PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan Kerja Praktek (KP) antara lain:
1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mempraktikkan teori serta ilmu-ilmu yang telah dipelajari
sebelumnya
2. Mengamati serta mempelajari bagimana proses pengerjaan
suatu proyek.
3. Memberikan pemahaman pada mahasiswa bagaimana proses
pembuatan dan pengajuan proposal proyek, lelang, hingga
proses pelaksaan proyek di lapangan.
4. Membantu mahasiswa mempelajari time management yang
baik melalui ketepatan waktu pelaksanaan proyek.
5. Memberikan gambaran kepada mahasiswa bagaimana
lapangan kerja secara langsung.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat Kerja Praktek (KP) sebagai berikut:
1. Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan
secara langsung ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama
perkuliahan.
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman serta pelajaran baru
yang belum didapatkan di bangku perkuliahan.
3. Menambah relasi antara mahasiswa serta instansi-instansi
terkait pada saat kerja praktek
4. Mahasiswa dapat mempersiapkan diri lebih matang untuk
terjun ke dunia kerja setelah menyelesaikan studinya nanti.
5. Menumbuhkan serta menggali potensi diri mahasiswa
6. Melatih kedisiplinan serta menumbuhkan rasa tanggung
jawab pada mahasiswa.
2
Nama proyek : Penyelenggaran Jalan Kabupaten Kota
Pekerjaan : Peningkatan Jalan Balai Baru Lapau
Balanjuang
3
4
BAB II
INFORMASI TENTANG PERUSAHAAN TEMPAT KP
5
1. Landasan Hukum
a. Akta Pendirian
No. Akta : 46
Tanggal : 27 Mei 2008
Nama Notaris : Nurdhani S.H., Sp.N
Nomor Pengesahan : C-310. HT 03.01 - Th. 2005
b. Pengurus
1) Direktur Utama : Muhammad Faisal
2) Direktur I : Ir. Ramlan
3) Direktur II : Mawardi
4) Direktur III : Mirza Kesuma
5) Komisaris : Murhaban Ismail
6
7
KOMISARIS
Murhaban Ismail
DIREKTUR UTAMA
Muhammad Faisal
DIREKTUR I DIREKTUR II DIREKTUR III
Ir. Ramlan Mawardi Mirza Kesuma
DIV. LOGISTIK, Div. Survey & Pemetaan Div. Laboratorium & Pengembangan Div. Lelang/ Tender Div.Teknik & Perencanaan
Amirudin Nazar Maulina Muhammad Nasir M Aji Darul Salam
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT. Lingkar Persada
(Sumber: Data Perusahaan)
8
BAB III
MANAJEMEN PROYEK
9
mengikutinya sesuai dengan syarat dan ketentuan yang
berlaku.
2. Pelelangan terbatas
Pelelangan terbatas merupan suatu cara pemilihan
penyedia barang/jasa pekerjaan konstruksi dengan jumlah
penyedia yang dibatasi. Biasanya pemilihan penyedia
barang/jasa pekerjaan konstruksi pada pelelangan terbatas
dilakukan dengan cara memberikan pengumuman secara
resmi serta mencantumkan kriteria yang harus dimiliki oleh
suatu penyedia jasa konstruksi
3. Pemilihan langsung
Pemilihan langsung ialah pengadaan barang/jasa yang
diikuti oleh penyedia barang/jasa yang memenuhi kriteria,
biasanya dilakukan dengan cara membandingkan penawaran
serta proses negosiasi baik secara teknis maupun harga,
sehingga akan diperoleh harga yang wajar dengan teknis
yang dapat di pertanggung jawabkan.
4. Swakelola
Swakelola ialah pekerjaan yang di rencanakan dan
diawasi secara individu dengan menggunakan tenaga kerja
dari individu tersebut.
10
3.3. Manajemen Organisasi Proyek
Dalam penyelenggaraan suatu proyek, prosedur yang akan
dilalui sangatlah kompleks. Oleh sebab itu, dibutuhkannya suatu
manajemen yang baik yang dapat menjadi acuan agar proyek
dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Keberhasilan suatu
proyek konstruksi dapat dilihat jika manajemen nya mampu
mengendalikan tiga hal yakni mutu, waktu, dan biaya yang
digunakan. Hal ini tentunya membutuhkan kerja sama yang baik
antara setiap individu yang terlibat dalam proyek, dengan
demikian diharapkan setiap pekerjaan yang dilakukan dapat
berjalan secara teratur dan berlanjut hingga selesai.
