Anda di halaman 1dari 142

i

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMAUAN MEMBAYAR


(WILLINGNESS TO PAY) PASIEN RAWAT JALAN POLI INTERNA
RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2019

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

RISA ATRIYANI
R J1A1 16 334

JURUSAN KESEHATAN
MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019

i
ii

ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian

yang berjudul ”Faktor Yang Berhubungan Dengan Kemauan Membayar

(Willingness To Pay) Pasien Rawat Jalan Poli Interna RSUD Kota Kendari

Tahun 2019”. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat (SKM).

Selama penyusunan hasil penelitian ini, penulis banyak dihadapkan

dengan berbagai kendala, namun atas bantuan berbagai pihak, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan penyusunannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua

orang tua tercinta, ayahanda Risman, S.KM dan ibunda Abo. H yang tak henti-

hentinya memberikan curahan kasih sayang, doa, perhatian, dan dukungan baik

moril maupun material yang takkan pernah ternilai harganya. Selain itu, penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada adik saya Rian Ariadi. R dan Rafil Ahmat.

R terima kasih atas perhatian dan motivasinya selama penulis menempuh

pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan penelitian ini, penulis

senantiasa mendapat bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk dan doa dari

berbagai pihak yang memungkinkan penelitian ini dapat terselesaikan. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, dan

penghormatan setinggi-tingginya kepada Bapak La Ode Ali Imran Ahmad,

S.KM., M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Hilda Harun, S.KM., M.P.H selaku

v
pembimbing II Serta kepada Tim penguji Ibu Dr. Nani Yuniar, S.Sos.,M.Kes, Ibu

Yasnani, S.Si., M.Kes, dan Ibu Rastika Dwiyanti Liaran, S.KM., M.Kes. Ucapan

terima kasih yang tak terhingga pula penulis tujukan kepada pihak-pihak yang

secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuan kepada penulis,

terutama kepada :

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Halu Oleo Kendari

2. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.

3. Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Halu Oleo.

4. Koordinator Program Studi Kesehatan Masayarakat Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Halu Oleo.

5. Seluruh Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.

6. Staf Jurusan dan Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah banyak

membantu pengurusan administrasi penulis dalam menyelesaikan studi.

7. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara

yang telah memberi izin penelitian.

8. Kepala RSUD Kota kendari dan seluruh staf RSUD Kota kendari yang telah

mengizinkan dan membantu penelitian dalam melakukan penelitian di Rumah

Sakit tersebut.

vi
9. Seluruh teman-teman mahasiswa angkatan 2016 mulai dari peminatan

epidemiologi, peminatan k3, peminatan promkes, peminataan gizi, dan

peminatan kesling yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu.

10. Terkhusus sahabat-sahabatku di fakultas Kesehatan Masyarakat yaitu

Mirzafanny Nurul Istiana, Nadia Kusfaini Muliadi, Fauziah Meutia Salsabila,

Restu Aninditya Thayeb, Rahmi Audriyana, Rachmia Alfatiha Kalam Rani,

Yulya Lasmita, dan Azwar atas segala dorongan, bantuan, motivasi dan

kebersamaan yang tak akan tergantikan oleh penulis.

11. Sahabatku Faizal Mustari, Febriyanti Ekasari, Reni Anggreni, Kartika Triani,

Sarah Muna Bella, Kadek Dwi Febriati, Putri Alma Sari Awallia di SMKS

Kesehatan Kendari atas segala motivasi yang tak henti-hentinya selalu

mengigatkan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir.

12. Terkhusus Sarlin S.KM atas segala bantuan, motivasi yang selalu diberikan

kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir.

13. Keluarga dan Sahabat-Sahabat PBL FKM Kelurahan Kampung Salo

Kecamatan kendari Kota Kendari.

14. Keluarga dan Sahabat-Sahabat KKN Reguler Desa Sawerigadi Kecamatan

Sawerigadi Kabupaten Muna Barat.

15. Kepada kakak senior angkatan 2012, 2013, 2014, 2015 dan adik-adik

angkatan, 2017, 2018 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

kasih atas segala doa dan dukungannya yang diberikan kepada penulis.

Dalam penulisan dan penyusunan hasil penelitian ini penulis sadari masih

jauh kesempurnaan karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. dan

vii
kekurangan hanya milik manusia sehingga penulis memohon maaf sebesar-

besarnya atas kekurangan dalam penelitian ini.

Demikian penulis harapkan agar hasil penelitian ini membawa manfaat

bagi pembaca dan menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama di bidang

kesehatan masyarakat.

Kendari, Desember 2019

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................v
SURAT PERYATAAN.........................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN...........................................xv
ABSTRAK...........................................................................................................xvi
ABSTRACT........................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................10
1.5 Ruang Lingkup/Batasan Penelitian...............................................................10
1.6 Daftar Istilah.................................................................................................11
1.7 Organisasi/Sistematika.................................................................................12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................13


2.1 Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit........................................................13
2.2 Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Kesehatan...........................................16
2.3 Tinjauan Umum Tentang Rawat Jalan.........................................................19
2.4 Tinjauan Umum Tentang Pembiayaan kesehatan.........................................20
2.5 Tinjauan Umum Tentang Tarif Pelayanan Rumah Sakit..............................23
2.6 Tinjauan Umum Tentang Kemauan Membayar...........................................26
2.7 Tinjauan Umum Tentang Tingkat Pendidikan.............................................30
2.8 Tinjauan Umum Tentang Tingkat Pendapatan.............................................30
2.9 Tinjauan Umum Tentang Akses Tempat Tinggal Ke Rumah Sakit (km)....31
2.10 Tinjauan Umum Tentang Manfaat Pelayanan............................................31
ix
2.11 Tinjauan Umum Tentang Mutu Pelayanan.................................................32
2.12 Tinjauan Penelitian Sebelumnya................................................................34
2.13 Kerangka Teori...........................................................................................36
2.14 Kerangka Konsep.......................................................................................39
2.15 Hipotesis Penelitian....................................................................................40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................42


3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian....................................................................42
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................42
3.3 Populasi dan Teknik Sampel........................................................................42
3.4 Variabel Penelitian........................................................................................45
3.5 Instrumen Penelitian.....................................................................................45
3.6 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif...................................................45
3.7 Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data...................................................50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................53


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................................53
4.2 Hasil Penelitian.............................................................................................58
4.3 Pembahasan..................................................................................................72
4.4 Keterbatasan Peneliti....................................................................................83

BAB V PENUTUP................................................................................................85
5. 1 Kesimpulan..................................................................................................85
5. 2 Saran............................................................................................................85

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Hal


2.1 Sumber pembiayaan kesehatan 21
4.2 Jumlah Tenaga Kesehatan RSUD Kota Kendari Tahun 56
2018
4.3 Distribusi Responden Menurut Umur di Poli Interna 59
RSUD Kota
4.4 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Poli 60
Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
4.5 Distribusi Responden Menurut jenis pekerjaan di Poli 61
Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
4.6 Distribusi Responden Menurut Alat transportasi di Poli 61
Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
4.7 Distribusi Responden Menurut Kemauan Membayar di 62
Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
4.8 Distribusi Responden Menurut Pendidikan di Poli Interna 63
RSUD Kota Kendari Tahun 2019
4.9 Distribusi Responden Menurut Pendapatan di Poli 64
Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
4.10 Distribusi Responden Menurut Jarak Tempat Tinggal ke 65
Rumah Sakit Di Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun
2019
4.11 Distribusi Responden Menurut Manfaat Pelayanan di Poli 65
Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
4.12 Distribusi Responden Menurut Mutu Pelayanan 66
Kesehatan di Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun
2019
4.13 Hubungan Pendidikan dengan Kemauan Membayar 67
Responden di Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun
2019
4.14 Hubungan Pendapatan dengan Kemauan Membayar 68

xi
No. Judul Tabel Hal
Responden di Poli Rawat Jalan Poli Interna RSUD Kota
Kendari Tahun 2019
4.15 Hubungan Akses tempat tinggal ke Rumah Sakit dengan 69
Kemauan Membayar Responden di Poli Rawat Jalan Poli
Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
4.16 Hubungan Manfaat Pelayanan dengan Kemauan 70
Membayar Responden di Poli Rawat Jalan Poli Interna
RSUD Kota Kendari Tahun 2019
4.17 Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Kemauan 71
Membayar Responden di Poli Rawat Jalan Poli Interna
RSUD Kota Kendari Tahun 2019

xii
DAFTAR
No. Judul Hal
2.1 Kerangka Teori 38
2.2 Kerangka Konsep 39

xiii
DAFTAR

No. Teks Ket


1. Informed Consent Terlampir
2. Kuesioner penelitian Terlampir
3. Master tabel penelitian Terlampir
4. Hasil analisa statistik menggunakan SPSS Terlampir
5. Dokumentasi penelitian Terlampir
6. Dokumentasi Terlampir
7. Surat Izin Pengambilan Data Sekunder di RSUD Kota
Terlampir
Kendari dari Dekan
8. Surat Izin Penelitian oleh Badan Penelitian dan
Terlampir
Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara
9. Surat keterangan Penelitian oleh RSUD Kota Kendari Terlampir

xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN
No. Lambang dan Singkatan Arti
1. ( Kurung pembuka
2. ) Kurung penutup
3. % Persen
4. N Jumlah sampel
5. = Sama dengan
6. ≥ Lebih besar atau sama dengan
7. ≤ Lebih kecil atau sama dengan
8. X Kali
9. H0 Hipotesis Nihil
10. H1 Hipotesis Alternatif
11. N Jumlah populasi
12. D derajat ketetapan
13. WHO World Health Organization
14. UHC Universal Health Converage

15. OOP Out of Pocket


16. JKN Jaminan Kesehatan Nasional
17. SJSN Sistem Jaminan Sosial Nasional
18. AKB Angka Kematian Bayi
19. AKI Angka Kematian Ibu
20. WTP Willingness To Pay
21. ATP Ability To Pay

xv
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMAUAN
(WILLINGNESS TO PAY) PASIEN RAWAT JALAN POLI INTERNA
RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2019

OLEH :
RISA ATRIYANI R
J1A116334

ABSTRAK
World Health Organization (WHO) memberikan dukungan kepada negara-negara
untuk mengembangkan sistem pembayaran kesehatan dengan tujuan untuk
menyediakan Universal Health Converage memastikan bahwa semua orang dapat
menerima pelayanan tanpa adanya kesulitan keuangan. Kondisi perekonomian
merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan kemauan membayar
seseorang. Pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mendapatkannya maka akan
berdampak pada peningkatan pembiayaan pelayanan kesehatan. Salah satu
masalah yang dihadapi masyarakat ketika jatuh sakit adalah besarnya beban biaya
perawatan kesehatan khususnya pada rumah tangga kelompok miskin. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kemauan
membayar (willingness to pay) pasien rawat jalan poli interna Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif yang bersifat survei analitik, dengan desain cross sectional, yaitu
penelitian ini hanya menganalisis masalah keadaan obyek penelitian pada waktu
penelitian berlangsung. Populasi responden berjumlah 460 orang, dengan besar
sampel 214 orang, uji statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap
kemauan membayar pasien (p-value = 0.753), ada hubungan antara tingkat
pendapatan terhadap kemauan membayar pasien (p-value = 0.000), tidak ada
hubungan antara akses tempat tinggal ke Rumah Sakit terhadap kemauan
membayar pasien (p-value = 0.788), tidak ada hubungan antara manfaat pelayanan
terhadap kemauan membayar pasien (p-value = 0.212), ada hubungan antara mutu
pelayanan terhadap kemauan membayar asien (P-value = 0.048).

Kata Kunci: Kemauan membayar, pasien rawat jalan, RSUD Kota Kendari

xvi
FACTORS RELATED TO THE WILLINGNESS TO PAY OUTPATIENT
CARE FOR INTERNAL POLY RSUD DISTRICT KENDARI IN 2019

BY:
RISA ATRIYANI
R J1A116334
ABSTRACT

The World Health Organization (WHO) provides support to countries to develop


health payment systems with the aim of providing Universal Health Converage to
ensure that everyone can receive services without financial difficulties. Economic
conditions are one aspect that is measured in determining one's willingness to pay.
Quality health services to get it will have an impact on increasing health care
funding. One of the problems faced by the community when they fall ill is the
high burden of health care costs, especially in poor households. This study aims to
determine the factors associated with willingness to pay (outpatient willingness to
pay) poly internal outpatients in the Kendari City Regional General Hospital in
2019. This research is a quantitative research that is analytic survey, with cross
sectional design, this research only analyzes problem state of the object of
research at the time the research took place. The population of respondents was
460 people, with a large sample of 214 people, the statistical test used the chi
square test. The results showed that there was no relationship between the level of
education with the patient's willingness to pay (p-value = 0.753), there was a
relationship between the level of income with the patient's willingness to pay (p-
value = 0,000), there was no relationship between access to the hospital to
hospital patient's willingness to pay (p-value = 0.788), there is no relationship
between the benefits of service to the patient's willingness to pay (p-value =
0.212), there is a relationship between the quality of service to the patient's
willingness to pay (P-value = 0.048).

Keywords: Willingness to pay, outpatients, RSUD District Kendari

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa

pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial

kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. World Health

Organization (WHO) memberikan dukungan kepada negara-negara untuk

mengembangkan sistem pembayaran kesehatan dengan tujuan untuk menyediakan

Universal Health Converage (UHC) memastikan bahwa semua orang dapat

menerima pelayanan tanpa adanya kesulitan keuangan (WHO, 2012).

Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam

menentukan kemauan membayar seseorang. Kemiskinan telah lama menjadi

persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah baik pusat maupun

daerah dari berbagai kalangan. Jumlah penduduk miskin di sulawesi tenggara

meningkat dari 66,41 orang atau dalam persentase penduduk miskin sebesar

6,56% pada bulan maret tahun 2018 menjadi 231,80 orang atau dalam persentase

penduduk miskin sebesar 14,07% pada bulan september tahun 2018 (Kemenkes

RI, 2018).

Tiga alasan utama mengapa belanja Pembayaran tunai (Out of Pocket) tetap

dominan sebagai sumber pembiayaan kesehatan di Indonesia yaitu : tingkat

belanja pemerintah untuk kesehatan rendah; luasnya cakupan dalam jaminan

kesehatan nasional belum lengkap; dan kesiapan sisi pemberi layanan buruk dan

1
2

obat farmasi bermerek lebih disukai (yang tidak tercantum dalam paket jaminan

kesehatan nasional) (Pandu Harimurti, 2016).

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia

diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat

wajib (mandatory) berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Tujuan penerapan SJSN adalah agar

semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi sehingga dapat

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Salah satu tujuan

utama program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah memberikan

perlindungan finansial dari biaya kesehatan khususnya biaya katastropik terhadap

semua peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penerima manfaat Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) berhak mendapatkan berbagai layanan sebagai bagian

dari paket manfaat dasar tanpa mengeluarkan biaya pelayanan. Peserta Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) yang mendapatkan pelayanan kesehatan diharapkan

pengeluaran kesehatan yang dikeluarkan dari kantong sendiri atau Out of Pocket

(OOP) akan lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki

asuransi kesehatan. Untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC), negara

harus memperluas layanan prioritas, meningkatkan cakupan peserta, dan

mengurangi pembayaran Out of Pocket (OOP). Biaya kesehatan katastropik dapat

membuat orang menjadi miskin karena sakit dan kondisi ini akan membuat angka

kemiskinan semakin meningkat (Tarigan & Suryati, 2017).

Pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mendapatkannya maka akan

ditetapkan hal tersebut belum tentu mutu pelayanan kesehatan dan derajat

2
3

kesehatan masyarakat akan meningkat karena untuk meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat perlu biaya yang cukup

besar (Pohan, 2007).

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional, dalam

pembangunan kesehatan tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal. Kenyataannya yang terjadi saat ini derajat

kesehatan masyarakat masih rendah khususnya pada masyarakat miskin

berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu

(AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 35 per 1000 kelahiran

hidup dan AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Sehingga salah satu

penyebabnya, adalah karena mahalnya biaya kesehatan sehingga akses ke

pelayanan kesehatan pada umumnya masih rendah. Asuransi kesehatan adalah

salah satu upaya untuk mengatasi masalah ketidakmampuan terhadap pembiayaan

pelayanan kesehatan(Setyawan Febri Endra Budi, 2015).

Dalam skenario elisitasi kemauan membayar, para responden kemudian

diminta untuk mengungkapkan pendapat mereka kesediaan untuk membayar

layanan terintegrasi, serta jumlah uang yang bersedia mereka bayarkan. Maksimal

jumlah uang yang bersedia dibayarkan oleh responden diperoleh dengan

menggunakan pendekatan permainan penawaran. Semua jumlah itu dihasilkan di

Nigeria naira, dan kemudian dikonversi ke dolar AS, berdasarkan nilai tukar

Nigeria 162.00 yang berlaku sampai $1. Itu tawaran awal adalah lima belas ribu

naira ($ 92,59), totalnya biaya yang berlaku untuk melakukan penilaian risiko

kesehatan dan tes skrining yang relevan untuk kanker prostat, serviks kanker dan
4

diabetes mellitus di University of Port Rumah Sakit Pendidikan Harcourt. Ini bisa

meningkat atau menurun sebesar 10% untuk dua penawaran, dengan tawaran

terakhir diambil sebagai kemauan membayar maksimum responden, setelah itu

responden diminta untuk menyebutkan jumlah maksimum atau minimum dia

bersedia membayar (Funakpa Brisibe, 2015).

