Anda di halaman 1dari 17

Marketing Issue : Dampak Brand Image terhadap Loyalitas

Pelanggan dalam Industri Air Mineral di Indonesia


Mata Kuliah Manajemen Pemasaran
Semester Ganjil 2023/2024

Dosen Pengampu :
Mukti Rahardjo Drs., MM., Dr.

Disusun Oleh :
1. Audrey Immanuela - 705210184
2. Vania Angeline - 705210192
3. Haidar Hilmy - 705210258
4. Zayra Alana Byanca - 705210262

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Tarumanagara
Jakarta 2023/2024
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat karunianya
kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Makalah ini
kami beri judul “Marketing Issue : Dampak Brand Image terhadap Loyalitas Pelanggan
dalam Industri Air Mineral di Indonesia”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas marketing issue dari Dosen pengampu
mata pelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan
bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mukti Rahardjo
Drs., MM., Dr. selaku dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran. Tidak lupa bagi pihak-pihak
lain yang telah mendukung penulisan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar kedepannya bisa
menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca,
dan bagi kami khususnya sebagai penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 2
BAB I............................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................... 5
2.1 Brand Image (Citra Merek)............................................................................................................... 5
2.2 Loyalitas Pelanggan...........................................................................................................................6
2.3 Strategi Penetapan Harga Utama....................................................................................................... 6
2.4 Faktor Pembentuk dan Faktor Pengaruh........................................................................................... 7
2.5 Faktor Eksternal dan Internal............................................................................................................ 9
2.6 Dampak Brand Image Aqua.............................................................................................................. 9
2.6.1 Dampak Positif.........................................................................................................................9
2.6.2 Dampak Negatif..................................................................................................................... 10
2.6.3 Dampak bagi Brand Lain....................................................................................................... 11
2.7 Konsumen (siapa yg mengkonsumsi, keputusan penentuan harga, perilaku konsumen + STP,
distribusi)............................................................................................................................................... 12
2.8 Pemerintah....................................................................................................................................... 13
Sebagai sebuah merek minuman, Aqua atau perusahaan yang memproduksi Aqua di Indonesia harus
mematuhi berbagai kebijakan, aspek regulasi dan standar keamanan pangan, termasuk yang berkaitan
dengan perizinan pemerintah.................................................................................................................13
BAB III........................................................................................................................................................ 14
PENUTUP................................................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................................... 14
3.2 Saran................................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada era globalisasi, persaingan bisnis semakin intens, baik di tingkat nasional maupun
internasional. Dinamika dan ketatnya persaingan dalam dunia bisnis mengharuskan perusahaan
untuk mengubah orientasi mereka dalam hal pengembangan, pemeliharaan produk, daya tarik
konsumen, dan penanggulangan persaingan. Upaya penting yang perlu dilakukan dan
diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah bagaimana menarik pelanggan dan mampu
mempertahankan mereka. Banyak perusahaan dan organisasi saat ini telah menyadari
signifikansi menjadi berorientasi pada pelanggan dalam semua aspek pemasaran. Pelanggan
dianggap krusial karena mereka memainkan peran kunci dalam menjaga keberlanjutan suatu
organisasi. Pelanggan dapat diibaratkan sebagai elemen vital bagi kelangsungan hidup setiap
organisasi, dan tanpanya, sebuah organisasi mungkin kesulitan untuk bertahan. Kepuasan
pelanggan menjadi faktor penentu apakah mereka akan tetap setia pada suatu produk atau tidak.

Kualitas seharusnya menjadi fokus utama bagi semua aspek perusahaan, bertujuan untuk
mengembangkan standar kualitas dan memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa
perusahaan mampu memenuhi harapan kualitas yang terus meningkat. Kepuasan konsumen
dapat tercapai saat evaluasi produk menunjukkan bahwa kualitasnya sesuai dengan harapan
mereka. Kepuasan konsumen juga berkaitan dengan citra merek produk. Merek berfungsi
sebagai lambang atau tanda yang membantu pelanggan mengenali produk, dan perusahaan yang
berhasil membangun citra merek yang positif di mata masyarakat cenderung mendapatkan posisi
yang lebih kuat. Lebih dari itu, merek menjadi identitas yang membedakan produk perusahaan
dari produk pesaing, menciptakan suatu identitas yang unik.

