(ch_manurung@yahoo.co.id)
ABSTRAK
Latar Belakang : Karakteristik kepribadian pekerja seks komersial (PSK) memiliki cara berpikir yang
tidak terorganisir dengan baik dan kurang realistis. Di Kota Bitung terjaring 625 PSK menjajakan diri
dilokasi tertentu dan tidak langsung seperti di café dan pub. Laporan pada tahun 2012 teerdapat 523
kasum PMS yaitu rasio laki-laki 128 orang dan perempuan 395 orang.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan unntuk mendapatkan gambaran karakteristik PSK dengan kejadian PMS
MetodePenelitian : Metode penelittian yang digunakan adalah metode penelitian yang bersifat deskriptif
yaitu untuk melihat karakteristk PMMS dengan kejadian PSK di Kota Bitung. Populasi peenelitian ini
adalah keseluran PSK di Kta Bitung berjumlah 625 dan sampel cara pengambilan sampel dengan
accidental sampling
Hasil Penelitian : Kejadian PMS dari PSK yang positif menurut umur terbanyak adalah 20-35 tahun
(23%), responden yang positif PMS menurut pendidikan terbanyak pada SMA (16%) sedangkan
responden negative PMS terbanyak berpendidikan SMP (35%) dan SMA (37%), respoonden positif PMS
menurut pengetahuan yang baik (188 %) dan kurang (5 %) sedangkan yang negative PMMS
berpengetahuan baik (77%) dan responden yang tingkat pendapatan tinggi yang terkena positif PMS pada
tingkat yaitu 3 responden (7%) tingkat pendapatan yang rendah yaitu 7 responden (16 %) dan responnden
yang negative PMS yang berdapatan tinggi yaitu 5 responden (7 %) dan rendah 28 responden (70%).
Kesimpulan : Bagi PSK untuk selalu dapat melakukan pemeriksaan kesehatan atau cheeck up secara rutin
pada fasilitas kesehatan agar terhhindar dari PMS, bagi petugas kesehatan untuk dapat melakukan
pemeriksaan continue untuk semuaa PSK sekaligus melakukan inspeksi mendadak paada tempat-tempat
yang dicurigai adanya prostitusi yang terselubung dan perlu dilakukan komunikasi, informasi, dan
edukasi oleh berbagai pihak agar paara PSK dapat kembali kejalan kehidupan yang normmal.
Kata kunci : Karakteristik PSK, Pekerja Seksual Komesial, Penyakit Menular Sekksual
PENDAHULUAN
Pekerja seks komerssial adalah komersial (PSK) memilikki cara berpikir
profesi yang dilakukan seseoranng (pria atau yang tidak terorganisir dengan baik dan
wanita) dengan cara menjual jasa dengan kurang realistis. Dalam hali ini memiliki
memuaskan kebutuhan sekksual para ketergantungan secara emossi, mudah cemas,
pelanggannya secara bebas yang dilakukan frustasi dan merasa tidak aman. Sedangkan
diluar pernikahan dengan imbalan berupa dalam berhubungan sosial, mereka tidak
uang. Lama bekerja sebagai PSK merupakan mampu menyesuaikan diri dengan baik
faktor penting, karena makin lama masa dilingkungan luas. Hal ini dikarenakan
kerja seorang PSK, makin besar perasaan tidak mampu, perasaan tidak
kemungkinan ia telah melayani pelanggan berdaya dan perasaan rend ah diri sehingga
(1) menarik diri dari lingkunngan yang luas.
yang mengidap penyakit menulaar seksual
Karakteristik kepribadian pekerja seks Selain itu, mereka cenderunng mencari kasih
Volume 3 Nomor 1. Januari – Junni 2015 15
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731
saying dan perhatian oran lain dengan cara laki 128orang (14,1%) dan perempuan 395
apapun walaupun mereka haruss melanggar orang (75,5%). Untuk mendapatkan
norma-norma yang ada dilingkungan gambaran karakteristik PSK dengan
(2) kejadian PMS di Kota Bitung.tujan
sekitarnya . di Kota Bitung teerjaring 625
PSK melalui hasil pendataan lanngsung PSK penelitian ini untuk mendaapatkn gambaran
menjajakan diridilokasi tertentuu dan tidak karateristik (PSK) dengan kejadian (PMS) di
langsung seperti di café dan pub. Kota Bitung.
Penjaringan belum termasuk seemua karena METODE
PSK tidak menetap (datang dan pergi dan Jenis penelitian yang digunakan adalah
ada yang datang hanya pada saat malam Deskriptif yaitu untuk melihat karakteristik
minggu dan kembali ke kota lain). Hasil PMS dengan kejadian PSK di Kota Bitung.
pemeriksaan terdapat 102 orang yang negatif Variabel penelitian yang digunakan adalah
PMS dan 523 orang positif terkena PMS yang monovariabel yaitu karakkteristik pekerja
di tangani diklinik 275 orang kemudian yang seks komersial dengan penyakit menular
dirujuk untuk mendapatkan pemeriksaan seksualdi Kota Bitung. Populasi penelitian
lanjutan di puskkesmas dan rumah sakit ada ini adalah seluruh PSK di kota Bitung dan
248 orang. Hassil informasi yang didapat dari menjadi Sampel berjummlah 43 orang
klinik Bougenvile penjaringan PSK di Kota diambil secara accidental sampling.
