Anda di halaman 1dari 9

Nama: Ni Made Ita Dwi Jayani

Npm: 1952011046

LEGAL OPINION

MBKM BATCH IV

1. Permasalahan atau Fakta Hukum yang Terjadi


➢ Bahwa PT Optik Abyakta Rahayu yang merupakan perusahaan di bidang industri
pembuatan frame dan lensa kacamata yang beralamat di Jalan Tamansiswa Nomor 158,
Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta yang didirikan oleh Zufarendra
Noviantama dan Doni Purnama mengalami penurunan pada rentang tahun 2019 sampai
tahun 2020.
➢ Bahwa Zufarendra Noviantama selaku direktur utama PT Optik Abyakta Rahayu bersama
dengan Putri Pramesti selaku Direktur Produksi dan Pengembangan melakukan pertemuan
dengan Robert Maddison seorang WNA berkewarganegaraan Inggris dan merupakan
kawan lama dari Zufarendra Noviantama yang berlokasi di Caffe Aurora yang terletak di
Jalan Fatmawati Nomor 20, Cilandak, Jakarta Selatan pada tanggal 21 Januari 2021.
➢ Bahwa Robert Maddison dan Zufarendran Noviantama meruapakan berteman ketika
berkuliah di salah satu Universitas di Kota Manchester, Inggris yang bekerja di perusahaan
bernama Alphabets Group Ltd yang berkedudukan di Inggris di bidang Lifewear dan
Managing Director pada Alphabets Group Ltd bernama Arthur Best.
➢ Bahwa dalam pertemuan tersebut Zufarendra Noviantama berdiskusi dengan Robert
Maddison mengenai produk frame dan leensa kacamata yang memungkinkan banyak dicari
oleh masyarakat Indonesia.
➢ Bahwa Robert Maddison menceritakan jenis frame yang akan popular adalah kacamata
dengan frame berbahan polimer dikarenakan sifatnya ringan, fleksibel, dan modal
kacamata lipat yang mudah dibawa.
➢ Bahwa Robert Maddison menceritakan kepada Zufarendra Noviantama mengenai
kacamata lipat rancaangan ide Robbert Maddison bersama Arqi Miftahzen Reza dan
Evichena yang berencana memproduksi kacamata yang bernama Majesty Sunglasses.
➢ Bahwa Majesty Sunglasses adalah suatu kacamata lipat (Foldable Sunglasses) dengan
frame polimer yang sifatnya berbahan polimer yang sifatnya fleksibel dan dikombinasikan
dengan lensa bluecromic sekaligus dilengkapi anti radiasi, blueray, anti ultraviolet (UV)
serta dapat berubah warna di dalam dan di luar ruangan ketika terkena sinar matahari. Lensa
ini juga memiliki tingkat proteksi sebesar 99% terhadap sinar matahari.
➢ Bahwa kacamata tersebut menggunakan lensa yang memiliki tingkat proteksi sebesar 99%
terhadap sinar matahari. Kemudian kacamata tersebut ingin ia (Robert Maddison) buat
dengan cara mendirikan anak perusahaan dari Alphabets Group Ltd di Indonesia.
➢ Bahwa Robert Maddison mengklaim jika kacamata Majesty Sunglasses hasil inovasinya
merupakan suatu hal baru yang belum pernah dibuat dan diproduksi di dunia. Oleh karena
itu, Robert Maddison berencana untuk memproduksinya di Indonesia dikarenakan melihat
target pasar yang besar yakni kaum milenial, Ia juga berniat untuk mendaftarkannya di
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.
➢ Bahwa setelah mendengar cerita dari Robert Maddison bersama Arqi Miftahzen Reza dan
Evichena mengenai ide rancangan kacamata tersebut, Zufarendra Noviantama memiliki
suatu niat dan membohongi Robert Maddison dengan mengatakan kepada Robert
Maddison jika ia tidak bisa mendaftarkan inovasi produk kacamatanya di Indonesia
dikarenakan Robert Maddison merupakan warga negara asing dan menyarankan agar
mendaftarkan di negara asalnya saja.
➢ Bahwa Robert Maddison melakukan pertemuan dengan Richard Amran seorang konsultan
hukum Hak Kekayaan Intelektual untuk memperjelas informasi mengenai pendaftaran