Perawatan kesehatan di Malaysia didanai terutama melalui perpajakan dan

tidak lagi berkelanjutan. Satu dana pilihannya adalah asuransi kesehatan berbasis

masyarakat sukarela (VCHI), yang menyediakan perlindungan asuransi untuk

mereka yang tidak dapat memperoleh manfaat langsung dari program asuransi

kesehatan sosial atau swasta. Ini Studi dilakukan untuk menilai kesediaan orang

Malaysia untuk berpartisipasi dalam rencana asuransi kesehatan berbasis

masyarakat sukarela. Para responden pertama-tama diminta untuk memilih

rencana pembiayaan kesehatan pilihan mereka dari tiga rencana (pembayaran

sendiri, asuransi kesehatan sosial wajib dan asuransi kesehatan berbasis

masyarakat sukarela). Tingkat kemauan rumah tangga untuk membayar rencana

asuransi kesehatan berbasis masyarakat sukarela yang dijelaskan kemudian dinilai

dengan menggunakan metode penilaian kontinjensi dalam pendekatan permainan

penawaran ex-ante sampai jumlah maksimum yang akan mereka bayarkan untuk

mendapatkan layanan seperti itu disepakati. Sebagian besar (63%) orang Malaysia

di Penang lebih menyukai asuransi kesehatan berbasis masyarakat sukarela

dibandingkan dengan sistem pembiayaan kesehatan yang sepenuhnya tidak

diperlukan atau wajib asuransi kesehatan sosial (CSHI). Preferensi ini lebih tinggi

daripada yang ditemukan di Vietnam (20%) (Lofgren et al., 2008). Studi lain tidak
5

membandingkan preferensi antara rencana pembiayaan, dan yang tidak dilakukan

di negara berpendapatan menengah ke atas seperti Malaysia. Namun, perbedaan

antara Malaysia dan Vietnam mungkin menghilangkan keyakinan sebelumnya

bahwa rencana itu lebih menarik di negara-negara berpenghasilan rendah

(International Social Security Association, 2008). Selain itu, preferensi yang lebih

rendah untuk pembayaran belanja pembayaran tunai dibandingkan dengan

Vietnam (52%) mungkin menyarankan keengganan yang lebih tinggi terhadap

risiko di Malaysia. Ini tercermin oleh 90,5% yang menunjukkan preferensi untuk

asuransi kesehatan berbasis masyarakat sukarela atau wajib asuransi kesehatan

sosial. Preferensi yang lebih kuat untuk asuransi kesehatan berbasis masyarakat

sukarela dibandingkan dengan wajib asuransi kesehatan sosial juga kontras

dengan studi Vietnam, yang mungkin menunjukkan kedaulatan konsumen yang

lebih kuat di Malaysia, seperti yang biasa ditemukan dalam kelompok pendapatan

yang lebih tinggi. asuransi kesehatan berbasis masyarakat sukarela mungkin

merupakan pilihan yang paling disukai karena opsi sukarela yang memungkinkan

individu untuk memilih apakah akan berpartisipasi dalam rencana. Preferensi

dipengaruhi oleh status perkawinan (setelah disesuaikan dengan asuransi

kesehatan dan tingkat pendidikan saat ini), karena individu yang sudah menikah

hampir tiga kali lebih mungkin untuk memilih asuransi kesehatan berbasis

masyarakat sukarela dibandingkan dengan rencana belanja pembayaran tunai

Selanjutnya, preferensi yang lebih rendah untuk pembayaran belanja

Pembayaran tunai dibandingkan dengan Vietnam (52%) mungkin menyarankan

keengganan yang lebih tinggi terhadap risiko di Malaysia. Preferensi yang lebih
6

kuat untuk asuransi kesehatan berbasis masyarakat sukarela dibandingkan dengan

wajib asuransi kesehatan sosial juga kontras dengan studi Vietnam, yang mungkin

menunjukkan kedaulatan konsumen yang lebih kuat di Malaysia, seperti yang

biasa ditemukan dalam kelompok pendapatan yang lebih tinggi. Asuransi

kesehatan berbasis masyarakat sukarela mungkin merupakan pilihan yang paling

disukai karena opsi sukarela yang memungkinkan individu untuk memilih apakah

akan berpartisipasi dalam rencana. Preferensi dipengaruhi oleh status perkawinan

(setelah disesuaikan dengan asuransi kesehatan dan tingkat pendidikan saat ini),

karena individu yang menikah hampir tiga kali lebih mungkin untuk memilih

asuransi kesehatan berbasis masyarakat sukarela dibandingkan dengan rencana

belanja Pembayaran tunai.

Kesimpulan, Studi ini menunjukkan bahwa asuransi kesehatan berbasis

masyarakat sukarela mungkin merupakan opsi pembiayaan kesehatan yang

menarik yang dapat diterima oleh orang Malaysia. Mereka yang sudah menikah

dan telah mencapai tingkat pendidikan tinggi akan lebih cenderung memilih

asuransi kesehatan berbasis masyarakat sukarela daripada yang lain. Jumlah

kemauan membbayar lebih tinggi untuk mereka yang memiliki asuransi kesehatan

saat ini, pendapatan lebih tinggi dan dari etnis Cina tetapi menurun untuk mereka

yang menikah. Jumlah rata-rata bulanan yang bersedia mereka bayarkan

diperkirakan Int $ 114,38 per rumah tangga, jumlah yang cukup untuk menutupi

perawatan kesehatan masyarakat moderat. Ini akan membuatnya menarik bagi

masyarakat miskin perkotaan yang tidak memiliki akses siap ke layanan

perawatan kesehatan masyarakat. Meskipun ada keraguan mengenai


7

kelayakannya, kami percaya bahwa kelayakan jangka panjangnya dapat

ditingkatkan dengan dukungan kuat dari pemerintah dalam hal input manajerial

teknis dan jaminan dukungan keuangan. Lebih banyak informasi tentang biaya

penyakit, lebih banyak transparansi dan penawaran paket manfaat yang terkontrol

juga akan memungkinkan rencana menjadi lebih berkelanjutan

Data kunjungan pasien umum rawat jalan Poli Interna di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari pada tahun 2017 sebanyak 15.998 orang, tahun 2018

sebanyak 14.650 orang dan tahun 2019-bulan Juli sebanyak 7.303 orang. Pasien

JKN di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari pada tahun 2017 sebanyak

44131 orang, tahun 2018 sebanyak 49.525 orang dan tahun 2019-bulan Juli

sebanyak 29.516 orang dan pasien Bahteramas di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Kendari pada tahun 2017 sebanyak 79 orang, tahun 2018 sebanyak 49.525

orang, tahun 2019-bulan Juli sebanyak 14 orang. Data kunjungan pasien umum

rawat jalan Poli Interna di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari pada tahun

2017 sebanyak 5597 orang,tahun 2018 sebanyak 5.965 orang, tahun 2019-bulan

Juli sebanyak 3.444 orang, biaya tarif pelayanan kesehatan pada Poli Interna

sebanyak Rp.60.000 (Sekali Kunjungan) (RSUD Kota Kendari, 2018).

Berdasarkan fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat bahwa

biaya hidup dari waktu ke waktu selalu meningkat, baik dari segi jumlah

kebutuhan hidup maupun harga barang dan jasa yang selalu berubah. Meskipun

demikian mahal harga barang dan jasa dikalangan masyarakat maka setiap

individu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu contoh

adalah biaya pelayanan kesehatan yang semakin tinggi, khususnya biaya obat-
8

obatan hingga melebihi harga barang-barang konsumsi lainnya, dimana pelayanan

kesehatan adalah kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat bagi mereka

yang sedang menderita sakit. Masyarakat yang membutuhkan pelayanan

kesehatan tentunya harus mengeluarkan sejumlah uang tertentu.

Berdasarkan survei awal pada pasien umum rawat jalan, beberapa pasien

mengatakan alasan menjadi pasien umum diantaranya adalah ada perbedaan sikap

dan perilaku petugas kesehatan terhadap pengguna BPJS, serta pasien merasa rugi

apabila tiap bulan harus membayar angsuran BPJS tetapi hanya beberapa kali ke

pelayanan kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik mengangkat judul mengenai “Faktor

Yang Berhubungan dengan Kemauan Membayar (Willingness To Pay) Pasien

Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,

akses tempat tinggal ke Rumah Sakit (km), manfaat pelayanan dan mutu

pelayanan kesehatan terhadap kemauan membayar pasien rawat jalan Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah faktor apa saja yang berhubungan dengan kemauan

membayar (willingness to pay) pasien rawat jalan Poli Interna Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019 ?


9

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kemauan membayar

(willingness to pay) pasien rawat jalan Poli Interna Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Kendari Tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan terhadap kemauan membayar

pasien rawat jalan Poli Interna Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

Tahun 2019.

2. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendapatan terhadap kemauan membayar

pasien rawat jalan Poli Interna Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

Tahun 2019.

3. Untuk mengetahui hubungan akses tempat tinggal ke Rumah Sakit (km)

terhadap kemauan membayar pasien rawat jalan Poli Interna Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019.

4. Untuk mengetahui hubungan manfaat pelayanan terhadap kemauan membayar

pasien rawat jalan Poli Interna Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

Tahun 2019.

5. Untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan terhadap kemauan membayar

pasien rawat jalan Poli Interna Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

Tahun 2019.
1

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumber

informasi bagi instansi terkait khususnya bagi pengelola Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari dalam penyusunan kebijakan mengenai tarif.

1.4.2 Manfaat Teoritis

1. Bagi Mahasiswa

Dapat digunakan sebagai salah satu referensi tambahan dalam bidang ilmu

Kesehatan Masyarakat, Khususnya mengenai Kemauan Membayar

2. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan apabila

melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini

3. Bagi Peneliti

Sebagai wadah dalam menambah ilmu pngetahuan seorang peneliti dan

tentunya akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

1.5 Ruang Lingkup/Batasan Penelitian

Materi yang dikaji dalam penelitian ini hanya terbatas pada faktor yang

berhubungan dengan Kemauan Membayar berdasarkan tingkat pendidikan,

tingkat pendapatan, akses tempat tinggal ke rumah sakit (km), manfaat pelayanan

dan mutu pelayanan.


1

1.6 Daftar Istilah

Tabel 1.1 Daftar Istilah

ISTILAH ARTI

Willingness To Pay Willingness To Pay atau kemauan membayar dapat

diartikan sebagai sejumlah uang yang akan dibayarkan

seorang konsumen untuk memperoleh suatu barang atau

jasa.

Ability To Pay Ability To Pay (ATP) adalah jumlah uang yang mampu

dibayarkan masyarakat untuk menggantikan biaya

pelayanan yang diterimanya. Menurut Russel (2005)

bahwa Ability to Pay adalah pertimbangan dalam

membelanjakan penghasilannya/pengeluaran untuk

membeli barang atau pelayanan lain. Hal ini berkaitan

dengan keterbatasan penerimaan sehingga secara ekonomis

dalam memilih kepuasan maksimal

Komprehensif Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

bersikap mampu menangkap (menerima) dengan baik, luas

dan lengkap (tentang ruang lingkup atau isi), mempunyai

dan memperlihatkan wawasan yang luas.

BPJS Menurut Wikipedia Ensiklopedia bebas BPJS atau Badan

Penyelenggaraan Jaminan Sosial merupakan badan hukum

publik yang menyelenggarakan program sosial.


1

KIS Menurut Wikipedia Ensiklopedia bebas Kartu Indonesia

Sehat (KIS) adalah kartu identitas peserta Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS.

1.7 Organisasi/Sistematika

Proposal penelitian ini berjudul Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kemauan Membayar (Willingness To Pay) Pasien Rawat Jalan RSUD Kota

Kendari Tahun 2019 yang dibimbing oleh La Ode Ali Imran Ahmad, S.KM.,

M.Kes (Pembimbing I) dan Hilda Harun, S.KM., M.P.H (Pembimbing II).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit

2.1.1. Definisi Rumah Sakit

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (pelayanan

kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit

adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran

serta tempat pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai

tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan (Wolper dan Pena dalam

Azwar, 1996).

2.1.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan

kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya

kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan

kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit

(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Rumah Sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat,

pendidikan, penelitian kedokteran Association Of Hospital Care dalam

13
1

(Azwar,1996). Rumah Sakit mempunyai beberapa fungsi untuk menjalankan

tugas dalam memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

Fungsi Rumah Sakit antara lain:

1. Penyelenggara pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan

standar pelayanan Rumah Sakit

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna

3. Penyelenggara pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka

Peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan

Penyelenggara penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.1.3. Jenis Rumah Sakit

Menurut Azwar (1996), jika ditinjau dari kemampuan yang dimiliki,

Rumah Sakit di Indonesia dibedakan atas lima macam yaitu :

1. Rumah Sakit kelas A

Rumah Sakit kelas A adalah Rumah Sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas. Oleh pemerintah,

Rumah Sakit kelas A ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan

tertinggi (top referral hospital) atau disebut pula sebagai Rumah Sakit pusat.

2. Rumah Sakit kelas B

Rumah Sakit kelas B adalah Rumah Sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesial terbatas. Direncanakan


1

Rumah Sakit kelas B didirikan di setiap ibukota Provinsi (provincial hospital)

yang menampung pelayanan rujukan dari Rumah Sakit Kabupaten. Rumah

Sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A juga diklasifikasikan sebagai

Rumah Sakit kelas B.

3. Rumah Sakit kelas C

Rumah Sakit kelas C adalah Rumah Sakit kelas yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Pada saat ini ada 4 macam pelayanan

spesialis yang disediakan yaitu pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah,

pelayanan kesehatan anak serta pelayanan kebidanan dan kandungan.

Direncanakan Rumah Sakit kelas C ini akan didirikan di setiap ibukota

Kabupaten yang menampung pelayanan rujukan dari Puskesmas.

4. Rumah Sakit kelas D

Rumah Sakit kelas D adalah Rumah Sakit yang bersifat transisi karena pada

satu saat akan ditingkatkan menjadi Rumah Sakit kelas C. Pada saat ini

kemampuan Rumah Sakit kelas D hanyalah memberikan pelayanan

kedokteran umum dan kedokteran gigi. Sama halnya dengan Rumah Sakit

kelas C, Rumah Sakit kelas D ini juga menampung pelayanan rujukan yang

berasal dari puskesmas.

5. Rumah Sakit kelas E

Rumah Sakit kelas E adalah Rumah Sakit khusus yang menyelenggarakan

hanya satu macam pelayanan kedokteran saja. Pada saat ini banyak sekali

kelas E yang telah ditemukan. Misalnya Rumah Sakit jiwa, Rumah Sakit
1

Kusta, Rumah Sakit Paru, Rumah Sakit Kanker, Rumah Sakit Jantung,

Rumah Sakit Ibu dan anak dan lain sebagainya.

2.2 Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Kesehatan

Menurut Azwar, (1996), Pelayanan Kesehatan adalah setiap upaya yang

diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.

Menurut Azwar bentuk dan jenis Pelayanan Kesehatan terdiri dari :

1. Pelayanan Kedokteran

Jenis pelayanan ini ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat

sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk

menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya untuk

keperluan perorangan dan keluarga.

2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Jenis Pelayanan ini ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya

secara bersama-sama dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan dan mencegah serta sasaran untuk kelompok dan

massyarakat.

Syarat pokok Pelayanan Kesehatan agar dapat dimanfaatkan secara optimal

oleh masyarakat yaitu (Azwar, 1996):

a. Tersedia dan berkesinambungan Artinya semua jenis pelayanan kesehatan

yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaan

dalam masyarakat adalah pada saat yang dibutuhkan.


1

b. Mudah didapat

Artinya Pelayanan Kesehatan mudah dicapai terutama dari sudut biaya

sehingga diupayakan biaya pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

kemampuan ekonomi masyarakat.

c. Dapat diterima dan wajar

Artinya Pelayanan Kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan

dan kepercayaan masyarakat.

Faktor perilaku yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan adalah :

a. Pemikiran perasaan dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-

kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap obyek, dalam hal ini adalah

obyek kesehatan.

b. Orang penting sebagai referensi yaitu bahwa perilaku seseorang itu lebih

banyak dipengaruhi oleh seseorang yang dianggap penting atau berpengaruh

besar terhadap dorongan pengguna pelayanan kesehatan.

c. Sumber daya mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya. Semua

itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat.

d. Kebudayaan, yakni norma-norma yang ada dimasyarakat dalam kaitannya

dengan konsep sehat dan sakit. Sedangkan Menurut Green (1989) ada

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang terhadap palayanan

keyakinan yakni :

a. Faktor predisposisi yang mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan,

keyakinan, nilai-nilai yang terdapat dalam diri individu/masyarakat.


1

b. Faktor pendukung adalah tersedianya fasilitas kesehatan dan kemudahan

untuk mecapainya

c. Faktor pendorong adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan.

Konsep pelayanan kesehatan sering mengemukakan istilah health need dan

health demand, keduanya mempunyai pengertian dan konsep yang berbeda :

health need adalah kebutuhan yang dirasakan sendiri oleh medis sedangkan health

demand menggambarkan keinginan individu yang dilatarbelakangi oleh

kemampuan dan kemauan bayar. Dari kedua pengertian di atas dapat dinyatakan

bahwa pelayanan kesehatan mungkin secara normative dibutuhkan (needed) tetapi

tidak diminta (not demanded) misalnya operasi/bedah plastik. Jadi need tidak

selamanya demand need akan menjadi demand apabila disertai dengan

predisposing faktor (faktor pendorong) dan enabling faktor (faktor pemungkin)

yang dimaksud termaksud predisposing faktor adalah faktor demografi (umur,

jenis kelamin), struktur sosial (pendidikan, pekerjaan, kediaman), kepercayaan

terhadap keadaan sakit dan pelayanan medis, sedangkan enabling faktor adalah

accessibility terhadap pelayanan kesehatan yaitu waktu, jarak, dan biaya yang

ditentukan oleh income.

Kemampuan membayar (Ability) dan Kemauan membayar (Willingness)

mendasari keinginan individu atau masyarakat dalam memilih suatu alternatif

pelayanan kesehatan sehingga permintaan (demand) terhadap pelayanan kesehatan

terjadi karena bertemunya kemampuan dan kemauan membayar (Ability and

Willingness To Pay) (Mills dan Gillson, 1990).


