Anda di halaman 1dari 24

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Atas dasar penelitian, maka penulis menetapkan metode yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen. Tentang metode eksperimen

dikemukakan Suherman (2011: 45) yaitu, “penelitian dengan mengadakan

manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya contoh”.

Dalam penelitian hendaknya menggunakan metode yang sesuai dengan

masalah yang akan diteliti. Mengenai metode Surakhmad (1994: 131)

menjelaskan bahwa, “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipoteis dengan

menggunakan cara serta alat tertentu”. Selanjutnya mengenai metode penelitian

dikemukakan oleh Arikunto (2002: 150), yaitu, “cara yang digunakan oleh

peneliti dalam menyimpulkan penelitiannya”.

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penulis menetapkan metode yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, sebab metode

eksperimen dapat dianggap sebagai metode yang dapat memberikan informasi

yang mantap, seperti dikemukakan oleh Suryabrata (1983: 43) sebagai berikut,

Penelitian eksperimen pada umumnya dianggap sebagai penelitian yang


memberikan informasi yang paling mantap baik dari segi internal validity
maupun dari segi eksternal validity, karena itu suatu bobot penelitian
sering ditentukan berdasarkan seberapa jauh penelitian tersebut
mendekati syarat-syarat penelitian eksperimen.

Alasan lain penulis menggunakan metode penelitian eksperimen, karena

masalah yang dihadapi adalah untuk mengungkapkan faktor-faktor sebab akibat,

26
27

seperti yang dijelaskan oleh Surakhmad (1994: 149), metode eksperimen adalah,

“cara mengadakan percobaan yang bertujuan untuk menemukan penghubungan

sebab akibat antara variabel-variabel yang diselidiki”. Selain itu Nasution (2010:

54) menjelaskan bahwa, “Suatu eksperimen selalu dilakukan dalam kondisi di

mana satu atau beberapa variabelnya dapat dikontrol”.

Alasan penulis menggunakan eksperimen adalah adanya perlakukan atau

latihan terhadap sampel yaitu siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Jatinunggal.

3.2 Desain Penelitian

Tentang desain penelitian dikemukakan Nazir (2005: 99) bahwa, ”Desain

dari penelitian adalah semua proses yang dilalukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian”.

Dalam suatu penelitian diperlukan bentuk desain penelitian yang benar,

yang sesuai dengan tujuan dan metode penelitian. Desain penelitian meliputi

proses pengamatan serta memilih pengukuran-pengukuran variabel, memilih

prosedur dan teknik sampling, alat-alat untuk menyimpulkan data serta rumus-

rumus statistik untuk mengolah data dan menganalisis data. Oleh karena itu,

penulis dalam penelitian ini mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan sampel dari suatu populasi

2) Melaksanakan tes awal loncat tinggi gaya straddle

3) Memberikan perlakuan yang berbeda kepada sampel, yaitu diberi latihan naik

turun kursi.

4) Memberikan tes akhir loncat tinggi gaya straddle.

5) Mengolah data hasil tes awal dan tes akhir.


28

6) Langkah terakhir adalah menguji hipotesis yang diajukan, dan menyimpulkan

hasil penelitian ini

Mengenai desain penelitian, penulis gambarkan di bawah ini:

Treatment X1
A1 A2

Gambar 3.1

Desain penelitian

Keterangan :

A1 : tes awal loncat tinggi gaya straddle

A2 : tes akhir loncat tinggi gaya straddle

X1 : perlakuan berupa naik turun kursi


29

Untuk lebih jelasnya langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada gambar 3.2

LANGKAH- LANGKAH PENELITIAN

Populasi

Sampel

Tes awal

PERLAKUAN NAIK TURUN KURSI

Tes Akhir

PONGOLAHAN DATA DAN


ANALISIS

KESIMPULAN

Gambar 3.2

Langkah-langkah penelitian
30

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan objek penelitian yang sangat penting, kerena tanpa

subjek yang akan diteliti tidak akan mendapatkan data atau informasi yang

diperlukan untuk menguji hipotesis. Sebagai mana dikemukakan oleh Sudjana

(1992: 2) bahwa, “Populasi itu adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hal

menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif tertentu dari semua

anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”.

Sedangkan yang dimaksud sampel menurut Arikunto(2002: 109)

Suherman (2011: 70) adalah. “ sebagian atau populasi yang detil”. yang dijadikan

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Putra kelas VII SMP Negeri 2

Jatinunggal sebanyak 154 siswa, sedangkan yang dijadikan sampel adalah siswa

putra kelas VII SMP Negeri 2 Jatinunggal sebanyak 20 siswa. Teknik

pengambilan sampel dari populasi adalah dengan cara sistematik sampel. Sugiono

(2007: 60) menyatakan bahwa, “sistematik sampel adalah teknik penentuan

sampel berdasar urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomber urut”.

