan dari 0oC menjadi 120oC
Pembahasan:
Untuk baja yang panjangnya 1 m
𝐿𝑜 = 1 m = 1000 mm
∆𝐿 = 1 mm
∆𝑇 = 100𝑜 𝐶 0𝑜 𝐶 = 100𝑜 𝐶

Mencari koefisien muai panjang untuk baja


∆𝐿 1
𝛼= = = 10 5 /𝑜 𝐶
𝐿𝑜 ∆𝑇 1000.100

Untuk baja yang panjangnya 60 cm


𝐿𝑜 = 60 cm = 600 mm
∆𝑇 = 120𝑜 𝐶 0𝑜 𝐶 = 120𝑜 𝐶
Karena suhunya dinaikkann dari 0oC menjadi 100oC suatu baja yang p
Pemba

b). Pemuaian Luas


Pemuaian pada sebuah pelat zat padat yang panjang dan lebar mula-mula
pada suhu T0 masing-masing P0 dan l0. Pelat tersebut diberi tambahan kalor dengan cara
dipanaskan, sehingga suhunya naik TT akibatnya panjang dan lebarnya bertambah
masing - masing P dan L dinyatakan dengan gambar 3

Gambar.5.8 Pemuaian luas pada pelat. [16]


Muai luas terdiri dari 2 pemuaian panjang yaitu pemuaian panjang dan
pemuaian lebar ( β= 2α ). Hubungan antara koefisien muai luas ( , Luas mula-mula
(Ao) dengan perubahan suhu (ΔT) adalah

∆A
β=
A0 ∆T (5.13)

129
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

∆A = β Ao ∆T
(5.14)
dengan ΔA = A – Ao
maka panjang akhir benda:

A = β Ao ∆T
(5.15)

A = Ao 1 + β ∆T
(5.16)
dengan:

= m m cm2
= m cm2
∆ = = m m cm2
1 1
= o m
∆ = =

Contoh Soal 5.6


Sebuah batang aluminium memiliki luas 100 cm2. Jika batang aluminium
tersebut dipanaskan mulai dari 0°C sampai 30°C, berapakah perubahan luasnya
setelah terjadi pemuaian? ( Diketahui: α = 24 × 10-6/K).
Jawab:
Diketahui: A0 = 100 cm2 = 1 m2,
ΔT = 30°C – 0°C = 30°C = 303,15 K,
β = 2 α = 48 × 10-6/K.
Penyelesaian:
ΔA = β A0 ΔT
ΔA = 48 × 10-6 /K × 1 m2 × 303,15 K
ΔA = 0,0145 m2
Jadi, perubahan luas bidang aluminium setelah pemuaian adalah 0,0145 m2.

130
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

c). Pemuaian Volume


Jika benda berbentuk balok dipanaskan, maka akan terjadi pemuaian dalam arah
memanjang, melebar, dan meninggi. Artinya benda padat berbentuk balok mengalami
pemuaian volume. Koefisien pemuaian pada pemuaian volume disebut dengan
koefisien muai volume atau koefisien muai ruang yang diberi lambang γ. Pemuaian
volume benda tergantung kepada koefisien muai volume benda (γ). Pemuaian volume
terbentuk dari 3 pemuaian panjang yaitu pertambahan panjang, lebar dan tinggi,
akibatnya besar koefisien muai volume γ = 3α.

Gambar 5.9 Pemuaian volume pada balok [13]

Perumusan untuk pemuaian volume sama dengan perumusan panjang dan luas,
yaitu
∆V = γ Vo ∆T (5.17)

V = Vo + ∆V
(5.18)
dengan γ adalah koefisien muai volume

∆V
γ=
Vo∆T (5.19)

Perlu Anda ketahui terdapat hubungan antara α dan β terhadap waktu γ ,


yaitu:

γ = 3α
3
γ= β (5.20)
2

131
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

dengan:
V = volume benda mula-mula (cm2 )
V = volume benda setelah pemuian (cm2
∆V = V V = pertambahan volume benda akibat pemuaian (cm2
1 1
= koefisien mulai volume
∆T = T T = kenaikan muai volume

Contoh Soal 5.7

Pada suhu 20oC volume tabung kaca 200 cm3. Tabung diisi penuh air raksa.
Volume air raksa yang tumpah jika dipanaskan sampai suhu 120oC adalah …
cm3. (koefisien muai panjang kaca 3.10 6 /𝑜 𝐶 dan koefisien muai volume air
raksa 5,4. 10 4 /𝑜 𝐶
Pembahasan:
untuk tabung kaca:
𝛼𝑘 = 3.10 6 /𝑜 𝐶,
maka 𝛾𝑘 = 3𝛼𝑘 = 9.10 6 /𝑜 𝐶
𝑉𝑜 = 200cm3

2) Pemuaian zat cair


Sifat zat cair adalah selalu mengikuti bentuk wadah yang ditempatinya. Jika air
dituangkan kedalam botol maka bentuk air mengikuti bentuk botol. Jadi, wadah berarti
volume. Karena itu, zat cair hanya memiliki muai volume tidak memiliki muai panjang
dan muai luas) sehingga untuk zat cair, yang diketahui selalu koefisien muai
volumenya, yang dirumuskan dengan:

𝑉 = 𝑉𝑜 1 + 𝛾. ∆𝑇
(5.21)
Pada zat cair, ketika suhunya naik, volumenya akan bertambah, sementara
massanya tetap. Akibatnya, massa jenis zat berkurang. Massa jenis zat cair setelah
pemuaian dirumuskan dengan:

132
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

𝜌𝑜
𝜌=
1 + 𝛾. ∆𝑇 (5.22)

dengan: = massa jenis zat mula-mula (g/cm3)


Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada pemuaian, air memiliki suatu
keistimewaan. Keistimewaan ini dinamakan anomali air. Anomali air dapat
dinyatakan dengan grafik berikut.

Grafik 5.10a Perubahan volume terhadap suhu dan Grafik 5.10b perubahan
massajenis terhadap suhu. [13]

3) Pemuaian zat gas


Seperti halnya zat cair, gas juga hanya memiliki koefisien muai volume ).
Dalam hal ini yang dibahas adalah pemuaian gas pada tekanan tetap. Besar koefisien
1
muai gas pada tekanan tetap, untuk semua jenis gas adalah = 273. Dengan demikian,

secara matematis persamaan pemuaian volume gas dapat dituliskan:

1
𝑉 = 𝑉𝑜 1 + . ∆𝑇
273 (5.23)

4 Penerapan Azas Black

Pernahkah Anda mandi dan airnya kedinginan?