Dalam menangani suatu proyek juga di perlukan suatu
struktur organisasi serta wewenang dari setiap personal yang
terlibat dalam proyek, yaitu melalui tata cara atau menaati
peraturan yang berlaku. Agar pelaksanaan pekerjaan dapat
terlaksana dengan baik serta unsur-unsur yang terlibat tidak
terbentur dalam menjalankan tugasnya, maka diperlukan struktur
organisasi sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku
antara lain:
1. Pemilik (owner)
2. Konsultan pengawas
3. Kontraktor
11
Pemilik Proyek
Pemerintah Kota Padang,
Dinas Pekerjaan Umum Penataan
Ruang dan Pertanian
2. Hubungan instruksi ( )
Hubungan instruksi adalah hubungan yang berkaitan
dengan aspek legalitas hukum antara pihak – pihak yang
terlibat pada proyek (perjanjian) dengan ketentuan ketentuan
yang berlaku dalam kontrak. Dalam hal ini masing-masing
12
pihak harus menyelesaikan pekerjaannya sesuai yang dengan
isi kontrak yang berlaku.
2. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah individu yang di tunjuk
oleh pengguna badan jasa untuk membantu pengelolaan
pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai dari awal hingga
berakhirnya proyek tersebut. Pada proyek peninggkatan jalan
ini, yang bertindak sebagai pengawas lapangan ialah PT.
Taru Nusantara Konsultan
Adapun tugas dari konsultan pengawas ialah:
a. Perwakilan dari pemilik proyek (owner) dilapangan.
b. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan proyek dari awal
sampai akhir pekerjaan.
c. Membuat laporan berkala mengenai kegiatan
pelaksanaan proyek kepada pemilik proyek (owner)
13
d. Meminta kontraktor atau pelaksana melakukan
pengujian terhadap bahan dan peralatan yang
digunanakan.
e. Membatalkan contoh bahan apabila tidak sesuai dengan
apa yang diminta.
f. Menegur atau memperingati pelaksana pekerjaan
apabila terjadi penyimpangan dalam pekerjaan yang
tidak sesuai dengan kontrak kerja.
g. Konsultan supervisi memberikan saran atau
pertimbangan kepada pemilik proyek dalam
melaksanakan kegiatan proyek.
3. Kontraktor
Kontraktor adalah individu atau badan yang di tunjuk
oleh pengguna badan jasa sebagai peaksanaan prioyek dari
awal pekerjaan hingga berakhirnya pekerjaan tersebut. Pada
proyek peninggatan jalan ini yang bertindak sebagai
kontraktor atau pelaksana ialah PT. Lingkar Persada.
Adapun beberapa wewenang atau tugas dari kontraktor
ialah:
a. Melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar–gambar
rencana, peraturan dan syarat–syarat pelaksanaan
pekerjaan yang tercantum dalam documen kontrak.
b. Menghadiri rapat koordinasi seiap unsure proyek
c. Bertanggung jawab terhadap setiap kesehatan dan
keselamatan pekerja selama dalam pelaksanaan proyek
berlangsung.
d. Membuat time schedule pekerjaan.
e. Membuat laporan setiap pekerjaan yang akan dan telah
dilaksanakan.
f. Menyerahkan pekerjaan kepada owner apabila
pekerjaan telah selesai dan bersedia melakukan
perawatan selama masa yang ditentukan.
SITE MANAGER
Edif Putra, ST
QUANTITY
Siska Betriyeni, ST
QUALITY
Zulda Fikri
Petugas K3
Konstruksi
Fitrias Bakar, ST
Berikut adalah Struktur organisasi lapangan pada proyek
peningkatan Jalan Balai Baru Lapau Balanjuang:
Gambar 3. 2 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksanaan
(Sumber: Data Perusahaan)
15
Wewenang, tugas, dan tanggung jawab masing-masing
bagian dari organisasi proyek yaitu:
1. Site manager
Tugas dan kewajiban site manager antara lain:
a. Menjamin semua isi dari kerangka acuan pekerjaan
akan dipenuhi dengan baik yang berkaitan pelaksanaan
pekerjaan.
b. Membantu pelaksanaan teknis kegiatan dalam
penyelesaian administrasi kemajuan proyek. Bantuan ini
termasuk mengumpulkan data proyek seperti kemajuan
pekerjaan, kunjungan pekerjaan, kunjungan laporan,
rapat-rapat koordinasi di lapangan, data pengukuran
kualitas dan pembayaran kepada kontraktor.
