MAKALAH
Dikerjakan Oleh :
KELOMPOK 4 :
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SIPIL (S-1)
UNIVERSITAS TADULAKO
Palu – Sulawesi Tengah
2023
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman dan derasnya arus globalisasi saat ini,
setiap individu sering melupakan bahkan mempertanyakan nilai-nilai yang ada
dalam pancasila serta bagaimana pengamalan nilai-nilai pancasila tersebut.
Sehingga perlu ada desakan untuk mengkaji akan keberadaan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila untuk diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan
bermasyarakat, bangsa dan negara. Hal ini didasarkan bahwasanya nilai-nilai
pancasila merupakan salah satu sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di
negara Republik Indonesia ini. Posisi pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
di era globalisasi sangat rawan terhadap pengaruh-pengaruh dari luar yang tidak
sesuai dengan kearifan lokal.
Secara formal, Pancasila tetap diakui oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai
ideologi. Namun di tataran aplikatif, perilaku masyarakat banyak yang mengalami
pergeseran nilai. Secara tidak langsung pergeseran nilai tersebut membuat
masyarakat perlahan-lahan melupakan Pancasila. Contoh konkret penyimpangan-
penyimpangan nilai-nilai Pancasila di era reformasi dan keterbukaan di Indonesia
sekarang ini ialah gesekan-gesekan antar sesama warga Negara yang dilator
belakangi oleh SARA. Selain itu berkembangnya ideologi-ideologi/paham-paham
radikal dewasa ini yang mencoba menodai nilai-nilai heterogenitas dan pluralitas
yang telah mengakar dalam kehidupan rakyat Indonesia. Ancaman yang muncul
dari pengaruh negatif globalisasi terhadap ideologi suatu negara atau bangsa
merupakan suatu ancaman yang besar dan tidak bisa dianggap kecil, dengan
begitu mudahnya pengaruh negatif dari luar yang masuk ke Indonesia, perlahan-
lahan akan berdampak secara tidak disadari terhadap karakter masyarakat yang
tidak sesuai dengan karakter bangsa dan inilah yang sedang terjadi di Indonesia
saat ini.
Definisi warga negara menurut UUD 1945 dalam Pasal 26 yang dikatakan
menjadi warga negara adalah sebagai berikut :
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal
di Indonesia.
1. Dengan memiliki status sebagai warga negara, maka orang akan memiliki
hubungan dengan negara. Hubungan itu berwujud status sebagai warga negara,
peran sebagai warga negara, serta hak dan kewajiban sebagai warga negara.
2. Sebagai warga negara, maka ia memiliki hubungan timbal balik yang sederajat
dengan negaranya.
3. Secara teori, status warga negara meliputi status pasif, aktif, negatif dan positif.
4. peran (role) warga negara juga meliputi peran yang pasif, aktif, negatif, dan
positif (Cholisin, 2000).
Hak dan kewajiban asasi marupakan konsekwensi logis dari pada hak dan
kewajiban kenegaraan juga manusia tidak dapat mengembangkan hak asasinya
tanpa hidup dalam organisasi negara. Hak dan kewajiban warga negara dan hak
asasi manusia dewasa ini menjadi amat penting untuk dikaji lebih mendalam
mengingat negara kita sedang menumbuhkan kehidupan demokrasi. Betapa tidak,
di satu pihak implementasi hak dan kewajiban menjadi salah satu indikator
keberhasilan tumbuhnya kehidupan demokrasi. Di lain pihak hanya dalam suatu
negara yang menjalankan sistem pemerintahan demokrasi, hak asasi mnusia
maupun hak dan kewajiban warga negara dapat terjamin. Hak asasi manusia
marupun hak dan kewajiban warga negara sebagai salah satu elemen penting dari
demokrasi disamping supremasi hukum, telah diatur dalam UUD 1945.
Pengaturan tersebut bersifat pokok-pokok saja sehingga 3 memerlukan penjabaran
baik melalui ketetapan MPR maupun peraturan perundang-undangan sebagai
produk bersama DPR dan Presiden. Pengaturan hak dan kewajiban warga negara
secara lebih operasional ke dalam berbagai peraturan perundang-undangan amat
bermanfaat. Pengaturan demikian itu akan menjadi acuan bagi penyelenggara
negara agar terhindar dari tindakan sewenang-wenang tatkala
mengoptimalisasikan tugas kenegaraan. Sedangkan bagi masyarakat/warga negara
hal itu merupakan pegangan/pedoman dalam mengaktualisasikan hak-haknya
dengan penuh rasa tanggung jawab. Akan tetapi bagaimana hak dan kewajiban
warga negara Indonesia dalam perundang-undangan/ hukum positif menarik untuk
menjadi bahan kajian. Dengan kejelasan substansi tersebut dapat memotivasi
warga untuk memahaminya lebih mendalam serta memberdayakan hak dan
kewajibannya dalam konteks pelaksanaan otonomi dan semangat demokratisasi di
daerah.
Komunikasi dua arah: Jalin komunikasi dua arah dengan wakil rakyat
Anda. Sampaikan masalah atau keprihatinan Anda, serta usulan atau
pandangan Anda tentang kebijakan publik. Wakil rakyat yang terbuka
untuk mendengarkan dan berkomunikasi dengan rakyat cenderung
memperoleh kepercayaan yang lebih besar.
Memilih dengan bijak: Saat memilih wakil rakyat dalam pemilihan umum,
pertimbangkan rekam jejak, integritas, dan komitmen mereka terhadap
kepentingan rakyat. Berikan suara Anda kepada calon yang memiliki
reputasi baik dan telah terbukti memperjuangkan kepentingan rakyat.
Penting untuk diingat bahwa membangun kepercayaan pada wakil rakyat adalah
proses yang membutuhkan waktu dan kesadaran aktif dari rakyat. Dengan
mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat membuat keputusan yang lebih
informasi dan membangun kepercayaan pada wakil rakyat yang mereka pilih.