Anda di halaman 1dari 27

SYARAT & KETENTUAN PASANG BARU/PERUBAHAN DAYA ONLINE antara Pelanggan, yang

selanjutnya disebut Pelanggan, dan PT PLN (Persero), yang selanjutnya disebut PLN.

Pasal 1

Ketentuan Umum

Arti: Dalam Syarat & Ketentuan ini, pernyataan/istilah tertentu ini memiliki makna sebagai berikut:

1.

Listrik Prabayar (LPB) adalah Produk layanan pemakaian tenaga listrik yang menggunakan meter
elektronik prabayar dengan cara pembayaran dimuka;

2.

Meter Prabayar (MPB) adalah meter energi listrik yang dipergunakan untuk mengukur energi listrik
(kWh) yang dikonsumsi oleh Pelanggan yang berfungsi setelah Pelanggan memasukkan sejumlah
stroom tertentu ke dalamnya;

3.

Nomor Meter adalah Nomor yang tertera dalam MPB sebagai nomor identitas pada saat transaksi
pembelian isi ulang dan pengaduan, yang terdiri dari 11 (sebelas) digit yang bersifat unique dan tidak
sama antara meter yang satu dengan meter lainnya.
4.

Stroom adalah kode angka yang setara dengan energi listrik tertentu yang dituangkan dalam 20
(duapuluh) angka yang bersifat unique (hanya cocok untuk nomor serial meter prabayar 11 (sebelas)
angka tertentu);

5.

Stroom Perdana adalah kode angka yang mewakili sejumlah tertentu energi listrik yang harus dibeli
oleh Pelanggan pada saat penyambungan baru/perubahan daya dan migrasi ke prabayar;

6.

Pembelian Isi Ulang Stroom adalah pembelian kembali Stroom oleh Pelanggan yang dilakukan di
tempat-tempat penerimaan pembayaran tagihan listrik;

7.

Stroom Darurat adalah Stroom penggantian yang dibeli secara langsung oleh Pelanggan di kantor
PLN yang disebabkan seluruh loket penjualan Stroom setempat tidak dapat melayani transaksi
pembelian Stroom;

8.

Peringatan Awal adalah sinyal yang dipancarkan oleh MPB sebagai pemberitahuan bahwa Stroom
tinggal tersisa sejumlah kWh tertentu;

9.

Tenaga Listrik adalah satu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan dan
didistribusikan untuk semua keperluan oleh PLN kepada Pelanggan;

10.
Alat Pembatas dan Pengukur (APP) adalah alat milik PLN yang dipakai untuk membatasi daya lisrik
dan mengukur energi listrik yang dipakai oleh Pelanggan;

11.

Instalasi PLN adalah instalasi ketenagalistrikan milik PLN sampai dengan APP;

12.

Instalasi Pelanggan adalah instalasi ketenagalistrikan milik Pelanggan sesudah APP milik PLN;

13.

Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) adalah deskripsi kwantitatif beberapa indikator mutu pelayanan yang
dinyatakan oleh PLN secara berkala;

14.

Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh PLN terhadap
Instalasi PLN dan/atau Instalasi Pelanggan;

15.

Segel adalah suatu alat yang dipasang oleh PLN pada APP dan perlengkapan APP sebagai
pengamanan APP;

16.

Biaya Keterlambatan adalah biaya yang dibebankan kepada Pelanggan reguler/pasca bayar karena
tidak memenuhi kewajiban membayar tagihan PLN tepat pada waktunya;

17.
Tagihan Susulan (TS) adalah tagihan yang dikenakan kepada Pelanggan sebagai akibat adanya
pelanggaran atau kelainan pemakai Tenaga Listrik yang dipasok dari PLN;

18.

Surat Pengakuan Hutang (SPH) adalah surat pernyataan kesanggupan Pelanggan untuk mengakui
dan melunasi kewajiban pembayaran atas Tagihan Susulan kepada PLN;

19.