1

2.3 Tinjauan Umum Tentang Rawat Jalan

Menurut Huffman (1994), pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang

diberikan kepada pasien yang tidak mendapatkan pelayanan rawat inap di Rumah

Sakit atau institusi pelayanan kesehatan.Secara sederhana yang dimaksud

dengan pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan

untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (hospitalization). Pelayanan rawat

jalan ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan

kesehatan yang telah lazim dikenal Rumah Sakit atau klinik, tetapi juga yang

diselenggarakan di rumah pasien (home care) serta di rumah perawatan (nursing

homes). Bentuk pertama dari pelayanan rawat jalan adalah yang diselenggarakan

oleh klinik yang ada kaitannya dengan Rumah Sakit (hospital based ambulatory

care). Jenis pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit secara umum dapat dibedakan

atas 4 macam yaitu :

1. Pelayanan gawat darurat (emergency services)

Adalah pelayanan untuk menangani pasien yang butuh pertolongan segera

dan mendadak.

2. Pelayanan rawat jalan paripurna(comprehensive hospital outpatient services)

Adalah pelayanan yang memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai

dengan kebutuhan pasien.

3. Pelayanan rujukan (referral services)

Adalah pelayanan hanya melayani pasien-pasien rujukan oleh sarana

kesehatan lain. Biasanya untuk diagnosis atau terapi, sedangkan perawatan

selanjutnya tetap ditangani oleh sarana kesehatan yang merujuk.


2

4. Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery services)

adalah pelayanan yang memberikan pelayanan bedah yang dipulangkan pada

hari yang sama.

2.4 Tinjauan Umum Tentang Pembiayaan kesehatan

2.4.1. Pengertian Pembiayaan Kesehatan

Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk

menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang

diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Biaya (Cost)

adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah

terjadi atau mungkin akan terjadi jika disesuaikan dengan pembagian pelayanan

kesehatan, maka biaya kesehatan secara umum dapat dibedakan antara dua

macam, yakni (Azwar, 1996).

Pembiayaan harus memenuhi beberapa syarat pokok, yaitu sebagai

berikut:

1. Jumlah

Biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup, artinya dapat

membiayai penyelenggara

2. Penyebaran

3. Pemanfaatan

2.4.1. Sumber-sumber Pembiayaan kesehatan

Menurut kelompok RESYST dari London School of Hygiene and Tropical

Medicine (LSHTM), ada dua sumber utama untuk kesehatan: (a) direct payment,

yaitu penggunaan tarif untuk pemakaian lembaga pemerintah, pembayaran


2

informal, dan pembayaran ke lembaga pelayanan swasta; dan (b) prepayment,

artinya sumber dana yang tidak langsung berasal dari pembayaran oleh

masyarakat, antara lain pajak, kontribusi untuk skema asuransi kesehatan yang

bersifat wajib atau sukarela (Laksono Trisnantoro, 2019).

Peneliti lain menyebutkan ada tiga kelompok utama sumber pembiayaan

pelayanan kesehatan, yakni (a) melalui pemerintah (penarikan pajak langsung dan

pajak tidak langsung), (b) melalui skema pihak ketiga (asuransi sosial dan

asuransi swasta), dan (c) pembayaran langsung tunai masyarakat (out of pocket).

Ketiga sumber ini sering dilakukan bersama-sama dalam satu kebijakan. Ada pola

yang sangat kuat pada aspek pendanaan pemerintah, seperti yang terjadi di Inggris

dan Malaysia. Namun, tetap ada skema lainnya dalam situasi yang didominasi

pemerintah. Gambar sumber pembiayaan kesehatan bisa dilihat pada tabel yang di

olah dari Wagstaff (1999) dan berbagai bacaan.

Tabel 2.1 Sumber pembiayaan kesehatan

Sumber Pembiayaan Pembiayaan Pelayanan Cara Pembayaran


Kesehatan
Pajak langsung individu Penarikan pajak dari
(pajak pribadi dan pajak wajib pajak (pajak
kepemilikkan properti) penghasilan)
Pajak langsung dari Pemotongan keuntungan
pendapatan perusahaan perusahaan sebagai
Pemerintah
masukan negara dari
pajak perusahaan
Pajak tidak langsung, Pemotongan pajak atas
seperti pajak penjualan barang dan jasa yang
barang dan pajak dikonsumsi oleh
2

pertambahan nilai masyarakat


Pihak ketiga (pemberi Asuransi sosial bagi Pemotongan gaji untuk
kerja) tenaga kerja pemerintah, premi asuransi
swasta, dan perusahaan
Asuransi komersial bagi Pembayaran langsung
tenaga kerja pemerintah, dengan memotong gaji
swasta, dan perusahaan karyawan
Masyarakat Asuransi swasta komesial Pembayaran premi dan
dan pembayaran tunai pendanaan tunai
langsung dari kantong
masyarakat (OOP Out of
pocket)

1. Penerimaan dari pemerintah

Pemahaman sifat-sifat sumber pembiayaan ini penting untuk membahasa

kebijakan publik tentang pembiayaan kesehatan. Debat ideologis antarpartai

politik sering terjadi dalam pembahasan penggunaan dana pajak untuk pelayanan

kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk memahami arti pajak yang menjadi

tulang punggung pendanaan kesehatan oleh pemerintah. Pajak merupakan sumber

dana yang dapat diangdalkan untuk sektor kesehatan, khususnya dari segi

penerimaan, dibandingkan misalnya: hasil minyak bumi yang harganya tidak

stabil. Akan tetapi, untuk mampu mendanai berbagai program pemerintah,

penerimaan pajak harus besar jumlahnya.

2. Sumber dari premi asuransi

Iuran atau premi merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan setiap

bulan sebagai kewajiban dari tertanggung atas keikutsertaan seseorang atau

sebuah pihak pada sebuah skema asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan


2

mencakup produk-produk asuransi kesehatan komersial dan asuransi kesehatan

sosial. Asuransi kesehatan komersial ialah asuransi yang dijual oleh perusahaan

atau badan asuransi lain karena kepesertaannya bersifat sukarela, tergantung

orang/perusahaan untuk membeli atau tidak. Preminya ditetapkan sesuai dengan

manfaat asuransi yang ditawarkan, dan premi maupun manfaat asuransi bervariasi

luas (tidak sama untuk setiap peserta).

3. Sumber dari out of pocket

Ketika ada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerintah mendapatkan

banyak pendapatan, ada peluang memberikan anggaran pemerintah untuk

kesehatan. Wajar apabila dinegara-negara kaya, persentase pembayaran kesehatan

oleh negara semakin besar daripada negara miskin. Jepang, Kuwait, dan Swedia

merupakan negara-negara kaya yang mempunyai persentase pengeluaran

pemerintah untuk kesehatan yang tinggi. Namun, semakin miskin sebuah negara,

semakin banyak sumber dana kesehatan dari out of pocket. Di negara

berpenghasilan menengah, 40% pembiayaan kesehatan berasal dari pendanaan

swasta, dan biasanya melalui masyarakat (Schieber, 2014). Sumber out of pocket

merupakan dana kesehatan yang semakin ditinggalkan secara nasional karena

menyebabkan ketidakadilan.

2.5 Tinjauan Umum Tentang Tarif Pelayanan Rumah Sakit

2.5.1. Pengertian tarif pelayanan Rumah Sakit

Tarif Rumah Sakit adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh

masyarakat untuk memperoleh jasa pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

oleh pihak Rumah Sakit. Untuk dapat menjamin kesinambungan pelayanan, setiap
2

sarana kesehatan harus dapat menetapkan besarnya tarif yang dapat menjamin

total pengeluaran (Azwar, 1996).

Menurut SK Menkes RI No.582/ Menkes/SK/IV/1997, tarif Rumah Sakit

merupakan harga pelayanan kesehatan yang diberikan disuatu Rumah Sakit yang

ditetapkan untuk suatu periode waktu tertentu dengan berdasarkan pada hasil

perhitungan unit cost disertai dengan pertimbangan lainnya antara lain :

a. Keadaan sosial ekonomi masyarakat pengguna jasa Rumah Sakit.

b. Kebijakan subsidi yang digariskan manajemen Rumah Sakit.

c. Tarif Rumah Sakit pesaing.

2.5.2. Tujuan Penetapan Tarif

Menurut Kamila (2008), tujuan menetapkan tarif pelayanan, yakni:

1. Pemulihan biaya (Cost recovery)

Tujuan penetapan tarif untuk pemulihan biaya dimaksudkan agar terhindar

dari resiko kerugian, tetapi tidak memperoleh keuntungan. Secara sederhana

penetapan tarif ini, adalah biaya untuk memperoleh suatu satuan produk atau jasa

sama dengan nilai jual untuk satu satuan produk atau jasa.

2. Maksimalisasi pemanfaatan pelayanan

Tujuan penetapan tarif seperti ini semata-mata karena menginginkan agar

fasilitas pelayanan yang disediakan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat

konsumen. Bisa terjadi tarifnya jauh lebih rendah atau kurang lebih sama atau di

atas biaya perolehan, atau menetapkan tarif di bawah tarif perusahaan saingan,

atau paling tidak sama dengan saingan, tetapi memiliki keunggulan-keunggulan

yang lebih baik dibanding saingan.


2

3. Subsidi silang

Penetapan tarif ini dilakukan untuk merebut segmen pasar yang mempunyai

tingkat pendapatan yang lebih besar, dengan menyediakan fasilitas pelayanan

yang mahal sehingga tarifnya ditetapkan jauh lebih tinggi. Sedangkan segmen

pasar yang mempunyai tingkat pendapatan lebih rendah dengan fasilitas

pelayanan yang murah ditetapkan jauh lebih rendah atau dibawah unit cost.

Dengan demikian terjadi subsidi silang dari yang mampu kepada yang tidak

mampu

4. Minimalisasi pemanfaatan pelayanan

Penetapan tarif seperti ini dilakukan pada perusahaan yang memiliki reputasi

baik, dan kapasitas produksi atau fasilitas yang disediakan terbatas, sehingga

permintaan masyarakat jauh lebih besar dibanding kapasitas produksi yang ada

atau fasilitas yang disediakan.

5. Maksimalisasi pendapatan

Penetapan tarif seperti ini diupayakan dapat dijangkau oleh segmen pasar

secara keseluruhan. Perusahaan semata-mata mengejar omzet penjualan, karena

dengan omzet yang tinggi maka pendapatan juga akan meningkat.

6. Maksimalisasi keuntungan (Profit)

Penetapan tarif seperti ini semata-mata karena untuk memperoleh keuntungan

yang lebih besar tanpa harus merugi atau tanpa melihat daya beli konsumen.
2

7. Mengurangi pesaing

Penetapan tarif seperti ini dilakukan pada kondisi persaingan monopoli. Tarif

biasanya ditetapkan jauh lebih rendah dari pesaing, paling tidak sama tetapi

dengan memberikan sesuatu yang unik dibanding pesaing.

8. Menciptakan citra (image) Rumah Sakit

Biasanya tarif yang tinggi identik dengan produk yang bermutu tinggi,

sebaliknya tarif yang rendah identik dengan produk yang rendah.

9. Lapisan pasar (marketing skimming)

Penetapan tarif seperti ini ditujukan kepada seluruh lapisan pasar. Maksudnya

semua konsumen dapat menjangkau tarif ini dengan kemudahan-kemudahan

memperoleh pelayanan.

10. Meningkatkan mutu pelayanan

Penetapan tarif seperti dengan memperhitungkan seluruh biaya yang

berkaitan dengan peningkatan mutu produk atau jasa.

2.6 Tinjauan Umum Tentang Kemauan Membayar

Kemauan membayar adalah kemauan konsumen untuk membayar atau

mengeluarkan imbalan atas persepsi konsumen tersebut terhadap produk/jasa

layanan yang diterimanya. Sedangkan Menurut Russel (2005) dikutip Hasra

(2013), kemauan untuk membayar merupakan konsep yang banyak digunakan

untuk memberikan informasi kepada pengambilan keputusan dalam penetapan

tarif. Seberapa besar kemauan dan kemampuan membayar suatu jasa dapat dinilai

melalui dua cara yaitu dengan mengamati pemanfaatan, pelayanan kesehatan yang

lalu, dan mengamati respon terhadap tarif, atau menanyakan langsung kepada
2

masyarakat seberapa besar keinginan mereka membayar suatu produk atau

pelayanan kesehatan tertentu.

Menurut Gafni (1991) rumus untuk kemauan membayar yang aktual adalah:

WTP Aktual = Tarif yang berlaku x Jumlah rata-rata lama

WTP Aktual adalah biaya yang diperoleh dari suatu hasil perhitungan

berdasarkan atas pengeluaran nyata untuk menghasilkan produk pada waktu

tertentu. Kemauan membayar dari masyarakat dapat kita gunakan sebagai langkah

awal untuk membuat asumsi bahwa harga yang ingin dibayar oleh masyarakat

mewakili nilai barang atau jasa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

masyarakat dikenal dengan istilah WTP Normatif.

WTP Normatif = Besarnya biaya yang ingin dibayar pasien berdasarkan pelaya

WTP Normatif, diperoleh dengan menanyakan langsung kepada pasien

berapa yang bersedia dikeluarkan olehnya jika mendapat pelayanan yang sesuai

dengan harapan.

Menurut Gafni (1991) faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan

membayar pasien adalah :

1. Pendapatan

Pendapatan merupakan perolehan individu pada waktu tertentu dan spesifik

termasuk gaji, pendapatan sambilan, tabungan di Bank dan pendapatan

lainnya seperti pinjaman. Pendapatan mempunyai hubungan positif dengan

demand. Jika pendapatan meningkat, demand juga meningkat.


2

2. Pengetahuan mengenai tarif

Demand terhadap pelayanan kesehatan berhubungan dengan pengetahuan

mengenai tarif yang berlaku.

3. Persepsi

Kemauan membayar sangat dipengaruhi oleh persepsi pasien dan penilaian

tentang pelayanan yang pernah diterimanya. Persepsi tentang kurang baiknya

kualitas pelayanan kesehatan pemerintah akan menghambat penggunaan

pelayanan tersebut, yang berarti kemauan mereka untuk membayar.

Kemauan membayar pasien dalam pelayanan kesehatan pada dasarnya

dipengaruhi oleh :

1. Accessibility pasien ke rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan lain,

termasuk jarak dan transportasi, jam pelayanan, persepsi pasien terhadap

pelayanan kesehatan dan alasan pemilihan waktu pelayanan.

2. Karakteristik pasien yaitu pekerjaan, pendidikan, pendapatan, dan persepsi

pasien terhadap biaya.

3. Opportunity Cost Of Time dan biaya medis.

4. Kemauan membayar normatif pasien.

Banyak faktor yang mempengaruhi Kemauan membayar, diantaranya

adalah :

1. Kualitas dan kuantitas pelayanan.

2. Tarif yang berlaku.

3. Penghasilan perbulan.

4. Jumlah anggota keluarga.


2

Menurut Kihariyadi (2000) kapasitas membayar rumah tangga atau

Disposibbe Income merupakan sebuah nilai yang dapat dipakai sebagai dasar

untuk melihat kemampuan membayar masyarakat. Batasan ini dapat berubah

sesuai dengan situasi dan kondisi dari suatu negara. Melihat sejauh mana kondisi

kemampuan dan kemauan masyarakat membayar dapat dilihat pada penjelasan

berikut :

1. Tarif lebih kecil dari kemampuan dan kemauan

Apabila terjadi kondisi ini maka kemampuan masyarakat sangat baik, karena

tarif yang diberlakukan ternyata lebih kecil dari daya beli masyarakat. Pada

kondisi ini masyarakat mampu membeli jasa atau barang yang ditawarkan tanpa

memikirkan untuk memcari alternative lain.

2. Tarif hampir sama dengan kemampuan dan kemauan

Pada kondisi ini pemakai jasa berkemampuan hamper sama dengan tarif yang

diberlakukan, tidak semua masyarakat mampu membeli jasa atau barang tersebut,

ada kemungkinan sebagian masyarakat yang menggunakan alternatif pelayanan

lain.

3. Tarif lebih besar dari kemampuan dan kemauan

Apabila terjadi kondisi seperti ini maka kemampuan dari masyarakat sangat

buruk, karena tarif yang diberlakukan ternyata lebih besar dari daya beli

masyarakat, maka sebagian besar masyarakat tidak mampu membeli barang atau

jasa yang ditawarkan.


3

2.7 Tinjauan Umum Tentang Tingkat Pendidikan

Batasan pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli

tergantung dari sudut pandang yang dipergunakan dalam memberi arti

pendidikan. Sudut pandang ini dapat bersumber dari aliran falsafah, pandangan

hidup ataupun ilmu-ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tingkah laku

manusia. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2.8 Tinjauan Umum Tentang Tingkat Pendapatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III, yang disusun oleh Pusat

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2002) pendapatan dapat diartikan 2 hal

yaitu: (a) Proses, cara, perbuatan menghasilkan, dan (b) Pendapatan, perolehan

(uang yang diterima). Menurut Biro Pusat Statistik yang dikutip oleh Sri Hastuti

(2009) yang dimaksud dengan pendapatan adalah seluruh pendapatan yang

diterima baik sektir formal, non formal, maupun penghasilan subsistem dalam

jangka waktu tertentu. Adapun jalan yang ditempuh untuk memperoleh

pendapatan atau penghasilan adalah dengan bekerja, dengan adanya berbagai jenis

pekerjaan maka akan timbul perbedaan hasil yang diterima. Dari pendapat diatas

dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah jumlah uang, barang atau jasa yang
3

dihasilkan seseorang dari berbagai sektor sehingga Tinjauan Umum Tentang

Akses Tempat Tinggal Ke Rumah Sakit mempengaruhi tingkat hidupnya.