Brand image atau citra merek menjadi elemen kunci dalam membedakan produk air
mineral satu dengan yang lain di pasar. Citra merek yang kuat tidak hanya menciptakan
pengenalan yang lebih baik di mata konsumen, tetapi juga dapat memberikan dampak positif
pada persepsi kualitas produk dan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, memahami sejauh mana
brand image berkontribusi terhadap loyalitas pelanggan menjadi esensial untuk strategi
pemasaran dan keberlanjutan bisnis di industri ini.

Semakin kokoh Brand Image dalam pikiran pelanggan, semakin meningkat kepercayaan
diri pelanggan untuk tetap setia pada produk tersebut, memastikan bahwa perusahaan terus
mendapatkan keuntungan secara berkelanjutan. Saat ini, persaingan semakin sengit di antara
merek-merek di pasar, dan hanya produk dengan citra merek yang solid yang dapat berhasil
bersaing dan menguasai pangsa pasar.

3
Aqua merupakan salah satu merek air minum kemasan yang sering dikonsumsi dan dibeli
oleh banyak orang. Aqua berdiri dibawah naungan PT. Tirta Investama yaitu anak perusahaan
dari Danone. Sejak dulu, Aqua telah menjadi salah satu merek air minum kemasan yang paling
diminati banyak orang khususnya di Indonesia karena proses produksi Aqua sendiri sangat steril
dan berkualitas tinggi sehingga produk ini aman dikonsumsi oleh banyak orang.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi konsumen terhadap brand image pada produk Aqua di Indonesia?
2. Apakah brand image memiliki dampak signifikan terhadap keputusan pembelian pelanggan di
industri air mineral?
3. Bagaimana hubungan antara brand image dan tingkat kepuasan pelanggan dari produk Aqua?
4. Apakah brand image berkontribusi terhadap pembentukan loyalitas pelanggan di industri air
mineral?
5. Faktor apa saja yang dapat meningkatkan brand image pada produk Aqua di tengah
persaingan pasar?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Untuk menilai dampak brand Image pada keputusan pembelian.
2. Untuk mengevaluasi hubungan antara brand Image dan kepuasan pelanggan.
3. Untuk menganalisis persepsi konsumen.
4. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Brand Image (Citra Merek)


Menurut pendapat Sangadji dan Sopiah (2013) brand image adalah asosiasi yang bersifat
positif atau negatif, tergantung pada persepsi seseorang terhadap suatu brand. Kotler dan Keller
(2013) brand image merupakan suatu persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh seorang
konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi pada memori konsumen. Terdapat 3
indikator brand image (Mohammad, 2013), yaitu :
a. Corporate Image (citra perusahaan)
b. User Image (citra pemakai)
c. Product Image (citra produk)

Menurut Kotler dan Keller (2009), citra merek dapat dijelaskan sebagai impresi yang
terbentuk dalam pikiran konsumen mengenai suatu merek. Impressi ini dipengaruhi oleh pesan
dan pengalaman yang diterima oleh konsumen terkait dengan merek tersebut, sehingga
menciptakan citra yang tertanam dalam benak konsumen. Tjiptono (2011) menjelaskan bahwa
citra merek adalah gambaran mengenai asosiasi dan keyakinan yang dimiliki oleh konsumen
terhadap suatu merek tertentu. Sedangkan Aaker (2008) berpendapat bahwa citra merek adalah
sekelompok asosiasi yang diorganisir sedemikian rupa sehingga memiliki makna tertentu.
Jika citra merek suatu produk menurun, kemungkinan konsumen untuk membelinya akan
berkurang, karena mereka cenderung mencari produk lain dengan reputasi merek yang lebih baik
daripada produk tersebut.

Terdapat beberapa faktor pembentuk brand image menurut Ferrinadewi (2009), yaitu
sebagai berikut :
a. Keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association)
Ini dapat mengakibatkan konsumen memiliki kepercayaan bahwa atribut dan manfaat
yang dimiliki oleh suatu merek dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka,
sehingga membentuk sikap positif terhadap merek tersebut.
b. Kekuatan asosiasi merek (strength of brand association)
Hal ini bergantung pada bagaimana informasi yang diterima akan masuk ke dalam
ingatan konsumen dan bagaimana konsumen dapat mengelola informasi tersebut di otak
sebagai bagian dari brand image.
c. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association)
Sebuah merek harus memiliki keunikan dan daya tarik agar produknya memiliki ciri khas
dan sulit ditiru oleh pesaing. Keunikan produk ini akan menciptakan kesan yang tahan
lama dalam ingatan pelanggan terkait dengan keunikan merek tersebut.