Apa yang Anda lakukan? Kemudian pernahkah anda
membuat teh manis atau susu dan terlalu panas? Apa
yang Anda lakukan? Tentunya anda akan menuangkan
sejumlah air panas pada air mandi anda. Dan Anda akan
Gambar 5.11 Berbagai
mendinginkan teh manis dengan menambahkan es. keadaan air. [13]
133
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Sewaktu susu diberi air panas, kalor akan menyebar ke seluruh cairan susu
yang dingin, sehingga susu terasa hangat. Suhu akhir setelah percampuran antara susu
dengan air panas disebut suhu termal (keseimbangan). Kejadian-kejadian yang pernah
Anda lakukan diatas ternyata sangat sesuai dengan konsep fisika. Apabila dua zat atau
lebih mempunyai suhu yang berbeda dan terisolasi dalam suatu system, maka kalor
akan mengalir dari zat yang suhunya tinggi ke zat yang suhunya rendah. Jika air panas
dicampur dengan air dingin, sehingga diperoleh campuran yaitu air hangat. Ini berarti
air panas turun suhunya, karena memberikan kalor kepada air yang dingin. Sedangkan
air dingin naik suhunya karena ia menyerap kalor dari air panas.
Kalor adalah energi yang dipindahkan dari benda yang memiliki temperatur
tinggi ke benda yang memiliki temperatur lebih rendah sehingga pengukuran kalor
selalu berhubungan dengan perpindahan energi. Jika sistem ini terisolir, yaitu aliran
kalor bebas dari pengaruh lingkungan, maka berlaku hukum kekekalan energy kalor
(asas black) yaitu: “ Jumlah kalor yang dilepas oleh zat yang panas sama dengan
jumlah kalor yang diserap oleh zat yang dingin.”
Energi adalah kekal sehingga benda yang memiliki temperatur lebih tinggi akan
melepaskan energi sebesar Ql dan benda yang memiliki temperatur lebih rendah akan
menerima energi sebesar Qt dengan besar yang sama. Secara matematis, pernyataan
tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

Qlepas = Qterima (5.24)

m1 c1 ∆T1 = m2 c2 ∆T2
m1 c1 T1 Tc = m2 c2 Tc T2 (5.25)

dengan:
Qlepas = besar kalor yang diberikan (J)
Qterima = besar kalor yang diterima (J)
1 = massa benda pertama
1 = kalor jenis benda pertama
1 = suhu benda pertama
= suhu benda campuran
2 = massa benda kedua

134
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

1 = kalor jenis benda kedua


2 = suhu benda kedua
Persamaan (5.25) menyatakan hukum kekekalan energi pada pertukaran kalor
yang disebut sebagai Asas Black. Nama hukum ini diambil dari nama seorang
ilmuwan Inggris sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, yakni Joseph Black (1728–
1799). Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Jika
kalor jenis suatu zat diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat ditentukan
dengan mengukur perubahan temperatur zat tersebut. Kemudian, dengan menggunakan
persamaan

Q = m c ∆T
(5.26)
Besarnya kalor dapat dihitung ketika menggunakan persamaan ini, perlu diingat bahwa
temperatur naik berarti zat menerima kalor, dan temperatur turun berarti zat
melepaskan kalor.

Joseph Black (1728 - 1799)


Joseph Black adalah seorang ilmuwan dari Skotlandia.
Dia menyatakan bahwa es dapat mencair tanpa
berubah suhunya. Hal ini berarti bahwa es dapat
menyerap panas dan menggunakan energi panas
tersebut untuk mengubah bentuknya menjadi cair. Ia
juga menemukan bahwa kejadian yang sama akan
terjadi saat air berubah menjadi uap air. Energi yang
diserap oleh suatu bahan untuk berubah dari padat
menjadi cair disebut kalor laten peleburan, sedangkan
saat benda cair berubah menjadi gas disebut kalor
laten penguapan. Black juga menyatakan bahwa
sejumlah substansi yang berbeda akan membutuhkan
sejumlah energi panas yang berbeda pula untuk
menentukan suhunya dengan kenaikan yang sama.
Gambar 5.12 Joseph (Dikutip seperlunya dari 100 Ilmuwan, John Hudson Tiner, 2005
Black [3]

135
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Contoh Soal 5.8

Sepotong besi panas bermassa 1 kg dan bersuhu 100 oC dimasukkan ke dalam


sebuah wadah berisi air bermassa 2 kg dan bersuhu 20 oC. Berapa suhu akhir
campuran ? Kalor jenis besi = 450 J/kg 0C, kalor jenis air = 4200 J/kg 0C.
Pembahasan :
Diketahui :
m besi = 1 kg, c besi = 450 J/kg 0C
Tbesi = 100 oC, m c air = 4200 J/kg 0C
air = 2 kg, Tair = 20 oC,.
Ditanya :
T campuran ?
Jawab :
Besi bersuhu lebih tinggi daripada air sehingga besi yang melepaskan kalor,
air yang menyerap kalor.
(m) (c) (∆T) = (m) (c) (∆T)
(1) (450) (100-T) = (2) (4200) (T-20)
(450) (100-T) = (8400) (T-20)
45000 – 450T = 8400 T – 168000
45000 + 168000 = 8400 T + 450 T
213000 = 8850 T
T = 213000 : 8850
T = 24 oC
Suhu akhir campuran besi panas dan air dingin ketika keduanya berada dalam
kesetimbangan termal adalah 24 oC.

136
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

a. Cairan dengan Wadahnya


Dalam proses pencampuran dua zat akan ada kalor yang hilang ke lingkungan
misalnya ke udara dan ke wadah. Jika proses pencampuran terjadi dalam wadah
tertutup. Kamu dapat mengabaikan kalor yang hilang ke lingkungan karena sangat
kecil. Tetapi tidak demikian halnya dengan penyerapan oleh wadah.

Contoh Soal 5.9

Air seberat 150 gram bersuhu 80 0C dimasukkan ke dalam gelas bermassa 150
gram dengan suhu 250 0C. tentukan penurunan suhu air agar di peroleh suhu
kesetimbangan air-gelas. Kalor jenis 840 J/kg0C.
Jawaban :
Dik : Ta = 80 0C ma = mg = 150 gram = 0,15 kg
Tg = 25 0C ca = 4.180 J/kg0C cg = 840 J/kg0C
Dit : suhu keseimbangan = x :…..?
Penyelesaian :
Kalor yang dilepas air = kalor yang diterima gelas
ma. ca (Ta – x) = mg. cg. (x – Tg)
0,15 x 4.180 (80 - x) = 0,15 x 840 (x – 25)
50.160 – 627x = 126x – 3.150
53.310 = 753x
X = 70,8 0C
Jadi, penurunan suhu air adalah 80 – 70,8 = 9,2 0C.

