SKRIPSI
Oleh:
DHIYA RAMADHANI
J1A1 18 189
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
penelitian ini banyak hambatan dan tantangan yang didapatkan. Namun atas
bantuan dan bimbingan serta motivasi yang tiada henti-hentinya disertai harapan
yang optimis dan kuat sehingga penulis dapat mengatasi semua itu.
terima kasih kepada Bapak Jumakil, S.K.M., M.P.H sebagai Pembimbing I dan
Ibu Dr. Jafriati, S. Si., M.Si sebagai Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
dan pikirannya dalam mengarahkan penulis dalam penyusunan hasil penelitian ini.
tua saya yang sangat saya cintai dan saya banggakan, yaitu kepada Ayah saya
Zainuddin Paduai yang telah memberikan segala doa dan dukungan sampai saat
ini dan Ibu saya Farida Toasa yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik
Kemudian terima kasih kepada kedua kakak saya, Dina dan Diza dan kedua adik
v
saya, Dinul dan Dika yang selalu mendoakan, mendukung dan membantu sampai
saat ini.
Kendari.
7. Dosen Penguji Ibu Hariati Lestari, S.K.M., M.Kes, Bapak Irma, S.K.M.,
M.Ked.Trop, Ibu Jusniar Rusli Afa, S.K.M. M.Kes, yang selalu meluangkan
penulis.
8. Dosen pengajar dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah banyak
9. Kepala Puskesmas Kulati, Kepala Desa Dete, Kepala Desa Kulati, Kepala Desa
vi
10. Seluruh masyarakat yang menjadi responden yang bersedia menerima dan
11. Teman-teman SDN 19 Kendari, SMPN 3 Kendari, SMAN 6 Kendari mulai dari
X MIPA 1, XI MIPA 1 dan XII MIPA 1, terkhusus Ajeng, Mira, Alya, Agnia,
Fiki, Zidni, Asri, Lasri, Meri, dan Agnes yang selalu memberi nasihat dan
12. Teman seperjuangan: Larra, Aul, Merisa, Marwa, Nisa, Ndah, Pute, Eta, Ana,
Julpa, Ayuning, Cika, Wulan, Widy, Gita, Mbul, Yusep, Kak Andyka, Eja,
Juan, Taufik, Reza, Eka yang selalu mendampingi, membantu, menasehati, dan
13. Sepupu saya, Mitha dan Anggie yang selalu membantu dan memberi dukungan
14. Kepada segenap warga Kwangya terutama member EXO dan NCT, dan
Labibia, EPID.COM FKM UHO, ISMKMI SULTRA yang tidak bisa saya
vii
17. Seluruh teman-teman mahasiswa angkatan 2018 mulai dari peminatan Kesling,
18. Kepada kakak senior angkatan 2016 dan 2017 serta adik-adik angkatan 2019,
2020 dan 2021 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
19. Kepada semua keluarga besar saya baik dari pihak Ayah maupun Ibu yang telah
Dalam penulisan dan penyusunan hasil penelitian ini, penulis sadari masih
jauh dari kesempurnaan karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan
Demikian penulis harapkan agar hasil penelitian ini membawa manfaat bagi
masyarakat.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 28
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 28
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 28
3.3 Populasi dan Sampel .............................................................................. 28
3.4 Variabel Penelitian ................................................................................. 31
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 32
3.6 Definisi Oprasional dan Kriteria Objektif .............................................. 32
3.7 Jenis Data Penelitian .............................................................................. 36
3.8 Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data ............................................. 36
3.9 Protokol Kesehatan saat Penelitian ........................................................ 39
LAMPIRAN ......................................................................................................... 70
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Informed Consent 69
2. Kuesioner Penelitian 71
3. Jenis Kegiatan 74
4. Output SPSS Hasil Penelitian 75
5. Dokumentasi Saat Penelitian 80
6. Surat Pengantar Izin Penelitian 82
7. Surat Izin Penelitian 83
8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 84
xv
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEDIAAN
MASYARAKAT MENERIMA VAKSINASI COVID-19
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KULATI
KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2021
Dhiya Ramadhani
J1A118189
ABSTRAK
Indonesia dan negara-negara lain masih terus berjuang untuk mengatasi pandemi
Covid-19. Sampai saat ini tercatat sudah lebih dari 4 juta kasus konfirmasi Covid-
19 di Indonesia. Berbagai upaya pengendalian terus dilakukan, salah satunya
melalui pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Akan tetapi, masih banyak masyarakat
yang enggan untuk menerima vaksinasi Covid-19, hal ini disebabkan karena
beberapa faktor seperti kurangnya pengetahuan dan masyarakat masih belum
percaya terhadap vaksin Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor
yang berhubungan dengan kesediaan masyarakat menerima vaksinasi Covid-19 di
wilayah kerja Puskesmas Kulati Kabupaten Wakatobi tahun 2021. Metode
penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan sampel menggunakan
proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan dari 321
responden yang bersedia menerima vaksinasi Covid-19 sebanyak 130 (40,5%)
responden dan yang tidak bersedia menerima vaksinasi Covid-19 sebanyak 191
(59,5%) responden. Berdasarkan analisis bivariat didapatkan pengetahuan (nilai
p=0,000), persepsi (nilai p=0,000), dan keterjangkauan lokasi (nilai p=0,115). Hasil
penelitian dapat disimpulkan terdapat hubungan antara pengetahuan dan persepsi
dengan kesediaan masyarakat menerima vaksinasi Covid-19, sedangkan tidak
terdapat hubungan antara keterjangkauan lokasi vaksinasi dengan kesediaan
masyarakat menerima vaksinasi Covid-19.
