Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ADE VIO SARWANDO

NPM : 043431075

TUGAS 1 TINDAK PIDANA KORUPSI

Berikan analisis bentuk tindak pidana korupsi yang telah dilakukan oleh :

1. Irjen Pol Napoleon Bonaparte


2. Djoko Tjandra dan Tommy Sunardi

Tanggapan anda harus disertai dengan ketentuan hukum yang mengaturnya.

Jawab :

1. Jika kita merujuk dalam 13 buah Pasal dalam UU No.31 Tahun 1999 yang telah diubah
dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi maka
perbuatan irjen pol napoleon dapat dikategorikan sebagai jenis tindakan korupsi yaitu
suap menyuap yang dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan seseorang baik
itu sebagai pemberi uang ataupun penerima uang dengan tujuan tertentu. Dan disini irjen
pol napoleon disinyalir telah menerima sejumlah uang dari djoko tjandra. Bahkan berita
yang muncul di kompas.com menyebutkan bahwa Hakim menyatakan Napoleon terbukti
menerima Sin$ 200 ribu dan US$ 370 ribu dari Djoko Tjandra. Uang itu diberikan agar
Napoleon membantu menghapus Djoko Tjandra dari status daftar pencarian orang sistem
Imigrasi yang mana jika status DPO djoko tjandra dicabut, maka djoko tjandra selaku
tersangka kasus bank bali dapat masuk ke indonesia dan juga dapat mengajukan
praperadilan. Tentunya hal ini harus di cegah, apalagi saat ini pemerintah indonesia sedang
gencar melakukan penindakan dan pencegahan terhadap para pelaku kasus tindak pidana
korupsi, bisa dilihat bahwa dalam beberapa kasus para pelaku tindak pidana korupsi hanya
akan bebas dengan cara murni dan tidak dapat mengajukan pembebasan bersyarat
ataupun cuti bersyarat, serta mereka harus membayar sejumlah denda kepada negara, hal
ini ditujukan agar menimbulkan efek jera.
Napoleon pun dinilai melanggar Pasal 5 Ayat 2 jo Pasal 5 Ayat 1 huruf a UU Nomor 31
Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. Sehingga irjen pol
napoleon bonaparte di penjara 4 tahun dengan denda 100 juta dan subsider 6 bulan
penjara, vonis ini lebih berat daripada jaksa jaksa penuntut umum (JPU) yakni 3 tahun
penjara dan denda Rp 100 juta subsider 6 bulan kurungan. Majelis hakim menilai tuntutan
dari jpu terlalu ringan padahal jika di telisik lebih dalam irjen pol napoleon telah merusak
citra polri yang harus nya dapat menjadi tonggak dalam pemberantasan tindak pidana
korupsi dan juga irjen pol napoleon juga terlihat tidak mau mengakui dan tidak menyesali
perbuatannya.

2.- Majelis hakim menyatakan Tommy terbukti bersalah dalam kasus suap terkait
penghapusan red notice di Interpol atas nama Joko Soegiarto Tjandra alias Djoko Tjandra.
"Memutuskan, menyatakan terdakwa Tommy Sumardi terbukti secara sah dan meyakinkan
menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama, Dalam
kasus ini, Tommy berperan sebagai perantara suap dari Djoko Tjandra kepada dua jenderal
polisi untuk menghapus red notice atas nama Djoko Tjandra. Majelis hakim Menjatuhkan
pidana penjara selama 2 tahun dan pidana denda sebesar Rp 100 juta dengan ketentuan
bila denda tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 6 bulan. Menurut
majelis hakim, hal yang memberatkan Tommy adalah perbuatannya tidak mendukung
pemerintah dalam rangka pemberantasan KKN. "Terdakwa melakukan tindak pidana
sejenis yang dilakukan terdakwa di wilayah pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang
jumlahnya relatif tinggi serta terdakwa dalam melakukan tindak pidana bersama-sama
dengan terpidana dan aparat penegak hukum," kata Damis menambahkan. Sementara, hal
yang meringankan bagi Tommy adalah bersikap sopan, belum pernah dihukum, ditetapkan
sebagai justice collaborator, mengaku dan meyesali perbuatan, serta masih memiliki
tanggungan keluarga.

- Perbuatan yang dilakukan Djoko Tjandra termasuk salah 1 jenis korupsi yaitu suap
menyuap, penjelasannya yaitu Djoko menghubungi Tommy membicarakan cara agar
Dkoko bisa masuk ke Indonesia untuk mengajukan peninjauan kembali dalam kasus Bank
Bali.Demi dapat masuk ke Indonesia, Djoko yang berstatus buron itu bersedia memberi
uang Rp 10 miliar melalui Tommy Sumardi untuk diberikan kepada sejumlah pihak yang
mengurus kepentingan Djoko, terutama kepada pejabat NCB Interpol Indonesia pada Divisi
Hubungan Internasional Polru. Suap tersebut diberikan agar Napoleon Bonaparte
menghapus nama Djoko Tjandra dari Daftar Pencarian orang (DPO) di Ditjen Imigrasi. Atas
perbuatannya, Djoko Tjandra terbukti melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a dan Pasal 15
juncto Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(UU Tipikor) juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 65 ayat (1) dan (2) KUHP.

Anda mungkin juga menyukai