Prinsip penukaran kalor seperti contoh


diatas merupakan dasar metode kalorimeter,
yaitu metode kuantitatif mengukur nilai
pertukaran kalor yang terjadi. Alat yang
digunakan dalam metode ini disebut
Kalorimeter. Penggunaan terpenting
kalorimeter ialah menentukan kalor jenis suatu
zat. Gambar 5.13 Kalorimeter. [4]

137
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Untuk menentukan kalor jenis, sampel zat


dipanaskan sampai suhu yang relative tinggi.
Sampel tersebut dipindahkan dengan cepat ke
dalam air yang ada dalam kalorimeter. Kalor
yang diberikan oleh sampel sama dengan kalor
yang diterima oleh air dan kalorimeter. Dengan
mengukur suhu akhir campuran, suhu awal zat
dan data lainnya, dapat ditentukan kalor jenis zat Gambar 5.14 Bagian-bagian dari
yang akan dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kalorimeter. [4]

b. Benda Padat yang Dicelupkan


Apabila sepotong logam panas dicelupkan ke dalam cairan, akan terjadi
perpindahan kalor dari logam ke cairan sampai diperoleh suhu keseimbangan. Dalam
kasus ini, ada dua macam analisis yang dapat dilakukan. Analisis pertama dengan
mengasumsikan tidak ada kalor yang diserap oleh wadah tempat cairan berada dan
analisis kedua memperhitungkan kalor yang diserap wadah tersebut.

Contoh Soal 5.10

Sepotong almunium berbentuk kubus dengan massa 200 gram dan suhu 90 0C
dicelupkan kedalam wadah berisi 1 kg air bersuhu 20 0C. Tentukan suhu
keseimbangan aluminium air. Kalor jenis air 4.180 J/kg0C dan kalor jenis
aluminium 900 J/kg0C. Asumsikan tidak ada kalor yang diserap wadah.
Jawaban :
Dik :
mal = 200 gram = 0,2 kg ; ma = 1 kg; cal = 900 J/kg0C
Tal = 90 0C; Ta = 20 0C ca = 4.180 J/kg0C
Dit: suhu keseimbangan :……?
Penyelesaian

Kalor yang dilepas aluminium:


Ql = mal . cal . ∆T
= mal . cal. (T1 – x)
= 0,2 . 900 . (90 – x) = 16200 -180x

138
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Kalor yang diterima air dingin:


Qt = ma . ca . (x – T2)
= 1 . 4.180 . (x – 20)
= 4.180x – 83.600

Kalor yang dilepas = kalor yang diterima


Ql = Qt
16.200 – 180x = 4.180x – 83.600
4.360x = 99.800
X = 22,8 0C
Jadi, suhu keseimbangan aluminium-air ialah 22,8 0C

Untuk mengukur kalor reaksi dalam kalorimeter, perlu diketahui terlebih


dahulu kalor yang dipertukarkan dengan kalorimeter sebab pada saat terjadi reaksi,
sejumlah kalor dipertukarkan antara sistem reaksi dan lingkungan (kalorimeter dan
media reaksi). Besarnya kalor yang diserap atau dilepaskan oleh kalorimeter dihitung
dengan persamaan:

Qkalorimeter = Ck . ∆T (5.27)

dengan: Ck = kapasitas kalor calorimeter


ΔT = perubahan suhu

Contoh Soal 5.11

Sebuah kalorimeter yang kapasitas kalor 40 kal/0C berisi 200 gram air suhunya
0
20 C akan dipakai untuk menentukan kalor jenis kuningan. Ke
dalam kalorimeter dimasukkan 100 gram kuningan yang bersuhu 80 0C. Jika
suhu akhir air 22 0C dan kalor jenis air 1 kal/gr0C, berapa kalor jenis kuningan?
Penyelesaian :
Diketahui : ckal = 40 kal/ 0C cair = 1 kal/gr0C
ma = 200 gram mk = 100 gram
Ta = 20 0C Tk = 80 0C
Takhir = 22 0C
Ditanya : ck =.........?
mkck∆𝑇k = maca∆𝑇a + ckal ∆𝑇ka

139
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

100 x ck x (80-22) = 200 x 1 x (22-20) + 40 (22-20)


Ck = 0,083 kal g-10c-1
Jadi, kalor jenis kuningan tersebut adalah 0,083 kal g-10c-1

5 Perpindahan Kalor

Anda telah mempelajari bahwa kalor merupakan energi yang dapat berpindah
dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Pada waktu memasak
air, kalor berpindah dari api ke panci lalu ke air. Pada waktu menyetrika, kalor
berpindah dari setrika ke pakaian. Demikian juga pada waktu berjemur, badan Anda
terasa hangat karena kalor berpindah dari matahari ke badan Anda. Ada tiga cara kalor
berpindah dari satu benda ke benda yang lain, yaitu konduksi, kenveksi, dan radiasi.
1) Konduksi

Perhatikan Gambar 5.15, cobalah


masukkan sebuah sendok yang dingin kedalam
air teh yang panas kemudian peganglah ujung
sendok itu. Apa yang kalian rasakan? Tentu
kalian akan merasakan perubahan pada ujung
sendok, mula-mula dingin kemudian menjadi
Gambar 5.15 Teh panas dapat
naik suhunya hingga menjadi panas. Kejadian merambatkan kalornya melalui
inilah contoh dari proses konduksi sendok menuju ke tangan dengan
cara konduksi.[4]
Konduksi adalah peristiwa
perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa
disertai dengan perpindahan partikel-
partikelnya. Perpindahan kalor dengan cara
konduksi disebabkan karena partikel-partikel
penyusun ujung zat yang bersentuhan dengan
sumber kalor bergetar, seperti ditunjukkan
pada Gambar 5.16. Makin besar getarannya,
1.maka
parti-energi kinetiknya juga makin besar. Gambar 5.16 Ujung besi yang
dipanaskan menyebabkan ujung
2.Energi
kel di dekatnya, demikian
kinetik yang seterusnya
besar sampai akhirnya Anda merasakan panas.
menyebabkan yang lain ikut panas. [9]
3.partikel
parti- tersebut menyentuh partikel-partikel

140
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

di dekatnya, demikian seterusnya sampai akhirnya Anda merasakan panas.

Perpindahan energi secara konduksi


ini banyak terjadi pada zat padat, sehingga
didefinisikan juga konduksi adalah
perpindahan kalor pada zat padat. Seperti
yang terlihat pada Gambar 5.17 di bawah
ini. Logam sepanjang L, berpenampang A
yang dialiri panas dari kiri ke kenan dan di Gambar. 5.17 Batang logam yang
anggap tidak ada kalor yang berpindah ke di panaskan dengan menggunakan
lilin[3]
atau dari logam lain.
Laju konduksi kalor yang mengalir dalam suatu batang sepanjang L dengan luas
penampang A dipengaruhi oleh :
a. Beda suhu diantara kedua permukaan, semakin tinggi beda suhu maka semakin
cepat kalor mengalir.
b. Luas permukaan batang, semakin luas suatu penampang semakin cepat laju
kalor konduksinya.
c. Konduktivitas termal bahan, merupakan kemampuan termal bahan untuk
menghantarkan panas. Semakin besar nilai konduktivitas bahan semakin cepat
laju konduksi kalornya.
d. Tebal logam atau panjang logam, semakin lama laju kalor konduksinya.

