Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN


KEWAJIBAN PASIEN

RS. GRIYA HUSADA MADIUN


JL. MAYJEND D.I PANJAITAN NO. 22
MADIUN
PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN KEWAJIBAN SERTA
TANGGUNG JAWAB PASIEN

DI RUMAH SAKIT

A.LATAR BELAKANG

 Petugas kesehatan wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang


diketahuinya tentang klien atau pasien, kecuali untuk kepentingan hukum. Hal ini
menyangkut privasi klien yang berada dalam asuhan keperawatan karena disisi lain
petugas kesehatan juga wajib menghormati hak-hak klien atau pasien dan profesi lain
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Dalam pelayanan pasien
dirumah sakit kita harus memperhatikan hak hak yang dimiliki oleh pasien tanpa harus
melanggar apa yang menjadi hak pasien, demikian pula pasien harus memenuhi
beberapa kewajiban yang dengan sadar harus di laksanakan demi terwujudnya
pelayanan yang maksimal dan professional.

B.PENGERTIAN

1. HAK PASIEN

 Hak adalah tuntutan seseorang terhadap suatu yang merupakan kebutuhan


pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas, dan legalitas.

 Hak pasien adalah suatu yang harus diperoleh oleh setiap pasien yang ada di
rumah sakit maupun tempat pelayanan kesehatan lainnya yang diberikan oleh
tenaga kesehatan.

2. KEWAJIBAN PASIEN

 Tanggung jawab, kesadaran diri manusia terhadap semua tingkah laku dan
perbuatan yang disengaja maupun tidak disengaja.

C.TUJUAN

Sebagai proses pemberian informasi kepada pasien agar pasien memahami hak dan
kewajibannya sebagai pasien dan bertindak berdasarkan haknya serta memahami
tanggung jawab mereka dalam proses asuhan pengobatan/perawatan dengan bukti
tertulis.

D.UNDANG-UNDANG HAK DAN KEWAJIBAN/TANGGUNG JAWAB PASIEN

PASAL 32 UU NO 44/2009:

SETIAP PASIEN MEMILIKI HAK:

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku dirumah
sakit

2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien

3. Memperoleh layanan yang manusiawi. Adil. Jujur dan tanpa diskriminasi

4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standart prosedur


dan standart operasional

5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi

6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapat

7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginan dan peraturan
yang berlaku dirumah sakit

8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritannya kepada dokter lain


(second opinion) yang mempunyai surat ijin prakter (SIP) baik didalam maupun
luar rumah sakit

9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data


medisnya

10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternative tindakan, resiko komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan

11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya

12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis

13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu pasien lainnya
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
dirumah sakit

15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya

16. Menolak layanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya

17. Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standart baik secara perdata
maupun pidana

18. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standart
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

PASAL 31 UU NO 44/2009:

SETIAP PASIEN MEMPUNYAI KEWAJIBAN/TANGGUNG JAWAB:

1. Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap rumah sakit atas pelayanan yang
diterimanya

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan peraturan


mentri.

PASAL 53 NO 29/2004:

Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktek kedokteran, mempunyai kewajiban:

1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya

2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter/dokter gigi

3. Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan, dan


memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

E.INFORMED CONSENT
Kata CONSENT berasal dari bahasa latin, CONSENTIO yang artinya persetujuan ijin,
menyetujui, atau pengertian yang lebih luas adalah member izin atau wewenang
kepada seseorang untuk melakukan suatu informed consent (IC), dengan demikian
suatu pernyataan setuju atau izin oleh pasien secara sadar, bebas dan rasional setelah
memperoleh informasi yang dipahaminya dari tenaga kesehatan/dokter tentang
penyakitnya. Harus diingat bahwa yang terpenting adalah pemahaman oleh pasien.
Pengertian lain yaitu Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien
(orang tua/wali/suami/istri/orang yang berhak mewakilinya) kepada tenaga
kesehatan/dokter untuk dilakukan suatu tindakan medis yang bertujuan untuk
kesembuhan penyakit yang dideritanya. Informed Consent berarti pernyataan
kesediaan atau penolakan setelah mendapat informasi secukupnya.