Pemutusan Sementara adalah penghentian untuk sementara penyaluran Tenaga Listrik ke instalasi
Pelanggan;

20.

Pembongkaran Rampung adalah penghentian untuk seterusnya penyaluran tenaga listrik ke Instalasi
Pelanggan dengan mengambil seluruh instalasi PLN yang dipergunakan untuk penyaluran tenaga
listrik ke Instalasi Pelanggan;

21.

Daya Tersambung adalah daya yang disepakati Para Pihak yang dituangkan dalam Syarat dan
Ketentuan Jual Beli Tenaga Listrik;

22.

Uang Jaminan Langganan (UJL) adalah uang yang merupakan jaminan atas pemakaian daya dan
tenaga listrik selama menjadi Pelanggan reguler;

23.

Sertifikasi Laik Operasi (SLO) adalah sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga inspeksi teknik tegangan
rendah yang menyatakan suatu instalasi listrik laik;
24.

Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah (LIT/TR) adalah lembaga yang bergerak dalam bidang
sertifikasi dan pengujian instalasi tenaga listrik serta memiliki kewenangan dalam menerbitkan
sertifikasi laik operasi;

25.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan adalah direktorat yang melaksanakan tugas atas perumusan
dan pelaksanaan kebijakan serta standarisasi teknis di bidang ketenagalistrikan;

26.

Layanan Satu Pintu adalah layanan penyambungan baru atau tambah daya yang dipaketkan dengan
jasa Sertifikasi Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik atas bangunan milik Pelanggan/Calon Pelanggan
melalui fasilitas layanan terintegrasi antara PLN, LIT/TR, dan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan;

27.

Layanan Paket SLO adalah layanan satu pintu penyambungan baru atau tambah daya yang terdiri
dari paket penyambungan/tambah daya dan pengurusan Sertifikasi Laik Operasi (SLO);

28.

Layanan Non Paket SLO adalah layanan PLN yang hanya meliputi penyambungan atau perubahan
daya sedangkan pengurusan Sertifikasi Laik Operasi (SLO) dilakukan secara mandiri oleh Konsumen
ke LIT/TR;

29.

Biaya SLO adalah Biaya Pemeriksaan dan Sertifikasi Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik yang
dibayarkan oleh Calon Pelanggan/Pelanggan tegangan rendah atas pasang baru atau perubahan
daya (termasuk Pajak Pertambahan Nilai) dalam rangka mendapatkan layanan sertifikasi instalasi
pemanfaat tenaga listrik dari LIT/TR terhadap instalasi bangunan milik Calon Pelanggan/Pelanggan .
30.

Nomor Perjanjian adalah Nomor yang dipergunakan dalam perjanjian jual beli tenaga listrik antara
pelanggan dengan PLN .

31.

Nomor Agenda adalah Nomor yang identitas unik untuk setiap permohonan .

Pasal 2

Ruang Lingkup

PLN bersedia untuk menjual dan menyalurkan tenaga listrik kepada Pelanggan dan Pelanggan
bersedia membeli dan menerima tenaga listrik yang akan disalurkan oleh PLN untuk dipergunakan
oleh Pelanggan sesuai golongan tarif dan daya tersambung dengan dasar perhitungan biaya sesuai
Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang berlaku.

Pasal 3
Penyambungan

(1)

Penyambungan tenaga listrik akan dilaksanakan oleh PLN setelah Pelanggan :

a.

Membayar Biaya Penyambungan (BP), Uang Jamian Langganan (UJL) (bagi layanan Pasca Bayar) dan
Biaya Materai;

b.

Membeli Stroom Perdana sebesar minimal Rp. 5.000,00 ( Lima Ribu Rupiah) bagi layanan listrik
sistem prabayar;

c.

Menyediakan tempat untuk pemasangan Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dan instalasi PLN
seperti tiang listrik, penghantar dan gardu apabila diperlukan oleh PLN;

d.