Kalor yang mengalir dalam batang per satuan waktu dapat dinyatakan dalam
hubungan:

𝑄 𝑘𝐴∆𝑇
𝐻= =
𝑡 𝑙 (5.28)

𝑄
𝐻=
𝑡 (5.29)
𝑘𝐴 𝑇2 𝑇1
=
𝑙
dengan:
= jumlah kalor yang mengalir per satuan waktu (J/s atau Watt)

141
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

K = koefisien konduktivitas termal bahan (W/m )


A = Luas penghantar penampang (m2)
∆ = Perbedaan suhu pada ujung penghantar ( )
T1 = Ujung logam yang bersuhu lebih rendah (
T2 = Ujung logam yang bersuhu lebih tinggi (

Besarnya kalor yang dipindahkan secara konduksi tiap satu satuan waktu
sebanding dengan luas penampang mediumnya, perbedaan suhunya dan berbanding
terbalik dengan panjang mediumnya serta
tergantung pada jenis mediumnya. Dari
penjelasan ini dapat diperoleh perumusan
sebagai berikut.

1. Konduktor , yaitu benda yang dapat


menghantarkan kalor dengan baik. Gambar 5.18 Perak merupakan
konduktor kalor terbaik diantara
Contoh dari konduktor yaitu perak, semua logam. [1]
tembaga, aluminium, emas, grafit,
dan lain-lain.
2. Isolator, benda yang tidak dapat
menghantarkan kalor dengan baik.
Contoh dari isolator yaitu asbes,
karet, plastik, dan lilin. Semua zat
cair kecuali raksa adalah konduktor
yang buruk. Gambar 5.19 Asbes merupakan
konduktor kalor terburuk sehingga
sering dimanfaatkan sebagai atap
rumah.[7]
Dalam kehidupan sehari-hari, contoh peristiwa konduksi ini dapat Anda
temukan saat Anda memasak makanan. Panci yang digunakan untuk memasak akan
mendapatkan panas atau kalor di setiap bagiannya, walaupun bagian panci yang
terkena api hanyalah di bagian bawahnya. Perambatan kalor secara konduksi ini juga
terjadi pada sendok yang digunakan. Oleh karena itu, tangkai sendok penggorengan
dilapisi dengan bahan yang tidak menghantarkan kalor, seperti plastik atau kayu.
Berikut tabel yang menyatakan nilai konduktivitas termal beberapa zat.

142
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Tabel 5.4 Konduktivitas Termal Berbagai Jenis Bahan.[15]

Contoh Soal 5.12

Batang logam dengan panjang 2 meter, memiliki luas penampang 20 cm2 dan
perbedaan temperatur kedua ujungnya 50°C. Jika koefisien konduksi termalnya
0,2 kal/ms°C, tentukanlah jumlah kalor yang dirambatkan per satuan luas per
satuan waktu.
Diketahui :
k = 0,2 kal/ms°C
A = 20 cm2 = 2 × 10 3 m2
l=2m
∆𝑇 = 50°C
Ditanya : H?
Penyelesaian :
𝑄 𝑘𝐴∆𝑇 0,2 𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑠 2 × 10 3 𝑚2 50
𝐻= = =
𝑡 𝑙 2𝑚
𝐻 = 0,01 𝑘𝑎𝑙/𝑠
Jadi laju perpindahan kalor pada logam tersebut adalah 0,01 kal/s

143
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

2) Konveksi
Perambatan kalor yang disertai perpindahan
massa atau perpindahan partikel- partikel zat
perantaranya disebut perpindahan kalor secara aliran
atau konveksi. Rambatan kalor konveksi terjadi pada
fluida atau zat alir, seperti pada zat cair, gas, atau Gambar 5.20 Rambatan
udara. kalor di dalam gas.[3]

Apabila dua sisi yang berhadapan dari silinder pada Gambar 5.20 suhunya
berbeda, akan terjadi aliran kalor dari dinding yang bersuhu Ta ke dinding yang
bersuhu Tb . Besarnya kalor yang merambat tiap satuan waktu, dapat dituliskan
sebagai berikut.

𝑄
𝐻= = ℎ 𝐴 ∆𝑇
𝑡 (5.30)

dengan:

H = jumlah kalor yang mengalir per satuan waktu (J/s atau Watt)
H = koefisien konveksi termal bahan (W/m )
A = Luas penhantar penampang (m2)
∆ = Perbedaan suhu pada ujung penghantar ( )
T1 = Ujung logam yang bersuhu lebih rendah (
T2 = Ujung logam yang bersuhu lebih tinggi (

Contoh Soal 5.13

Suhu udara dalam labor TIK adalah 20°C, sedangkan suhu permukaan jendela
pada ruangan tersebut adalah 30°C. Berapa laju kalor yang diterima oleh kaca
seluas 1,5 m2, jika koefisien konnveksi udara saat itu 1,5× 10 1 𝑘𝑎𝑙/𝑠𝑚2 ℃?
Diketahui :
h = 1,5× 10 1 𝑘𝑎𝑙/𝑠𝑚2 ℃
A = 1,5 m2
∆𝑇 = 30°C-20°C=10°C
Ditanya : H?

144
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Penyelesaian :
𝑄
𝐻= = 𝑘𝐴∆𝑇 = 1,5 × 10 1 𝑘𝑎𝑙/𝑠𝑚2 ℃ 1,5 m2)( 10°C)
𝑡

𝐻 = 2,25 𝑘𝑎𝑙/𝑠
Jadi laju perpindahan kalor konveksi tersebut adalah 2,25 kal/s

Ada dua jenis konveksi yaitu koveksi alami dan konveksi paksa.
1) Konveksi alami
Konveksi alamiah banyak dijumpai di pabrik-pabrik yang menggunakan
cerobong asap. Gas hasil pembakaran memiliki massa jenis lebih kecil daripada massa
jenis udara disekitarnya. Akibatnya, gas hasil pembakaran akan mengalir ke atas.
Tempat yang ditinggalkan oleh gas hasil pembakaran akan diisi oleh udara sekitar
yang memiliki massa jenis lebih besar daripada massa jenis gas yang dihasilkan
pembakaran. Angin laut dan angin darat terjadi berdasarkan konceksi alamiah udara.

a) Angin laut (terjadi di siang hari)


Pada siang hari daratan lebih cepat
panas dari pada lautan. Akibatnya udara di
atas daratan naik, dan kekosongan tersebut
akan digantikan oleh udara yang lebih
dingin dari atas laut yang bertiup ke darat. Gambar 5.21 Angin laut [13]
Maka terjadilah angin laut.
b) Angin darat (terjadi di malam hari)
Pada malam hari daratan lebih cepat
dingin dari pada lautan, karena daratan lebih
cepat melepaskan kalor. Akibatnya udara
panas di lautan naik dan kekosongan
tersebut digantikan oleh udara yang lebih
Gambar 5.22 Angin darat[13]
dingin dari atas daratan yang bertiup ke laut.
Maka terjadilah angin darat.
Angin laut dan angin darat yang dimanfaatkan nelayan untuk berlayar, terjadi
melalui konveksi alamiah udara, dimana pana dipindahkan dari suatu tempat ke tempat
lain dengan pergerakan partikel yang dipindahkan. Pada siang hari, daratan lebih cepat