xvi
FACTORS RELATED TO COMMUNITY WILLINGNESS
TO RECEIVE COVID-19 VACCINATION IN THE
WORKING AREA OF THE KULATI HEALTH
CENTER WAKATOBI REGENCY IN 2021
Dhiya Ramadhani
J1A118189
ABSTRACT
Indonesia and other countries are still struggling to overcome the Covid-19
pandemic. To date, there have been more than 4 million confirmed cases of Covid-
19 in Indonesia. Various control efforts continue to be carried out, one of which is
through the implementation of the Covid-19 vaccination. However, there are still
many people who are reluctant to receive the Covid-19 vaccination, this is due to
several factors such as lack of knowledge and people still do not believe in the
Covid-19 vaccine.. This study aims to factors related to community willingness to
receive covid-19 vaccination in the working area of the Kulati health center
Wakatobi regency in 2021. This research method uses an analytic observational
research type with a cross sectional approach and the sampling technique uses
proportionate stratified random sampling. The results showed that of the 321
respondents who were willing to receive the Covid-19 vaccination, 130 (40.5%)
respondents and 191 (59.5%) respondents who were not willing to receive the
Covid-19 vaccination. Based on the bivariate analysis, it was obtained knowledge
(p value = 0.000), perception (p value = 0.000), and location affordability (p value
= 0.115). The results of the study can be concluded that there is a relationship
between knowledge and perception with the willingness of the community to
receive the Covid-19 vaccination, while there is no relationship between the
affordability of the location and the willingness of the community to receive the
Covid-19 vaccination.
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Akhir Desember 2019 diawali dengan adanya kasus pneumonia yang tidak
tersebut adalah Coronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2 (Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini berasal dari famili yang
sama dengan virus penyebab SARS dan MERS. Meskipun berasal dari famili yang
Covid-19 hingga saat ini sebanyak 4,216,728 kasus. Untuk kasus terkonfirmasi
1
2
pandemi Covid-19. Sampai saat ini tercatat sudah lebih dari 4 juta kasus konfirmasi
untuk menetapkan enam jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia, yaitu
vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National
2021 dan diharapkan dapat menjangkau seluruh target sasaran secara bertahap.
Agar pelaksanaan vaksinasi dapat berjalan lancar dengan cakupan yang tinggi,
Menurut WHO, data vaksin di dunia hingga saat ini sebanyak 5.924.819.985
(WHO, 2021). Jika dilihat dari data Kementerian Kesehatan, data vaksinasi Covid-
19 hingga saat ini masih rendah, di Indonesia vaksinasi dosis 1 sebesar 43,13% atau
Tenggara hingga saat ini vaksinasi dosis 1 sebesar 29,65% atau 593,812 dan
3
sebesar 18,2% atau 15,710 dan vaksinasi dosis 2 sebesar 7,6% atau 6,584
hingga saat ini vaksinasi dosis 1 sebesar 25,1% atau 486 dan vaksinasi dosis 2
Ketersediaan vaksin Covid-19 di Puskesmas Kulati hingga saat ini sebanyak 832
dosis vaksin. Dimana untuk jenis vaksin Sinovac-CoronaVac dosis yang tersedia
sebanyak 790 dan jenis vaksin Moderna dosis yang tersedia sebanyak 42
Data yang diperoleh dari survei daring yang dilakukan oleh kerjasama antara
menerima vaksin Covid-19, alasan penolakan vaksin Covid-19 paling umum adalah
samping seperti demam dan nyeri (12%), dan alasan keagamaan (8%) (Kementerian
umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, agama, dan suku (Ichsan et
al., 2021). Penelitian lain oleh Liora Shmueli (2021) mengenai niat masyarakat
satu tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kulati didapatkan bahwa masih
banyak masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kulati yang
tidak mau atau tidak bersedia di vaksinasi Covid-19. Hal ini dikarenakan
kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin Covid-19 masih kurang. Disisi lain,
masyarakat masih percaya terhadap berita hoax atau isu negatif mengenai vaksin
Covid-19 seperti isu salah satu masyarakat yang bertempat tinggal di Wanci setelah
vaksinasi Covid-19 jenis apapun. Selain itu, jarak antara tempat tinggal masyarakat
dengan lokasi vaksinasi yang cukup jauh juga merupakan salah satu alasan masih
Berdasarkan data dan informasi di atas serta dalam konteks wilayah, belum
penelitian ini yaitu faktor apa saja yang berhubungan dengan kesediaan masyarakat
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang
tahun 2021.
baru bagi peneliti sehingga dapat dijadikan sebagai ilmu dalam bentuk penelitian
ilmiah selanjutnya.
ini juga diharapkan dapat menjadi suatu kajian untuk peneliti selanjutnya.
