Anda di halaman 1dari 54

“PENGARUH PERSEPSI KUALITAS, CITRA MEREK, KEPERCAYAAN

MEREK, TERHADAP NIAT MEMBELI HELM KYT (Studi kasus di

Surabaya Helmet Gallery Jalan Darmo Surabaya)”

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

MUHAMMAD DUVAN RIZKY SAPUTRA

NIM : 2018210922

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS
SURABAYA
2021

35
2

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyusun makalah ini tepat pada waktunya. proposal penelitian ini membahas

“PENGARUH PERSEPSI KUALITAS, CITRA MEREK, KEPERCAYAAN

MEREK, TERHADAP NIAT MEMBELI HELM KYT (Studi kasus di

Surabaya Helmet Gallery Jalan Darmo Surabaya)”

Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat tantangan dan

hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa

teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini,

semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan baik

dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca

sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan proposal selanjutnya. Akhir kata

semoga proposal ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Surabaya Oktober 12, 2021

Muhammad Duvan Rizky Saputra


3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada bencana nasional berupa

pandemi covid-19. Penyebaran covid-19 tercatat sangat cepat dan masif di

Indonesia. Pandemi covid-19 ini disinyalir bukan hanya menyerang kesehatan,

namun juga ekonomi secara global, tak terkecuali Indonesia. Penurunan ekonomi

masyarakat secara global membuat masyarakat juga. Akibat penurunan ekonomi

mengakibatkan penurunan daya beli masayarakat Menteri PPN / Kepala Bappenas

Suharso Monoarfa pada bulan desember 2020 menyatakan, penurunan daya beli

di sektor industri pariwisata dan manufaktur mencapai Rp 374,4 triliun akibat

pandemi Covid-19. Beliau menjelaskan, hal itu terjadi lantaran terjadi penurunan

utilisasi industri manufaktur dari yang sebelumnya mencapai 76,3 persen sebelum

pandemi, menjadi hanya 55,3 persen sepanjang Januari hingga September 2020.

Hal itu juga menyebabkan pekerja industri manufaktur kehilangan sebanyak 3.700

jam kerja dalam rentang waktu 10 minggu, yang berdampak pada penurunan daya

beli hingga Rp 74 triliun. (https://money.kompas.com/2020/12/28)

Pandemi Covid-19 turut memberikan dampak negatif terhadap segala lini

bisnis, tak terkecuali penjualan helm di Tanah Air. Efek buruk itu salah satunya

dirasakan oleh PT Tarakusuma Indah sebagai produsen helm merek KYT, INK,

MDS, BMC, dan Hiu. Simon Mulyadi, Promotion Manajer PT Tarakusuma Indah
4

menyatakan, bahwa saat ini penjualan helm belum sepenuhnya pulih akibat

pandemi Covid-19. Tetapi hal ini tidak bisa dibiarkan karena mau tidak mau

perushaan harus menghadapi permasalahan ekonomi dengan berbagai macam cara

dan strategi agar perusahaan tetap survive dan berkembang.

PT Tarakusuma Indah sebagai produsen helm merek KYT, INK, MDS,

BMC, dan Hiu, optimis penjualannya akan meningkat seiring diperbolehkannya

ojek online (ojol) mengangkut penumpang. Sebab, penumpang ojol diharuskan

membawa helm sendiri sebagai bentuk pencegahan Covid-19 dari helm yang

dipakai secara bergantian. Hal itu diatur dalam Keputusan Kepala Dinas

Perhubungan Nomor 105 Tahun 2020 tentang Pengendalian Sektor Transportasi

untuk Pencegahan Covid-19 di Masa Transisi Menuju Masyarakat Sehat, Aman,

dan Produktif. Kebijakan tersebut tentunya dapat kembali menggairahkan minat

konsumen untuk membeli helm.

Bagi perusahaan helm, kebijakan tersebut memberikan angin segar dan

merupakan peluang yang baik, khususnya menambah konsumen baru maupun

lama. Dengan diharuskannya penumpang membawa helm sendiri, akan berimbas

terhadap penjualan. Diterapkannya protokol kesehatan membawa helm sendiri

untuk penumpang, turut memengaruhi minat beli konsumen. Karena orang akan

jadi beli helm sendiri-sendiri, tidak tukar pakai helm yang disediakan oleh pihak

ojek online. KYT sebagai merek Helm terkemuka di Tanah Air.

KYT Membuat helm dengan nilai tinggi dengan membuat replica produk helm

premium dengan kualitas yang tinggi dari helm balap premium agar dapat

diterima oleh masyarakat pecinta helm. Masing-masing helm KYT memiliki


5

spesifikasi dari helm umum sampai helm balap professional. Saat ini produk

tersebut memiliki pengembangan yang berbasiss di Itali. Kualitas yang baik

membuat Merek KYT menjadi merek Helm yang paling di kenal di Indonesia hal

terbukti dengan pencapaian penghargaan Top Brand Award 2021 dimana helm

KYT menduduki peringkat satu dengan merek helm paling Top di Indonesia.

enghargaan Top Brans Award untuk helm KYT tidak tahun ini saja sejak tahun

2017 helm KYT selalu menempati Urutan pertama hal ini dapat diketahui dari

Tabel 1.1.

Tabel 1.1.
TOP BRAND AWARD PRODUK HELM 2017-2021
2017 2018 2019 2020 2021
MERK Point Rank Point Rank Point Rank Point Rank Point Rank
KYT 38.3 1 34.6 1 30.3 1 25.9 1 27.1 1
INK 21.7 2 19.6 2 19.6 2 18.7 2 18.2 2
BMC 5.4 4 8.3 4 8.2 4 6.4 4 10.6 3
GM 6.4 3 8.9 3 9.4 3 7.5 3 6.6 4
NHK 1.8 5         4.8 5 3.9 5
MDS 4.6 6                
GMC 4.3 7                
LTD 3.6 8 3.7 5 7.3 5        
Sumber : Top Brand Award, diolah penulis

Kualitas yang tinggi akan produk menjadikan merek produk tersebut

mempunyai citra dan kepeceryaan tinggi hal tersebut akan menimbulkan minat

beli. Minat beli yang ada dalam diri konsumen merupakan hal yang sangat

penting dalam kegiatan pemasaran, minat beli merupakan suatu perilaku

konsumen yang melandasi suatu keputusan pembelian yang hendak dilakukan.

Minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen, dimana konsumen

mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan

pengalaman dalam memilih, menggunakan, dan mengkonsumsi atau bahkan


6

menginginkan suatu produk. Keinginan konsumen pada suatu produk khususnya

helm harus dapat diterjemahkan dengan baik, oleh produsen helm agar produk

helm yang dikeluarkan dapat diterima oleh konsumen..

Merek adalah salah satu faktor penting dalam memasarkan barang yang

dapat juga dijadikan sebagai ciri khas yang menggambarkan karakteristik produk

yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan merek dapat menjadi unggul bersaing

tersendiri bagi perusahannya, dan bukan hanya sekedar nama atau logo pengenal

saja. Setiap perusahaan akan berusaha untuk mempertahankan mereknya agar

keberadaannya dapat diminati dan diakui oleh masyarakat luas. Hanya merek-

merek yang dikelola dengan baik dan profesional yang dapat menarik perhatian

konsumen. Merek yang memiliki nilai lebih tentunya akan mendapat tempat

tersendiri di benak konsumennya. Saat ini, perusahaan-perusahaan mulai

menyadari arti pentingnya merek bagi kesuksesan sebuah produk. Suatu produk

akan sangat mudah untuk ditiru oleh perusahaan lain, akan tetapi sebuah merek

tidak akan mudah untuk ditiru karena setiap merek memiliki karakteristik dan

unikan tersendiri di benak konsumennya, oleh karena itu perusahaan berusaha

sebaik mungkin untuk menjaga, membangun serta memperluas mereknya agar

memiliki posisi yang kuat pada persaingan pasar.