2. Quantity Surveryor
Tugas dan kewajiban quantity surveryor adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan survey lapangan awal sebelum dilakukan
pekerjaan.
b. Memahami hal terkait volume, harga satuan dan tata
cara pembayaran yang dijelaskan dalam documen lelang
atau document kontrak.
c. Membuat bill of quantity sesuai dengan gambar kerja,
data teknis lapangan, dan spesifikasi teknis yang
digunakan pada proyek pekerjaan proyek tersebut.
d. Mengevaluasi jadwal pekerjaan agar tidak terjadi
keterlambatan pekerjaan agar proyek selesai sesuai
dengan waktu yang ditentukan.
e. Memeriksa perubahan terkait volume pekerjaan
dilapangan.
f. Menghitung jumlah volume, bahan serta tenga kerja
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
g. Melakukan elevasi atas kebutuhan sumber daya yang
dibutuhkan dilapangan seperti, bahan, alat, dan dana
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
h. Mempersiapkan data terkait pengajuan penagihan hasil
pekerjaan.
16
i. Melakukan survey akhir terhadap pekerjaan ketika
pekerjaan telah selesai dikerjakan.
j. Memeriksa dan menghitung hasil pekerjaan sub
kontraktor.
k. Memberikan saran dan data yang dibutuhkan pada site
manager.
l. Memberikan penjelasan dan saran terkait permasalahan
yang timbul dilapangan.
3. Quality
Tugas dan kewajiban quality adalah sebagai berikut:
a. Mengerti, paham dan mempelajari spesifikasi teknis
yang di terapkan dalam suatu proyek.
b. Melakukan pemeriksaan alat QC.
c. Menguji mutu item yang dipakai dalam proyek.
d. Melakukan evaluasi atau uji kelayakan hasil pekerjaan
di laboratorium maupun lapangan.
e. Memeriksa hasil evaluasi atau uji kelayakan hasil
pekerjaan di laboratorium maupun lapangan.
f. Memahami perencanaan mutu dalam proyek yang
dikerjakan.
g. Membuat dan menyiapkan bahan laporan tentang
kontrol dan pengendalian mutu.
h. Menyelaraskan metode kerja,efisiensi waktu,serta
spesifikasi teknis agar proyek berjalan baik.
i. Melayangkan teguran tertulis maupun lisan terhadap
hasil kerja yang tidak sesuai standar.
j. Menyiapkan dan menyerahkan data pemeriksaan mutu
ke quality assurance.
k. Melakukan pemeriksaan dan penjagaan kualitas
pekerjaan agar sesuai dengan perjanjian dan standar
yang telah ditentukan.
4. Petugas K3
Tugas dan kewajiban petugas K3 adalah sebagai
berikut:
a. Bertugas membuat prosedur kerja, merencanakan dan
menerapkan K3, mempelajari metoda kerja dalam
17
document kontrak, melakukan pengawas serta instruksi
kerja K3.
b. Bertanggung jawab atas pengguanaan dan penyediaan
alat kerja dilapangan, terhadap keselamatan kerja. Serta
menerapkan ketentuan yang berlaku sesuai dengan
peraturan perundang undangan tentang K3 konstruksi.
c. Berwewenang melakukan pemeriksaan kepada seluruh
jajaran yang terkait dalam proyek dan semua pekerja,
serta melakukan penanganan kecelakaan atau adanya
penyakit yang terdapat dalam proyek konstruksi.
18
BAB IV
PELAKSANAAN PROYEK
19
4.2.1 LC (Lean Concrete)
a) Material
Lean concrete harus terdiri dari semen Portland, agregat
halus dan air dengan komposisi tertentu untuk menghasilkan
beton yang cocok untuk digunakan secara pneumatik, Material
dari lean concrete ialah menggunakan beton mutu K-125 dengan
ketebalan 10 cm.
b) Alat
Kaso untuk bekisting, stamper, talang cor, dan jidar.
c) Metoda pelaksanaan
Membuat cetakan dengan menggunakan bekisting , jija
bekisting sudah terpasang , truk mixer menuangkan beton cor
curah siap pakai, sembari menuangkan beton pekerja meratakan
lantai kerja tersebut dengan sendok semen. tidak lupa mengambil
sampel test slump , nilai test slump untuk LC ini 12-8cm.
b. Alat
Kaso untuk bekisting, stamper, talang cor, dan jidar.
