Anda di halaman 1dari 21

MEMPERSIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA KRITIS, KREATIF, DAN BERWAWASAN

KEBANGSAAN UNTUK MENCAPAI KETAHANAN NASIONAL


YANG TANGUH DI ERA PANDEMIK COVID-19

(PREPARING FOR CRITICAL, CREATIVE, AND NATIONAL INSIGHT HUMAN


RESOURCES TO ACHIEVE OF THE STRONG NATIONAL RESILIENCE
IN THE COVID-19 PANDEMIC ERA)
1 3
Widihastuti , Susilo Adi Purwantoro2, Sutanto

1
Jurusan PTBB Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
1
Prodi PEP Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Email dan Telepon: widihastuti@uny.ac.id dan +6282136472920
2
Fakultas Teknologi Pertahanan Universitas Pertahanan
2
Kepala Biro Umum Universitas Pertahanan
susiloadip89@gmail.com,susilo.purwantoro@idu.ac.id
3
Perwira Menengah Lemhannas RI Jakarta
3
Prodi Kesmas Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Indonesia
tantolemhannas12853@gmail.com dan +6282137281122

ABSTRAK: Pandemi COVID-19 telah merubah pola pikir, sikap dan perilaku manusia di seluruh dunia
termasuk Indonesia. Menghadapi kondisi ini, bangsa Indonesia harus meningkatkan ketahanan nasional
melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh. Salah satu strategi peningkatan
kualitas SDM Indonesia adalah mempersiapkan SDM kritis, kreatif yang berwawasan kebangsaan sehingga
mampu bertahan dalam keterbatasan era COVID-19 dan siap memasuki tatanan kehidupan baru melalui
pendidikan. Hal ini juga menjadi poin penting dalam skala prioritas tujuan pendidikan nasional. Kajian ini
bertujuan untuk memperoleh strategi penyiapan SDM kritis, kreatif dan berwawasan kebangsaan menuju
ketahanan nasional yang tangguh di era pandemi COVID-19. Dengan pendekatan riset kualitatif, data
diperoleh melalui studi kepustakaan, wawancara mendalam pakar, dan studi lapangan. Dengan
menggunakan metode analisis CIPPO diperoleh bahwa perlu dilakukan inovasi dan perubahan secara masif
serta terukur merujuk pada cara berfikir HOTS, dan pengembangan nilai-nilai kebangsaan berbasis 4
konsensus bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, Sesanti Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI sehingga mampu
menghasilkan SDM APOR. APOR (Active Positive Outside Response) adalah karakteristik SDM Indonesia
yang memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan berwawasan kebangsaan sehingga mampu
memberikan respon positif secara aktif terhadap lingkungannya untuk mewujudkan ketahanan nasional
yang tangguh di masa pandemi COVID-19.
Kata Kunci: SDM, kritis kreatif, wawasan kebangsaan, ketahanan nasional, era pandemi COVID-19

ABSTRACT: The COVID-19 pandemic has changed the mindset, attitude, and behavior of people around the
world, including Indonesia. Facing this condition, the Indonesian nation must increase national resilience by
improving the quality of its strong human resources (HR). One of the strategies to improve the quality of
Indonesian human resources is to prepare critical, creative, and national insight human resources so that
they can survive the limitations of the COVID-19 era and are ready to enter a new normal of life through
164 | v o l u m e 8 n o m o r 2
education. This is also an important point in the priority scale of national education goals. This study aims
to obtain a strategy to prepare human resources that are critical, creative, and have a national insight to
achieve strong national resilience in the COVID-19 pandemic era. With a qualitative research approach,
data is obtained through literature studies, in-depth interviews of experts, and field studies. By using the
CIPPO analysis method, it is found that it is necessary to carry out massive and measurable innovation and
change by referring to the HOTS way of thinking, and the development of national values based on 4
national consensuses namely: Pancasila, UUD 1945, Sesanti Bhineka Tunggal Ika, and NKRI so that they can
produce good human resources. The APOR (Active Positive Outside Response) is a characteristic of
Indonesian human resources who can think critically, creatively, and have a national insight so that they
can actively respond positively to their environment to create strong national resilience during the COVID-
19 pandemic era.
Keywords: critical and creative human resources, national insight, national resilience, the COVID-19
pandemic era

