Anda di halaman 1dari 23

BAB III

LANDASAN TEORI
3.1

Listrik Prabayar
Listrik Prabayar adalah layanan terbaru dari PLN dengan berbagai
kelebihan dalam mengatur penggunaan energy listrik melalui meter elektronik
prabayar.

Inovasi

termutakhir

yang

berorientasi

pada

kenyamanan

pelangganan ini merupakan wujud penghargaan kepada pelanggan PLN.


Melalui Listrik Pintar, pelanggan PLN lebih leluasa dalam mengendalikan
pemakaian litrik, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Dengan Listrik
Pintar, menggunakan listrik menjadi lebih nyaman dan lebih terkendali.
Penghitungan KWH Meter Listrik Pintar sama saja dengan KWH
Meter Analog karena telah melalui tahap standarisasi Tera (tidak lebih mahal)
dan harga Rp / kWh Listrik sudah diatur dalam penyesuaian tarif tenaga listrik
melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 31 tahun 2014 tentang Tarif Tenaga
Listrik yang disediakan oleh PT. PLN (Persero) untuk info mengenai
penyesuaian tarif tenaga listrik dapat di akses di http://www.pln.id//blog/tarifftenaga-listrik/. Yang akan menentukan hemat atau boros adalah 100% perilaku
penggunaan peralatan listrik oleh pelanggan. Serupa dengan telepon, dengan
Prabayar cenderung orang akan berhemat, sebaliknya dengan Pascabayar
cenderung orang lebih boros karena kurang terkendali.
Inilah inovasi terkini dari pelayanan PLN yang lebih menjanjikan lebih
kemudahan, kebebasan dan kenyamanan bagi pelanggannya yang disebut
Listrik Prabayar ( Listrik Pintar). Dengan Listrik Prabayar ini, setiap
pelanggan bisa mengendalikan sendiri penguunaan litrik sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya.
Seperti halnya pulsa isi ulang pada telepon seluler, maka pada sistem
listrik prabayar, pelanggan juga terlebih dahulu membeli pulsa (voucher/

token listrik isi ulang) yang terdiri dari 20 digit nomor yang bisa diperoleh
melalui gerai ATM sejumlah bank atau melalui loket loket pembayaran
tagihan listrik online. Lalu , 20 digit nomor token yang diperoleh dari
pembelian token listrik tadi dimasukkan (diinout) dalam kWh Meter khusus
yang disebut dengan Meter Prabayar atau (MPB) dengan bantuan keypad
yang sudah tersedia di Meter Prabayar.
Nantinya, pada layar yang ada di Meter Prabayar akan
tersajikan sejumlah informasi penting yang langsung bisa diketahui dan
dibaca oleh pelanggan terkait dengan penggunaan listriknya, seperti :
1.
2.
3.
4.

Informasi jumlah energy listrik (kWh) yang dimasukkan (diinput).


Jumlah energy listrik (kWh) yang sudah terpakai selama ini.
Jumlah energy listrik yang sedang terpakai saat ini (real time).
Jumlah energy listrik yang masih tersisa.
Jika energy listrik yang tersimpan pada Meter Prabayar hampir habis,

maka Meter Prabayar akan memberikan sinyal awal agar segera dilakukan
pengisian ulang. Dengan demikian pelanggan, pelanggan secara real time,
setiap saat kapan saja dapat mengetahui secara persis penggunaan listrik di
rumah.
3.1.1.

Keuntungan Listrik Prabayar


1. Pelanggan lebih mudah mengendalikan pemakaian listrik. melalui Meter
Elektronik Prabayar pelanggan dapat memantau pemakaian listrik sehari
hari dan setiap saat. Di meter tersebut tertera angka sisa pemakaian
kWh terakhir. Bila dirasa boros, pelanggan dapat menegerem pemakaian
listriknya.
2. Pemakaian Listrik dapat disesuaikan dengan anggaran belanja. Dengan
nilai Pulsa Listrik (voucher) bervariasi mulai Rp. 20.000,- s.d. Rp.
1.000.000,- memberikan keleluasaan bagi pelanggan dalam membeli
listrik sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan (lebih terkontrol dalam
mengatur anggaran belanja keluarga.

3. Tidak akan terkena biaya keterlambatan, tidak ada biaya tambahan bayar
listrik dikarenakan terbebani biaya keterlambatan akibat lupa bayar
tagihan listrik
4. Jaringan luas pembelian listrik isi ulang. Pembelian pulsa listrik
prabayar (voucher) sudah bisa didapatkan di lebih dari 30.000 ATM di
seluruh Indonesia. Selain itu bisa juga didapatkan di loket pembayaran
listrik.
3.1.2.