Jay Katz mengemukakan falsafah dasar informed consent yaitu pada hakikatnya suatu
keputusan pemberian pengobatan atas pasien harus terjadi secara kolaboratif
(kerjasama) antara tenaga kesehatan/dokter dan pasien serta bukan semata-mata
keputusan sepihak. Dengan demikian, Informed Consent mengandung dua unsure
utama, yakni suka rela (Voluntariness) dan memahami (understanding).

Ada 2 bentuk Informed Consent yaitu:

1) Tersirat atau dianggap telah diberikan (Implied consent)


a) Keadaan normal
b) Keadaan darurat
2) Dinyatakan (expressed consent)
a) Lisan (oral)
b) Tulisan (written)

Implied Consent adalah persetujuan yang diberikan pasien secara tersirat, tanpa
pernyataan tegas. Isyarat persetujuan ini ditangkap dokter dari sikap dan tindakan
pasien. Umumnya tindakan dokter disini adalah tindakan yang biasa dilakukan atau
sudah diketahui umum.

Implied consent bentuk lain adalah bila pasien dalam keadaan gawat darurat
(emergency) sedang dokter memerlukan tindakan segera, sememtara pasien dalam
keadaan tidak bias memberikan persetujuan dan keluarganya pun tidak ditempat maka
dokter dapat melakukan tindakan medic terbaik menurut dokter (Permenkes No. 585
tahun 1989, pasal 11). Jenis persetujuan ini disebut sebagai Presumed Consent,
artinya bila pasien dalam keadaan sadar, dianggap akan menyetujui tindakan yang
akan dilakukan dokter.
Exressed Consent adalah persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau tulisan, bila
yang akan dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaan dan tindakan yang biasa. Dalam
keadaan yang demikian sebaiknya kepada pasien disampaikan terlebih dahulu tindakan
apa yang akan dilakukan supaya tidak sampai terjadi salah pengertian.

1.Informasi

Dalam Permenkes No. 585 tahun 1989 tentang informed consent dinyatakan bahwa
dokter harus menyampaikan informasi atau penjelasan kepada pasien/keluarga diminta
atau tidak diminta, jadi informasi harus disampaikan. Informasi tersebut meliputi
informasi mengenai apa yang perlu disampaikan, kapan disampaikan, siapa yang harus
menyampaikan dan informasi yang mana yang perlu disampaikan.

2.Persetujuan

The Medical Denfence Union dalam bukunya Medicolegal Issues in Clinical Practice,
menyatakan bahwa ada 5 syarat yang harus dipenuhi untuk sahnya informed consent
yaitu:

1. Diberikan secara bebas


2. Diberikan oleh orang yang sanggup membuat perjanjian
3. Telah dijelaskan bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien dapat
memahami tindakan itu perlu dilakukan
4. Mengenai sesuatu hal yang khas
5. Tindakan itu dilakukan pada situasi yang sama

3.Penolakan

Seperti dikemukakan pada bagian awal, tidak selamanya pasien atau keluarga setuju
dengan tindakan medis yang akan dilakukan dokter. Dalam situasi demikian kalangan
dokter maupun kalangan kesehatan lainnya harus memahami bahwa pasien atau
keluarga mempunya hak menolak usul tindakan yang akan dilakukan.

Tidak ada hak dokter yang dapat memaksa pasien mengikuti anjuran, walaupun dokter
menganggap penolakan bisa berakibat gawat atau kematian pada pasien.

Bila dokter gagal dalam menyakinkan pasien pada alternative tindakan yang diperlukan,
maka untuk keamanan dikemudian hari, sebaiknya dokter atau rumahsakit meminta
pasien atau keluarga menandatangani surat penolakan terhadap anjuran tindakan
medic yang diperlukan.