145
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

panas daripada laut sehingga udara panas di atas daratan naik dan tempatnya
digantikan udara dingin dari atas laut, inilah yang disebut angin laut. Pada malam hari,
terjadi sebaliknya. Daratan lebih cepat dingin daripada laut sehingga udara di atas laut
naik dan tempatnya digantikan oleh udara dari atas daratan yang disebut angin darat.
2) Konveksi paksa
Konveksi paksa banyak digunakan pada sistem pendingin mesin, misal pada
mesin mobil, mesin kapal laut, mesin diesel stasioner, dan kipas angin. Konveksi paksa
seperti pada Gambar 5 dalam sistem pendingin mesin mobil. Air mengalir di sekitar
ruang mesin melalui pipa-pia dibantu oleh pompa air (water pump). Kalor yang
diterima mesin mobil dari hasil proses pembakaran mencapai suhu 1.600 . pada suhu
ini memungkinkan mesin mobil memuai melebihi batas keamanan dan mengakibatkan
bagian-bagian mesin mobil menjadi lemah.
Kerusakan pertama yang sering
dijumpai adalah pada kop silinder mesin
menjadi melengkung. Pengaruh
berikutnya viskositas minyak pelumnas
menjadi rendah (encer). Panas pada
mesin mobil berpindah oleh sirkulasi air
menuju ke radiator. Udara dingin dari
luar mesin ditarik oleh sebuah kipas
untuk mendinginkan air pada radiator

sehingga air yang dingin ini kembali Gambar 5.23 Sistem pendinginan air pada
mengalir dan bersentuhan dengan blok- mobil[15]
blok mesin untuk mengulang sirkulasi berikutnya. Jadi, fungsi radiator adalah menjaga
suhu mesin agar tidak melampaui batas panas yang diizinkan.

146
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

3) Radiasi
Mahari merupakan sumber energi
utama bagi manusia di permukaan bumi
ini. Energi yang dipancarkan Matahari
sampai di Bumi berupa gelombang
elektromagnetik. Cara perambatannya
disebut sebagai radiasi, yang tidak Gambar 5.24 Panas matahari sampai ke
memerlukan adanya medium zat perantara. bumi dan panas dari perapian sampai ke
tubuh kita[11]
Semua benda setiap saat memancarkan
energi radiasi dan jika telah mencapai kesetimbangan termal atau temperatur benda
sama dengan temperatur lingkungan, benda tersebut tidak akan memancarkan radiasi
lagi. Dalam kesetimbangan ini, jumlah energi yang dipancarkan sama dengan jumlah
energi yang diserap oleh benda tersebut.
Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Josef Stefan dan Ludwig Boltzmann,
diperoleh besarnya energi per satuan luas per satuan waktu yang dipancarkan oleh
benda yang bersuhu T, yakni

𝑊 = 𝑒𝜎𝐴𝑇 4
(5.31)
dengan
W = energi yang dipancarkan per satuan luas per satuan waktu (Watt/m2)
e = koefisien emisivitas (0 < e ≤ 1).
= konstanta Stefan–Boltzmann = 5,672 × 10-8 watt/m2 K4
T = Temperatur mutlak benda (K)
A = Luas benda yang memancarkan radiasi

147
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Pojok Informasi

Berjalan di atas api

Bagaimana para pemain debus


tidak pernah merasa takut sama sekali
untuk berjalan di atas api? Sebenarnya hal
ini bukanlah karena ilmu gaib atau apap
pun. Profesor fisika dari University of
Pittsburgh di Johnstown, Amerika Serikat,
David Willey telah membuktikannya
Gambar 5.25 Berjalan di atas api[10]
sendiri.
Pemenang President’s Award for Excellent in Teaching di universitasnya itu
membuktikan bahwa berjalan di atas api bukanlah hal yang mustahil dilakukan. Jalur
api biasanya terbuat dari kayu yang dibakar sampai menjadi bara api. Bara yang
terbakar bisa mencapai suhu 538 derajat celcius. Willey sendiri berjalan di atas bara
yang suhunya mencapai 982 derajat celcius. Kulit kaki bisa tahan terhadap panas
sebesar itu, karena hanya sebagian kecil panas yang mengalir dari bara ke kulit.
Meskipun terbakar, kayu tidak akan sepanas itu dan masih bersifat sebagai konduktor
yang buruk. Dalam keadaan normal, kayu merupakan isolator yang baik sehingga tidak
mengantarkan panas. Lapisan abu yang terbentuk di permukaan kayu juga membantu
menahan aliran panas dari dalam bara ke luar. Itulah mengapa orang berani berjalan di
atas bara tidak akan berani melakukannya di besi yang membara. Karena bersifat
konduktor yang baik, logam yang membara akan terasa sangat panas dan dapat
melukai kulit kaki. Bukan berarti tidak mungkin terbakar sama sekali, karena
perpindahan panas masih bisa terjadi. Jika seseorang berdiri diam di atas bara selama
beberapa waktu, maka orang tersebut pasti akan mendapatkan luka bakar yang cukup
serius.

148
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Contoh Soal
5.14
Sebuah bola tembaga luasnya 20 cm2 dipanaskan hingga berpijar pada suhu
127o C. Jika emisivitasnya e adalah 0,4 dan tetapan Stefan adalah 5,672×10-8
watt/m2K4, hitunglah energi radiasi yang dipancarkan oleh bola tersebut tiap
sekonnya.
Diketahui
𝜎 = 5,672×10-8 watt/m2K4
3
A = 20 cm2 = 2 × 10 m2
𝑇 = 127°C = 400 K
e = 0,4
580,608 J.
Ditanya : W?
Penyelesaian
𝑊 = 𝑒𝜎𝐴𝑇 4 = 0,4 5,67 × 10 8 𝑊/𝑚2 𝐾 4 )( 2 × 10 3 𝑚2 400𝐾 4

8
W = (0,4) 5,67 × 10 258108 𝑊
𝑊 =580,608 W = 580,608 J/s
Jadi, energi radiasi yang dipancarkan oleh bola tersebut tiap sekonnya adalah
580,608 J/s

6 Pengaruh Kalor dan Perpindahan Kalor pada Zat

a. Menaikkan dan menurunkan suhu


Salah satu contoh menaikkan dan menurunkan suhu
dalam kehidupan sehari, yaitu pada air yang dididihkan
dalam panci. Air dan panci akan mendidih jika
dipanaskan dalam waktu yang cukup lama. Tahukah
anda, apakah yang menyebabkan air tersebut mendidih?
Apabila air yang berada dalam suatu panci dipanaskan
maka partikel-partikel air pada dasar panci menerima
kalor lebih dulu sehingga menjadi panas dan suhunya
naik. Gambar 5.26 Air yang
didihkan didalam panci [8]

149
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Partikel yang suhunya tinggi akan bergerak ke atas karena massa jenisnya
lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis partikel yang suhunya lebih rendah,
sedang partikel yang suhunya rendah akan turun dan mengisi tempat yang
ditinggalkan oleh air panas yang naik tersebut. Partikel air yang turun akan
menerima kalor dan menjadi panas.
Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi kimia
yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan
air. Sewaktu air dipanaskan, air menerima energi panas dari apai melalui panci yang
mewadahinya. Air menerima energi panas, ditandai dengan adanya kenaikan suhu.
Semakin besar energi panas, semakin besar pula kenaikan suhu pada air.

b. Perubahan Wujud Zat.


