SOAL UJIAN :
1. Jelaskan bahwa Pancasila masih relevan dalam peradapan globalisasi ? (Bobot : 10%)
Jawab :
Meski zaman terus berkembang dan berubah, namun nilai-nilai Pancasila tidak akan
luntur. Sebab, makna Pancasila serta nilai-nilainya akan terus hidup sepanjang masa.
Mulai dari butir sila pertama hingga sila kelima. Selain itu, apapun yang dilakukan di
lingkungan sosial, menurutnya sudah mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Mulai dari
kerja kelompok hingga membangun komunitas.
2. Jelaskan asal mula munculnya supremasi hukum ! (Bobot : 20%)
Jawab :
Secara umum, supremasi hukum merupakan sebuah prinsip inti demokrasi liberal yang
mewujudkan ide-ide, seperti konstitusionalisme dan pemerintah dengan kekuasaan
terbatas. Supremasi hukum berupaya untuk menegakkan dan memosisikan hukum pada
tingkatan tertinggi. Hal tersebut sejalan dengan arti supremasi hukum secara etimologis,
yakni supremasi (berada pada tingkatan tertinggi) dan hukum (peraturan perundang-
undangan dan norma). Supremasi hukum berfungsi untuk melindungi setiap warga
negara tanpa adanya intervensi dari pihak mana pun, termasuk penyelenggara negara.
supremasi hukum juga dianggap sebagai truisme. Dalam pengertian yang sempit, hukum
direduksi menjadi pernyataan bahwa siapa pun harus tunduk patuh kepada hukum.
Prinsip ini kurang memperhatikan kandungan hukum yang ada sehingga memunculkan
pernyataan bahwa supremasi hukum berlaku pada zaman Nazi Jerman dan Uni Soviet
karena penindasan dan kekerasan dibalut legalitas.
3. UUD NRI Tahun 1945 adalah yang terbaik dari konstitusi sebelumnya, dan tunjukkan
pasal-pasal mana saja yang menunjukkan pasal-pasal dalam UUD tsb yang
memberdayakan rakyat Indonesia ! (Bobot : 10 %)
Jawab :
1) Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan
dengan undang-undang.
2) Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada
ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
3) Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan,
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4) Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-
undang.
4. Jelaskan hubungan antara Presiden, DPR, Mahkamah Konstitusi dan MPR (lihat Pasal
7A dan 7B UUD NRI Tahun 1945) ! ! (Bobot : 20%)
Jawab :
Hubungan antara MPR, presiden, DPR, dan MK terlihat dalam proses pemberhentian presiden
dan wakil presiden. Presiden dan wakil presiden dapat diberhentikan MPR dalam masa
jabatannya menurut UUD atas usul DPR. Ini terjadi apabila terbukti melakukan pelanggaran
hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, tindakan pidana berat, atau terbukti
tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan wakil presiden. Kemudian MPR meminta
kepada MK untuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPR. Hasilnya dibawa ke rapat
paripurna DPR untuk diteruskan ke MPR. MPR kemudian menyelenggarakan sidang untuk
mengambil keputusan, minimal dihadiri 3/4 jumlah anggota dan disetujui minimal 2/3 anggota
yang hadir.
Hubungan antar DPR Dan presiden terlihat ketika Rancangan Undang-Undang atau RUU dibahas
bersama oleh DPR dan presiden. Jika tidak ada persetujuan bersama, maka RUU tidak boleh
diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu. Presiden mengesahkan RUU menjadi Undang-
Undang atau UU. Dalam keadaan genting, presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah
pengganti UU dengan persetujuan DPR.
Hubungan antara DPR dan DPD dapat dilihat ketika DPD mengajuka RUU kepada DPR. DPD
mengajukan RUU yang berkaitan dengan oronomi daerah, hubungan pusat daerah, serta yang
berhubungan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.DPD ikut membahas RUU
tersebut dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU yang telah disahkan. DPD juga
memberikan pertimbangan kepada DPR atas pajak, pendidikan, dan agama.
Hubungan antara MPR dan DPD dilihat dari keanggotaannya, anggota DPD merupakan bagian
dari anggota MPR. Melalui wewenang DPD, MPR dapat mengontrol pembuatan UU yang
berhubungan dengan otonomi daerah, hubungan pusat daerah, serta perimbangan pusat dan
daerah agar tidak menyimpang dari UUD.
Hubungan antara MA, DPR, dan presiden dapat dilihat dalam pengangkatan calon hakim agung
MA. Calon hakim agung MA diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR. Kemudian dilanjutkan
untuk ditetapkan oleh presiden.
Hubungan antara MK, MA, dan DPR terlihat dalam hal pemberian putusan atas pendapat DPR
terkait pelanggaran yang dilakukan oleh presiden dan wakil presiden. Anggota MK terdiri dari
sembilan orang dan ditetapkan oleh presiden, tiga orang diajukan oleh MA, tiga orang diajukan
oleh DPR, dan tiga orang diajukan oleh presiden.
“Semoga Sukses”