Stroom / Token Listrik Prabayar


Stroom atau yang biasa disebut Token adalah kode yang

dimasukkan ke Meter Listrik Prabayar sehingga dapat menyalurkan sejumlah


listrik (kWh) tertentu ke instalasi konsumen. Token terdiri dari 20 digit angka,
hanya untuk nomor Meter Prabayar tertentu.
1. Nilai Token terdiri dari unsure kWh, PPJ dan Materai.
2. Token memiliki berbagai pilihan nilai tertentu : Rp. 20.000,- Rp.
50.000,- Rp. 100.000,- Rp 250.000,- Rp. 500.000,- Rp. 100.000,- dan
pelanggan pada saat membeli token dapat memilih nilai nominal sesuai
dengan yang dikehendaki seperti tersebut diatas.
3. Token tidak memiliki expired date (kadaluwarsa).
Gambar 3.1 Nomor Token pada pengisian ulang

3.1.3.

Pembelian Pulsa Listrik (Token Isi Ulang)

Pelanggan Listrik Prabayar dapat dengan mudah membeli pulsa listrik


(token/ voucher listrik isi ulang) yang telah tersedia dengan nilai nominal Rp.
20.000 hingga Rp. 1.000.000 melalui beberapa cara pembelian sebagai
berikut:
1. Loket Payment Point Online Banking (Mitra Bank).
2. Bank Bukopin (ATM, SMS Banking, Teller).
3. Bank BPRKS (EDC, ATM, ADM, Internet Banking).
4. Bank Danamon.
5. Bank Danamon Syariah.
6. Bank BNI (ATM).
7. Bank Mandiri (ATM).
8. Bank BRI.
9. Bank NISP (ATM).
10. Bank BCA (ATM).

Jika pembelian pulsa listrik (token/ voucher isi ulang) dilakukan lewat loketloket pembayaran listrik Online, berikut caranya:
1. Dating ketempat layanan pemebelian token (voucher isi ulang) di loket
pembayaran listrik online.
2. Tunjukan nomor id meter atau nomor seri meter kepada operator/
petugas yang melayani.
3. Beritahukan nilai nominal yang ingin dibeli kepada operator.
Misal: Rp. 100.000,4. Anda akan menerima 20 digit angka/ kode listrik isi ulang yang akan
tercetak pada tanda terima.

Gambar 3.2 Nomor meter pada kartu Token

Gambar 3.3 Nomor meter pada Meter Prabayar


3.2

Sertifikat Layak Operasi (SLO)


Sertifikat Laik Operasi (SLO) adalah merupakan sertifikat yang
dikeluarkan oleh lembaga inspeksi Teknik yang melakukan pengujian dan
pemeriksaan instalasi listrik seperti PPILN (Perkumpulan Perlindungan

Instalasi Listrik Nasional). SLO diperoleh dari lembaga dari lembaga


Independen Nirbala yang ditetapkan oleh Negara (bernama KONSUIL Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik). Sesuai dengan
Undang-Undang No 30 tahun 2009 tentang KetenagaListrikan Pasal 44 ayat
yang berbunyi: Setiap Instalasi Tenaga Listrik yang beroperasi wajib
memiliki Sertifikat Laik Operasi lebih lanjut lagi dalam Undang-Undang
dijelaskan sanksi pelanggaran bagi instalasi listrik yang beroperasi tanpa
Sertifikat Laik Operasi.
Bagi pengoperasian instalasi tenaga listrik yang tidak memiliki
Sertifikat Laik Operasi, sebagaimana dicantumkan didalam pasal 54 ayat 1
dijelaskan bahwa: Setiap orang mengoperasikan instalasi tenaga listrik tanpa
SERTIFIKAT LAIK OPERASI sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 44
ayat maka dipidana dengan penjara paling lama 5 tahun dan denda paling
banyak lima ratus juta rupiah.
PPILN
(Perkumpulan

Perlindungan

Instalasi

Listrik

Nasional)mengeluarkan Sertifikat Laik Operasi yang dicetak secara online


dan dapat diperiksa status sertifikatnya secara online. PPILN mengeluarkan
Sertifikat Laik Operasi setelah melakukan pemeriksaan dan pengujian
terhadap instalasi listrik.
Sertifikat Laik Operasi pada pemanfaatan tenaga listrik tegangan
rendah memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Bagi pemilik Instalasi: Sertifikat Layak Operasi merupakan bukti
bahwa instalasinya telah memenuhi persyaratan Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL 2000) dan standar Nasional Indonesia (SNI),
LMK, dan SPLN ( Standar Perusahaan PT PLN) sehinggan pemilik
mengetahui bahwa instalasi yang terpasang ditempatnya sudah aman.
2. Bagi pemerintah: Sertifikat Layak Operasi berguna sebagai Media
untuk pembinaan pelaksanaan ketentuan keselamatan ketenaga
listrikan pada instalasi tenaga listrik, juga sebagai media untuk
mengawasi instalasi tenaga listrik yang beroperasi di wilayah kerjanya.