Perlu diketahu bahwa, kalor tidak hanya
bisa menaikan suhu zat, kalor bisa juga bisa
mengalami perubahan pada bentuk zat. bentuk zat
ada tiga, yakni padat, cair, serta gas. Es adalah satu
diantara contoh dari bentuk zat padat. Es dipanaskan
artinya es di beri daya kalor. Lantaran es diberi daya
kalor, suhunya jadi naik, maka es mencair atau Gambar 5.27 Es batu yang
melebur jadi air. Pergantian bentuk zat ini mencair. [5]

dimaksud mencair atau melebur.


Zat dapat berubah wujud karena adanya pengaruh suhu. Pada dasarnya,
perubahan suhu zat akan menyebabkan terjadinya perubahan susunan partikel-partikel
zat tersebut. Dalam hal ini, jika suatu zat padat dipanaskan hingga mempunyai suhu
yang tinggi, maka jarak antarpartikel zat tersebut akan semakin renggang seiring
dengan semakin tingginya suhu. Pada suhu tertentu,susunan partikel zat tersebut
menyebabkan zat berubah menjadi cair.
Jika suatu zat dipanaskan, maka partikel-partikel zat tersebut akan menyerap
energi panas (kalor). Energi panas ini kemudian digunakan oleh partikel-partikel
tersebut untuk bergetar dengan cepat dan bergerak saling menjauh, sehingga pada
keadaan tertentu keadaan zat tersebut akan berubah wujud menjadi cair.

150
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

c. Pemuaian
Pernahkah kamu memperhatikan rel kereta api?
Ada yang unik pada desain tersebut, yaitu
adanya celah yang sengaja dibuat. Apa ya
fungsinya kira-kira? Ternyata ada diberikan
celah di antara dua rel kereta api agar tidak
mmengalami pemuaian di siang hari yang
panas. Jika rel tidak dibuat renggang, maka
hasilnya rel akan melengkung, bisa membuat
kereta bergoyang-goyang atau anjlok jika
terlalu melengkung. Namun, jika rel renggang,
maka rel akan lurus, rapat, dan rapi sehingga Gambar 5.28 Celah rel kereta api
pada saat malam dan siang hari [6]
kereta dapat melaju dengan kecepatan tinggi.
Pada rel kereta api digunakan besi baja untuk rel kereta api juga harus
dipasang renggang berongga untuk mencegah terjadinya kecelakaan kereta api yang
disebabkan oleh relnya melengkung akibat pemuaian dari pemanasan di siang hari.
Konsep rongga atau celah di antara besi itu menggunakan penghitungan dan
memperhatikan sifat pemuaian dan penyusutan benda padat yang bisa disebabkan oleh
perubahan suhu.
Rel kereta apai dibuat dari besi baja yang saling disambungkan satu dengan
yang lainnya. Selama proses penyambungan, ahli konstruksi harus benar-benar
memperhitungkan sifat pemuaian dan penyusutan besi baja karena adanya perubahan
suhu, baik di siang hari yang panas maupun di malam hari yang dingin.
Supaya sambungan besi baja tidak melengkung akibat pemuaian atau pun penyusutan,
maka sambungan-sambungan besi baja tidak boleh dipasang rapat satu dengan yang
lainnya. Harus ada rongga yang cukup di antara sambungan-sambungan tersebut agar
nggak timbul kerusakan pada jembatan dan jalan yang disebabkan pemuaian dan
penyusutan besi baja tersebut.

151
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Perlu diketahui bahwa pada setiap


komponen mempengaruhi kualitas rel KA itu
sendiri. Gambar 5.30 adalah skema konstruksi
jalan rel KA beserta komponen-komponennya
sebagai berikut:
1) Batangan besi baja
Batang rel terbuat dari besi ataupun baja
bertekanan tinggi, dan juga mengandung
karbon, mangan, dan silikon. Batang rel khusus Gambar 5.29 skema konstruksi
jalan rel KA beserta komponen-
dibuat agar dapat menahan beban berat (axle komponennya. [6]
load) dari rangkaian KA yang berjalan di
atasnya.
2) Bantalan rel
Bantalan rel (sleepers) dipasang sebagai landasan dimana batang rel diletakkan
dan ditambatkan. Berikut ini fungsi pemasangan bantalan rel pada kereta api:
a) Untuk meletakkan dan menambat batang rel
b) Menjaga kelebaran trek (track gauge, adalah ukuran lebar trek rel.
Indonesia memiliki track gauge 1067 mm) agar selalu konstan, dengan
kata lain agar batang rel tidak meregang atau menyempit.
c) Menumpu batang rel agar tidak melengkung ke bawah saat dilewati
rangkaian KA,
d) Mentransfer axle load yang diterima dari batang rel dan plat landas untuk
disebarkan ke lapisan batu ballast di bawahnya.
Oleh karena itu bantalan harus cukup kuat untuk menahan batang rel agar tidak
bergeser, sekaligus kuat untuk menahan beban rangkaian KA. Bantalan dipasang
melintang dari posisi rel pada jarak antarbantalan maksimal 60 cm.
3) Plat landas
Fungsi plat landas selain sebagai tempat perletakan batang rel dan juga lubang
penambat, juga untuk melindungi permukaan bantalan dari kerusakan karena tindihan
batang rel, dan sekaligus untuk mentransfer axle load yang diterima dari rel di atasnya
ke bantalan yang ada tepat dibawahnya.

