Anda di halaman 1dari 35

PERBEDAAN PENGETAHUAN PELECEHAN SEKSUAL PADA

REMAJA DI KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2022


SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat


Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran
Universitas Gadjah Mada

Disusun oleh:
Birrul Affan Ghiffari
18/429914/KU/20891

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN,
KESEHATAN MASYARAKAT, DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PERNYATAAN

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa skipsi yang berjudul “Perbedaan

Pengetahuan Pelecehan Seksual Pada Remaja di Kota Yogyakarta pada tahun

2022” ini sepenuhnya karya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat

karya yang ditulis atau diterbitkan orang lain atau lembaga lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 20 Agustus 2022


Penulis,

Birrul Affan Ghiffari


(18/429914/KU/20891)

ii
PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, nikmat, kasih

sayang, barakah, hidayah, inayah dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Pengetahuan Pelecehan Seksual

Pada Remaja di Kota Yogyakarta pada tahun 2022” sebagai syarat unutk

memperoleh derajat sarjana.

Dalam penyusunan bahkan penyelesaian skripsi ini saya menyadari telah

banyak mendapat dukungan, bantuan, dan doa dari banyak pihak. Penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang

terlibat membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini:

1. dr. Wikan Basworo Sp.F. sebagai dosen pembimbing materi pada penelitian

ini, yang telah meluangkan waktu untuk mendampingi, membimbing,

mengarahkan, dan memberikan kitik dan saran sepanjang penelitian ini

berlangsung.

2. dr. Martiana Suciningtyas Tri Artanti Sp.F. sebagai dosen pembimbing

metodologi pada penelitian ini, yang telah meluangkan waktu untuk

mendampingi, membimbing, mengarahkan, dan memberikan kitik dan saran

sepanjang penelitian ini berlangsung.

3. Teruntuk kedua orang tua, yang selalu senantiasa memberikan doa, kasih

sayang dan dukungan dalam bentuk apapun kepada penulis : Alm.Bapak dr.

Wushton Roichan Hanung dan Ibu Siti Mawiyah SE. Serta saudara-saudara

dan keluarga tercinta, yang selalu memberi saya dukungan.

iii
4. Teruntuk sahabat saya Fergi Darmawan, Jordan Rendy Ananta dam Fauzan

Ashrul Sugiyanto sebagai teman seperjuangan saya selama kuliah di Jogja,

yang telah saling memberi saran dan menolong selama proses penelitian

berlangsung.

5. Teman penelitian: Devina Astari Putri, Paulus Megumi Pangau, Anastasia

Vanessa Albertine Sudarto, Dika Nurhafizha yang telah bekerja sama, saling

memberi saran, dan saling menolong selama proses penelitian berlangsung.

6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu yang turut memberi

bantuan selama penelitian ini berlangsung.

Saya menyadari dalam penulisan skripsi masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu saya berharap pembaca memberikan kritik dan saran agar dapat

memperbaiki banyak kekurangan dalam penulisan ini.

Yogyakarta, 20 Agustus 2022

Penulis,

Birrul Affan Ghiffari

(18/429914/KU/20891)

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN.................................................................................ii
PRAKATA.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
INTISARI..............................................................................................................vii
ABSTRACT...........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................3
C. Tujuan Penelitian....................................................................................3
D. Keaslian Penelitian..................................................................................4
E. Manfaat Penelitian..................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
A. Landasan Teori.......................................................................................6
1. Seks...................................................................................................6
1.1 Definisi..............................................................................................6
2. Seksualitas........................................................................................6
2.1. Definisi..............................................................................................6
2.2. Dimensi Seksual................................................................................7
3. Pelecehan Seksual............................................................................9
3.1. Definisi.........................................................................................9
3.2. Bentuk Pelecehan Seksual.........................................................11
3.3. Tipe Pelecehan Seksual..............................................................12
3.4. Penyebab Pelecehan Seksual.....................................................12
3.5. Dampak Pelecehan Seksual.......................................................14
B. Kerangka Teori.....................................................................................15
C. Kerangka Konsep..................................................................................15
D. Hipotesis.................................................................................................16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................17
A. Rancangan penelitian...........................................................................17
B. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................17
C. Populasi dan Subjek Penelitian...........................................................18
D. Variabel penelitian................................................................................18
E. Definisi operasional...............................................................................18
F. Instrumen Penelitian............................................................................19
G. Jalannya penelitian...............................................................................19
H. Alat dan Bahan Penelitian...................................................................21
I. Analisis statistik....................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
LAMPIRAN...........................................................................................................24
Lampiran 1 Kuesioner.................................................................................24