inovasi produk kacamatanya di Direktorat Jenderak Kekayaan Intelektual dan konsultan
hukumnya mengatakan jika warga negara asing dapat mendaftarkan produknya di
Indonesia.
➢ Bahwa pada bulan Februari 2021 Alphabets Group Ltd diwakili Arthur Best bersama
dengan Robert Maddison mendirikan PT Vigrid Alphabet Indonesia yang berkedudukan di
Indonesia beralamat di Jalan Salemba Raya, Nomor 32, Kota Jakarta Pusat yang bergerak
di bidang pembuatan berbagai macam jenis dan model frame kacamata.
➢ Bahwa Robert Maddison menjabat sebagai Direktur Utama.dari PT Vigrid Alphabet
Indonesia yang merupakan perusahaan subsidiary dari Alphabets Group Ltd.
➢ Bahwa PT Vigrid Alphabets Indonesia adalah badan hukum yang sah menurut hukum
Indonesia yang akta pendiriannya dibuat dihadapan Azka Yafina, S.H., M.Kn. Notaris di
Jakarta dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
➢ Bahwa pada bulan Maret 2021, setelah berdirinya PT Vigrid Alphabet Indonesia Robert
Maddison bersama dengan Evichena dan Arqi Miftahzen Reza mendaftarkan segala
rancangan berupa gambar kacamata dan mekanisme pembuatan kacamata lipat (Foldable
Sunglasses) ke Direktorat Jenderal kekayaan Intelektual.
➢ Bahwa Robert Maddison sambil menunggu hasil pendaftaran, membuat aturan internal
perusahaan demi menjaga produk kacamata yang mereka rancang.
➢ Bahwa Robert Maddison bersama dengan Evichena dan Arqi Miftahzen Reza mendapatkan
sertifikat hak kekayaan intelektual atas nama mereka bertiga.
➢ Bahwa pada tanggal 12 Oktober 2021 Robert Maddison, bersama dengan Arqi Miftahzen
Reza dan Evichena membuat perjanjian lisensi dengan PT Vigrid Alphabet Indonesia
terkait dengan blue print berupa gambar kacamata lipat, mekanisme pembuatan kacamata
lipat (Foldable Sunglasses) dan cara membuat lensa dengan tingkat proteksi sebesar 99%
terhadap sinar matahari dan PT Vigrid Alphabet Indonesia yang diwakili Robert Maddison
pada akhir bulan Oktober 2021 mendaftarkan hal tersebut di Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual dan telah diumumkan.
➢ Bahwa nama Majesty Sunglasses sudah didaftarkan oleh Alphabets Group Ltd. di
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual pada tahun 2020 di kelas 9 dan kelas 35 dan
dilisensikan kepada PT Vigrid Alphabets Indonesia, kemudian PT Vigrid Alphabets
Indonesia mulai memproduksi serta menjual kacamata tersebut.
➢ Bahwa setelah Zufarendra Noviantama melakukan pertemuan dengan Robert Madison,
pada tanggal 20 Februari 2021 di Caffe Garasi di Jalan Kaliurang KM 9.20, Sleman,
Yogyakarta, Zufarendra Noviantama juga melakukan pertemuan dengan Arqi Miftahzen
Reza selaku orang kepercayaan Robert Madison.
➢ Bahwa Arqi Miftahzen Reza mau bertemu dengan Zufarendra Noviantama dikarenakan
tidak terlepas dari iming– iming keuntungan sebesar 10% dari produksi kacamata yang
akan dibuat Zufarendra Noviantama.
➢ Bahwa Arqi Miftahzen Reza telah memberitahu lebih jauh mengenai kacamata Majesty
Sunglasses kepada Zufarendra Noviantama.
➢ Bahwa Zufrarendra Noviantama melakukan pertemuan kembali dengan Arqi Miftahzen
Reza untuk menjelaskan mengenai lensa pada kacamata tersebut pada tanggal 21 Februari
2021 di Caffe Undercover di Jalan Kaliurang KM 18, Sleman, Yogyakarta.
➢ Bahwa setelah Zufrarendra bertemu dengan Arqi Miftahzen, Zufarendra Noviantama
mengadakan pertemuan internal dengan Putri Pramesti selaku Direktur Produksi dan
Pengembangan PT Optik Abyakta Rahayu untuk membahas produksi kacamata baru