F.TATALAKSANA

1. Rumah Sakit memberikan informasi tentang hak dan kewajiban pasien kepada
pasien atau keluarga pasien saat pasien dinyatakan untuk rawat inap , informasi
tentang tata tertib serta hak dan kewajiban pasien diberikan atau diinformasikan
pertama kali oleh petugas fron office / pendaftaran pada saat penandatanganan
general concent. Dengan prosedur :
 Ucapkan salam
 Perkenalkan diri dan jelaskan tugas serta peran petugas
 Pastikan identitas pasien
 Ciptakan suasana yang nyaman
 Petugas memberikan lembar informasi tertulis tentang hak dan
tanggung jawab pasien yang sudah tersedia
 Bila tidak ada yang ditanyakankembali, pasien atau keluarga
menandatangani lembar formulir informasi hak dan tanggung jawab
yang sudah dijelaskan
 Ucapkan salam

2. Lembar hak dan kewajiban pasien ada di setiap nurse station, lobi dan
admission.
3. Bila keluarga pasien bertanya tentang hak dan kewajiban pasien maka pihak
Rumah sakit akan menjelaskan hal yang belum dipahami pasien
G. DOKUMENTASI

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN RUMAH SAKIT GRIYA HUSADA

HAK PASIEN

Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien.

Hak-hak tersebut meliputi:

1. Hak memperoleh informasi tentang tata tertib dan peraturan rumah sakit
2. Hak pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur
3. Hak memperoleh pelayanan medis sesuai standart profesi
kedokteran/kedokteran gigi tanpa diskriminasi
4. Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai standart profesi keperawatan
5. Hak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai keinginan dan sesuai peraturan
rumah sakit
6. Hak dirawat dokter yang bebas menentukan pendapat klinis dan pendapat
etisnya tanpa campur tangan pihak luar
7. Hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar dirumah sakit tersebur
(second opinion) tentang penyakit yang dideritanya, dengan sepengetahuan
dokter yang merawat
8. Hak atas privasi dan kerahasiaan yang diderita termasuk data data medisnya
9. Hak mendapat informasi, meliputi:
a) Penyakit yang diderita
b) Tindakan medis yang hendak dilakukan
c) Kemungkinan penyakit akibat tindakan tersebut serta tindakan untuk
mengatasinya
d) Alternatif terapi lainnya
e) Prognosisnya
f) Perkiraan biaya pengobatan
10. Hak menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter
11. Hak menolak tindakan yang hendak dilakukan kepadanya serta hak mengakhiri
pengobatan perawatan atas tanggung jawab sendiri, sesudah memperoleh
informasi yang jelas tentang penyakitnya
12. Hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. Hak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianut, selama tidak
mengganggu pasien lain
14. Hak atas kenyamanan selama dalam perawatan dirumah sakit
15. Hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas prilaku rumah sakit terhadapnya
16. Hak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual

KEWAJIBAN PASIEN

Pasien dan keluarga berkewajiban atas hal-hal berikut:

1. Mentaati peraturan dan tata tertib rumah sakit


2. Mematuhi instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya
3. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang
diderita kepada dokter yang merawat
4. Melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter, sebelum
meninggalkan/selesai perawatan dirumah sakit
5. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat

TATA TERTIB PASIEN RAWAT INAP

1. Pasien/keluarga pasien menandatangani surat pernyataan masuk rumah


sakit/opname setelah mendapat penjelasan petugas
2. Pasien dirawat diruangan rawat inap sesuai dengan kelas perawatan yang
diminta pasien atau keluarga
3. Pasien/keluarga pasien sanggup mentaati peraturan yang telah ditetapkan oleh
pihak rumah sakit
4. Pasien tidak diperkenankan membawa peralatan secara berlebihan dari rumah,
kecuali ada ijin dari petugas perawat
5. Selama dalam perawatan pasien boleh ditunggu oleh seorang anggota keluarga
kecuali dalam keadaan khusus
6. Pasien yang dirawat diruang intensif tidak boleh ditunggu dan dijenguk keluarga
(Hanya melihat melalui jendela) kecuali dalam keadaan khusus
7. Selama dalam perawatan, pasien dianjurkan tidak memakai/menyimpan
perhiasan atau barang berharga yang lain dan tidak menyimpan uang. Rumah
sakit tidak bertanggung jawab atas kehilangan uang dan barang berharga milik
pribadi pasien/keluarga pasien.

Anda mungkin juga menyukai