5
Menurut Kartajaya (2007), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi brand
image, antara lain :
a. Informasi yang dibagikan oleh sumber-sumber lain yang tidak selalu sejalan dengan apa
yang disampaikan oleh pemasar. Komunikasi ini dapat berasal dari konsumen lain,
pengecer, dan pesaing, yang mungkin memberikan perspektif atau informasi yang
berbeda mengenai suatu produk atau merek.
b. Pengalaman yang dialami konsumen melalui suatu percobaan atau pengalaman langsung
dapat mengubah persepsi yang dimilikinya sebelumnya. Oleh karena itu, berbagai
persepsi yang muncul dari pengalaman tersebutlah yang akan membentuk citra
keseluruhan sebuah merek (total brand image).
c. Pengembangan produk dan posisi merek terhadap produk memiliki keunikannya sendiri.
Di satu sisi, posisi merek merupakan “payung” bagi suatu produk, yang berarti produk
dapat meningkatkan nilainya dengan bantuan merek tersebut. Di sisi lain, performa
produk juga turut membentuk citra merek yang melindunginya, dan konsumen cenderung
membandingkan antara kinerja produk yang mereka alami dengan janji merek yang
tercantum dalam slogan.

2.2 Loyalitas Pelanggan


Loyalitas pelanggan adalah komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli
atau mendukung kembali produk atau jasa yang di sukai di masa depan, meski pengaruh situasi
dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih (Kotler & Keller, 2016).

Loyalitas pelanggan juga dapat berarti bahwa pelanggan bersedia berinvestasi dalam
kesetiaan kepada bisnis yang dapat memberikan keunggulan dibandingkan dengan pesaing
(Ismanto, 2020). Apabila pelanggan loyal kepada perusahaan, konsumen dapat meminimalkan
waktu yang dihabiskan untuk mencari dan mengevaluasi pembelian alternatif. Pelanggan juga
dapat menghindari proses pembelajaran yang membutuhkan waktu dan upaya untuk belajar dari
perusahaan baru. Pelanggan yang loyal seringkali dapat menghasilkan keuntungan besar. Banyak
pelanggan cenderung menyerahkan layanan mereka jika ada kesalahan dengan layanan mereka,
menunjukkan sensitivitas harga, dan menyebarkan berita tentang bisnis. Sebagai hasilnya,
loyalitas pelanggan adalah sumber utama pertumbuhan berkelanjutan dan keuntungan dan aset
yang kuat.

2.3 Strategi Penetapan Harga Utama


Untuk mencapai kesuksesan dalam pemasaran produk atau layanan, setiap perusahaan
perlu menentukan harga dengan cermat. Hanya harga yang berkontribusi pada pemasukan atau
pendapatan perusahaan dalam bauran pemasaran, sementara produk, distribusi, dan promosi
menyebabkan timbulnya biaya atau pengeluaran. Harga menjadi komponen krusial dalam
strategi pemasaran dan perlu terus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan strategi pemasaran

6
secara keseluruhan. Harga berinteraksi dengan semua elemen lain dalam bauran pemasaran
untuk menilai efektivitas masing-masing elemen dan keseluruhan strategi. Tujuan yang
mengarahkan penetapan harga harus selalu menjadi bagian integral dari tujuan keseluruhan
strategi pemasaran.

Pemilihan strategi penetapan harga yang efektif seringkali melibatkan gabungan berbagai
pendekatan dan memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai pasar, pesaing, dan
pelanggan. Selain itu, perusahaan harus secara terus-menerus memonitor serta menyesuaikan
strategi penetapan harganya seiring berjalannya waktu agar tetap relevan dalam pasar yang
senantiasa berubah. Menurut Kotler dan Armstrong (2008) penetapan harga haruslah
memungkinkan perusahaan untuk menerima pembayaran sebagai imbalan atas nilai yang
dihasilkan untuk pelanggan.