152
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

4) Penambat rel
Fungsinya untuk menambat/mengaitkan batang rel dengan bantalan yang
menjadi tumpuan batang rel tersebut, agar batang rel tetap menyatu pada bantalannya,
dan menjaga kelebaran trek (track gauge).
5) Plat besi penyambung
Plat besi penyambung merupakan plat
besi dengan panjang sekitar 50-60 cm, yang
berfungsi untuk menyambung dua
segmen/potongan batang rel. Pada plat
tersebut terdapat 4 atau 6 lubang untuk tempat
skrup/baut (Bolt) penyambung serta mur-nya
(Nut). Batang rel biasanya hanya memiliki
panjang sekitar 20-25 meter tiap potongnya, Gambar 5.30 Macam-macam plat
penyambung [6]
sehingga perlu komponen penyambung
berupa plat besi penyambung beserta bautnya. Pada setiap sambungan rel, terdapat
celah pemuaian (Expansion Space), sehingga saat rangkaian KA lewat akan terdengar
bunyi “jeg-jeg…jeg-jeg” dari bunyi roda KA yang melewati celah pemuaian tersebut.
Penyambungan rel menggunakan komponen-komponen di atas dikenal sebagai
Metode Sambungan Tradisional (Conventional Jointed Rails). Sedangkan dewasa ini
telah dikenal metode penyambungan rel dengan Las Termit, yang disebut dengan
Continuous Welded Rails (CWR). Dengan metode CWR, tiap 2 sampai 4 potong
batang rel dapat dilas menjadi satu rel yang panjang tanpa diberi celah pemuaian,
sehingga tiap CWR memiliki panjang sekitar 40-100 m.
CWR biasanya diterapkan pada jalur dengan kecepatan laju KA yang tinggi,
karena permukaan rel menjadi lebih rata dan halus sehingga rangkaian KA dapat lewat
dengan lebih nyaman. Penerapan CWR juga mengurangi resiko rusaknya roda KA,
karena roda KA akan “njeglong” atau “tersandung” saat melewati celah pemuaian.
Lalu bagaimana dengan pemuaian batang rel? hal ini dapat disiasati dengan
menggunakan penambat elastis yang mampu menahan gerakan pemuaian batang rel
(gerakan mendatar dimana batang rel akan meregang saat panas dan menyusut saat
dingin). Jika penambatnya berupa penambat kaku, bisa disiasati dengan memasang rail
anchor.

153
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

6) Rel anchor
Satu lagi komponen trek rel KA
yakni rail anchor (anti creep). Rail
anchor digunakan pada rel yang
disambung secara CWR. Fungsinya
untuk menahan gerakan pemuaian batang
rel, karena pada sambungan CWR tidak
Gambar 5.31 Rail anchor saat dipasang di
terdapat celah pemuaian. trek rel. [6]
Pada gambar di bawah, rail anchor dipasang di bawah permukaan batang rel
tepat disamping bantalan agar dapat menahan gerakan pemuaian rel. Rail anchor tidak
dipasang pada rel yang ditambat dengan penambat elastic, karena fungsinya sama
seperti penambat elastis, yakni untuk mencegah gerakan pemuaian batang rel. Jadi, rail
anchor dipasang bersama dengan penambat kaku pada bantalan kayu atau besi.
d. Perpindahan kalor
1) Proses pembuatan garam
Proses pembuatan garam dapur dapat
dilakukan melalui mengumpulkan air laut ke
suatu kolam seperti tambak di tepi pantai.
Kemudian dengan bantuan sinar matahari, air
laut itu akan diuapkan hingga kristal NaCl-nya
tertinggal di tambak. Kemudian para petani
garam, mengumpulkan Kristal-kristal tersebut,
dicuci ulang agar bersih, lalu dijemur kembali. Gambar 5.32 Pembuatan gram
Proses pencucian pada garam dapur yang menghasilkan butiran kecil
dan pemurniannya tersebut setelah dikumpulkan dari laut, dilakukan berulang kali
hingga kotorannya benar-benar hilang. Setelah bersih, garam tersebut di bawa ke
pabrik untuk ditambahkan yodium dan di aduk secara merata.
2) Proses pengeringan pakaian
Sebenarnya faktor panas matahari bukanlah faktor utama dalam urusan
jemur menjemur baju. Melainkan, adanya perpindahan massa yang terjadi antara air
dalam baju menuju udara. Contoh faktor yang paling utama adalah hembusan angin
dan kelembapan udara. Mengapa bisa begitu?

154
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Hal ini dikarenakan adanya


“titik keseimbangan”. Jika kalian
pernah mencoba mencampurkan larutan
warna dengan air tanpa diaduk, maka
pada akhirnya campuran tersebut akan
memiliki warna yang sama. Itulah
contoh fenomena dari titik
keseimbangan.Sama seperti halnya
pakaian yang dijemur di dalam Gambar 5.23 Ilustrasi pengeringan pakaian
ruangan tanpa sinar matahari akan
tetap bisa kering. Dalam kondisi ini, hal yang paling mempengaruhi adalah
kelembapan udara.
Kelembapan udara adalah banyaknya kandungan air di udara. Tingkat
kelembapan dalam pakaian sangat tinggi dengan tingkat kelembapan udara sekitar,
sehingga mengakibatkan perpindahan massa antara air di baju menuju udara. Hal ini
terjadi karena hukum perpindahan. Tingkat kelembapan air dalam baju sangat tinggi
sehingga air berpindah menuju udara untuk menyamakan kondisinya atau menuju
keadaan setimbang. Itulah mengapa baju tetap bisa kering walaupun dijemur di dalam
ruangan.
Jika dijemur dibawah sinar matahari maka proses penjemuran akan selesai
lebih cepat karena energi panas yang diberikan oleh matahari mengakibatkan suhu
udara meningkat. Meningkatnya suhu udara akan membuat air menguap lebih cepat
dan molekul air akan lebih cepat berpindah ke udara.

155
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

D Latihan

1. 500 gram es bersuhu −12oC dipanaskan hingga suhu −2oC. Jika kalor jenis es
adalah 0,5 kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam
satuan joule!
2. 500 gram es bersuhu −10oC hendak dicairkan hingga menjadi air yang bersuhu
5oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, kalor lebur es adalah 80 kal/gr, dan
kalor jenis air 1 kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan!

3. Sepotong es bermassa 100 gram bersuhu 0°C dimasukkan kedalam secangkir


air bermassa 200 gram bersuhu 50°C.

Jika kalor jenis air adalah 1 kal/gr°C, kalor jenis es 0,5 kal/gr°C, kalor lebur es
80 kal/gr dan cangkir dianggap tidak menyerap kalor, berapa suhu akhir
campuran antara es dan air tersebut?

4. Perhatikan gambar berikut! Dua buah logam terbuat dari bahan yang sama
disambungkan.

Jika panjang logam P adalah dua kali panjang logam Q tentukan suhu pada
sambungan antara kedua logam!

156
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

5. Sebuah jendela kaca suatu ruangan tingginya 2 m, lebarnya 1,5 m dan tebalnya
6 mm. Suhu di permukaan dalam dan permukaan luar kaca masing-masing
27°C dan 37°C.

Jika konduktivitas termal = 8 x 10−1 Wm−1K−1, tentukan jumlah kalor yang


mengalir ke dalam ruangan melalui jendela itu setiap sekon !