Pemasangan instalasi listrik hanya boleh dilakukan oleh pihak


instalatur dari Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (Aklindo
serta Persatuan Kontraktor Listrik Nasional (Paklina). Listrik akan dialirkan
jika pemilik rumah sudah mengantongi ijin SLO (Sertifikat Layak Operasi),
dan syarat keluarnya SLO oleh konsuil adalah Surat Jaminan Injin (SJI) dari
biro instalatur. Jadi yang memasang instalasi adalah orang-orang instalatur
dari akli, Aklindo, Paklina. Karyawan PLN tidak dibenarkan memasang
instalasi.
3.2.1. Proses Pengajuan Sertifikat Layak Operasi (SLO)
Untuk mendapatkan Sertifikat Layak Operasi (SLO) dari PPILN
prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Hubungi PPILN (Perkumpulan Perlindungan Instalasi Listrik Nasional) di
masing-masing kota (Alamat kantor wilayah dan kantor area PPILN
seluruh Indonesia.
a. Ajukan permintaan pemeriksaan instalasi listrik dengan melampirkan
gambar pemasangan instalasi yang dibuat oleh Instalatir, ketika
melakukan permohonan pemeriksaan, pelanggan akan mengisi
formulir yang berisi : Nama, Alamat, No SIP/ Tanggal, Tarif, dan Daya
kemudian petugas akan memberikan nomor pendaftaran.
b. Setelah formulir diisi silahkan melakukan pembayaran Biaya
Pemeriksaan Instalasi (BPI) sesuai tariff yang berlaku.
2. PPILN akan mengirim petugas untuk melaksanakan pemeriksaan,
melakukan pengujian instalasi dan mencatat hasil pemeriksaan. Kemudian
petugas yang berwenang akan melakukan verifikasi apakah instalasi
Layak Operasi, Layak Operasi dengan perbaikan Minor, atau Perbaikan
Ulang.
3. Jika hasil pemeriksaan menyatakan instalasi telah memenuhi standar yang
berlaku, maka PPILN akan menerbitukan Sertifikat Layak Operasi (SLO).
4. Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan standar maka PPILN akan
member surat pemberitahuan kepada pihak instalatir untuk bertanggung

jawab memperbaiki instalasi listrik tersebut. Setelah instalasi selesai


diperbaiki, PPILN akan melakukan pemeriksaan ulang dan bila hasilnya
baik akan diterbitkan Sertifikat Layak Operasi (SLO) sebagai tanda bahwa
instalasi telah aman dan sesuai dengan standar yang berlaku.

3.2.2.

Dokumen Pengajuan Sertifikat Layak Operasi


Dokumen yang dibutuhkan ketika mengajukan

permohonan

pemeriksaan :
3.1 KTP calon Pelanggan.
3.2 Gambar dan diagram Instalasi Listrik.
3.3 Sketsa denah lokasi pemeriksaan.
Dengan adanya Sertifikat Layak Operasi (SLO) berarti pelanggan
dapat merasa aman kerena instalasi listrik yang dipasang sudah memenuhi
standard an peraturan yang ada, sehingga bisa meminimalkan resiko yang
dapat terjadi akibat pemasangan listrik yang tidak sesuai prosedur. PPILN
menggunakan Standar Nasional Insonesia dan PUIL 2000 dalam melakukan
pemeriksaan.
3.3

Standard Transfer Specification (STS)


Standard Transfer Specification (STS) adalah Standard International
untuk komunikasi antara vending system dengan berbagai jenis Meter
Prabayar.
Sampai saat ini sistem listrik prabayar menggunakan standard yang
sama di seluruh dunia yaitu Standard Transfer Specification (STS) yang
dikelola oleh ESKOM. STS mendefinisikan informasi apa saja yang harus ada
pada pembentukan token, kemudian token diubah menjadi 20 digit angka
menggunakan algoritma yang ada pada STA (Standard Transfer Algoritm).
3.3.1.
Meter Prabayar Berbasis STS

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, meter listrik prabayar yang


ada saat ini mengikuti standar yang disebut Standard Transfer Specification.
Tujuannya adalah agar penyedia layanan listrik tidak perlu membuat sistem
yang berbeda beda untuk setiap meter yang dibeli oleh produsen yang
berbeda .
Mekanisme Kerja Meter Prabayar STS secara umum adalah sebagai
berikut :
1. Setelah diproduksi meter akan dicoba menggunakan factory code.
2. PLN yang menerima meter dari pabrik akan mengubah factory code
tersebut menjadi kode awal dari PLN.
3. Saat dipasang di pelanggan, PLN akan memasukan kode aktivasi.
4. Setelah kode aktivasi dimasukkan akan di generate decoder key yang
digunakan untuk encoding dan decoding token.
Pada setiap pembelian kuota listrik, PLN akan mengambil decoder key
sesuai nomor meteran dan menggunakannya bersama dengan jumlah kWh dan
waktu pembelian untuk membentuk 20 digit angka token yang dapat diubah
oleh meter listrik menjadi jumlah kuota listrik yang harus ditambah.
3.3.2.