2.9 Tinjauan Umum Tentang Akses Tempat Tinggal Ke Rumah Sakit (km)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) jarak adalah ruang sela

(panjang atau jauh) antara dua benda. Jarak adalah ukuran jauh dekatnya antara

tempat yang satu dengan tempat yang lain dan diukur dengan satuan meter

(Jannah, 2012). Jarak berkaitan dengan lokasi atau wilayah yang menjadi pusat

pemenuhan kebutuhan manusia, seperti yang dikemukakan oleh Suharyono dan

Amien (2013) yaitu: Jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan

kebutuhan atau keperluan pokok kehidupan (air, tanah subur, pusat pelayanan),

pengangkutan barang dan penumpang. Oleh karena itu jarak tidak hanya

dinyatakan dengan ukuran jarak lurus di udara yang mudah diukur pada peta

(dengan memperhatikan skala peta), tetapi dapat pula dinyatakan sebagai jarak

tempuh baik yang dikaitkan dengan waktu perjalanan yang diperlukan maupun

satuan biaya angkutan.

2.10 Tinjauan Umum Tentang Manfaat Pelayanan

Manfaat sebuah pelayanan akan dirasakan secara langsung oleh pelanggan.

Pelanggan akan merasakan manfaat yang diberikan oleh sebuah organisasi apabila

terpenuhi kebutuhannya. Pohan (2014) menjabarkan kebutuhan pelanggan

eksternal terhadap pelayanan kesehatan, diantaranya sebagai berikut :

1. Kebutuhan terhadap akses pelayanan kesehatan, artinya kemudahan

memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan


3

2. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang tepat waktu, artinya tingkat

ketersediaan pelayanan kesehatan pada saat dibutuhkan

3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien, artinya

biaya pelayanan kesehatan terjangkau dan benar jumlahnya serta mampu

mengurangi atau menghilangkan keluhan atau penyakit

4. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang tepat dan layak, artinya

pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan

5. Kebutuhan terhadap lingkungan yang aman, artinya segala upaya dilakukan

demi kemanan pelanggan dan mengurangi terjadinya bahaya cedera serta

akibat yang mungkin terjadi dalam organisasi pelayanan kesehatan.

2.11 Tinjauan Umum Tentang Mutu Pelayanan

Mutu pelayanan kesehatan dapat semata-mata dimaksudkan adalah dari

aspek teknis medis yang hanya berhubungan langsung antara pelayanan medis

antara pelayanan medis dan pasien saja,atau mutu kesehatan dari sudut pandangan

sosial dan sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan, termasuk akibat-akibat

manajemen administrasi, keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan lainnya

(Djoko Wijono, 1999).

Mutu merupakan fenomena yang komprehensif dan multi facet. Delapan

dimensi mutu ini dapat membantu pola pikir dalam menetapkan masalah dan

menganalisa masalah yang ada untuk mengukur sampai sejauh mana telah dicapai

standar program atau standar pelayanan kesehatan

.
3

1. Kompetensi teknis

Kompetensi teknis terkait dengan keterampilan, kemampuan dan penampilan

petugas, manager, dan staf pendukung

2. Akses terhadap pelayanan

Akses berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan

geografis, sosial, ekonomi, budaya, organisasi atau hambatan bahasa.

3. Efektifitas

Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektivitas yang menyangkut

norma pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis sesuai standar yang ada

4. Hubungan antar manusia

Dimensi hubungan antar manusia berkaitan dengan interaksi antar petugas

kesehatan dan pasien, manajer dan petugas, dan antara tim kesehatan dengan

masyarakat.

5. Efesiensi

Efesiensi pelayanan kesehatan merupakan dimensi yang penting dari mutu

karena efesiensi akan mempengaruhi hasil kesehatan, apalagi sumber daya

pelayanan kesehatan pada umumnya terbatas.

6. Kelangsungan pelayanan

Kelangsungan pelayanan berarti klien akan menerima pelayanan yang

lengkap yang dibutuhkan (termasuk rujukan) tanpa interupsi, berhenti atau

mengulangi diagnosa dan terapi yang perlu


3

7. Keamanan

Sebagai salah satu dimensi dari mutu, keamanan (Safety) berarti mengurangi

risiko cedera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang berkaitan dengan

pelayanan.

8. Kenyamanan, kenikmatan

Keramahan/kenikmatan (amenities) berkaitan dengan pelayanan kesehatan

yang tidak berhubungan langsung dengan efektifitas klinis, tetapi dapat

mempengaruhi kepuasan pasien dan bersedianya untuk kembali ke fasilitas

kesehatan untuk memperoleh pelayanan berikutnya.

2.12 Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi

dalam penelitian ini :

1. Hendriyanto (2009)

Penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan

Membayar Pasien Instalasi Rawat Jalan Rsd Ciawi Kabupaten Bogor”, jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian crossectional dengan pendekatan

deskriptif-analitik.. Hasil penelitian menunjukkan, ada hubungan antara jenis

tingkat pendapatan, pengalaman berobat, persepsi terhadap mutu layanan, dan

kemampuan membayar terhadap kemauan membayar pelayanan rawat jalan RSD.

2. Arif Kurniawan (2013)

Penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan

Membayar Pelayanan Pasien Puskesmas di Kabupaten Banyumas”, jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian survey (Explanatory Research). Hasil


3

penelitian menunjukkan, ada hubungan antara jenis kelamin, umur, dan pekerjaan

terhadap kemauan membayar pelayanan rawat jalan Puskesmas.

3. Nina Desriana Putri (2018)

Penelitian ini berjudul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemauan

(Willingness To Pay) Pasien rawat jalan Puskesmas Katobu, Kabupaten Muna

tahun 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tempat tinggal pasien ke

Puskesmas katobu berpengaruh secara positif signifikan terhadap keinginan

pasien dalam membayar untuk mendapatkan suatu pelayanan.

4. Lara Paradila (2015)

Penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Willingness To

Pay Pada Pasien oli Umum Spesialistik Di Klinik Utama Asri Medical Center

Yogyakarta”, menggunakan desain penelitian cross-sectional. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, dan kepuasan

konsumen berpengaruh secara positif signifikan terhadap keinginan pasien dalam

membayar untuk mendapatkan suatu pelayanan.

5. Selfia Ladiyance (2014)

Penelitian ini berjudul “Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Kesediaan

Membayar (Willingness To Pay) Masyarakat Bidaracina Jatinegara Jakarta

Timur”, menggunakan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel seperti umur, jenis, kelamin, pendapatan, jumlah anggota keluarga,

pendidikan terakhir berpengaruh terhadap kesediaan membayar untuk

mendapatkan pelayanan.
3

2.13 Kerangka Teori

Hubungan antara karakteristik pasien, faktor pendukung serta persepsi

terhadap mutu dan manfaat pelayanan dengan kemauan pasien membayar

pelayanan kesehatan di Poli Rawat Jalan, merupakan hal yang penting untuk

diperhatikan dalammenentukan kebijakan pelaksanaan pelayanan kesehatan

terutama dalam mengevaluasi manajemen pelayanan rawat jalan.

Faktor-faktor dalam penetapan tarif menurut Gafni (1997) adalah biaya

satuan, jenis pelayanan, tingkat pemanfaatan dan subsidi silang, tingkat

kemampuan masyarakat (yang terdiri atas kemampuan membayar dan kemauan

membayar) serta elastisitas. Merujuk pada faktor-faktor tersebut, tingkat

kemampuan masyarakat menjadi salah satu acuan dalam menetapkan dan

mengevaluasi tarif yang berlaku maupun yang akan diberlakukan.

Evaluasi tarif akan memberikan dampak yang besar pada subsidi pemerintah

dan perubahan mutu layanan rawat jalan. Tarif rawat jalan yang tidak menilai

faktor kemampuan masyarakat, dapat menyebabkan bantuan pemerintah salah

alokasi dan tidak tepat sasaran pada pengguna yang sebenarnya tidak memerlukan

bantuan. Demikian juga mutu layanan menjadi rendah menurut persepsi

masyarakat karena tidak mempertimbangkan mutu layanan yang diharapkan

mereka. Penyesuaian tarif berdasarkan kemauan membayar menjadikan

masyarakat memberikan andil bagi kesehatan bersama.Masyarakat menjadi salah

satu penentu kebijakan tarif dan bertanggung jawab pada pemeliharaan kesehatan

pribadi dan keluarganya.


3

Menurut Gafni (1997), pendidikan dan pendapatan masyarakat yang baik

sebagai penyebab mereka semakin menuntut peningkatan mutu layanan

kesehatan. Tuntutan tersebut sejalan dengan kebutuhan akan informasi kemauan

membayar pelayanan oleh pasien terhadap pihak pengelola Rumah Sakit. Tidak

hanya pendidikan dan pendapatan, pasien yang mempersepsikan nilai manfaat dan

mutu yang baik terhadap pelayanan yang diterimanya akan meningkatkan

kemauan untuk membayar pelayanan lebih baik.

Gafni (1997) menjelaskan bahwa kemauan membayar pasien dalam

pelayanan kesehatan pada dasarnya dipengaruhi oleh :

1. Karakteristik pasien terdiri dari : tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat

pendapatan, akses tempat tinggal ke Puskesmas, pengalaman serta informasi

tentang Puskesmas yang hendak dituju.

2. Faktor pendukung yaitu faktor yang mendorong keinginan pasien untuk

berobat pada suatu Puskesmas tertentu. Faktor ini meliputi : prosedur

pelayanan, pelayanan SDM (Dokter dan Perawat), pelayanan obat, kecepatan

pelayanan, kompetensi petugas dan fasilitas.

3. Beberapa faktor lain misalnya persepsi pasien terhadap manfaat pelayanan,

mutu pelayanan, dan biaya.


3

Karakteristik Pasien :
Karakteristik Pasien :
Tingkat Pendidikan
Pekerjaan
Tingkat Pendapatan
AksesTempatTinggalke Rumah Sakit (km)
Pengalaman
Informasi

Faktor Pendukung :
1. Prosedur Pelayanan(Pendaftaran/Admini strasi)

2. Pelayanan Kesehatan)
SDM Perawat
(Tenaga Kemauan Membayar
: Dokter dan (Willingness To Pay)

Pelayanan Obat
Kecepatan Pelayanan
Kompetensi Petugas
Fasilitas

Persepsi Pasien Terhadap :


Manfaat Pelayanan
Mutu Pelayanan
Biaya

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

Sumber : Gafni (1997)


3

2.14 Kerangka Konsep

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendapatan

Kemauan Membayar (Willingness To Pay)


Akses tempat tinggal ke Rumah Sakit (km)

Manfaat Pelayanan

Mutu Pelayanan

Variabel yang diteliti :

: Variabel Bebas

:Variabel Terikat

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep


4

2.15 Hipotesis Penelitian

1. H0 : Tidak ada hubungan antara Tingkat Pendidikan terhadap

kemauan membayar pasien rawat jalan Poli Interna Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019

H1 : Ada hubungan antara Tingkat Pendidikan terhadap

kemauan membayar pasien rawat jalan Poli Interna Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019

2. H0 : Tidak ada hubungan antara Tingkat Pendapatan terhadap

kemauan membayar pasien rawat jalan Poli Interna Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019

H1 : Ada hubungan antara Pendapatan terhadap kemauan

membayar pasien rawat jalan Poli Interna Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019

3. H0 : Tidak ada hubungan antara Akses tempat tinggal ke

Rumah Sakit terhadap kemauan membayar pasien rawat

jalan Poli Interna Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Kendari Tahun 2019

H1 : Ada hubungan antara Akses tempat tinggal ke Rumah

Sakit (km) terhadap kemauan membayar pasien rawat jalan

Poli Interna Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

Tahun 2019

4. H0 : Tidak ada hubungan antara Manfaat pelayanan terhadap

kemauan membayar pasien rawat jalan Poli Interna Rumah


4

Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019

H1 : Ada hubungan antara Manfaat pelayanan terhadap

kemauan membayar pasien rawat jalan Poli Interna Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019

5. H0 : Tidak ada hubungan antara Mutu pelayanan terhadap

kemauan membayar pasien rawat jalan Poli Interna Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019

H1 : Ada hubungan antara Mutu pelayanan terhadap kemauan

membayar pasien rawat jalan Poli Interna Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat survei analitik, dengan desain cross sectional, yaitu

penelitian ini hanya menganalisis masalah keadaan obyek penelitian pada waktu

penelitian berlangsung.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUD Kota Kendari

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November-Desember Tahun

2019.

3.3 Populasi dan Teknik

Sampel 3.3..1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien umum di Poli Interna

RSUD Kota Kendari. Berdasarkan data kunjungan pasien pada bulan Juli,

sebanyak 460 pasien poli interna rawat jalan berobat pada RSUD Kota Kendari.

3.3..2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil untuk diteliti dan

dianggap dapat mewakili seluruh populasi. Adapun pengambilan sampel

dilakukan dengan Accidental Sampling (Notoadmodjo, 2007) yaitu pengambilan

42
4

sampel yang dilakukan dengan memilih responden yang ada di lokasi penelitian

(November 2019). Dengan kriteria total populasi 460 responden yaitu pasien
4

umum, informasi dapat diperoleh melalui orang tua atau keluarganya, dan bukan

peserta BPJS dan KIS. Responden dalam penelitian ini yaitu pasien atau anggota

keluarga dalam hal ini suami/istri, anak, bapak, ibu anggota keluarga lain yang

serumah dengan pasien.

Besarnya sampel ditentukan dengan rumus Slovin (Notoatmodjo 2013),

yaitu:

N
n=
1 + N (d)2

Dimana :

n = jumlah sampel yang dicari

N = jumlah populasi

d = derajat ketetapan yang diinginkan 0.05 (5 % )

Berdasarkan rumus penentuan jumlah sampel tersebut maka besarnya

sampel dapat dihitung sebagai berikut :

460
n=
1 + 460 (0.05)2

460
n=
1 + 460 (0.0025)

460
n=
1 + 1.15

n = 213,9 ≈ 214 Orang

Jadi, Total sampel sebanyak 214 Orang


4

3.4 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi :

1. Variabel bebas adalah tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, akses tempat

tinggal ke Rumah Sakit (km), manfaat pelayanan dan mutu pelayanan.

2. Variabel terikat adalah Kemauan Membayar

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat penelitian data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Alat tulis adalah alat yang digunakan untuk mencatat, melaporkan hasil

penelitian alat tersebut adalah pulpen, kertas, dan laptop.

2. Lembar informed consent adalah lembar persetujuan untuk menjadi

responden penelitian.

3. Kuesioner adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian

yang berisi daftar pertanyaan tentang karakteristik responden (tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan, akses tempat tinggal ke Rumah Sakit (km),

dan persepsi pasien (manfaat pelayanan, mutu pelayanan).

4. Dokumentasi adalah sejumlah data atau informasi dari pasien rawat jalan Poli

Interna RSUD, Kota Kendari.

3.6 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

3.6.1 Kemauan Membayar

Definisi Operasional

Kemauan membayar adalah sejumlah uang yang akan dibayarkan

masyarakat setiap kali mendapat pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
4

Kendari tahun 2019. Biaya tarif pelayanan kesehatan pada Poli Interna sebesar

Rp. 60.000 (Sekali Kunjungan) diluar dari biaya obat-obatan.

Kriteria Objek :

Mau : Apabila nilai Kemauan membayar ≥ satu tingkat diatas tarif (Rp.

60.000)

Tidak Mau : Apabila nilai Kemauan membayar < satu tingkat dibawah tarif

(Rp.60.000)

3.6.2 Tingkat Pendidikan

Definisi Operasional

Tingkat pendidikan adalah tingkat kemampuan seseorang dan

pengembangan kepribadian pada lembaga formal atau didalam sekolah yang

didasarkan pada ijazah terakhir yang dimilikinya.

Kriteria Objektif

Sangat Tinggi : Jika pendidikan responden ≥ S1

Tinggi : Jika pendidikan responden

SMA/Sederajat Sedang : Jika Pendidikan

responden SMP/Sederajat Rendah : Jika

Pendidikan responden SD/Sederajat (Undang-Undang No.2

Tentang Sistem Pendidikan, 1999)

3.6.3 Tingkat Pendapatan

Definisi Operasional

Pendapatan adalah jumlah uang yang dikeluarkan dalam sebulan untuk

belanja makanan, non makanan, pengeluaran rutin. Besarnya Upah Minimum


4

Provinsi (UMP) Sulawesi Tenggara pada Tahun 2019 adalah sebesar Rp.

2.551.463 (UMP/UMK Sultra).

Kriteria Objektif :

Cukup : ≥ Rp. 2.551.463

Kurang : < Rp. 2.551.463

3.6.4 Akses Tempat Tinggal ke Rumah Sakit (km)

Definisi Operasional

Akses tempat tinggal ke Puskesmas adalah jarak tempat tinggal pasien ke

Puskesmas yang dituju sebagai tempat untuk berobat. Faktor jarak juga akan

sangat mempengaruhi keingin pasien untuk berobat ke Puskesmas tersebut.

Kriteria Objek :

Jauh : ≥ 3 km

Dekat : < 3 km

(Riset Kesehatan Dasar, 2010)

3.6.5 Manfaat Pelayanan

Definisi Operasional

Persepsi Manfaat Pelayanan adalah pandangan atau interpretasi pasien

terhadap manfaat pelayanan yang dirasakan dan mempengaruhi keyakinan dan

kepercayaan terhadap pelayanan rawat jalan. Kriteria penilaian didasarkan atas

jumlah pertanyaan yaitu sebanyak 5 nomor dengan menggunakan skala likert

dengan penilaian sebagai berikut : Sangat Tidak Setuju =1, Tidak Setuju = 2,

Setuju = 3, Sangat Setuju = 4. Total skor adalah jumlah skor pada masing-masing

pernyataan sehingga diperoleh skor nilai :


4

Skor tertinggi : 5 x 4 = 20

Skor terendah : 5 x 1 = 5

Kemudian diukur dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2007).