Merek yang baik harus dijaga kualitasnya oleh perusahaan untuk mampu

mempertahankan pangsa pasarnya. Menjaga merek akan membuat konsumen

percaya terhadap merek perusahaan. kepercayaaan terhadap citra merek yang baik

di benak kosumen. dengan demikian, maka ada minat beli dari konsumen untuk

produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan
7

oleh perusahaan untuk menciptakan minat beli terhadap produk yang ditawarkan.

Salah satunya adalah mempelajari dan memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi tersebut. Faktor tersebut seperti kepercayaan merek yang membuat

konsumen selalu ingin membeli produk tersebut karena sudah percaya

sepenuhnya terhadap produk tersebut jika kepercayaan konsumen itu di hancurkan

maka konsumen tidak akan ingin membeli lagi produk tersebut dan faktor

berikutnya citra merek yang dimaksud citra merek yaitu suatu produk yang

mereknya baik di mata konsumen dan suatu persepsi yang muncul dibenak

konsumen ketika mengingat suatu merek dari produk tertentu. Beberapa

pelanggan beranggapan bahwa suatu merek yang saling unggul akan menduduki

posisi pertama dalam benak konsumen beberapa pelanggan akan melakukan

pembelian ulang terhadap suatu produk apabila harga produk tersebut sesuai

dengan kualitas yang ditawarkannnya.

Menurut Jinkyo & Hyeok (2019) yang meneliti tentang tentang hubungan

citra negara dan persepsi masyarakat terhadap kualitas produk dan niat beli di

Korea Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin, kelompok usia

dan kebangsaan dapat secara signifikan mempengaruhi persepsi konsumen

terhadap citra negara hubungan dan kualitas produk. produk tidak terlalu

mempengaruhi persepsi kualitas produk konsumen, namun citra negara

manufaktur memiliki pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap persepsi

konsumen terhadap kualitas produk. persepsi dalam hal kualitas produk. Lebih

menarik lagi, strategi country image transfer tidak efektif dalam mengubah

persepsi psikologis konsumen terhadap citra negara dan kualitas produk yang
8

dirasakan. Selain itu, kualitas produk masih bisa untuk meningkatkan kepercayaan

konsumen dalam mengkonsumsi produk dalam konteks Korea.

Menurut Yu et all (2018) Yang dalam penelitiannya bertujuan untuk

mengetahui pengaruh publisitas negatif terhadap citra merek, sikap merek dan niat

beli merek. Secara khusus, penelitian ini meneliti peran atribusi (atau kesalahan

merek) dan karakteristik informasi dalam tanggapan konsumen Cina terhadap hal-

hal negatif. publisitas. Desain/metodologi/pendekatan – Studi ini menggunakan

pendekatan kuasi-eksperimental yang melibatkan dua skenario publisitas negatif

(ringan dan tinggi). keparahan) dan sampel dari 203 konsumen Cina muda dan

berpendidikan. Kuadrat terkecil parsial digunakan untuk menguji hipotesis.

Temuan – Asumsi umum adalah bahwa informasi merek negatif memiliki

pengaruh negatif pada semua aspek merek. Namun, penelitian ini menemukan

bahwa merek menyalahkan dan keparahan informasi memiliki efek yang berbeda

pada evaluasi konsumen dari merek yang terpengaruh. Secara khusus, kesalahan

merek berdampak negatif terhadap sikap dan niat beli, tetapi bukan citra merek.

Sebaliknya, keparahan informasi berdampak negatif pada citra merek, tetapi tidak

pada sikap atau niat. Selanjutnya, hubungan antara citra merek dan sikap dan niat

merek tergantung pada tingkat keparahan informasi. Dalam kondisi tingkat

keparahan ringan, citra merek secara positif mempengaruhi sikap dan niat, tetapi

tidak dalam kondisi tingkat keparahan yang tinggi.

Menurut Wang dan Scheinbaum (2018) Membangun teori kredibilitas

sumber, dalam menguji model struktural untuk menjelaskan hasil merek dari

dukungan selebriti.menunjukkan bahwa persepsi konsumen tentang selebriti


9

endorser daya tarik dan kepercayaan membawa peningkatan dalam sikap merek,

kredibilitas merek, dan pada gilirannya niat beli terhadap merek yang didukung.

Kontribusi teori kredibilitas sumber adalah temuan bahwa kepercayaan endorser

adalah satu-satunya komponen kredibilitas sumber yang penting bagi konsumen

dengan keterlibatan rendah.

Mnurut Chae et all (2019) kepercayaan merek, dan niat membeli.

kepercayaan merek, dan niat membeli. Hubungan struktural dipengaruhi

tergantung pada jenis sepatu pelepasan dan tingkat pengaruh. Perusahaan sepatu

harus mempertimbangkan karakteristik yang sesuai dengan konsumen. Juga, jenis

rilis yang sesuai untuk konsumen harus dianggap sebagai keinginan konsumen

untuk membeli dapat bervariasi tergantung pada jenis rilis.

Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti ingin mengetahui mengambil

judul penelitian sebagai berikut :“ Pengaruh Persepsi Kualitas, Citra Merek,

Kepercayaan Merek, Terhadap Niat Membeli Helm KYT (Studi kasus di

Surabaya Helmet Gallery Jalan Darmo Surabaya .

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

yang akan diteliti adalah :

a. Apakah Perceived Quality berpengaruh secara parsial terhadap minat beli

konsumen Helm Merk KYT?

b. Apakah citra merek berpengaruh secara parsial terhadap minat beli

konsumen produk Helm Merk KYT?


10

c. Apakah kepercayaan merek berpengaruh secara parsial terhadap minat beli

konsumen produk Helm Merk KYT?

d. Apakah produk, citra merek, dan kepercayaan merek berpengaruh secara

simultan terhadap minat beli konsumen produk Helm Merk KYT?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan :

a. Untuk mengetahui pengaruh Perceived Quality secara parsial terhadap

minat beli konsumen produk Helm Merk KYT.

b. Untuk mengetahui pengaruh citra merek secara parsial terhadap minat beli

konsumen produk Helm Merk KYT.

c. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan merek secara parsial terhadap

minat beli konsumen produk Helm Merk KYT.

d. Untuk mengetahui pengaruh produk, citra merek, kepercayaan merek dan

secara simultan terhadap minat beli konsumen produk Helm Merk KYT.

1.4. Manfaat Penelitian

Diharapkan manfaat dari hasil penelitian ini nantinya, yaitu berupa:

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan selain mengembangkan wawasan serta dapat

dijadikan sebagai wadah aplikasi terhadap teori-teori dalam perkuliahan

yang ada dengan hasil praktek sebuah perusahaan nyata

b. Bagi Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya


11

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan jumlah hasil penelitian

sehingga dapat menjadi sumber referensi bagi mahasiswa dan mahasiswi

Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya.

c. Bagi Produsen Helm KYT

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat pada

perusahaan terutama pada departemen pengembangan produk dan

departemen pemasaran dalam meningkatkan minat beli konsumen.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika dari penelitian ini dibagi menjadi lima bab yang bertujuan

untuk memberikan gambaran mengenai isi dari penelitian agar lebih jelas dan

terstuktur. Adapun susunan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 : Pendahuluan

Pada bab ini akan menguraikan tentang Latar Belakang

Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian Sistematika Penulisan.

BAB II : Tujuan Pustaka

Bab ini memberikan uraian tentang penelitian-penelitian

terdahulu sebagai pembanding penelitian ini, landasan teori

yang mendasari penelitian, hipotesis penelitian yang

memprediksi fenomena penelitian, dan kerangka pemikiran.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisikan uraian mengenai tahapan Rancangan

Penelitian, Batasan Penelitian, Indentifikasi Variabel, Definisi


12

Operasional dan Pengukuran Variabel, Populasi, Sempel,

Teknik Pengembilan Sampel, Data dan Metode Pengumpulan

Data, serta Teknik Analisis Data.