Standar Token Menurut STS


Standard Tranfer Specification (STS) mendefinisikan beberapa standar

untuk token. Fungsi token dapat merupakan dispenser specific yaitu hanya
mendukung transfer token dari pengelola token. Selain itu fungsi token dapat
juga berupa non-dispenser specific dimana token dibuat untuk dapat
digunakan oleh semua klien.
Standard kedua adalah format token. Panjang token harus 66 bit. Dua
bit digunakan sebagai sekelas token. Kelas dan subkelas ini menentukan
kegunaan dari token, misalnya kelas 0 dan subkelas 0 digunakan untuk
transfer kuota listrik, kelas 1 subkelas 0 untuk aktivasi, kelas 2 dan subkelas 0
digunakan untuk mengatur maksimum daya. Empat bit digunakan untuk
nomor random agar kemungkinan adanya token yang sama semakin kecil.

Selain itu 24 bit digunakan untuk timestamp berupa jumlah menit. Kemudian
16 bit mendefinisikan jumlah kuota listrik yang dibeli.
Standar yang berikutnya adalah Mekanisme transfer dan encoding
token. Cara pertama yaitu menggunakan magnetic card yang hanya dapat
digunakan sekali. Cara kedua adalah menggunakan Numeric Token
Technology. Metode ini mengubah token menjadi string angka sejumlah 20
digit. Cara transfer dari pengelola token ke klien hanya memerlukan kertas
tanda bukti ppembelian atau bahkan dapat diingat oleh penggguna. Cara inilah
yang digunakan ileh PLN.
Standard tersebut menjamin bahwa token yang dihasilkan hanya dapat
diterima oleh meter yang dituju, hanya dapat dibuat oleh pihak yang
berwenang, hanya dapat digunakan sekali, dan tidak bisa dimodifikasi selama
transfer antara pengelola listrik dan pengguna
3.4 Mekanisme Pasang Baru dan Perubahan Daya
Persyaratan Perubahan Baru (Offline maupun Online) :
KTP asli dan Fotocopy Calon Pelanggan
Surat Kuasa dari Calon pelanggan dilampirkan Fotocopy (bila

dikuasakan)
Wajib mencamtumkan Nomor Telepon/HP
Mencamtumkan alamat Email (jika memiliki)

Persyaratan Perubahan Daya (Ofline atau Online) :

3.4.1.

ID pelanggan
Melunasi kewajiban rekening /tagihan lainnya yang belum lunas
Wajib mencamtumkan nomor telepon/HP
mencamtumkan alamat email (jika memiliki)

Pembayaran Pasang baru dan Perubahan Daya :

1. Setelah calon pelanggan atau pelanggan mendaftar, akan memperoleh


Nomor Registrasi (13 angka) dan Nomor Agenda Permohonan.
Nomor Registrasi dan Permohonan akan diberikan PLN melalui
Telepon, email atau SMS.
2. Pelanggan dating ke Bank, Kantor Pos, Petugas loket keliling, atau
ATM sembari menyebutkan / menunjukan Nomor Registrasi (13
angka)
3. Berdasarkan Nomor Registrasi tersebut, maka akan ditampilkan
jumlah biaya yang harus dibayar pelanggan. Pelanggan membayar dan
menyimpan struk bukti pembayaran.
3.4.2.
Kewajiban Calon Pelanggan atau Pelanggan :
Setelah Pelanggan melakukan pembayaran Biaya Pemnyambungan, lamgkah
selanjutnya :
1. Memasang Instalasi Listrik Rumah Milik Langganan (IML). IML
harus dipasang oleh Biro Instalasi Listrik (BTL) yang kompeten dan
memiliki sertifikat akreditasi.
2. Mengurus Kelayakan Operasi terhadap IML yang dibuktikan dengan
Sertifikat Layak Operasi (SLO). SLO adalah bukti bahwa instalasi
Listrik di rumah pelanggan sudah memenuhi persyaratan teknis
kelistrikan.
3. Membayar Biaya Instalasi Listrik Rumah kepada Biro Instalasi Listrik
dan Membayar Biaya SLO kepada KONSUIL daerah / area setempat.
4. Menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL)
yang bermaterai.