𝑅
𝐼=
𝐾

Dimana,

I = Interval Kelas

R = Range (Kisaran yaitu nilai tertinggi – nilai terendah)

= 20 - 5 = 15

K = Jumlah kategori = 2 (Bermanfaat, Tidak Bermanfaat)

Jadi,
𝑅 15
𝐼= = = 7,5
𝐾 2

Skor standar = 20 – 7,5 = 12,5

Kriteria Obyek :

Bermanfaat : Apabila skor rata-rata untuk semua pertanyaan persepsi

manfaat diperoleh skor ≥ 12,5

Tidak Bermanfaat : Apabila skor rata-rata untuk semua pertanyaan persepsi

manfaat diperoleh skor < 12,5

3.6.6 Mutu Pelayanan

Definisi Operasional

Persepsi Pasien Terhadap Mutu Pelayanan, adalah pandangan atau

interpretasi pasien terhadap mutu pelayanan yang dirasakan dan mempengaruhi


4

keyakinan dan kepercayaan terhadap pelayanan terdiri atas 5 faktor yaitu

dirasakan panca indra (tangible), kehandalan (reliability), kesigapan

(responsiveness), keterjaminan (assurance), dan perhatian (empathy).Tangible

yaitu berbagai fasilitas yang dapat dilihat dan digunakan perusahaan dalam upaya

memenuhi kepuasan pelanggan.Reliability merupakan kendalan karyawan/petugas

dalam melayani pelanggan sesuai yang dijanjikan.Responsiveness merupakan

sikap tanggap, mau mendengarkan dan merespon pelanggan dalam upaya

memuaskan pelanggan.Assurance merupakan rasa aman dan kenyamanan yang

dirasakan atau diterima pelanggan. Empathy adalah kemampuan karyawan dalam

memberikan perhatian yang bersifat pribadi kepada pelanggan.Kriteria penilaian

didasarkan atas jumlah pertanyaan yaitu sebanyak 24 nomor dengan

menggunakan skala likert dengan penilaian sebagai berikut : Sangat Tidak Setuju

= 1, Tidak Setuju = 2, Setuju = 3, Sangat Setuju = 4.

Total skor adalah jumlah skor pada masing-masing pernyataan sehingga

diperoleh skor nilai :

Skor tertinggi : 24 x 4 = 96

Skor terendah : 24 x 1 =

24 Rumus :

I = Interval Kelas

R = Range (Kisaran yaitu nilai tertinggi – nilai terendah)

= 96-24 = 72

K = Jumlah kategori = 2 (Baik, Kurang Baik)


5

Jadi,
𝑅 72
𝐼= = = 36
𝐾 2

Skor standar : 96 – 36 =

60 Kriteria Objek :
Baik : Apabila skor rata-rata untuk semua pertanyaan mutu

diperoleh skor ≥ 60

Kurang Baik : Apabila skor rata-rata untuk semua pertanyaan mutu

diperoleh skor < 60

3.7 Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data

3.7.1 Pengolahan Data

Adapun langkah-langkah pengolahan data dilakukan adalah :

a. Editing yaitu memeriksa adanya kesalahan atau kurang lengkapnya data yang

diisi oleh responden.

b. Coding adalah memberi kode nomor jawaban yang diisi oleh responden yang

ada dalam daftar pertanyaan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses

tabulasi data.

c. Scoring adalah penyusunan data berdasarkan urutan angka atau nilai.

d. Tabulating adalah penyusunan/perhitungan data berdasarkan variabel yang

diteliti.

e. Cleaning adalah membersihkan data dan melihat variabel yang digunakan

apakah datanya sudah benar atau belum.

f. Describing adalah menggambarkan/menerangkan data.


5

3.7.2 Analisa Data

Analisis statistika untuk mengolah data yang diperoleh akan menggunakan

program komputer dimana akan dilakukan 2 macam analisis data, yaitu analisis

univariat dan analisis bivariat.

a. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel

dalam hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2007). Hasil analisis

univariat akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

b. Analisis Bivariat

Dilakukan untuk melihat hubungan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,

akses tempat tinggal ke rumah sakit (km), manfaat pelayanan serta mutu

pelayanan pada pasien rawat jalan Poli Interna RSUD Kota Kendari tahun 2019

dengan menggunakan uji Chi Square

Pembuktian uji Chi Square menurut (Agus Riyanto, 2011) dapat dilihat

dibawah ini:

1. Mencari Chi Square dengan rumus :

∑(ƒ0 − ƒ𝑒)
X2 = ƒ𝑒

Keterangan:

X2 = nilai Chi Square

ƒ0 = frekuensi yang diobservasi

ƒ𝑒 = frekuensi yang diharapkan


5

2. Mencari nilai X2 tabel dengan rumus:

dk = (k – 1) (b – 1)

Keterangan:

k = banyaknya kolom

b = banyaknya baris

Dasar hipotesis atau pengambilan keputusan dalam penelitian ini, yaitu:

H0 Diterima : Jika X2 hitung ≤ X2 tabel atau Nilai Signifikasi (P value) > alfa

pada taraf kepercayaan 95% (α=0,05)

H1 Ditolak : Jika X2 hitung > X2 tabel atau Nilai Signifikasi (P value) < alfa

pada taraf kepercayaan 95% (α=0,05)

3.7.3 Penyajian Data

Data yang diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan

diinterpretasikan dalam bentuk narasi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografi dan Demografi RSUD Kota Kendari

1. Geografi

RSUD Kota Kendari awalnya terletak di Kota Kendari, tepatnya di

Kelurahan andai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527 m2 dan luas

bangunan 1.800 m2. RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung

peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan telah

mengalami beberapa kali perubahan. RSUD Kota Kendari yang terletak di Jl.

Brigjen Z.A Sugianto No.39 Kendari. RSUD Kota Kendari dibangun oleh

pemerintah Belanda pada tahun 1927. Awalnya Rumah Sakit ini bernama RSUD

Abunawas Kota Kendari pada tahun 2003 berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Kendari No.17 Tahun 2001, namun pada tahun 2015 namanya berubah menjadi

RSUD Kota Kendari berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kendari No. 16

Tahun 2015 pada tanggal 13 Mei 2015.

RSUD Kota Kendari adalah Rumah Sakit Umum Kelas C berdasarkan

Keputusan Kementerian Keehatan RI No. HK 0305/I/1857/12 pada tanggal 3

Oktober 2012. RSUD Kota Kendari memiliki batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Mandonga

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Poasia

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mokoau

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wua-Wua

53
5

4.1.2 Keadaan Fasilitas Kesehatan

Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan pada masyarakat,

maka sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan yang terdapat

pada RSUD Kota Kendari yaitu :

1. Gedung Anthurium (Kantor)

2. Gedung Bougenville (Poliklinik)

3. Gedung IGD

4. Gedung Matahari (Radiologi)

5. Gedung Anyelir (Kamar Operasi)

6. Gedung Asoka (ICCU)

7. Gedung Dahlia (ICU)

8. Gedung Teratai (Obgyn – Ponek)

9. Gedung Lavender (Rawat Inap Penyakit Dalam)

10. Gedung Mawar (Rawat Inap Anak)

11. Gedung Melati (Rawat Inap Bedah)

12. Gedung Tulip (Rawat Inap Saraf dan THT)

13. Gedung Anggrek (Rawat Inap Kelas I)

14. Gedung Sakura (Rawat Inap VIP)

15. Gedung Instalansi Gizi

16. Gedung Laundry

17. Gedung Laboratorium

18. Gedung Kamar Jenazah

19. Gedung Apotek


5

20. Gedung PMCC (Private Medical Care Centre) 3 lantai di lengkapi :

a. Ruang Poli Terpadu18 Unit

b. Ruang Unit Gawat Darurat 1 Unit

c. Ruang Laboratorium 1 Unit

d. Ruang Apotek 1 Unit

e. Ruang Rawat Inap VIP, VVIP, dan Eksekutif 25 Unit

f. Dilengkapi dengan fasilitas Lift menuju lantai 2 dan 3

4.1.3 Visi, Misi dan Motto RSUD Kota Kendari

1. Visi

Rumah Sakit Pilihan Masyarakat

2. Misi

a. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan pelayanan yang

bermutu, cepat, tepat serta terjangkau oleh masyarakat.

b. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD Kota Kendari

menjadi Rumah Sakit mitra keluarga.

c. Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana medis serta non medis serta

penunjang medis, agar tercipta kondisi yang aman dan nyaman bagi

petugas, pasien dan keluarganya serta masyarakat pada umumnya.

3. Motto

“Senyum, Salam, Sapa, Santun, Sabar dan Empati (5S + 1E)”

4.1.4 Ketenagaan/Tenaga Kesehatan RSUD Kota Kendari

Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD Kota Kendari pada tahun 2018

sebanyak 531 terdiri dari 214 PNS dan 312 Non PNS dan 5 PNS Luar, meliputi :
5

1. Tenaga medis

2. Tenaga Kesehatan dengan berbagai profesi

3. Tenaga Administrasi Umum

Secara terperinci tenaga yang ada di RSUD Kota Kendari tahun 2018 dapat

dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2. Jumlah Tenaga Kesehatan RSUD Kota Kendari Tahun 2018
Jenis Ketenagaan PNS Non PNS PNS Luar Jumlah
Tenaga Kesehatan
Dokter Umum 7 18 0 25
Dokter Gigi 4 0 0 4
Spesialis Penyakit 2 0 0 2
dalam
Spesialis Kesehatan 1 1 0 2
Anak
Spesialis Bedah 1 0 0 1
Spesialis Obstetri 2 1 0 3
dan Ginekologi
Spesialis 1 0 1 2
Anastesiologi
Spesialis Radiologi 1 0 0 1
Spesialis Patologi 1 0 0 1
Klinik
Spesialis Patologi 1 0 0 1
Anatomi
Spesialis Kulit dan 3 0 0 3
Kelamin
Spesialis Saraf 1 0 0 1
Spesialis THT 1 0 0 1
Spesialis Jantung 0 0 1 1
5

Spesialis Ongkologi 0 0 1 1
Spesialis Mata 1 1 0 2
Spesialis Orthopedi 0 0 2 2
Tenaga Kefarmasian 14 11 0 25
Tenaga Keperawatan 98 179 0 277
Tenaga Gizi 5 5 0 10
Tenaga Keterapian 4 2 0 6
Tenaga Teknik 1 2 0 3
Biomedika
Tenaga Teknisian 10 12 0 22
Medis
Rekam Medik 1 1 0 2
Petugas IPSRS 0 1 0 1
Petugas pengelola 2 1 0 3
Limbah
Petugas Kamar 1 8 0 9
Jenazah
Tenaga Kesmas 31 17 0 48
Psikologi 1 0 0 1
Tenaga Non
Kesehatan
Ekonomi 4 4 0 8
Komputer 2 1 0 3
Sosial Politik 1 2 0 3
Teknik Pangan 1 0 0 1
Manajemen 5 2 0 7
Biologi 0 1 0 1
Thiologi 0 1 0 1
SMA 5 35 0 40
SMP 0 3 0 3
5

SD 1 3 0 4
Jumlah 214 312 5 531

4.2.4 Pelayanan Rawat Jalan

1. Poli Spesialis Anak

2. Poli Spesialis Obgyn

3. Poli Spesialis Penyakit Dalam/Interna

4. Poli Spesialis Bedah

5. Poli THT (Telinga Hidung Tenggorokan)

6. Poli Gigi/Gigi Anak

7. Poli Saraf

8. Poli Orthopedy

9. Poli Kulit dan Kelamin

10. Poli Mata

11. Poli Jantung dan Pembuluh Darah

12. Poli Onkologi

13. Poli Ocupasi Therapi

14. Poli Umum (RSUD Kota Kendari, 2018)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden

Penelitian ini memiliki jumlah populasi sebanyak 460 reponden Dari

sejumlah populasi tersebut dilakukan perhitungan secara statistik sehingga

diperoleh sampel sebanyak 214 responden. Sampel yang diambil adalah pasien

yang berobat di Poli Interna RSUD Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.


5

Karakteristik responden mencakup umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alat

transportasi yang menerima pelayanan pada RSUD Kota Kendari.

1. Umur

Umur adalah lama waktu hidup seseorang dihitung sejak tahun lahir

sampai dengan ulang tahun terakhir. Distribusi responden menurut umur di

wilayah kerja poli rawat jalan di Poli Interna RSUD Kota Kendari, Sulawesi

Tenggara. Disajikan pada tabel 4.3

Tabel 4.3. Distribusi Responden Menurut Umur di Poli Interna RSUD Kota
Kendari Tahun 2019
No. Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%)
1. 20-25 20 9.3%
2. 26-30 37 17.3%
3. 31-35 25 11.7%
4. 36-40 47 21.9%
5. 41-45 36 16.8%
6. 46-50 27 12.6%
7. 51-55 10 4.7%
8. 56-60 11 5.1%
9. 61-65 1 0.5%
Total 214 100%
Sumber : Data Primer,Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa dari 214 responden dengan umur

yang bervariasi, golongan umur 36-40 tahun sebanyak 47 responden (21.9%)

merupakan responden terbanyak dan golongan umur 61-65 tahun sebanyak 1

orang (0.5%) merupakan responden yang paling rendah.

2. Jenis Kelamin
Menurut Henny (2010) istilah “jenis kelamin” adalah atribut-atribut

fisiologis dan anatomis yang membedakan antara laki-laki dan perempuan.

Iswandy (2014) menjelaskan bahwa perempuan cenderung memiliki penilaian


6

lebih terhadap fasilitas dan pelayanan kesehatan dibandingkan laki-laki. Distribusi

responden menurut jenis kelamin di wilayah kerja di Poli Interna RSUD Kota

Kendari, Sulawesi Tenggara. Disajikan pada tabel 4.4

Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Poli Interna


RSUD Kota Kendari Tahun 2019
No Jenis Kelamin (L/P) Jumlah Persentase (%)
1 Laki-laki 83 38.8%
2 Perempuan 131 61.2%
Total 214 100%
Sumber : Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa responden paling banyak adalah

berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 131 responden (61.2%) dan

responden yang paling rendah adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 83

responden (38.8%).

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di

suatu unit usaha/kegiatan untuk mendapatkan penghasilan. Distribusi responden

menurut jenis pekerjaan di wilayah kerja di Poli Interna RSUD Kota Kendari,

Sulawesi Tenggara. Disajikan pada tabel 4.5


6

Tabel 4.5. Distribusi Responden Menurut jenis pekerjaan di Poli Interna


RSUD Kota Kendari Tahun 2019
No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1. Wiraswasta 92 43.0%
2. IRT 84 39.3%
3. Buruh 7 3.3%
4. Petani 7 3.3%
5. Nelayan 4 1.9%
6. Mahasiswa 20 9.3%
Total 214 100%
Sumber : Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa responden yang paling banyak adalah

berjenis pekerjaan wiraswasta sebanyak 92 responden (43.0%) dan yang paling

rendah adalah berjenis pekerjaan nelayan sebanyak 4 responden (1.9%).

4. Transportasi
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dengan menggunakan

wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk

memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Distribusi

responden menurut pendidikan di wilayah kerja di Poli Interna RSUD Kota

Kendari, Sulawesi Tenggara. Disajikan pada table 4.6

Tabel 4.6. Distribusi Responden Menurut Alat transportasi di Poli Interna


RSUD Kota Kendari Tahun 2019
No Alat transportasi Jumlah Persentase (%)
1. Ojek 13 6.1%
2. Motor 169 79.0%
3. Mobil 32 15.0%
Total 214 100%
Sumber : Data Primer, Tahun 2019
6

Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa alat transportasi responden yang

paling banyak adalah motor yaitu sebesar 169 responden (79.0%) dan alat

transportasi responden yang paling rendah adalah ojek sebesar 13 responden

(6.1%).

4.2.2 Analisis Univariat Variabel Penelitian

Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variabel

independen dan dependen. Variabel dependen yaitu kemauan membayar pasien

sedangkan Variabel independen yang diteliti diantaranya adalah tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan, akses tempat tinggal ke rumah sakit (km),

manfaat pelayanan dan mutu pelayanan.

a. Kemauan Membayar

Kemauan membayar adalah kemauan konsumen untuk membayar atau

mengeluarkan imbalan atas persepsi konsumen tersebut terhadap produk/jasa

layanan yang diterimanya. Distribusi responden menurut kemauan membayar di

wilayah kerja di Poli Interna RSUD Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Disajikan

pada table 4.7

Tabel 4.7. Distribusi Responden Menurut Kemauan Membayar di Poli


Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
No Kemauan Membayar Jumlah Persentase (%)
1. Mau Membayar 83 38.8
2. Tidak Mau Membayar 131 61.2
Total 214 100
Sumber : Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa kemauan membayar responden yang

paling banyak adalah responden yang tidak mau membayar ssebanyak 131
6

responden (61.2%) dan yang paling rendah adalah responden yang tidak mau

membayar sebanyak 83 responden (38.8%).