dengan model kacamata lipat (Foldable Sunglasses) pada tanggal 1 Maret 2021 bertempat
di PT Optik Abyakta Rahayu.
➢ Bahwa dalam pertemuan antara Zufarendra Noviantama dengan Putri Pramesti
merencanakan kacamata dengan frame berbahan polimer yang bersifat fleksibel dan
dikombinasikan dengan lensa bluecromic yang dilengkapi anti radiasi, blueray, anti
Ultraviolet (UV) serta dapat berubah warna di dalam dan di luar ruangan ketika terkena
sinar matahari serta memiliki lensa dengan tingkat proteksi sebesar 99% terhadap sinar
matahari dan Putri Pramesti sepakat dengan ide dari Zufarendra Noviantama.
➢ Bahwa Zufarendra Noviantama dengan iktikad buruknya memerintahkan Putri Pramesti
untuk membuat blue print sebelum memproduksi kacamata tersebut, lalu ia mendaftarkan
kacamatanya dengan nosepad berbahan silicon yang memiliki perbedaan dengan
Majesty Sunglasses yang sudah dibuat oleh Robert Madisson ke Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual.
➢ Bahwa pada tanggal 15 Januari 2022, Zufarendra Noviantama selaku Direktur Utama PT
Optik Abyakta Rahayu memerintahkan Putri Pramesti untuk memulai memproduksi
kacamata lipat yang dapat dilipat (Foldable Sunglasses) dengan basic design dari
Majesty Sunglasses yang memiliki lensa dengan tingkat proteksi sebesar 99% terhadap
sinar matahari yang kemudian dimodifikasi dengan frame berbahan setengah polimer dan
setengah kayu dengan nosepad berbahan silicon.
➢ Bahwa Zufarendra Noviantama memerintakan kepada Nurhilmi selaku direktur pemasaran
untuk mengagendakan pertemuan dengan Direktur Utama Long Jinzi Group Ltd. yang
merupakan perusahaan kacamata di Cina.
➢ Bahwa pada tanggal 20 Januari 2022 Zufarendra Noviantama bertemu dengan Fathoni
Mubarok selaku Direktur Utama Long Jinzi Group Ltd. di Jl. KH. Wahid Hasyim No. 59,
Jakarta Pusat untuk membahas mengenai lisensi merek yang ditawarkan dan akhirnya
menyepakati perjanjian lisensi merek antara PT Optik Abyakta Rahayu dengan Long
Jinzi Group Ltd. dengan nama Majezty Sunglasses.
➢ Bahwa pada tanggal 28 Januari 2022 Zufarendra Noviantama memerintahkan kepada
Nurhilmi untuk memulai menjual kacamata lipat dengan nama Majezty Sunglasses.
➢ Bahwa dari penjualan kacamata ini mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat
Indonesia dimana PT Optik Abyakta Rahayu mendapat keuntungan sebanyak 5 (lima) kali
lipat sebesar Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah) dari penjualan
kacamata sebelumnya serta dapat menjual hingga ke mancanegara yakni Malaysia,
Thailand dan Brunei Darussalam
➢ Bahwa pada awal tahun 2022, Robert Maddison menonton berita di televisi merasa kaget
melihat Zufarendra Noviantama, Putri Pramesti, dan Nurhilmi sedang diwawancarai oleh
reporter stasiun televisi terbesar di Indonesia, dikarenakan viralnya kacamata buatan PT
Optik Abyakta Rahayu yang diklaim sebagai ide dari mereka.
➢ Bahwa setelah Robert Maddison menonton berita di televisi tersebut ia merasa dirugikan
dan kemudian memerintahkan Evichena selaku Direktur Produksi dan Pengembangan di
PT. Virgid Alphabets Indonesia untuk melakukan pengecekan kacamata yang sudah dibuat
oleh PT Optik Abyakta Rahayu dan hasilnya terdapat kesamaan.
➢ Bahwa setelah adanya pengecekan dan terdapat kesamaan, maka Robert Maddison
memberikan somasi kepada PT Optik Abyakta Rahayu sebanyak 3 kali akan tetapi tidak
pernah direspon.
➢ Bahwa dikarenakan tidak adanya itikad baik, maka Robert Maddison melalui Richard
Amran melaporkan permasalahan tersebut ke pihak yang berwenang.