Menurut Nierwandani (2015) terdapat beberapa tujuan dari penetapan harga jual, yaitu
sebagai berikut :
a. Memaksimalkan laba atau keuntungan.
b. Memaksimalkan pendapatan.
c. Memaksimalkan pangsa pasar yang ada.
Perusahaan harus mengambil tindakan untuk mencapai penetapan harga yang paling
sesuai dengan tujuan perusahaan. Berikut merupakan strategi penetapan harga utama :
1. Menetapkan biaya harga plus
Dengan menentukan harga plus, perusahaan dapat melakukan pendekatan harga pertama
yang diterapkan oleh bisnis dan semua kalangan. Tujuan dari strategi penetapan harga
plus adalah untuk memaksimalkan keuntungan bagi pemilik bisnis. Selain itu pemilik
bisnis juga dapat membuat Markup Pricing yaitu menetapkan margin tetap atau
persentase tertentu atas biaya produksi.
2. Penetapan harga berbasis permintaan
Perusahaan dapat melakukan penetapan harga dengan cara mengikuti permintaan
(Demand-Based Pricing) yaitu pemilik usaha menetapkan harga berdasarkan tingkat
permintaan pasar. Jika permintaan pasar tinggi, harga dapat ditingkatkan. Sedangkan jika
permintaan pasar rendah maka harga dapat diturunkan.
3. Penetapan harga berbasis pasar
Perusahaan harus memikirkan penetapan harga persaingan (Competitive Pricing) yaitu
pemilik usaha harus menetapkan harga berdasarkan harga pesaing. Hal ini dapat menjadi
harga yang setara, lebih tinggi, atau bisa lebih rendah dari pesaing dan hal ini tergantung
dengan strategi bisnis.

2.4 Faktor Pembentuk dan Faktor Pengaruh


Menurut Keller (dalam Ferrinadewi, 2009), faktor - faktor pendukung terbentuknya
brand image dapat dijelaskan sebagai berikut.

7
1. Keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association). Hal ini dapat membuat
konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh suatu brand dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga menciptakan sikap yang positif
terhadap brand tersebut.
2. Kekuatan asosiasi merek (strength of brand association). Hal ini bergantung pada
bagaimana informasi masuk dalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut
dikelola oleh data sensoris di otak sebagai bagian dari brand image. Ketika konsumen
secara aktif memikirkan dan menguraikan arti informasi pada suatu produk atau jasa,
akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada ingatan konsumen.
3. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association). Sebuah brand haruslah unik
dan menarik sehingga produk tersebut memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru para
pesaing. Keunikan suatu produk akan memberikan kesan yang cukup membekas terhadap
ingatan pelanggan akan keunikan brand. Sebuah brand yang memiliki ciri khas haruslah
dapat melahirkan keinginan pelanggan untuk mengetahui lebih jauh dimensi brand yang
terkandung di dalamnya.
4. Menurut Oliver (dalam Hurriyati, 2010), loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan
secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk
atau jasa terpilih secara konsisten pada masa yang akan datang, meskipun pengaruh
situasi dan usaha - usaha pemasaran berpotensi menyebabkan perubahan perilaku. Griffin
(dalam Hurriyati, 2010) mengungkapkan ciri pelanggan yang loyal adalah sebagai
berikut:
a. Repurchase, melakukan pembelian ulang secara teratur.
b. Purchases across product and service lines (melakukan pembelian lini produk yang
lainnya).
c. Retention, menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing atau tidak mudah
terpengaruh oleh bujukan pesaing.
d. Referral, memberikan referensi pada orang lain.

Priyanto Doyo (2006) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap


suatu produk atau jasa adalah sebagai berikut :
1. Nilai (harga dan kualitas).
2. Citra (baik dari kepribadian yang dimilikinya dan reputasi dari merek tersebut), citra dari
perusahaan dan merek diawali dengan kesadaran. Produk yang memiliki citra yang baik
akan dapat menimbulkan loyalitas konsumen pada merek.
3. Kenyamanan dan kemudahan untuk mendapatkan produk tersebut.
4. Kepuasan yang dirasakan oleh konsumen.
5. Pelayanan, dengan kualitas pelayanan yang baik
6. Garansi dan jaminan.

8
2.5 Faktor Eksternal dan Internal
Faktor-faktor yang mendukung brand image dan mempengaruhi loyalitas pelanggan pada
produk air mineral Aqua dapat mencakup:

1. Kualitas Produk yang Konsisten: Kualitas air mineral Aqua yang konsisten dalam rasa,
kebersihan, dan kandungan mineral dapat membangun kepercayaan konsumen dan
meningkatkan citra merek.
2. Inovasi Produk: Pengenalan inovasi, seperti kemasan yang ramah lingkungan atau fitur
unik, dapat membuat produk Aqua lebih menarik bagi konsumen dan mendukung citra
merek yang progresif.
3. Pemasaran yang Efektif: Strategi pemasaran yang baik, termasuk iklan yang kreatif dan
kampanye promosi yang efektif, dapat membentuk persepsi positif dan meningkatkan
loyalitas konsumen.
4. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR): Keterlibatan Aqua dalam kegiatan tanggung
jawab sosial atau lingkungan dapat menciptakan citra merek yang peduli dan
bertanggung jawab, mendukung loyalitas pelanggan.
5. Interaksi Positif dengan Konsumen: Pelayanan pelanggan yang ramah dan responsif
dapat meningkatkan pengalaman pelanggan, memberikan kesan positif, dan mendukung
loyalitas.
6. Partisipasi dalam Tren Kesehatan dan Lingkungan: Jika Aqua terlibat dalam tren
kesehatan dan keberlanjutan lingkungan, ini dapat memberikan nilai tambah dan
mendukung citra positif.
7. Reputasi yang Baik:Reputasi baik Aqua sebagai merek yang dapat diandalkan dan
dipercaya dapat membentuk hubungan emosional dengan konsumen, yang mendukung
loyalitas.
8. Program Loyalitas dan Penghargaan Pelanggan: Program loyalitas yang menarik, diskon
khusus, atau penghargaan bagi pelanggan setia dapat memberikan insentif bagi konsumen
untuk tetap setia pada merek Aqua.
9. Komunikasi Terbuka dan Jujur: Transparansi dalam komunikasi, terutama terkait dengan
kualitas produk dan praktik bisnis, dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan
mendukung citra merek yang positif.
10. Partisipasi dalam Komunitas Online: Keterlibatan Aqua dalam komunitas online dan
respons positif terhadap umpan balik konsumen dapat membangun hubungan yang kuat
dengan pelanggan dan meningkatkan loyalitas.

2.6 Dampak Brand Image Aqua

2.6.1 Dampak Positif


Dampak positif brand image aqua merujuk pada pengaruh dan peranan merek Aqua
dalam membentuk kepercayaan dan loyalitas konsumen. Sebuah brand image yang baik dan

9
positif akan meningkatkan daya jual, mempengaruhi eksistensinya produk, dan mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen. Brand image yang positif dapat membawa berbagai dampak
positif bagi perusahaan Aqua. Berikut adalah beberapa dampak positif dari brand image Aqua:
1. Meningkatkan Brand Awareness:
Brand image yang positif dapat membangun kepercayaan konsumen terhadap produk
Aqua. Konsumen cenderung memilih produk dari merek yang dianggap andal dan
terpercaya.
2. Loyalitas Pelanggan:
Brand image yang baik dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. Konsumen yang
memiliki pengalaman positif dengan Aqua cenderung tetap setia terhadap merek tersebut
dan dapat menjadi pelanggan setia dalam jangka panjang.
3. Nilai Merek yang Tinggi:
Brand image yang positif dapat meningkatkan nilai merek Aqua. Konsumen mungkin
bersedia membayar lebih untuk produk dengan merek yang dianggap memiliki reputasi
yang baik.
4. Kemudahan Pemasaran:
Brand image yang positif dapat membuat strategi pemasaran lebih mudah. Konsumen
mungkin lebih mudah menerima pesan pemasaran dan promosi yang dilakukan oleh
Aqua karena mereka sudah memiliki persepsi positif terhadap merek tersebut.
5. Pilihan yang Dipertimbangkan Pertama:
Konsumen mungkin lebih cenderung mempertimbangkan produk Aqua secara pertama
kali saat berada di pasar untuk air minum, terutama jika merek tersebut dianggap sebagai
pilihan yang aman dan berkualitas.

2.6.2 Dampak Negatif


Meskipun suatu merek memiliki reputasi yang baik secara umum, namun tidak ada merek
yang terbebas dari kemungkinan menghadapi dampak negatif terhadap brand image. Beberapa
dampak negatif yang mungkin dihadapi termasuk:
1. Kontroversi Kualitas Produk:
Jika terjadi isu terkait kualitas produk atau keamanan air minum Aqua, hal ini dapat
merusak citra merek secara signifikan. Kontroversi semacam itu dapat muncul karena
temuan kontaminan atau masalah keamanan yang merugikan konsumen.
2. Krisis Pemasaran atau Komunikasi:
Kegagalan dalam menangani krisis pemasaran atau komunikasi dengan baik dapat
memberikan dampak negatif terhadap brand image. Jika Aqua tidak dapat merespon
secara cepat dan efektif terhadap masalah atau kontroversi, konsumen mungkin
kehilangan kepercayaan pada merek tersebut.
3. Kenaikan Harga yang Tidak Wajar:

10
Jika Aqua dianggap menaikkan harga produk secara tidak wajar tanpa alasan yang jelas,
hal ini dapat merugikan citra merek. Konsumen mungkin merasa bahwa mereka
dieksploitasi, dan ini bisa berdampak negatif pada kepercayaan dan loyalitas pelanggan.
4. Ketidakpatuhan Lingkungan atau Sosial:
Jika Aqua terlibat dalam praktik bisnis yang dianggap tidak ramah lingkungan atau tidak
etis secara sosial, hal ini dapat menciptakan dampak negatif pada. Konsumen modern
sering kali memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan.
5. Perubahan Preferensi Konsumen:
Jika tren atau preferensi konsumen berubah dan Aqua tidak mampu beradaptasi, hal ini
dapat berdampak negatif pada brand image. Perubahan pola konsumsi atau peningkatan
kesadaran akan isu-isu tertentu dapat mengubah persepsi konsumen terhadap merek.
Untuk menghindari dampak negatif ini, perusahaan perlu memonitor dengan cermat umpan balik
pelanggan, menjaga kualitas produk, berkomunikasi secara transparan, dan mengikuti praktik
bisnis yang etis dan berkelanjutan. Respons yang cepat dan tindakan yang tepat dalam mengatasi
masalah atau kontroversi juga krusial untuk menjaga integritas merek.

2.6.3 Dampak bagi Brand Lain


Brand image Aqua dapat memiliki dampak pada merek lain, baik dalam industri air
minum atau bahkan di industri yang berbeda. Berikut adalah beberapa kemungkinan dampak:
1. Pengaruh Pada Persaingan
Jika brand image Aqua sangat positif, merek-merek pesaing dalam industri air minum
mungkin menghadapi persaingan yang lebih ketat untuk mendapatkan perhatian dan
kepercayaan konsumen. Sebaliknya, jika brand image Aqua negatif, pesaing mungkin
melihat peluang untuk menarik konsumen dari Aqua ke merek mereka.
2. Tren dalam Industri Air Minum
Brand image Aqua dapat menciptakan tren dalam industri air minum. Jika Aqua
memperkenalkan inovasi atau praktik terbaik yang diakui oleh konsumen, merek lain
mungkin terdorong untuk mengikuti tren tersebut untuk tetap bersaing.
3. Efek Domino dalam Bisnis
Jika Aqua merupakan pemimpin pasar yang dominan, pergeseran citra merek ini dapat
menciptakan efek domino di pasar secara keseluruhan. Merek-merek lain mungkin
mengalami perubahan dalam persepsi konsumen seiring dengan perubahan citra Aqua.
4. Inovasi dan Imitasi
Jika Aqua sukses dengan inovasi tertentu, merek lain mungkin terinspirasi untuk
mengembangkan produk atau layanan serupa. Di sisi lain, jika Aqua mengalami
kegagalan, merek lain mungkin lebih berhati-hati dalam merancang strategi inovasi
mereka sendiri.
5. Kepercayaan Industri
Brand image Aqua juga dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap industri
air minum secara keseluruhan. Jika Aqua memiliki reputasi baik, ini dapat menciptakan

11
kepercayaan umum terhadap produk air minum. Sebaliknya, citra negatif Aqua dapat
memberikan kesan buruk pada seluruh industri.

2.7 Konsumen (siapa yg mengkonsumsi, keputusan penentuan harga, perilaku konsumen +


STP, distribusi)
Konsumen Aqua adalah sekelompok orang yang memilih dan mengkonsumsi
produk-produk dari merek air minum Aqua. Aqua merupakan merek air mineral yang terkenal
dan memiliki berbagai produk, seperti air kemasan dalam botol, galon air, dan lain sebagainya.
Perilaku konsumen Aqua dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu sebagai berikut :
a. Kesadaran merek (Brand Awareness) : konsumen yang memiliki tingkat kesadaran merek
yang tinggi terhadap Aqua cenderung lebih memilih produk ini.
b. Persepsi kualitas : banyak konsumen yang memilih produk ini karena produk ini sudah
terjamin kualitasnya seperti rasa air, kebersihan, dan keamanannya.
c. Harga : harga yang ditawarkan oleh Aqua juga cukup terjangkau karena dengan harga
yang ditetapkan sebanding dengan kualitas yang dihasilkan.
d. Pengalaman sebelumnya : konsumen yang memiliki pengalaman positif dengan merek
Aqua lebih cenderung untuk tetap setia dengan merek tersebut.