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang

lebih bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang

bebas dan sadar kepada tuhan, seperti terwujud dalam alam sekitar intelektual,

emosional dan kemanusiaan dari manusia. Distribusi responden menurut

pendidikan di wilayah kerja di Poli Interna RSUD Kota Kendari, Sulawesi

Tenggara. Disajikan pada table 4.8

Tabel 4.8. Distribusi Responden Menurut Pendidikan di Poli Interna RSUD


Kota Kendari Tahun 2019
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1. Sangat Tinggi 16 7.5%
2. Tinggi 117 54.7%
3. Sedang 57 26.6%
4. Rendah 24 11.2%
Total 214 100%
Sumber : Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa pendidikan terakhir responden yang

paling banyak adalah pendidikan tinggi yaitu sebanyak 117 responden (54.7%)

dan yang paling rendah adalah pendidikan sangat tinggi yaitu sebanyak 16

responden (7.5%).

c. Tingkat Pendapatan

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang

yang berasal dari pihak lain atau hasil atas usahanya sendiri yang dinilai atas dasar

sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan juga merupakan
6

sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat

berarti bagi kelangsungan hidup seseorang baik secara langsung maupun tidak

langsung. Distribusi responden menurut pendidikan di wilayah kerja di Poli

Interna RSUD Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Disajikan pada tabel 4.9

Tabel 4.9. Distribusi Responden Menurut Pendapatan di Poli Interna RSUD


Kota Kendari Tahun 2019
No Pendapatan Jumlah Persentase (%)
1. Cukup 90 42.1
2. Kurang 124 57.9
Total 214 100
Sumber : Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa pendapatan responden yang paling

banyak adalah pendapatan responden kurang yaitu sebanyak 124 responden

(57.9%) dan yang paling rendah adalah pendapatan responden cukup yaitu

sebanyak 90 responden (42.1%).

d. Akses Tempat Tinggal Responden ke RSUD Kota Kendari

Akses jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu objek yang

bergerak, mulai dari posisi awal dan selesai pada posisi akhir. Dalam penelitian

ini, jarak yang dimaksud adalah jarak tempuh responden dari rumah ke RSUD

Kota Kendari tempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil

penelitian, distribusi jarak tempat tinggal responden ke poli rawat jalan di Poli

Interna RSUD Kota kendari,Sulawesi Tenggara. Disajikan pada tabel 4.10


6

Tabel 4.10. Distribusi Responden Menurut Akses Tempat Tinggal Ke Rumah


Sakit Di Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
No Akses Tempat Tinggal Ke Jumlah Persentase (%)
Rumah Sakit
1. Dekat 13 6.1
2. Jauh 201 93.9
Total 214 100
Sumber : Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa jarak tempat tinggal ke rumah

sakit responden paling banyak adalah jarak akses tempat tinggal ke rumah sakit

yang dekat yaitu sebanyak 13 responden (6.1%) dan yang paling rendah adalah

akses tempat tinggal ke rumah sakit yang jauh yaitu sebanyak 201 responden

(93.9%).

e. Manfaat Pelayanan

Manfaat pelayanan merupakan kegunaan suatu pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh penyedia jasa kesehatan dan dirasakan oleh responden, yang

meliputi apakah pelayanan kesehatan tersebut bermanfaat atau tidak bermanfaat.

Berdasarkan hasil penelitian persepsi responden terhadap manfaat pelayanan

kesehatan di Poli Interna RSUD Kota Kendari,Sulawesi Tenggara. Disajikan pada

tabel 4.11

Tabel 4.11. Distribusi Responden Menurut Manfaat Pelayanan di Poli


Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
No Manfaat Pelayanan Jumlah Persentase (%)
1. Bermanfaat 193 90.2
2. Tidak Bermanfaat 21 9.8
Total 214 100
Sumber : Data Primer, Tahun 2019
6

Berdasarkan tabel 4.11 terlihat bahwa manfaat pelayanan responden yang

paling banyak adalah manfaat pelayanan yang bermanfaat yaitu sebanyak 193

responden (90.2%) dan yang paling rendah adalah yang manfaat pelayanan tidak

bermanfaat yaitu sebanyak 21 responden (9.8%).

f. Mutu Pelayanan
Mutu pelayanan menyatakan kualitas pelayanan yang dirasakan oleh

responden terhadap Poli Interna RSUD Kota Kendari. Melalui pelayanan yang

diterimanya, seorang responden dapat mengetahui seberapa besar mutu pelayan

tempat ia berobat untuk dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Persepsi

responden terhadap mutu pelayanan di poli rawat jalan di Poli Interna RSUD Kota

Kendari, Sulawesi Tenggara. Disajikan pada tabel 4.12

Tabel 4.12. Distribusi Responden Menurut Mutu Pelayanan di Poli Interna


RSUD Kota Kendari Tahun 2019
No Mutu Pelayanan Jumlah Persentase (%)
1. Baik 198 92.5
2. Kurang Baik 16 7.5
Total 214 100
Sumber : Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa mutu pelayanan responden yang

paling banyak adalah yang mutu pelayanan baik yaitu sebanyak 198 responden

(92.5%) dan yang paling rendah adalah yang mutu pelayanan kurang baik yakni

sebanyak 16 responden (7.5%).

4.2.3 Analisis Bivariat Variabel Penelitian

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara 2 variabel,

yaitu variabel independen (tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jarak tempat


6

tinggal ke rumah sakit (km), manfaat pelayanan dan mutu pelayanan kesehatan).

Karena variabel independen dan dependen berupa data kategorik, maka pada

tahap ini akan dilakukan uji Chi Square. Derajat kemaknaan dalam penelitian ini

adalah 5% atau 0.05. Dari hasil uji dapat diambil kesimpulan apakah H 0 ditolak

atau H1 diterima. Berikut hasil analisis bivariat di wilayah kerja di Poli Interna

RSUD Kota Kendari. Sulawesi tenggara

a. Hubungan Pendidikan dengan Kemauan Membayar

Hasil analisis statistik hubungan tingkat pendidikan dengan kemauan

membayar responden di wilayah kerja di Poli Interna RSUD Kota Kendari,

Sulawesi Tenggara. Disajikan pada tabel 4.13

Tabel 4.13. Hubungan Pendidikan dengan Kemauan Membayar Responden


di Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
Kemauan Membayar
Total Ρ
No Pendidikan Mau Tidak Mau
value
N % N % n %
1. Sangat tinggi 5 31.2 11 68.8 16 100
2. Tinggi 49 41.9 68 58.1 117 100
3. Sedang 20 35.1 37 64.9 57 100 0.753
4. Rendah 9 37.5 15 62.5 24 100
Total 83 38.8 131 61.2 214 100
Sumber : Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa dari 16 responden (100%)

dengan pendidikan sangat tinggi yang memiliki kemauan membayar sebanyak 5

responden (31.2%) dan yang tidak mau membayar sebanyak 11 responden

(68.8%), dari 117 responden dengan tingkat pendidikan tinggi yang memiliki

kemauan membayar sebanyak 49 responden (41.9%) dan yang tidak mau


6

membayar sebanyak 68 responden (58.1%), dari 57 responden (100%) dengan

pendidikan sedang memiliki kemauan membayar sebanyak 20 responden (35.1%)

dan yang tidak mau membayar sebanyak 37 responden (64.9%), sedangkan dari

24 responden (100%) dengan pendidikan rendah memiliki kemauan membayar

sebanyak 9 responden (37.5%) dan yang tidak mau membayar sebanyak 15

responden (62.5%).

Hasil uji statistik Chi Square pada taraf kepercayaan 95% (0.05)

menunjukkan bahwa besarnya nilai ρ Value = 0.753, jadi ρ Value > 0.05, sehingga

H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara pendidikan dengan kemauan membayar pasien rawat jalan di

Poli Interna RSUD Kota Kendari.

b. Hubungan Pendapatan dengan Kemauan Membayar

Hasil analisis statistik hubungan pendapatan dengan kemauan membayar

responden di wilayah kerja di Poli Interna RSUD Kota Kendari, Sulawesi

Tenggara. Disajikan pada tabel 4.14

Tabel 4.14. Hubungan Pendapatan dengan Kemauan Membayar Responden


di Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
Kemauan Membayar
Total
No Pendapatan Mau Tidak Mau Ρ value
N % N % n %
1. Cukup 54 60.0 36 40.0 90 100
2. Kurang 29 23.4 95 76.6 124 100 0.000
Total 83 38.8 131 61.2 214 100
Sumber : Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa dari 90 responden (100%)

dengan pendapatan cukup yang memiliki kemauan membayar sebanyak 54


6

responden (60.0%) dan yang tidak mau membayar sebanyak 36 responden

(40.0%). Sedangkan dari 124 responden (100%) dengan pendapatan kurang yang

memiliki kemauan membayar sebanyak 29 responden (23.4%) dan yang tidak

mau membayar sebanyak 95 orang (76.6%). Dari hasil uji statistik Chi Square

pada taraf kepercayaan 95% (0.05) menunjukkan bahwa besarnya nilai ρ Value =

0.000, jadi ρ Value < 0.05, sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini

menujukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan

kemauan membayar pasien di Poli Interna RSUD Kota Kendari. Sulawesi

Tenggara.

c. Hubungan Akses Tempat Tinggal ke Rumah Sakit dengan Kemauan

Membayar

Hasil analisis statistik hubungan akses tempat tinggal dengan kemauan

membayar responden di wilayah kerja di Poli Interna RSUD Kota

Kendari,Sulawesi Tenggara. Disajikan pada tabel 4.15

Tabel 4.15. Hubungan Akses Tempat Tinggal ke Rumah Sakit dengan


Kemauan Membayar Responden di Poli Interna RSUD Kota
Kendari Tahun 2019
Akses Kemauan Membayar
Total
tempat Mau Tidak Mau
No tinggal ke N % N % n % Ρ value
Rumah
Sakit
1. Jauh 77 38.3 124 61.7 201 100
2. Dekat 6 46.2 7 53.8 13 100 0.788
Total 83 38.8 131 61.2 214 100
Sumber : Data Primer, Tahun 2019
7

Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa dari 201 responden (100%)

dengan akses tempat tinggal ke Rumah Sakit yang jauh memiliki kemauan

membayar sebanyak 77 responden (38.3%) dan yang tidak mau membayar

sebanyak 124 responden (61.7%). Sedangkan dari 13 responden (100%) dengan

akses tempat tinggal ke Rumah Sakit dekat yang memiliki kemauan membayar

sebanyak 6 responden (46.2%). Dan yang tidak mau membayar sebanyak 7

responden (53.8%). Dari hasil uji statistik Chi Square pada taraf kepercayaan 95%

(0.05) menunjukkan bahwa besarnya nilai ρ Value = 0.788, jadi ρ Value > 0.05,

sehingga H1 ditolak dan H0 diterima. Hal ini menujukkan bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna antara akses tempat tinggal ke Rumah Sakit dengan

kemauan membayar pasien di Poli Interna RSUD Kota Kendari.

d. Hubungan Manfaat Pelayanan dengan Kemauan Membayar

Hasil analisis statistik hubungan manfaat pelayanan dengan kemauan

membayar responden di wilayah kerja di Poli Interna RSUD Kota Kendari,

Sulawesi Tenggara. Disajikan pada tabel 4.16

Tabel 4.16. Hubungan Manfaat Pelayanan dengan Kemauan Membayar


Responden di Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
Kemauan Membayar
Manfaat Total Ρ
No Mau Tidak Mau
Pelayanan value
N % N % n %
1. Bermanfaat 78 40.4 115 59.6 193 100
2. Tidak Bermanfaat 5 23.8 16 76.2 21 100 0.212
Total 83 38.8 131 61.2 214 100
Sumber : Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa dari 193 responden (100%)

dengan manfaat pelayanan bermanfaat yang memiliki kemauan membayar


7

sebanyak 78 orang (40.4%) dan yang tidak mau membayar sebanyak 115 orang

(59.6%). Sedangkan dari 21 responden (100%) dengan manfaat pelayanan tidak

bermanfaat yang memiliki kemauan membayar sebanyak 5 orang (23.8%) dan

yang tidak mau membayar sebanyak 16 orang (76.2%).

Hasil uji statistik Chi Square pada taraf kepercayaan 95% (0.05)

menunjukkan bahwa besarnya nilai ρ Value = 0.212, jadi ρ Value > 0.05, sehingga

H1 ditolak dan H0 diterima. Hal ini menujukkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara manfaat pelayanan dengan kemauan membayar responden di

Poli Interna RSUD Kota Kendari.

e. Hubungan Mutu Pelayanan dengan Kemauan Membayar

Hasil analisis statistik hubungan mutu pelayanan dengan kemauan membayar

responden di wilayah kerja poli interna RSUD Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Disajikan pada tabel 4.17

Tabel 4.17. Hubungan Mutu Pelayanan dengan Kemauan Membayar


Responden di Poli Interna RSUD Kota Kendari Tahun 2019
Kemauan Membayar
Mutu Total
No Mau Tidak Mau Ρ value
Pelayanan
n % N % N %
1. Baik 81 40.9 117 59.1 198 100
2. Kurang Baik 2 12.5 14 87.5 16 100 0.048
Total 83 38.8 131 61.2 214 100
Sumber : Data Primer, Tahun 2019

Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa dari 198 responden (100%)

dengan mutu pelayanan kesehatan baik yang memiliki kemauan membayar

sebanyak 81 orang (40.9%) dan yang tidak mau membayar sebanyak 117 orang

(59.1%). Sedangkan dari 16 responden (100%) dengan mutu pelayanan kesehatan


7

kurang baik yang memiliki kemauan membayar sebanyak 2 orang (12.5%) dan

yang tidak mau membayar sebanyak 14 orang (87.5%).

Hasil uji statistik Chi Square pada taraf kepercayaan 95% (0.05)

menunjukkan bahwa besarnya nilai ρ Value = 0.048, jadi ρ Value < 0.05,sehingga

H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara

mutu pelayanan kesehatan dengan kemauan membayar pasien rawat jalan di Poli

Interna RSUD Kota Kendari.

4.3 Pembahasan

a. Hubungan Pendidikan dengan Kemauan Membayar di poli rawat jalan

poli interna RSUD Kota Kendari

Pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang

lebih bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang

bebas dan sadar kepada tuhan, seperti terwujud dalam alam sekitar intelektual,

emosional dan kemanusiaan dari manusia.

Dari hasil penelitian terhadap 214 responden didapatkan persepsi terhadap

tingkat pendidikan, Dari 16 responden (100%) dengan pendidikan sangat tinggi

sebanyak 5 responden (31.2%) mau untuk membayar pelayanan kesehatan yang

diterimanya dan yang tidak mau untuk membayar sebanyak 11 responden

(68.8%). Dari 117 responden (100%) dengan pendidikan tinggi sebanyak 49

responden (41.9%) yang mau untuk membayar pelayanan kesehatan yang

diterimanya dan yang tidak mau untuk membayar sebanyak 68 responden

(58.1%). Dari 57 responden (100%) dengan pendidikan sedang sebanyak 20

responden (35.1%) mau untuk membayar pelayanan kesehatan yang diterimanya


7

dan yang tidak mau untuk membayar sebanyak 37 responden (64.9%). Dari 24

responden sebanyak 9 responden (37.5%) yang mau untuk membayar pelayanan

kesehatan yang diterimanya dan yang tidak mau untuk membayar sebanyak 15

responden (62.5%). Hal ini disebabkan karena persepsi pendidikan responden

yang tinggi cenderung lebih memikirkan dampak atau risiko tanpa memikirkan

manfaatnya terlebih dahulu artinya persepsi responden mengatakan bahwa

seringkali pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau

di inginkan oleh responden. Jadi, ini menjadi dasar mengapa responden yang

berpendidikan tinggi cenderung tidak mau membayar pelayanan kesehatan.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Lov Green dkk (2008) bahwa

pendidikan mempengaruhi persepsi risiko, derajat keengganan risiko, dan persepsi

besarnya kerugian. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin bertambah tingkat

pengetahuan dan tingkat kebutuhannya terhadap pelayanan kesehatan yang

selanjutnya akan meningkatkan kemampuan membayar seseorang. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Handayani (2013) bahwa tidak ada

hubungan antara tingkat pendidikan dengan willingness to pay (kemauan

membayar) dimana peran pendidikan tidak sebesar faktor lainnya yang

mempengaruhi kemauan membayar.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Hendriyanto, 2009) yang menyatakan bahwa lama pendidikan tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap kemauan membayar, karena 90% responden telah

menyelesaikan pendidikan formal minimal SD, dan terbanyak pendidikan SMA


7

sehingga hal ini yang berpengaruh terhadap sudah meratanya pemahaman

terhadap pelayanan kesehatan yang ada saat ini.

Hasil uji statistik Chi Square pada taraf kepercayaan 95% (0.05)

menunjukkan bahwa besarnya nilai ρ Value = 0.753, jadi ρ Value > 0.05, sehingga

H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara pendidikan dengan kemauan membayar responden di Poli

Interna RSUD Kota Kendari.

b. Hubungan Pendapatan dengan Kemauan Membayar di Poli Interna

RSUD Kota Kendari

Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh seseorang atas pekerjaan yang

dilakukannya dengan sejumlah imbalan tertentu, baik berupa barang maupun

uang. Uang merupakan salah satu alat pembayaran yang sah dimasyarakat dan

bernilai ekonomi tinggi, sehingga dengan uang kita bisa membeli apa yang

diinginkan. Begitu pula dalam dunia kesehatan, uang merupakan faktor yang

sangat penting dalam menentukan kemampuan dan kemauan kita untuk berobat

atau membayar sejumlah pelayanan kesehatan yang kita peroleh (Jannah, 2012).

Dari hasil penelitian terhadap 214 responden didapatkan persepsi terhadap

tingkat pendapatan. Dari 90 responden (100%) sebanyak 54 responden (60.0%)

dengan pendapatan responden yang mau untuk membayar atas pelayanan

kesehatan yang diterimanya, sedangkan 36 responden (40.0%) yang tidak mau

untuk membayar. Hal ini disebabkan karena rasa kurang puas pasien terhadap

pelayanan dan hasil pemeriksaan kesehatan yang diperolehnya, Sedangkan dari

124 responden (100%) dengan pendapatan kurang, responden yang mau untuk
7

membayar atas pelayanan kesehatan yang diterimanya sebanyak 29 responden

(23.5%) dan 95 responden (76.6%) yang tidak mau untuk membayar. Hal ini,

disebabkan karena jumlah pendapatan yang kecil.