c. Metoda pelaksanaan
Untuk menghindari atau mengurangi timbulnya retak-retak
penyusutan pada proses pengeringan dan pengerasan, maka
sistem pengecoran perlu dibuat meloncat-loncat dalam arti kata
20
setiap pengecoran memanjang sejauh 20 – 100 m (kira-kira satu
hari pengecoran) berhenti dan kemudian pengecoran berikutnya
atau pengecoran ke-2 dimulai meloncat pada jarak antara 7,5 – 10
m di depan pengecoran pertama sampai mencapai panjang 50 –
100 m, kemudian meloncat \ lagi antara 7,5 – 10 m, demikian
selanjutnya sampai mencapai ujung konstruksi perkerasan yang
direncanakan. Demikian pula pengecoran ke arah melebar juga
dibuat meloncat-loncat selebar jalur untuk menghindari timbulnya
retak-retak ikutan (symphatic cracks), maka daerah-daerah
loncatan sejauh 7,5 – 10 m ini ke arah melebar perlu dibuat
menerus sehingga membentuk jalur ke arah melintang selebar
jalur jalan. Sambungan dengan konstruksi perkerasan yang telah
ada (yang lama) juga harus dibuat meloncat sepanjang 7,5 – 10 m
atau lebih sedikit, dalam arti kata pengecoran baru dimulai 7,5 –
10 m di depan konstruksi perkerasan yang lama. Daerahdaerah
yang belum dicor ini akan dicor kemudian bilamana slab-slab di
kanan dan kirinya atau di belakang dan didepannya yang akan
disambung telah mencapai umur paling sedikit satu bulan dengan
maksud untuk memberi kesempatan agar slab yang dicor itu telah
selesai atau hampir selesai mengalami penyusutan.
A. Peralatan
Dalam pelaksanaan suatu proyek, akan dibutuhkan alat-
alat yang mampu menunjang proses penyelesaian proyek
tersebut. Dalam proyek Teknik Sipil, ada berbagai jenis
peralatan yang digunakan, salah satunya adalah alat berat. Alat
berat dapat diartikan sebagai alat yang digunakan oleh
manusia untuk membantu, mempermudah, serta mempercepat
pengerjaan pembangunan proyek. Jenis-jenis alat berat pun
berbeda-beda tergantung kegunaannya. Dalam proses
pemindahan tanah, alat berat dibagi atas tiga jenis yaitu traktor
(bulldozer, ripper, scrapper, motor grade, loader), excavator
(back hoe, clam shell, power shovel, dragline, mobile crane),
21
serta alat berat selain traktor dan excavator misalnya dump
truck, trailer, compressor, stone crusher, dredger, dan alat
pemadat.
Pemilihan alat berat yang benar akan sangat
berpengaruh pada proses penyelesaian proyek. Untuk dapat
memilih alat berat yang sesuai dengan proyek yang dikerjakan,
ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yakni:
1. Pemilihan alat berat berdasarkan fungsi yang
dibutuhkan
2. Kapasitas peralatan. Faktor ini didasarkan pada volume
total atau berat material yang akan diangkut atau
dikerjakan guna proyek dapat diselesaikan sesuai
jadwal.
3. Cara operasi alat berat. Pemilihan alat berat ini
berdasarkan arah penggunaan (vertikal/horizontal),
jarak gerak, kecepatan gerak, frekuensi gerak.
4. Pembatasan dari metode yang dipakai. Adapun
pembatasan yang mempengaruhi dalam pemilihan alat
berat adalah peraturan lalu lintas, biaya, pembongkaran,
serta metode konstruksi.
5. Biaya yang dibutuhkan untuk pengoperasian serta
pemeliharaan alat berat.