v
INTISARI

PERBEDAAN PENGETAHUAN PELECEHAN SEKSUAL PADA


REMAJA DI KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2022

Latar belakang: Seksualitas merupakan aspek penting yang terdapat pada


manusia berkaitan dengan biologis dan aktivitas seksual. Seksualitas
memungkinkan terjadinya keturunan baru agar eksitensi manusia tidak punah.
Pada usia remaja terjadi dorongan seksual sebagai bentuk maturasi secara mental
dan biologis untuk menetukan jati diri individu. Di era digital yang muktahir
membuat informasi mengenai seks dapat diakses secara bebas dan apabila tidak
didasari dengan pengetahuan yang bijak serta tanggung jawab, dapat berpotensi
disalah gunakan. Rendahnya pendidikan seksualitas yang baik terhadap remaja
dapat menimbulkan penyimpangan dan kasus pelecehan seksual. Pelanggaran
seksual dapat mencakup berbagai macam aspek baik secara ranah hukum maupun
dari perspektif personalnya. Maraknya kasus pelecehan seksual dimulai dari
ketidaksesuaian antara nafsu dan pengendalian diri hingga terjadi tindakan
pelecehan yang membuat pelanggaran keasusilaan. Pelecehan seksual merupakan
tindakan yang merendahkan kehormatan orang lain dan menyebabkan dampak
sosial yang buruk. Fenomena pelecehan seksual yang masih terjadi dapat
menyebabkan keresahan sosial.
Tujuan: Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan pelecehan seksual remaja di
kota Yogyakarta terhadap frekuensi kejadian pelecehan seksual.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan
pendekatan cross sectional yang merupakan rancangan penelitian dengan
melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan.
Kata kunci :  pelecehan seksual, kekerasan seksual, tingkat pengetahuan,
pelanggaran kesusilaan, remaja.

vi
ABSTRACT

DIFFERENCES IN SEXUAL HARASSMENT KNOWLEDGE OF


ADOLESCENT IN YOGYAKARTA CITY IN 2022

Background: Sexuality is an important aspect in humans related to biology and


sexual activity. Sexuality allows the occurrence of new offspring so that human
existence does not become extinct. At the age of adolescence, sexual urges occur
as a form of mental and biological maturation to determine individual identity. In
the modern digital era, information about sex can be accessed freely and if it is not
based on wise knowledge and responsibility it can potentially be misused. The
lack of good sexuality education for adolescents can lead to irregularities and
cases of sexual harassment. Sexual violations have various aspects, both from a
legal perspective and from a personal perspective. The rise of cases of sexual
harassment starts from a mismatch between lust and self-control to acts of
harassment that cause immorality. Sexual harassment is an act that degrades the honor
of others and causes bad social Sexual harassment is an act that degrades the
honor of others and causes bad social impact. The phenomenon of sexual
harassment that still occurs can cause social unrest.
Objective: To find out the difference in the level of knowledge of sexual
harassment among adolescents in Yogyakarta city on the frequency of sexual
harassment occurrence.
Methods: This study uses an analytical research method with a cross sectional
approach which is a research design by measuring or observing at the same time.
Keywords: Sexual harassment, Sexual violence, Level of knowledge, Decency
violation, Youth

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seksualitas merupakan aspek yang ada pada manusia berkaitan dengan

faktor biologis dan aktivitas seksual. Seksualitas menurut Depkes RI adalah suatu

kekuatan dan dorongan hidup yang ada di antara laki-laki dan perempuan, kedua

makhluk ini merupakan suatu sistem yang memungkinkan terjadinya keturunan

yang sambung-menyambung sehingga eksistensi manusia tidak punah (Kemenkes

RI, 2014). Pada usia remaja terjadi gejolakan di mana ada dorongan secara

seksual sebagai bentuk pematangan secara mental dan biologis yang

mengakibatkan remaja gelisah terhadap perubahan yang ada dalam diri mereka.

Di era bebasnya akses teknologi, membuat informasi-informasi tentang seks

didapat dengan mudah. Informasi seks yang diakses oleh remaja tanpa adanya

pengetahuan mengenai seksualitas yang sehat dapat menimbulkan masalah

seksualitas pada remaja. Remaja menjadi lebih tertarik mengakses informasi seks

melalui situs seks pada internet, buku-buku seks, bereksperimen seks, masturbasi,

melakukan hubungan badan, hingga melakukan pelecehan seksual. Namun

demikian, masih sedikit orang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan

seksualitas pada remaja sehingga banyak remaja yang kurang teredukasi secara

tepat tentang seksualitas yang sehat. Pengetahuan pelecehan seksual penting

diberikan kepada remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal.

Pendidikan formal misalnya sekolah, sedangkan, pendidikan non-formal,

seseorang bisa mendapatkan pengetahuan akan pelecehan seksual di internet,

1
maupun media informasi lainnya melalui pendengaran dan penglihatan secara

langsung ataupun tidak langsung melalui media massa seperti internet itu sendiri.

Upaya ini perlu dilakukan untuk menghindari kemungkinan dampak yang tidak

diinginkan (Andahara, 2005).

Pelecehan seksual adalah segala bentuk tindakan penyimpangan yang dinilai

mampu merendahkan kehormatan individu yang berdampak secara sikis maupun

psikis, bertentangan dengan nilai-nilai moral dan ajaran agama serta hukum

positif. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014, remaja di dunia

berkisar 1,2 milyar 18% dari populasi remaja di dunia sedangkan remaja di

Indonesia umur 12-15 tahun sebesar 69.857.406 jiwa (WHO, 2014). United

Nations Children’s Fund (UNICEF) pada tahun 2014 juga mengungkapkan

bahwa sekitar 120 juta anak di seluruh dunia (Unicef, 2014). Lebih dari 100 anak

menjadi korban pelecehan seksual pada usia di bawah usia 20 tahun (Ahmad DN,

2017). Dampak dari pelecehan seksual pada individu sangat komplek yang akan

dialami oleh korban. Konsekuensi terhadap sikis maupun psikis yang dialami

korban akan berdampak pada perilaku, emosional, trauma, depresi, gangguan

tidur, gangguan cara berpikir, penurunan kualitas hidup, penurunan konsentrasi

belajar dan terganggunya sosialisasi. Berdasarkan fenomena tersebut, diperlukan

penelitian yang dapat mempresentasikan akar permasalahan dari kasus pelecehan

seksual. Pada penelitian ini subjek penelitian dipilih adalah anak remaja. Oleh

karena itu, dilakukan penelitian sesuai dengan latar belakang permasalahan

mengenai hubungan tingkat pengetahuan seksual yang berjudul “Perbedaan

2
Pengetahuan Pelecehan Seksual Pada Remaja Di Kota Yogyakarta Pada Tahun

2022”.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh perbedaan tingkat pengetahuan pelecehan seksual