Wakatobi yang terdiri dari Desa Wawotimu, Desa Kulati, dan Desa Dete dengan
TINJAUAN PUSTAKA
pada manusia dan hewan. Pada manusia, beberapa virus corona diketahui
menyebabkan infeksi saluran pernapasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang
lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom
atau SARS-CoV-2). Virus ini merupakan keluarga besar Coronavirus yang dapat
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS (Middle East
sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan, Hubei, China
menyebar di berbagai negara di dunia. Pandemi adalah suatu keadaan dimana suatu
termasuk SARS-CoV, yang menginfeksi manusia, kelelawar, dan hewan liar (Li, et
al., 2020).
memungkinkan virus menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang
ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang lain yang berada jarak
partikel berisi air dengan diameter >5-10 µm. Transmisi droplet terjadi ketika
memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin) dan karena itu berisiko
mengalami mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata) terkena tetesan
pernapasan yang berpotensi infektif. Penularan juga dapat terjadi melalui fomites
di lingkungan sekitar orang yang terinfeksi. Oleh karena itu, penularan virus
COVID-19 dapat terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan
kontak tidak langsung dengan permukaan di lingkungan terdekat atau dengan benda
9
yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya, stetoskop atau termometer)
(WHO, 2020b).
CoV2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau
bersin. Selain itu, telah diteliti bahwa SARS-CoV-2 dapat viabel pada aerosol
reproductive number (R0) Covid-19 sebesar 1,4 hingga 2,5. Namun, studi lain
2.1.3 Diagnosis
tetapi hasil inkonklusif atau seseorang dengan dengan hasil konfirmasi positif
dikenal juga istilah orang tanpa gejala (OTG), yaitu orang yang tidak memiliki
gejala tetapi memiliki risiko tertular atau ada kontak erat dengan pasien Covid-19.
Kontak erat didefinisikan sebagai individu dengan kontak langsung secara fisik
tanpa alat proteksi, berada dalam satu lingkungan (misalnya kantor, kelas, atau
pengawasan (kontak erat risiko rendah), probable atau konfirmasi (kontak erat
risiko tinggi). Kontak yang dimaksud terjadi dalam 2 hari sebelum kasus timbul
gejala hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala (Kementerian Kesehatan RI,
2020a)
10
Diagnosis komplikasi seperti ARDS, sepsis, dan syok sepsis pada pasien
sepsis, dan syok sepsis pada pasien Covid-19 (Feng, et al., 2020).
a. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan air
b. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan
mulut jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena
droplet dari orang yang batuk atau bersin. Jika tidak memungkin melakukan
jaga jarak maka dapat dilakukan dengan berbagai rekayasa administrasi dan
teknis lainnya.
e. Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti pakaian
f. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) seperti konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit
h. Mengelola kesehatan jiwa dan psikososial Kondisi kesehatan jiwa dan kondisi
1) Emosi positif, gembira, senang dengan cara melakukan kegiatan dan hobi
yang disukai, baik sendiri maupun bersama keluarga atau teman dengan
masing-masing.
pengalaman yang menyenangkan, bicara pada diri sendiri tentang hal yang
4) Apabila sakit menerapkan etika batuk dan bersin. Etika batuk dan bersin
meliputi:
masker dengan tepat, tidak membuka tutup masker dan tidak menyentuh
berbasis alkohol.
b) Jika tidak memiliki masker, saat batuk dan bersin gunakan tisu lalu
langsung buang tisu ke tempat sampah tertutup dan segera cuci tangan
berbasis alkohol.
c) Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi dengan lengan atas
kesehatan.
Vaksin adalah salah satu cara yang paling efektif dan ekonomis untuk
vaksin agar lebih efektif untuk melemahkan infeksi virus corona. Sejauh ini lebih
biologi yang mengandung antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati atau
yang telah dilemahkan, utuh atau sebagian, atau toksin mikroorganisme yang telah
diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang ditambahkan zat lain, dan
bila diberikan kepada seseorang akan menyebabkan kekebalan spesifik secara aktif
tubuh manusia dinamakan dengan vaksinasi. Tujuan dari vaksinasi Covid-19 adalah
untuk mengurangi risiko penularan dan memutus mata rantai Covid-19 (Peraturan
apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut maka tidak akan sakit atau
Jenis vaksin Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang diproduksi oleh PT.
Biotech Ltd. sebagai jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan untuk
putih selesai pada akhir 2021. Bio Farma juga bekerja sama dengan perusahaan
b. AstraZeneca
70%. Saat ini, uji coba masih berlanjut pada 20.000 relawan. Vaksin
sukses, itu hanya digunakan untuk pejabat China, pekerja keliling dan pelajar.
15
Pada September 2020, Uni Emirat Arab adalah negara pertama di luar China
d. Moderna
(Argista, 2021).
Serikat dan Eropa untuk segera menggunakan vaksin virus corona mereka.