Distribusi Aqua pada umumnya merujuk pada distribusi air minum dalam kemasan
merek “Aqua”. Aqua sendiri merupakan merek air minum berada dibawah naungan PT. Tirta
Investama yaitu sebuah anak perusahaan Danone. Proses distribusi Aqua melalui beberapa tahap,
mulai dari produksi, pengemasan, hingga distribusi ke berbagai tempat penjualan. Setelah proses
produksi dan dikemas, Aqua akan mendistribusikan ke berbagai toko, supermarket, warung, dan
tempat penjualan lainnya di seluruh Indonesia. Proses distribusi itu sendiri melibatkan
distributor, pedagang grosir, dan pedagang eceran. Selain itu Aqua juga dapat mendistribusikan
produknya melalui penjualan online.

Pada pemasaran terdapat istilah STP yaitu Segmentation (Segmentasi), Targeting


(Target), dan Positioning (Penempatan). Teknik ini biasa digunakan oleh perusahaan sebagai
strategi mereka untuk memahami pasar dan sebagai salah satu upaya pemasaran mereka untuk
bisa lebih efektif. Berikut adalah STP yang diterapkan oleh merek Aqua :
1. Segmentation (Segmentasi)
● Demografis : segmentasi demografis yang dilakukan oleh Aqua ditujukan kepada
seluruh konsumen dari segala usia dan semua kalangan lapisan masyarakat baik
menengah ke bawah hingga menengah ke atas.
● Geografis : ditujukan untuk semua wilayah yang dimana permintaan akan air
minum kemasan tinggi.
● Psikografi : ditujukan bagi semua kalangan di Indonesia yang peduli terhadap
kesehatan dan mereka yang memiliki loyalitas terhadap brand produk Aqua.

12
2. Targeting (Target) : Aqua menargetkan konsumennya dari berbagai kalangan, semua
profesi, semua usia di seluruh Indonesia yang peduli terhadap kesehatan.
3. Positioning (Penempatan) : Aqua menempatkan produknya sebagai penyedia air minum
yang memiliki kualitas tinggi sehingga aman dikonsumsi oleh semua orang karena Aqua
melalui proses pemurnian air yang ketat serta memiliki kemasan yang ramah lingkungan.

2.8 Pemerintah

Sebagai sebuah merek minuman, Aqua atau perusahaan yang memproduksi Aqua di
Indonesia harus mematuhi berbagai kebijakan, aspek regulasi dan standar keamanan pangan,
termasuk yang berkaitan dengan perizinan pemerintah.
Pada 10 November 1987, Aqua memperoleh sertifikat SII (Standar Industri Indonesia)
dari Departemen Perindustrian nomor 1359/M/II/1987 untuk produk Aqua Bekasi. Kemudian,
disusul pabrik-pabrik Aqua lainnya. Dengan demikian, seluruh produk Aqua telah memperoleh
tanda SII yang menunjukkan bahwa kualitas Aqua dapat dipercaya. Kementerian Perindustrian
telah menerbitkan peraturan mengenai SNI wajib bagi produk air minuman dalam kemasan
(AMDK), sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 78 tahun 2016 tentang Pemberlakuan
Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami, dan Air Minum
Embun Secara Wajib. Daftar Sertifikat SNI menunjukkan bahwa Aqua memperoleh sertifikat
SNI pada tahun 2019 dengan nomor sertifikat 4314.752/33.160/IV/2019.

Perizinan pemerintah untuk merek Aqua terkait dengan izin penggunaan sumber daya air
untuk kebutuhan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) huruf b yang
menghasilkan produk berupa air minum untuk kebutuhan sehari-hari diberikan kepada badan
usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan usaha milik desa dan dapat melibatkan
pihak swasta yang bergerak dalam bidang industri air minum dengan memenuhi prinsip
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46. Selain itu, produsen Aqua juga meminta otoritas pusat
untuk segera membentuk peraturan pemerintah terkait bahan baku yang bergantung pada
ketersediaan air alam.

Selain itu, Aqua juga telah memperoleh sertifikasi halal dari LPPOM MUI, yang
menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga kualitas dan telah memenuhi standar
kehalalan yang ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia. Penghargaan "Halal Award - Halal Top
Brand 2019" dari LPPOM MUI juga diterima oleh Aqua dalam kategori Air Minum Dalam
Obat-obatan, dan Kosmetika.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini menggambarkan bahwa brand image, khususnya pada
merek air minum Aqua, memiliki peran yang signifikan dalam membentuk persepsi konsumen,
mempengaruhi keputusan pembelian, tingkat kepuasan pelanggan, dan akhirnya membentuk
loyalitas pelanggan. Aqua, sebagai salah satu merek yang dikelola oleh PT. Tirta Investama di
bawah naungan Danone, berhasil mempertahankan citra positifnya di mata konsumen.
Faktor-faktor seperti kualitas produk yang konsisten, inovasi, strategi pemasaran yang efektif,
tanggung jawab sosial perusahaan, dan interaksi positif dengan konsumen menjadi pilar-pilar
penting yang mendukung brand image Aqua.