antara remaja di Yogyakarta terhadap frekuensi kejadian pelecehan seksual?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan pelecehan seksual remaja di

kota Yogyakarta terhadap frekuensi kejadian pelecehan seksual.

D. Keaslian Penelitian

Judul Hasil Perbedaan


Dampak Hasil penelitian menunjukkan Pengumpulan
pelecehan bahwa korban pelecehan seksual data dengan
seksual terhadap memiliki perilaku yang kurang wawancara dan
perilaku sosial sosial, dampak lain secara observasi
(studi kasus psikologis yang mempengaruhi
terhadap korban perilaku sosial korban
pelecehan
seksual.
Oleh;
Delyana

Hubungan antara Hasil yang didapatkan dari Penelitian ini


objektifikasi diri penelitian tersebut menunjukkan memiliki fokus
dengan sikap tidak adanya hubungan antara penelitian
terhadap obyektifikasi diri dengan sikap terhadap
pelecehan terhadap pelecehan seksual hubungan
seksual pada objektivitas diri
remaja dan sikap

3
perempuan. terhadap
Oleh; pelecehan
Andahara seksual pada
remaja
perempuan

Hubungan Hasil menunjukkan ada Penelitian ini


tingkat hubungan tingkat pengetahuan hanya berfokus
pengetahuan dan dan sikap remaja putri dengan pada siswi
sikap remaja pelecehan seksual pada siswi sebagai subyek.
putri dengan kelas XI di SMAN 8 Aceh Barat
pelecehan Daya
seksual terhadap
siswi kelas XI
SMA N 8 Aceh
Barat Daya
kabupaten Aceh
Barat Daya
Oleh;
Evi Minarsih

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada:

1. Ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan

dan pemahaman mengenai dampak dari pelecehan seksual. Selain itu,

diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi mengenai

pengaruh pengetahuan terhadap kejadian pelecehan seksual.

2. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai

pengaruh edukasi terhadap dampak yang ditimbulkan akibat pelecehan

seksual dan pentingnya edukasi seksualitas yang tepat.

3. Penelitian Selanjutnya

4
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai dasar

penelitian lanjutan oleh penulis dan peneliti lainnya yang berminat pada

topik penelittian yang sama.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Seks

1.1 Definisi

Seks merupakan tanda biologis seseorang yang berkaitan dengan jenis

kelamin dan fungsi reproduksi manusia. Seks pada manusia hanya terdapat

dua determinasi yaitu laki-laki (penis) dan perempuan (vagina). Seks atau

jenis kelamin merupakan sebuah anugerah yang dikaruniakan kepada

manusia untuk bisa dibedakan fungsi dan peruntukannya. Demikian pula

konsep jenis kelamin yang bersifat sosial, manusia juga hanya dibedakan

dalam dua jenis kelamin sosial (gender), yakni laki-laki (man) dan

perempuan (woman) (Husein Muhammad, 2011).

2. Seksualitas

3.1. Definisi

Seksualitas merupakan semua aspek yang memiliki kaitan dengan jenis

kelamin dan aktifitas seks serta mencangkup aspek lebih luas seperti fisik,

psikis, sosial, politik, dan budaya yang dapat mempengaruhi kehidupan

individu di dalam masyarakat. Seksualitas merupakan aspek yang lebih luas

yang dipengaruhi berbagai faktor termasuk faktor internal di dalam diri

individu. Seksualitas juga berkaitan dengan bentuk komunikasi intim baik

secara individu maupun orang lain yang juga memiliki kesan interaksi yang

6
menyenangkan, romantik, gairah, erotis dan kreatif. Seks dan seksual adalah

dua aspek yang tidak bisa dipisahkan namun memiliki makna yang berbeda.

Menurut Abraham, seksualitas memiliki konsep bukan hanya mengenai

identitas, orientasi, norma, dan tindakan seksual namun mencangkup juga

hasrat, perasaan, fantasi dan pengalaman individu yang berkaitan tentang

rangsangan dan kesadaran seksual terlepas dari hubungan heteroseksual

maupun homoseksual (Abraham Leena, 2001) .

Seksualitas bukan hanya dorongan nafsuwi saja namun juga merupakan

aspek-aspek penting yang berada dalam individu. Seksual sebagai bentuk

individu mengekspresikan diri terlepas dari identitas seksual dan dalam arti

yang sangat kompleks. Seksualitas bukan hanya terpaku dengan organ-

organ tertentu saja namun juga mencangkup mengenai seluruh tubuh,

pikiran dan perasaan individu. Seksual bukanlah bawaan atau kodrat namun

merupakan sebuah aspek yang terbentuk dari proses jnegosiasi dan juga

perjuangan manusia (Jeffery weeks, 1986).