13

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Di dalam menyempurnakan hasil penelitian ini, peneliti menggunakan hasil

penelitian terdahulu yang dapat mendukung dan memperkuat analisis baru yang akan

dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :

2.1.1 Hafilah. Chaer dan Usman (2019)

Penelitian ini berjudul “The Effect Of Brand Ambassador, Brand Image,

Product Quality, And Price On Purchase Decisions Samsung Smartphones “

Penelitian ini bertujuan untuk Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji 1. Pengaruh

Brand Ambassador terhadap Pembelian Keputusan, 2. Pengaruh Citra Merek

terhadap Keputusan Pembelian, 3. Kualitas Produk Dampak Terhadap Keputusan

Pembelian, 4. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian, 5.Pengaruh

Brand Ambassador, Brand Image, Kualitas Produk, dan Harga pada Keputusan

pembelian smartphone Samsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menentukan variabel mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap keputusan

pembelian? Smartphone produk Samsung untuk masyarakat di Indonesia. Sampel

yang diambil sebanyak sebanyak 300 responden yaitu konsumen yang

menggunakan smartphone Samsung.Data dianalisis menggunakan teknik SEM,

tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji teori, teknik analisis yang berbasis

SEM (Covariance based SEM), SEM pendekatan yang menggunakan tools PLS

yaitu SmartPLS 3.0. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel yang memiliki


14

pengaruh besar terhadap keputusan pembelian adalah Product Kualitas.

Sedangkan variabel yang berpengaruh rendah terhadap keputusan pembelian

adalah Duta Merek. brand Ambassador memiliki koefisien negatif menunjukkan

yang tidak terlalu berpengaruh dalam pembelian

Penelitian Hafila, Chaer dan Usman ini akan membahas tentang Pengaruh

Brand Ambassador, Brand Image, Kualitas Produk, dan Keputusan Harga

Pembelian Terhadap Smartphone Samsung. Penelitian ini dilakukan di Indonesia

dengan jumlah sampel sebanyak 300 responden. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer untuk variabel independen (Brand Ambassador,

Brand Image, Kualitas Produk dan Harga) dan variabel Y (Keputusan Membeli).

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Smart Partial

Least Square (SmartPLS). SmartPLS adalah sala sebuah software statistik yang

memiliki fungsi dan tujuan yang sama dengan software statistik lainnya, seperti:

lisrel dan Amos agar megolah data SEM (Structural Equation Modeling) menjadi

lebih mudah. Untuk menguji hubungan antar variabel, baik variabel laten maupun

variabel indikator atau manifes

Sumber: Hafilah et al, (2018)


15

Gambar 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN HAFILAH ET AL, (2019:5)

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang saat ini dilakukan

adalah sebagai berikut :

Persamaan :

1. Terdapat variabel sama antara penelitian terdahulu dan sekarang yaitu citra

merek (brand image) dan Kualitas Product (Product Quality)

2. Terdapat variabel terikat atau dependen yaitu Niat Membeli (purchase

intention)

3. Penelitian sama-sama menggunakan kuesioner

4. Tujuan penelitian sama-sama mengukur signifikan variabel terhadap niat

membeli

Perbedaan :

1. Penelitian saat ini lingkupnya kepada para calon pembeli smartphone

Samsung

2. Variabel yang diteliti pada penelitian terdahulu Brand Ambassador dan Harga

todak terdapat pada penelitian saat ini

3. Jumlah responden dalam penelitian terbaru ditentukan hanya 300 responden

4. Obyek penelitian terbaru saat ini penelitiannya adalah para pengguna

macbook

2.1.2 Wang & Scheinbaum, (2018)

Penelitian ini berjudul “Enchancing Brand Credibility via Celebrity

Endorsement Trustworthiness Trumps Attractiveness and Expertise“ Penelitian


16

ini bertujuan untuk Membangun teori kredibilitas sumber, penulis menguji model

struktural untuk pengiklankan dan menjelaskan hasil merek dari dukungan

selebriti. Konteksnya adalah industri penerbangan global, dengan sampel yang

disurvei di bandara internasional. Penelitian ini menggunakan sampel acak

sederhana, sebanyak 637 orang. Penelitian ini menggunakan teknik analisis

LISREL. Penelitian ini menggunakan sampel secara acak, sebanyak 637 sampel

mempengaruhi sikap merek, kredibilitas merek, dan niat beli. Sementara

mengakui pentingnya dukungan selebriti pada peningkatan pembelian merek

maskapai penerbangan, kerangka penelitian dari Wang & Scheinbaum (2018)

Gambar 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN WANG & SCHEINBAUM, (2018:19)
17

Hasil dari kerangka diatas menjelaskan bahwa daya tarik (attractiveness)

dan kepercayaan (trustworthiness) memiliki nilai positif yang signifikan pada

sikap merek (brand attitude) dan kredibilitas merek (brand credibility) terhadap

industri penerbangan. industri penerbangan harus lebih baik dalam mengelola

daya tarik dan kepercayaan pelanggan terhadap industri penerbangan tersebut,

dapat dengan mudah apabila dapat menjaga beberapa hal lainnya. Seperti

hipotesis mendukung lainnya yaitu keahlian (expertise) yang positif secara

signifikan mempengaruhi kredibilitas merek (brand credibility) dan sikap merek

(brand attitude) . Sikap merek yang secara signifikan mempengaruhi kredibilitas

merek dan niat membeli (purchase intention).

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang saat ini dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Terdapat variabel antara penelitian terdahulu dan sekarang yaitu Kepercayaan

merek (brand credibility)

2. Terdapat variabel terikat atau dependen yaitu Niat Membeli (purchase

intention)

3. Penelitian sama-sama menggunaka kuesioner


18

4. Tujuan penelitian sama-sama mengukur signifikan variabel terhadap niat

membeli

5. Menggunakan metode PLS-SEM

Perbedaan :

1. Penelitian saat ini lingkupnya kepada para calon pembeli Helm KYT

2. Penelitian terdahulu objek penelitian dilakukan di Taiwan, ROC North

Georgia, Georgia

3. Jumlah responden dalam penelitian terbaru ditentukan hanya 100 responden

2.1.3 Wang, & Tsai, (2014)

Penelitian ini berjudul “The Relationship Between Brand Image And

Purchase Intention: Evidence From Award Winning Mutual Funds” Penelitian

ini menguji Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang paling

populer. Beberapa institusi menawarkan dana penghargaan untuk mengakui dana

berkinerja kuat dan kelompok dana yang telah menunjukkan pengembalian yang

sangat baik relatif kepada rekan-rekan mereka. Banyak perusahaan dana juga

menggunakan penghargaan yang dimenangkan dalam materi iklan dan pemasaran

mereka. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Apakah investor berpikir dana

pemenang penghargaan memiliki citra merek yang lebih baik? Bisakah

penghargaan meningkatkan niat beli investor? Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menyelidiki hubungan dan efek citra merek, kualitas yang dirasakan, risiko

yang dirasakan, nilai yang dirasakan, dan pembelian niat, serta untuk menguji

pengaruh variabel demografis pada lima dimensi ini. NS temuan penelitian

menunjukkan hubungan yang signifikan antara citra merek, kualitas yang


19

dirasakan, nilai yang dirasakan, dan niat beli. Selain itu, beberapa variabel

demografis dapat menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam lima dimensi

ini. Akhirnya, hasil dari pemodelan persamaan struktural menunjukkan bahwa ada

positif dan efek langsung antara citra merek, kualitas yang dirasakan, nilai yang

dirasakan, dan niat membeli. Citra merek memang meningkatkan niat beli

investor. Niat beli dipengaruhi terutama oleh kualitas yang dirasakan, bukan oleh

risiko yang dirasakan. Kerangka penelitian adalah sebagai berikut :

Menurut kerangka penelitian, peneliti merancang item kuesioner untuk

enam dimensi: merek citra, kualitas yang dirasakan, risiko yang dirasakan, nilai

yang dirasakan, niat beli, dan variabel demografis. Item-item ini diukur pada skala

tujuh poin Likert, mulai dari 1 poin hingga 7 poin, yang menunjukkan “sangat

tidak setuju”, “tidak setuju”, “sedikit tidak setuju”, “netral”, “sedikit setuju”,

“setuju”, dan “sangat setuju." Peneliti menggunakan kuesioner kepada investor


20

yang tinggal di Taiwan menggunakan sampling acak dari 5 Oktober 2012 hingga

31 Desember 2012. Sebanyak 795 tanggapan didistribusikan, dan 691 dapat

digunakan tanggapan dikumpulkan. Tingkat respons yang dapat diterima sebesar

87% tercapai.

Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan dalam skripsi adalah :

1. Terdapat variabel antara penelitian terdahulu dan sekarang yaitu citra merek

(Brand image ) Persepsi Kualitas (Received Quality)

2. Terdapat variabel terikat atau dependen yaitu Niat Membeli (purchase

intention)

3. Penelitian sama-sama menggunaka kuesioner

4. Tujuan penelitian sama-sama mengukur signifikan variabel terhadap niat

membeli

Perbedaan :

1. Penelitian saat ini lingkupnya kepada para calaon pembeli helm KYT

2. Penelitian terdahulu subyek penelitian pada calon investor

3. Jumlah responden dalam penelitian terbaru ditentukan hanya 115 responden


21

Tabel 2.1
PERBANDINGAN PENELITIAN TERDAHULU DENGAN PENELITIAN SEKARANG
Sumber Hafilah. Chaer dan Usman (2019) Wang & Scheinbaum, (2018) Wang & Tsai, (2014)
The Effect Of Brand Ambassador, Enhancing Brand Credibility Via The Relationship Between
Brand Image, Product Celebrity Endorsement Brand Image And
Judul Quality, And Price On Purchase Trustworthiness Trumps Purchase Intention:
Decisions Attractiveness and Expertise Evidence From Award
Samsung Smartphones Winning Mutual Funds
Brand Ambassador, Brand Image, Attractiveness,Trustworthiness,Exp Brand image, Perceived
Variabel bebas Product ertise quality Perceived risk
Quality, And Price Perceived value
Variabel Terikat Purchase Decisions Purchase Intention Purchase Intention
Obyek Penelitian Maskapai penerbangan Maskapai penerbangan Mutual Funds
Maskapai penerbangan dengan Maskapai penerbangan dengan Konsumen produk fashion
Subyek Penelitian
pendukung selebriti pendukung selebriti
Turkey,United Emirate Turkey,United Emirate Taiwan
Arab,Australia,New Arab,Australia,New
Lokasi Penelitian
Zealand,U.K,R.O.C,Netherlands,So Zealand,U.K,R.O.C,Netherlands,So
uth Koreaa uth Koreaa
Sampel / jumlah 300 637 691
Alat uji / Analisis Data LISREL LISREL PLS-SEM
Hasil dari penelitian ini menunjukan Hasil dari penelitian ini menunjukan Hasil dari penelitian ini
bahwa variabel yang memiliki bahwa menunjukan bahwa
pengaruh besar terhadap keputusan Attractiveness,Trustworthiness hubungan yang signifikan
pembelian adalah Product Kualitas. berpengaruh positif dan signifikan antara citra merek, kualitas
Sedangkan variabel yang terhadap brand Credbility dan yang dirasakan, nilai yang
Hasil Penelitian berpengaruh rendah terhadap Brand Attitude dirasakan, dan niat beli
keputusan pembelian adalah Duta
Merek. brand Ambassador memiliki
koefisien negatif menunjukkan yang
tidak terlalu berpengaruh dalam
pembelian
22

Sumber Basu Swastha (2019) Moch Wildan Arifi, (2017) Muhammad Duvan (2021)
Pengaruh Citra Negara Asal, Citra Pengaruh Brand Image, Brand Pengaruh Kualitas Produk,
Merek, Persepsi Kualitas, Persepsi Trust, dan Kepuasan konsumen Citra Merek, Kepercayaan
Nilai, dan Kepercayaan Pada Niat terhadap minat beli ulang Pakaian Merek, Terhadap Niat
Judul Membeli Mobil Wuling Cortez The Executive di Surabaya. Membeli Helm KYT (Studi
kasus di Surabaya Helmet
Gallery Jalan Darmo
Surabaya
citra negara asal, citra Brand Image, Brand Trust, dan Persepsi Kualitas Produk,
Variabel bebas merek, persepsi kualitas, persepsi Kepuasan pelanggan Citra Merek, Kepercayaan
nilai, dan kepercayaan Merek
Variabel Terikat niat membeli niat membeli Niat Membeli
mobil The executive Produk Helm KYT
Obyek Penelitian
Wuling Cortez.
Calon Pembeli Mobil Pembeli pakaian Pengguna Produk Macbook
Subyek Penelitian
Apple
Lokasi Penelitian Indonesia Surabaya Indonesia Surabaya; Indonesia
Sampel / jumlah 260 120 1000
SEM SPSS SPSS 25
Alat uji / Analisis Data
23

2.2 Landasan Teori

Penelitian ini akan diawali dengan memberikan penjelasan teoritis yang

mendasar terhadap variabel penelitian yaitu: variabel Daya Tarik, Kepercayan,

Kredibilitas Merek, Sikap Merek dan Niat Membeli.

2.2.1 Persepsi Kualitas Produk

Hampir semua kejadian di dunia saat ini penuh dengan rangsangan. Suatu

rangsangan (stimulus) adalah sebuah unit input yang merangsang satu atau lebih

dari (lima) pancaindra: penglihatan, penciuman, rasa, sentuhan dan pendengaran.

Oleh karena itu mereka menggunakan keterbukaan yang selektif (selectif

exposure) untuk menentukan mana rangsangan yang harus diperhatikan dan mana

yang harus diabaikan (Setiadi, 2015:91).

Dalam Rossanty et al (2018:84) dijelaskan persepsi merupakan suatu

proses yang timbul akibat adanya sensasi, di mana sensasi adalah aktivitas

merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi juga

dapat didefinisikan sebagai tanggap yang cepat dari indra penerima terhadap

stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya itu semua, persepsi

akan timbul.

Persepsi merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi

bagaimana seseorang memutuskan untuk membeli dan menggunakan suatu

produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Persepsi yang dibentuk seseorang

dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya (Setiadi, 2015:92). Maka

dapat dikatakan persepsi merupakan sebagai cara seseorang memandang dunia di

sekitarnya. Persepsi adalah semua yang berhubungan dengan pemahaman


24

subjektif konsumen. Dan konsumen akan bertindak dan bereaksi atas dasar

persepsi yang dimilikinya

Menurut Menurut Kotler dan Keller (2016:189) ”Perception is the process

by which we select, organize, and interpret information input to create a

meaningful picture of the world”. Yang mana artinya adalah persepsi merupakan

proses dimana kita memilih, mengatur, dan menafsirkan input informasi untuk

menciptakan gambaran yang bermakna . .

Menurut Tjiptono (2011:97) persepsi kualitas merupakan penilaian

konsumen terhadap keunnggulan atau superioritas produk secara keseluruhan.

Oleh karena itu, persepsi kualitas didasarkan pada evaluasi subyektif

konsumenterhadap kualitas produk.

Sedangkan indikator daya tarik yang di gunakan pada penelitian ini

menurut Kotler dan Keller (2018:9) adalah :

1. Mutu kinerja (performance), dimensi yang paling basic dan

berhubungan dengan fungsi utama dari suatu produk. Seperti

konsumen dapat menemukan kemudahan dalam pengoperasian

suatu produk.

2. Keandalan (reliability), adalah ukuran kemungkinan suatu produk

tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode tertentu. Seperti

konsumen menganggap produk yang dipilihnya mempunyai

kualitas yang membuatnya lebih handal dari produk lain.

3. Keistimewaan (feature), sebagian besar produk dapat ditawarkan

dengan berbagai keistimewaan, yakni karakteristik yang


25

melengkapi fungsi dasar produk. Dengan kata lain, produk

memiliki karakteristik yang membuatnya istimewa dari produk

lain.

4. Daya tahan (durability), daya tahan atau keawetan menunjukkan

suatu pengukuran terhadap siklus produk dalam kondisi normal

dan/ atau berat baik secara teknis maupun waktu. Produk memiliki

daya tahan yang lama sehingga dipilih oleh konsumen.

5. Mutu kesesuaian (conformance quality), dimensi ini menunjukkan

seberapa jauh suatu produk dapat menyamai standar atau

spesifikasi tertentu.