2. Undang-Undang Atau Dasar Hukum yang Digunakan


1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis
2) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang
3) Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
4) Pedoman Penjelasan Pasal 23 UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
3. Argumentasi Hukum
Kasus ini merupakan Kejahatan HKI yaitu merek dan membocorkan rahasia dagang.
Dimana pengertian dari merek berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Merek dan Indikasi Geografis yang selanjutnya disebut dengan UU MIG. Merek adalah tanda
yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan
warna, dalam bentuk 2 dimensi dan/atau 3 dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2
atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang
atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa. Dan pengertian dari
rahasia dagang berdasarkan Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Rahasia dagang yang disingkat dengan UU Rahasia Dagang, Rahasia Dagang adalah
informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai
nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiannya oleh pemilik
raasia dagang. Selain itu kasus ini juga termasuk kedalam Perbuatan Melawan Hukum.
Berdasarkan UU MIG mengenai makna dari ‘persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya’ yang dijelaskan dalam Penjelasan Pasal 21 Ayat (1) yaitu: “Yang dimaksud
dengan “persamaan pada pokoknya adalah kemiripan yang disebabkan oleh adanya unsur
yang dominan antara merek yang satu dengan merek yang lain sehingga menimbulkan kesan
adanya persamaan, baik mengenai bentuk, cara penulisan atau kombinasi antara unsur,
maupun persamaan bunyi ucapan, yang terdapat dalam merek tersebut”. dari kasus antara
PT Vigrid Alphabet Indonesia dengan PT Optik Abyakta Rahayu terkait merek kacamata yang
memiliki kemiripan yaitu Majesty Sunglasses (PT Vigrid Alphabet Indonesia) dengan
Majezty Sunglasses (PT Optik Abyakta Rahayu) hanya berbeda satu huruf yaitu huruf s
dengan huruf z. oleh karena itu, maka Robert Madisson dapat mengajukan gugatan melalui
Pengadilan Niaga atas penggunaan tanpa hak atas merek dengan persamaan pada pokoknya
atau keseluruhannya untuk barang dan/atau jasa yang sejenis, berupa gugatan ganti rugi
dan/atau penghentian semua perbuatan penggunaan merek tersebut. Hal tersebut dapat
diajukan oleh Robert Maddison dikarenakan merek Majesty Sunglasses sudah terdaftar di
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual pada tahun 2020 di kelas 9 dan kelas 35 oleh
AlphabetsRobert Maddison telah mendaftarkan mereknya terlebih Group Ltd. dan
dilisensikan kepada PT Vigrid Alphabets Indonesia. Mengenai Sanksi Pidana atas
penggunaan tanpa hak atas merek yang sama dengan merek terdaftar, dapat dikenakan pidana
berdasarkan Pasal 100 Ayat (1) dan (2) UU MIG yang berbunyi:
1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang sama pada
keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa
sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp2 miliar.
2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai
persamaan pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang
dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp2 miliar
Tindak pidana di atas merupakan delik aduan, sehingga hanya bisa diproses apabila ada
pengaduan atau laporan dari pemilik merek terdaftar dan/atau penerima lisensi merek
terdaftar.
Rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau
informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak
diketahui oleh masyarakat umum. Pemilik rahasia dagang memiliki hak untuk menggunakan
rahasia dagang miliknya, memberikan lisensi kepada pihak lain, dan melarang pihak lain
untuk mengungkapkan rahasia dagang kepada pihak ketiga untuk kepentingan komersial.
Pasal 3 Ayat (1) UU Rahasia Dagang mendapat perlindungan jika informasinya bersifat
rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya melalui sejumlah upaya.
Berdasarkan Unsur-Unsur tersebut, maka Robbert Maddison bersama Evichena dan Arqi
Miftahzen Reza telah memenuhi unsur-unsur tersebut yaitu informasinya bersifat rahasia
karena informasi terkait rancangan kacamata dan mekanisme pembuatan kacamata lipat
(Foldable Sunglasses) tersebut hanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak secara umum.