6. Jenis dan daya dukung tanah di lokasi proyek
7. Kondisi lapangan lokasi proyek.
Proyek Penyelenggaran Jalan Kabupaten/Kota Peningkatan
Jalan Balai Baru Lapau Balanjuang yang dilakukan di Ruas Jalan
Lapau Manggis–Belimbing Kec, Kuranji, Ruas Jalan Gunung
Sarik–Belimbing Kec. Kuranji, Ruas Jalan Simp. 3 Umar Kalil
Kec. Kuranji, Kota Padang. Proyek ini berfokus pada perbaikan
jalan raya menggunakan rigid beton. Adapun alat yang digunakan
selama proyek ini berlangsung antara lain:
22
1. Truk Mixer
Truk mixer atau yang lebih dikenal dengan sebutan truk molen
berfungsi untuk mengangkut beton dari pabrik menuju lokasi
proyek dengan bagian belakang berbentuk tabung yang terus
berputar demi menjaga konsistensi beton agar tetap cair dan tidak
mengeras dalam perjalanan. Truk mixer ini merupakan alat
transportasi khusus yang digunakan untuk mengangkut campuran
beton cor curah siap pakai (ready mix concrete) dari pabrik
olahan beton (batching plant) ke lokasi pengecoran. Truk mixer
biasanya digunakan dalam proyek berskala besar. Pada proyek
Penyelenggara Jalan Kabupaten Kota Peningkatan Jalan Balai
Baru Lapau Balanjuang ini, truk mixer digunakan untuk
mengangkut dua jenis beton yakni beton mutu fc 20 yang
digunakan dalam proses pengecoran rigid, dan beton mutu fc 15
untuk pengecoran lean concrete. Dapat dilihat pada Gambar 4.1.
2. Concrete Screeder
Concrete screeder merupakan alat yang digunakan pada
konstruksi jalan beton. Alat ini berfungsi untuk meratakan
serta menghaluskan permukaan beton. Untuk mendapatkan
tekstur beton yang diinginkan maka digunakan float dengan
cara meratakan atau menggerakan concrete screed. Dapat
dilihat pada Gambar 4.2.
23
Gambar 4. 2 Concrete Screeder
3. Concrete Vibrator
Concrete vibrator atau juga dikenal dengan sebutan
beton vibrator merupakan alat yang digunakan untuk
membantu para pekerja konstruksi pada saat proses
pengecoran. Concrete vibrator berfungsi untuk memadatkan
adonan beton yang dimasukan kedalam bekisting. Tujuan
penggunaan alat ini adalah agar udara yang ada di dalam
adonan beton dapat keluar sehingga tidak akan menimbulkan
rongga atau lubang pada adonan beton. Pemadatan
menggunakan alat ini juga akan menghasilkan beton yang
kuat, halus, dan tahan lama. Dapat dilihat pada Gambar 4.3.
24
4. Bekisting
Bekisting merupakan cetakan yang sifatnya hanya
sementara. Bekisting akan menahan beton selama beton
dituang dan dibentuk sesuai dengan proyek yang dikerjakan.
Ketika beton yang dibentuk sudah kering, bekisting akan
dibuka. Dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4. 4 Bekisting
5. Beton Groove
25
6. Kerucut Abrams
Dalam proses pembuatan campuran beton, dibutuhkan
konsistensi yang pas agar jalan yang dihasilkan kuat dan
bagus. Proses pengujian beton ini disebut dengan slump test.
Pada proses slump test digunakan kerucut Abrams. dapat
Dilihat pada Gambar 4.6.
B. Material
Material yang digunakan dalam proyek Penyelenggara
Jalan Kabupaten/Kota Peningkatan Jalan Balai Baru Lapau
Balanjuang antara lain:
1. Beton
Beton merupakan campuran dari semen, air, dan juga
agregat yang menimbulkan ikatan yang kuat antara masing-
masing bahan tersebut. Semen, air, dan agregat akan bereaksi
secara kimiawi yang kemudian akan mengikat butiran-butiran
agregat menjadi satu. Seperti hal nya material konstruksi
lainnya, beton akan menyusut bila temperaturnya naik dan
akan mengembang bila basah dan temperaturnya turun. Beton
akan mengerut setelah dihamparkan yakni ketika beton
26
tersebut mengeras dan terhidrasi sepenuhnya. Bila adonan
beton dibuat dengan agregat tertentu, volume nya akan
meningkat sesuai dengan umurnya. Pada proyek
Penyelenggaran Jalan Kabupaten Kota Peningkatan Jalan
Balai Baru Lapau Balanjuang beton yang digunakan adalah
beton jenis fc 20 dan lean concrete fc 15. Dapat dilihat pada
Gambar 4.7.
Gambar 4. 7 Beton
2. Besi Dowel
Perbaikan jalan yang menggunakan material beton
biasanya akan membutuhkan sebuah penghubung di dalam
stuktur nya, penghubung tersebut adalah besi dowel. Besi
dowel akan menghubungkan dua komponen pada struktur
bangunan. Besi dowel berbentuk batang baja polos yang
dipakai untuk mengikat ataupun menyambung proses
pengerasan jalan dengan tipe rigid pavement. Besi dowel juga
akan menghambat keretakan pada hasil jalan serta penguat
badan jalan agar tidak mudah rusak dan amblas. Dapat dilihat
pada Gambar 4.8.
