Anda di halaman 1dari 63

Hubungan Konsep Diri Dan Empati Dengan Altruisme

Pada Relawan MDMC

SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana
Psikologi

Oleh :

Itriani
17000133302

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2020/2021
PENGESAHAN
Hubungan Konsep Diri Dan Empati Dengan Altruisme
Pada Relawan Mdmc

Disusun oleh :
Itriani
1700013302

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi


Universitas Ahmad Dahlan Dan Diterima Untuk Memenuhi Sebagian
Syarat Guna Memperoleh Gelarsarjana Psikologi

Pada Tanggal
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Itriani
NIM : 1700013302 Email : riyani.triya07@gmail.com
Fakultas : Psikologi Program Studi : Psikologi
Judul Tugas Akhir : Hubungan Konsep Diri Dan Empati Dengan
Altruisme Pada Relawan Mdmc
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Hasil karya yang saya serahkan ini adalah asli dan belum pernah
diajukan untuk mendapatkan gelar kesarjanaan baik di Universitas
Ahmad Dahlan maupun di institusi pendidikan lainnya.
2. Hasil karya ini bukan saduran/terjemahan melainkan merupakan
gagasan, rumusan, dan hasil pelaksanaan penelitian/implementasi
saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing
akademik dan narasumber penelitian.
3. Hasil karya saya ini merupakan hasil revisi terakhir setelah diujikan
yang telah diketahui dan disetujui oleh pembimbing.
4. Pada karya saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali yang digunakan sebagai
acuan dalam naskah dengan menyebut nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari
terbukti ada penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena karya saya ini, serta sanksi lain yang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Ahmad Dahlan.

Yogyakarta, 10 oktober 2021

Itriani
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Itriani
NIM : 1700013302
Fakultas : Psikologi
Email : riyani.triya07@gmail.com
Program Studi : Psikologi
Judul Tugas Akhir :Hubungan Konsep Diri dan Empati Terhadap
Relawan MDMC
Dengan ini saya menyerahkan hak sepenuhnya kepada Perpustakaan
Universitas Ahmad Dahlan untuk menyimpan, mengatur akses serta
melakukan pengelolaan terhadap karya saya ini dengan mengacu pada
ketentuan akses tugas akhir elektronik sebagai berikut :
Saya (mengizinkan/tidak Mengizinkan)* karya tersebut diunggah ke
dalam Repository Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 10 oktober 2021

Itriani

Mengetahui,
Pembimbing

Dr., Nina Zulida Situmorang, M.si.


PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Bismillaahirrohmanirrohim

Yang bertanda tangan dibwah ini:


Nama : Itriani
Nim : 1700013302
Fakultas : Psikologi
Menyatakan bahwasannya skripsi yang telah saya susun dengan
judul “Hubungan Antara Hardiness dan Dukungan Sosial Orang Tua
dengan Academic Stress Siswa-Siswi Pada Masa Pandemi Covid-19 di
SMK Negeri 1 Way Panji”, bahwasannya secara keseluruhan merupakan
penelitian yang telah saya lakukan kecuali bagian yang dirujuk sumbernya
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Jika suatu saat nanti terdapat pernyataan saya yang tidak benar,
maka saya sanggup menerima segala konsekuensi sesuai dengan
undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Yogyakarta, 10 oktober 2021

Itriani
NIM. 1700013302
MOTTO

Artinya :Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf


dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah,
hanyalah orang-orang yang kafir.” ( Q.S Yusuf Ayat-87)

Artinya :Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah


mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu
dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah.
Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman
kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (Q.s At-Talaq
Ayat 2-3)
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamiin, segala puji dan ucapan rasa syukur


saya panjatkan kepada Allah SWT atas Berbagai macam nikmat yang
telah di berikan kepada kita, terutama nikmat sehat dan umur yang
panjang sampai saat ini sehingga saya bisa menyelesaikan Tugas Akhir
skripsi ini dengan Lancar. Shalawat serta salam tak lupa saya haturkan
kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi contoh
tauladan bagi kita semua. Oleh karena itu Skripsi ini saya persembahkan
kepada Kedua orang tua saya tercinta, Adek adek saya sebagai motivasi
mereka kedepannya, untuk seseorang yang spesial, keluarga dan teman
teman saya yang selalu memberikan dukungan secara emosional, materi ,
waktu sehingga saya mash bisa bertahan hingga skripsi ini selesai.
UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, Alhamdulilahirobbil’alamin , segala puji saya panjatkan
kepada Allah SWT, yang telah mencurahkan Segala Nikmat dan
rahmatnya dengan tiada henti terutama nikmat sehat dan panjang umur,
sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas skripsi yang berjudul :
“hubungan konsep diri dan empati dengan altruisme pada relawan
MDMC” Penelitian ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat
mencapai gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Ahmad
Dahlan, Yogyakarta. Pada proses penyusunan skripsi ini hingga selesai ,
tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maumpun tidak secara langsung yang menyebabkan penulis termotivasi
tidak langsung yang memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
Oleh karena itu dengan kerendahan hati, maka penulis banyak
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. H. Muchlas, M.T selaku Rektor Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
2. Dra. Elli Nur Hayati, M.P.H., Ph.D., Psikolog selaku Dekan Fakultas
Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
3. Devi Damayanti, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku Ketua Program Studi
Fakultas Psikologi Univeritas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
4. Dr., Nina Zuida Situmorang, M.Psi. selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya untuk
membimbing, mendukung, dan mengarahkan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
5. Fuadah Fakhruddiana, S.psi, M.Psi. selaku dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing, mendukung, dan mengarahkan
penulis dari awal semester.
6. Seluruh staff Tata Usaha, Unit Urusan Skripsi, Laboratorium, BAA,
dan LPSI Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang telah
membantu penulis menyelesaikan urusan administrasi selama proses
penyusunan skripsi.
7. Kedua orang tua saya tercinta yaitu bapak Basyirudin M.pd dan Ibu
Laelatul Hamdi yang telah memberikan banyak sekali dukungan,
berupa materi dan juga memberikan motivasi, serta menjadi support
system yang paling berkontribusi bagi penulis.
8. Kedua Adek peulis yaitu Zulfiyani Atqiak dan Fatih karunia ilahi yang
selalu memberikan suport yang tiada henti bagi penulis
9. Kepada Rofi Syakur Mahmuddillah yang selalu membersamai dan
memberikan semangat dan motivasi ketika penulis merasa jenuh dan
ingin menyerah, serta menjadi support System.
10. Kepada teman-teman seperjuangan, Anisa, septri, Erna, Intan
Niken,Elisa yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk
penulis.
11. Serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
DAFTAR ISI

PENGESAHAN...................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT.......................................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES.............................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.............................................. iv

MOTTO.................................................................................................. v

PERSEMBAHAN................................................................................... vi

UCAPAN TERIMA KASIH..................................................................... vii

DAFTAR ISI........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL.................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xiv

ABSTRAK.............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................

A. Latar Belakang..............................................................................

B. Keaslian Penelitian........................................................................

C. Tujuan Penelitian..........................................................................

D. Manfaat Penelitian........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................

A. Altruisme.......................................................................................

1. Pengertian Altruisme...............................................................

2. Aspek-Aspek Altruisme............................................................

3. Faktor Yang Mempengaruhi Altruisme....................................

B. Konsep diri....................................................................................
1. Pengertian Konsep diri............................................................

2. Aspek-Aspek Konsep diri.........................................................

C. Empati...........................................................................................

1. Pengertian Empati...................................................................

2. Aspek-Aspek Empati...............................................................

D. Hubungan Antar Variabel..............................................................

1. Hubungan Altruisme dengan Altruisme ..................................

2. Hubungan Empati dengan Altruisme.......................................

3. Hubungan Altruisme dan Empati dengan Altruisme..............

4. Hipotesis .................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................

A. Identifikasi Variabel Penelitian......................................................

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian.......................................

C. Populasi dan Sampel....................................................................

D. Metode Pengumpulan Data..........................................................

E. Validitas dan Realiabilitas Alat Ukur.............................................

F. Metode Analisis Data....................................................................

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN....................................

A. Orientasi Kancah...........................................................................

B. Uji Coba Alat Ukur.........................................................................

1. Persiapan Uji Coba..................................................................

2. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur.............................................

3. Jumlah Subjek Uji Coba..........................................................


4. Prosedur Pelaksanaan Uji Coba.............................................

5. Hasil Uji Coba Alat Ukur..........................................................

C. Prosedur Pengumpulan Data........................................................

D. Hasil Analisis Data........................................................................

E. Pembahasan.................................................................................

BAB V PENUTUP..................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................

B. Saran ............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

LAMPIRAN.............................................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Populasi Penelitian...................................................................

Tabel 2 Kategori Alternatif Pilihan Jawaban..........................................

Tabel 3 Sebaran Aitem Altruisme .........................................................

Tabel 4 Sebaran Aitem Konsep diri .....................................................

Tabel 5 Sebaran Aitem Empati .............................................................