PENDAHULUAN (Kusrahmadi, 2006). Namun saat ini, ketahanan


nasional kita tengah diuji oleh pandemi COVID-
Latar belakang penulisan ini adalah untuk
19 yang melanda bangsa Indonesia bahkan
memberikan gambaran bagaimana
seluruh bangsa di dunia. Masa pandemi COVID-
mempersiapkan sumber daya manusia (SDM)
19 yang terjadi saat ini dipandang sebagai
kritis, kreatif dan memiliki wawasan kebangsaan
sebuah tantangan, ancaman, gangguan, dan
sehingga mampu mendukung ketahanan
hambatan, dalam mewujudkan tujuan nasional.
nasional pada era pandemi COVID-19
Oleh karena itu, ketahanan nasional pada masa
berdasarkan kajian hasil penelitian, studi
pandemi COVID-19 ini harus tetap dijaga
literatur, wawancara mendalam dan studi
bahkan ditingkatkan baik dari aspek ideologi,
lapangan yang telah dilakukan. Hal ini didasari
politik, sosial budaya, pertahanan dan
oleh alasan bahwa negara yang kuat adalah
keamanan, maupun aspek geografi, demografi,
negara yang memiliki ketahanan nasional yang
dan pengelolaan sumber daya alam. Disadari
kuat pula. Ketahanan nasional ini merupakan
atau tidak, pandemi COVID-19 telah
kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan
berpengaruh dan berdampak pada segala aspek
dan ketangguhan yang mengandung
kehidupan masyarakat global termasuk
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
Indonesia sehingga memaksa masyarakat harus
nasional dalam menghadapi dan mengatasi
merubah pola pikir, sikap, dan perilaku agar
segala tantangan, ancaman, hambatan, serta
mampu memasuki tatanan kehidupan baru
gangguan baik dari luar maupun dalam yang
(new normal) di era pandemi COVID-19, yang
secara langsung ataupun tidak langsung
juga terakumulasi dalam era revolusi industri
membahayakan integritas, identitas,
4.0 dan society 5.0 abad 21 ini yang akan lebih
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
banyak menerapkan teknologi digital. Oleh
perjuangan mengejar tujuan nasional
165 | v o l u m e 8 n o m o r 2
karena itu, berbagai lapisan masyarakat sebagai metode, strategi, media, dan evaluasi
sumber daya manusia yang paling berperan pembelajaran untuk menghasilkan SDM yang
dalam ketahanan nasional harus memiliki kritis, kreatif dan berwawasan kebangsaan di
ketangguhan dan kualitas yang baik mencakup era pandemi Covd-19 sehingga mampu dan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, solutif, tangguh dalam mendukung ketahanan nasional
komunikatif, kolaboratif, dan berkarakter. akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini.
Terkait hal ini, maka perlu dipikirkan bagaimana
strategi mempersiapkan SDM yang memenuhi TINJAUAN PUSTAKA
kriteria tersebut melalui pendidikan baik di
Era Pandemi COVID-19
tingkat pendidikan dasar, menengah, maupun
Era pandemi COVID-19 yang dimulai
pendidikan tinggi. Walaupun kita ketahui bahwa
sejak 31 Desember 2019 di Wuhan Cina dan
mempersiapkan SDM kritis, kreatif dan
telah menyebar hampir di seluruh dunia hingga
berwawasan kebangsaan bukanlah soal yang
sampai saat ini telah menjadi permasalahan
mudah apalagi dalam masa pandemi COVID-19
global yang perlu disikapi dan ditangani dengan
ini. Namun demikian, tetap harus dipersiapkan
tepat. Dilansir oleh worldometers.info pukul
dan diprogramkan baik dalam kurikulum,
08.00 WIB, kasus COVID-19 di seluruh dunia
model, metode, strategi, media pembelajaran,
hari ini per Jumat (28/8/2020) yakni mencapai
maupun model evaluasinya. Kurikulum
24.605.306 kasus. Jumlah tersebut, terdiri dari
merupakan bagian yang sangat esensial dalam
834.773 orang meninggal dunia dan 17.076.529
proses pendidikan, oleh karenanya kurikulum
pasien telah sembuh. Ada 6.694.004 kasus aktif
disebut sebagai “the heart of education”. Segala
atau pasien dalam perawatan yang tersebar di
perencanaan, sistem pengaturan, dan aktivitas
berbagai negara.
dalam pembelajaran dalam mencapai tujuan
pembelajaran dan pendidikan dikendalikan
dalam kurikulum. Selanjutnya untuk
mewujudkan tujuan kurikulum, maka
diperlukan model, metode, strategi, media
pembelajaran dan model evaluasi
pembelajarannya yang sesuai dengan kondisi
dan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hal di atas, maka bagaimana
mempersiapkan kurikulum, merancang model, Data 1. Kondisi kasus COVID-19 di seluruh
dunia per 28 Agustus 2020
166 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Sumber: https://mataram.tribunnews.com/ tantangan yang semakin kompleks di abad 21
2020/08/28/update-corona-dunia
ini yang ditandai munculnya era revolusi
industri 4.0 disusul kemampuan untuk bisa
Data 1 tentang konfirmasi kasus COVID-19 di menyesuaikan diri dalam society 5.0 ditambah
seluruh dunia per 28 Agustus 2020 per lagi era pandemi COVID-19 yang mengarahkan
100.000 populasi juga menunjukkan masih masyarakat kepada tatanan kehidupan baru
tingginya kasus orang yang terkena COVID-19. (new normal). SDM yang memiliki kemampuan
Hal ini menunjukkan bahwa pandemi COVID- berpikir kritis, kreatif, dan berwawasan
19 belum berakhir dan perlu penanganan yang kebangsaan akan mampu beradaptasi dengan
lebih serius dan sungguh-sungguh dari perubahan yang sangat cepat dalam era
berbagai pihak dan aspek kehidupan. tersebut. Kemampuan berpikir kritis, kreatif,
Masyarakat harus mulai dengan kebiasaan dan berwawasan kebangsaan ini dapat
dan tatanan kehidupan baru (new normal) dikembangkan dalam diri seseorang jika orang
agar bisa bertahan hidup. Kebiasaan dan tersebut memiliki higher-order thinking skills
tatanan kehidupan baru yang menuntut (HOTS) seperti ditunjukan oleh hasil penelitian
masyarakat untuk membiasakan diri hidup Widihastuti (2014) yang menjelaskan bahwa
sehat, selalu menggunakan masker, jaga jarak, seseorang yang memiliki HOTS akan mampu
rajin berolahraga, komsumsi makanan bergizi, berpikir kritis, kreatif. Konsep berfikir ini
sampai penggunaan teknologi digital untuk diperkuat dan dimantapkan dengan
memenuhi kehidupannya perlu dipersiapkan penanaman nilai-nilai kebangsaan.
dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu,
Arti atau makna istilah HOTS telah
pola pikir, sikap, dan perilaku kritis, kreatif dan
didefinisikan oleh beberapa ahli, yaitu
berwawasan kebangsaan masyarakat perlu
Edwards & Briers (2000: 2) yang mengacu
dipersiapkan dan mendapat perhatian khusus
pada Newcomb-Trefz model dan berdasarkan
agar dapat menghadapi dan memasuki
taksonomi Bloom, Thomas & Litowitz (1986:
tatanan kehidupan baru tersebut.
6) yang menyatakan bahwa HOTS
SDM Kritis, Kreatif dan Berwawasan menunjukkan fungsi intelektual pada level
Kebangsaan
yang lebih kompleks, Janet Laster dalam
Seperti telah dipaparkan sebelumnya
review literaturnya berkaitan dengan ilmu
bahwa sumber daya manusia (SDM) kritis,
pengetahuan kognitif beserta respek dan
kreatif dan berwawasan kebangsaan saat ini
implikasinya pada kurikulum pendidikan
semakin dibutuhkan untuk menghadapi
vokasi, Quellmalz, Sternberg, Thomas &

167 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Litowitz beserta Duke, Kurfman & Cassidy, dapat mencapai SDM yang kritis dan kreatif
National Council of Teachers of Mathematics, maka SDM tersebut harus dikembangkan
National Council of Teachers of English terlebih dahulu kemampuan berpikir tingkat
(Thomas & Litowitz, 1986: 7), Kerka (1992: 1), tingginya (HOTS), seperti dijelaskan dalam
Bhisma Murti (2011: 2), APA (Spring, 2006: 2), Bagan 1.
dan Robinson (2000: 3) & Cotton (1993: 2)
yang menyatakan bahwa HOTS mencakup
keterampilan belajar dan strategi belajar yang
digunakan, memberikan alasan, berpikir
dengan kreatif dan inovatif, pengambilan
keputusan, dan memecahkan masalah.