E Evaluasi

1. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda bergantung pada ....
A. massa benda, suhu awal, suhu akhir
B. massa benda dan jenis benda
C. jenis benda dan kenaikan suhu
D. massa benda, jenis benda dan kenaikan suhu
E. kenaikan suhu dan lama pemanasan
2. Untuk menaikkan suhu 0,5 kg suatu zat cair yang kalor jenis-nya 400 J/kg.oC dari
28oC menjadi 38 diperlukan kalor sebesar...
A. 0,2 kJ B. 0,4 kJ C. 2,0 kJ D. 4,0 kJ E. 4,5 kJ

157
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

3. Jika suatu zat mempunyai kalor jenis tinggi, maka zat tersebut ....
A. lambat naik suhunya jika dipanaskan
B. cepat naik suhunya jika dipanaskan
C. lambat mendidih
D. cepat mendidih
E. cepat lebur
4. Zat cair yang massanya 10 kg dipanaskan dari suhu 25oC menjadi 75oC
memerlukan panas sebesar 4.105 joule. Kalor jenis zat cair tersebut adalah...
A. 200 J/kg.oC D. 800 J/kg.oC
B. 400 J/kg.oC E. 1000 J/kg.oC
C. 600 J/kg.oC
5. Kalor jenis suatu zat bergantung pada
A. massa benda
B. temperatur benda
C. volume benda
D. jenis zatnya
E. banyaknya kalor yang diserap
6. Pada saat air berubah wujud menjadi es maka akan terjadi perubahan ....
A. massa B. Temperatur C. tekanan D. berat E. massa
jenis
7. Sebongkah es bermassa 0,4 kg pada suhu 0oC. Banyak kalor yang dibutuhkan
untuk melebur es menjadi air jika kalor lebur es 80 kal/gr adalah...
A. 20 kalori
B. 32 kalori
C. 2000 kalori
D. 3200 kalori
E. 32.000 kalori
8. Kalor yang dibutuhkan untuk mengubah suhu 900 gram es dari suhu – 10 oC
hingga seluruhnya menjadi air bersuhu 20oC adalah...(kalor jenis air = 1 kal/gr.oC,
kalor jenis es = 0,5 kal/gr.oC, kalor lebur es = 80 kal/gr.oC
A. 1.800 kal
B. 4.500 kal

158
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

C. 7.200 kal
D. 13.500 kal
E. 20.000 kal
9. Grafik dibawah ini menunjukkan hubungan antara suhu (T) denga kalor (Q) yang
diberikan pada 1 gram zat padat.

Kalor lebur zat tersebut adalah...


A. 71 kalori/gram
B. 79 kalori/gram
C. 80 kalori/gram
D. 81 kalori/gram
E. 150 kalori/gram
10. Lima puluh gram es pada suhu 0 dimasukkan ke dalam 200 gram air yang
bersuhu 20 C. Jika kalor lebur es = 80 kal/g dan kalor jenis air 1 kal/g C, suhu
akhir campuran adalah ....
A. 0 C
B. 1,8 C
D. 2 C
E. 3,3 C
C. 5
11. Pernyataan berikut ini yang benar, kecuali ....
A. es yang sedang mencair melepaskan kalor
B. air selalu mendidih pada temperatur 100°C
C. pada temperatur 0°C air selalu berwujud padat
D. uap yang sedang mengembun akan menyerap kalor
E. pada temperatur di bawah nol, air belum membeku

159
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

12. Lima kilogram es bersuhu - 22 C dipanaskan sampai seluruh es mencair dengan


suhu 0 C. Jika kalor laten es 333 kJ/kg dan kalor jenis es 2100 J/kg C maka jumlah
kalor yang dibutuhkan adalah...
A. 1496 kJ
B. 1596 kJ
C. 1696 kJ
D. 1796 kJ
E. 1896 Kj
13. Untuk meleburkan 3 kg zat padat menjadi cair seluruhnya diperlukan kalor 6.804 .
102 Joule. Kalor lebur zat tersebut adalah..
A. 1.134 J/kg
B. 2.268 J/kg
C. 3.402 J/kg
D. 113.400 J/kg
E. 226.800 J/kg
14. Dalam botol termos terdapat 230 gram kopi pada suhu 90 C. Ditambahkan susu
sebanyak 20 gram bersuhu 5 C. Berapakah suhu campuran? (misalkan tidak ada
kalor pencampuran maupun kalor yang terserap botol termos dan kalor jenis kopi
= susu = air = 1,00 kal/g C)
A. 5 C B. 20 C. 47 D. 83 E. 90 OC
15. Perpindahan kalor secara merambat pada partikel benda yang dipanaskan disebut
A. konveksi
B. radiasi
C. kohesi
D. konduksi
E. Turbulensi
16. Bila terkena pancaran matahari kenaikan suhu lautan lebih lambat daripada
kenaikan suhu daratan, karena:
(1) kalor jenis air lebih besar,
(2) warna daratan lebih kelam,
(3) air lautan selalu bergerak, dan
(4) air lautan penyerap kalor yang baik.

160
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

Pernyataan yang benar adalah … .


A. (1), (2), dan (3)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (4) b. (1) dan (3)
E. (1), (2), (3) dan (4)
17. Dua batang logam A dan B yang mempunyai ukuran sama disambung satu sama
lain pada salah satu ujungnya. Jika suhu ujung bebas logam A dan ujung bebas
logam B berturut-turut adalah 210OC dan 30OC serta koefisien konduksi kalor
logam A = 2 kali koefisien konduksi kalor logam B, maka suhu pada sambungan
tersebut adalah ....
A. 160 C
B. 150 C
C. 120 C
D. 100 C
E. 80 C
18. Sepotong es yang massanya 1 kg, suhunya –40OC dimasukkan ke dalam 2 liter air
bersuhu 20OC. Jika diketahui kalor jenis es 0,5 kal/grOC dan kalor lebur es = 80
kal/gr, maka dapat disimpulkan bahwa ....
A. es dapat cepat mencair semua dengan suhu akhir 0 C
B. 25% es mencair dan suhu akhir 0 C
C. temperatur akhir –20 C
D. 25% air membeku dan suhu akhir 0 C
E. suhu akhir 70 C
19. Dua batang logam sejenis A dan B penampangnya berbanding 2:1, sedang
panjangnya berbanding 4:3. Bila beda suhu ujung-ujung kedua batang sama,
maka jumlah rambatan kalor tiap satuan waktu pada A dan B berbanding ....
A. 2 : 3 B. 3 : 8 C. 3 : 2 D. 1 : 1 E. 8 : 3
20. Jumlah kalor yang dipancarkan oleh sebuah benda suhunya lebih besar dari 0 K,
berbanding lurus dengan ….
A. suhunya
B. pangkat dua dari suhunya
161
Buku Ajar Fisika Kelas XI Semester 2

C. suhu sekelilingnya
D. massa benda itu
E. luas permukaan benda

162

Anda mungkin juga menyukai