DAFTAR LAMPIRAN
Hubungan Antara Konsep Diri dan Empati terhadap Altruisme
pada Relawan MDMC

ABSTRAK

(belum dikarenakan belum ada pembahasn dan hasil)


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan

orang lain. sehingga, manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa adanya

orang lain di kehidupannya atau di lingkungannya. Dalam proses

kehidupan manusia akan selalu membutuhkan orang lain, mulai dari orang

yang ada di lingkungan terdekatnya seperti keluarga, tetangga, hingga ke

orang yang tidak dikenal sama sekali.

Menurut Aristoteles (384-322 SM) manusia itu adalah “zoon

politicon” yang memiliki arti bahwa satu individu dengan individu yang lain

saling membutuhkan sehingga hubungan tersebut tidak bisa di pisahkan

satu dengan yang lain. Kita tahu bahwa manusia satu dengan yang lain

pasti memiliki ketergantungan dalam berbagai aspek sehingga perilaku

tolong menolong sangat di butuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Seperti yang kita ketahui akhir akhir ini bencana kerap kali terjadi di

indonesia di berbagai penjuru pulau. seperti gempa bumi, badai, banjir

bandang, corana virus, dan banyak kejadian lainnya yang menimbulkan

kerugian besar baik secara material maupun secara psikologis, selain itu

juga menimbulkan banyak korban jiwa terutama pada bencana yang saat

ini masih sangat menghawatirkan masyarakat dan pemerintah yang tak

lain adalah covid 19.


Media Indonesia (2021), Badan Nasional Penanggulangan

bencana mencatat bahwasanya sejak awal Januari hingga Akhir Agustus

2021 terdapat 1.805 kejadian bencana. Adapun selama di periode ini

bencana hidrometeorologi basah yang sering terjadi diantaranya banjir

sebanyak 733 kejadian, cuaca ekstrem 475, tanah longsor 342, karhutla

205, gempa bumi 23, gelombang pasang dan abrasi sejumlah 25 serta

kekeringan sejumlah 5. Sedangkan dampak yang di sebabkan oleh

bencana tersebut di catat oleh BPN dengan dan memperoleh data korban

meninggal dunia sejumlah 508 jiwa, hilang 69 jiwa, lu-luka 12.881 jiwa dan

pengungsi sejumlah 5,8 juta jiwa.

Terdapat banyak bencana yang sudah terjadi sejak awal januari

tahun 2021. Pemerintah sudah melakukan berbagai macam upaya dalam

menangani kasus-kasus bencana alam yang terjadi diindonesia salah

satunya dengan memberikan bantuan tenaga medis, sembako, tenaga

kerja dan lain lainnya. Tetapi selain upaya pemerintah, masyarakat juga

ikut andil dalam membantu korban bencana yang berada dalam sebuah

lembaga yang di sebut dengan Muhammadiyah Disaster Management

Center atau MDMC.

Muhammadiyah Disaster Management Center ini merupakan

sebuah lembaga penanggulangan bencana milik muhammaddiyah yang di

rintis pada pada tahun 2007 dan kemudian dikukuhkan pada tahun 2010

ketika muktamar muhammadiyah di Yogyakarta, yang bertugas

mengkoordinasikan sumber daya muhammadiyah dalam kegiatan


penanggulangan bencana. Lembaga ini sudah di verifikasi secara

internasional oleh WHO (World Health Organization). Selain itu MDMC

juga memiliki Emergency Medical Team (EMT) yang sudah sesuai

dengan standar WHO.

Lembaga ini merupakan relawan yang memberikan pertolongan

kepada masyarakat tanpa megharapkan timbal balik atau imbalan berupa

apapun. Selain itu MDMC sudah berkembang pesat di berbagai pulau di

indonesia salah satunya yaitu Di Nusa Tenggara Barat Tepatnya di Pulau

Lombok. Pada kejadian gempa bumi yang terjadi di pulau lombok pada

tahun 2017 memberikan dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat

setempat, banyak merenggut korban jiwa dan sebagian luka-luka selain

itu juga menyebebabkan hilangnya banyak sumber daya. Pada saat itu

MDMC yang ada di pulau lombok ikut andil untuk melakukan evakuasi dan

bantuan sembako.

Pada penelitian kali ini, penulis memfokuskan kepada relawan

MDMC yang ada Pulau Lombok. Berdasarkan hasil dari wawancara yang

sudah dilakukan penulis terhadap beberpa relawan MDMC, di temukan

bahwasanya Anggota MDMC di NTB mencapi 100 lebih relawan yang

aktif termasuk dengan pengurus. Relawan MDMC di pulau lombok selalu

siap siaga ketika terjadi bencana baik berupa bencana besar ataupun

bencana kecil. Lembaga MDMC ini memberikan pertolongan dengan

tidak mengharapkan Imbalan/ timbal balik berupa apapun. perilaku ini di

sebut juga sebagai altruisme. Altruisme merupakah sebuah motif yang


memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain tanpa

disadari demi kepentingan orang lain ( David, 2012).

Myers (2012) mendefiniskan Altruisme adalah motif yang dimiliki

individu yang bertujuan untuk mensejahterakan orang lain tnpa di sadari

untuk kepentingan seseorang. Sehingga Altruisme yang dimiliki relawan

dapat menjadi pilar penyangga tegaknya mentalitas para korban bencana

karena adanya dukungan untuk saling memberikan pertolongan kepada

orang-orang yang sangat membutuhkan. Akan tetapi dalam kenyataannya

menunjukkan bahwa ada beberapa relawan yang berperilaku sebaliknya.

Seperti acuh terhadap korban, dan tidak memiliki rasa kepedulian.

Individu yang mempunyai sifat Altruisme ini selalu berusaha

untuk mempertimbangkan kesejahteraan dan hak dari orang lain, ia

selalu berusaha agar orang lain tidak berada dalam kesulitan. Individu

yang memiliki sifat Altruisme ini sangat peduli terhadap orang lain

mempunyai sifat membantu yang sangat tinggi meskipun tidak ada

keuntungan atau balasan yang di dapatkan sebagai timbal balik dari

perbuatan menolong yang di berikan kepada individu lain.

Pada tanggal 2021, peneliti melakukan wawancara secara online

kepada Sekretaris dan 4 orang anggota MDMC. Adapun hasil

wawancarana sebagai berikut : sekretaris MDMC mengatakan bahwa

Sistem kerja MDMC di pulau lombok yaitu One Muhammadiyah One

Response ( omor ) yang memiliki arti kerja sama dan kerja bersama dalam

hal kemanusiaan bersama lembaga-lembaga Muhammadiyah Lainnya.


Mereka memberikan pertolongan dari hati mereka, tampa perintah dari

atasan.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi altruisme salah

satunya yaitu konsep diri dan empati. Konsep diri merupakan sebuah

perasaan yang di miliki oleh individu atau seseorang tentang diri pribadi

bahwasanya memiliki pribadi yang utuh dan karakteristik yang unik

sehingga individu bisa dikenali karena ciri khas yang dimiliki (Luka

ningsing 2010, Hal.13). untuk meningkatkan konsep diri seseorang faktor

yang terpenting adalah endosentris atau faktor dalam diri individu atau

seseorang. Sedangkan salah satu bentuk dari konsep diri (Self-Consept)

adalah self-expectation yaitu harapan. Harapan ini muncul akibat dari

komponen yang terdapat dalam konsep diri (Self- Consept) yang bisa

dipahami secara baik.

Syam (2012, h.56) menjelaskan bahwa konsep diri terbentuk dari

proses pembelajaran yang dilakukan selama hidup seseorang sampai ia

dewasa. Sehingga pola asuh, lingkungan juga sangat mempengaruhi

konsep diri individu. Pembelajarn dari lingkungan inilah yang akan menjadi

sebuah acuan yang diserap sejak ia kecil dan bagaimana ia akan menilai

siapa dirinya sendiri.

Apabila konsep diri dikaitkan dengan Altruisme didapatlkan dari

pengalaman seorang individu dengan dunia sosialnya, sifat ini

membutuhkan pembelajaran, sehingga perilaku Altruisme pada setiap

individu menjadi berbeda beda. Tergantung dari konsep diri yang di


tumbuhkan pada individu atau seseorang sejak awal individu dilahirkan ke

dunia ini.

Selain faktor dari konsep diri faktor yang lain yaitu empati. Empati

berasal dari kata einfulung yang di gunakan oleh para psikolog dari jerman

yang memiliki makna merasakan kedalam. Empati berasal dari kata

yunani phatos yang memiliki arti perasaan yang kuat mendalam hingga

mendekati penderitaan, sehingga empati mengarah kepada keadaan

dimana seseorang mengidentifikasi kepribadian orang lain secara

mendalam sehingga seseorang yang berada dalam kondisi berempati

akan kehilangan atau melupakan dirinya sendiri (Emi Indriasari, 2016).

Byrne & Baron (dalam Alan Auliyah dan Elia flurentin , 2016 ) menyatakan

bahwa empati adalah kemampuan seseorang atau individu untuk dapat

merasakan pengalaman atau perasan dari orang lain. Oleh karena itu

seseorang yang memiliki sikap empati seseorang dapat berbagi perasan

dengan orang lain dalm keadaan suka ataupun duka.