3.4.

Penangguhan Penyambungan
Bila Karena alasan operasional pelanggan belum dapat segera dilayani,
maka akan diterbitkan surat pemberitahuan kedapada pelanggan yang

mencantumkan jadwal penyambungan listrik. Pelanggan akan

diberitahu berapa hari maksimal dapat disambung.


Pelanggan juga berhak untuk menarik kembali uang pasang baru yang
telah dibayarkan, apabila tidak setuju dengan janhgka waktu

penyambungan yang mungkin dianggap terlalu lama.


Uang pasang baru yang terlanjur dibayar oleh pelanggan, namun
karena lokasi tanah / persil tidak layak untuk disambung (missal:
bantaran sungai, rel kereta api, kolong jembatan, tanah sengketa dan
lokasi calon pelanggan / pelanggan daerah yang dilarang PEMDA atau
keputusan hokum lainnya), akan dikembalikan oleh PLN minus (tidak
termasuk) biaya Meterai.

Tabel 3.1 Biaya Penyambungan Baru Listrik PLN


BIAYA
NO

KELOMPOK SAMBUNG

PENYAMBUNGAN
MAKSIMUM

Sambungan 1 fasa atau 3 fasa dengan pembatasan


daya dan Pengukuran Tegangan Rendah
1. Daya tersambung s.d. 2200 kVA
2. Daya tersambung di atas 2200 VA s.d. 200

Rp. 750,00/VA
Rp. 775,00/VA

kVA termasuk untuk sambungan rumah


tangga golongan tariff R-3/TR dengan daya di
2

atas 200 kVA


Sambungan 3 fasa dengan pembatasan daya dan

Rp. 505,00/VA

pengukuran Tegangan Menengah dengan daya


tersambung di atas 200 kVA
3

Sambungan 3 fasa dengan pembatasan daya dan


pengukuran

Tegangan

Tinggi

tersambung 30.000 kVA ke atas

dengan

daya

Rp. 395,00/VA

Sambungan 1 fasa dengan pembatasan daya dan


pengukuran Tegangan Rendah di bangunan
pelangan.
1. Khusus Tarif S-1/TR s.d. 220 VA
2. Untuk penambatan daya dari golongan tariff
S-1/TR (tanpa meter) menjadi 450 VA atau

Rp. 60.000,00/sambungan
Bebas Biaya
Penyambungan

500 VA (dengan meter)


3.5.

Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL)


Calon pelanggan / pelanggan menandatangani SPJBTL bermaterai
cukup. Biaya materai ditanggung oelh calon pelanggan atau

pelanggan.
Penandatanganan SPJBTL tidak dapt dikuasakan atau diwakilkan.
Surat kuasa hanya berlaku untuk pengurusan permohonan Perubahan
Baru atau Perubahan Daya dan apablia Calon Pelanggan / Pelanggan
belum melakukan penandatanganan maka proses Perubahan Baru atau

Perubahan Daya tidak akan dilayani.


Bagi calon Pelanggan / Pelanggan yang tidak dapat hadir langsung ke
kantor PLN, Persetujuan pelanggan atas isi Perjanjian Jual Beli Tenaga
Listrik dapat dikirm menggunakan jasa Pos.

3.5.
3.5.1

Sumber Penetapan Biaya Penyambungan Baru Prabayar


Pengertian Uang Jaminan Langganan (UJL)
Menurut PT. PLN (Persero) dalam bukunya yaitu tata usaha langganan

mengemukakan bahwa uang jaminan meruoakan uang yang harus dibayar


oleh pelanggan yang merupakan pembayaran dimuka atas pemakaian daya
dan energy listrik. Uang jaminan langganan pelanggan tersebut ada yaitu
berasal dari pertama kali pelanggan melakuka pemasangan baru/ mempunyai
suatu ikatan dengan PT. PLN (Persero).

Tujuan uang jaminan langganan tersebut adalah merupakan suatau ikatan


kontrak daya antara PT. PLN (Persero) dengan pelanggan, karena kontrak
daya yang dikenakan diminta oleh pelanggan. Dan uang jaminan langganan
tersebut dapat diambil kembali oleh pihak yang bersangkutan setelah di
perhitungkan dengan rekening listrik dan semua hutang kepada PT. PLN
(Persero) yang belum dilunasi apabila pelanggan tersebut tidak menjadi
pelanggan PT. PLN (Persero). UJL hanya dikenakan untuk pelanggan pasca
Bayar, utnuk Listrik Pintar, pelanggan tidak dikenakan Uang Jaminan
Langganan (UJL).
3.5.2