Bituung melalui pembagian lokasi pendataan Instrumen yan digunakan dalam penelitian
oleh tenaga kesehatan pada PSK di tempat- ini adalah kuesioner.
tempat kost dan harus dilakukan pada siang
hari, kemudian di tempat-tempat puub dan HASIL
Gambaran Umum Responnden
café yang dilakukan pada malam haari
biasanya dilakukan bersamaan dengan Karakteristik respoden adalah sebagai
pembagian stiker dan kondom. Kegiatan berikut :
pennjaringan ini dilakukan setiap 3 bulan Responden menurut kejadian PMS umumya
sekali biasanya di temukan sekitar 20-25 PSK positif PMS 23 %, berumur antara 20 – 35
di setiap lokasi tahun. Menurut pendidiikan responden
tempat PSK berada. Lapooran Dinas terbanyak positif PMS berppendidikan SMA
Kesehatan Kota Bitung pada tahun 2011 =16 %, pengetahuan baik positif PMS = 33%,
terdapat 256 kasus PMS yang didapat dari dari tingkat pendapataan positif PMS = 28%.
klinik Bougenvile dimana rasio laki-laki 74 Selanjutnya dapat dilihat pada tabel 1.
kasus (28,9%) dan perempuan 182 kasus
(71%), sedangkan laporan pada tahun 2012
terdapat 523 kasus PMS yaitu rasio laki –
PMS
No Variabel + - Total
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Umur :
< 20 tahun - - 2 5 2 5
20 – 35 tahun 10 23 30 70 43 93
> 35 tahun - - 1 2 1 2
2. Pendidikan
- SD - - 2 5 2 5
- SMP 3 7 15 35 18 42
- SMA 7 16 16 37 23 53
3. Pengetahuan
- Baik 8 18 33 77 41 95
- Kurang 2 5 - - 2 5
4. Tingkat Pendapatan
- Tinggi 3 7 5 7 8 14
- Rendah 7 16 28 70 35 86
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini umur responden tingkat pendidikan berpenngaruh terhadap
yang positif terinfeksi PMS terbaanyak antara perubahan dan sikap seorang PSK.
20-35 tahun berjumlah 10 respoonden (23%) sedangkan responden negative PMS
karena dalam umur ini tingkat kematangan berpendidikan SD berjumllah 2 responden
seorang PSK dan lebih berani mengambil (5%) dan berpendidikan penndidikan SMP 15
keputusan dan responden dan yaang negative responden (35%) berpendidikan SMA
PMS umur < 20 tahun berjumlah 2 berjumlah 16 responden (37%).menurut
responden (5%) dan > 35 tahun 1 responden teori bahwa tingkat pendiddikan yang lebih
(2%), Dari tingkatan umur ini dapat dilihat tinggi akan memudahkan seseorang atau
bahwa rata-rata umur resp onnden berada masyarakat untuk menyeraap informasi dan
pada umur produktif sehat dimana usia mengimplementasikan dalaam perilaku dan
reproduktif sehat yang baik adalah umur 20- gaya hidup sehari-hari, khussusnya dalam hal
35 tahun(3). Pada wanita PSK yang berusia kesehatan. Sebaliknya pendidikan yang
16-24 tahun lebih berpeluang untuk rendah menjadi faktor penyulit untuk
terinfeksi PMS dibandingkan yang berusia mendapatkan pekerjaan yanng lebih layak(4).
lebih dari 24 tahun. Dari tingkatt pendidikan Demikian juga bahwa pendidikan dapat
responden yang terinfeksi PMMS sebagian meningkatkan kualitas hidup dan
besar berpendidikan pendidikann responden memperdayakan manusia dalam
yang positif PMS adalah SMMP yaitu 3 mengemban semua masaalah sosial dan
responden (7%) yang dii kuti SMA lingkungan karena pendidikan merupakan
berjumlah 7 responden (16%%) dimana proses untuk mempengaruhi sejumlah aspek
Volume 3 Nomor 1. Januari – Junni 2015 17
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731
tingkat pendapatan tinggi 5 orang (7%) 2. Bagi petugas kesehatan untuk dapat
dan tingkat pendapatan renddah 28 melakukan pemeriksaan continue untuk
orang (70%). semua PSK sekaliggus melakukan
inspeksi mendadak padda tempat-
SARAN tempat yang dicurigai adanya prostitusi
1. Bagi PSK untuk selalu dapat melakukan yang terselubung.
pemeriksaan kesehatan atau check up
3. Perlu dilakukan komunnikasi,
secara rutin pada fasilitass kesehatan
informasi, dan edukasi oleh berbbagai
agar terhindar dari PMS.
pihak agar para PSK dapat kembali
kejalan kehidupan yang normal.
DAFTAR PUSTAKA