Dalam uji coba terakhir pada 18 November 2020, mereka mengklaim bahwa
95% vaksin tersebut efektif melawan virus corona dan tidak ada bahaya
Saat ini, CoronaVac sedang memasuki uji coba fase 3. Sinovac sedang
ditunjukkan pada hasil awal pada monyet yang dipublikasikan di jurnal Science,
antibodi yang dihasilkan oleh vaksin tersebut dapat menetralkan 10 strain Sars-
2.3.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik dari pada
diantaranya:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
penyakit deman berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Agepty, dan
sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
c. Aplikasi (application)
tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang telah paham tentang
d. Analisis (analysis)
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Misalnya dapat
e. Sintesis (synthesis)
kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar
f. Evaluasi (evaluation)
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan
sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-
18
norma yang berlaku dimasyarakat. Misalnya seorang ibu dapat menilai atau
sebesar 0,000 (< 0,05) yang berarti bahwa ada pengaruh pengetahuan terhadap
2.3.2 Persepsi
a. Harapan
harapan positif untuk mencapai tujuan. Jika harapan disertai dengan tujuan
berharga yang dapat dicapai daripada tujuan yang mustahil, maka harapan akan
b. Pengalaman
c. Masa Lalu
Masa lalu adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan jumlah total
peristiwa yang terjadi sebelum titik waktu tertentu. Masa lalu sangat kontras
d. Keadaan Psikologis
emosi, cara berpikir tentang pengelolaan informasi dan perilaku sosial manusia.
Psikologi harus dianggap sebagai bagian penting dari kesehatan manusia secara
keseluruhan.
Selain 4 faktor tersebut masih ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
persepsi, yaitu :
b. Merangsang benda atau peristiwa tertentu baik berupa orang, benda atau
peristiwa.
d. Gerakan lebih mudah untuk dilihat daripada objek tetap, statis dan pasif.
e. Sesuatu hal yang baru, karena hal baru akan menarik lebih banyak perhatian.
20
dalam proses persepsi ada tiga komponen utama yang mempengaruhi persepsi
a. Seleksi
intensitas, dll.
b. Interpretasi
yang akan selalu diingat orang, sistem yang digunakan, motivasi, kepribadian
dan kecerdasan, serta reaksi yang mengubah interpretasi dan persepsi menjadi
bentuk perilaku.
adanya efek samping seperti demam dan nyeri (12%), dan alasan keagamaan (8%).
didapatkan hasil signifikansi α (0,05) nilai p value sebesar 0,000 < signifikasi α
(0,05) maka hipotesis penelitian diterima yang berarti ada hubungan antara persepsi
21
yang ada dan mudah dijangkau merupakan salah satu faktor yang memberi
Tempat pelayanan yang jaraknya jauh bisa jadi membuat orang akan enggan
ada biaya tambahan yaitu biaya transportasi. Bagi orang-orang yang akan berfikir
berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan geografis, keadaan
geografis ini dapat diukur dengan jenis transportasi, jarak, waktu perjalanan dan
pelayanan kesehatan, maka akan semakin sedikit pula waktu yang diperlukan
geografis yang sangat beragam merupakan tantangan yang cukup besar di dalam
22
pemberian vaksinasi secara merata di Indonesia. Tanpa akses yang mudah dan
Tidak tercapainya target cakupan vaksinasi lengkap antara lain dipengaruhi oleh
yang tinggal di daerah perkotaan yang memiliki fasilitas kesehatan lengkap baik
rumah sakit maupun klinik dapat dengan mudah untuk melakukan vaksinasi, akan
tetapi bagi yang tinggal di perdesaan dengan fasilitas yang terbatas menyebabkan
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berusai 18 tahun ke atas
menerima vaksin Covid-19, dan 280 (28,2%) mengatakan "tidak yakin" untuk
dan risiko yang dirasakan untuk tertular infeksi juga membuat responden
Ethiopia” meneliti tentang determinan niat guru sekolah untuk menerima vaksin
Populasi dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di Sekolah Dasar (SD)
faktor sosial demografi afiliasi agama dan status pendidikan dikaitkan dengan
dengan agama Ortodoks, mereka yang berafiliasi dengan kategori agama lain
(yaitu, Katolik dan Protestan) telah meningkatkan niat untuk menerima vaksin.
penelitian ini peserta yang mencapai gelar sarjana memiliki penurunan niat
19 hanya sebesar 35,3% di mana kelompok umur <20 tahun (83,6%), responden
menikah (76,9%), dan beragama islam (69,3%) merupakan yang paling banyak
menolak atau tidak bersedia menerima vaksinasi Covid-19. Faktor umur dan
perilaku dari Green (1980) yang membagi faktor-faktor yang berhubungan dengan
faktor pemungkin, dan faktor penguat. Faktor predisposisi merupakan faktor yang
nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan
ekonomi (pekerjaan dan tingkat pendidikan), agama, jenis kelamin, umur, suku,
status pernikahan, dan persepsi masyarakat. Faktor pemungkin adalah faktor yang
tinja, ketersediaan makanan yang bergizi dan sebagainya. Faktor pemungkin dalam
penelitian ini adalah pengguna asuransi, keterjangkauan lokasi vaksinasi, dan peran
tenaga kesehatan. Faktor penguat adalah faktor yang meliputi faktor sikap dan
perilaku tokoh masyarakat (toma), toko agama (toga), sikap dan perilaku para
petugas termasuk petugas kesehatan. Faktor penguat dalam penelitian ini adalah
anggota keluarga yang sudah di vaksin, dan anggota keluarga atau orang terdekat
Kesediaan Masyarakat
Menerima Vaksinasi
Covid-19
penelitian maka peneliti hanya memilih lima variabel dalam penelitian ini yang
Pengetahuan
Kesediaan
Persepsi masyarakat
Menerima
Vaksinasi Covid-19
Keterjangkauan
lokasi vaksinasi
: Variabel dependen
: Variabel independen
2.7 Hipotesis
Kulati.