Relawan yang mempunyai empati yang tinggi , akan langsung

memberikan membantu dengan cara mendistribusikan bantuan berupa

pakaian, makanan, minuman dan barang-barang yang dibutuhkan oleh

pengungsi, selain itu para relawan juga membantu dalam hal ketenaga

kerjaan. tidak hanya itu relawan juga ikut menghibur pengungsi yang

bersedih sehingga dapat mengurangi kesedihannya, relawan melakukan

hal tersebut dikarenakan relawan merasakan yang dirasakan oleh

pengungsi.
Empati adalah perasaan simpati dan perhatian terhadap orang lain,

khususnya untuk berbagi pengalaman atau secara tidak langsung

merasakan penderitaan orang lain. Dengan mempunyai sikap empati

terhadap korban, membuat relawan dapat merasakan hal yang sama

dengan yang dialami oleh korban bencana, sehingga relawan lebih cepat

tanggap dan akan membantu korban bencana alam.

Tolong menolong merupakan kebiasaan mulia yang harus kita

bangun sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama manusia. Sejumlah

ayat dalam alquran juga mengisyarakat supaya kita menjadikan sikap

saling tolong menolong ini sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Seperti dalam (Q.S Al-Maidah: 2). Yang artinya “Dan tolong-menolonglah

kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-

menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada

Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.” Dalam ayat al-

qur’an diatas menyuruh kita untuk saling tolong menolong . karna

merupakan perbuatan yang sangat mulai, tetapi disini tolong menolong

dalam kegiatan yang postifi bukan dalam kegiatan yang negatif. Selain

ayat al-qur’an tentang tolong menolong ada hadist Terkait sikap empati.

Rasulullah saw. Saling mengkokohkan disini bisa berarti saling

menguatkan, saling tolong menolong dan saling peduli. Ketika ada

saudara yang sedang sakit, maka kita juga ikut merasakan sakit yang

mengajak kita untuk menjenguknya. Begitu juga ketika ada saudara-

saudara kita di daerah lain terkena bencana, kita merasa ikut terkena juga
sehingga tergerak untuk mengulurkan bantuan.   Allah Swt. menyuruh

umat manusia untuk berempati terhadap sesamanya. Peduli dan

membantu antar sesama yang membutuhkan.

Adapun tentang konsep diri , dalam al-qur’an surah Ar-rum ; 8 yang

artinya “dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri

mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada

diantara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang

ditentukan” Ayat diatas memiliki makna bahwa allah menciptakan seluruh

ciptaannya dengan tujuan yang benar dan waktu yang telah ditentukan

yang menurut ibnu katsir adalah hari kiamat. Berdasarkan ini manusia

seharusnya memikirkan dan merenungkan penciptaan diri mereka sendiri.

Sehingga dapat mengetahui siapa dirinya. Dan apa yang harus ia perbuat

semasa hidupnya karena seluruh hidup akan kembali pada sang pencipta.

Adapun alasan peneliti mengangkat tema “hubungan konsep diri

dan empati terhadap Altruisme pada relawan MDMC” untuk mengetahui

apakah para relawan MDMC memiliki konsep diri yang postif dan memiliki

empati sehingga , bersuka rela untuk menjadi relawan untuk membantu

orang lain tanpa mengharapkan imbalan dari orang yang sudah di bantu.

Seperti yang kita ketahui bahwasanya pada tahun ini banyak sekali

bencana yang terjadi , mulai dari adanya virus covid 19 yang sangat

mengancam seluruh penjuru dunia, adanya demo besar besaran oleh

pelajar dan mahasiswa tentang omnibus law yang menimbulkan banyak

sekali korban, yang membutuhkan pertolongan. Selain itu peneliti ingin


tahu bagaiman pembentukan konsep diri yang positif dan empati dalam

diri para relawan MDMC sehingga membentuk peribadi yang suka

menolong orang lain tanpa mengharapkan balasan berupa barang atau

uang.

B. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai HubunganKonsep diri dan Empati terhadap

Altruisme ini sudah di teliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, tetapi

belum menyebutkan secara pasti tentang hubungan terhadap Relawan

MDC. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai

kesamaan dengan penelitian ini diantaranya adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rani, Dinda & Aulya ( 2019 ) yang

berjudul “Empati terhadap Perilaku Altruisme Pada Guru Anak

Berkebutuhan Khusus” persamaan dengan penelitian ini adalah

terdapat pada variabel bebas yaitu empati dan variabel tergantung

yaitu Altruisme . sedangkan perbedaannya yaitu terdapat pada

penggunaan variabel dimana pada penelitian ini menggunakan 2

variabel bebas yaitu Konsep diri dan Empati. Selain itu pada

penelitian terdahulu subjeknya adalah Guru anak berkebutuhan

Khusush, sedangkan dalam penelitian ini subjeknya adalah Relawan

MDMC.

2. Penelitian yang di lakukan oleh Pamungkas & Muslikah (2019) yang

berjudul “Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dan Empati dengan


Altruisme Pada Sisa kelas XI Mipa SMAN 3 Demak”. Persamaan

dengan penelitian ini adalah pada variabel memiliki 2 variabel bebas

dan 1 tergantung. Variabel bebas yaitu Empati dan variabel

tergantung yaitu Altruisme. sedangkan perbedaannya memiliki

variabel bebas pertama yang berbeda . pada penelitian terdahulu

yaitu kecerdasan emosi sedangkan pada penlitian ini adalah konsep

diri. Selain itu pada penelitian ini menggunakan subjek relawan

Mdmc sedangkan pada penelitian terdahulu menggunakan subjek

Siswa kelas Xi Mipa SMAN 3 Demak.

3. Penelitian oleh Alif Zulfikar Adi Rizky (2018) yang berjudul

“Hubungan antara Empati dengan perilaku Altruisme pada

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945

Surabaya”. Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel

bebas yaitu empati dan variabel tergantung yaitu Altruisme.

sedangkan perbedaannya adalah, pada penelitian sebelumnya

menggunakan 1 variabel yaitu empati saja sedangkan pada

penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu empati dan konsep diri.

4. Penelitian yang dilakukan oleh vina (2017) yang berjudul “Hubungan

antara Konsep diri dan perilaku prososial pada cleaning service

Universitas Katolik Soegijapranata Semarang”. Persamaan dengan

penelitian ini adalah pada variabel bebas yaitu konsep diri dan.

sedangkan perbedaannya adalah penelitian terdahulu

menggunakan 1 variabel sedangkan penelitian ini menggunakan 2


variabel, penelitian terdahulu variabel tergantung adalah prososial

sedangkan variabel penelitian ini menggunakan vaiabel tergantung

altruisme. selain itu subjek yang di gunakan pada penelitian

terdahulu dan penelitian ini berbeda.

5. Penelitian Intan Aprilia Mayasari ( 2015 ) yang berjudul “Hubungan

Kosep Diri dengan Perilaku Prososial pada Remaja di Panti Asuhan

Kedungwuni Kabupaten Pekalongan”. Persamaan dengan penelitian

ini adalah pada variabel bebas yaitu konsep diri. sedangkan

perbedannya yaitu penelitian terdahulu menggunakan 1 variabel

bebas, sedangkan penelitian ini menggunanakan 2 variabel bebas.

Selain itu penelitian terdahulu menggunakan variabel tergantung

prososial sedangkan penelitian ini menggunakan variabel

tergantung altruisme.

Berdasarkan penjabaran dari penelitian penelitian terdahulu

dapat di simpulkan bahwa penelitian ini menggunakan 2 variabel

bebas yaitu konsep diri dan empati , dan variabel tergantung yaitu

Altruisme. dan menggunakan subjek yaitu MDMC atau

Muhammadiyah Disaster Management Center. Jika dilihat dengan

penelitian sebelumnya , belum ada penelitian yang menjelaskan

tentang hubungan atara Konsep Diri dan Empati terhadap Perilaku

Altryisme pada Relawan MDMC. sehingga peneliti menetapkan

untuk membuktikan adanya hubungan diantara 2 variabel bebas dan

tergantung yang sudah di tetapkan.


C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini di bagi menjadi dua tujuan, yaitu tujuan

Makro dan tujuan Mikro diantaranya :

1. Tujuan Makro

a. Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan empati

terhadap perilaku Alturisme Relawan MDMC

2. Tujuan Mikro

a. Untuk mengetahui hubungan konsep diri terhadap perilaku

Alturisme relawan MDMC.

b. Untuk mengetahui hubungan empati terhadap perilaku

Alturisme relawan MDMC

c. Untuk mengetahui pentingnya perilaku Alturisme di masyarakat

d. Untuk mengetahui bagaimana pembentukan perilaku Alturisme

pada relawan MDMC


D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. hasil dari penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan

pengetahuan dalam bidang psikologi sosial yang berkaitan

dengan Alturisme

b. penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

sebagai referensi atau sumber untuk penelitian selanjutnya,

khususnya untuk penelitian Empati, Konsep diri dan Altruise.