Pengertian Biaya Penyambungan Baru


Biaya penyambungan baru adalah biaya yang harus dibayar oleh calon

pelanggan untuk memperoleh penyambungan tenaga listrik atau biaya yang


harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk penambahan daya. Maksud dari
penjelasan biaya penyambungan diatas adalah setiap pelanggan yang akan
melakukan daya termasuk tambah daya maupun pemasangan baru maka akan
dikenakan biaya penyambungan.
3.5.3

Tarif Tenaga Listrik (TTL)


Menurut Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2012 (PERMEN ESDM) Pasal 1


menyatakan Tarif Tenaga Listrik adalah Tarif tenaga Listrik untuk
konsumen yang disediakan oleh Perusahaann (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara (PLN).
Pemerintah melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 30 tahun 2012
telah menetapkan penyesuaian Tarif Tenaga Listrik 2013 yang akan
dilaksanakan secara bertahap per tiga bulan, yang berlaku mulai tanggal 1
Januari 2013. Dengan demikian pemakaian listrik per tanggal 1 Januari
2013 sudah menggunakan perhitungan Tarif Tenaga Listrik yang baru
menggantikan Tarif Tenaga Listrim tahun 2010. Bagi pelanggan Prabayar,
pembelian Token Listrik isi ulang per 1Januari 2013 sudah mengalami

penyesuaian dengan Tarif Tenaga Listrik 2013. Tidak semua pelanggan


mengalami kenaikan tariff listrik. Pelanggan 450 VA dan 900 VA dari
seluruh golongan tariff tidak mengalami kenaikan Tarif Tenaga Listrik.
1. Golongan Tarif Tenaga Listrik
Dalam Pasal 2, Tarif Tenaga Listrik yang ditetapkan berdasarkan
golongan tariff terdiri dari:
a. Tarif Tenaga ListriK Regular
Merupakan Tarif Tenaga Listrik yang dibayarkan setelah pemakaian
tenaga listrik oleh konsumen.
b. Tarif Tenaga Listrik Pra Bayar (LPB)
Merupakan Tarif Tenaga Listrik yang dibayarkan setelah pemakaian
tenaga listrik oleh konsumen.
2. Tarif Tenaga Listrik Menurut Golongan Tarif
Dalam pasal 4, golongan tariff untuk keperluan sebagai berikut:
1) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan pelayanan social, terdiri atas:
a) Golongan tariff untuk keperluan pemakaian sangat kecil pada
tegangan rendah, dengan daya 220 VA (S1/TR)
b) Golongan tariff untuk keperluan pelayanan social kecilsampai
dengan sedang pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d.
200kVA (S-2/TR);
c) Golongan tariff untuk keperluan pelayanan social besar pada
tegangan menengah, dengan daya diatas 200 kVA (s-3/TM).
2) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Rumah Tangga, terdiri atas:
a) Golongan tariff untuk keperluan rumah tangga kecil pada
tegangan rendah, dengan daya sampai dengan 2.200 VA 9 (R1/TR);
b) Golongan tariff untuk keperluan rumah tangga menengah pada
tegangan menengah pada teganan rendah, dengan daya 3.500
VA s.d. 5.500 VA (R-2/TR);
c) Golongan tariff untuk keperluan rumah tangga besar pada
tegangan rendah, dengan daya 6.600 VA ke atas (R-3/TR).
3) Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Bisnis, terdiri atas:

a) Golongan tariff untuk keperluan bisnis menengah pada tegangan


rendah, dengan daya 450 VA s.d. 5.500 VA (B-1/TR);
b) Golongan tariff untuk keperluan bisnis menengah pada tegangan
rendah, dengan daya 6.600 VA s.d. 200 kVA (B-2/TR);
c) Golongan tariff untuk keperluan bisnis besar tegangan
menengah , dengan daya di atas 200 kVA (B-3/TR).
4) Tarif Tenaga Listrik untuk Keperluan Industri, terdiri atas:
a) Tariff tenaga listrik untuk keperluan Industri keci/ Industri
rumah tangga pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d.
14kVA (I-1/TR);
b) Tariff Tenaga Listrik untuk keperluan Industri sedang pada
tegangan rendah, dengan daya 14 kVA s.d. 200 kVA (I-2/TR);
c) Tariff Tenaga Listrik. Untuk keperluan Industri Menengah pada
tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (I-3/TM);
d) Tariff Tenaga Listrik untuk keperluan Industri besar pada
tegangan tinggi, dengan daya 30.000 kVA ke atas (I-4/TT).
5) Tariff Tenaga Listrik untuk Keperluan Kantor Pemeritahan dan
Penerangan Jalan Umum, terdiri atas:
a) Tariff Tenaga Listrik untuk keperluan Kantor Pemerintah kecil
dan besar pada tegangan, dengan daya 450 kVA s.d. 200kVA (P1/TR);
b) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Kantor Pemerintahan
Kecil dan besar pada tegangan menengah, dengan daya di atas
200 kVA (P-2/TR);
c) Tariff Tenaga Listrik untuk Keperluan Penerangan Jalan Umum
pada teganagan rendah (P-3/TR).
6) Tariff Tenaga Listrik untuk keperluan Traksi pada tegangan
menengah, dengan daya di atas 200kVA (T/TM) diperuntukkan
pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Kereta Api Indonesia.