Selain itu, Robert Maddison juga membuat aturan internal perusahaan demi mencegah produk
kacamata yang mereka rancang dan rancangan kacamata tersebut memiliki nilai ekonomi.
Dalam hal pelanggaran rahasia dagang, Penting untuk diketahui bahwa pemegang rahasia
dagang atau penerima lisensi dapat menggugat siapa pun yang dengan sengaja atau tanpa hak
menggunakan rahasia dagang milik orang lain atau memberikan lisensi kepada pihak lain
untuk kepentingan komersial. Gugatan tersebut dapat berupa gugatan ganti rugi dan atau
gugatan untuk penghentian penggunaan rahasia dagang yang dimilikinya. Kemudian, selain
penyelesaian dengan cara gugatan, penyelesaian perselisihan rahasia dagang ini dapat
dilakukan melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa lainnya. Dalam kasus ini,
Arqi Miftahzen Reza telah melanggar aturan internal perusahaan dan juga mengungkapkan
rahasia dagang miliknya bersama Robert Maddison dan Evichena kepada Zufarendra
Noviantama sebagai direktur PT Optik Abyakta Rahayu. Hal tersebut dilakukan karena
terdapat iming-iming keuntungan sebesar 10% dari produksi kacamata yang akan dibuat oleh
Zufarendra Noviantama.
Ketentuan Pasal 15 UU Rahasia Dagang menjelaskan bahwa pelanggaran rahasia
dagang berupa pengungkapan rahasia dagang tidak dianggap sebagai pelanggaran rahasia
dagang apabila:
1) tindakan pengungkapan rahasia dagang atau penggunaannya didasarkan pada kepentingan
pertahanan keamanan, kesehatan, atau keselamatan masyarakat;
2) tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan rahasia dagang milik
orang lain dilakukan semata-mata untuk kepentingan pengembangan lebih lanjut dari
produk yang bersangkutan.
Pelaku pelanggaran rahasia dagang atau barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak
menggunakan rahasia dagang pihak lain dipidana dengan pidana penjara paling lama dua
tahun dan/atau denda paling banyak Rp300 juta.
Berdasarkan Pedoman Penjelasan Pasal 23 UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, mendefinisikan rahasia perusahaan
adalah informasi kegiatan usaha yang tidak pernah dibuka oleh pemiliknya kepada siapapun
juga, kecuali kepada orang-orang yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha pemilik
informasi kegiatan usaha yang dikategorikan sebagai rahasia perusahaan tersebut. oleh karena
itu, maka pelaku usaha dilarang untuk bersekongkol dengan pelaku usaha lain dan/atau pihak
yang terkait dengan pelaku usaha lain untuk mendapatkan informasi mengenai informasi
kegiatan usaha pesaingnya yang diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat. Hal ini dilakukan oleh
Zufarendra Noviantama selaku direktur utama dari PT Optik Abyakta Rahayu yang telah
mencari informasi dari PT Vigrid Alphabets Indonesia melalui Arqi Miftahzen Reza selaku
orang kepercayaan dari Robert Maddison dengan memberikan iming-iming keuntungan
sebesar 10% dari produksi kacamata yang akan dibuat oleh Zufarendra Noviantama, dan hal
tersebut termasuk persaingan yang tidak sehat dan telah membocorkan rahasia dari perusahaan
sehingga pihak perusahaan PT Vigrid Alphabets Indonesia mengalami kerugian atas
perbuatan hukum dari Arqi Miftahzen Reza tersebut dapat digugat atas perbuatan melawan
hukum (PMH). Terkait perbuatan melawan hukum,Pasal 1365 KUHPerdata menyatakan
bahwa tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan
kerugian tersebut.

4. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan atas argumentasi hukum yang sudah dipaparkan diatas dapat
dikenakan sebagai Kejahatan dibidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI), yaitu:
1) Bahwa kasus tersebut termasuk Pelanggaran HKI dam Perbuatan Melawan Hukum,
dimana Zufarendra Noviantama selaku Direktur Utama dari PT Optik Abyakta Rahayu
telah melakukan pelanggaran HKI khususnya pada merek dan indikasi geografis, dan
rahasia dagang dilakukan oleh Arqi Miftahzen Reza dan juga Zufarendra Noviantama.
Selain itu perbuatan mereka termasuk ke dalam PerbuatanMelawan Hukum;
2) Kasus tersebut telah membuat kerugian yang cukup besar terhadap PT Vigrid Alphabet
Indonesia;
3) Berdasarkan kasus tersebut, dapat diajukan gugatan melalui Pengadilan Niaga,
Arbitrase atau Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Anda mungkin juga menyukai