Puisi Merenda Kata Membaca Semesta
Puisi Merenda Kata Membaca Semesta
Membaca Semesta
Ia tak pernah
berhenti bersabda
Setiap waktu
setiap masa
selalu mengurai kata-kata
Kata-kata-Nya
terhampar luas di jagad raya
dalam terhunjam di samudra
menjulang tinggi di cakrawala
Kata-kata-Nya
Terukir indah di cantik molek kaum hawa
Kokoh terpatri di keperkasaan kaum pria
Tergambar harmoni di keragaman manusia
Ia tak pernah
berhenti tuliskan sabda
Masalahnya ...
mata ini, kerap kali buta
Telinga ini, kerap kali tuli
Nurani ini, kerap kali bebal
tebal terbuntal mantra-matra gombal
Tangan dan kaki diam terpaku kaku membatu
Pikiran pun liar mengembara
mengikuti prasangka dan imajinasi
Bolong kosong melompong
Tak terbaca
Karna yang nampak
hanya lembaran putih
atau ruang gelap pekat
Hitam legam