4. Besi Tie-Bar
Besi Tie-bar adalah batang tulangan baja ulir yang digunakan pada
bagian tepi/ujung pelat beton yang berdampingan tetap dalam kontak
yang baik antara satu bagian dengan bagian yang lain. Besi Tie-bar juga
berfungsi untuk membantu terjadinya ikatan yang sempurna antar
sambungan konstruksi. Dapat dilihat pada Gambar 4.10.
28
Gambar 4. 10 Besi Tie-Bar
5. Bonding Adhesive
1. Mobilisasi
2. Pekerjaan Persiapan
a) Pembersihan Lokasi
b) Pembuatan papan nama proyek
c) Pembuatan direksi keet dan barak kerja
d) Persiapan alat kerja
a) Perakitan Tulangan
b) Pemasangan Tulangan
c) Pengecoran
4. Pekerjaan Finishing
30
kerja. Shop drawing harus sudah disiapkan dalam tahap awal
proyek dan mendapatkan persetujuan dari pihak pengawas
atau direksi pekerjaan. Shop drawing disiapkan oleh bagian
engineering yang berpedoman pada desain bangunan dari
konsultan. Adapun alat untuk menghitung penyiapan segmen
jalan , Dumb Truck , Bulldozer , Excavator , Breaker , Vibro
Roller , Motor Grader , Concrete Mixer Truck.
Penyiapan segmen jalan pada proses pengerjaan jalan
tipe rigid beton dilakukan untuk memperlancar proses
pengerjaan serta menjaga kebersihan, pertaan, dan perbaikan
elevasi dasar tanah. Adapun proses penyiapan segmen jalan
adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran
Pengukuran elevasi berguna untuk menyamaratakan
serta mempermudah proses pengecoran. Pengukuran ini
dilakukan sesuai dengan lebar dan panjang segmen jalan atau
pelat (slab) beton yang akan dikerjakan. Pengukuran elevasi
disesuaikan dengan kondisi dilapangan yang diukur dengan
selang timbang.
b. Pemasangan Patok
Pemasangan Patok dilakukan dengan maksud untuk
memberikan tanda pada lebar segmen jalan yang akan
dikerjakan. Pemasangan patok juga dikerjakan agar papan
bekisting bisa dipasang dengan kuat dan kaku. Alat yang
digunakan Kayu ,Patok kayu pada proses ini berukuran 5x7
cm.
c. Pemasangan Benang
Pemasangan benang pada lokasi konstruksi bertujuan
untuk memberikan tanda elevasi segmen jalan yang akan di
cor agar kesalahan dalam proses perataan permukaan jalan
beton dapat dihandari. Benang yang digunakan pada proses ini
adalah benang nylon.
d. Pekerjaan Drainase
Adapun tahap-tahap pekerjaan drainase terdiri atas:
31
1. Pekerjaan Galian
a. Penetapan titik pengukuran pada saluran lokasi yang
diperlukan panjang, arah aliran, kelandaian, pengaturan
pembuangan dari semua selokan dan semua lubang
penampungan (catch pits), dan selokan pembuang yang
berhubungan harus ditandai dengan cermat oleh
penyedia jasa sesuai dengan gambar dan atas
persetujuan direksi pekerjaan.
32
pertama. Batu besar pilihan harus di gunakan untuk
lapis dasar dan pada bagian sudut-sudut.
Batu harus di pasang dengan muka yang terpanjang
mendatar dan muka yang tampak harus di pasang
seajajar dengan muka dinding dari batu yag terpasang.
e. Pemasangan Bekisting
Proses pemasangan bekisting atau cetakan beton yang
berbentuk persegi panjang dari kayu dengan ketebalan 10 mm
yang panjang dan lebar nya disesuaikan dengan kebutuhan.
Papan bekisting dapat digunakan beberapa kali jika papan
tersebut masih layak pakai, hal ini disebabkan penggunaan
bahan material dan volume yang hampir sama dalam pada
adukan beton satu segmen jalan (slab) beton.
4. 3. 2 Pemasangan Tulangan dan Pengecoran
35
Gambar 4. 16 Penggunaan Concrete Vibrator
36
Selanjutnya dilakukan pemasangan besi tie-bar yang
berfungsi untuk membantu terjadinya ikatan yang sempurna
antar sambungan konstruksi. 1 segmen akan dipasangkan 7 tie-
bar, besi tie-bar ini menggunakan besi ulir dengan ukuran besi
16 panjang 60 cm. dapat dilihat pada gambar 4.18.