6. Gaya (style), dimensi ini banyak menawarkan aspek emosional

dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan. Dan juga dapat

menggambarkan penampilaan serta perasaan yang ditimbulkan

oleh produk bagi konsumen.

2.2.2 Citra Merek

Menurut Menurut Kotler dan Keller, (2012:248) dalam Azzahro, (2017:3),

citra merek adalah gambaran ekstrinsik suatu produk atau layanan, termasuk cara

bagaimana merek dalam memenuhi kebutuhan psikologis atau sosial pelanggan.

Sedangkan tujuan penetapan merek

Menurut Kotler dan Keller, (2012:243), Penetapan merek dapat

memberikan kekuatan merek kepada produk dan layanan, penetapan merek

menciptakan perbedaan antara produk. Pemasar dapat menetapkan merek mereka

pada seluruh jenis produk, biasanya berupa barang fisik, jasa, orang, tempat, ide,
26

maupun organisasi. Suatu citra merek yang kuat akan memberikan keunggulan

utama bagi perusahaan, salah satunya dapat menciptakan keunggulan bersaing.

Berdasarkan pendapat Kotler dan Keller di atas dapat kita tarik kesimpulan

bahwa, citra merek merupakan suatu persepsi konsumen terhadap penilaian dan

informasi mengenai seluruh hal terkait produk. Citra merek terdiri dari beberapa

hal yang membuat suatu produk dikenal, diantaranya yaitu kepuasan fungsional

dan kepuasan emosional. Dari terciptanya dua hal tersebut, secara tidak langsung

akan membantu perusahaan dalam memasarkan produknya melalui pengalaman

pelanggan. Citra merek yang baik dapat dinilai dari pemahaman perusahaan dalam

memahami kebutuhan konsumen, mengusung nilai-nilai yang jadi.

Sedangkan indikator citra merek yang di gunakan pada penelitian ini

Menurut Setiadi dalam Wicaksono, (2018:5), ada tiga indikator utama yang

digunakan untuk mengukur citra merek yaitu :

1. Mudah dikenali

Pada indikator ini sebuah produk dapat memuaskan kebutuhan

konsumen dalam rangka memecahkan masalah yang berhubungan

dengan kebutuhan.

2. Mempunya reputasi yang baik

Pada indikator ini sebuah produk dapat memenuhi keinginan

konsumen berupa rasa percaya diri karena melakukan pembelian suatu

produk.

3. Selalu diingat dibenak konsumen


27

Pada indikator ini sebuah produk dapat memenuhi keinginan

konsumen yang berkaitan dengan kesukaan terhadap suatu produk.

Dari indikator diatas menujukan bahwa suatu produk dapat memberikan

rasa aman dan percaya terhadap konsumen. Citra merek dapat dinilai baik jika

konsumen telah merasakan manfaat dari produk yang telah di konsumsi

2.2.3 Kepercayaan Merek

Menurut (Baek dan King) dalam Azzahro, (2017:3) Kredibilitas merek

adalah kepercayaan dari posisi informasi produk yang tertanam dalam merek dan

tergantung pada persepsi konsumen apakah merek tersebut memiliki kemampuan

dan kesediaan untuk terus memberikan apa yang telah dijanjikan.

kredibilitas merek didefinisikan sebagai informasi terpercaya yang

disampikan oleh merek, memiliki dampak besar selama mempertimbangkan

merek itu sendiri menurut Wang, Kao, & Ngamsiriudom, (2017:12). Indikator

dari Kredibilitas merek dalam konteks ini adalah :

Sedangkan indikator kredibilitas merek yang di gunakan pada penelitian

ini menurut Azzahro, (2017:10) adalah :

1. Memberikan apa yang telah dijanjikan

Memberikan produk sesuai dengan sudut pandang berupa fisik atau visual

2. Layanan klaim yang dapat dipercaya

Dapat diartikan sebagai tuntutan yang harus dipenuhi oleh penanggung

kepada tertanggung sesuai dengan peraturan ataupun dan perjanjian yang

telah disepakati sebelumnya.


28

Indikator kredibilitas merek yang di gunakan pada penelitian ini menurut

Wang et al.,(2017:14) adalah :

1. Ciri khas produk

Dalam membuat identitas tidak hanya berhenti pada merek atau logo saja.

Namun, juga konsep warna, desain hingga pemilihan bahan. Hal ini akan

menjadikan sebuah produk memiliki ciri khas tertentu sehingga

masyarakat akan lebih mengenal produk tersebut.

2. Kemantapan produk

Kualitas produk yang sangat baik akan membangun kepercayaan

konsumen sehingga merupakan penunjang kepuasan konsumen.

3. Citra merek

persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin

dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen.

Indikator yang digunakan dalam variabel ini adalah indikator menurut

Wang et al.,( 2017:14)

2.2.5 Niat Membeli

Niat membeli berarti rencana kognitif atau keinginan konsumen untuk

barang atau merek tertentu menurut Dapas, Sitorus, Purwanto, & Ihalauw,

(2019:88)

Penelitian tentang niat membeli banyak berkontribusi pada teori perilaku

pembeli. Sikap terhadap produk dianggap sebagai prediktor niat beli yang paling

dapat diandalkan (Kim et al.; Lloyd dan Luk,) dalam jurnal Wang et al., (2017:12)
29

Niat membeli dianggap sebagai satu-satunya prediksi paling akurat dari

perilaku pembelian sebenarnya menurut Farzin & Fattahi, (2018:165). Menurut

Niat Membeli disebabkan 2 faktor yaitu :

1. Kualitas produk

adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung

pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang ditanyakan atau

tersirat

2. Kekuatan merek

kemampuan suatu merek untuk bisa secepat mungkin dikenali pelanggan,

baik ketika konsumen mencari produk di tengah merek-merek pesaingnya,

atau saat diberi suatu petunjuk tentang berbagai produk pada kategori

tertentu

Sedangkan indikator niat membeli yang di gunakan pada penelitian ini

menurut Picaully, (2018:34) adalah :

1. Tertarik untuk mencari informasi tentang produk

Pelanggan yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak. Pertama, pencarian informasi yang lebih

ringan (penguatan perhatian). Pada level ini, orang hanya sekedar lebih

peka terhadap informasi produk. Kedua, level aktif mencari informasi

termasuk di dalamnya mencari bahan bacaan, bertanya pada teman atau

mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu.

2. Mempertimbangkan untuk membeli


30

Melalui pengumpulan informasi, pelanggan mempelajari merek-merek

yang bersaing serta fitur merek tersebut. Melakukan evaluasi terhadap

pilihan-pilihan dan mulai mempertimbangkan untuk membeli produk.

3. Tertarik untuk mencoba

Setelah pelanggan berusaha memenuhi kebutuhan, mempelajari merek-

merek yang bersaing serta fitur merek tersebut, pelanggan akan mencari

manfaat tertentu dari solusi produk dan melakukan evaluasi terhadap

produk-produk tersebut. Evaluasi ini dianggap sebagai proses yang

berorientasi kognitif. Maksudnya adalah pelanggan dianggap menilai suatu

produk secara sangat sadar dan rasional sehingga mengakibatkan

ketertarikan untuk mencoba.

4. Ingin mengetahui produk

Setelah memiliki ketertarikan untuk mencoba suatu produk, pelanggan

akan memiliki keinginan untuk mengetahui produk. Pelanggan akan

memandang produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang

berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk

memuaskan kebutuhan.

5. Keinginan memiliki produk

Para pelanggan akan memberikan perhatian besar pada atribut yang

memberikan manfaat yang dicarinya. Akhirnya pelanggan akan

mengambil sikap (keputusan preferensi) terhadap produk melalui evaluasi

atribut dan membentuk niat untuk membeli produk yang disukai.


31

2.2.6 Hubungan Antar Variabel

Masing-masing variabel yang diteliti memiliki hubungan serta keterkaitan

antara variabel eksogen pada variabel endogennya. Berikut adalah hubungan antar

variabel eksogen dan endogen dalam penelitian ini.

