Anda di halaman 1dari 13

Aneesha, Sang Putri Rakun

Pada suatu hari, hiduplah seorang raja bernama Raja Aristama yang mempunyai
tiga orang putera. Pada putera pertamanya bernama Pangeran Arion, putera
keduanya bernama Pangeran Diego dan putera yang ketiga bernama Pangeran
Eros. Pada suatu ketika, sang raja memerintahkan putera puteranya untuk pergi
dari istana agar mereka bisa mendapatkan pasangan mereka masing masing.
Sudah berhari hari mereka berkuda, suatu ketika Pangeran Arion dan Pangeran
Eros bertemu dengan seorang nenek tua. Kemudian si nenek tua tersebut
memberikan sekarung jagung kepada Pangeran Eros dan merintah untuk pergi ke
sebuah istana yang terletak di tengah hutan dan menempuh satu mil jaraknya
untuk sampai ke istana tersebut. Namun sebelum Pangeran Eros pergi si nenek
tua itu berkata,
“Supaya kau dapat masuk ke istana tersebut, kau harus memberikan jagung
jangung ini kepada para rakun yang menjaga di depan gerbang istana itu."
Setelah melalui perjalanan yang panjang, setibanya di depan istana, Pangeran
Eros memberikan jagung jangung itu kepada para rakun yang sedang menjaga di
depan gerbang istana. Dan kemudian, Pangeran Eros dipersilahkan masuk ke
istana dan bertemu dengan seekor rakun raksasa yang sangat besar. Hampir saja
si Pangeran Eros lari ketakutan, tapi tiba tiba Pangeran Eros dipanggil oleh rakun
raksasa yang sangat besar itu
"Hei Pangeran Eros! aku tahu tujuanmu datang kesini untuk mencari jodoh.
Tenang, puteriku Aneesha mau menikahimu."
Setelah memutuskan untuk menerimanya, akhirnya menikahlah Pangeran Eros
dengan Aneesha puteri dari seekor rakun raksasa besar yang tinggal di istana
tengah hutan itu.
Beberapa hari kemudian setelah mereka menikah, Pangeran Eros meminta izin
kepada isterinya untuk bertemu dengan Kedua kakak laki lakinya, Pangeran Arion
dan Pangeran Diego di tempat yang telah di setujui untuk mengunjungi ayah
mereka, Raja Aristama. Ibunya Aneesha, yang mendengar bahwa menantunya
akan pergi, dan ia berkata kepada Pangeran Eros
"Bawalah juga istrimu pergi."
Kemudian dibawalah Putri Aneesha ke istana untuk bertemu sang Raja Aristama
meskipun Pangeran Eros merasa malu pergi dengan Putri Aneesha yang hanya
manusia setengah rakun, dia terpaksa membawanya dan pergi bersama.
Ketika Pangeran Eros bertemu dengan kedua saudara laki lakinya dan istri mereka
yang cantik di tempat yang telah ditentukan, dia tidak bisa berkata apa apa.
Pangeran Diego, memperhatikan penampilan suram adik laki lakinya, kemudian
berkata,
“Ada apa denganmu? Di mana istrimu, Pangeran Eros?”
Pangeran Eros dengan sedih menjawab,
"Ini dia."
"Di mana?" tanya Pangeran Arion.
"Di belakangku," jawab Pangeran Eros.
Ketika Pangeran Arion dan Pangeran Diego melihat manusia setengah rakun itu,
mereka sangat terkejut.
"Oh!" seru Pangeran Arion,
“Apa yang terjadi padamu? Apa kau kehilangan akal sehatmu?”
Pangeran Eros tidak bisa berkata apa apa untuk pertanyaan ini. Akhirnya, dia
berkata,
“Ayo kita pulang! Ayah kita pasti sedang menunggu kita.”
Sambil berkata demikian, Pangeran Eros berbalik dan memulai perjalanan.
Pangeran Arion dan Pangeran Diego, bersama istri mereka, mengikuti Pangeran
Eros dan Putri Aneesha berjalan di sisi suaminya.
Kedatangan ketiga putra beserta istri istri nya disambut meriah oleh sang raja,
mengetahui bahwa salah satu putranya telah menikah dengan manusia setengah
rakun, raja pingsan, tetapi setelah sadar kembali, dia berkata pada dirinya sendiri,
“Kemalangan ini adalah kehendak Tuhan. Oleh karena itu saya harus
menanggungnya dengan kesabaran.”
Raja kemudian memberikan sebuah rumah untuk masing masing pasangan untuk
ditinggali. Tetapi semakin raja memikirkannya, semakin besar aib yang
ditimbulkan oleh putra bungsunya pada keluarga dan sang raja semakin malu
dengan mempunyai seorang menantu yang hanya manusia setengah Rakun dan ia
memikirkan bagaimana caranya agar ia dapat menyingkirkan Putri Aneesha dari
istana.
Beberapa hari kemudian Raja Aristama memanggil seluruh puteranya dan
berkata,
"Bicaralah pada istri istri kalian, untuk membuatkan mantel rajutan untukku. Dari
istri istri kalian yang tidak berhasil membuatkannya dalam waktu tiga hari ia akan
dihukum mati."
Sang raja sangat menginginkan kalau Putri Aneesha lah yang tidak dapat
membuat mantel sehingga dirinya yang akan dihukum mati, tetapi pada hari
ketiga semua menantunya menyerahkan hasil buatanya masing masing kepada
Raja Aristama.
Dan dari ketiga hasil mantel rajutan buatan menantu menantunya, hanya ada
satu mantel yang paling indah dan bagus yaitu mantel rajutan yang dibuat oleh
Putri Aneesha.
Sang raja masih sangat meninginkan untuk menyingkirkan Putri Aneesha dari
istana, kemudian Raja Aristama mencari ide kembali. Beberapa saat kemudian,
sang raja menyuruh kembali kepada para menantunya agar bisa membuatkan
topi dari sulaman untuk nya dengan jangka waktu dua hari dengan diberikan
ancaman yang sama, yaitu dihukum mati.
Dan Akhirnya, Para menantu Raja Aristama dapat menyelesaikan topi dari
sulaman itu tepat waktu dengan yang diberikan sang raja. Sang rajapun masih
belum bisa menyingkirkan Putri Aneesha, dan ia terus menerus mencari ide
bagaimana caranya untuk menyingkirkan Putri Aneesha.
Suatu ketika sang raja kembali memanggil ketiga menantunya dan berkata kepada
mereka semua,
"Siapa dari kalian yang dapat membuat lukisan paling indah dalam jangka waktu
tiga hari, aku berjanji akan menjadikan salah satu suami kalian untuk menjadi raja
dan memimpin istana ini."
Sampai pada hari yang dimana sang raja memberikan batas waktu kepada
menantunya untuk menyelesaikan lukisan itu. Setelah sang raja melihatnya,
ternyata lukisan yang paling indah ialah lukisan yang dibuat oleh Putri Aneesha,
akhirnya sesuai janji yang sang raja berikan. Maka diberikanlah kepemimpinan
kerajaan kepada Pangeran Eros, suami dari Putri Aneesha yang sang raja ingin
sekali menyingkirkannya.
Dibuatlah pesta yang mewah untuk mennyambut raja yang baru. Di dalam
keramaian pesta, Putri Aneesha meminta agar dirinya dapat berdansa dengan
sang suami, Pangeran Eros.
Di saat itulah Pangeran Eros sangat marah sehingga ia mendorong Putri Aneesha
sampai terbentur ke dinding. Maka pada saat itulah semua ruangan menjadi gelap
gulita, namun kemudian ruangan tersebut menjadi sangat terang dan Putri
Aneesha berubah menjadi seorang wanita cantik jelita yang anggun.
Aneesha, the Raccoon Princess