2. Manfaat Praktis

Bagi ilmu pengetahuan, manfaat dari penelitian ini dapat digunakan

sebagai :

a. Bagi Relawan

Penelitian ini di harapkan mampu menambah wawasan kepada

para relawan tentang pentingnya memiliki sifat altrusime sehingga

dapat di terapkan di kehidupan bermasyarakat.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini sangat penting bagi peneliti guna meningkatkan

wawasan yang luas tentang penting nya konsep diri dan empati

sebagai pembentuk perilaku Alturisme. Sehingga jika nanti sudah

terjun ke lapangan atau dunia kerja, sudah paham tentang


perilaku Alturisme dan diharapkan bisa diterapkan ke masyarakat

yang membutuhkan.

c. Bagi masyarakat umum

Penelitian ini sangat penting juga untuk masyarakat umum, guna

menambah wawasan , dan bisa sebagai pembelajaran tentang

pentingnya prilaku Alturisme dan diharapkan bisa di terapkan ,

tidak harus menjadi relawan bencana , tetapi bisa di terapkan

untuk kehidupan sehari hari dan kebermasyarakatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Altruisme

1. Pengertian Alturisme

Menurut Myers (2012) Altruisme adalah motif yang dimiliki

individu dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain

yang dilakukan tanpa sadar demi kepentingan seseorang. Altruisme

adalah sebuah tindakan yang individual-singular, tetapi dapat di

rasakan dalam kebersamaan tanpa harus menghilangkan singularitas

itu (Robert, 2013:16). Altruisme berasal dari kata alteri yang memiliki

“orang lain” dimana manusia memiliki sebuah tanggung jawab moral

untuk memberikan pelayanan terhadap manusia lainnya secara utuh,

sehingga altruisme itu dapat diartikan sebagi bentuk perhatian dengan

tidak mementingkan kepentingan pribadi untuk kepentingan orang lain.

Comte (dalam arifin, 2015). Altruisme adalah sebuah respon atau

perlakuan yang akan menimbulkan positive feeling seperti empati.

Baston (dalam Arifin, 2015). Sehingga seseorang yang altruis akan

mememiliki motivasi yang Altruistik dimana diartikan sebagai keingin

untuk selalu menolong orang lain yang membutuhkan bantuan. Motivasi

yang Altruistik ini muncul akibat dari dorongaan dalam diri individu yang

menimbulkan Positive Feeling sehingga selalu ingin menolong orang

lain. Taufik (2017) mengatakan bahwa Altruisme itu adalah suatu

tindakan menolong seseorang dengan tidak mengharapkan imbalan


apapun dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan orang yang

ditolong.

Berdasarkan penjabaran dari beberapa definisi dari altruisme,

dapat di simpulkan bahwa altruisme adalah sebuah motif yang di miliki

oleh individu yang menimbulkan sebuah perilaku menolong kepada

orang lain yang membutuhkan dengan tidak mengharapkan sebuah

imbalan dalam bentuk apapun ,dan bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan orang lain.

2. Aspek-aspek Altruisme

Aspek aspek altruisme menurut Myers (2017) terbagi menjadi 3

aspek antara lain :

a. Memberi perhatian terhadap orang lain

Individu akan membantu orang lain karena adanya

perasaan kasih sayang , rasa mengabdi dan tidak mengharapkan

balasan atau imbalan yang berupa apapun. Seseorang yang

memiliki altruisme dalam dirinya akan selalu memberi perhatian

terhadap individ lain yang berada dalam kondisi yang tidak baik ,

dan tidak mengharpakan imbalan apapun.

b. Membantu orang lain

Individu yang memiliki sifat altruisme ini akan selalu

membantu orang lain dengan disadari oleh keinginan yang tulus

dan hati yang lapang tanpa adanya pengaruh dari lain, dalam artian

tidak peduli apakah individu dekat dengan orang yang dibantu jika
seseorang membutuhkan bantuan maka akan langsung di beri

bantuan tanpa pandang bulu.

c. Mengutamakan kepentingan orang lain

Individu yang memiliki sifat altruisme ini selalu

mengenyampingkan urasan pribadi dan mendahulukan

kepentingan orang lain, sehingga orang yang altruis memiliki

egosentris yang rendah.

(kurang 1 aspek)

Berdasarkan aspek-aspek yang sudah di jelaskan diatas, penelitian

ini menggunakan aspek menurut Myers (2012) yang terdiri dari

memberi perhatian kepada orang lain, membantu orang lain, dan

mengutamakan kepentingan orang lain.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Altruisme

Menurut Myers (2012) Faktor-faktor yang mempengaruhi Altruisme

antara lain :

a. Faktor internal

Faktor yang pertama yang mempengaruhi Altrisme adalah

faktor internal . terdiri dari suasana hati, mood individu, pencapaian

Reward, Empati yang ada dalam diri individu,

b. Faktor eksternal

Faktor yang kedua yang mempengaruhi Altruisme yaitu faktor

eksternal . terdiri dari jenis kelamin, kesamaan karakteristik

individu, kedekatan hubungan, daya tarik antara individu yang


menolong dan di tolong, jumlah dari pengamatan yang lain,

tekanan waktu, kondisi lingkungan serta antribusi

c. Faktor personal

Faktor yang ke tiga yang mempengaruhi Altruisme adalah personal

yaitu, mempertimbangkan karakter atau sifat asli dari individu

yang menolong , hal ini mencakup sifat-sifat kepribadian, jenis

kelamin, dan religiusitas si penolong ( keprcayaan atau keyakinan

dari si penolongn).

Berdasarkan Uraian Faktor-faktor diatas yang dapat mepengaruhi

Altruisme yaitu diantaranya : pada faktor internal seperti suasana hati,

empati individu, mood individu. Sedangkan pada faktor eksternal seperti

jenis kelamin, kesamaan karakteristik individu, kedekatan hubungan, daya

tarik antara si penolong dan korban, jumlah pengamatan lain, tekanan

waktu, kondisi dari lingkungan serta antribusi. Sedangkan faktor personal

seperti , pertimbangan karakter si penolong.

B. Konsep diri

1. Pengertian Konsep Diri

Berzonsky (dalam Fatiah, 2012) menjelaskan bahwa Konsep diri

adalah gambaran dari diri individu baik persepsi terhadap diri sendiri

maupun penilaian dari harapannya yang merupakan gabungan dari

aspek-aspek fisik, psikis, sosial dan moral. Syam (2014) mengatakan

bahwa konsep diri adalah suatu gambaran atau perasaan individu

mengenai dirinya sendiri yang meliputi fisik, sifat, sikap, cita cita dan
juga apa yang diinginkannya. Konsep diri adalah suatu gambaran

tentang seseorang atau diri individu yang terbentuk dari lingkungan

atau interaksi sosial dengan orang lain Agustiani (dalam Prabadewi dan

widiasavitri 2014). Konsep diri adalah pandangan individu terhadap

dirinya sendiri, secara menyeluruh atau utuh yang terdiri dari pikiran

tentang dirinya sendiri, pemikiran dari orang lain tentang diri individu

dan juga prestasi yang sudah di peroleh atau didapatkan Burn (dalam

Ghufron dan Risnawita, 2010). Myers (2012) mengatakan bahwa

konsep diri adalah perasaan individu untuk mengatur dirinya sendiri

tentang apa yang harus dilakukan. Konsep diri merupakan perasaan

individu atau seseorang tentang diri pribadi sebagai individu yang utuh

dengan karakteristik yang unik sehingga idividu akan mudah untuk di

kenali sebagai sosok yang memiliki ciri khas yang tersendiri

(Lukaningsih 2010, h13). Worchel (dalam syam, 2014, h.55)

menjelaskan bahwa konsep diri adalah suatu hal yang diyakini oleh

seseorang terkait dengan karakter-karakter, ciri-ciri yang ada dalam

dirinya. Hurlock (2011: 13) Mendefinisikan bahwa konsep diri adalah

gambaran individu mengenai dirinya sendiri yang merupakan

penggabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional

aspiratif, dan prestasi yang sudah mereka capai. Afif (2015 :129)

mendefinisikan konsep diri sebagai bentuk dari gambaran diri individu

yang tersusun atas identitas sosialnya, identitas personal dimana dalam

kemunculannya brgantian atau bisa secara bersamaan.


Berdasarkan dari beberpa definisi yang sudah di paparkan, dapat

kita simpulkan bahwa Konsep diri adalah gambaran diri individu secara

menyeluruh yang meliputi pendapatnya terhadap diri sendiri, dan hasil

dari penilaian berupa fisik, psikologis, moral dan sosial.