BAB III
METODE PENELITIAN
korelasi antara paparan atau faktor risiko (independen) dengan akibat atau efek
satu waktu antara faktor risiko dengan efeknya (point time approach), artinya
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Kulati yaitu Desa Dete, Desa Kulati, dan Desa Wawotimu sebanyak
1.936 jiwa.
28
29
3.3.2 Sampel
jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana.
Dalam penelitian ini koefisien kepercayaan 95% dan sampling eror 5%.
a. Besar sampel
∝
𝑁. 𝑍 2 (1 − 2 ) 𝑝. 𝑞
𝑛= ∝
𝑑 2 (𝑁 − 1) + 𝑍 2 1 − 2 𝑝. 𝑞
Keterangan:
q = 1 – p (1 – 0,5 = 0,5)
𝑛 = Besar sampel
1.859,3344
𝑛=
4,8375 + 0,9604
1.859,3344
𝑛=
5,7979
𝑛 = 320,691008814
penelitian ini di sesuaikan menjadi sebanyak 321 orang dari seluruh total
penduduk yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kulati. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah dalam pengolahan data dan untuk hasil pengujian yang
lebih baik.
anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional
(Sugiyono, 2017). Strata yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu Desa
besarnya sampel pada setiap kelas digunakan rumus alokasi proporsional agar
𝑁𝑖
𝑛𝑖 = .𝑛
𝑁
Keterangan:
Jumlah
No. Desa Populasi Perhitungan Sampel
Sampel
1. Dete 321 × 642
642 106
1.936
2. Kulati 321 × 660
660 110
1.936
3. Wawotimu 321 × 634
634 105
1.936
Total 1.936 321
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan yaitu probability
sampel dimana setiap unit populasi, mempunyai kesempatan yang sama untuk
diambil sebagai sampel dan pengambilan sampel secara acak melalui cara yang
Penarikan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara melihat data
masyarakat tiap RT dan RW yang diperoleh dari kelurahan dan dipilih melalui
a. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesediaan
vaksin Covid-19.
faktor-faktor lainnya.
Kriteria Objektif
Untuk menentukan batas nilai minimum perlu diketahui interval (I) yang
I = R/K
33
Keterangan :
I = Interval
R = Range
K = Jumlah Kategori
Diketahui:
Jumlah Pertanyaan = 10
K=2
Dijawab:
I = R/K
= 100/2 = 50
Kriteria objektif
1) Baik : Bila jawaban responden memperoleh nilai > 50% atau memiliki
pengalaman individu.
Untuk menentukan batas nilai minimum perlu diketahui interval (I) yang
I = R/K
Keterangan :
I = Interval
R = Range
K = Jumlah Kategori
Diketahui:
Jumlah Pertanyaan = 10
K=2
35
Dijawab:
I = R/K
= 100/2 = 50
Kriteria objektif
2) Persepsi Positif : Bila jawaban responden memperoleh nilai > 50% atau
mampu dicapai dengan maksimun dari satu wilayah ke wilayah lain. Tempat
pelayanan yang jaraknya jauh bisa jadi membuat orang akan enggan untuk
mendatanginya.
Kriteria objektif
2) Tidak Terjangkau : Jika jarak yang ditempuh responden > 500 M (Kartina,
2021).
36
Data primer dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan
kuesioner yang telah disediakan dan yang telah ditetapkan sebagai sampel.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari web WHO (World Health
Kulati.
entry data, editing, coding, dan tabulasi. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan
a. Editing
apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap, jelas jawaban dari responden,
b. Coding
c. Entry Data
selanjutnya diolah.
d. Tabulasi
kategori.
Data yang telah diperoleh dapat dianalisis dengan menggunakan dua cara
yaitu:
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
Chi Square untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat.
38
Beberapa syarat dimana uji Chi Square dapat digunakan (Negara dan
Prabowo, 2018):
1) Tidak ada sel dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual
2) Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 sel saja
yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count (“Fh”)
kurang dari 5;
3) Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misal 2 x 3, maka jumlah sel dengan
frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.
Data yang diolah dan dianalisis, disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi disertai dengan penjelasan untuk melohat presentasi dari setiap variabel
penelitian.