37
Gambar 4. 19 Grooving Beton
38
4.4. Perhitungan Bobot Pekerjaan
1. Time Schedule
Time Schedule merupakan uraian pekerjaan dan bobot
pekerjaan proyek setiap minggunya, dapat berupa bobot
perencanaan ataupun bobot realisasi. Oleh karena itu, time
schedule dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
A. Time Schedule Rencana
Pembuatan time schedule rencana pada proyek di lakukan
untuk mengetahui seberapa lama proyek berlangsung dan
waktu suatu item pekerjaan di mulai dan selesai. Time
schedule rencana juga berisi besarnya bobot masing–masing
pekerjaan yang harus di selesaikan tiap minggunya oleh
kontraktor.
B. Time Schedule Realisasi
Time schedule realisasi berfungsi untuk mengetahui
besarnya persen bobot pekerjaan yang telah diselesaikan tiap
minggunya. Penjumlahan tersebut akan dibandingkan dengan
bobot yang harus di capai dalam time schedule rencana.
Penulis mulai melaksanakan kerja praktek pada saat
proyek sudah berjalan selama 13 minggu. Bila disesuaikan
dengan time schedule 13 minggu pelasanaan proyek seharusnya
sudah menyelesaikan 55,27%, akan tetapi sesuai data yang
penulis dapatkan realisasi kemajuan pekerjaan proyek hanya
38,22%. Hal ini disebabkan karena terjadi kekurangan besi
wiremesh pada minggu-minggu sebelumnya, hingga pekerjaan
proyek ini sempat tertunda hingga 2 minggu jika
diakumulasikan. Meskipun terdapat kendala yang menghambat
proses pekerjaan proyek, proyek ini tetap dapat diselesaikan
tepat pada waktunya sesuai dengan rencana.
39
4.5. Persentase Bobot Pekerjaan
PBP =
40
Tabel 4. 1 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
KONTRAK
Harga Jumlah
No. Mata Pembayaran Uraian Satuan Bobot
Satuan Kuantitas Harga-Harga
(Rupiah) Volume Total Harga %
a b c e d f = (d x e) g
DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi LS 55.000.000,00 1,00 55.000.000,00 0,54
1,19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja LS 39.400.000,00 1,00 39.400.000,00 0,39
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 94.400.000,00
DIVISI 2. DRAINASE
2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 35.000,00 370,11 12.953.850,00 0,13
3
2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar M 650.000,00 350,00 227.500.000,00 2,23
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 2 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 240.453.850,00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 3 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 716.913.050,00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 5 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 7.313.137.500,00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 6 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 890.135.000,00
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (7a) Beton struktur, fc’ 20 Mpa M3 1.400.000,00 5,12 7.168.000,00 0,07
7.1 (8) Beton, fc’ 15 Mpa M3 1.250.000,00 586,25 732.812.500,00 7,19
7.3.(1) Baja Tulangan Polos BjTP 280 Kg 15.000,00 547,35 8.210.250,00 0,08
7.9.(1) Pasangan Batu M3 600.000,00 241,40 144.840.000,00 1,42
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 7 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 893.030.750,00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 9 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 21.636.000,00
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 10 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 15.360.000,00
(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 10.185.066.150,00 100,00
(B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 10% x (A) 1.018.506.615,00
(C) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 11.203.572.765,00
4.6. Kendala dan Masalah
Dalam proyek Penyelenggaran Jalan Kabupaten/Kota
Peningkatan Jalan Balai Baru Lapau Balanjuang, penulis
melihat ada beberapa kendala, antara lain:
1. Faktor cuaca yakni hujan, mengakibatkan seringnya
beberapa pekerjan tertunda.
2. Warga setempat yang mengambil adonan beton untuk
keperluan pribadi.
3. Kurangnya material konstruksi, mengakibatkan tertundanya
penyelesaian proyek.
4. Truk mixer pengangkut beton yang datang tidak sesuai
jadwal mengakibatkan tertundanya pengerjaan proyek.