One day, there lived a king named Raja Aristama who had three sons. The first
son was named Prince Arion, the second son was named Prince Diego and the
third son was named Prince Eros. Once upon a time, the king ordered his sons to
leave the palace so they could get their respective partners.
They had been riding for days, when Prince Arion and Prince Eros met an old
grandmother. Then the old woman gave a sack of corn to Prince Eros and ordered
him to go to a palace in the middle of a forest and travel one mile to get to the
palace. But before Prince Eros left the old woman said,
"In order for you to enter the palace, you have to give this corn to the raccoons
who guard in front of the palace gate."
After a long journey, when he arrived at the palace, Prince Eros gave the corn to
the raccoons who were guarding the palace gates. And then, Prince Eros was
invited to enter the palace and met a very large giant raccoon. Prince Eros almost
ran away in fear, but suddenly Prince Eros was summoned by the enormous giant
raccoon.
"Hey Prince Eros! I know your purpose in coming here is to find a mate. Don't
worry, my daughter Aneesha wants to marry you."
After deciding to accept it, finally Prince Eros married Aneesha, the daughter of a
large giant raccoon who lived in the palace in the middle of the forest.
A few days later after they were married, Prince Eros asked his wife for
permission to meet his two older brothers, Prince Arion and Prince Diego at the
agreed place to visit their father, King Aristama. Aneesha's mother heard that her
daughter-in-law was leaving, and she said to Prince Eros
"Take your wife away too."
Then she brought Princess Aneesha to the palace to meet King Aristama even
though Prince Eros felt ashamed to go with Princess Aneesha who was only a half-
raccoon human, he was forced to take her and go together.
When Prince Eros met his two brothers and their beautiful wives at the
designated place, he was left speechless. Prince Diego, noticing his little brother's
gloomy appearance, then said,
"What's wrong with you? Where is your wife, Prince Eros?”
Prince Eros sadly replied,
"Here he is."
"Where?" asked Prince Arion.
“Behind me,” replied Prince Eros.
When Prince Arion and Prince Diego saw the half-raccoon man, they were very
surprised.
"Oh!" cried Prince Arion,
"What happened to you? Have you lost your mind?"
Prince Eros was speechless at this question. Finally, he said,
"Let us go home! Our father must be waiting for us.”
While saying so, Prince Eros turned around and started on his way. Prince Arion
and Prince Diego, along with their wives, followed Prince Eros and Princess
Aneesha walking beside their husbands.
The arrival of the three sons and their wives was greeted with joy by the king,
knowing that one of his sons had married a half-raccoon human, the king fainted,
but after regaining consciousness, he said to himself, “This misfortune is God's
will. Therefore I must endure it with patience.”
The king then gave a house for each couple to live in. But the more the king
thought about it, the greater the disgrace his youngest son brought to the family
and the king became even more embarrassed by having a son-in-law who was
only a half-Raccoon human and he thought about how he could get rid of Princess
Aneesha from the palace.
A few days later King Aristama called all his sons and said,
"Talk to your wives, to make a knitted coat for me. From your wives who do not
succeed in making it within three days he will be put to death."
The king really wanted that Princess Aneesha was the one who couldn't make a
coat so that he would be put to death, but on the third day all his sons-in-law
handed over their respective creations to King Aristama.
And of the three knitted coats made by her daughter-in-law, there is only one
coat that is the most beautiful and good, namely the knitted coat made by
Princess Aneesha.
The king still really wanted to get rid of Princess Aneesha from the palace, then
King Aristama looked for ideas again. A few moments later, the king ordered his
sons-in-law to return to him to make an embroidered hat for him within two days
with the same threat, namely the death penalty.
And finally, King Aristama's son-in-law was able to finish the embroidered hat on
time with what the king gave him. The king still couldn't get rid of Princess
Aneesha, and he was constantly looking for ideas on how to get rid of Princess
Aneesha.
Once the king returned to call his three sons-in-law and said to them all,
"Which of you can make the most beautiful painting within three days, I promise
to make one of your husbands to become king and lead this palace."
Until the day the king gave his son-in-law a deadline to finish the painting. After
the king saw it, it turned out that the most beautiful painting was the painting
made by Princess Aneesha, finally according to the promise that the king had
given. So the royal leadership was given to Prince Eros, the husband of Princess
Aneesha who the king wanted to get rid of.
A lavish party was made to welcome the new king. In the crowd of the party,
Princess Aneesha asked that she be able to dance with her husband, Prince Eros.
It was at that moment that Prince Eros was so angry that he pushed Princess
Aneesha until she hit the wall. So that's when all the room became pitch black,
but then the room became very bright and Princess Aneesha turned into a
beautiful, elegant woman.
Hari Berkesan