39
pengendalian corona virus disease 2019 (Covid-19) di tempat kerja perkantoran dan
sudah ditetapkan oleh pemerintah seperti pada saat melakukan penelitian harus
masker yang menutupi hidung, mulut dan dagu. Mencuci tangan menggunakan
sabun, hindari menyentuh wajah dan selalu menjaga jarak ketika berinteraksi
Pulau Tomia sebagai salah satu Pulau Utama di Kabupaten Wakatobi terletak
pada123.56.341’ BT dan 544.873’ LS. Secara Administrasi Pulau Tomia terdiri dari
Usuku. Berdasarkan data statistik luas wilayah daratan Kecamatan Tomia sebesar
47,1 km2 atau sekitar 5,7 persen dari total luas daratan Wakatobi. Sedangkan luas
wilayah daratan Kecamatan Tomia Timur berdasarkan data statistik sebesar 67,90
Tomia Timur Kabupaten Wakatobi. Lokasi Puskesmas Kulati berada di ujung timur
Pulau Tomia. Puskesmas Kulati sebagai puskesmas rawat jalan bertanggung jawab
Transportasi antar wilayah dihubungkan dengan jalan darat. Jalan utama desa
sebagian besar sudah beraspal dan mudah dijangkau dengan sarana transportasi
darat. Dari keseluruhan wilayah kerja puskesmas kulati yang datang berobat tidak
40
41
mengalami hambatan dikarenakan mudahnya akses jalan yang dilewati dengan alat
Jika di tinjau dari letak geografis wilayah kerja Puskesmas Kulati secara
Luas wilayah kerja Puskesmas Kulati tahun 2020 sekitar 22,1 km2 , yang
terdiri dari 3 desa yaitu Desa Kulati, Desa Dete dan Desa Wawotimu.
penduduk sebanyak 1.936 jiwa, 604 kepala keluarga, dan 470 rumah, dengan
adalah Suku Wakatobi dan semua penganut agama Islam. Sedangkan bahasa
kecilnya yaitu PNS, Guru, Tenaga Kesehatan, dan Perangkat Desa. Tingkat
berikut:
a. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah pembeda antara laki – laki dan perempuan melalui
pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin tertentu. Pembedaan jenis kelamin
merupakan ketentuan yang tidak dapat berubah dan sering dikatakan sebagai
kodrat dari Tuhan. Konsep jenis kelamin adalah suatu sifat yang melekat pada
kaum laki – laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun
kultural (Sa’adah et al., 2021). Distribusi responden menurut jenis kelamin pada
masyarakat wilayah kerja Puskesmas Kulati dapat dilihat pada tabel berikut ini:
43
sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki
b. Umur
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur keberadaan suatu
benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Umur merupakan
rentang kehidupan yang diukur dengan tahun. Umur manusia diukur sejak dia
lahir hingga waktu umur itu dihitung (Hartoko, 2018). Distribusi responden
menurut umur pada masyarakat wilayah kerja Puskesmas Kulati dapat dilihat
Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Umur pada Masyarakat Wilayah Kerja
Puskesmas Kulati
responden berada pada kelompok umur 26-45 tahun dengan jumlah 116
44
berada pada kelompok umur >65 tahun dengan jumlah 11 responden (3,4%).
c. Pendidikan Terakhir
a. Kesediaan Masyarakat
responden yang tidak bersedia untuk divaksinasi Covid-19 dengan jumlah 191
b. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik dari pada
(46,7%).
c. Persepsi Masyarakat
sebagai berikut:
47
kondisi geografis yang sangat beragam merupakan tantangan yang cukup besar
rumah sakit maupun klinik dapat dengan mudah untuk melakukan vaksinasi,
akan tetapi bagi yang tinggal di perdesaan dengan fasilitas yang terbatas
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 321 responden (100%), paling banyak
dengan jumlah 202 responden (62,9%), sedangkan yang paling sedikit adalah
(0,05) menunjukkan bahwa p value = 0,000 sehingga p value < 0,05, dengan
demikian maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa ada
(0,05) menunjukkan bahwa p value = 0,000 sehingga p value < 0,05, dengan
demikian maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa ada
(0,05) menunjukkan bahwa p value = 0,115 sehingga p value > 0,05, dengan
demikian maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada
Kulati.
4.3 Pembahasan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, peraba, pembau, dan
perasa. Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
diperlukan sebagai suatu acuan dalam melawan penyebaran penyakit ini (Islami,
2021).
Covid-19 merupakan hal yang sangat penting agar tidak menimbulkan peningkatan
mengenai vaksinasi Covid-19 dapat diartikan sebagai hasil tahu mengenai dosis,
vaksinasi, memahami cara vaksinasi, dan efek samping dari vaksin itu sendiri
besar responden memiliki pengetahuan dengan kategori kurang dan tidak bersedia
menerima vaksinasi Covid-19. Dari kuesioner yang telah dijawab oleh responden
didapatkan bahwa masih banyak responden yang tidak tahu mengenai vaksin
19, keamanan dan efektivitas vaksin Covid-19 yang sudah teruji, dan tidak tahu
19 sehingga responden bisa salah mengartikan atau kurang tepat dalam mendapat
karena tidak tahu menggunakan handphone atau laptop yang dapat mengakses
media sosial atau web yang memberikan informasi terkait vaksin Covid-19 dan
responden yang bertempat tinggal di wilayah yang tidak memiliki akses jaringan
internet atau akses jaringan internetnya masih lemah juga merupakan penyebab dari
kurangnya informasi yang didapatkan oleh responden. Selain itu, dari pihak-pihak
terkait masih kurang memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai vaksin Covid-
19.