2. Aspek-aspek Konsep Diri

Aspek-aspek konsep diri menurut Berzonsky (dalam Nurhaini

2018:215) antara lain :

a. Aspek fisik (physical self)

Merupakan penilain dari individu terhadap segala sesuatu yang

ia miliki. Seperti warna kulit, tinggi badan, berat badan, wajah yang

cantik, wajah yang tampan, kondisi tubuh yang normal ataupun

yang tidak normal.

b. Aspek sosial (social self)

Merupakan perananan sosial yang di lakukan atau yang di

alami oleh individu dan seberapa jauh penilaian terhadap

kinerjanya. Sebagi contoh seperti orang tua, teman dekat,

lingkungan rumah, dan lingkungan sosialnya.

c. Aspek moral (moral self)

Merupakan nilai-nilai etika atau perilaku dan prinsip-prinsip

yang memiliki arti dan tujuan bagi kehidupan seseorang.

d. Aspek psikis (psychological self)

Merupaka pikiran, perasaan dan sikap seseorang terhadap diri

pribadi.
Calhoun & Acocella (dalam Ghufron dan Risnawita, 2010, h.17)

mengatakan bahwa konsep diri memiliki tiga dimensi atau aspek,

antara lain :

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan segala hal yang diketahui oleh individu

artinya, individu tersebut mengetahui tentang dirinya sendiri, seperti

siapa dirinya, kekurangan dan kelebihan fisiknya, umur,jenis

kelamin, suku bangsa, pekerjaan, serta agama dan lainlain.

b. Harapan

Harapan berkaitan dengan apa yang di inginkan oleh

individu ,mengenai diri idealnya sesuai dengan apa yang diinginkan

oleh individu tersebut.

c. Penilaian

Bagaimana individu memberikan penilaian terhadap dirinya sendiri ,

seperti “siapa saya ?” , dan lain sebagainya, hasilnya nanti di sebut

juga sebagai Harga diri.

Berdasarkan beberapa penjabaran teori tentang aspek-aspeke dari

konsep diri diatas penulis menggunakan aspek-aspek dari Berzonsky

((dalam Nurhaini 2018:215) yaitu Aspek fisik (physical self), aspek sosial

(social self), Aspek moral (moral self) karena sangat sesuai dengan tema

dari penelitian ini sehingga penulis menggunakan teori dari Berzonsky.


3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Herawati (2017)

a. Jenis kelamin

Stereotif sosial yang telah muncul di masyarakat memberikan

kontribusi yang penting dalam menentukan peranan atau

bagaimana seorang laki-laki dan perempuan bertindak dan

berperasaan.

b. Harapan-harapan

Stereotif sosial memiliki peranan yang sangat penting sebagai

penentu bagi harapan-harapan yang di miliki oleh seorang individu

terhadap diri sendiri yang mana, harapan yang di miliki oleh diri

sendiri itu merupakan pencerminan dari harapan-harapan orang lain

terhadap dirinya.

c. Suku bangsa

Dala kondisi masyarakat yang heterogen, terdapat banyak

kelompok masyarakat. Kelompok masyarak ini ada yang merupakan

mayoritas dan ada juga yang minoritas. Apabila kelompok minorotas

ini tidak menunjukkan kelebihannya kepada kelompok mayoritas

maka kelompok minoritas ini cenderung memunculkan konsep diri

yang negatif.
d. Nama dan Pakaian

Nama dan pakain juga bisa sebai faktor terbentuknya konsep diri

seseorang, seperti bagaimana cara seorang inividu berpakain akan

memperkembangkan konsep dirinya.

e. Tingkat pendidikan dan pekerjaan

Individu yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi dan berasal

dari lembaga yang terpandang akan cenderung mengembangkan

konsep diri yang positif.

Faktor-faktor konsep diri menurut Syam (2012:59) antara lain :

a. Pola asuh Orang Tua

Sikaf positif yang di tunjukkan orang tua dikeseharian ataupun tidak

sengaja akan terbaca oleh anak. Akan menumbuhkan konsep diri

yang positif serta memunculkan sikap yang menghargai diri sendiri.

Sedangkan sikap negatif yang di tunjukkan orang tua akan

menimbulkan pertanyaan bagi Anak , sehingga memuncul asumsi

bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi, untuk di hargai

dan disayangi dan semua itu akibat dari kekurangan yang ia miliki

sehingga orang tua diak menjadi sayang.

b. Kegagalan

Kegagalan terus menerus yang dialami olehIndividu akan memicu

munculnya pertanyaan terhadap dirinya sendiri. Dan muncullah

asumsi bahwa penyebab dari kegagalan itu adalah kelemahan dari


diri sendiri sehingga kegagaln membuat seseorang akan merasa

bahwa dirinya tidak berguna.

c. Depresi

Orang yang berada dalam fase depresi cenderung memiliki fikiran

yang negatif dalam merespond atau memandang segala sesuatu,

termasuk dengan memandang dirinya sendiri. Segala sesuatu

yang merupakan stimulus netral akan dimaknai secara negatif.

Individu yang berada pada fase depresi ini akan menjadi

supersensitif dan cenderung mudah tersinggung serta terpengaruh

dengan ucapan orang lain.

d. Kritik Internal

Kritik internal maksudnya adalah kritik terhadap diri sendiri. Hal ini

sering kali sebagai pemicu dalam bertindak dan berperilaku agar

keberadaan nya di terima di kalangan masyarakat atau lingkungan

sosialnya agar bisa beradaptasi dengan baik.

Dari uraian fktor-faktor Konsep diri menurut ahli diatas dapat di

simpulkan bahwa konsep diri di pengaruhi oleh : jenis kelamin, harapan-

harapan masyarakat tentang dirinya, suku bangsa mayoritas dan

minoritas, nama dan pakaian yang digunakan, tingkat dari pendidikan

individu, pola asuh dari orang tua, kegagalan yang dialami oleh individu,

Depresi yang dialami oleh individu, dan kritik internal yang dilakukan oleh

individu terhadap dirinya.


C. Empati

1. Pengertian Empati

Menurut Mark Davis, (Dalam Taufik,2012) Empati merupakan

seperangkat konstruk yang bersangkutan dengan bagaimana individu

bisa merasakan merespon, pengalaman dan perasaan dari orang lain

merasa simpati dan berusaha untuk menyelesaikan masalahnya dan

juga mengambil persfektif orang lain. Menurut Emi Indriasari (2016)

Empati berasal dari kata Yunani phatos, yang memiliki makna perasan

yang sangat mendalam hingga mendekati penderitaan. Sehingga

Empati mengacu kepada keaadan mengapati kepribadian atau kondisi

seseorang secara mendalam sehingga seseorang yang berada dalam

kondisi Empati sesat kehilangan atau melupakan dirinya sendiri.

Empati adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk bisa

merasakan pengalaman atau perasan yang dimiliki oleh orang lain

Byrne & Baron (dalam Alan Auliyah &Elia Flurentin, 2016). Menurut

Nugroho et al, (2016) Empati diartikan sebagai kemampuan seseorang

atau individu dalam merasakan atau membayangkan perasaan emosi

yang di rasakan oleh orang lain. Menurut Zuchdi, (dalam fadilah ,2015)

Empati berbeda dengan Simpati.Simpati merupakan sebuah bentuk

yang mengarah kepada persetujuan, sedangkan Empati tidak

mengarah kepada persetujuan tetapi memahami sepenuhnya secara

mendalam terhadap orang lain, baik secara intelektual atau secara

emosional. Menurut Hogan (dalam Howe,2015) mendefinisikan empati


sebagai pemahaman yang bersifat intelektual atau imajinatif tentang

situasi atau keaadaan pikiran orang lain. Empati adalah suatu aktivitas

untuk memahami apa yang sedang di rasakan atau difikirkan oleh

orang lain serta apa yang sedang dirasakan atau difikirkan orang lain

(observer, perceiver) terhadap kondisi seseorang, tanpa kehilangan

kontrol dirinya Taufik, (dalam Untari, 2014).

Berdasarkan Pengertian-pengertian Empati menurut beberapa

Ahli yang sudah di jabarkan di atas maka kita dapat menarik

kesimpulan bahwasanya Empati merupakan kemampuan yang di miliki

oleh Individu untuk bisa membayangkan perasaan orang lain, dan bisa

merasakan bagaimana perasaan emosional orang lain dan juga ingin

membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah atau penderitaan

yang dialaminya.

2. Aspek-aspek Empati

Aspek-aspek Empati menurut Mark Davis (dalam Taufik, 2012) antara

lain :

a. Perspective Taking

Perspective Taking ini merupakan kecendrungan individu untuk

mengetahui atau memahami pandangan tentang kehidupan sehari-

hari dari sudut pandang orang lain. Aspek ini merupakan

kecendrungan individu untuk mengambil Pandangan-Pandangan

psikologi orang lain terhadapan Kehidupan sehari-hari.


b. Fantasy

Fantasy merupakan kemampuan individu untuk mengubah dirinya

secara Imajinatif kedalam perasaan dan tindakan tindakan dari

karkter-karakter yang di lihat dalam buku-buku, telivisi, maupun

dalam permainan. Sering kali Empati di temukan apabila individu

melihat suatu kejadian yang sesuai dengan fantasy individu.

c. Emphatic Concern

Merupakan perasan Empati yang memiliki orientasi pada orang lain

serta perhatian terhadap kemalangan yang di alami oleh orang lain.