Makalah ini juga menyoroti beberapa dampak positif dari brand image Aqua, seperti
peningkatan brand awareness, loyalitas pelanggan, nilai merek yang tinggi, kemudahan
pemasaran, dan menjadi pilihan yang dipertimbangkan pertama oleh konsumen. Namun
demikian, ditemukan pula potensi dampak negatif yang dapat merugikan brand image Aqua,
seperti kontroversi kualitas produk, krisis pemasaran atau komunikasi, kenaikan harga yang tidak
wajar, ketidakpatuhan lingkungan atau sosial, serta perubahan preferensi konsumen.

Pentingnya pemahaman terhadap perilaku konsumen Aqua dan strategi penetapan harga
menjadi faktor krusial dalam mengelola brand image. Melalui segmentasi pasar yang luas, Aqua
berhasil menjangkau konsumen dari berbagai lapisan masyarakat dan usia. Dalam hal distribusi,
Aqua memiliki jaringan distribusi yang luas, mencakup toko, supermarket, warung, dan bahkan
penjualan online.

Terakhir, penelitian ini merinci strategi STP yang diterapkan oleh Aqua, yaitu segmentasi
yang melibatkan seluruh konsumen dari segala usia dan kalangan, targeting yang menyasar
semua wilayah dengan tingginya permintaan air minum kemasan, dan positioning yang
menempatkan Aqua sebagai penyedia air minum berkualitas tinggi dengan kemasan ramah
lingkungan. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang
pentingnya brand image dalam industri air minum kemasan, dengan Aqua sebagai studi kasus
yang berhasil mempertahankan citra positifnya melalui berbagai strategi dan inovasi.

3.2 Saran
Brand image berperan sangat penting dalam membentuk tingkat kepercayaan, kepuasan,
dan akhirnya loyalitas pelanggan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa persepsi positif
terhadap citra merek Aqua secara langsung mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan.

14
Brand image yang kuat dari Aqua memberikan kontribusi positif terhadap identitas merek,
menciptakan pengalaman positif, dan meningkatkan persepsi kualitas produk. Dalam konteks ini,
pelanggan cenderung lebih setia terhadap merek Aqua karena merasa yakin dengan kualitas dan
nilai tambah yang diberikan oleh brand image tersebut.

Kesimpulan ini menegaskan pentingnya upaya pemasaran yang difokuskan pada


membangun dan memelihara citra merek yang positif. Strategi pemasaran yang berorientasi pada
menciptakan nilai tambah, berkomunikasi secara efektif, dan menjaga konsistensi merek dapat
membantu Aqua untuk tidak hanya mempertahankan basis pelanggan yang ada tetapi juga
meningkatkan daya tariknya bagi konsumen baru.

Dengan memahami dampak positif brand image terhadap loyalitas pelanggan, perusahaan
Aqua dapat merancang langkah-langkah strategis untuk meningkatkan citra mereknya,
memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pelanggan, dan secara keseluruhan memperkuat
posisi merek Aqua di pasar air mineral Indonesia. Dengan demikian, investasi dalam
pembangunan dan pemeliharaan brand image dapat dianggap sebagai langkah strategis untuk
mencapai keberhasilan jangka panjang di pasar yang kompetitif.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aaker, A. David. 2008. Manajemen Ekuitas Merek. Alih bahasa oleh Aris Ananda. Jakarta:
Mitra Utama.

Ferrinadewi, Erna. 2009. Merek & Psikologi Konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ismanto, J. (2020). Manajemen pemasaran. Tangerang Selatan: Unpam Press.

Kartajaya, Hermawan. 2007. Marketing In Venus. Jakarta: Gramedia..

Kotler Philip. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 9. Jakarta: PT. Prehallind.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1, Edisi ke 13.
Terjemahan Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2016).Marketing Management, 15th Edition. Harlow: Pearson
Education Limited.

Tjiptono, Fandy. 2011. Strategi Bisnis Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

16

Anda mungkin juga menyukai