Pada tanggal 31 Desember 2022, seminggu liburan, saya bangun pada pukul 5
pagi hari untuk melaksanakan sholat subuh. Biasanya saya kembali tidur setelah
melaksanakan sholat subuh sampai pukul 8. Karena hari itu saya akan pergi
bersama teman teman saya saat SMP, saya langsung mandi dan bersiap siap,
pukul 10 saya berangkat menuju tempat yang sudah di janjikan, Indieart House
daerah Bantul, Yogyakarta dengan jasa ojek online.
Sampai tempat tujuan pukul setengah 11, saya bertemu dengan teman teman,
senang sekali dapat bertemu kembali. Karena masih menunggu beberapa teman
yang belum datang, saya dan teman teman bercerita pengalaman setelah
melanjutkan ke sekolah yang berbeda, mengulang cerita lucu saat SMP dulu, atau
bertanya kabar. Setelah semua lengkap, saya dan teman teman masuk ke dalam
Gallery, sebelum masuk kami mendapat kertas tanda di pergelangan tangan.
Setelah melihat lihat dan berfoto bersama, kami keluar dari studio dan menuju ke
tempat makan. Sebelum makan dan sambil menunggu makanan datang, saya dan
teman teman saya sholat dhuhur terlebih dahulu di mushola yang disediakan
karena memang sudah memasuki waktu sholat dhuhur. Selesai sholat dan
kembali ke meja makanan, kami kembali bercerita dan berfoto dan makanan
sampai.
Karena sudah pukul 2 siang, saya berpamitan kepada teman teman saya.
Sebenernya kami masih ingin pergi ke tempat lain bersama, tapi karena saya
sudah berencana malam tahun baru di rumah kakek saya di Magelang dan pergi
bersama kakak saya. Dari tempat makan menuju kos kakak, saya kembali
menggunakan jasa ojek online. Tiba di kos pukul setengah 3 sore, saya bergegas
sholat ashar kemudian menyiapkan beberapa barang yang akan di bawa ke rumah
kakek.
Jogja-Magelang dengan sepeda motor menempuh waktu sekitar 1 setengah jam.
Saat sudah dekat di rumah kakek, saya dan kakak memutuskan makan di rumah
makan bakso di depan taman candi Borobudur sekalian membawakan untuk
kakek. Rumah kakek memang di daerah dekat candi Borobudur.
Pukul 5 lebih, saya dan kakak sampai di rumah kakek. Salim dan berbincang
sebentar, saya menlanjut kan kegiatan saya, seperti bersih bersih, mandi dan
bersiap sholat magrib berjamaah dengan kakek sana kakak saya. Setelah sholat,
saya mengaji, mengulang hafalan yang telah saya hafal di pondok.
Selesai sholat dan mengaji, saya dan kakak mengobrol, menonton tv bersama
kakek atau main handphone sambil menunggu adzan isya’. Setelah sholat isya’
saya dan kakak berencana pergi ke taman candi Borobudur, karena banyak sekali
pedagang kaki lima yang menjual beragam makanan, sesekali mencoba bersama
kakak saya. Setelah sholat isya’, saya dan kakak menuju taman candi Borobudur
menggunakan sepeda motor.
Setelah membeli beberapa makanan tidak lupa wedang ronde untuk kakek.
Pukul setengah 9 malam, saya dan kakak kembali pulang ke rumah kakek.
Menikmati makanan bersama setelah itu kakek tidur. Saya dan kakak memutus
kan menonton film bersama di televisi, malam tahun baru di rumah.
Film selesai sekitar pukul setengah 12 malam, saya dan kakak bergegas tidur.
Memorable Day

