Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

NAMA : RUSTAM

NIM : 041388451

MATA KULIAH : TINDAK PIDANA KHUSUS

JURUSAN : ILMU HUKUM S1

SOAL :

1. Jelaskan definisi hukum pidana menurut wiryono prodjodikoro ?


2. Sebutkan substansi hukum pidana khusus menurut para pakar minimal 2 ?
3. Jelaskan rumus RP_X-RP_Y = RP_Z ?
4. Apakah subyek dan unsur2 tindak pidana korupsi ?
5. Jelaskan asal-usul money laundering atau TPPU diawal 1930 dan bentuk-bentuk money
laundering dijaman modern ini ?
6. Apakah subyek-subyek dari TPPU ?

Jawaban :

1. Wirjono Prodjodikoro
"Hukum pidana adalah peraturan hukum mengenai pidana, pidana diartikan sebagai hal yang
dipidanakan, yaitu oleh instansi yang berkuasa dilimpahkan kepada seorang oknum sebagai hal
yang tidak enak dirasakan dan juga hal yang tidak sehari-hari dilimpahkan".

2. Substansi Hukum pidana khusus menurut para pakar adalah sebagai berikut:
- Monistis , aliran ini tidak ada pemisahan antara criminal act dengan criminal responsibility.
- Dualistis, aliran ini memisahkan criminal act dengan criminal responsibility.

3. Rumus RP_X-RP_Y = RP_Z adalah sebagai berikut :


- RP_X (Hasil korupsi)
- RP-Y (Biaya selama di tahanan – Denda = Biaya legitasi
- RP_Z (Hasil)

4. Unsur-unsur Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang


Nomor 31 Tahun 1999 :
- Pelaku (subjek), sesuai dengan Pasal 2 ayat (1). Unsur ini dapat dihubungkan dengan Pasal
20 ayat (1) sampai (7)
- Dalam hal tindak pidana korupsi oleh atau atas suatu korporasi, maka tuntutan dan
penjatuhan pidana dapat dilakukan terhadap korporasi dan atau pengurusnya.
- Tindak pidana korupsi dilakukan oleh korporasi apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh
orang-orang baik berdasarkan hubungan kerja maupun berdasarkan hubungan lain, bertindak
dalam lingkungan korporasi tersebut baik sendiri maupun bersama-sama.
- Dalam hal tuntutan pidana dilakukan terhadap suatu korporasi, maka korporasi tersebut
diwakili oleh pengurus.
- Pengurus yang mewakili korporasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat diwakili
orang lain.
- Hakim dapat memerintah supaya pengurus korporasi menghadap sendiri di pengadilan dan
dapat pula memerintah supaya pengurus tersebut dibawa ke sidang pengadilan.
- Dalam hal tuntutan pidana dilakukan terhadap korporasi, maka panggilan untuk menghadap
dan penyerahan surat panggilan tersebut disampaikan kepada pengurus di tempat tinggal
pengurus atau di tempat pengurus berkantor.
- Pidana pokok yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi hanya pidana denda dengan
ketentuan maksimum pidana ditambah 1/3 (satu pertiga).
- Melawan hukum baik formil maupun materil.
- Memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi.
- Dapat merugikan keuangan atau perekonomian Negara.
- Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan dalam
keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.
- Sebab-sebab Korupsi

5. Asal-usul money laundering atau TPPU di awal tahun 1930


Istilah pencucian uang atau money laundering telah dikenal sejak tahun 1930 di amerika serikat,
yaitu ketika AL Capone, penjahat terbesar di Amerika masa lalu, mencuci uang hitam dari usaha
kejahatannya dengan memakai Meyer Lansky, orang Polansia, yaitu seorang akuntan, mencuci
uang kejahatan Al Capone melalui usaha binatu(Laundry). Menghasilkan uang dari kegiatan
perjudian dan menutupi bisnis ilegalnya itu dengan mendirikan bisnis hotel, lapangan golf dan
perusahaan pengemasan daging. Uang hasil bisnis ilegal ini dikirimkan kebeberapa bank-bank di
Swiss yang sangat mengutamakan kerahasiaan nasabah, untuk didepositokan. Deposito ini
kemudian diagungkan untuk mendapat pinjaman yang dipergunakan untuk membangun bisnis
legalnya.
Selanjutnya, Al Capone membeli perusahaan yang sah dan resmi yaitu perusahaan pencucian
pakaian atau disebut laundromat yang ketika itu terkenal di Amerika Serikat sebagai salah satu
strateginya, yang kemudian usaha pencucian pakaian ini berkembang maju, dan berbagai
perolehan uang hasil kejahatan seperti dari cabang usaha lainnya ditanamkan keperusahaan
pencucian pakaian ini, seperti uang hasil minuman keras ilegal, hasil perjudian dan hasil usaha
pelacuran.

Bentuk-bentuk money laundering di jaman sekarang :


a. Melalui kerja sama modal.
Uang hasil kejahatan secara tunai dibawa keluar negeri lalu uang tersebut kembali dalam
bentuk kerja sama modal (joint venture project). Keuntungan investasi tersebut diinvestasikan
lagi dalam berbagai usaha lain.
b. Melalui agunan kredit
Uang tunai diselundupkan keluar negeri,lalu disimpan di bank negara tertentu yang prosedur
perbankannya tidak sulit. Dari bank tersebut lalu ditransfer kebank swiss dalam bentuk
deposito. Kemudian dilakukan peminjaman suatu bank di Eropa dengan jaminan deposito.
c. Melalui perjalanan luar negeri.
Uang tunai ditransfer ke luar negeri melalui bank asing yang ada dinegaranya, lalu uang
tersebut dicairkan kembali dan dibawa kembali ke negara asalnya oleh orang tertentu seakan-
akan uang tersebut berasal dari luar negeri.
d. Melalui penyamaran usaha dalam negeri.
Dengan uang tersebut didirikanlah perusahaan samaran, tidak dipermasalahkan apakah uang
tersebut berasal dari mana atau halal tidaknya. Namun kesannya usaha tersebut telah
menghasilkan uang”bersih”.
e. Melalui penyamaran perjudian.
Dengan uang tersebut didirikanlah usaha perjudian. Tidak menjadi masalah apakah menang
atau kalah, tetapi akan dibuat kesan “menang” sehingga ada alasan asal-usul uang tersebut.

6. Subyek-subyek dari TPPU


Subjek hukum dari tindak pidana pencucian uang dapat berupa orang perseorangan atau
korporasi. Orang perseorangan sebagai subjek hukum dari tindak pidana pencucian uang dapat
dipahami dengan melihat Pasal 1 ayat (9),Pasal 3,Pasal 4,Pasal 5,Pasal 10 UU TPPU dan
seterusnya. Pasal 1 ayat (9) UU TPPU menegaskan bahwa setiap orang terdiri dari orang
perseorangan atau korporasi. Korporasi dalam pasal 1 ayat(1) UU TPPU adalah kumpulan orang
dan/atau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan
hukum.
Subjek hukum tindak pidana pencucian uang dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Subjek hukum aktif
Subjek hukum yang aktif berarti orang perseorangan atau korporasi yang melakukan tindak
pidana pencucian uang sebagaimana diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 4 UU TPPU.
2. Subjek hukum pasif
Subjek hukum yang pasif berarti orang perseorangan atau korporasi yang menerima atau
menguasai sebagaimana diatur dalam pasal 5 UU TPPU.

Anda mungkin juga menyukai