Semakin besar pendapatan seseorang maka semakin besar pula kemampuan

dan kemauan membayar atas pelayanan kesehatan yang diterimanya. Akan tetapi

responden yang berpendapatan rendah cenderung tidak mau membayar pelayanan

kesehatan yang dikarenakan responden yang berpendapatan rendah lebih

memikirkan kebutuhan sehari-harinya daripada kebutuhan kesehatan artinya

masyarakat yang berpendapatan rendah terlebih dahulu akan memenuhi

kebutuhan sehari-harinya seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan daripada

memikirikan kebutuhan kesehatannya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (Asfawa dan Braun, 2012) yang

menyatakan bahwa tingkat pendapatan merupakan variabel yang sangat penting

yang mempengaruhi keputusan keluarga atau rumah tangga untuk memiliki

kemauan membayar terhadap sejumlah dana yang digunakan untuk memperoleh

pelayanan kesehatan, semakin tinggi tingkat pendapatan keluarga maka semakin

tinggi pula dana/biaya yang mau dibayarkan untuk memperoleh pelayanan

kesehatan. (Lopaying, 2010) menyatakan tingkat pendapatan merupakan salah

satu parameter yang mempengaruhi kemauan membayar (willingness to pay).

c. Hubungan Akses Tempat Tinggal Ke Rumah Sakit dengan Kemauan

Membayar di Poli Interna RSUD Kota Kendari

Ketika kita membutuhkan pelayanan kesehatan, maka kita akan memilih

pusat pelayanan kesehatan dengan jarak terdekat dari tempat tinggal kita,
7

misalnya Rumah Sakit. Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari

dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat pendidikan klinik untuk

mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya

diselenggarakan.

Dari hasil penelitian terhadap 214 responden didapatkan persepsi terhadap

akses tempat tinggal ke Poli Interna RSUD Kota Kendari beberapa responden

memberi penilaian mau membayar atas pelayanan kesehatan dengan akses yang

dekat. Dari 13 responden (100%) sebanyak 6 responden (46.2%) yang mau untuk

membayar pelayanan kesehatan yang diterimanya dan sebanyak 7 orang yang

tidak mau untuk membayar. Dari 201 responden (100%) sebanyak 77 responden

yang mau untuk membayar pelayanan kesehatan yang diterimanya dan sebanyak

124 responden yang tidak mau membayar. Hal ini terjadi karena harapan

responden terhadap keluhan atas penyakit yang dideritanya belum terselesaikan

oleh pihak Rumah Sakit, sehingga responden tidak mau membayar atas pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit tersebut. Untuk akses tempat tinggal jauh sebanyak 77

responden yang mau membayar pelayanan kesehatan dan 124 responden tidak

mau membayar. Hal ini terjadi karena pada akses ≥ 3 km responden merasa jauh

dalam menempuh perjalanan dan pada saat berada di RSUD Kota Kendari

Responden tidak puas dengan pelayanan yang diterimanya, sehingga responden

tidak mau membayar atas pelayanan tersebut.

Jarak tempat tinggal responden ke tempat berobat akan mempengaruhi

kemauan responden untuk memilih dimana responden akan berobat. Semakin

dekat jarak tempat tinggal responden ke Rumah Sakit maka akan semakin besar
7

pula keinginan pasien tersebut untuk berobat. Hal ini terjadi karena ketika berobat

responden tidak perlu memikirkan biaya transportasi disebabkan jarak yang cukup

dekat bisa ditempuh dengan berjalan kaki saja, sehingga yang perlu dikeluarkan

hanya biaya berobat saja, yang tentunya hal ini akan mempengaruhi besarnya

kemauan membayar pasien ketika berobat.

Dari hasil uji statistik Chi Square pada taraf kepercayaan 95% (0.05)

menunjukkan bahwa besarnya nilai ρ Value = 0.788, jadi ρ Value > 0.05, sehingga

H1 ditolak dan H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi terhadap jarak

tempat tinggal ke Rumah Sakit tidak ada hubungan yang bermakna antara

persepsi jarak tempat tinggal ke Rumah Sakit dengan besarnya kemauan

membayar pelayanan Poli Interna RSUD Kota Kendari. Artinya makin jauh jarak

tempat tinggal responden dengan Poli Interna RSUD Kota Kendari maka makin

besar pula kemauan tidak membayar atas pelayanan yang diterima di Poli Interna

RSUD Kota Kendari. Hal ini dikarenakan dasar pertimbangan responden bahwa,

untuk berobat di Poli Interna RSUD Kota Kendari mengeluarkan biaya tambahan

yaitu transportasi karena jarak yang jauh dengan tempat tinggal responden,

sehingga menyulitkan responden untuk melakukan kontrol terhadap penyakit yang

diderita, dan juga responden tidak mengetahui sistem antrian dan waktu pelayanan

yang disediakan oleh Poli Interna RSUD Kota Kendari, hal ini yang

mempengaruhi responden sehingga tidak mau membayar atas pelayanan

kesehatan. Namun, faktanya meskipun jarak tempat tinggal dengan Poli Interna

RSUD Kota Kendari jauh, rata-rata responden membutuhkan pelayanan di Poli

Interna RSUD tersebut disebabkan presepsi responden tentang mutu pelayanan


7

yang disediakan baik. Sehingga, akses tempat tinggal dengan kemauan membayar

tidak berhubungan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

yang signifikan antara jarak tempat tinggal pasien dengan besarnya kemauan

membayar pasien. Hasil penelitian yang sama juga diperoleh (Astuti, 2007) yang

menyatakan bahwa meskipun jarak yang ditempuh oleh responden ke Rumah

Sakit jauh namun akses transportas tidak menjadi kendala bagi responden untuk

menjangkau Rumah Sakit sehingga kunjungan responden yang tempat tinggalnya

jauh dan dekat hampir sama.

d. Hubungan Manfaat Pelayanan dengan Kemauan Membayar di Poli

Interna RSUD Kota Kendari

Ketika kita membutuhkan pelayanan kesehatan, maka kita akan memilih

pusat pelayanan kesehatan dengan jarak terdekat dari tempat tinggal kita,

misalnya Rumah Sakit. Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari

dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat pendidikan klinik untuk

mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya

diselenggarakan

Rumah Sakit akan selalu berupaya memberikan pelayanan yang optimal

kepada pasien, baik pelayanan medis maupun pelayanan fasilitas kesehatan

lainnya. Dengan adanya pelayanan yang optimal tersebut, sehingga pasien akan

merasakan nyaman dan manfaat yang baik atas pelayanan yang diterimanya.

Dari hasil penelitian terhadap 214 responden didapatkan persepsi terhadap

manfaat pelayanan rata-rata responden memberi penilaian bermanfaat atas


7

pernyataan manfaat pelayanan Poli Interna RSUD Kota Kendari dan yang mau

membayar atas pelayanan kesehatan yang diterimanya. Hal ini menunjukkan

bahwa manfaat pelayanan yang dirasakan oleh responden atas pelayanan yang

diterimanya adalah baik. Responden akan merasakan manfaat pelayanan yang

baik apabila semua kebutuhan dan keluhan yang dialaminya selama menerima

pelayanan terealisasi dengan baik, sehingga tidak ada responden yang merasa

kecewa dengan pelayanan yang diterima.

Sebanyak 214 responden merasakan manfaat atas pelayanan kesehatan di

RSUD Kota Kendari, namun dari 193 responden (100%) hanya terdapat 78

responden (40.4%) yang mau membayar sedangkan 115 responden (59.6%) yang

tidak mau membayar atas pelayanan kesehatan yang diterimanya. Hal ini terjadi

karena meskipun mereka merasakan manfaat atas pelayanan kesehatan tetapi ada

faktor lain yang membuat mereka tidak mau membayar, misalnya keterbatasan

ekonomi. Kebutuhan akan kesehatan adalah sangat penting tetapi kebutuhan

primer akan hidupnya juga sangat penting. Sehingga hal ini bisa mempengaruhi

kemauan mereka untuk membayar pelayanan tersebut. Namun dari 21 responden

(100%) sebanyak 5 responden (23.8%) yang tidak merasakan manfaat atas

pelayanan kesehatan di poli rawat jalan poli interna RSUD Kota Kendari yang

mau untuk membayar, sedangkan dari 21 responden (100%) sebanyak 16

responden (76.2%) yang tidak mau membayar. Hal ini terjadi, karena adanya

kesadaran dari responden tersebut bahwa ia telah menggunakan waktu dan tenaga

medis di RSUD Kota Kendari, sehingga ia mau membayar atas pelayanan

kesehatan tersebut. Faktor lain juga bisa disebabkan karena responden tersebut
8

memiliki sejumlah uang yang cukup untuk melakukan pembayaran sehingga ia

bersedia untuk membayar.

Berdasarkan hasil uji Chi Square didapatkan hasil yang tidak bermakna

pada persepsi pasien terhadap manfaat pelayanan kesehatan dengan besarnya

kemauan membayar di poli rawat jalan poli interna RSUD Kota Kendari. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai ρ Value 0.212 > 0.05, sehingga tidak ada hubungan yang

bermakna antara persepsi manfaat pelayanan dengan besarnya kemauan

membayar pelayanan poli rawat jalan poli interna RSUD Kota Kendari, artinya

persepsi manfaat pelayanan tidak menjadi dasar keputusan responden memilih

berobat di poli rawat jalan poli interna RSUD Kota Kendari.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh hasil penelitian Hendriyanto

(2015) dengan nilai ρ Value 0.6465 > 0.05, yang menyatakan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara besarnya kemauan membayar pasien dengan

persepsi manfaat pelayanan poliklinik rawat jalan Puskesmas Ciawi Kabupaten

Bogor.

Sedangkan menurut teori yang ada, manfaat atau utilitas digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen (Satrio, 2003). Perbedaan

hasil penelitian ini dengan teori yang ada dimungkinkan karena manfaat

pelayanan Poli Interna RSUD Kota Kendari sudah dirasakan oleh seluruh

responden sehingga tidak dijadikan dasar pengambilan keputusan yang utama

oleh responden dalam memilih poli rawat jalan Poli Interna RSUD Kota Kendari

sebagai tempat pelayanan kesehatan yang dipilih.


8

e. Hubungan Mutu Pelayanan dengan Kemauan Membayar di Poli

Interna RSUD Kota Kendari

Mutu atau kualitas Rumah Sakit merupakan gambaran seberapa baik Rumah

Sakit tersebut dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mutu atau

kualitas Rumah Sakit juga sangat dipengaruhi oleh fasilitas yang tersedia di

Rumah Sakit tersebut. Rumah Sakit yang bermutu haruslah ditunjang oleh gedung

dan sejumlah peralatan medis serta tenaga kesehatan yang ahli dan profesional

pada bidang masing-masing. Rumah Sakit yang bermutu akan menjadi dambaan

bagi setiap masyarakat yang akan berobat ke Puskesmas tersebut.

Hasil penelitian terhadap 214 responden menunjukkan bahwa persepsi

terhadap mutu pelayanan responden dalam memberi penilaian tidak jauh berbeda

dengan persepsi responden terhadap manfaat pelayanan kesehatan, dimana rata-

rata responden menyatakan setuju dan mau membayar terkait mutu pelayanan

yang mereka rasakan selama berobat di poli rawat jalan poli interna RSUD Kota

Kendari tergolong Rumah Sakit yang sudah cukup maju khususnya dalam

peralatan medis yang tersedia baik di Laboratorium pemeriksaan maupun di ruang

poli klinik, sehingga hal ini menjadikan suatu Rumah Sakit memiliki kualitas

yang baik.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 198 responden (100%)

dengan mutu pelayanan kesehatan yang baik sebanyak 81 responden (40.9%)

memiliki kemauan untuk membayar dan sebanyak 117 responden (59.1) yang

tidak mau membayar atas pelayanan kesehatan yang diterimanya. Hal ini dapat

terjadi karena faktor ekonomi dari responden tersebut. Keterbatasan keuangan


8

menjadikan responden untuk mempertimbangkan besarnya jumlah pengeluaran

tertentu. Sedangkan dari 16 responden (100%) dengan mutu pelayanan kurang

baik yang memiliki kemauan membayar sebanyak 2 responden (12.5%) dan yang

tidak mau membayar sebanyak 14 responden (87.5%). Hal ini terjadi karena

responden tersebut memiliki ketersediaan dana untuk alokasi pengobatan, dan

juga kesadaran yang penuh atas jasa yang telah digunakannya selama

mendapatkan pelayanan di RSUD Kota Kendari.

Dari hasil uji statistik Chi Square pada taraf kepercayaan 95% (0.05)

menunjukkan bahwa besarnya nilai ρ Value = 0.048, jadi ρ Value < 0.05, sehingga

H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menjukkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara mutu pelayanan dengan kemauan membayar pasien di Poli

Interna RSUD Kota Kendari. Dalam artian bahwa dalam berobat responden masih

memperhatikan mutu pelayanan kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian Yulianti (2013) menyatakan bahwa mutu atau

kualitas layanan berhubungan dengan kesetiaan pelanggan pada layanan, artinya

bahwa mutu layanan yang baik akan meningkatkan keinginan membayar

pelanggan atas layanan yang diterimanya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

Hendriyanto (2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

besarnya kemauan membayar dengan mutu pelayanan poliklinik rawat jalan

Puskesmas Ciawi Kabupaten Bogor. Variabel persepsi mutu pelayanan

berpengaruh sebesar 11.3% terhadap kemauan membayar pasien.


8

4.4 Keterbatasan Peneliti

1. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross-sectional yang

bersifat deskriptif analitik dengan analisa kuantitatif untuk mengetahui factor

yang berhubungan dengan kemauan membayar (Willingness To Pay) pasien

rawat jalan Poli Internal RSUD Kota Kendari Tahun 2019

2. Penelitian dilaksanakan pada bulan November-Desember 2019 dengan

menggunakan kuesioner pada pasien di instalasi rawat jalan poli interna

dengan jumlah responden yang terkumpul sebanyak 214 orang. Disadari

bahwa pemanfaatan data sekunder bagi penulis dari segi tenaga, biaya, dan

waktu dan beberapa sumber daya lainnya cukup efisien, namun mempunyai

keterbatasan. Data yang masih mentah diolah sedemikian rupa sehingga

menjadi informasi yang akhirnya dapat digunakan untuk menjawab tujuan

penelitian.

3. Peneliti berusaha memaksimalkan hasil ukur yang ada sesuai dengan tujuan

penelitian. Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah persepsi

pasien terhadap tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, akses tempat tinggal

ke Rumah Sakit, manfaat pelayanan, dan mutu pelayanan, sedangkan yang

menjadi variabel terikat (dependen) adalah kemauan membayar.

4. Hasil penelitian disajikan berdasarkan gambaran umum data dan analisis

variabel penelitian. Analisis dilakukan dalam dua tingkatan analisis, yaitu

analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat menggambarkan distribusi

frekuensi masing-masing variabel penelitian. Analisis bivariat yaitu untuk


8

melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Data

yang dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan perangkat komputer.


BAB V
PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan terhadap kemauan

membayar pasien rawat jalan Poli Interna di RSUD Kota Kendari Tahun

2019.

b. Terdapat hubungan antara besarnya pendapatan pasien terhadap kemauan

membayar pasien rawat jalan Poli Interna di RSUD Kota Kendari Tahun

2019.

c. Tidak terdapat hubungan antara akses tempat tinggal pasien terhadap

kemauan membayar pasien rawat jalan Poli Interna di RSUD Kota Kendari

Tahun 2019.

d. Tidak terdapat hubungan antara manfaat pelayanan terhadap kemauan

membayar pasien rawat jalan Poli Interna di RSUD Kota Kendari Tahun

2019.

e. Terdapat hubungan antara mutu pelayanan kesehatan terhadap kemauan

membayar pasien rawat jalan Poli Interna di RSUD Kota Kendari Tahun

2019.

5. 2 Saran

1. Diharapkan kepada Rumah Sakit untuk meningkatkan kualitas mutu dengan

mengefisienkan lama waktu tunggu pelayanan, antrian, kebersihan ruang

tunggu dan jumlah toilet.

85
86

2. Pasien diharapkan memiliki kesadaran untuk membayar atas pelayanan

kesehatan yang diterimanya, meskipun mereka belum merasakan manfaat

pelayanan secara maksimal.

3. Diharapkan kepada pimpinan Rumah Sakit lebih aktif untuk meningkatkan

kompetensi dan keahlian petugas kesehatan dengan cara mengadakan

pelatiham dan evaluasi kinerja secara rutin.


87

DAFTAR PUSTAKA

Agus Riyanto. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Asfawa, A. and Braun, J.V. (2012). Can Community Health Insurance Schemes
Shield the Poor Against The Downside Health Effects of Economic
Reforms, The Case of Rural Ethiopia. Journal of Health Policy 70 (2012)
97-108.

Astuti, H. Y. (2007). Hubungan Antara beberapa Faktor dengan Kemauan


Keluarga dalam Pembayaran tarif rawat Jalan dibalai Pengobatan Umum
Puskesmas Grobongan. Public Health Faculty.

Azwar, A. (2008). Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : Binarupa Aksara.

Azwar Asrul. (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Indonesia:


Pustaka Sinar Harapan.

Depkes RI. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan (Vol. 2). Jakarta: Kemenkes RI :2009.

Djoko Wijono. (1999). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya:


Airlangga University Press.

Funakpa Brisibe, S. (2015). Willingness to Pay for Clinical Preventive Services of


Patients Attending the GENERAL Out-Patient Clinic of a Tertiary Hospital
in South-South Nigeria. European Journal of Preventive Medicine, 3(1), 6–
10. https://doi.org/10.11648/j.ejpm.20150301.12
Gafni, A. (2001). The Willingness To Pay For Medical Care Evident From To
Developinh Countries. Press Baltimore Maryland : The John Hopkins
University.