Dari setiap kelas anggota populasi diberi nomber urut dari 1 sampai 20.

Pengambilan sampel adalah yang mendapat nomer urut 1 sampai no 4 dan ada

sebagian kelas yang mendapat nomber urut 1 sampai 2 yang dijadikan sampel.

Lebih jelasnya lihat tabel teknik pengambilan sampel di bawah ini:


31

Tabel 3.1

Teknik Pengambilan Sampel

NO KELAS POPULASI SAMPEL KET

1 7A 20 orang 4 orang

2 7B 19 orang 2 orang

3 7C 19 orang 2 orang

4 7D 20 orang 3 orang

5 7E 20 orang 3 orang

6 7F 19 orang 2 orang

7 7G 19 orang 2 orang

8 7H 18 orang 2 orang
jumla
8 kelas 154 orang 20 orang
h

Keterangan:
jumlah populasi satu kelas
x jumlah sampel
jumlah populasi total

3.4 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.4.1 Teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang akan diolah dan dianalisa maka penulis

dalam penelitian ini mengadakan test loncat tinggi gaya straddle dengan kriteria

yang dijadika bahan test adalah tingginya loncatan.

Dengan mengadakan dua kali test yaitu test awal loncat tinggi gaya

straddle dan selajutnya test akhir sesudah objek melakukan perlakuan yaitu naik

turun kursi.
32

3.4.2 Pengolahan data

Setelah data yang dioperoleh melalui test loncat tinggi, langkah

selanjutnya adalah menyusun, mengolah, dan menganalisis data dengan

menggunakan rumus-rumus statistik. Pengolahan data hasil pengitungan melalui

analisis stastistik akan diperoleh jawaban mengenai diterima atau ditolaknya

hipotesis sesuai dengan taraf nyata yang diajukan. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan rumus-rumus statistik sebagai berikut:

xi
a. Mencari nilai-nilai dengan rumus: X =∑
n


Keterangan X = skor yang dicari
X

∑ Xi = jumlah skor

n = jumlah sampel

b. B mencari simpangan baku menggunakan rumus:

S=
√ ∑ ( X i −X ) ❑2
n−1

KETERANGAN : S = simpangan baku

Xi = skor X ke- i

X = rata –rata skor

n= jumlah sampel

c. mencari nilai Z dengan rumus

X i−X
Z=
S

Keterangan : Xi = skor yang diperoleh


33

X = rata-rata skor

S = jumlah baku

d. Mencari F(Zi) dengan rumus

kalau (Zi) nya negatif, maka 0.5 – Z tabel

kalau (Zi) nya positif, maka 0.5+ Z table

e. menghitung proporsi, dengan rumus:

¿ kedudukan urutan
S (Zi )
n

f. Mencari harga mutlak, dengan rumus: F(Zi) –S(Zi)

g. Menetukan harga mutlak yang paling besar Lo, datanya diperoleh dari

hasil selisih harga mutlak

h. Membandingkan L0 dengan table Liliefors dalam taraf nyata 0.01.

jika L0 < L table, maka distribusi skor tersebar adalah normal. Sebaliknya

jika L0 >L table, maka distribusi tersebut tidak normal.

a) Uji siginifikan (Uji penungkatan) dengan menggunakan Tes

Untuk menguji signifikan (peningkatan), digunakan rumus sebagai berikut:

B
∑ Bi
t = S B dimana B=
n
√n
keterangan: t = nilai skor yang dicari

B = niali rata-rata beda

S B= simpangan baku

n = jumlah sampel
34

Kriteria pengujian

Diterima hipotesis jika = t (1-1/2 α) < t< t (1- 1/2α), dk (n-1)

- Tolak Ho jika harga statistik yang dihitung > dari ttabel

- Terima Ho jika harga statistik yang dihitung < dari ttabel

3.5 Instrumen Penelitian

Untuk mendukung kebenaran suatu hipotesis, maka harus diperoleh data

atau fakta yang empirik. Data tersebut dapat diperoleh melalui pengetesan dan

pengukuran terhadap data yang akan diteliti. Menurut Arikunto (2002: 136)

bahwa, “ Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sitematis sehingga mudah dapat

diolah”.

Untuk memperoleh data yang akan diolah dan dianalisa diperlukan alat

atau instrument pengumpulan data. Sebagai alat pengumpulan data, penulis dalam

penelitian ini mengadakan test Loncat tinggi gaya straddle dengan kriteria yang

dijadikan bahan pengetesan adalah tingginya loncatan.