Mengacu pada berbagai definisi tentang


HOTS oleh beberapa ahli tersebut di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa HOTS
merupakan keterampilan berpikir pada
tingkat/level yang lebih tinggi yang
Gambar 1. Definisi HOTS (Widihastuti, 2014)
memerlukan proses pemikiran lebih kompleks
Bagi sebagian orang, HOTS dapat
mencakup menerapkan (applying),
dilakukan dengan mudahnya, tetapi bagi orang
menganalisis (analyzing), mengevaluasi
lain belum tentu dapat dilakukan. Meski
(evaluating), dan mencipta (creating) yang
demikian bukan berarti HOTS tidak dapat
didukung oleh kemampuan memahami
dipelajari. Alison menyatakan bahwa seperti
(understanding) dan bekal pengetahuan
halnya keterampilan pada umumnya, HOTS
(knowledge), sehingga: (1) mampu berpikir
dapat dipelajari oleh setiap orang. Lebih lanjut
secara kritis (critical thinking); (2) mampu
Alison menyatakan bahwa dalam praktiknya,
memberikan alasan secara logis, sistematis,
HOTS pada anak-anak maupun orang dewasa
dan analitis (practical reasoning); (3) mampu
dapat berkembang (Thomas & Thorne, 2010).
memecahkan masalah secara cepat dan tepat
Seperti halnya pendapat Edward de Bono
(problem solving); (4) mampu mengambil
(dalam Moore & Stanley, 2010: 7) yang
keputusan secara cepat dan tepat (decision
menyatakan bahwa kalau kecerdasan adalah
making); dan (5) mampu menciptakan suatu
bersifat bawaan, sedangkan berpikir adalah
produk yang baru berdasarkan apa yang telah
suatu keterampilan yang harus dipelajari. Oleh
dipelajari (creating). Dengan demikian, untuk

168 | v o l u m e 8 n o m o r 2
karena itu, keterampilan berpikir ini perlu dan masalah, dan pengambilan keputusan secara
sangat penting untuk dikembangkan. jujur, percaya diri, bertanggung jawab dan
Pola pikir kritis juga sangat penting dan mandiri.
bermanfaat bagi peserta didik, terutama dalam
Pemantapan nilai-nilai kebangsaan
hal: (1) membantu memperoleh pengetahuan,
memperbaiki teori, memperkuat argument; (2) Mengkolaborasikan cara berfikir HOTS

mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan penanaman nilai-nilai kebangsaan

dengan jelas; (3) mengumpulkan, menilai, dan merupakan sebuah inovasi guna menghasilkan

menafsirkan informasi dengan efektif; (4) SDM yang tidak hanya kritis dan kreatif namun

membuat kesimpulan dan menemukan solusi juga memiliki karakter dan wawasan

masalah berdasarkan alasan yang kuat; (5) kebangsaan yang kuat. Wawasan kebangsaan

membiasakan berpikiran terbuka; dan (6) yang telah diajarkan oleh para pendiri bangsa

mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan merujuk pada 4 konsensus bangsa yakni

solusi dengan jelas kepada lainnya (Bhisma Pancasila, UUD NRI 1945, sesanti Bhineka

Murti, 2011: 16). Tunggal Ika dan NKRI. Berdasarkan 4

Berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah konsensus tersebut dihasilkan 14 nilai-nilai

bahwa HOTS harus dimiliki oleh peserta didik kebangsaan yang perlu diketahui, dipahami

sebagai upaya mempersiapkan SDM yang kritis, dan diimplementasikan oleh seluruh SDM

kreatif dan berwawasan kebangsaan sehingga Indonesia.

mampu memenuhi tantangan dan tuntutan Ke-14 nilai tersebut meliputi: 1) 1.


abad 21 yang diwarnai oleh era revolusi industri Relijius; 2) Kekeluargaan; 3) Keselarasan; 4)
4.0, society 5.0, dan era pandemi COVID-19. Kerakyatan; 5) Keadilan; 6) Demokrasi; 7)
Semakin baik HOTS seseorang, maka semakin Kesamaan Derajat; 8) Ketaatan hukum; 9)
baik pula kemampuannya dalam menyusun Kemandirian; 10) Kesatuan wilayah; 11)
strategi dan taktik dalam beradaptasi, Persatuan bangsa; 12) Gotong royong; 13)
berkompetisi, dan berkolaborasi dengan Toleransi; dan 14) Keadilan. Ke-14 nilai
lingkungannya. Selain itu, pengembangan tersebut terdiri lima nilai berasal dari
HOTS bagi peserta didik ini sangat penting Pancasila, tiga dari UUD NRI 1945, tiga dari
untuk mengembangkan secara komprehensif Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan 3 lainnya dari
kemampuan dan keterampilan peserta didik konsensus negara kesatuan Republik Indonesia
dalam hal berpikir kritis, sistematis, logis, (Lemhannas RI, 2020). Konsep tersebut seperti
aplikatif, analitis, evaluatif, kreatif, pemecahan pada Gambar 2.

169 | v o l u m e 8 n o m o r 2
baru yang relevan dengan situasi kenormalan
baru (new normal), dan menurutnya setelah
pandemi berlalu, sekadar menormalkan praksis
sekolah tidaklah cukup, sehingga diperlukan
transformasi, yaitu desain besar untuk
mengubah sistem pendidikan secara mendasar.
Visi Presiden Joko Widodo sudah sangat jelas,
yaitu menyebutkan sumber daya manusia
(SDM) sebagai kunci kemajuan bangsa dan
Gambar 2. Nilai-Nilai Kebangsaan 4
Konsensus Dasar Bangsa untuk mendapatkan SDM unggul, maka
Kurikulum Pendidikan Era COVID-19 pendidikanlah satu-satunya yang bisa
Kurikulum pendidikan Era COVID-19 kini menentukan. Pendidikan menjadi penentu
tengah menjadi topik bahasan dan kajian di masa depan bangsa ini (Enggartiarso, 2020).
tingkat Kemendikbud maupun para ahli yang Mengacu penjelasan Enggartiasto di atas, maka
berkecimpung dalam dunia pendidikan. jelaslah bahwa kurikulum merupakan pedoman
Penyusunan kurikulum era pandemi COVID-19 sistem pembelajaran yang sangat penting
dirasa perlu dilakukan mengingat Kurikulum dalam dunia pendidikan agar dapat
2013 dipandang terlalu padat dan tidak tepat menghasilkan SDM yang unggul dan
diterapkan dalam kondisi pandemi COVID-19. berkualitas.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Sesuai fungsinya, Ilham Prastya (2020)
Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia menjelaskan bahwa kurikulum dapat dibedakan
(IKA UPI), Enggartiasto Lukita (2020), yang dalam beberapa fungsi yaitu: (1) Fungsi
menilai bahwa Kurikulum 2013 yang saat ini Penyesuaian, yaitu kemampuan dalam
diterapkan di Indonesia sudah tidak mungkin menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan
lagi diterapkan selama masa pandemi, sehingga yang terjadi di lingkungan sekitarnya, karena
perlu rekonstruksi kurikulum relevan dengan lingkungan itu bersifat dinamis atau berubah-
situasi pandemi maupun pasca pandemi. ubah setiap saat. (2) Fungsi Integrasi, berarti
Artinya, Indonesia sudah saatnya menggunakan bahwa kurikulum adalah alat pendidikan yang
kurikulum era pandemi yang adaptif dengan dapat menciptakan individu-individu yang utuh,
perubahan global tersebut. Lebih lanjut yang nantinya dapat diberguna dan dapat
Enggartiasto (2020) juga menjelaskan berintegrasi di lingkungan. (3) Fungsi
bahwa Indonesia membutuhkan kurikulum Diferensiasi, memiliki arti bahwa kurikulum