Gani, Ascobat. (1997). Analisis Biaya Rumah Sakit dan Puskesmas. Malang :
Pentaloka

Hasra, Hatriyani. (2013). Kemampuan Membayar (Ability To Pay) dan Kemauan


Membayar (Willingness To Pay) Pasien Di Unit Rawat Inap RSUD Kota
Bau Bau Tahun 2013 FKM UHO. Kendari.
Hendriyanto. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar
Pasien Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Ciawi Kabupaten Bogor. Tesis.
Depok : Universitas Indonesia.

Iswandy, Ahmad. (2014). Hubungan Antara Kualitas Pelayanan dengan Citra di


Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Tahun 2014. Skripsi. Makassar :
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Jannah, M. (2012) Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Jarak Tempat


Tinggal dan Sikap Ibu Kepada Pelayanan Petugas Puskesmas Terhadap
Frekuensi Kunjungan Ibu ke Posyandu di Kabupaten Lamongan.
Universitas Negri Surabaya.

Kemenkes RI. (2018). profil kesehatan indonesia 2018. Jakarta : Indonesia.

Kurniawan, Arif. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan


Membayar Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas di Kabupaten Banyumas,
FKM Universitas Jenderal Soedirman.

Laksono Trisnantoro. (2019). Kebijakan Pembiayaan dan Fragmentasi Sistem


Kesehatan. DIYogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Lopaying, D. (2010). Measuring Affordability and Willingness to Pay. AIT


Center, Bangkok.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (Vol. 260).


Jakarta: Rineka cipta.

Pandu Harimurti. (2016). Kajian Sistem Pembiayaan Kesehatan. Palembang:


World Bank Group.

Pohan, I. S. (2014). Jaminan Mutu Layanan Kesehata. Jakarta : PT. Buku


Kesehatan

Riset Kesehatan Dasar. (2010). Riskesdas. Jakarta : Indonesia.

RSUD Kota Kendari. (2018). Profil RSUD Kota Kendari 2018. Kota Kendari.

88
89

Satrio, Bimo. 2003. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien


Rawat Jalan Puskesmas Bantar Gebang I Bekasi tahun 2003. Tesis. Jakarta
: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Tarigan, I., & Suryati, T. (2017). Gambaran Out of Pocket pada Awal Era JKN di
Indonesia Description Out of Pocket in the Early Era JKN at Indonesia.
1(2), 141–146.

Thabrany, H. (2008). Politics of National Health Insurance of Indonesia : A New


Era of Universal Coverage. 7th European Conference on Health Economics,
20.

WHO. (2012). Universal Health Coverage (Online), http://www.who. Universal


health coverage, diakses tanggal 26 Mei 2018.
90

Lampiran 1
No. Responden:
LEMBAR INFORMED CONSENT (PERSETUJUAN MENJADI
RESPONDEN)
Dengan Hormat,
Perkenalkan nama saya Risa Atriyani R mahasiswa Peminatan Administrasi
Kebijakan Kesehatan (AKK), Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu
Oleo.
Saya bermaksud melakukan penelitian mengenai “Faktor Yang Berhubungan
dengan Kemauan Membayar Pasien Rawat Jalan Poli Interna RSUD Kota Kendari
tahun 2019”. Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesaian
studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.
Saya berharap Saudara/Saudari bersedia untuk menjadi responden dalam
penelitian ini dimana dilakukan wawancara dan pengisian kuesioner yang terkait
dengan penelitian. Setelah Saudara/Saudari membaca maksud dari kegiatan
penelitian diatas, maka saya mohon untuk mengisi nama dan tanda tangan
dibawah ini sebagai persyaratan bahwa Saudara/Saudari setuju untuk ikut serta
dalam penelitian ini.
Terima Kasih atas kesediaan Saudara/Saudari untuk ikut serta dalam
penelitian ini.

Kendari, November 2019

(.......................................)
91

Lampiran 2
KUESIONER
Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar (Willingness To Pay)
Pasien Rawat Jalan Poli Interna RSUD Kota Kendari tahun 2019

A. BAGIAN I
Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pekerjaan :
4. Pendidikan Terakhir :
5. Jenis Kelamin :P/L
6. Alamat :
7. Tempat Lahir :
8. Berapa pendapatan saudara dalam setiap bulan ?
9. Dalam satu tahun terakhir sudah berapa kali Saudara berobat ke Poliklinik
RSUD Kota Kendari?
a. Satu kali
b. Dua Kali
c. Tiga Kali
d. Empat Kali
e. Lebih dari atau sama dengan lima
10. Alat transportasi Saudara menuju Puskesmas : ......................................
(Angkot, Taksi, Ojek, Jalan Kaki, Motor, Mobil atau Mobil Pribadi,
dll..sebutkan)
11. Berapa jauh jarak tempat tinggal Saudara sekarang dengan Rumah sakit ? :
..................................km.

B. BAGIAN II
1. Manfaat Pelayanan
12. Bagaimana pendapat saudara terhadap setiap pernyataan di bawah ini ?
SS S TS STS
No. Pernyataan
(4) (3) (2) (1)
Keberadaan rawat jalan Rumah
1. sakit membantu menyembuhkan
penyakit
Rumah sakit juga bermanfaat
dalam mendapatkan pelayanan
2. konsultasi dan pemeriksaan
kesehatan, agar tetap terjaga
kesehatannya.
Rawat Jalan Rumah sakit dapat
menangani penyakit yang tidak
3.
dapat ditangani di Puskesmas dan
Dokter umum
9

Sebagai pelayanan satu atap, Rawat


Jalan Rumah sakit sangat
4. bermanfaat dalam mendapatkan
penanganan dari spesialis
kedokteran
Poli rawat jalan Rumah sakit
bermanfaat juga dalam pemulihan
5.
kesehatan misalnya rehabilitasi
medis akibat suatu penyakit

2. Persepsi Responden Terhadap Mutu Pelayanan


SS S TS STS
No Pernyataan
(4) (3) (2) (1)
Bukti Fisik
1. Ruang tunggu pendaftaran dan
kasir bersih dan nyaman
2. Ruang tunggu rawat jalan bersih
dan nyaman
3. Ruangan pemeriksaan dalam
keadaan bersih dan nyaman
No Pernyataan SS S TS SS
(4) (3) (2) (1)
4. WC tersedia cukup, bersih dan
tidak membayar
5. Alat kelengkapan periksa tersedia
6. Alat Pemeriksaan Bersih
7. Ruangan administrasi, Poli dan
Pemeriksaan penunjang berdekatan
Keandalan (Reliability)
8. Petugas administrasi sigap
menangani masalah yang anda
hadapi
9. Perawat sigap menangani keluhan
pasien
10. Dokter sigap menangani keluhan
pasien
11. Prosedur penerimaan pasien di
rawat jalan cepat
12. Antrian pemeriksaan tidak dalam
waktu yang lama
Ketanggapan (Responsiveness)
13. Petugas Administrasi memberikan
penjelasan prosedur pelayanan
14. Perawat memberikan penjelasan
prosedur pemeriksaan
9

15. Dokter memberikan penjelasan


prosedur pemeriksaan
No Pernyataan SS S TS STS
(4) (3) (2) (1)
Perhatian (Empathy)
16. Petugas administrasi bersikap
ramah dan sopan
17. Perawat bersikap ramah dan sopan
18. Dokter bersikap ramah dan sopan
19. Petugas medis (dokter dan
perawat) memperhatikan keluhan
pasien
20. Petugas medis (dokter dan
perawat) menjawab pertanyaan
pasien dengan ramah
21. Petugas administrasi menjawab
pertanyaan pasien dengan ramah
Meyakinkan (Assurance)
22. Pemeriksaan oleh petugas
kesehatan (dokter dan perawat)
dengan teliti
23. Saya rasa pengetahuan petugas
medis (dokter dan perawat) baik
dalam menjalankan tugasnya
24. Saya rasa petugas medis (dokter
dan perawat) terampil dalam
memberikan pengobatan

3. Bagian III
Kemauan Membayar (Willingness To Pay) Pelayanan Pasien Umum
Di RSUD Kota Kendari terdapat ruang pasien umum yang memiliki ruangan
yang standar, pelayanan, fasilitas, dan pelayanan dokter yang sesuai dengan
kondisi saat ini.
Dengan Kondisi Ruangan yang Disebutkan diatas :
25. Bersediakah Saudara membayar per kunjungan untuk (dalam ribuan rupiah) :
No. 1 2 3 4 5 6 7
Jasa
1. sarana dan ........ 15 20 25 30 35 .......
pelayanan
Catatan :
1. Penawaran dimulai dari pilihan ke-4, apabila responden menjawab setuju
maka dilanjutkan dengan pilihan ke 5,6 sampai pilihan ke 7 dengan
pertanyaan berapa harga tertinggi yang bersedia Saudara bayarkan.
94

2. Apabila timbul penolakan atas pilihan ke-4, maka responden ditawarkan


pilihan ke 3,pilihan ke 2, sampai pilihan ke 1 dengaan pertanyaan berap
harga terendah yang bersedia Saudara bayarkan.
No Pertanyaan Ya Tidak
26. Secara keseluruhan puaskah Bapak/Ibu dengan
pelayanan Poliklinik Rawat Jalan RSUD Kota
Kendari saat ini?
27. Bila ada kerabat sakit apakah Bapak/Ibu akan
merekomendasikan RSUD Kota Kendari?
28. Bila Bapak/Ibu dan keluarga sakit, Apakah
akan memilih kembali berobat ke Poliklinik
Internal RSUD Kota Kendari?
(Sumber : Hendriyanto, 2009)
9

Lampiran 3 :
MASTER TABEL
9
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
1
1
111

Lampiran 4 :
Hasil analisa statistik menggunakan SPSS
1. Karakteristik Responden
Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percen Percent
t
Valid 20 Tahun 1 .5 .5 .5
21 Tahun 5 2.3 2.3 2.8
22 Tahun 4 1.9 1.9 4.7
23 Tahun 3 1.4 1.4 6.1
24 Tahun 3 1.4 1.4 7.5
25 Tahun 4 1.9 1.9 9.3
26 Tahun 3 1.4 1.4 10.7
27 Tahun 10 4.7 4.7 15.4
28 Tahun 5 2.3 2.3 17.8
29 Tahun 5 2.3 2.3 20.1
30 Tahun 14 6.5 6.5 26.6
31 Tahun 2 .9 .9 27.6
32 Tahun 5 2.3 2.3 29.9
33 Tahun 3 1.4 1.4 31.3
34 Tahun 4 1.9 1.9 33.2
35 Tahun 11 5.1 5.1 38.3
36 Tahun 5 2.3 2.3 40.7
37 Tahun 9 4.2 4.2 44.9
38 Tahun 1 .5 .5 45.3
39 Tahun 11 5.1 5.1 50.5
40 Tahun 21 9.8 9.8 60.3
41 Tahun 8 3.7 3.7 64.0
42 Tahun 5 2.3 2.3 66.4
43 Tahun 6 2.8 2.8 69.2
44 Tahun 5 2.3 2.3 71.5
45 Tahun 12 5.6 5.6 77.1
46 Tahun 9 4.2 4.2 81.3
47 Tahun 3 1.4 1.4 82.7
1

48 Tahun 4 1.9 1.9 84.6


49 Tahun 5 2.3 2.3 86.9
50 Tahun 6 2.8 2.8 89.7
52 Tahun 2 .9 .9 90.7
54 Tahun 4 1.9 1.9 92.5
55 Tahun 4 1.9 1.9 94.4
56 Tahun 2 .9 .9 95.3
57 Tahun 3 1.4 1.4 96.7
58 Tahun 1 .5 .5 97.2
60 Tahun 5 2.3 2.3 99.5
62 Tahun 1 .5 .5 100.0
Total 214 100.0 100.0

Jenis kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percen Percent
t
Valid Laki-laki 83 38.8 38.8 38.8
Perempuan 131 61.2 61.2 100.0
Total 214 100.0 100.0

Pekerjaan
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percen Percent
t
Wiraswasta 92 43.0 43.0 43.0
IRT 84 39.3 39.3 82.2
Buruh 7 3.3 3.3 85.5
Valid Petani 7 3.3 3.3 88.8
4 1.9 1.9 90.7
Nelayan
20 9.3 9.3 100.0
Mahasiswa
214 100.0 100.0
Total
1

Alat Transportasi Responden


Valid Cumulative
Frequency Percent Percen Percent
t
Valid Ojek 13 6.1 6.1 6.1
Motor 169 79.0 79.0 85.0
Mobil 32 15.0 15.0 100.0
Total 214 100.0 100.0

2. Analisis Univariat

Kemauan Membayar
Valid Cumulative
Frequency Percent Percen Percent
t
Valid Mau Membayar 83 38.8 38.8 38.8
Tidak Mau 131 61.2 61.2 100.0
Membayar
Total 214 100.0 100.0

Pendidikan terakhir
Valid Cumulative
Frequency Percent Percen Percent
t
Valid Sangat tinggi 16 7.5 7.5 7.5
Tinggi 117 54.7 54.7 62.1
Sedang 57 26.6 26.6 88.8
Rendah 24 11.2 11.2 100.0
Total 214 100.0 100.0

Jarak Tempat Tinggal Ke Rumah Sakit


Valid Cumulative
Frequency Percent Percen Percent
t
Valid Dekat 13 6.1 6.1 6.1
Jauh 201 93.9 93.9 100.0
Total 214 100.0 100.0
1

Manfaat Pelayanan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percen Percent
t
Valid Bermanfaat 193 90.2 90.2 90.2
Tidak 21 9.8 9.8 100.0
Bermanfaa
t 214 100.0 100.0
Total

Mutu Pelayanan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percen Percent
t
Valid Baik 198 92.5 92.5 92.5
Kurang 16 7.5 7.5 100.0
Baik
Total 214 100.0 100.0
1

3. Analisis Bivariat

Crosstab
Kemauan Membayar
Mau Tidak
Membayar Mau Total
Membayar
Pendidikan Sangat Count 5 11 16
Terakhir tinggi Expected Count 6.2 9.8 16.0
% within
Pendidikan 31.2% 68.8% 100.0%
terakhir
Tinggi Count 49 68 117
Expected 45.4 71.6 117.0
Count
41.9% 58.1% 100.0%
% within
Pendidikan
terakhir
Sedang Count 20 37 57
Expected 22.1 34.9 57.0
Count
35.1% 64.9% 100.0%
% within
Pendidikan
terakhir
Rendah Count 9 15 24
Expected 9.3 14.7 24.0
Count
37.5% 62.5% 100.0%
% within
Pendidikan
terakhir
Tota Count 83 131 214
l Expected 83.0 131.0 214.0
Count
38.8% 61.2% 100.0%
% within
Pendidikan
terakhir
1

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 1.200 3 .753
Likelihood Ratio 1.211 3 .750
N of Valid Cases 214
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 6,21.

Crosstab
Kemauan Membayar
Mau Tidak
Membayar Mau Total
Membayar
Pendapat Cukup Count 54 36 90
an Expected 34.9 55.1 90.0
Responde
n Count
60.0% 40.0% 100.0%
% within
Pendapata
n
Responden
Kura Count 29 95 124
n
g Expected Count 48.1 75.9 124.0
% within
Pendapatan 23.4% 76.6% 100.0%
Responden
Total Count 83 131 214
Expected 83.0 131.0 214.0
Count
38.8% 61.2% 100.0%
% within
Pendapata
n
Responden
1

Chi-Square Tests
Exac
t Sig.
Asymp. Exact Sig. (1-
Value df Sig. (2- (2- sided) sided)
sided)
Pearson Chi-Square 29.444a 1 .000
Continuity
27.922 1 .000
Correctionb
Likelihood Ratio 29.776 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
29.306 1 .000
Association
N of Valid Casesb 214
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 34,91.
b. Computed only for a 2x2 table

Crosstab
Kemauan Membayar
Mau Tidak
Membayar Mau Total
Membayar
Manfaat Bermanfaat Count 78 115 193
Pelayanan Expected Count 74.9 118.1 193.0
% within
Manfaat 40.4% 59.6% 100.0%
Pelayanan
Tidak Count 5 16 21
Bermanfaat Expected Count
8.1 12.9 21.0
% within
Manfaat 23.8% 76.2% 100.0%
Pelayanan
Total Count 83 131 214
Expected 83.0 131.0 214.0
Count
38.8% 61.2% 100.0%
% within
Manfaat
Pelayana
n
1

Chi-Square
Exact
Asymp. Sig. Exact
Value df Sig. (2- (2- Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 2.199a 1 .138
b
Continuity Correction 1.556 1 .212
Likelihood Ratio 2.338 1 .126
Fisher's Exact Test .162 .104
Linear-by-Linear
2.189 1 .139
Association
N of Valid Casesb 214
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 8,14.
b. Computed only for a 2x2 table

Crosstab
Kemauan Membayar
Mau Tidak
Membayar Mau Total
Membayar
Mutu Baik Count 81 117 198
Pelayanan Expected Count 76.8 121.2 198.0
% within Mutu 100.0
Pelayanan 40.9% 59.1% %
Kuran Count 2 14 16
g
Baik Expected Count 6.2 9.8 16.0
% within Mutu 100.0
Pelayanan 12.5% 87.5% %
Tota Count 83 131 214
l
Expected Count 83.0 131.0 214.0
% within Mutu 100.0
38.8% 61.2%
Pelayanan %
1

Chi-Square
Exact
Asymp. Sig. Exact
Value df Sig. (2- (2- Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.032a 1 .025
b
Continuity Correction 3.907 1 .048
Likelihood Ratio 5.848 1 .016
Fisher's Exact Test .031 .019
Linear-by-Linear
5.009 1 .025
Association
N of Valid Casesb 214
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 6,21.
b. Computed only for a 2x2 table
1

LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI
1. Gedung Kantor RSUD Kota Kendari

2. Gedung SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) RSUD Kota Kendari


1

3. Ruang Registrasi Pasien Rawat Jalan

4. Pengisian Kuisioner
1

5. RUANG POLI INTERNA


123
124
125

Anda mungkin juga menyukai