Dalam melakukan pengetesan untuk memperoleh data penulis

melaksanakan sebanyak dua kali pengetesan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:
35

1. Petunjuk umum

a. Sebelum test, subjek diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tes

loncat tinggi gaya straddle dan diberi peragaan cara melakukannya.

b. Diharuskan memakai pakaian olahraga

2. Petunjuk pelaksanaan

a. Tujuan

Tujuan test ini untuk mengukur tingginya loncatan pada loncat tinggi

gaya straddle, yaitu: Test awal dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui tinggi loncatan siswa sebelum diberikan perlakuan, dan Test

akhir tujuannya untuk mengetahui hasil kemajuan tinggi loncatan siswa

setelah diberikan perlakuan.

b. Alat dan perlengkapan yang digunakan

1) Matras

2) Tiang penyangga bilah

3) Bilah mistar

4) Alat tulis dan formulir pengisian skor

c. Petugas pelaksana test

1) Seorang pemanggil subjek untuk melakukan test loncatan, sekaligus

sebagai pencatat skor

2) Dua orang pemasang bilah mistar sesuai dengan perkembangan

kemampuan loncatan.

d. Pelaksanaan test
36

1) Testi dipanggil oleh petugas

2) Testi melakukan awalan, tolakan dan loncatan setelah mendapat

kesempatan

3) Testi diberi 3 kali kesempatan melakukan loncatan pada setiap tinggi

loncatan

4) Setiap testi diberi 2 kali kesempatan loncatan percobaan

e. Cara menskor

1) Loncatan diukur berdasarkan tingginya loncatan

2) Nilai skor 0 (nol) apabila tidak mencapai tinggi minimal yang ditentukan

yaitu 80 cm

3) Nilai terbesar adalah 10 point

4) Skor dihitung berdasarkan loncatan tertinggi.

Untuk lebih jelasnya pembagian skor/nilai loncatan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Test kemampuan loncat tinggi gaya straddle

Tinggi Nilai

loncatan

125 ke atas 10

120 9

115 8

110 7

105 6

100 5
37

95 4

90 3

85 2

80 1

Kererangan:

1. Subjek mendapat skor 10 apabila mampu melakukan loncatan setinggi 125

cm atau lebih

2. Subjek mendapat skor 9 apabila mampu melakukan loncatan setinggi 120

cm

3. Subjek mendapat skor 8 apabila mampu melakukan loncatan setinggi 115

cm

4. Subjek mendapat skor 7 apabila mampu melakukan loncatan setinggi 110

cm

5. Subjek mendapat skor 6 apabila mampu melakukan loncatan setinggi 105

cm

6. Subjek mendapat skor 5 apabila mampu melakukan loncatan setinggi 100

cm

7. Subjek mendapat skor 4 apabila mampu melakukan loncatan setinggi 95 cm

8. Subjek mendapat skor 3 apabila mampu melakukan loncatan setinggi 90 cm

9. Subjek mendapat skor 2 apabila mampu melakukan loncatan setinggi 85 cm

10. Subjek mendapat skor 1 apabila mampu melakukan loncatan setinggi 80 cm


38

11. Subjek tidak mendapat skor, apabila tidak mampu melakukan loncatan

paling rendah 80 cm

3.6 Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan lebih jelas dan terarah, diperlukan ruang

lingkup penelitian. Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini dalah

sebagai berikut:

1) Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu loncat tinggi gaya straddle.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas.

2) Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu naik turun kursi. Variabel bebas

adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat.

3) Bahan penelitian yaitu loncat tinggi gaya straddle dengan menggunakan

latihan naik turun kursi pada siswa putra eksperimen.

4) Subjek penelitian yaitu siswa putra kelas VII sebanyak 20 siswa

5) Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 2 Jatinunggal Kabupaten Sumedang.

6) Waktu penelitian yaitu semester genap tahun pelajaran 2012/2013

3.7 Pelaksanaan Penelitian

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu penulis

mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk penelitian, seperti stop

watch, matras, Tiang penyangga bilah, bilah mistar, bendera kecil. Instrument

tersebut merupakan perlengkapan dasar yang harus tersedia.


39

Prinsip penyampaian bahan latihan disusaikan dengan kebutuhan anak.

Untuk meningkatkan prestasi dalam semua cabang olahraga, latihan merupakan

hal yang sangat penting dan bermanfaat. Dengan latihan segala komponen fisik

dapat berkembang, bila latihan itu dilakukan secara terus menerus dan teratur

dengan pelaksanaan latihan yang sesuai dengan prinsip latihan.