3.2. Dimensi Seksual

Seksulitas memiliki makna yang begitu komplek yang berada di

dalam tubuh manusia. Manusia dapat memperjuangan seksualitas mereka

berdasarkan berbagai banyak faktor seperti proses negosiasi, paradikma,

dan juga pergaulan individu di dalam masyarakat. Menurut Masters et al

seksualitas memiliki berbagai dimensi yang sangat luas (Masters, W.H.,

Johnson, V.E. and Kolodny, 1992), beberapa dimensi diantaranya adalah :

7
a) Dimensi Biologis

Seksualitas juga memiliki kaitan dengan anatomi fisiologi alat

kelamin dan juga alat reproduksi manusia serta patologi.

Menjaga kehatan dan juga kebersihan alat kelamin merupakan

hal yang penting karena akan bisa berdampak pada

keberlangsungan individu dalam bereproduksi. Menjaga

kehatan alat repoduksi agar terhindar dari infeksi menular

seksual dan juga menjaga fungsi dari alat reproduksi agar

optimal secara biologis.

b) Dimensi Psikologis

Seksualitas berkaitan dengan bagaimana individu menjalankan

kehidupannya seksual sesuai dengan keyakinan yang telah

dibentuk dan juga berbagai aspek psikologis seperti emosi,

kognisi, motivasi serta semua dampak fungsi dari segi

psikologis agar individu mendapat kepuasan sebagai peran

yang sedang dijalankan.

c) Dimensi Kultur dan Moral

Dimensi ini memberikan pandangan bagaimana nilai dan

moral dari segi budaya mempunyai bentuk penilaian

seksualitas antar bangsa dan negara. Penilaian ini berikatan

erat terhadap kondisi agama, kebudayaan, norma serta nilai

moral luhur yang dianut oleh masyarakat di suatu negara.

8
Moralitas dan agama yang dianut masyarak berdampak

terhadap segi pandang seksualitas.

d) Dimensi Sosial

Berdasarkan dimensi soasial seksualitas dinilai dapat dibentuk

dalam interaksi antar manusia. Tingkat kemampuan individu

dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan sosial dan

bagaimana individu melakukan peran dalam sosial akan

berpengaruh terhadap kondisi seksualitas.

3. Pelecehan Seksual

3.3. Definisi

Pelecehan secara bahasa merupakan suatu perbuatan atau tindakan

yang tampak untuk menyerang orang lain dengan maksud tujuan tidak baik.

Pelecehan seksual merupakan suatu perbuatan yang berkonotasi seksual

yang dilakukan secara sepihak tanpa yang tidak diharapkan oleh orang lain

yang menjadi sasaran sampai menimbulkan reaksi perasaan negatif pada

korban.

Korban yang sering mendapat perlakukan pelecehan sebagian besar

adalah perempuan. Berdasarkan pendapat aktivis pejuang hak perempuan

titik dasar permasalahan terjadi pelecehan dan pemerkosaan karena

perempuan dianggap objek bukan karena subjek yang memiliki derajat yang

sama dengan laki-laki. Perempuan memiliki kedudukan sub ordinasi dan

marginalisasi yang dapat dikuasai, dimanfaatkan oleh kaum laki-laki dan

dipandang sebagai second class citizens (Agustini T, 2013). Kesempatan ini

9
yang membuat banyaknya perempuan yang menjadi korban atas pelecehan

seksual. Namun demikian, pelecehan seksual bisa terjadi kapanpun dan

dimanapun baik laki-laki ataupun perempuan yang menjadi pelaku maupun

korbannya.

Kaum laki-laki juga tidak sedikit yang telah mendapat perlakuan

pelecehan seksual meskipun laki-laki dianggap lebih kuat. Pelaku pelecehan

seksual terhadap laki-laki merupakan orang yang memiliki kuasa dan lebih

superior dibandingkan korbannya sehingga korban akan merasa tidak

berdaya untuk membela dirinya. Pelecehan seksual pada laki-laki masih

dianggap masyarakat bukan hal yang serius karena stigma masyarakat

mengenai laki-laki yang mendapat pelakukan yang menjatuhkan

kehormatan laki-laki masih dianggap hal candaan saja berbeda dengan

perempuan akan mendapat pembelaan oleh masyarakat.

Kasus pelecehan seksual umum terjadi kepada orang yang dianggap

lebih lemah strata di masyarakat seperti pekerja dengan atasan di kantor

dengan imbalan promosi namun juga bisa kepada yang seusia seperti teman

sebaya. Di era modern kini banyak sekali terjadi pelecahan seksual yang

dialami para remaja. Remaja dengan rentang usia 12-18 tahun merupakan

korban dan juga pelaku pelecehan seksual. Banyak hal menjadi faktor-faktor

yang mempengaruhi seorang individu dalam melakukan perbuatan

pelecehan seksual. Edukasi seksualitas yang seharusnya ditanamkan orang

tua pada usia dini sering terabaikan dan masih dianggap hal yang tabu untuk

diajarkan kepada remaja. Selain itu, lingkungan komunitas yang buruk

10
menjadi faktor pembentuk seseorang menjadi pelaku pelecehan seksual.

Kecenderungan yang menjadikan seseorang baik laki-laki maupun

perempuan melakukan tindakan pelecehan seksual karena rendahnya

pengetahuan dan pemahaman bentuk-bentuk pelecehan seksual sehingga

banyak kasus pelecehan seksual dianggap masyarakat sebagai sesuatu yang

biasa (Hamid S. & Sarwinanti S., 2017).