benar mengenai vaksin Covid-19, sehingga informasi yang salah atau hoax yang
beredar dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat. Hoaks yang menyangkut
kesehatan memang marak beredar di kalangan masyarakat. Ari Fahrial Syam dalam
Juditha (2019) melakukan survei yang menemukan bahwa lebih dari 90 persen
sumber yang tidak jelas serta menyebar dengan bebas melalui media sosial dan
pesan instan. Begitu pula dengan hasil survei yang dilakukan oleh Surveyor
dilakukan oleh Vosoughi et al, (2018) juga menemukan bahwa organisasi kesehatan
seluas penyebaran hoaks. Hal ini menunjukan bahwa hoaks kesehatan lebih popular
yang valid. Menurut Vosoughi informasi yang valid justru jarang menyentuh
kepada seribu lebih orang sementara hoaks paling populer yang jumlahnya hanya
satu persen dari informasi valid justru mampu menyebar ke seribu sampai seratus
kerja Puskesmas Kulati seperti hoaks mengenai seseorang yang meninggal dunia
menerima vaksin Covid-19 jenis apapun, hoaks mengenai vaksin Covid-19 adalah
konspirasi Presiden dan Menteri Kesehatan, dan hoaks yang paling banyak beredar
dan zat-zat berbahaya bagi tubuh. Jenis hoaks yang beredar di masyarakat berupa
berita atau informasi tertulis, gambar, video, serta audio mengenai informasi
bohong tentang vaksin Covid-19. Selain itu, masih banyak masyarakat yang
meningkatkan kekebalan tubuh sehingga divaksin maupun tidak divaksin tetap akan
terkena Covid-19, vaksin Covid-19 belum teruji keamanan dan efektifitasnya dan
memiliki pengetahuan dalam kategori baik tetapi tidak bersedia menerima vaksinasi
Covid-19, hal ini disebabkan karena persepsi masyarakat yang takut dengan jarum
suntik dan masyarakat terkadang ragu dan berada diposisi yang kadang bisa
55
hal ini disebabkan karena pengaruh pekerjaan yang mewajibkan untuk vaksinasi
Covid-19 dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti memiliki keluarga yang
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Febriyanti et al., (2021) dengan judul
Kelurahan Dukuh Menanggal Kota Surabaya, hasil dalam penelitian ini terdapat
Covid-19 dengan nilai signifikansi p yaitu 0,000, dimana masih banyak responden
yang tidak bersedia untuk divaksinasi Covid-19 dan memiliki pengetahuan yang
kurang mengenai vaksin Covid-19. Dari kuesioner yang dijawab oleh responden
masih banyak responden yang tidak tahu mengenai syarat yang boleh divaksin,
skrining RAPUH, dan golongan yang tidak boleh divaksin. Dalam penelitian ini,
kurang dan masyarakat tidak bersedia untuk divaksinasi Covid-19. Hal tersebut
sedikit berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartika et al., (2021) dengan
menerima vaksin Covid-19 dengan nilai signifikansi p yaitu 0,001 dimana untuk
56
pengetahuan masyarakat berada pada kategori baik dan siap menerima vaksin
Covid-19.
Persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin
berlangsung pada saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap
mengandung suatu proses dalam diri untuk mengetahui dan mengevaluasi sejauh
mana kita mengetahui orang lain. Pada proses ini kepekaan dalam diri seseorang
terhadap lingkungan sekitar terlihat. Cara pandang akan menentukan kesan yang
dihasilkan dari proses persepsi. Proses interaksi yang tidak dapat dilepaskan dari
cara pandang atau persepsi satu individu terhadap individu yang lain, memunculkan
merasakan, atau ide khusus, konsep, kesan dan lain-lain yang terbentuk. Oleh
karena itu, persepsi dikatakan sebagai bagian dari proses kehidupan yang dimiliki
oleh setiap orang, dari pandangan orang pada titik tertentu. Lalu kemudian orang
lain bahwa persepsi adalah suatu kemampuan menanggapi dan merasakan suatu
57
Dapat dikatakan bahwa ketika seseorang mempunyai persepsi yang kurang baik
terhadap vaksin Covid-19 maka akan terjadi penolakan terhadap vaksinasi yang
Covid-19 yang ada di masyarakat. Oleh karena itu pentingnya untuk memberikan
2021).
Sebagian besar responden memiliki persepsi negatif mengenai vaksin Covid-19 dan
tidak bersedia menerima vaksinasi Covid-19. Dari kuesioner yang telah dijawab
oleh responden didapatkan bahwa masih banyak responden yang memiliki persepsi
negatif mengenai kehalalan vaksin Covid-19, efek samping dari vaksin Covid-19,
dan merasa khawatir jika divaksinasi malah terinfeksi Covid-19. Persepsi negatif
informasi dan edukasi yang diberikan kepada responden mengenai vaksin Covid-
58
19 sehingga responden lebih percaya terhadap informasi yang salah atau tidak benar
vaksin Covid-19 dimana salah satu masyarakat yang bertempat tinggal di Wanci
setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 ia jatuh sakit karena terkena Covid-19 dan
berbagai saluran dapat berdampak besar pada penerimaan vaksin Covid-19 hal ini
persepsi positif terhadap vaksin Covid-19 tetapi tidak bersedia menerima vaksinasi
Covid-19, hal ini disebabkan karena lokasi vaksinasi Covid-19 yang tidak
terjangkau dan mengidap suatu penyakit tertentu sehingga tidak bersedia untuk
negatif terhadap vaksin Covid-19 tetapi bersedia menerima vaksinasi Covid-19, hal
Covid-19 dan syarat yang harus dipenuhi oleh masyarakat agar mendapatkan
bantuan sosial dari pemerintah serta bagi anak-anak usia sekolah mereka
mendapatkan dukungan langsung dari orang tua untuk menerima vaksinasi Covid-
19.