Menurut Harsono, (1988: 121) sebagai berikut, “bahwa waktu latihan

sebaiknya adalah pendek akan tetapi berisi dan padat dengan kegiatan-kegiatan

yang bermanfaat ”.

Menurut Harsono pula (1988 : 121) adalah sebagai berikut,

Waktu latihan sebaiknya adalah pendek akan tetapi berisi dan padat
dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Kecuali waktunya pendek,
latihan harus juga dilakukan sesering mungkin. Setiap latihan tersebut
harus dilakukan dengan usaha yang sebaik-baiknya dan dengan kualitas
atau mutu yang tinggi.
Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa latihan

itu tidak selalu harus dilakukan dalam waktu yang lama setiap kali latihan, akan

tetapi yang terpenting adalah regularitasnya, intensitas serta kualitas dari latihan

harus baik. Walaupun latihan itu dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu

lama, tetapi dilakukan dengan intensitas serta kualitas latihan yang baik akan

memberikan manfaat yang besar bila dibandingkan dengan latihan yang dilakukan

dalam waktu lama tetapi intensitas dan kualitas latihan kurang baik.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis dalam penelitian ini menyusun

program latihan selama satu bulan. Dalam satu minggu dilaksanakan tiga kali.

Jadi dalam waktu satu bulan berarti melaksanakan dua belas kali pertemuan.

Lamanya waktu latihan 90 menit atau dua jam pelajaran setiap pertemuannya.
40

Untuk lebih jelasnya program latihan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada tebel berikut:

Tabel 3.3

Program Penelitian

No Hari/Tanggal Jam Acara Kegiatan Keterangan

1. Senin, 1 April 2013 08.00 Menghadap Kepala Untuk

Sekolah mendapat izin

penelitian

2. Senin, 1 April 2013 10.00 Memilih populasi dan Dibantu oleh

sampel sekaligus semua

melakukan pengarahan populasi

kepada sampel

3. Selasa, 2 April 14.00 Tes awal locat tinggi gaya Diikuti oleh

2013 straddle semua sampel

4. Sabtu, 27 April 14.00 Tes akhir locat tinggi gaya Diikuti oleh

2013 straddle semua sampel


41

Tabel 3.4

Program Latihan Locat Tinggi Gaya Straddle

Minggu
Hari, Tanggal Jenis Kegiatan waktu
Ke
1 2 3 4
Selasa, 3 April A. Pendahuluan 15 menit