3.4. Bentuk Pelecehan Seksual

Bentuk pelecehan seksual dapat terjadi dengan berbagai macam

tindakan seperti perilaku bertutur kata menjurus ke seksual, menyentuh

tubuh tanpa izin, memaksa orang lain melakukan tindakan seksual, hingga

pemerkosaan. Menurut Collier bentuk-bentuk yang dianggap sebagai

pelecehan (Collier, 1995) sebagai berikut :

a) Memberikan komentar yang seksual terhadap penampilan, gaya dan

pakaian seperti komentar yang berkonotasi seksual merendahkan harga

diri, dan komentar yang berdasar pada gender

b) Menggoda atau menarik perhatian dengan isyarat tertentu seperti siulan

nakal dari orang yang dikenal maupun tidak dikenal, main mata yang

menyapu seluruh tubuh dengan penuh nafsu, dan bahasa tubuh yang

ditujukan dengan tujuan melecehkan

c) Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada orang lain yang ditujukan

untuk merendahkan martabat.

d) Mempertunjukkan gambar, video, majalah, buku ataupun media lainnya

yang memuat konten porno

11
e) Perbuatan memamerkan tubuh atau organ intim kepada orang lain

membuat orang lain terhina

f) Menyentuh, memegang, mencubit, menepuk, memeluk seseorang tanpa

izin orang tersebut.

3.5. Tipe Pelecehan Seksual

Menurut Kelly bentuk perilaku seksual dibedakan sebagai berikut

(Anne M. O’Leary-Kelly, Lynn Bowes-Sperry, Collette Arens Bates,

2009) :

a) Bentuk Visual : Pandangan yang penuh dengan nafsu, tatapan yang

tajam mengintimidasi, dan gerak-gerik yang bersifat seksual.

b) Bentuk Verbal : Perkataan pengancam yang mengandung seksual,

gurauan seksual, gosip yang mengandung seksual, siulan menggoda

yang ditujukan ke orang lain dengan maksud seksual.

3.6. Penyebab Pelecehan Seksual

Menurut collier penyebab pelecehan seksual ada beberapa faktor

antara lain :

a) Pengalaman pelecehan seksual secara biologis

Berdasarkan subjek pelaku yang didasari oleh kondisi individu yang

memiliki seksual aktif-ofensif (fungsi reproduktif) sehingga hasrat ingin

diekspresikan tetapi tidak memiliki media maka tersalurkan dengan cara

instan terjadi pelecehan seksual.

b) Pengaruh tingkat pendidikan

12
Faktor pendidikan merupakan hal yang paling krusial dalam melakukan

tindakan. Edukasi yang tepat dengan cara menghormati orang lain dan

juga memiliki integritas dalam diri membuat orang dapat

mengendalikan tindakannya. Sikap hormat kepada antara individu dan

mengerti batasan-batasan dalam berinteraksi menjadi titik dasar orang

untuk tidak melakukan pelecehan seksual. Rendahnya pendidikan dan

sikap membuat perilaku diskriminatif terhadap orang lain hal ini yang

membuat perilaku pelecehan seksual’

c) Faktor ekonomi

Masyarakat yang berada pada strata ekonomi rendah biasanya mereka

dalam lingkungan yang homogen dengan frekuensi mobilitas yang

sama terpaku dengan lingkungannya. Tindak kekerasan sebagai solusi

dan mental nekat membuat orang memiliki keberanian melakukan

apapun termasuk pelecehan seksual.

d) Faktor sosial budaya

Kondisi sosial sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian

individu, pola asuh anak, dan pola pikir masyarakat yang dapat

menganggap berbagai hal masih dalam kondisi wajar. Pengaruh

lingkungan seperti teman yang memilki kedekatan menjadikan

pengaruh besar terhadap perbuatan pelecehan seksual. Perilaku

pelecehan yang ditimbulkan oleh individu seperti berkata konotasi

seksual kepada orang lain di beberapa kelompok masyarakat

merupakan hal yang biasa sehingga tidak ada standar dalam

13
menentukan tindakan sudah melampaui batas. Poin pentingnya adalah

social-rule sterotype, dimana berkata konotasi kotor merupakan hal

yang keren sehingga individu melakukan hal tersebut menjadi

kebiasaan.

e) Faktor pembelajaran sosial dan motivasi

Tingkah laku yang dianggap lumrah secara masyarakat namun

melanggar norma-norma kesusilaan di tempat lain secara umum

menjadikan seseorang merupakan pelaku pelecehan di dalam komunitas

masyarakat lain. Moralitas yang terbentuk kurang adaptif terhadap

sosial budaya komunitas lain menjadikan masalah sosial yang serius.

Perilaku pelecehan seksual didasari oleh moral yang tidak dijadikan

sebagai pedoman dalam berinteraksi menjadikan kasus pelecehan

seksual yang baru.

3.7. Dampak Pelecehan Seksual

Dampak yang ditimbulkan adanya pelecehan seksual bisa berefek

terhadap fisik maupun psikis. Korban bisa mengalami penyakit menular

seksual, kehamilan, dan ketergantungan obat. Secara psikologis korban akan

merasakan malu. depresi, kehilangan kepercayaan diri dan putus asa.

Dampak dari pelecehan seksual juga dipengaruhi oleh beberapa hal.

Menurut Collier dampak pelecehan seksual (Collier, 1995) sebegai berikut :

a) Tingkat keparahan : Semakin parah tindak pelecehan seksual akan

meninggalkan trauma yang mendalam bagi korban.