7) Tariff Tenaga Listrik untuk Keperluan Curah pada tegangan


menengah dengan daya di atas 200 kVA (C/TM) diperuntukkan
untuk pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik.
8) Tarif Tenaga Listrik Untuk keperluan Layanan Khusus pada
teganagan rendah, tegangan menengah, dan teganagn tinggi (L/TR,
TM, TT) diperuntukkan bagi pengguna listrik yang memerlukan
pelayanan dengan kualitas khusus dan yang karena berbagai hal
tidak termasuk dalam ketentuan golongan tariff social, Rumah
tangga, Bisnis, Industri, Pemerintah, Traksi, dan Curah.
3.6.

Ketentuan Penyambungan Listrik PLN


Penarikan jaringan listrik, pemasangan meteran / Alat Pembatas dan

Pengukur (APP) serta pemeriksaan tegangan dilakukann oleh PLN.


PLN hanya akan menyambung sampai dengan Kotak Terminasi
Sambungan Listrik (KTL), yaitu terminal sambungan setelah Alat
Pembatas

dan

Pengukur

(APP).

Pelanggan

(melalui

BTL)

menghubungkan Instalasi Listrik Rumahnya ke dalam Terminal


Sambungan sambungan listrik dengan cara menyambung kabel
instalasi rumah ke terminal yang sudah disediakan oleh PLN dan

penyalaan listrik sepenuhnya hak kewenangan dari pelanggan.


Bila pelanggan belum memiliki SLO, maka saklar alat pembatas
(MCB /

sejenisnya) diposisikan off dan ditempel dengan stiker

Pemberitahuan oleh PLN.


Stiker boleh dilepas dan MCB diubah keposisi ON oleh pelanggan
apabila telah memiliki SLO.

3.5.

Gambar 3.4 Penyambungan Instalasi Rumah Melalui KTL


Pengertian KWH Meter
Sebelum memasuki materi kWh Meter lebih baiknya mengetahui apa
itu KWH. KWH (Kilo Watt Hours) adalah Satuan Kilo Watt Jam dipakai
untuk mengjitung energy yang dihasilkan oleh komponen elektronik atau alat
alat listrik seperti setrika, mesin cuci, kulkas, kompor listrik dan lain
sebagainya. 1(satu) Watt Hour itu setara dengan 3600 joule maka 1(satu)
Kilo Watt Hour setara dengan 3.600.000 joule atau 3.600 kilo joule.
KWh Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya listrik.
Alat ini sudah dioperasikan penggunaanya oleh PLN sudah sejak lama.
Pemakaian energy listrik di Industri maupun rumah tangga menggunakan
satuan Kilo Watt Hour (KWH). Karena itulah alat yang digunakan untuk
mengukur energy pada Industri dan rumah tangga dikenal dengan nama Watt
Hour Meter. Besar tagihan biasanya berdasarkan pada angka angka yang
tertera pada kWh meter setiap bulannya untuk saat ini. kWh Meter Analog
adalah satu satunya tipe yang digunakan pada perhitungan daya listrik
rumah tangga.
Prinsipnya yaitu daya yang digunakan pada beban dihitung untuk
setiap jamnya yang selanjutnya dikalkulasikan dengan harga listrik yang
harus dibayarkan konsumen. Tipe dari kWh meter ini sering disebut kWh
meter analog atau Pascabayar. Alat tersebut penggunaannya sudah sangat
lama dan luas oleh masyarakat. Sesuai dengan namanya, kWh meter hanya

menghitung daya aktif pada suatu perumahan atau industry sehingga apabila
ada daya reaktif yang ditimbulkan oleh kapasitor atau inductor, maka
seharusnya kWh meter ini tidak dapat menghitung daya tersebut dan putaran
alumunium pada kWh meter tidak dapat bergerak. Apabila alumunium kWh
meter bergerak namun tidak ada daya daya aktif, maka kemungkinan besar
terdapat kerusakan pada kWh meter tersebut.
3.6.
3.6.1.