Telah menyelesaikan kewajibannya kepada PLN apabila di lokasi bangunan yang akan dilakukan
Penyambungan terdapat kewajiban jual beli tenaga listrik yang belum diselesaikan atas pemakaian
tenaga listrik sebelumnya;
(2)

Proses penyambungan tenaga listrik akan dibatalkan, apabila di lokasi bangunan yang akan dilakukan
penyambungan terdapat Putusan Pengadilan dan/atau Ketentuan Pemerintah sedemikian sehingga
bangunan tersebut harus dibongkar. Biaya penyambungan terkait pembatalan penyambungan ini
tidak dapat dikembalikan kepada Pelanggan, jika PLN telah melakukan investasi untuk
penyambungan tenaga listrik tersebut.

Pasal 4

Ketentuan Teknis

(1)

PLN akan menyalurkan tenaga listrik kepada Pelanggan sesuai daya tersambung dengan frekuensi
sesuai dengan Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) PLN.

(2)

Penyaluran tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara terus menerus
tanpa terputus-putus, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut :

a.
Terjadi force majeure;

b.

Dilakukan pemutusan sementara sesuai ketentuan Pasal 1 butir 19 Syarat dan Ketentuan ini;

c.

PLN mengalami kekurangan penyediaan tenaga listrik;

d.

PLN melakukan pemeliharaan dan/atau perbaikan pembangkit dan/atau jaringan;

e.

Atas perintah Instansi yang berwenang atau Pengadilan;

(3)

Apabila terjadi penghentian penyaluran tenaga listrik karena alasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), maka Pelanggan tidak berhak untuk menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun juga kepada
PLN.

Pasal 5
Pengukuran dan Pembatasan

(1)

Pemakaian tenaga listrik Pelanggan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini akan diukur dengan
APP atau MPB milik PLN yang dipasang pada sisi jaringan tegangan rendah milik PLN bagi Pelanggan,
yang dicatat setiap bulannya baik secara manual ataupun AMR (Automatic Meter Reading) sesuai
jadwal yang ditentukan PLN.

(2)

kWh meter dan MPB yang digunakan untuk mengukur pemakaian tenaga listrik Pelanggan telah
dikalibrasi dan ditera oleh Instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

(3)

Pembatasan pemakaian tenaga listrik Pelanggan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini
menggunakan alat pembatas/Mini Circuit Breaker (MCB) milik PLN yang dipasang pada sisi jaringan
Tegangan Rendah milik PLN bagi Pelanggan tegangan rendah.

(4)

Pelanggan dapat meminta kepada PLN untuk dilakukan penggantian APP apabila terjadi kerusakan
APP yang bukan disebabkan dari kesengajaan Pelanggan. Jika menurut pemeriksaan PLN penyebab
kerusakan ada unsur kesengajaan atau kelalaian dari Pelanggan, maka Pelanggan dikenakan biaya
penggantian/pemasangan kWh Meter atau MPB dan/atau Tagihan Susulan apabila ditemukan
Pelanggaran.

(5)

Apabila terjadi kerusakan pada kWh Meter atau MPB, maka PLN berkewajiban mengganti dengan
kWh Meter atau MPB lainnya.

(6)

Apabila terjadi kerusakan APP sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan (5), yang mengakibatkan
perhitungan pemakaian antara sisa Stroom dengan pemakaian kWh Meter mekanik muncul
kekurangan tagih, maka akan dilakukan perhitungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 6

Nilai Stroom Listrik Prabayar

(1)

Stroom isi ulang Listrik Prabayar yang dapat dibeli Pelanggan minimal senilai Rp.20.000,00 (dua
puluh ribu Rupiah) atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(2)

Stroom sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibeli di tempat-tempat penerimaan
pembayaran tagihan listrik dan atau tempat-tempat pembelian Stroom Listrik Prabayar.