14
b) Frekuensi : Semakin sering korban mendapat perilaku pelecehan

seksual semakin dalam luka dan trauma yang dialami.

c) Bentuk kekerasan fisik ataupun verbal

Tindak pelecehan yang mengarah pada kekerasan fisik hingga

menimbulkan terhinanya martabat, luka bahkan cacat membuat trauma

yang sangat dalam bagi korban.

B. Kerangka Teori

Dorongan Bebasnya
seksualitas/ informasi
seksual remaja seksual

Pengetahuan
seksual

Pelecehan
seksual

Dampak Negatif

15
C. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat


Tingkat Pengetahuan Pelecehan Seksual

D. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian adalah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan

pelecehan seksual remaja di kota Yogyakarta terhadap frekuensi kejadian

pelecehan seksual.

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik

dengan pendekatan cross sectional yang merupakan rancangan penelitian dengan

melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 2022 dengan di kota Yogyakarta. Penelitian ini

dilakukan selama 6 bulan dari bulan Agustus 2022 – Januari 2022.

Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6


Penyusunan proposal
Seminar proposal dan
revisi
Pengajuan Ethical
Clearance,dan
perizinan
Pengambilan data
Analisis data dan
penyusunan tugas
akhir
Seminar tugas akhir

17
C. Populasi dan Subjek Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

remaja berumur 15-17 tahun di kota Yogyakarta. Subjek dipilih berdasarkan kriteria

inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi:

1. Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed consent.

Kriteria eksklusi:

1. Penelitian data pribadi subjek yang tidak lengkap.

D. Variabel penelitian

Penelitian ini memiliki variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan pelecehan seksual

dan variabel terikat yaitu frekuensi kasus pelecehan seksual.

E. Definisi operasional

Variabel Definisi operasional Skala


1. Tingkat Segala sesuatu yang diketahui responden Ordinal
pengetahuan tentang pelanggaran seksual.
pelecehan
seksual

2. Pelecehan Segala macam bentuk perilaku yang Ordinal


seksual berkonotasi atau mengarah kepada hal-hal
seksual yang dilakukan secara sepihak dan
tidak diharapkan oleh orang yang menjadi
sasaran sehingga menimbulkan reaksi
negatif seperti memberikan perkataan,
komentar dan lelucon jorok, menyentuh,
mencium, mencubit, meraba, membuat
gossip seksual yang membuat remaja tidak
nyaman dan merasa tersinggung

18
F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan antara lain:

1. Kuesioner penelitian

2. SPSS IBM versi 20.

G. Jalannya penelitian

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer didapatkan dari pengambilan data melalui kuesioner langsung oleh

responden

2. Pengumpulan Data

Data diambil dari siswa dengan cara mengisi kuesioner tentang pengetahuan

reamaja di kota Yogyakarta.

Aspek pengukuran pengetahuan didasari pada jawaban responden dari semua

jawaban yang diberikan instrument pengukuran pengetahuan menggunakan skala

Guatman dengan 2 (dua) pilihan jawaban Benar diberi nilai 1 dan Salah diberi nilai 0

apabila pernyataan positif. Apabila pernyataan negatif maka diberi nilai Benar = 1 dan

Salah = 0. Instrumen ini terdiri dari 19 Pernyataan positif. Berdasarkan aspek

pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3

kategori yaitu:

a. Baik : 76%-100% jika total skor jawaban 16-19 (kategori 1)

b. Cukup : 56-75% jika total skor jawaban 10-15 (kategori 2)

c. Kurang : ≤ 55% jika total skor jawaban ≤ 9 (kategori 3)

Aspek pengukuran pelecehan seksual didasari pada jawaban responden dari semua

jawaban yang diberikan instrument pengukuran pengetahuan menggunakan skala

Guatman dengan 2 (dua) pilihan jawaban Ya diberi nilai 1 dan Tidak diberi nilai 0 dari

seluruh pernyataaan yang ada. Instrumen ini terdiri dari 16 Pernyataan. Berdasarkan

19
aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan

dalam 3 kategori yaitu:

a. Tinggi : 76%-100% jika total skor jawaban 12-16 (kategori 1)

b. Sedang: 56-75% jika total skor jawaban 8-11 (kategori 2)

c. Rendah: ≤ 55% jika total skor jawaban ≤ 7 (kategori 3)

3. Pengolahan Data

3.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur. Kuesioner sebagai alat ukur harus mengukur apa yang

ingin diukur. Apabila suatu kuesioner untuk mengukur yang dimiliki responden

sebagai saran uji coba. Kemudian pertanyaan-pertanyaan (kuesioner) tersebut diberi

skor atau nilai jawaban masing-masing sesuai dengan sistem penilaian yang telah

didapatkan (Notoatmodjo S, 2017). Teknik korelasi yang dipakai adalah korelasi

product moment. Uji validitas dilakukan terhadap 20 responden yaitu remaja putri

kelas XI SMA di SMAN 7 Aceh Barat Daya Kabupaten Aceh Barat Daya. Hasil uji

validitas berdasarkan syarat nyata yang telah ditetapkan sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan berkorelasi

signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

b. Jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan tidak berkorelasi

signifikan terhadap skor total (tidak valid).