2013 1. Peregangan statis

2. Lari dua keliling lapangan SMPN

2 Jatinunggal

3. Peregangan dinamis
60 menit
B. Latihan inti
I 1. Menjelaskan materi latihan

2. Naik turun kursi

Subjek melakukan latihan naik

turun kursi dengan cara menaiki

kursi kemudian turun ke lantai

dan melakukannya lagi secara

terus menerus dengan intensitas 15 menit

latihan rendah

C. Penutup

1. Subjek diberi koreksi dan

motivasi
42

2. Doa, latihan selesai

Jum’at, 5 A. Pendahuluan 15 menit

April 2013 1. Peranggangan statis

2. Lari dua keliling lapangan SMPN

2 Jatinunggal

3. Perenggangan dinamis
60 menit
B. Latihan inti

1. Menjelaskan materi latihan

2. Naik turun kursi

Subjek melakukan latihan naik

turun kursi dengan cara menaiki

kursi kemudian turun ke lantai

dan melakukannya lagi secara

terus menerus dengan intensitas 15 menit

latihan rendah

C. Penutup

1. Sampel diberi koreksi dan

motivasi

2. Doa, latihan selesai

II Senin, 8 April A. Pendahuluan 15 menit

2013 1. Peregangan statis

2. Lari dua keliling lapangan SMPN

2 Jatinunggal
43

3. Perenggangan dinamis

B. Latihan inti 60 menit

1. Menjelaskan materi latihan

2. Latihan naik turun kursi

Subjek berlatih naik turun kursi-

kursi yang disusun berjajar

dengan jarak masing-masing 50

cm. Dengan cara menaiki ke atas

kursi kemudian turun ke lantai

dan menaiki kursi berikutnya,

dilakukan secara bergantian 15 menit


dengan intensitas latihan sedang

C. Penutup

1. Subjek diberi koreksi dan

motivasi

2. Doa, latihan selesai

Rabu, 10 A. Pendahuluan 15 menit

April 2013 1. Peranggangan statis

2. Lari dua keliling lapangan SMPN

2 Jatinunggal

3. Perenggangan dinamis
60 menit
B. Latihan inti

1. Menjelaskan materi latihan


44

2. Naik turun kursi

Subjek berlatih naik turun kursi-

kursi yang disusun berjajar

dengan jarak masing-masing 50

cm. Dengan cara menaiki ke atas

kursi kemudian turun ke lantai

dan menaiki kursi berikutnya,


15 menit
dilakukan secara bergantian

dengan intensitas latihan sedang

C. Penutup

1. Subjek diberi koreksi dan

motivasi

2. Doa, latihan selesai

Jum’at, 12 A. Pendahuluan 15 menit

April 2013 1. Peregangan statis

2. Lari dua keliling lapangan SMPN

2 Jatinunggal

3. Perenggangan dinamis
60 menit
B. Latihan inti

1. Menjelaskan materi latihan

2. Naik turun kursi

Subjek berlatih naik turun kursi-

kursi yang disusun berjajar


45

dengan jarak masing-masing 50

cm. Dengan cara menaiki ke atas

kursi kemudian turun ke lantai

dan menaiki kursi berikutnya,

dilakukan secara bergantian 15 menit


dengan intensitas latihan sedang

C. Penutup

1. Subjek diberi koreksi dan

motivasi

2. Doa, latihan selesai

Senin, 15 A. Pendahuluan 15 menit

April 2013 1. Peregangan statis

2. Lari dua keliling lapangan SMPN


III
2 Jatinunggal

3. Peregangan dinamis
60 menit
B. Latihan inti

1. Menjelaskan materi latihan

2. Latihan naik turun kursi

Subjek berlatih menaiki kursi-

kursi yang disusun zig zag

dengan jarak masing-masing 50

cm. Dengan cara menaiki kursi

kemudian turun ke lantai dan


46

menaiki kursi berikutnya,

dilakukan secara bergantian 15 menit

dengan intensitas latihan tinggi

C. Penutup

1. Subjek diberi koreksi dan

motivasi

2. Doa, latihan selesai

Rabu, 17 April A. Pendahuluan 15 menit

2013 1. Peregangan statis

2. Lari dua keliling lapangan SMPN

2 Jatinunggal

3. Peregangan dinamis
60 menit
B. Latihan inti

1. Menjelaskan materi latihan

2. Latihan naik turun kursi

Subjek berlatih menaiki kursi-

kursi yang disusun zig zag

dengan jarak masing-masing 50

cm. Dengan cara menaiki kursi

kemudian turun ke lantai dan

menaiki kursi berikutnya,


15 menit
dilakukan secara bergantian

dengan intensitas latihan tinggi


47

C. Penutup

1. Subjek diberi koreksi dan

motivasi

2. Doa, latihan selesai

Jum’at, 19 A. Pendahuluan 15 menit

April 2013 1. Peranggangan statis

2. Lari dua keliling lapangan SMPN

2 Jatinunggal

3. Peregangan dinamis
60 menit
B. Latihan inti

1. Menjelaskan materi latihan

2. Latihan naik turun kursi.

Subjek berlatih menaiki kursi-

kursi yang disusun zig zag

dengan jarak masing-masing 50

cm. Dengan cara menaiki kursi

kemudian turun ke lantai dan

menaiki kursi berikutnya,


15 menit
dilakukan secara bergantian

dengan intensitas latihan tinggi

C. Penutup

1. Subjek diberi koreksi dan

motivasi
48

2. Doa, latihan selesai

Senin, 22 A. Pendahuluan 15 menit

April 2013 1. Peregangan statis

2. Lari dua keliling lapangan SMPN

2 Jatinunggal

3. Peregangan dinamis
60 menit
B. Latihan inti

1. Menjelaskan materi latihan

2. Naik turun kursi

Subjek melakukan latihan naik

turun kursi dengan cara menaiki

kursi kemudian turun ke lantai


IV
dan melakukannya lagi secara

terus menerus dengan intensitas 15 menit

latihan sedang

C. Penutup

1. Subjek diberi koreksi dan

motivasi

2. Doa, latihan selesai

Rabu, 24 April A. Pendahuluan 15 menit

2013 1. Peregangan statis

2. Lari dua keliling lapangan SMPN

2 Jatinunggal
49

3. Perenggangan dinamis

B. Latihan inti 60 menit

1. Menjelaskan materi latihan

2. Naik turun kursi

Subjek melakukan latihan naik

turun kursi dengan cara menaiki

kursi kemudian turun ke lantai

dan melakukannya lagi secara

terus menerus dengan intensitas


15 menit
latihan sedang

C. Penutup

1. Subjek diberi koreksi dan

motivasi

2. Doa, latihan selesai

Anda mungkin juga menyukai