2.2.6.1 Pengaruh Persepsi Kualitas Terhadap Minat beli

Sebelum menuju niat membeli terdapat beberapa variabel salah satunya yaitu

persepsi kualitas, Persepsi seseorang terhadap suatu produk dapat berbeda-beda,

disebabkan karena adanya berbagai stimulus yang mucul dan dirasakannya. Dan

pada dasarnya persepsi akan berhubungan dengan perilaku seseorang dalam

mengambil suatu keputusan. Persepsi kualitas sebuah merek dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam memutuskan merek mana yang akan dipilih dan

mendorongnya untuk melakukan keputusan pembelian serta menciptakan loyalitas

terhadap produk tersebut.

Penelitian terdahulu Wang & Tsai, (2014) menyatakan bahwa persepsi

kualitas produk berpengaruh dan signifikan positif. persepsi kualitas dapat

mempengaruhi suatu minat beli konsumen. Demikian juga menurut Basu Swasta

(2019) . Persepsi kualitas memiliki pengaruh pada niat membeli. dan penelitian

dari Hafilah et al (2019) variabel yang memiliki pengaruh besar terhadap

keputusan pembelian adalah kualitas produk.


32

2.2.6.2 Pengaruh Citra Merek terhadap Minat Beli

Komponen Sikap merek kepercayaan, keahlian, dan daya tarik mungkin

berhubungan dengan peningkatan sikap konsumen terhadap merek yang didukung

Kepercayaan terhadap suatu produk.

Penlitian terdahulu Hafilah, Chaer dan Usman, (2019) menyatakan

bahwa hubungan antara citra merek dengan niat beli berpengaruh dan signifikan

positif. citra merek dapat mempengaruhi suatu niat membeli. Wang & Tsai,

(2014) menyatakan bahwa brand image berpengaruh dan signifikan positif.

sehingga dapat mempengaruhi suatu minat beli konsumen. Basu Swasta (2019)

juga menyatakan bahwa brand image mempengaruhi suatu minat beli konsumen.

Penelitian Moch Wildan Arifi (2017) juga menyatakan bahwa citra merek

memiliki pengaruh pada niat membeli

2.2.6.3 Pengaruh Kepercayaan Merek dengan Niat Membeli

Hanya sedikit peneliti yang menyelidiki kaitan antara kredibilitas merek

dan niat membeli merek. Ketika membahas niat membeli telah dipastikan bahwa

kredibilitas suatu merek menjadi salah satu faktor penting dalam niat membeli

produk.

. Penlitian terdahulu Wang & Scheinbaum, (2018:20) menyatakan bahwa

hubungan antara Kepercayaan dengan Sikap merek berpengaruh dan signifikan

positif. Kepercayaan dapat mempengaruhi suatu sikap merek. Demikian juga

menurut penelitian Basu Swasta (2019) bahwa Kepercayaan memiliki pengaruh

pada niat membeli. Penelitian Moch Wildan Arifi (2017) juga menyatakan bahwa

Kepercayaan memiliki pengaruh pada niat membeli


33

2.3 Kerangka Pemikiran

Dari analisis dan kajian yang diperoleh dari penelitian sebelumnya maka

didapat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Sumber :Wang & Scheinbaum, (2018), Wang & Tsui, (2014), Hafilah, Chaer &
Usman,(2020)

Gambar 2.4

KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN INI

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian ini maka hipotesis penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut :


34

H1 : Persepsi Kualitas berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap Niat

Membeli

H2 Citra Merek berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap Niat

Membeli

H3 : Kepercayaan merek berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap

Niat Membeli

H4 : Persepsi Kualitas, Citra Merek dan Kepercayaan merek berpengaruh positif

signifikan secara simultan terhadap Niat Membeli


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah sebuah rencana yang memandu pelaksanaan

penelitian. Rancangan penelitian saat ini dengan mengacu pada Sekaran &

Bougie, (2016:96) berkaitan dengan strategi penelitian, tingkat campur tangan

peneliti, pengaturan penelitian, unit analisis, dan horizon waktu.

Strategi penelitian saat ini masuk kategori survei, bukan eksperimen atau

observasi. Hal ini karena penelitian saat ini dilakukan dengan cara berkomunikasi

dengan responden. Tingkat campur tangan penelitian saat ini masuk kategori

minimal, bukan maksimal, karena variabel dependen tidak dibuat bertingkat.

Pengaturan penelitian saat ini masuk kategori alami, bukan disusun, karena tidak

ada pengaturan terhadap hal-hal yang di evaluasi responden.

Unit penelitian saat ini adalah individu, bukan pasangan atau kelompok,

karena unit data terkecil yang digunakan untuk analisis adalah pendapat

responden secara individual. Horizon waktu penelitian saat ini adalah

crosssectional, bukan longitudinal karena data penelitian diambil pada satu waktu

menurut Sekaran & Bougie, (2016:96)

3.2 Batasan Penelitian

Berikut ini adalah batasan penelitian dari penelitian ini:

35
36

1. Variable yang akan dibahas di penelitian ini adalah persepsi kualitas

produk, Citra merek, Kepercayaan merek, dan Niat membeli

2. Penelitian ini meneliti para Calon pembeli KYT di Surabaya Helmet

Gallery

3. Penelitian ini dilakukan di Surabaya

3.3 Identifikasi Variabel

Berdasarkan landasan teori dan juga hipotesis yang telah disebutkan diatas,

maka variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas Persepsi

kualitas produk , Citra merek, dan kepercayaan merek serta satu variabel terikat y

aitu Niat membeli. Adapun identifikasi variabelnya adalah sebagai berikut :

Variabel Bebas (X) :

a) Persepsi Kualitas Produk

b) Citra Merek

c) Kepercayaan Merek

Variabel Terikat (Y) :

Niat Membeli

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Berdasarkan identifikasi variabel diatas, maka definisi Persepsi kualitas

produk, Citra merek, Kepercayaan merek, dan Minat beli. adalah sebagai berikut:
37

3.4.1 Definisi Operasional


A. Variabel bebas (X)

1) Persepsi kualitas

Persepsi kualitas penilaian konsumen terhadap keunnggulan atau

superioritas produk secara keseluruhan. Oleh karena itu, persepsi kualitas

didasarkan pada evaluasi subyektif konsumen terhadap kualitas produk

helm KYT. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu

pada Kotler & Keller, (2018:9) sebagai berikut :

a. Mutu kinerja (performance), dimensi yang paling basic dan

berhubungan dengan fungsi utama dari suatu produk. Seperti konsumen

dapat menemukan kemudahan dalam pengoperasian suatu produk.

b. Keandalan (reliability), adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak

akan rusak atau gagal dalam suatu periode tertentu. Seperti konsumen

menganggap produk yang dipilihnya mempunyai kualitas yang

membuatnya lebih handal dari produk lain.

c. Keistimewaan (feature), sebagian besar produk dapat ditawarkan

dengan berbagai keistimewaan, yakni karakteristik yang melengkapi

fungsi dasar produk. Dengan kata lain, produk memiliki karakteristik

yang membuatnya istimewa dari produk lain.

d. Daya tahan (durability), daya tahan atau keawetan menunjukkan suatu

pengukuran terhadap siklus produk dalam kondisi normal dan/ atau

berat baik secara teknis maupun waktu. Produk memiliki daya tahan

yang lama sehingga dipilih oleh konsumen.

e. Mutu kesesuaian (conformance quality), dimensi ini menunjukkan


38

seberapa jauh suatu produk dapat menyamai standar atau spesifikasi

tertentu.

f. Gaya (style), dimensi ini banyak menawarkan aspek emosional dalam

mempengaruhi kepuasan pelanggan. Dan juga dapat menggambarkan

penampilaan serta perasaan yang ditimbulkan oleh produk bagi

konsumen.