Aspek ini cerminan dari perasaan yang memiliki kaitan dengan

kepekaan dan juga kehangatan terhadap orang lain. Perhatian yang

muncul ini juga mencerminkan seberapa besar tingkat kematanan

emosi dan juga empati pada individu. Seseorang yang memilki tingat

kematangan emosi yang tinggi makan lebih besar dalam

mengendalikan empati yang dimiliki.

d. Personal Distress

Merupakan Reaksi dari emosional tertentu dimana, individu merasa

sangat tidak nyaman dengan apa yang dirasakan sendiri ketika

melihat seseorang dalam kondisi emosional yang buruk.

Berdasarkan Aspek-aspek Empati menurut Mark Davis (dalam

Taufik, 2012) dalam di simpulkan bahwa Aspek-Aspek empati antara lain :

yaitu Perspective Taking , Fantasy, Emphatic Concern, Personal Distress.


3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Empati

Menurut Hoffan dalam Solekhah (2018), faktor yang mempengaruhi

seseorang dalam menerima dan memberi empati adalah sebagai

berikut:

a. Sosialisasi

Untuk membentuk sebuah perilaku dapat dilakukan dengan cara

memberikan suatu informasi tentang pentingnya dari perilaku itu.

Untuk memberikan sosialiasi harus melihat sasaran dari sosialisasi

tersebut. Contohnya jika memberikan sosialisasi kepada anak-anak

maka melalui permainan-permainan yang bisa membentuk

emosional, yang membantu untuk lebih berpikir dan memberi

perhatian terhadap orang lain, serta lebih terbuka terhadap orang lain

ahar memunculkan sikap atau kemampuan berempati pada Anak.

b. Mood dan Feeling

Dalam hal ini seseorang dapat berempati apabila kondisi emosional

atau perasaan atau moodnya dalam kondisi yang baik. Karena ketika

seseorang dalam kondisi emosional yang tidak stabil maka akan sulit

untuk memunculkan Perilaku empati.

c. Proses belajar

Perilaku dapat terbentu dari proses belajar. Dari lingkugan nya,

ataupun dari apa yang dia terima.

d. Situasi dan Tempat


Dalam ini ketika seseorang dalam kondisi atau situasi yang sibuk

dan tergesa-gesa maka kemungkinan besar orang tersebut tidak

memiliki cukup waktu untuk berempati, dan apabila seseorang

berada di tempat yang ramai, akan mempengaruhi perilaku

berempati seseorang.

e. Komunikasi dan Bahasa

Individu bisa mengungkapkan atau menerima empati dengan

komunikasi dan juga Bahasa.

f. Pengasuhan

Dalam hal ini, pola asuh yang di gunakan oleh orang tua akan sangat

mempengaruhi perilaku Anak. Apabila orang tua mengajarkan atau

menanamkan perilaku empati ini sejak dini kepada anak. Maka

ketika dewasa empati yang dimiliki anak sudah terbentuk.

Berdasarkan Faktor-faktor yang mempengaruhi Empati menurut

Menurut Hoffan dalam Solekhah (2018), dapat di tarik kesimpulan

bahwasanya faktor yang mempengaruhi Empati yang di miliki oleh individu

antara lain : sosialisasi, Mood dan Feeling, Pola asuh, Lingkungan sosial,

komunikasi dan juga Bahasa, situasi dan juga tepat, dan yang terakhir

yaitu Proses belajar.


D. Hubungan Antara Variabel

1. Hubungan konsep diri dengan Altruisme

Konsep diri merupakan gambaran dari diri pribadi individu maupun

penilaian dari harapan harapannya yang merupakan penggabungan

dari aspek psikis, sosial maupun moral Berzonsky (dalam Fatimah

2012). Setiap individu memiliki konsep diri yang berbeda-beda, ada

yang memiliki konsep diri yang positif dan ada juga yang memiliki

konsep diri yang negatif. Konsep diri yang di miliki oleh individu sangat

di pengaruhi oleh bagaiman lingkungan sosial nya, pola asuh dari

kedua orang tua, lingkungan terdekat seperti keluarga, dan juga hasil

dari pembelajaran yang di lakukan oleh individu itu sendiri. misalnya

meniru perilaku kedua orang tua, ataupun mlihat film lalu menirunya.

Sehingga sangat penting untuk menumbuhkan konsep diri yang baik

sejak diri agar terbiasa.

Sedangkan Altruisme merupakan sebuah motif yang dimiliki oleh

individu dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain

dengan tampa sadar, dan bertujuan untuk kepentingan seseorang

Myers(2012). Individu yang memiliki sifat Altruis ini akan

mengenyampingkan urusan pribadi dan lebih mengutamakan urusan

orang lain. Orang yang Altruis memberikan bantuan atau pertolongan

kepada orang yang membutuhkan tampa mengharapkan imbalan

apapun dari orang yang di berikan pertolongan.


Hubungan Konsep diri dengan Altruisme yaitu apabila individu

memiliki konsep diri yang baik maka semakin tinggi Altruisme yang ia

miliki. Karena individu yang memiliki konsep diri yang positif atau baik,

merasa mampu untuk memberikan pertolongan kepada orang lain,

selain itu memiliki rasa tanggung jawab atas sesama , dan memiliki

tingkat kepekaan sosial yang tinggi. Apabila individu memiliki konsep

diri yang negatif maka akan memiliki sifat yang acuh tak acuh terhadap

lingkungan sosial, akan menjadi pribadi yang egosenstris dan bertolak

belakang dengan Altruis, yang mana Altrusime adalah perilaku

menolong orang lain tampa mengharapkan imbalan berupa apapun.

2. Hubungan Empati dengan Altruisme

Empati merupakan sekumpulan konstruk yang berkaitan dengan

bagaimana individu bisa merasakan, merespon pengalaman dan

perasaan yang dirasakan oleh orang lain, merasa simpati dan berusaha

untuk menyelesaikan masalahnya dan mengambil persfektif atau

pandangan dari oran lain, Mark Davis (dalam Taufik, 2012). Terkadang

orang-orang menganggap bahwa empati dan simpati itu memiliki

makna yang sama namun pada kenyatannya empati dan simpati

adalah dua hal yang berbeda. Menurut Zuchdi (dalam fadilah ,2015)

Empati berbeda dengan Simpati. Simpati merupakan sebuah bentuk

yang mengarah kepada persetujuan, sedangkan Empati tidak

mengarah kepada persetujuan tetapi memahami sepenuhnya secara


mendalam terhadap orang lain, baik secara intelektual atau secara

emosional.

Hubungan Empati dengan Altruisme yaitu memunculkan perilaku

menolong terhadap orang lain. Hubungan yang tercipta antara Empati

dengan Altruisme ini yaitu hubungan yang positif karena keselarasan

tujuan diantara ke dua variabel. Seperti hal nya pada penelitian Rani

dkk (2019) dalam penelitian yang berjudul “Empati terhadap perilaku

Altruisme pada guru anak berkebutuhan khusus” di sebutkan

bahwasanya tingkat hubungan sedang di antara kedua variabel

tersebut memiliki arah hubungan yang positif, dimana apabila empati

semakin tinggi maka altruisme individu juga akan semakin tinggi.

3. Hubungan konsep diri dan Empati dengan Altruisme

Konsep diri dan empati mempengaruhi Altruisme dalam diri

seseorang. Berdasarkan teori-teori dan definisi dari masing-masing

variabel beserta aspek-aspek dan faktor-faktornya dapat di simpulkan

bahwasanya apabila individu memiliki konsep diri yang positif dan

memiliki rasa empati yang tinggi maka akan memicu munculnya

Altrusime yang tinggi. Sehingga hubungan diantara ketiga variabel

tersebut mengarah ke hubungan yang positif. Seperti halnya yang

sudah di jelaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh Alif Zulfikar

(2020) mendapatkan hasil penelitian dimana hubungan antara empati

dan altruisme adalah signifikan atau memiliki hubungan yang positif

artinya empati mempengaruhi Altruisme.


E. Hipotesis

Berdasarkan Teoro-tori yang sudah di jabarkan sebelumnya, maka

dalam hal ini Peneliti mengajukan Hipotesis yang Kemudian akan diujikan

secara Empiris. Hipotesis Tersebut Sebagai berikut :

Major : Ada Hubungan antara Konsep diri dan empati dengan Altruisme

Pada Relawan Muhammadiyah Disaster Management Center atau

MDMC.

Minor :

H1 : Ada hubungan yang positif atau signifikan antara Konsep diri dengan

Altruisme Pada Relawan Muhammadiyah Disaster Management

Center atau MDMC. Semakin diri Konsep diri, maka semakin tinggi

altruisme pada relawan MDMC

H2 : Ada hubungan yang positif atau signifikan Antara Empati dengan

Altruisme pada relawan Muhammadiyah Disaster Management

Center atau MDMC. Semakin tinggi Empati , maka Akan semakin

tinggi Altruisme pada relawan MDMC.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Adapun variabel yag peneliti gunakan dalam Penelitian ini antara lain :

1. Variabel Tergantung (Y) : Altruisme

2. Variabel Bebas 1 (X1) : konsep diri

3. Variabel Bebas 2 (X2) : Empati

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Altruisme

Altruisme adalah sebuah motif atau tindakan yang dilakukan oleh

individu yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteran orang

lain atau memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan, tampa

mengahrapakan imbalan dalam bentuk apapun. Individu yang memiliki

sikap Altruis akan selalu menolong orang yang membutuhkan bantuan,

tidak memandang suku, ras, kaya atau miskin dan lain sebagainya.