170 | v o l u m e 8 n o m o r 2
adalah suatu alat yang dapat memberikan pada konsep wawasan kebangsaan dalam
pelayanan yang mampu menghargai dan rangka memperkuat ketahanan nasional yang
melayani berbagai macam perbedaan setiap terdiri aspek/gatra geografi, demografi,
siswa. (4) Fungsi Persiapan, berarti bahwa pengelolaan sumberdaya alam, ideologi, politik,
kurikulum dapat berfungsi sebagai pendidikan sosial budaya, pertahanan dan keamanan
yang mampu mempersiapkan siswa ke jenjang negara yang tangguh pada era pandemi COVID-
yang selanjutnya serta mampu untuk 19.
mempersiapkan dirinya agar dapat hidup di Kondisi pandemi COVID-19 tidak hanya
lingkungan masyarakat, ketika ia tidak menjadi permasalahan bidang kesehatan,
melanjutkan pendidikannya. (5) Fungsi sosial, ekonomi saja, namun dalam lingkup
Pemilihan, Kurikulum berfungsi untuk untuk yang lebih luas akan berdampak pada
menentukan program pembelajaran yang pertahanan negara. Peningkatan kemampuan
sesuai dengan minat dan bakat siswa. (6) Fungsi SDM bidang pertahanan menjadi hal yang
Diagnostik, berarti bahwa kurikulum krusial. Sekarang dan dimasa yang akan datang
merupakan suatu alat pendidikan yang mampu dibutuhkan pengawak pertahanan (prajurit)
memahami potensi dan kelemahan yang ada yang kritis, kreatif dan berwawasan kebangsaan
dalam diri setiap siswa. Ketika telah mampu juga.
memahami potensi serta kelemahannya, maka Pertahanan Negara yang terdiri dari
diharapkan nantinya siswa tersebut dapat Pertahanan Militer dan Pertahanan Nir Militer
mengembangkan potensi yang dimilikinya dan dimana ancaman berasal dari ancaman militer
mau memperbaiki kelemahannya tersebut dan ancaman non militer. Sesuai dengan
(Ilham Prastya, 2020). Kurikulum juga memiliki doktrin pertahanan negara, atas ancaman
beberapa komponen yaitu antara lain: tujuan, pandemi ini perlu dihadapi dengan melibatkan
isi, strategi, dan evaluasi. melibatkan seluruh komponen Bangsa melalui
Mempertimbangkan hal di atas dan juga Pertahanan Militer dan Pertahanan Nirmiliter.
akan adanya kebutuhan kurikulum era pandemi Hal ini sesuai dengan doktrin pertahanan rakyat
COVID-19 seperti dijelaskan sebelumnya maka semesta yang diamanahkan pada UU Nomor 3
perlu disusun dan dilakukan inovasi kurikulum tahun 2002 tentang Pertahanan.
era pandemi COVID-19 yang mampu Doktrin pertahanan militer
mempersiapkan SDM unggul dan berkualitas, menempatkan TNI sebagai Komponen Utama
kritis, kreatif dan bisa dilaksanakan dalam dibantu Komponen Cadangan dan Komponen
keterbatasan kondisi pandemi berbasiskan Pendukung dengan memanfaatkan

171 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Sumberdaya Alam (SDA), Sumber Daya Buatan kebangsaan diharapkan menghasilan SDM
(SDB), Sarana Prasarana yang dimiliki dimana Indonesia yang kritis kreatif yang memiliki
hal ini diperkuat dengan dikeluarkannya UU wawasan kebangsaan Indonesia.
Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Nasional. Sumberdaya tersebut METODE
meliputi 4 hal yaitu: bela negara, komponen
Kajian ini bertujuan untuk memperoleh
cadangan, komponen pendukung dan
strategi penyiapan SDM yang kritis, kreatif dan
mobilisasi serta demobilisasi. Selanjutnya,
berwawasan kebangsaan menuju ketahanan
Pertahanan Nir militer dalam rangka mengatasi
nasional di era pandemi COVID-19 melalui
ancaman non militer yang dilaksanakan
pengelolaan pendidikan yang didukung oleh
Kementerian atau Lembaga Terkait sebagai
kurikulum yang relevan. Dengan pendekatan
unsur utama dalam menghadapi ancaman yang
riset kualitatif, data diperoleh melalui kajian
dihadapi baik Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial
hasil penelitian, studi literatur/kepustakaan,
Budaya, Keselematan Umum, Teknologi dan
wawancara mendalam pakar dan studi
Legislasi, termasuk dalam hal ini pandemi
lapangan. Dengan metode analisis Context,
COVID-19.
Input, Process, Product/output, outcome
Berdasarkan hal tersebut sektor
(CIPPO) terumuskan strategi proses sehingga
pendidikan baik pendidikan umum maupun
dihasilkan output dan outcame yang memberi
khusus seperti pendidikan militer dan semi
konstribusi terhadap percepatan ketercapaian
militer perlu melakukan reformasi kurikulum.
tujuan negara di masa pandemi COVID-19. Alur
Reformasi kurikulum berbasis HOTS yang
berfikir analisis CIPPO seperti pada Gambar 3.
dikolaborasi dengan penanaman nilai-nilai

 HOTS
 NILAI-NILAI KEBANGSAAN

PROCESS
INPUT
CONTEXT  SUMBERDAYA MANUSIA PRODUCT/OUTPUT
 KURIKULUM PEMBELAJARAN
 KEBIJAKAN BIDANG PENDIDIKAN  ANGGARAN  SDM KRITIS OUTCOME
 MODEL PEMBELAJARAN
 KEBIJAKAN NASIONAL TERKAIT  BAHAN-BAHAN PENDUKUNG  SDM KREATIF KETAHANAN NASIONAL
 METODE PEMBELAJARAN
PANDEMI COVID 19  SARANA PRASARANA PENDUKUNG  SDM BERWAWASAN YANG TANGGUH
 STRATEGI PEMBELAJARAN
 KEBIJAKAN KETAHANAN NASIONAL  SOSIALISASI RENCANA PROGRAM KEBANGSAAN
 MEDIA PEMBELAJARAN
 LINGKUNGAN
 MODEL EVALUASI

172 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Gambar 3. Alur Pikir Analisis CIPPO

pembelajarannya, kebijakan kesehatan,


HASIL DAN PEMBAHASAN kebijakan ekonomi, kebijakan pangan, kebijakan

Komponen Context pertahanan dan keamanan, dan lain sebagainya.


