Anda di halaman 1dari 3

Epidemiologi

Epidemi dan Prevalensi

Nama Kelompok 1 :

1. Zeus Xena (202222028)


2. Rafael Nikanor W R (202222020)
3. Okta Fitriani (202222018)
4. Shindy Lilyana (202222024)
5. Stefany rosi aprita (202222025)
6. Jesyka Setya margareta (202222011)
7. Rut Septiana Wardani (202222023)

Pengertian Epidemi

Epidemi terjadi ketika suatu penyakit telah menyebar dengan cepat ke wilayah atau negara tertentu dan
mulai memengaruhi populasi penduduk di wilayah atau negara tersebut.

Contoh Kasus Epidemi dan Lokasinya :

1. Virus Ebola di Republik Demokratik Kongo (DRC) pada 2019.


2. Flu burung (H5N1) di Indonesia pada 2012.
3. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) pada tahun 2003.
4. Pandemi flu (1889-1890) berawal di Russia menyebar dengan cepat ke seluruh St. Petersburg
dan akhirnya menyebar keseluruh dunia
5. Polio Amerika (1916)
6. Flu Spanyol (1918-1920)
7. HIV/AIDS (1981 – Sekarang)
8. Flu babi H1N1 (2009-2010)
9. Virus Zika (2015-Sekarang)
10. Demam Kuning (1793)

Pengertian Prevalensi

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prevalensi adalah jumlah keseluruhan penyakit
yang terjadi pada suatu waktu tertentu di sebuah wilayah.
 Dijelaskan dalam buku Essential Epidemiology: An introduction for Students and Health
Professionals oleh Webb P, prevalensi adalah jumlah kasus suatu penyakit dalam sebuah
populasi pada waktu tertentu.
 Lalu dijelaskan dalam buku Pengantar Epidemiologi oleh Azrul Azwar, prevalensi adalah
gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan dalam jangka waktu
tertentu di dalam masyarakat.
 Prevalensi adalah angka kejadian penyakit yang diperoleh dari suatu survei, lalu dapat
memperlihatkan ukuran beban penyakit dalam suatu populasi.
 Prevalensi juga dapat menunjukkan masalah kesehatan lainnya atau sebuah kondisi tertentu,
misalnya prevalensi perilaku merokok di suatu populasi.

Salah satu fungsi dari prevalensi yakni sebagai perencanaan dan administrator kesehatan masyarakat
yang ingin menentukan alokasi sumber daya perawatan, serta dapat mengetahui layanan kesehatan apa
yang dibutuhkan masyarakat saat ini.

Dalam prevalensi terdapat dua cara pengukuran yang digunakan yakni point prevalence
(prevalensi sesaat) dan period prevalence (prevalensi periode).

1. Point Prevalence

Point prevalence atau prevalensi sesaat adalah probabilitas dari individu dalam populasi masyarakat
yang tengah sakit pada suatu waktu tertentu. Untuk menghitung angka point prevalence dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:

Point prevalence juga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan sampel pada penelitian
epidemiologi. Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi angka point prevalence, yakni:

 Tingkat keparahan penyakit


 Durasi lamanya sakit
 Jumlah kasus baru
 Perpindahan orang sehat (migrasi)
 Pelayanan kesehatan
 Masuknya orang berisiko terserang penyakit

Angka prevalensi poin = Jumlah penderita lama dan baru dalam satu waktu ÷ jumlah penduduk x 100%

Contoh Menghitung Point Prevelence

Sebuah sekolah dengan jumlah murid 100, setelah kemarin 5 orang terkena DBD, hari ini 5 orang
lagi menderita DBD.

Angka prevalensi poin = (5+5) ÷ 100 x 100% = 10%

2. Period Prevalence

Period prevalence atau prevalensi periode adalah variasi yang mewakili jumlah orang yang
terkonfirmasi kasus penyakit pada periode waktu tertentu. Nilainya dapat ditentukan dengan cara dibagi
dengan jumlah total orang dalam populasi tersebut. Untuk menghitung angka period prevalence dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:

Angka prevalensi periode = jumlah penderita lama dan baru ÷ jumlah penduduk pertengahan x 100%
(1000)

Contoh Menghitung Periode Prevelansi :


Di daerah dengan penduduk 100.000 orang, terdapat laporan penderita penyakit TBC sebagai
berikut; Januari 50 kasus lama, 100 kasus baru, Maret 75 kasus lama, 75 kasus baru, Juli 25 kasus
lama, 75 kasus baru.

Angka prevalensi periode = (50+100) + (75+75) + (25+75) ÷ 100.000 x 100% = 0,4%

Perbedaan Prevalensi dan Insidensi

Dijelaskan dalam buku Epidemiologi Dasar oleh Prof Dr Nur Nasry Noor, dkk, prevalensi tidak
dapat digunakan untuk menentukan penyebab. Hal ini karena pada survei prevalensi, baik penyebab
maupun akibat kejadian, diamati bersamaan. Selain itu, penggunaan prevalensi juga lebih banyak untuk
perencanaan dan evaluasi program.

Sementara itu, insidensi mengacu pada tingkat di mana peristiwa baru terjadi di dalam suatu
populasi. Insidensi memperhitungkan periode waktu variabel di mana individu bebas penyakit berubah
menjadi berisiko menyebarkan penyakit. Dalam perhitungan insidensi, kejadian pembilangnya adalah
banyaknya kejadian yang baru terjadi dalam waktu tertentu. Lalu pembilang penyebutnya adalah
populasi yang berisiko mengalami peristiwa selama periode ini berlangsung.

Mudahnya, insidensi lebih merujuk pada kasus yang baru dan digunakan untuk mengetahui
etiologi dari penyakit. Sementara prevalensi lebih banyak digunakan untuk merujuk kepada status
kesehatan dalam populasi tertentu.

Contoh Kalimat Menggunakan Prevalensi

 Perdana Menteri Inggris resmi memerintahkan kepada seluruh jajarannya untuk melakukan
prevalensi terkait penyebaran virus COVID-19. Hal ini untuk mencegah virus semakin menyebar
dan berisiko menimbulkan korban jiwa.
 Prevalensi jadi hal wajib yang dilaksanakan oleh pemerintah di masing-masing wilayah di Tanah
Air. Pasalnya, hal ini penting untuk bahan penelitian dan evaluasi pemerintah ke depannya dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Sumber :

https://www.detik.com/bali/berita/d-6461532/memahami-prevalensi-adalah-cara-mengukur-dan-
contohnya

https://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/808-bedanya-endemi-epidemi-dan-
pandemi

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20220823181641-33-366043/10-wabah-penyakit-terparah-
dan-mematikan-sepanjang-sejarah

Anda mungkin juga menyukai