Individu yang Altruis selalu mendahulakan kepentingan orang lain dari

kepentingan priadi. Adapun Aspek Altruisme yang di gunakan dalam

penelitian ini meliputi : Memberi perhatian kepada orang lain, memberi

bantuan kepada oran lain , mengutamakan kepentingan orang lain.


2. Konsep diri

Konsep diri merupakan pandangan seseorang mengenai dirinya

sendiri atau gambaran yang menyeluruh tentang dirinya berupa

perasaan mengatur dirinya, apa yang harus dilakukan. Konsep diri

merupakan karakteristik individu yang unik yang bisa sebagai pembeda

dengan indivdu lain agar mudah untuk di kenali sebagai diri pribadi

yang utuh. Konsep diri individu terbentuk dari banyak faktor, mulai dari

lingkungan sosialnya, lingkungan keluarga, dan juga faktor belajar yang

dilakukan oleh individu. Adapun aspek aspek konsep diri yang di

gunakan dalam penelitian ini antara lain : Aspek fisik (phsycal self),

aspek sosial (sosial Self), aspek moral ( moral self) aspek psikis

(psychological sel). konsep diri seseorang tergantung bagaimana di

bentuk sejak ia masih kecil.

3. Empati

Empati adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk dapat

memahami dan bahkan merasakan perasaan emosional yang

dirasakan oleh orang lain. Terdapat empat aspek yang dapat

menggambarkan empati yaitu, perspective taking, fantasy, emphatic

concern dan personal distress. Perspective taking maksudnya adalah

merupakan perilaku individu untuk mengambil alih secara spontan

sudut pandang orang lain. Fantasy yaitu perilaku untuk mengubah pola

diri secara imajinatif ke dalam pikiran, perasaan, dan tindakan dari

karakter-karakter khayalan pada buku, film dan permainan. Emphatic


concern merupakan perasaan simpati dan perhatian terhadap orang

lain, khususnya untuk berbagai pengalaman atau secara tidak langsung

merasakan penderitaan orang lain. Personal distress adalah

pengendalian reaksi pribadi terhadap penderitaan orang lain, yang

meliputi perasaan terkejut, takut, cemas, prihatin, dan tidak berdaya

lebih terfokus pada diri sendiri.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2018), populasi merupakan Generelisasi objek

atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tersendiri yang

sudah di tetapkan oleh peneliti yang memiliki tujuan untuk dipelajari

dan menarik kesimpulan dan sampel ialah bagian populasi yang

memiliki jumlah dan karakteristik yang sama. Kriteria populasi dalam

penelitian ini yaitu Anggota Relawan MDMC (Muhammadiyah Disaster

Management Center) yang Ada di Pulau Lombok.

Tabel 1

Populasi Penelitian

No Kabupaten Jumlah

1 LOTIM 15

LOBAR 40

LOUTAR 25

LOTENG 30

Total 4 100
2. Sampel

Menurut Azwar (2016), Sampel adalah sebagian dari populasi

yang mempunyai ciri-ciri dari bagian populasinya. Dalam penelitian ini

tehnik sampeling yang digunakan adalah Probability Sampling yaitu

Simple Random Sampling dengan menggunakan Rumus Slovin untuk

mempermudah penelitian. Rumus slovin yang digunakan yitu rumus

yang di kemukakan oleh Umar (2013) yaitu :

Gambar 1. Rumus Slovin

Keterangan :

𝒏 = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Persentase Kelonggaran Ketelitian kesalahan pengambilan Sampel

yang masih bisa di tolerir

Adapun ketentuan dalam Rumus Slovin yaitu :

Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi yang memiliki jumlah yang besar

Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi yang memiliki jumlah yang kecil

Rentang sampel yang bisa digunakan berdasarkan teknik Slovin

adalah 10-20% dari populasi penelitian. Berdasarkan penjelasan diatas

maka dengan menggunakan rumus Slovin ukuran sampel dapt dihitung

sebagai berikut :

𝒏 = N / 1 + (N x e2)
𝒏 = 100 / 1 + ( 100 X 0,22 )

𝒏 = 100 / 1 + 4

𝒏 = 100 / 5

𝒏=20

peneliti menggunaka rumus diatas untuk menentukan jumlah

sampel yang digunakan dalam penelitian ini, maka dibutuhkan 20 subjek

untuk menjadi sampel dalam penelitian ini, sudah memenuhi kriteria

menurut slovin yaitu sampel 10%-20% dari jumlah populasi .

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif Korelasional yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara antara dua variabel tampa

mempengaruhi kedudukan dua variabel tersebut (Creswell,2012).

Penelitian ini menggunakan 2 variabel bebas dan 1 variabel tergantung

sehingga penelitian ini menggunakan skala likert. Dalam peneliti

menggunakan Altruisme sebagai Variabel Y dan Konsep diri sebagai X1

serta Empati Sebagai X2. Subjek penelitian akan diminta untuk memilih

satu jawaban dari 4 alternatif jawaban yang telah di sediakan oleh peneliti

dengan pilihan jawaban sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, sangat tidak

sesuai. Penelitian ini menggunakan skala yang telah di modifikasi dengan

mentiadakan pernyataan netral agar meminimalisir terjadinya bias dalam

penelitian ini. Pernyataan dibuat dengan kategori positif atau kesetujuan

(favorable) dan aitem ketidaksetujuan (unfavorable).

Tabel 2
Kategori Alternatif Pilihan Jawaban

No Kategori Jawaban Favorable Unfavorable


1 SS (Sangat Sesuai) 4 1
2 S (Sesuai) 3 2
3 TS (Tidak Sesuai) 2 3
4 STS (Sangat Tidak Sesuai) 1 4

1. Skala Altruisme

Skala Altruisme di gunakan untuk mengungkapkan Tinggi atau

rendahnya Altruisme yang di miliki oleh individu. Dalam menentukan

Aitem atau skala , peneliti menggunakan Formula Spearman Brown.

Yaitu :

Gambar.2 Formula Spearman Brown

Adapun perhitungannya sebagai berikut :

rtt = k.rit2
1 + (k-1) rit2
0,8 = k.0,52
1 + (k-1).0,52
0,8 = 0,25k
1 + 0,25k-0,25
0,8 = 0,25k
0,25k + 0,75
0,2k + 0,6 = 0,25k
0,6 = 0,25k – 0,2k
0,6 = 0,05k

k = 0,6
0,05
k = 12
Keterangan :
rtt : koefisien reliabilitas yang diharapkan
rit : koefisien korelasi aitem total (indeks daya beda aitem)
k : jumlah aitem
Berdasarkan hasil dari perhitungan yang sudah dilakukan

menggunakan Foormula Spearman Brown maka di dapkan bahwa jumlah

Aitem yang di harapkan adalah 12. Untuk meminimalisir adanya Aitem

yang gugur jumlah Aitem pada saat melakukan uji coba akan dikali

dengan 2 sehingga menjadi 24. Maka total Aitem Altruisme yang dibuat

adalah 24 Aitem. Skala ini menggunakan Aspek-aspek yang di

kemukakan oleh Myers (2012).

Tabel 3

Sebaran Aitem Altruisme

No Aspek No. Aitem Jumlah Bobot


Favorable Unfavorable
1 Memberikan 1, 7, 13, 19 4, 10, 16, 22 8 33,33%
perhatian terhadap
orang lain
2 Membantu orang 2, 8, 14, 20 5, 11, 17, 23 8 33,33%
lain
3 Meletakkan 3, 9, 15, 21 6, 12, 18, 24 8 33,33%
kepentingan orang
lain diatas
kepentingan sendiri
Jumlah 12 12 24 100%

2. Skala Konsep diri

Skala Konsep diri digunakan untuk mengungkapkan konsep diri

yang di miliki oleh individu. Dalam hal ini peneliti menyusun skala

Konsep diri yang berjumlah 48 Aitem yaitu Favorable terdapat 24 aitem


dan Unfavorable sejumlah 24 aitem. Skala ini menggunakan Aspek-

aspek yang di kemukakan oleh Berzonsky (dalam Nurhaini 2018:215).

Tabel 4

Sebaran Aitem Konsep diri

No Aspek Aitem Total

Favorable Unfavorable

1 1,3,5,7,9,11 2,4,6,8,10,12 12
physical self

2 social self 13,15,17,19,21,23 14,16,18,20,22,24 12

3 moral self 25,27,29,31,33,35 26,28,30,32,34,36 12

4 psychological self 37,39,41,43,45,47 38,40,42,44,46,48 12

Total 48

3. Skala Empati

Skala empati digunakan untuk mengukur tingkat empati yang di

miliki oleh individu. Instrumen untuk mengukur Tingakt Empati individu

pada penelitian ini menggunakan skala yang dibuat oleh davis(1983)

dan di modifikasi oleh penlulis. Dengan jumlah Aitem 25. Aitem

favorabel berjumlah 12 dan Aitem Unfavorabel berjumlah 13. Skala

dalam penelitian ini menggunakan aspek-aspek yang di kemukakan

oleh Mark Davis (dalam Taufik, 2012) yaitu : perspective taking,

fantasy, emphatic concer, personal distress.