Berbagai kebijakan yang menjadi fokus
Kebijakan Penanganan COVID-19
pemerintah saat ini tersebut tidak semuanya
Masa pandemi COVID-19 belum berakhir
akan dibahas dalam tulisan ini, yang akan
bahkan masih menunjukkan tingginya kasus
dibahas hanyalah yang terkait dengan kebijakan
COVID-19 ini di Indonesia. Hal ini didukung oleh
pendidikan saja yaitu bagaimana menyiapkan
data Satgas COVID-19 per 27 Agustus 2020
SDM kritis, kreatif dan berwawasan kebangsaan
melalui https://covid19.go.id/ seperti disajikan
melalui pendidikan sehingga mampu
pada Data 2.
memperkuat ketahanan nasional di era
Berbagai upaya talah dilakukan
pandemi COVID-19.
pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang
bertujuan untuk memberikan pedoman Kebijakan Bidang Pendidikan di Masa
Pandemi COVID-19
penanganan terdampak maupun pencegahan
penularan kasus. Salah satunya dengan Kajian hasil studi literatur menyatakan
dibentuknya Satgas Percepatan penanganan bahwa SDM yang kritis, kreatif dan berwawasan
COVID-19. kebangsaan merupakan modal dasar dan aset
dalam pembangunan bangsa dan negara.
Lemahnya SDM suatu bangsa menunjukkan
lemahnya dan rendahnya indeks SDM negara
tersebut. Oleh karena itu, melalui tulisan ini
akan dipaparkan beberapa gagasan pemikiran
berdasarkan kajian hasil penelitian dan studi
Data 2. Jumlah Terpapar COVID-19 di
Indonesia per 27 Agustus 2020 literatur terkait menyiapkan kurikulum yang
diharapkan mampu menghasilkan SDM yang
Kondisi seperti di atas tentunya
kritis, kreatif dan berwawasan kebangsaan
berdampak pada segala aspek kehidupan
menuju ketahanan nasional di era COVID-19 ini.
masyarakat sehingga harus segera disikapi oleh
Makna dan pengertian kurikulum seperti
pemerintah melalui kebijakan-kebijakan darurat
sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya
yang urgen dilakukan, misalnya kebijakan
adalah merupakan pedoman, sistem
pendidikan terkait kurikulum dan pelaksanaan
pengaturan, dan perencanaan serta bahan
173 | v o l u m e 8 n o m o r 2
pembelajaran untuk mencapai tujuan berkepribadian berlandaskan gotong-royong.
pendidikan. Berdasarkan pengertian tersebut, Guna mewujudkan visi tersebut, dilaksanakan
maka menyusun kurikulum era pandemi COVID- 4 (empat) misi yaitu: 1) Mewujudkan Kader dan
19 tidak bisa terlepas dari tujuan, isi Pemantapan Pimpinan Tingkat Nasional
pembelajaran, strategi, metode, media, dan berbasis pengarusutamaan gender yang
evaluasi pembelajarannya. Selain itu, kurikulum berpikir komprehensif, integral, holistik,
ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan integratif dan profesional memiliki watak,
dan kondisi saat ini. moral dan etika kebangsaan, negarawan,
Kemampuan berpikir kritis, kreatif, berwawasan nusantara serta memiliki
solutif, komunikatif, kolaboratif, dan cakrawala padang yang universal; 2)
berkarakter merupakan kompetensi yang Mewujudkan agen perubahan dan komponen
dituntut oleh abad 21 dan era pandemi COVID- bangsa berbasis pengarusutamaan gender
19 ini sehingga harus dimiliki oleh SDM melalui pemantapan nilai-nilai kebangsaan
Indonesia. Oleh karena itu, di dalam menyusun guna meningkatkan dan memantapkan
tujuan, isi, strategi, dan evaluasi wawasan kebangsaan dalam rangka
pembelajarannya dalam kurikulum harus membangun karakter kebangsaan; 3)
memfokuskan pada pembentukan SDM yang Mewujudkan kajian yang bersifat konsepsional
memenuhi kriteria tersebut sesuai dengan dan strategis mengenai berbagai permasalahan
konten dan bidang keahlian yang dipelajari. nasional, regional dan internasioanal yang
diperlukan oleh presiden, guna menjamin
Kebijakan bidang Ketahanan Nasional keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan
Kebijakan bidang ketahanan nasional, Republik Indonesia; dan 4) Mewujudkan
Presiden RI telah mengeluarkan Peraturan Sistem Pengukuran Ketahanan Nasional di
Presiden RI Nomor 96 tahun 2016 tentang pusat dan daerah yang mendukung Sistem
Kembaga Ketahanan Nasional. Berdasarkan Keamanan Nasional yang integratif.
Peraturan Presiden nomor 96 tahun 2016 Lemhannas Rl mempunyai tugas
tentang Lembaga Ketahanan Nasional membantu Presiden dalam: 1)
(Lemhannas) RI mempunyai visi untuk menjadi Menyelenggarakan pendidikan penyiapan
pusat layanan unggulan (center of exellence) kader dan pemantapan pimpinan tingkat
yang berkualitas dan kredibel dalam bidang nasional yang berpikir komprehensif, integral,
ketahanan nasional dalam mewujudkan holistik, integratif dan profesional, memiliki
indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan watak, moral dan etika kebangsaan,