2) Citra merek

Citra merek adalah penilaian responden terhadap gambaran ekstrinsik

suatu produk atau layanan, termasuk cara bagaimana merek dalam

memenuhi kebutuhan psikologis atau sosial pelanggan pada produk

helm merek KYT. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini

adalah mengacu pada Setiadi dalam Wicaksono, (2018:5) sebagai

berikut :

a. Mudah dikenali, Pada indikator ini sebuah produk dapat

memuaskan kebutuhan konsumen dalam rangka memecahkan

masalah yang berhubungan dengan kebutuhan.

b. Mempunya reputasi yang baik, Pada indikator ini sebuah produk

dapat memenuhi keinginan konsumen berupa rasa percaya diri

karena melakukan pembelian suatu produk.

c. Selalu diingat dibenak konsumen, Pada indikator ini sebuah produk

dapat memenuhi keinginan konsumen yang berkaitan dengan

kesukaan terhadap suatu produk

3). Kepercayaan merek


39

Kepercayaan merek adalah Kredibilitas merek adalah kepercayaan

dari posisi informasi produk yang tertanam dalam merek dan

tergantung pada persepsi konsumen apakah merek tersebut memiliki

kemampuan dan kesediaan untuk terus memberikan apa yang telah

dijanjikan produk helm merek KYT. Indikator yang digunakan dalam

penelitian ini adalah mengacu pada Wang et al.,(2017:14) sebagai

berikut :

a. Ciri khas produk: Pendapat responden atas daya mengingat helm

merek KYT ini dengan seseorang yang kompeten dan tahu apa yang

dia lakukan.

b. Kemantapan produk: Pendapat responden atas kemampuan produk

helm merek KYT dalam memberikan citra merek dan apa yang

telah di janjikan terhadap produk tersebut.

c. Citra merek: Sikap responden atas nama produk helm merek KYT

yang dapat di percaya dan konsistensi produk helm merek KYT

dalam memberikan kualitas yang sebenarnya.

B. Variabel Terikat (Y)

Niat membeli

Niat membeli adalah pendapat responden tentang rencana atau bersedia

untuk membeli produk helm merek KYT. Indikator yang digunakan dalam

penelitian ini adalah mengacu pada Farzin & Fattahi, (2018:183) sebagai

berikut :

1. Tertarik untuk mencari informasi tentang produk


40

Pelanggan yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk

mencari informasi yang lebih banyak. Pertama, pencarian informasi

yang lebih ringan (penguatan perhatian). Pada level ini, orang hanya

sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Kedua, level aktif

mencari informasi termasuk di dalamnya mencari bahan bacaan,

bertanya pada teman atau mengunjungi toko untuk mempelajari

produk tertentu.

2. Mempertimbangkan untuk membeli

Melalui pengumpulan informasi, pelanggan mempelajari merek-merek

yang bersaing serta fitur merek tersebut. Melakukan evaluasi terhadap

pilihan-pilihan dan mulai mempertimbangkan untuk membeli produk.

3. Tertarik untuk mencoba

Setelah pelanggan berusaha memenuhi kebutuhan, mempelajari

merek-merek yang bersaing serta fitur merek tersebut, pelanggan akan

mencari manfaat tertentu dari solusi produk dan melakukan evaluasi

terhadap produk-produk tersebut. Evaluasi ini dianggap sebagai proses

yang berorientasi kognitif. Maksudnya adalah pelanggan dianggap

menilai suatu produk secara sangat sadar dan rasional sehingga

mengakibatkan ketertarikan untuk mencoba.

4. Ingin mengetahui produk

Setelah memiliki ketertarikan untuk mencoba suatu produk, pelanggan

akan memiliki keinginan untuk mengetahui produk. Pelanggan akan

memandang produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan


41

yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk

memuaskan kebutuhan.

5. Keinginan memiliki produk

Para pelanggan akan memberikan perhatian besar pada atribut yang

memberikan manfaat yang dicarinya. Akhirnya pelanggan akan

mengambil sikap (keputusan preferensi) terhadap produk melalui

evaluasi atribut dan membentuk niat untuk membeli produk yang

disukai.

3.4.2 Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini variabel diukur menggukan skala Likert. Skala ini

digunakan untuk mengetahui setuju dan tidak setuju responden pada pertanyaan

yang diajukan kepada responden, dalam penelitian ini menggunakan skala likert 1

sampai 5. Menurut Sugiyono (2019:146) skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dengan skala Likert, maka varibel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataa atau pertanyaan

Sugiyono (2019:146). Penentuan interval skor digunakan rumus sebagai berikut:

Interval Kelas =

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui batasan nilai pada tiap-tiap kelas.

Sehingga berlaku ketentuan kategori hasil sebagai berikut :


42

TABEL 3.1

INTERVAL KELAS
Interval Kategori Bobot Nilai
1,00α1.80 Sangat Tidak Setuju 1
1,80α2,60 Tidak Setuju 2
2,60α3,40 Ragu-Ragu 3
3,40α4,20 Setuju 4
4,20α5,00 Sangat Setuju 5
Sumber : Sugiyono (2019 : 148)

3.5 Populasi,sampel, dan Teknik Pengambilan sampel

Pada sub bab ini, akan menjelaskna mengenai populasi, sampel, serta

teknik pengambilan sampel yang didefinisikan secara teknis dan detail.

3.5.1 Populasi

Populasi adalah mengacu pada seluruh kelompok orang, peristiwa, atau

hal-hal menarik yang ingin diselidiki oleh peneliti Sekaran & Bougie, (2016:236).

Populasi penelitian ini adalah Calon pembeli Helm KYT di Surabaya.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi Sekaran & Bougie, (2016:237).

Sampel penelitian ini adalah bagian dari pembeli produk Helm merek KYT di

Surabaya yang terpilih sesuai kriteria responden. Banyak responden yang akan

diteliti dilakukannya jumlah dari sample secara umum agar mendapatkan hasil

yang baik dan benar untuk pengukuran sample lebih dari 30 dan kurang dari 500

(Sekaran & Bougie, 2016:264).


43

Jumlah sampel dalam penelitian ini mengacu pada pedoman pengukuran

sampel Ferdinand, (2014:15), yang dapat ditentukan sebagai berikut:

1. Ukuran sampel dapat disekitar 100 – 200 sampel pada penelitian

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10

kali jumlah parameter yang diestimasi.

Pada penelitian ini, jumlah indikator yang digunakan adalah sebanyak 17

indikator. Oleh karena itu jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 17 x 5 = 85

sampel. Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada sebanyak 85 sampel

dibulatkan menjadi 100 sampel minimum sesuai kriteria 1 diatas.

3.5.3 Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel Sugiyono, (2019:131). Purposive Sampel yang akan diambil

dalam penelitian ini adalah yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Calon pembeli produk Helm merek KYT di Surabaya.

2. Berdomisili di Surabaya

3. Berusia 19 tahun keatas.

3.6 Instrumen Penelitian

Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

kuesioner yang akan secara langsung disebarkan kepada calon responden. Dalam

pembuatan pernyataan diawali dengan mengumpulkan indikator berdasarkan


44

teori-teori, selajutnya indikator tersebut diterjemahkan kedala kalimat pernyataan

dengan menyesuaikan kebiasaan yang berlaku dalam lingkungan populasi

penelitian ini. Daftar pernyataan penelitian tersebut bersifat tertutup, yaitu

alternatif jawaban yang telah disediakan sebagai pilihan.

3.7 Data dan Metode Pengumpulan Data

Tahapan dalam metode penelitian teknik pengmpulan data serta jenis data

menjadi hal penting untuk menganalisis dan menjawab hipotesa-hipotesa dalam

penelitian yang dilakukan. Macam-macam teknik pengumpulan data diantara

dapat dilakukakan dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan

kuisoner. Penelitian ini nantinya akan menggunakan teknik pengumpulan data

dengan cara memberikan kuisoner kepada konsumen dengan menggunakan media

Google Form.

3.7.1 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut

Sugiyono (2019:194) data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data , biasanya dapat melalui wawancara, jejak, kuesioner

dan lain sebagainya. Data primer dari penelitian ini sendiri berupa kuesioner yang

akan diisi oleh responden yang telah peneliti tetapkan, meliputi: identitas dan

tanggapan dari responden Kuesioner yang disebarkan kepada responden berupa

kuesioner yang bersifat tertutup, dimana sudah terdapat alternatif jawaban yang

telah disediakan.
45

3.7.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, data yang telah dikumpulkan selanjutnya

akan di analisa masalah yang ada sehingga data-data yang terkumpul harus benar-

benar akurat dan terpercaya. Kuesioner yang dimaksut untuk pengumpulan data

pada penelitian ini adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawabnya

Sugiyono, (2019:199).