Pasal 7

Stroom Listrik Prabayar Habis

(1)

Apabila Stroom Listrik Prabayar habis dan Pelanggan tidak melakukan pengisian Stroom, maka aliran
listrik terputus.

(2)

Sebelum Stroom Listrik Prabayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) habis, maka MPB akan
mengeluarkan peringatan berupa bunyi atau kedip selama waktu tertentu.
Pasal 8

Kewajiban dan Hak PLN

(1)

Kewajiban PLN :

a.

Menyediakan APP setelah Pelanggan memenuhi persyaratan Penyambungan.

b.

Melaksanakan penyambungan hingga penyalaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PLN.

c.

Menyediakan tenaga listrik secara berkesinambungan sesuai dengan Tingkat Mutu Pelayanan (TMP)
PLN.

d.

Melakukan perbaikan pada sambungan Tenaga Listrik dan/atau penggantian APP apabila terjadi
kerusakan.
e.

Memberikan pelayanan dan informasi atas keluhan atau gangguan Listrik Prabayar.

f.

Memberikan pelayanan dan informasi atas keluhan tidak munculnya token setelah transaksi
pembelian stroom isi ulang listrik prabayar.

(2)

Hak PLN :

a.

Melakukan pemadaman atau penghentian penyaluran tenaga listrik dalam pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan, perbaikan, pemeriksaan, perluasan dan/atau rehabilitasi instalasi dan/atau peralatan
listrik milik PLN.

b.

Memasuki dan/atau melintasi tanah dan bangunan Pelanggan untuk melakukan :

Penyambungan baru atau tambah daya;

-
Pekerjaan pemeliharaan, perbaikan, pemeriksaan, perluasan dan/atau rehabilitasi instalasi dan/atau
peralatan listrik milik PLN;

Pemeriksaan dalam rangka Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) dan segala penyelesaiannya
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan ketentuan P2TL yang berlaku;

Penebangan atau pemotongan tumbuh-tumbuhan milik Pelanggan di lokasi manapun yang menurut
PLN membahayakan kelangsungan penyaluran tenaga listrik atau keselamatan umum;

Pasal 9

Kewajiban dan Hak Pelanggan

(1)

Kewajiban Pelanggan :

a.
Menyetujui ketentuan penempatan APP milik PLN sedemikian rupa sehingga aman dan mudah untuk
diperiksa petugas PLN;

b.

Menjaga APP dan perlengkapan milik PLN;

c.

Mengijinkan PLN memasang instalasi listrik antara lain tiang listrik dan/atau peralatan pendukung
lainnya di halaman rumah atau bangunan Pelanggan dan mengijinkan PLN menarik jaringan listrik
dari bangunan Pelanggan guna memberikan sambungan listrik kepada bangunan lain;

d.

Membayar ganti rugi APP yang hilang atau rusak akibat kelalaian atau kesengajaan Pelanggan sesuai
ketentuan yang berlaku;

e.

Membayar tagihan atas pemakaian listrik secara tepat waktu;

f.

Membayar tagihan susulan akibat ditemukannya pelanggaran pemakaian tenaga listrik dan/atau
akibat pemakaian tenaga listrik tidak terukur secara penuh akibat peralatan pengukuran bekerja
tidak normal bukan dikarenakan kesalahan Pelanggan, dan atau penggunaan listrik tidak sesuai
dengan peruntukannya;

g.

Menyediakan lokasi, membayar biaya pemindahan dan ganti rugi kWh yang tidak tersalur, apabila
Pelanggan bermaksud untuk memindahkan tiang listrik dan peralatan pendukung lainnya atas
persetujuan PLN;
h.

Melapor kepada PLN maksimal 7 (tujuh) hari setelah dilakukan penyalaan pada persil pelanggan
untuk memastikan kesesuaian prosedur. Dalam hal sampai dengan batas waktu yang telah
ditentukan pelanggan tidak melapor kepada PLN, maka segala pelaksanaan penyambungan listrik
hingga penyalaan pada persil pelanggan dianggap telah sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 Ayat (1) huruf b;

(2)

Hak Pelanggan :

a.