174 | v o l u m e 8 n o m o r 2
negarawan, berwawasan nusantara serta berbagai permasalahan nasional, regional, dan
mempunyai cakrawala pandang yang universal; internasional, serta pemantapan nilai-nilai
2) Menyelenggarakan pengkajian yang bersifat kebangsaan; 5) Pelaksanaan penelitian dan
konsepsional dan strategis mengenai berbagai pengukuran ketahanan nasional seluruh
permasalahan nasional, regional, dan wilayah Indonesia; 6) Pelaksanaan pelatihan
internasional yang diperlukan oleh Presiden, dan pengkajian bidang kepemimpinan nasional
guna menjamin keutuhan dan tetap tegaknya bagi calon pimpinan bangsa; 7) Pelaksanaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan 3) kerja sama pendidikan pascasarjana di bidang
Menyelenggarakan pemantapan nilai-nilai ketahanan nasional dengan lembaga
kebangsaan guna meningkatkan dan pendidikan nasional dan/atau internasional dan
memantapkan wawasan kebangsaan dalam kerja sama pengkajian strategik serta
rangka membangun karakter bangsa. Dalam pemantapan nilai-nilai kebangsaan dengan
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, institusi di dalam dan di luar negeri; 8)
Lemhannas RI menyelenggarakan fungsi: 1) Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
Penyelenggaraan pendidikan, penyiapan kader pemberian dukungan administrasi kepada
dan pemantapan pimpinan tingkat nasional; 2) seluruh unsur organisasi di lingkungan
Pengkajian permasalahan strategik nasional, Lemhannas RI; 9) Pengawasan atas pelaksanaan
regional, dan internasional di bidang geografi, tugas di lingkungan Lemhannas RI; dan 10)
demografi, sumber kekayaan alam, ideologi, Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif
politik, hukum, pertahanan, dan keamanan, kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
ekonomi, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan Lemhannas RI.
teknologi, serta permasalahan internasional; 3) Keterkaitan dengan upaya mewujudkan
Pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang SDM kritis kreatif dan berawasan kebangsaan
bersumber dari Pancasila, Undang-Undang menjadi tugas Lemhannas RI bidang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemantapan nilai-nilai kebangsaan. Bidang
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pemantapan nilai-nilai kebangsaan
sesanti Bhinneka Tunggal Ika, dan sistem berkolaborasi dengan lembaga pendidikan lain
nasional serta pembudayaan nilai-nilai secara aktif melaksanakan pelatihan, kursus
kebangsaan; 4) Evaluasi dan pengembangan serta kegiatan lainnya melibatkan seluruh
penyelenggaraan pendidikan kader dan komponen pelaku pendidikan dan masyarakat.
pimpinan tingkat nasional, pengkajian yang
Komponen Input
bersifat konsepsional dan strategis mengenai
Tahap input dalam analisis CIPPO
175 | v o l u m e 8 n o m o r 2
merupakan sumber daya yang dibutuhkan Sosialisasi program diperlukan untuk
dalam proses pelaksanaan penyiapan SDM menyatukan visi dan misi dalam mencapai
kritis, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. tujuan. Sosialisasi ini dapat dilakukan melalui
Komponen input dalam kajian ini meliputi SDM, media sosial, reklame, brosur, pamflet, dan
anggaran atau pembiayaan, bahan-bahan lain-lain.
pendukung, sarana prasarana, sosialisasi
Lingkungan merupakan komponen input
program, dan lingkungan.
yang secara langsung maupun tidak langsung
SDM yang dimaksud disini adalah berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan
komponen yang terlibat dan dilibatkan dalam pembelajaran. Lingkungan tersebut meliputi
proses belajar mengajar antara lain: pendidik, lingkungan di dalam maupun di luar tempat
peserta didik, tenaga kependidikan, dan tenaga belajar baik secara fisik maupun non fisik.
non kependidikan. Semua komponen ini Dengan demikian komponen input menjadi
penting karena merupakan subyek dari bagian yang tidak bisa dipisahkan dari
keseluruhan proses kegiatan belajar mengajar. keseluruhan proses pembentukan SDM kritis,
kreatif yang berwawasan kebangsaan.
Anggaran merupakan komponen input
yang esensial dalam mendukung operasional Process
pendidikan. Sumber anggaran dalam kegiatan
Kerangka kompetensi abad 21
ini berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja
menunjukkan pentingnya kemampuan berpikir
Negara (APBN) dan atau non APBN.
kritis, kreatif dan berwawasan kebangsaan
Bahan-bahan atau material pendukung dimiliki oleh SDM Indonesia seperti pada
merupakan komponen bahan ajar yang Gambar 4.
digunakan dalam proses pembelajaran.
Komponen ini meliputi bahan ajar mencakup
buku, handout, dan semua bahan
pembelajaran.

Sedangkan sarana prasarana merupakan


komponen input yang sangat dibutuhkan dalam
mendukung proses belajar mengajar.
Komponen ini meliputi komputer, LCD, papan
tulis, meja kursi, gedung, listrik, dan fasilitas
lainnya. Gambar 4. Kerangka kompetensi abad 21

176 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Berdasarkan Gambar 4 tersebut di atas, model pembelajaran berbasis HOTS yang lebih
maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran banyak memberi kesempatan kepada peserta
abad 21 harus mampu menghasilkan SDM yang didik untuk membiasakan, berlatih, dan
memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, mengembangkan kemampuan menganalisa,
inovatif, memecahkan masalah, mampu mengevaluasi, dan menciptakan sesuatu yang
beradaptasi dengan lingkungan dan teknologi baru sehingga menghasilkan SDM kritis, kreatif
informasi, mampu mengambil keputusan, serta dan berwawasan kebangsaan dapat
memiliki karakter yang kuat dan positif. diwujudkan. Selanjutnya, bagaimana strategi,
Beberapa aspek kompetensi tersebut di atas metode pelaksanaan, dan media
dapat dicapai manakala peserta didik diberi pembelajarannya tentunya harus dengan
kesempatan untuk mengembangkan mempertimbangkan segala keterbatasan
kemampuan dan keterampilan berpikir tingkat kondisi pandemi COVID-19, yaitu melalui
tinggi (Higher-Order Thinking Skills = HOTS) pembelajaran dalam jaringan (daring) atau
seperti telah dijelaskan pada Bab sebelumnya. pembelajaran jarak jauh (PJJ) tanpa
Oleh karena itu, kurikulum dan pembelajaran di mengurangi subtansi keilmuan dan minat serta
era COVID-19 tentunya juga tetap motivasi belajar peserta didik. Mengacu hal ini,
mengedepankan pencapaian kompetensi abad maka penguasaan teknologi digital sudah
21 tersebut di atas. menjadi hal yang sangat urgen dan wajib
Selanjutnya bagaimana isi, model, dikuasai oleh peserta didik. Namun demikian,
strategi, metode, dan evaluasi pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran di era
yang bisa ditempuh di era pandemi COVID-19 pandemi COVID-19 ini harus ditanamkan
ini merupakan tantangan dan permasalahan konsep nilai-nilai wawasan kebangsaan
yang harus kita pecahkan bersama. Isi sehingga menghasilkan SDM yang mendukung
kurikulum dan pembelajaran tentunya terhadap penguatan ketahanan nasional.
disesuaikan dengan tujuan kurikulum dan Menurut Bagus Priambodo (2020), di
pembelajarannya dengan penjabaran sesuai berbagai pemberitaan media massa, para pakar
dengan bidang keahlian yang dipelajari dan sudah membeberkan skenario terbaik untuk
memberikan porsi yang cukup kepada peserta penerapan new normal di sekolah. Dari sekian
didik untuk dapat mengembangkan banyak skenario, yang paling sering disampaikan
kemampuan berpikir kritis, kreatif dan adalah kombinasi antara pertemuan tatap muka di
berwawasan kebangsaannya. Model kelas (dengan jumlah siswa lebih sedikit) dan
pembelajaran yang bisa diterapkan adalah pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan

177 | v o l u m e 8 n o m o r 2
internet. Implikasi dari skenario tersebut, pendidik dimulainya semester baru, segala persiapan harus
mesti merancang cara penyampaian bahan ajar dibuat dengan benar-benar matang lalu dieksekusi
yang paling efektif, khususnya dalam pembelajaran dengan sempurna. Padahal di sisi lain, kita juga
secara daring. Hasil penelitian Widihastuti (2020) masih bergulat dengan urusan akses internet serta
menyatakan bahwa media inovatif yang bisa daya beli orangtua yang tak merata. Sedangkan
digunakan dalam masa pandemi COVID-19 salah internet itu sendiri tampaknya bakal menjadi
satunya adalah media pembelajaran berbasis kebutuhan yang sangat mendesak untuk
virtual reality (VR). VR ini difungsikan sebagai dimulainya kurikulum yang baru. Oleh karena itu,
media pembelajaran yang efektif karena peran pemerintah dalam hal ini dalam
memiliki kelebihan diantaranya adalah tidak memberikan fasilitas sarana dan prasarana
hanya memiliki kemampuan untuk menarik kita termasuk menyediakan jaringan internet yang
ke dunia yang baru, tetapi juga memiliki bisa diakses oleh seluruh peserta didik sangat
kapasitas untuk meningkatkan kualitas diharapkan.
pendidikan dengan membuka potensi Selanjutnya, sesuai dengan model
pembelajaran lebih dari sebelumnya. pembelajaran berbasis HOTS dikolaborasikan
Penerapan VR dalam pembelajaran akan sangat dengan penanaman nilai-nilai kebangsaan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan diterapkan di atas, maka model evaluasi
mengkonstruksi materi pembelajaran secara pembelajaran yang bisa diterapkan adalah
nyata menggunakan komputer. Peserta Didik model penilaian yang sesuai dengan kondisi
akan dibawa kepada kehidupan nyata secara tersebut yaitu model assessment for learning
virtual. Media VR ini tentunya menjadi pas dan (AFL) berbasis HOTS. Model AFL berbasis HOTS
tepat digunakan mengingat kondisi pandemi adalah sistem penilaian yang terintegrasi dalam
COVID-19 yang membatasi ruang gerak dan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian
mengharuskan kita melakukan social dan Widihastuti (2014), model AFL berbasis HOTS
pshysical distancing, sehingga peserta didik ini dianggap mampu mengembangkan
harus melakukan pembelajaran secara daring kemampuan berpikir kritis, kreatif serta
(Widihastuti, 2020). Namun pada prinsipnya, karakter positif yang kuat pada peserta didik.
apapun media yang dipergunakan, pembelajaran Adapun karakteristik model penilaian AFL
daring maupun luring harus mampu menghasilkan berbasis HOTS ini yaitu antara lain: (1) proses
knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan), dan penilaiannya terintegrasi dengan proses
character (karakter). Di sinilah letak tantangannya. pembelajaran dan bersifat on going; (2) proses
Di sela waktu yang cukup sempit menjelang penilaiannya melibatkan empat elemen yaitu

178 | v o l u m e 8 n o m o r 2
sharing learning goal and success criteria, using dan self-reflection) atas kondisi kemampuan
effective questioning, self-assessment & self- mereka dalam menguasai materi yang telah
reflection, dan feedback; (3) proses dipelajari; dan (9) dapat memberikan
penilaiannya bertujuan untuk meningkatkan umpanbalik yang mampu mengoreksi
dan mengembangkan HOTS, sikap dan perilaku kesalahan atau mengklarifikasi kesalahan
positif peserta didik, serta untuk memperbaiki (corrective feedback) kepada peserta didik.
dan meningkatkan kualitas pembelajaran; (4)
Komponen out put
proses penilaiannya menitikberatkan pada
Berdasarkan hal di atas, maka jika
pengembangan kemampuan menerapkan
kurikulum, model pembelajaran dan
(applying), menganalisis (analyzing),
penilaiannya dapat dilaksanakan dengan baik di
mengevaluasi (evaluating), dan mencipta
era pandemi COVID-19 ini maka dapat
(creating) sehingga peserta didik mampu untuk:
diharapkan mampu mempersiapkan SDM
berpikir kritis (critical thinking), memberikan
berkualifikasi APOR (Active Positive Outside
alasan secara logis, analitis, dan sistematis
Respon).
(practical reasoning), memecahkan masalah
APOR merupakan karakteristik SDM
secara cepat dan tepat (problem solving),
Indonesia yang memiliki kemampuan berpikir
membuat keputusan secara cepat dan tepat
kritis, kreatif, dan berwawasan kebangsaan
(decision making), dan menciptakan suatu
sehingga mampu memberikan respon positif
produk yang baru (creating), dan bukan
secara aktif terhadap lingkungannya utk
sekedar menghafal atau mengingat; (5)
mewujudkan ketahanan nasional yang tangguh.
pendidik dapat memberikan permasalahan
SDM kritis diharapkan mampu menjadi
kepada peserta didik sebagai bahan diskusi dan
konseptor yang mampu menelorkan buah-buah
pemecahan masalah sehingga dapat
pemikiran dalam rangka memecahkan setiap
merangsang aktivitas berpikir; (6) kegiatan
persoalan yang dihadapi oleh diri dan
penilaiannya dapat dilakukan melalui kegiatan
lingkungan masyarakat sekitar. Konsep berfikir
diskusi, kegiatan lapangan, praktikum,
sebelum bekerja menjadi kunci keberhasilan
menyusun laporan praktikum, dan peserta didik
program kerja.
diminta mengevaluasi sendiri keterampilan itu;
SDM kreatif berkaitan dengan
(7) penilaian ini dapat meningkatkan motivasi
produktifitas kerja seseorang di berbagai
belajar peserta didik; (8) kegiatan penilaiannya
profesi maupun bidang yang ditekuninya. Pada
juga melibatkan peserta didik untuk melakukan
era pandemi ini tidak hanya dituntut kritis
penilaian diri dan refleksi diri (self-assessment
dalam berfikir namun juga produktif dalam