3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menentukan derajat konsistensi dari instrumen

penelitian berbentuk kuesioner. Tingkat reabilitas dilakukan melalui uji cronbach alpha

yang dibandingkan dengan table r. Menentukan derajat konsistensi dari instrumen

penelitian berbentuk kuesioner untuk menentukan kehandalan kuesioner penelitian. uji

reliabilitas dilakukan secara komputerisasi. Selanjutnya pengujian reliabilitas dimulai

dengan menguji butir soal yang sudah valid secara bersama-sama diukur
20
reliabilitasnya. Untuk mengetahui reliabilitas jika nilai cronbach alpha > 0,5 maka

hasil analisis menunjukkan reliabel.

4. Analisa Data

Analisa merupakan bagian dalam proses penelitian yang sangat penting.

Kegiatan ini digunakan untuk memanfaatkan data sehingga dapat diperoleh suatu

sesuai atau ketidaksesuaian dari suatu hipotesa. Analisis yang dilakukan adalah

analisis Univariat dan analisis Bivariat. Data yang terkumpul selanjutnya dimasukkan

dan dianalisis dalam program SPSS IBM versi 20.

4.1 Analisis Univariat

Analisis univariat yang dilakukan terhadap setiap variabel yang diteliti

dimana masing-masing variabel akan dibuat gambaran distribusi dan persentase. Data

tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel frekuensi.

4.2 Analisis Bivariat

Analisis Bivariat yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa

antara dua variabel atau lebih. Sedangkan untuk menguji hipotesis, menggunakan uji

spearman dengan derajat kepercayaan 95% (ɑ =0,05), jika p-value <0,05 berarti Ho

ditolak dan Ha diterima yang menunjukkan terdapat hubungan variabel independen

pengetahuan terhadap pelecehan seksual. Jika p-value < 0,05, berarti Ho diterima dan

Ha ditolak.

H. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner yang diisi secara

daring dan telah diuji validitas serta reliabilitasnya.

I. Analisis statistik

Data yang didapat selanjutkan akan dianalisis menggunakan metode analisis

Univariat dan Bivariat. Setelah itu, untuk menguji hipotesis menggunakan uji spearman

dengan derajat kepercayaan 95% (ɑ =0,05), jika p-value <0,05 berarti Ho ditolak dan Ha

21
diterima yang menunjukkan terdapat hubungan variabel independen pengetahuan

terhadap pelecehan seksual. Jika p-value < 0,05, berarti Ho diterima dan Ha ditolak

22
DAFTAR PUSTAKA

Abraham Leena (2001) ‘Understanding youth sexuality: a study of college students in


Mumbai City’, Tata Institute of Social Sciences [Preprint].
Agustini T (2013) ‘Faktor Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Remaja SMA Negeri 3
Cilegon-Banten’, J Ilmiah Sekol Tinggi Ilmu Kesehat Indones Maju Jakarta [Preprint].
Ahmad DN (2017) ‘Pengaruh Pendidikan Seksual dalam Keluarga Terhadap Perilaku
Penyimpangan dan Pelecehan Seksual pada Remaja’, J Pelangi. [Preprint].
Andahara, C. (2005) ‘Hubungan antara objektifikasi diri dengan sikap terhadap pelecehan
seksual pada remaja perempuan’, Widya Mandala Catholic University Surabaya [Preprint].
Anne M. O’Leary-Kelly, Lynn Bowes-Sperry, Collette Arens Bates, E.R.L. (2009) ‘Sexual
Harassment at Work: A Decade (Plus) of Progress’, Journal of Management [Preprint].
Collier, R. (1995) ‘Combating sexual harassment in the workplace’, Buckingham
Philadelphia : Open University Press [Preprint].
Hamid S. & Sarwinanti S. (2017) ‘Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Seksual pada
Remaja Awal di SMPN 2 Tempel Banyurejo Sleman Yogyakarta’, Universitas Aisyiyah
Yogyakarta [Preprint].
Husein Muhammad (2011) ‘Fiqh Seksualitas:Risalah Islam Untuk Pemenuhan Hak-Hak
Seksualitas’, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) [Preprint].
Jeffery weeks (1986) ‘Sexuality’, Chichester E. Horwood London New York Tavistock
Publications [Preprint].
Kemenkes RI (2014) ‘Profil Kesehatan Indonesia’, Kementrian Kesehatan RI [Preprint].
Masters, W.H., Johnson, V.E., A. and Kolodny, R.. (1992) ‘Human Sexuality’, New York:
Harper Collins Publishers Inc [Preprint].
Notoatmodjo S (2017) ‘Metodologi penelitian kesehatan’, Jakarta: rineka cipta [Preprint].
Unicef (2014) ‘Ending Child Marriage Progress and prospects’.
WHO (2014) ‘Health for the World’s Adolescents: A Second Chance in the Second Decade’,
Geneva, World Health Organization Departemen of Noncommunicable disease surveillance
[Preprint].

23
LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


Saya yang bernama Birrul Affan Ghiffari-18/429914/KU/20891 adalah

mahasiswa Program Studi S1 Kedokteran Fakultas Kedokteran, Keperawatan, dan

Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Saat ini sedang

melakukan penelitian tentang Perbedaan Pengetahuan Pelecehan Seksual Pada Remaja

di Kota Yogyakarta pada tahun 2022. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan

dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi S1 Kedokteran Fakultas Kedokteran,

Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan saudara/i untuk menjadi

responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi kuesioner dengan

memberikan tanda ceklis dengan sifat jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan

menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kerelaan saudara/i.

Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas

mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi saudari dan semua

informasi yang saudari berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan

penelitian ini. Terimakasih atas partisipasi saudari dalam penelitian ini.

Yogyakarta, Oktober 2022

Peneliti Responden

(Birrul Affan Ghiffari) ( )

24
Kuesioner Perbedaan Pengetahuan Pelanggaran Seksual Remaja di Kota
Yogyakarta Pada Tahun 2022

No. Kuesioner : (diisi oleh


peneliti)

Ininsial Nama :

Tanggal Pengisian :

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap item pertanyaan


2. Pertanyaan di bawah ini mohon diisi semuanya
3. Isilah jawaban sesuai dengan petunjuk masing-masing poin
4. Apabila ada yang tidak dimengerti, dapat lansung ditanyakan kepada peneliti

A. USIA
1. Usia
<15 Tahun 17 Tahun
15 Tahun 18 Tahun
16 Tahun 19 Tahun

2. Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan

25
B. PENGETAHUAN
Pilihlah jawaban dengan menggunakan tanda (√) pada kolom pilihan
sesuai dengan pilihan Saudara/i
No. Pernyataan Benar Salah
1 Seksual adalah hubungan antara laki-laki dengan perempuan
2 Pelecehan adalah perbuatan yang dilakukan dengan
cara non fisik (kat-kata, bahasa, dan gambar)
3 Pelecehan seksual adalah melakukan tindakan yang kasar
sampai pemerkosaan.
4 Bentuk pelecehan seksual dapat merugikan orang lain.
5 Bentuk pelecehan seksual berupa memperkosa.
6 Pelecehan seksual berupa tindakan yang bersifat seksual tau
cenderung bertindak seksual dengan cara gerakan kasat mata
dengan memegang, menyentuh,meraba, atau mencium.
7 Pelecehan seksual dilakukan oleh seorang laki-laki
terhadap perempuan ataupun sebaliknya.
8 Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan
siulan adalah bentuk pelecehan seksual
9 Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang
yang merasakannya sebagai merendahkan martabat adalah
bentuk pelecehan seksual.
10 Meraba tubuh atau bagian tubuh sensitif merupakan
pelecehan seksual.
11 Menyentuh tangan ke paha merupakan pelecehan
seksual
12 Menyentuh tangan dengan nafsu seksual pada wanita
merupakan pelecehan seksual
13 Main mata atau pandangan yang menyapu tubuh, biasanya
dari atas kebawah bak “ mata keranjang “ penuh nafsu.
14 Gerakan tertentu atau isyarat yang bersifat seksual.
15 Mempertunjukkan gambar-gambar porno berupa kalender,
majalah, atau buku bergambar porno kepada orang yang
tidak menyukai
16 Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada
penampilan, pakaian, atau gaya seseorang yang tidak
menyukai pelukan tersebut adalah bentuk pelecehan seksual
17 Menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki,
mencium dan memeluk seseorang yang tidak menyukai
pelukan tersebut adalah bentuk pelecehan seksual.
18 Perbuatan memamerkan tubuh atau alat kelamin kepda
orang yang terhina karenanya adalah bentuk pelecehan
seksual
19 Pelecehan seksual dapat terjadi di dalam kendaraan
angkutan umum, pasar, pusat pembelanjaan, pemberhentian
bus, gedung bioskop, dan di jalan umum.

26
C. PELECEHAN SEKSUAL
Apabila Anda pernah mengalami/melihat/mendengar tindakan
dibawah ini, dimana Anda merasa tidak menginginkan/ tidak
menyukai tindakan tersebut? (jawaban Ya atau Tidak dari pilihan
tersebut)
NO. PELECEHAN SEKSUAL YA TIDAK
1 Saya pernah mengirimkan pesan, komentar dan lelucon
jorok melalui media sosial pada orang lain
2 Saya pernah mengirimkan kata-kata mesra (seperti :
sayangku, cintaku dll) melalui media sosial pada lawan
jenis.
3 Saya pernah mengirimkan gambar jorok/porno melalui
media sosial pada orang lain.
4 Saya pernah mengirimkan video jorok/porno melalui media
sosial pada orang lain
5 Saya pernah menyebarkan gosip yang berbau seksual
kepada orang lain di media sosial
6 Saya pernah mengirimkan link/website porno pada orang
lain untuk dibuka
7 Saya pernah mengoda orang cantik/ganteng yang lewat
depan saya
8 Saya pernah menyiuli orang seksi yang lewat de depan
saya
9 Saya pernah memaksa orang lain mengirimkan foto yang
bersifat pribadi/vulgarnya kepada saya
10 Pernahkah anda meminta orang lain untuk menunjukkan
bagian tubuh yang bersifat pribadi (yang tertutup baju
dalam) ?
11 Pernahkah anda memaksa orang lain untuk menunjukkan
bagian tubuh yang bersifat pribadi kepada anda ?
12 Pernah anda meminta orang lain untuk melihat bagian
tubuh pribadi anda ?
13 Pernahkah anda mengintip atau melihat orang lain ketika
sedang mengganti bajunya ?
14 Pernahkah anda meminta orang lain untuk menyentuh
bagian tubuh pribadi anda ?
15 Pernahkah anda sengaja menyentuh bagian tubuh pribadi
orang lain ?
16 Pernahkah anda memaksa orang lain agar mau disentuh
bagian tubuh pribadinya ?

28

Anda mungkin juga menyukai