Mendapat sambungan tenaga listrik;

b.

Menerima pelayanan sesuai Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) yang telah ditetapkan PLN dan
mendapatkan kompensasi apabila PLN tidak dapat memenuhi TMP sesuai ketentuan yang berlaku;

c.

Mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan instalasi tenaga listrik milik PLN;

d.

Mendapat informasi dan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tenaga listrik;
Pasal 9A

Keterikatan Antara PLN, Pelanggan dan Lembaga Inspeksi Tegangan Rendah (LIT/TR)

(1)

Bahwa perjanjian yang diadakan oleh PLN dan LIT/TR ini merupakan bagian dari Perjanjian Jual Beli
Tenaga Listrik yang diadakan antara PLN dengan Pelanggan atau Calon Pelanggan;

(2)

Bahwa PLN diberi kewenangan oleh Pelanggan atau Calon pelanggan untuk meneruskan pekerjaan,
Biaya dan Sertifikasi Instalasi Pemanfaat Tenaga Listrik kepada LIT/TR;

(3)

PLN tidak bertanggung jawab terhadap tidak dilaksanakannya pemenuhan kewajiban perpajakan
atas pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh LIT/TR;

(4)
PLN tidak bertanggung jawab atas hasil pekerjaan LIT/TR;

(5)

PLN dan LIT/TR akan melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai peraturan perpajakan yang berlaku
atas pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing;

Pasal 10

Biaya Keterlambatan

Pelanggan dilarang menjual dan atau menyalurkan tenaga listrik Pelanggan yang dibeli dan diterima
dari PLN kepada Pihak Lain tanpa sepengetahuan dan persetujuan tertulis dari PLN;

(1)

Pelanggan pasca bayar yang membayar tagihan listrik melampaui batas akhir masa pembayaran
dikenakan Biaya Keterlambatan (BK).

(2)
Batas akhir masa pembayaran tagihan listrik setiap bulannya adalah tanggal 20 (dua puluh).

(3)

Pelanggan yang terlambat membayar tagihan listrik selain terkena BK juga dikenakan sanksi
pemutusan.

(4)

Pengenaan BK untuk setiap lembar tagihan dibatasi maksimal 3 (tiga) kali tarif BK yang diatur sebagai
berikut :

a.

BK pertama dikenakan untuk pelunasan tagihan listrik setelah batas akhir masa pembayaran sampai
dengan akhir bulan berjalan (bulan ke n) bagi masing-masing Pelanggan.

b.

BK kedua diberlakukan setelah BK pertama, untuk pelunasan tagihan listrik mulai tanggal 1 (satu)
sampai dengan akhir bulan berikutnya (bulan ke n+1).

c.

BK ketiga diberlakukan setelah BK kedua, untuk pelunasan tagihan listrik mulai tanggal 1 (satu)
sampai dengan akhir bulan berikutnya (bulan ke n+2).
Pasal 11

Larangan

(1)

Pelanggan dilarang menjual dan/atau menyalurkan tenaga listrik Pelanggan yang dibeli dan diterima
dari PLN kepada Pihak Lain tanpa sepengetahuan dan persetujuan tertulis dari PLN.

(2)

Pelanggan dengan cara dan alasan apapun dilarang membuka, merusak atau merubah peralatan
listrik milik PLN, baik yang dilakukan oleh Pelanggan maupun Pihak Lain.

(3)

Pelanggan dilarang memakai tenaga listrik selain peruntukan sesuai Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga
Listrik .

(4)
Pelanggan dilarang memindahkan peralatan listrik milik PLN tanpa seijin PLN;

(5)

Pelanggan dilarang menyalakan Instalasi Milik Pelanggan (IML) apabila IML nya belum memiliki
Sertifikat Laik Operasi (SLO).