Macam Macam KWH Meter


KWH Meter Analog (Pascabayar)
KWH Meter Analog / Pascabayar adalah peralatan yang menghitung

daya listrik dengan menghitung putaran atau rotasi piringan alumunium di


kWh Meter tersebut. Pada kWh Meter jenis ini, terdapat koil yang
menghasilkan fluks magnet yang searah dengan arus dan tegangan. Dengan
dipasangnya koilini, maka pada piringan alumunium ini akan terdapat arus
eddy yang pada selanjutnya dapat menghasilkan gaya putar pada piringan
alumuniumyang identik dengan daya yang sedang digunakan.putaran
alumunium ini selanjutnya menggerakan counter yang menunjukan besarnya
daya yang digunakan piringan yang digunakan adalah alumunium, karena
alumunium merupakan jenis metal yang tahan terhadap karat dibandingkan
logam seperti besi. Untuk kWh Meter jenis 3 fasa, semua kawat 3 fasa
tersebut dihubungkan kWh Meter. Apabila salah satu kawat terputus atau
lepas maka pembacaan kWh meter tersebut menjadi tidak akurat. Kesimpulan
kWh meter jenis Analog atau Pascabayar adalah kecepatann piringan
alumunium menandakan besarnya daya yang sedang digunakan oleh
konsumen.

Gambar 3.5 KWH Meter


Analog

(Pascabayar)

Gambar 3.6 Prinsip Dasar KWH Meter Analog (Pascabayar)

Keterangan bagian bagian yang terdapat pada Gambar 3.5 yaitu :

Cp : Inti Besi Kumparan Tegangan


Cc : Inti Besi Kumparan Arus
Wp: Kumparan Tegangan
Wc : Kumparan Arus
D : Kepingan Roda Alumunium
J : Roda roda pencatat (regester)
M : Magnet Permanen Sebagai Pengerem kepingan alumunium, saat

beban kosong
S : Kumparan Penyesuaian Beda Fase Arus dan Tegangan

Pada saat arus beban mengalir pada kumparan, arus akan menimbulkan flux
magnet fl. Sedangkan pada kumparan tegangan terjadi perbedaan fase antara
arus dan tegangan sebesar 900, hal ini karena kumparan tegangan bersifat
inductor arus yang melalui kumparan tegangan akan menimbulkan flux
magnet f2 yang berbeda fase 900 dengan fl.
3.6.2.

KWH Meter Digital (Prabayar)


KWH Meter ini dirancang dengan menggunakan kWh Meter elektrik

yang baru. Sistem pembayaran atau pengisian rekening listrik adalah


menggunakan kartu token. Kartu token ini sangat memudahkan masyarakat
dan PLN dalam hal proses pengisian rekening listrik secara efektif. Kartu
Token (chip card) adalah suatu jenis kartu alat pembayaran yang semakin
seiring

dengan

kemajuan

teknologi

mikroelektronika

serta

semakin

meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap alat pembayaran yang praktis.


Kehadiran Kartu Token (chip Card) ini tidak dapat dihindari dimana
penggunaannya semakin luas, baik volumenya maupun lingkup aplikasinya.
Salah satu kemungkinan aplikasi Kartu Token (Chip Card) adalah sebagai alat
pembayaran konsumsi energy listrik.

Gambar 3.7 KWH Meter Digital (Prabayar)


Nama Bagian Bagian kWh Meter Digital (prabayar) pada Gambar 3.6
keterangan :
1. Layar LCD
Berfungsi untuk menampilkan berbagai informasi pada meteran.
2. Lampu LED Indikator
Berfungsi sebagai indicator yang menandakan keadaan tertentu pada
meteran.
3. Spesifikasi Meter (Name plat)
Berisi spesifikasi teknis meteran, tipe meteran dan pabrikan yang
memproduksinya.
4. Nomor Meter
Nomor yang digunakan untuk membeli pulsa listrik (token).
5. Optical Port
Terminal komunikasi meter yang akan digunakan oleh petugas PLN untuk
6.

melakukan download data yang tersimpandi dalam memory kWh Meter.


Papan Tombol
Tombol tombol untuk melakukan perintah perintah dengan
memasukan kode tertentu pada meteran.
7. MCB (Miniature Circuit Breaker)

alat untuk membatasi daya terpasang di pelanggan dan pengaman terhadap


arus hubung singkat yang dapatt menyebabkan kebakaran.
8. Penutup Terminal
Penutup untuk melindungi terminal. Tindakan membuka/ merusak
penutup ini bisa dikenai denda.
9. Penutup Meter
Penutup meter yang disegel menggunakan segel khusus dari PLN.
Tindakan membuka/ merusak segel PLN ini bisa dikenai denda.

Anda mungkin juga menyukai