179 | v o l u m e 8 n o m o r 2
berkarya melalui kreasi-kreasi terbaru yang mampu bertahan dalam keterbatasan era COVID-
dibangun dari pemikiran-pemikiran kreatif. 19 dan siap memasuki tatanan kehidupan baru
Profil SDM ini menjadi ideal dan melalui pendidikan. Hasil kajian menunjukan
kehadirannya bermanfaat tidak hanya untuk bahwa perlu dilakukannya inovasi dan perubahan
dirinamun juga lingkungan, perlu penanaman secara masif serta terukur mulai dari penyiapan
nilai-nilai kebangsaan berbasis 4 konsensus kurikulum, model, metode, strategi, dan media
kebangsaan. Ketiga hal inilah dasar bangunan pembelajaran, serta model evaluasinya sehingga
SDM berkualifikasi APOR yang menjadikan mampu menghasilkan SDM kritis, kreatif dan
novelty pada kajian ini. berwawasan kebangsaan. Salah satu yang bisa
diterapkan adalah model pembelajaran dan

Komponen Out come penilaian berbasis HOTS yang dikolaborasikan

Kombinasi kualifikasi antara kritis, kreatif dengan penanaman nilai-nilai kebangsaan

yang berwawasan kebangsaan diharapkan berkualifikasi APOR dengan segala perangkatnya

membentuk generasi yang tangguh sehingga hasilnya berdampak pada terbentuknya

menghadapi segala ancaman gangguan ketahanan nasional yang tangguh walau di masa

hambatan dan tantangan di masa depan. pandemik COVID-19.

Masyarakat Indonesia tidak akan mudah


tergoyahkan oleh pergolakan maupun DAFTAR PUSTAKA
perkembangan global yang selalu bergerak Bagus Priambodo. (2020). Mempersiapkan Revisi
penuh dinamika. Dengan demikian ketahanan Kurikulum Terbaik di Era Pandemi. Diakses
nasional yang tangguh akan lebih cepat pada tanggal 8 Agustus 2020 dari
tercapai guna mewujudkan empat tujuan https://lpmpjatim.kemdikbud.go.id/site/d
nasional yakni mewujudkana kemakmuran etailpost/mempersiapkan-kurikulum-
secara adil dan merata, mencerdaskan terbaik-di-era-pandemi
kehidupan bangsa, melindungi seluruh tumpah Bhisma Murti. (2011). Berpikir kritis (critical
darah dan ikut serta dalam menjaga perdamian thinking) versi elektronik Power Point.
dunia Universitas Sebelas Maret.

SIMPULAN Cotton, K. (1993). Developing employability skills.

Demikian kajian mengenai salah satu School Improvement Research Series.

strategi peningkatan kualitas SDM Indonesia Research You Can Use. Close-up#15.

yang bertujuan mempersiapkan SDM kritis, Diakses pada tanggal 6 Januari 2012 dari

kreatif dan berwawasan kebangsaan sehingga http://www.nwrel.org/scpd/sirs/8/c015.ht

180 | v o l u m e 8 n o m o r 2
ml. Maryland University College, Spring
Enggartiarso. (2020). Kurikulum Baru di Era dan 2006.
Pasca Pandemi COVID-19. Diakses pada Robinson, J.P. (2000). What are employability
tanggal 8 Agustus 2020 dari skills the workplace: a fact sheet, Article
https://today.line.me/id/pc/article/Kurikul Journal Alabama Cooperative Extension
um+Baru+di+Era+dan+Pasca+Pandemi+Co System Volume 1 Issue 3, September 15,
vid+19-97a89g 2000. Diakses pada tanggal 6 Januari
Ilham Prastya. (2020). Pengertian dan Fungsi 2012 dari
Kurikulum beserta Menurut Para Ahli. http://proquest.umi.com/pqdweb.
Diakses pada tanggal 8 Agustus 2020 dari Thomas, R.G. & Litowitz, L. (1986). Vocational
https://ayoksinau.teknosentrik.com/penge education and higher order thinking skills:
rtian-kurikulum/ An agenda for inquiry. Minnesota

Kemendikbud. (2013). Implementasi Kurikulum University: St. Paul Minnesota Research &

2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Development Center for Vocational

Kebudayaan. Education.

Kerka, S. (1992). Higher order thinking skills in Thomas, A. & Thorne, G. (2010). Higher order

vocational education. Columbus Ohio: ERIC thinking. mailto: athomas@cdl.org.

Clearinghouse on Adult, Career, and Diakses pada tanggal 15 Nopember 2010

Vocational Education. Center on Education dari http://www.cdl.org/resource-

and Training for Employment. Journal ERIC library/articles/higherorder thinking.

DIGEST No. 127. php.

Kusrahmadi, Sigit D. (2006). Ketahanan Nasional. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019.

Materi MKU UPT. Widihastuti. (2014). Model assessment for

Lemhannas RI. (2020). Sistem Pengukuran learning berbasis higher order thinking

Ketahanan Nasional dan Kebijakan Publik. skills untuk pembelajaran bidang busana di

Labkurtanas Lemhannas RI. Perguruan Tinggi. Disertasi-S3 tidak

Moore, B., & Stanley, T. (2010). Critical thinking diterbitkan. UNY, Yogyakarta.

and formative assessment. New-York: Widihastuti. (2020). Virtual Reality Development

Eye on Education. as Media Learning for Achieving Students'


Competency of Garment Production
Office of Outcomes Assessment. APA. (2006).
Planning. Laporan penelitian. UNY,
Critical thinking as a core academic skill:
Yogyakarta.
A review of literature. University of
Wikipedia (9 Agustus 2020). COVID-19 pandemic.
181 | v o l u m e 8 n o m o r 2
Diakses pada tanggal 9 Agustus 2020 dari
https://en.wikipedia.org/wiki/COVID-
19_pandemic

182 | v o l u m e 8 n o m o r 2
183 | v o l u m e 8 n o m o r 2
184 | v o l u m e 8 n o m o r 2

Anda mungkin juga menyukai