On December 31, 2022, a week of vacation, I woke up at 5am in the morning to


perform my morning prayers. Usually I go back to sleep after performing the
morning prayers until 8 o'clock. Because that day I would go with my friends from
junior high school, I immediately took a shower and got ready, at 10 o'clock I left
for the promised place, Indieart House, Bantul area, Yogyakarta with online taxi
services.
Arriving at my destination at half past 11, I met my friends, it was great to see
you again. Because we are still waiting for some friends who haven't come, my
friends and I share experiences after going to different schools, repeat funny
stories from when we were in junior high school, or ask how they are doing. After
everything was complete, my friends and I entered the Gallery, before entering
we got a sign paper on our wrists.
After taking a look and taking pictures together, we left the studio and headed to
the dining area. Before eating and while waiting for the food to arrive, my friends
and I prayed dhuhur first in the prayer room provided because it was already
entering the time for the midday prayer. After praying and returning to the food
table, we again told stories and took pictures and the food arrived.
Because it was 2 o'clock in the afternoon, I said goodbye to my friends. Actually,
we still wanted to go to other places together, but because I had planned New
Year's Eve at my grandfather's house in Magelang and went with my sister. From
the place to eat to my sister's boarding house, I again used online motorcycle taxi
services. Arriving at the boarding house at half past 3 in the afternoon, I rushed to
pray the Asr prayer then prepared some items to be brought to my grandfather's
house. Jogja-Magelang by motorcycle takes about 1 and a half hours. When we
were close to grandfather's house, my sister and I decided to eat at the meatball
restaurant in front of the Borobudur temple garden while bringing some for
grandfather. Grandfather's house is indeed in the area near the Borobudur
temple.
At 5 o'clock, my sister and I arrived at grandpa's house. Salim and chatted for a
while, I continued my activities, such as cleaning, taking a shower and getting
ready for the evening prayer in congregation with my grandfather there, my
brother. After the prayer, I recited the Koran, repeating the memorization that I
had memorized at the hut.
After praying and reciting the Koran, my sister and I chatted, watched TV with
grandfather or played on our cell phones while waiting for the evening call to
prayer. After the evening prayer, my sister and I plan to go to the Borobudur
temple garden, because there are lots of street vendors selling a variety of foods,
occasionally trying it with my sister. After the evening prayer, my sister and I
headed to the Borobudur temple garden on a motorbike.
After buying some food, don't forget the wedang ronde for grandpa. At half past
9 in the evening, my sister and I returned to grandpa's house. Enjoying food
together after that grandpa sleeps. My sister and I decided to watch a movie
together on television, New Year's Eve at home.
The film finished around half past 12 at night, my sister and I rushed to sleep.

Anda mungkin juga menyukai