Tabel 5

Sebaran Aitem Empati

No Aspek Aitem Total

Favorable Unfavorable

1 Perspektive taking 1,9,23 5,15,19 6

2 Fantasy 16,20,24 2,6,10 6

3 Emphatic concern 3,13,21 7,17,25 6

4 Personal distress 8,12,14 4,11,18,22 7

Total 25

E. Validitas dan Reliabelitas

1. Validitas

Validitas merupakan sejauh mana pengukuran tepat dalam

mengukur alat ukur (Yusuf, 2018). Menurut Azwar (2019) Validitas di

artikan sebagai kemampuan suatu tes untuk mengukur dengan akurat

terhadap atribut yang akan diukur . dalam penelitian ini menggunakan

validitas ini. validitas isi mmebuktikan sejauh mana instrumen atau

suatu tes pengukuran dapat mengukur secara menyeluruh terhadap

sampel pada tes tersebut. Sehingga suatu tes dikatakan valid apabila

isi tes dapat mencerminkan secara menyeluruh tentang materi yang

seharusnya di kuasai yusuf (2018). Validitas isi berfokus kepada isi

konten dan element-element yang ada pada alat ukur dan bisa di

proses dengan rasional.


2. Reliabelitas

Menurut Azwar, (2012) Reliabelitas merupakan suatu hasil

pengukuran yang dapa di percaya. Apabila hasil pengukuran tidak

reliabel artinya pengukuran tersebut tidak akurat. Menurut (Sukardi,

2012:127) Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu

instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila instrumen penelitian

tersebut memiliki hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak

diukur. Semakin reliabel suatu tes memiliki persyaratan maka semakin

yakin kita dapat menyatakan bahwa hasil tes mempunyai hasil yang

sama ketika dilakukan kembali. Dalam penelitian ini uji reliabilitas

menggunakan cornbach alpha karena penelitian instrumen ini

menggmunakan angket.

F. Analisis Data

Metode analisis data ialah langkah atau tahapan yang digunakan

untuk menjawab pertanyaan yang bertujuan untuk memperolah

kesimpulan hasil penelitian yang akan dilakukan. Rancangan uji asumsi

yang akan dilakukan ialah:

1. Uji Normalitas

Penelitian ini menggunakan uji asumsi normalitas yang bertujuan

untuk mengetahui data berdistribusi dengan normal atau tidak,

sehingga peneliti dapat menentukan analisis selanjutnya menggunakan

uji statistic parametric atau non parametric.


2. Uji Liniearitas

Uji asumsi ini berguna untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan antara academic stress sebagai variabel tergantung dengan

variabel bebas hardiness dan dukungan sosial orang tua.

3. Uji Multikoliniearitas

Uji asumsi ini berfungsi untuk memastikan tidak adanya hubungan

antara hardiness sebagai variabel bebas dan variabel bebas dukungan

sosial orang tua.

Analisis Regrsi Liniear Berganda atau analisis 2 prediktor yang

digunakan pada penelitian ini sebagai teknik untuk menguji hipotesis.

Menurut Kurniawan & Yuniarto (2016), regresi liniear berganda ialah suatu

alat yang mengukur hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan

dalam bentuk fungsi atau hubungan. Variabel tergantung yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu Altruisme, sedangkan untuk variabel bebasnya

yaitu Konsep diri dan Empati. SPSS versi 21 for windows digunakan pada

penelitian ini guna menguji hipotesis. Analisis Regresi Liniear Berganda

dalam penelitian ini berfungsi untuk menguji Konsep diri dan empati

dengan Altruisme pada relawan MDMC atau Muhamadiyah Disaster

Managementcenter.
DAPTAR PUSTAKA

Ainiyah, N., Khafid, M. K., & Sulistyorini, S. S. (2019). Hubungan Faktor


Personal (Empati) dengan Perilaku Altruistik pada Anggota Korps
Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR- PMI) di Institusi X. Jurnal
Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), 5(2), 138- 142.
Arifin & Syamsul, B. (2015). Psikologi Sosial. Bandung: CV. Pustaka Setia
Aswin, A. (2019). Hubungan Empati Dengan Altrurisme Pada
Anggota Gerakan Pramuka. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi.
Azwar, S. (2012). Realibilitaas dan Validitas. Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2017). Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2019). Dasar-dasar psikometrika. Pustaka Pelajar.
Chaplin. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Creswell, J.W. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Feigin, S., Owens, G., & Goodyear-Smith, F. (2014). Theories of human


altruism: a systematic review. Journal of Psychiatry and Brain
Functions, 1(1), 5. https://doi.org/10.7243/2055-3447-1-5

Fitriyanti, E., Solihatun, S., & Ardianti, T. (2020). Kontribusi Layanan


Penguasaan Konten dalam Meningkatkan Sikap Empati Siswa.
Consilium : Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan, 6(2), 63.
https://doi.org/10.37064/consilium.v6i2.6366

Fitriyah, R. (2018). Hubungan antara Empati dengan Kepribadian


Altruistik. Skripsi. UIN Sunan Ampel Surabaya.
Goleman et al., 2019. (2019). Definisi Konsep Diri. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Gustini, N. (2017). Empati Kultural Pada Mahasiswa. JOMSIGN: Journal


of Multicultural Studies in Guidance and Counseling.
Heym, N., Kibowski, F., Bloxsom, C. A. J., Blanchard, A., Harper, A.,
Wallace, L., Firth, J., & Sumich, A. (2021). The Dark Empath:
Characterising dark traits in the presence of empathy. Personality and
Individual Differences, 169(January 2020), 110172.
https://doi.org/10.1016/j.paid.2020.110172

Kamsani, S. R., Ishak, N. A., Ibrahim, N., & Mustaffa, J. (2011).


Psychosocial training manual ( PSYCOT-M ): A new approach. 32(3),
1699–1707.

Mayasari, I. A., & Janah, M. (2015). Hubungan konsep diri dengan


perilaku prososial pada remaja di panti asuhan kedungwuni
kabupaten pekalongan.

Mirza, R., Rini, A. P., & Lestari, B. S. (2020). Hubungan Antara Self
Efficacy dengan Komunikasi Asertif pada Mahasiswa Psikologi.
Sukma:Jurnal Penelitian Psikologi, 1(01), 30–40.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Ed.4,


Salemba Medika. Jakarta. Nusantara, B. A., & Hartati, M. S. (2013).
Tingkat Altruisme Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas
Negeri Semarang. Indonesian Journal of Guidance and
Counseling: Theory and Application.
Pamungkas, I. M., & Muslikah, M. (2019). Hubungan Antara Kecerdasan
Emosi Dan Empati Dengan Altruisme Pada Siswa Kelas Xi Mipa Sma
N 3 Demak. JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 5(2),
154. https://doi.org/10.22373/je.v5i2.5093

Rahmawati, S. W. (2017). Peran Pengasuhan Holistik Terhadap Altruisme


dan Bullying. Humanitas, 14(1), 10.
https://doi.org/10.26555/humanitas.v14i1.4316.
Rizki, M., & Aulia, P. (2019). Perbedaan Kecenderungan Perilaku
Altruisme Ditinjau dari Jenis Kelamin pada Mahasiswa Kampus V
Universitas Negeri Padang. Jurnal Riset Psikologi 2019.
Sajjad, M., Qayyum, S., Iltaf, S., & Khan, R. A. (2021). ‘The best interest of
patients, not self-interest’: how clinicians understand altruism. BMC
Medical Education, 21(1), 1–9. https://doi.org/10.1186/s12909-021-
02908-0

Septiani, D., & Syaf, A. (2019). Empati Terhadap Perilaku Altruisme Pada
Guru Anak Berkebutuhan Khusus. Psychopolytan : Jurnal Psikologi,
3(1), 49–56. https://doi.org/10.36341/psi.v3i1.1016

Taufik. 2012. Empati: pendekatan psikologi sosial. Jakarta: Raja


Grafindo
Tunnisa, F. (2019). Hubungan Konsep Diri Dengan Penerimaan Diri Pada
Remaja Disabilitas Di Yayasan Bukesra Ulee Kareng Banda Aceh.

Utomo, M. H., & Minza, W. M. (2018). Perilaku Menolong Relawan


Spontan Bencana Alam. Gadjah Mada Journal of Psychology
(GamaJoP), 2(1), 48. https://doi.org/10.22146/gamajop.31871

Yunico, A., Lukmawati, L., & Botty, M. (2016). Hubungan Antara


Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Altruistik Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan DIII Perbankan
Syariah Angkatan 2013 UIN Raden Fatah Palembang. Psikis:
Jurnal Psikologi Islami.

Anda mungkin juga menyukai