value 0,000 yang berarti terdapat hubungan signifikan antara persepsi tentang
59
persepsi yang kurang baik terhadap vaksin Covid-19 maka akan terjadi penolakan
persepsi masyarakat termasuk dalam kategori persepsi negatif dan masyarakat tidak
penelitian yang dilakukan oleh Virgiana et al., (2021) dengan judul Faktor yang
geografis yang sangat beragam merupakan tantangan yang cukup besar di dalam
pemberian vaksinasi secara merata di Indonesia. Tanpa akses yang mudah dan
Tidak tercapainya target cakupan vaksinasi lengkap antara lain dipengaruhi oleh
60
yang tinggal di daerah perkotaan yang memiliki fasilitas kesehatan lengkap baik
rumah sakit maupun klinik dapat dengan mudah untuk melakukan vaksinasi, akan
tetapi bagi yang tinggal di perdesaan dengan fasilitas yang terbatas menyebabkan
Tempat pelayanan yang jaraknya jauh bisa jadi membuat orang akan enggan
ada biaya tambahan yaitu biaya transportasi. Bagi orang-orang yang akan berfikir
berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan geografis, keadaan
geografis ini dapat diukur dengan jenis transportasi, jarak, waktu perjalanan dan
pelayanan kesehatan, maka akan semakin sedikit pula waktu yang diperlukan
membuat vaksinasi Covid-19 dapat diakses secara luas adalah upaya yang
mengidentifikasi lokasi vaksinasi yang aman dan dapat diakses dengan mudah oleh
61
responden tetap tidak bersedia untuk menerima vaksinasi Covid-19. Hal ini
yang kurang dan persepsi yang negatif mengenai vaksin Covid-19 sehingga
Puskesmas dan Balai Desa Kulati dan program vaksinasi Covid-19 secara door to
door sehingga jarak lokasi vaksinasi sudah terjangkau, tetap saja masih banyak
Covid-19 dan ada bebarapa masyarakat yang tetap bersedia menerima vaksinasi
Covid-19 walaupun lokasi vaksinasi tidak terjangkau, hal ini disebabkan karena
akses untuk ke lokasi vaksinasi sudah mudah dimana masyarakat sudah memiliki
kendaraan pribadi dan jalan menuju lokasi vaksinasi yang sudah diaspal serta
dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik dan persepsi yang positif mengenai vaksin
Covid-19.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lasmita et al.,
dilakukan oleh Ichsan et al, (2021) dengan judul Determinan Kesediaan Masyarakat
65 tahun ke atas biasanya mengalami penurunan yang signifikan dalam akses lokasi
ada beberapa keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi beberapa faktor agar
pemahaman yang berbeda tiap responden, juga faktor lain seperti faktor
penelitian.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
0,115.
5.2 Saran
berita hoax dan tidak menutup diri untuk menerima informasi seputar vaksin
Covid-19.
64
65
2. Diharapkan kepada pihak puskesmas atau pihak yang berwenang untuk lebih
PENELITIAN
Kepada Yth:
Responden Penelitian
Di Tempat.
Peneliti
PENELITIAN
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
menjadi partisipan dalam penelitian ini. Saya yang berpartipasi dalam penelitian ini
Responden
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
1. NAMA :
2. UMUR : ……….. Tahun
3. PENDIDIKAN :
4. ALAMAT :
B. Kesediaan Masyarakat
JENIS KEGIATAN
2021 2022
Jenis Kegiatan
9 10 11 12 1 2 3
Konsul Proposal
Seminar Proposal
Perbaikan
Proposal
Penelitian
Konsul Hasil
Seminar Hasil
Perbaikan Hasil
Skripsi
Lampiran 4. Output SPSS Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid D2 1 .3 .3 .3
Kesediaan Masyarakat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Persepsi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Keterjangkauan Lokasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstab
Kesediaan Masyarakat
% within Kesediaan
81.5% 23.0% 46.7%
Masyarakat
% within Kesediaan
18.5% 77.0% 53.3%
Masyarakat
% within Kesediaan
100.0% 100.0% 100.0%
Masyarakat
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 60.75.
Kesediaan Masyarakat
% within Kesediaan
59.2% 26.2% 39.6%
Masyarakat
% within Kesediaan
40.8% 73.8% 60.4%
Masyarakat
% within Kesediaan
100.0% 100.0% 100.0%
Masyarakat
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 51.43.
Kesediaan Masyarakat
% within Keterjangkauan
44.1% 55.9% 100.0%
Lokasi
% within Kesediaan
68.5% 59.2% 62.9%
Masyarakat
% within Keterjangkauan
34.5% 65.5% 100.0%
Lokasi
% within Kesediaan
31.5% 40.8% 37.1%
Masyarakat
% within Keterjangkauan
40.5% 59.5% 100.0%
Lokasi
% within Kesediaan
100.0% 100.0% 100.0%
Masyarakat
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 48.19.