Langkah-langkah yang digunakan adalah melalui pemberian kuesioner

kepada responden, yakni sebagai berikut:

1) Menentukan calon responden yaitu calon pembeli helm

2) Menyebarkan kuesioner kepada calon responden melaui media Google Form

dengan karakteristik responden yang telah di tetapkan

3) Responden mengisi kuesioner yang telah dibagikan

4) Kuesioner yang telah diisi oleh responden kemudian akan diolah dan dianalisis

oleh peneliti.

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai pengujian instrumen

penelitian, yang terdiri dari pengujian validitas dan pengujian reliabilitas

3.8.1 Uji Validitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah pertanyaan yang tertulis dalam kuisioner

mampu menjelaskan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Instrumen

yang valid adalah instrumen yang memiliki nilai validitas yang tinggi.
46

Menurut Hussein, (2015:19) bahwa untuk pengujian outer model reflektif

menggunkan uji convergent validity yang didalamnya terdiri dari dua parameter

yaitu loading factor dan AVE. pada penjelasan loading factor dan AVE

menggunkan rule of thumb dengan nilai > 0,5

3.8.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sekaran & Bougie, (2016:220) Uji Reliabilitas adalah tes

seberapa konsisten alat ukur mengukur konsep apa pun yang diukurnya.

Instrument dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.

Secara khusus nilai reliabilitas 0,60 hingga 0,70 dapat diterima. Nilai antara 0,70

dan 0,90 dapat dikatakan memuaskan Hair, J. F., Hult, G. T. M., Ringle, C. M., &

Sarstedt, (2016:136) . Berdasarkan hal tersebut, maka disimpulkan bahwa

instrumen dikatakan reliabel jika alpha (α) ≥0,6 dan semakin tinggi nilai alpha (α)

maka”instrument tersebut semakin handal, tetapi jika nilainya ≤0,6, maka hal itu

menunjukkan tidak adanya interkonsistensi pada instrumen tersebut.

3.8.3. Uji Asumsi Klasik

Regresi dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) akan

memberikan hasil yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) jika memenuhi

asumsi klasik (Ghozali, 2011;173). Terdapat asumsi yang mendasari model

regresi linier dengan menggunakan model OLS (pangkat kuadrat terkecil biasa).

Jika asumsi-asumsi tersebut diterima begitu sajamungkin dapat menyebabkan

pengambilan keputusan yang menyesatkan, oleh karena itu perlu dilakukan uji

asumsi klasik.
47

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini digunakan untuk memastikan bahwa

data berdistribusi normal, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat

heteroskedastisitas dalam model yang digunakan.Jika semua itu terpenuhi maka

model analisis layak digunakan.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2011;160). Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik

non parametrik Kolmogorov-Smirnov, dengan ketentuan sebagai

berikut:

Jika Asym.sig < taraf signifikansi (α = 5%),

maka residual berdistribusi tidak normal.

Jika Asymp.sig > taraf signifikansi (α = 5%),

maka residual berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi antar variabel bebas

(independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

yang tinggi antar variabel independen.Jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidakorthogonal. Variabel


48

orthogonal adalah variabel independen yang memiliki nilai korelasi

antar variabel independen sama dengan nol. Multikolinearitas dapat

dilihat pada nilai toleransi dan nilai VIF (Variance Inflation Factor).

Multikolinearitas tidak terjadi apabila nilai tolerance lebih dari 0,100

dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 10, apabila tidak

terjadi multikolinearitas maka analisis dapat dilanjutkan (Ghozali,

2011;105).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan

UjiGlejser.Uji Gjelser dilakukan dengan meregres nilai absolut

residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada

indikasiterjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011;139-143). Variabel

independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel

dependen ditandai dengan nilai probabititas tingkat kesalahan (Sig.)


49

lebih kecil dari taraf signifikansi yang telah ditentukan (taraf

signifikansi 5%).

3.9. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

3.9.1. Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan teknik regresi linier berganda (Multiple

Regression Model) untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen.Digunakan analisis regresi linier berganda karena melibatkan

dua atau lebih variabel independen. Model umum analisis regresi tersebut adalah

sebagai berikut (Sugiyono, 2017;211):

Keterangan:

Y = Variabel minat beli

a = Konstanta

b1-4 = Koefisien regresi

X1 = persepsi kualitasProduk

X2 = citra merek

X3 = kepercayan merek

e = error

Persamaan diatas dikenal dengan persamaan linier berganda.Dinamakan linier

karena pangkat dari semua parameternya adalah satu, dan dikatakan berganda

karena variabel independennya lebih dari dua.


50

3.9.2.Koefisien Determinasi (R²)

Menurut Ghozali (2013;97) koefisien determinasi (R²) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antar nol dan satu.Nilai R² yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.Secara umum koefisien determinasi untuk

data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara

masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series)

biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap

tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah

variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.Oleh

karena itu banyak peneliti mengajurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R²

pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik.Tidak seperti R², nilai

Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan

kedalam model.

3.9.3. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (uji t)


51

Uji parsial digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel produk,

harga, distribusi dan promosi mempunyai pengaruh terhadap minat beli, dengan

asumsi variabel independen lainnya dianggap konstan. Dasar pengambilan

keputusan adalah hipotesis akan diterima apabila nilai probabilitas tingkat

kesalahan t atau p value lebih kecil dari taraf signifikansi tertentu (taraf

signifikansi 5%).

= b–B
t-hitung
  Sb

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2011;229) untuk menentukan nilai

thitung maka dengan cara:

Dimana:

t-hitung = besarnya t-hitung

b = koefisien regresi

Sb = standar error

Pengaruh variabel independenterhadap variabel dependen ditunjukan

dalam langkah – langkahsebagai berikut:

1. Menentukan H0 dan Ha

H0 : β1= 0, = artinya variabel bebas (X) tidak berpengaruh secara

parsial terhadap variabel terikat (Y).


Ha: β1 ≠ 0 = artinya variabel bebas (X) berpengaruh secara parsial
52

terhadap variabel terikat (Y).


2. Kriteria penolakan atau penerimaan H0 jika :

Ho diterima apabila = 0.05 ≤ nilai sig ≤ 0.05 dan t hitung < t tabel, tingkat

signifikansi 5%, maka H0 diterima dan Hi ditolak artinya tidak terdapat

pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat (Y)

Ho ditolak apabila = nilai sig >0.05 atau nilai sig < 0.05 dan t hitung > t tabel,

tingkat signifikansi 5%, maka H0 ditolak dan Hi diterima artinya terdapat

pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat (Y).

b. Uji Simultan (uji F hitung)

Uji simultan (uji statistik F) pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk mengetahui

apakah variabel-variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variable terikat.

Dasar pengambilan keputusan adalah hipotesis akan diterima apabila nilai

probabilitas tingkat kesalahan F atau p value lebih kecil dari taraf signifikansi

tertentu (taraf signifikansi 5%). Nilai F diperoleh dari rumus sebagai berikut :

Keterangan :

F = pendekatan distribusi probabilitas fischer


53

R = koefisien korelasi berganda

K = jumlah variabel bebas

n = banyak sampel

Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel

dependen ditunjukan dalam langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menentukan H0 dan Hi

H0 : β1= 0, = Koefisien regresi tidak signifikan artinya

variabel independen tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.


Hi: β1 ≠ 0 = Koefisien regresi signifikan artinya variabel

independen berpengaruh terhadap variabel

dependen..
2) Kriteria penolakan atau penerimaan H0 jika :

Ho diterima apabila = 0.05 ≤ nilai sig ≤ 0.05 dan F hitung ≤ F tabel maka

H0 diterima dan Hi ditolak ini berarti tidak terdapat pengaruh simultan

oleh variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y)

Ho ditolak apabila = nilai sig >0.05 atau nilai sig < 0.05 dan F hitung ≥ F

tabel maka H0 ditolak dan Hi diterima ini berarti terdapat pengaruh

simultan oleh variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y)


54

Anda mungkin juga menyukai