Pasal 12

Sanksi

(1)

Apabila Pelanggan melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Ayat (1), maka PLN
berhak melakukan pemutusan aliran tenaga listrik ke persil Pelanggan sesuai ketentuan yang
berlaku.

(2)

Apabila Pelanggan melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), (3) dan
(4), maka PLN berhak melakukan pemutusan tenaga listrik ke Pelanggan dan dikenakan tagihan
susulan oleh PLN sesuai dengan ketentuan P2TL yang berlaku.
Pasal 13

Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik

(1)

PLN setiap saat dapat melaksanakan penertiban pemakaian tenaga listrik di tempat/persil
Pelanggan.

(2)

Apabila dalam pemeriksaan penertiban pemakaian tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditemukan pelanggaran dan/atau kelainan, maka Pelanggan dikenakan sanksi sesuai ketentuan
yang berlaku, berupa :

a.

Pemutusan sementara apabila tagihan susulan belum dilunasi atau pemblokiran pembelian stroom
isi ulang bagi Pelanggan listrik Prabayar.

b.

Pembongkaran rampung apabila 60 (enam puluh) hari setelah pemutusan sementara dilaksanakan
Tagihan Susulan belum dilunasi. Permintaan penyambungan kembali setelah pembongkaran
rampung, diperlakukan seperti permintaan penyambungan baru.
Pasal 14

Force Majeure

(1)

Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah semua kejadian diluar kemampuan PLN untuk
menanggulanginya termasuk namun tidak terbatas pada kejadian-kejadian sebagai berikut : akibat
Peraturan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah atau Departemen-Departemen, Instansi Sipil
maupun Militer, Kerusuhan, Huru Hara, Perang, Pemogokan, Kebakaran, Gempa Bumi, Banjir, Tanah
Longsor, Letusan Gunung Berapi, Tsunami, Kecelakaan Pesawat Terbang, Pohon Tumbang, Petir,
Pencurian Kabel Listrik, yang mengakibatkan terhentinya penyaluran tenaga listrik.

(2)

PLN tidak memberikan ganti rugi apapun kepada Pelanggan bila terjadi Force Majeure sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

Pasal 15

Pengakhiran Jual beli tenaga listrik


(1)

Jual beli tenaga listrik dapat berakhir dikarenakan hal-hal sebagai berikut :

a.

Kesepakatan Pelanggan dengan PLN.

b.

Terjadi pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Syarat dan Ketentuan ini.

c.

Adanya ketentuan Pemerintah dan/atau Putusan Pengadilan.

d.

Adanya keterangan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

(2)

Apabila terjadi pengakhiran jual beli tenaga listrik karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), maka Pelanggan tetap melunasi seluruh kewajiban berkaitan dengan Syarat dan Ketentuan ini.
(3)

Apabila terjadi pengakhiran jual beli tenaga listrik antara Pelanggan dengan PLN, sepakat untuk
tidak memberlakukan ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Pasal 16

Penyelesaian Perselisihan

(1)

Apabila terjadi perselisihan pendapat dalam pelaksanaan Syarat dan Ketentuan ini, maka Pelanggan
dan PLN akan menyelesaikan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.

(2)

Apabila penyelesaian perselisihan dengan cara musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak tercapai, maka kedua belah pihak akan menyerahkan penyelesaiannya melalui Pengadilan
Negeri setempat

Syarat dan Ketentuan ini akan menjadi Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik antara PLN dengan
Pelanggan.

- UU No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan Pasal 16 Ayat 2 : "Usaha jasa penunjang
tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh badan usaha milik negara,
badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, dan koperasi yang memiliki sertifikasi, klasifikasi,
dan kualifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan"
- UU No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan Pasal 44 Ayat 4 : "Setiap instalasi tenaga
listrik yang beroperasi wajib memiliki Sertifikasi Laik Operasi"

- Instalasi Listrik Dipasang Oleh Badan Usaha yang Memiliki Sertifikat Badan Usaha

Anda mungkin juga menyukai