42
BAB V
PENUTUP
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Selama menjalankan kerja praktek di proyek
Penyelenggaran Jalan Kabupaten/Kota Peningkatan Jalan
Balai Baru Lapau Balanjuang penulis mampu memahami
bagaimana pengaplikasian dari teori yang didapat selama di
perkuliahan dilapangan. Dalam laporan kerja praktek ini
penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Manajemen proyek pada pelaksanaan proyek
Penyelenggaran Jalan Kabupaten/Kota Peningkatan Jalan
Balai Baru Lapau Balanjuang ini sudah terlaksana dengan
baik, masing–masing pihak nya sudah mempunyai
pengalaman dan keahlian. Seluruh pihak yang menjalankan
proyek ini sangat baik menjalankan wewenang dan
tanggung jawabnya.
2. Pekerjaan proyek Penyelenggaran Jalan Kabupaten/Kota
Peningkatan Jalan Balai Baru Lapau Balanjuang ini
terlaksana dengan baik, sesuai dengan rencana serta
spesifikasi yang tertera dalam kontrak.
3. Pekerjaan pada proyek Penyelenggaran Jalan
Kabupaten/Kota Peningkatan Jalan Balai Baru Lapau
Balanjuang ini sesuai dengan waktu rencana. Dapat dilihat
pada time schedule yang terlampir tidak mengalami
keterlambatan.
4. Kendala yang terjadi pada proyek Penyelenggaran Jalan
Kabupaten/Kota Peningkatan Jalan Balai Baru Lapau
Balanjuang adalah:
a. Sering terhentinya pekerjaan karena kekurangan
material dan truk mixer datang terlambat
b. Ada beberapa warga setempat yang mengambil adonan
beton untuk keperluan pribadi
5.2. Saran
Selama kerja praktek, penulis bisa mempelajari,
mengamati, serta melihat langsung banyak hal tentang
bagaimana proses pekerjaan suatu proyek, dari segi teknis
43
maupun non teknis. Ada beberapa saran yang penulis ajukan,
yaitu:
1. Meningkatkan managemen proyek dengan mencari solusi
agar waktu pekerjaan yang terhenti akibat faktor cuaca yakni
hujan bisa diatasi dengan cepat, sehingga tidak berpengaruh
terhadap keterlambatan kerja.
2. Lebih berkoordinasi dengan warga setempat dan pemuda
sekitar untuk meningkatkan keamanan di lokasi proyek. Agar
tidak terjadinya permasalahan yang diakibatkan oleh pihak
yang tidak bertanggung jawab.
3. Memperhatikan kondisi serta jumlah material yang akan
digunakan untuk meminimalisir tertundanya penyelesaian
proyek.
4. Koordinasi dari semua pihak yang terlibat lebih ditingkatkan
lagi, agar truk mixer bisa datang tepat waktu, dan juga dalam
jumlah yang tepat sesuai target yang telah ditentukan.
44
DAFTAR PUSTAKA
Google Maps: Peta Lokasi Jalan Raya Balai Baru, Gunung Sarik, Kec.
Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat
45
LAMPIRAN
Panjang 5
Lebar 3,8
Tebal 0,27
Volume 5,12
Panjang 1.541
Lebar 3,8
Tebal 0,1
Volume 586,25
46
Lampiran 1. 2 Time Schedule
43
MAY JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
Item 27-May 31-May 7-Jun 14-Jun 21-Jun 28-Jun 5-Jul 12-Jul 19-Jul 26-Jul 2-Aug 9-Aug 16-Aug 23-Aug 30-Aug 6-Sep 13-Sep 20-Sep 27-Sep 4-Oct 11-Oct 18-Oct KET
Volume Sat Bobot (%)
Pembayaran s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d
30-May 6-Jun 13-Jun 20-Jun 27-Jun 4-Jul 11-Jul 18-Jul 25-Jul 1-Aug 8-Aug 15-Aug 22-Aug 29-Aug 5-Sep 12-Sep 19-Sep 26-Sep 3-Oct 10-Oct 17-Oct 23-Oct
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
DIV 1 UMUM
1.2 Mobilisasi 1,00 LS 0,54 0,090 0,090 0,090 0,090 0,090 0,090 100
1,19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1,00 LS 0,39 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018 0,018
DIV 2 DRAINASE
90
2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air 370,11 M3 0,13 0,064 0,064
2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar 350,00 M3 2,23 0,558 0,558 0,558 0,558
DIV 3 PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK -
80
3.1.(1) Galian Biasa 2.450,65 M3 0,84 0,105 0,105 0,105 0,105 0,105 0,105 0,105 0,105
3.1.(7) Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine 9,60 M3 0,03 0,033
3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari Sumber Galian 2.989,43 M3 6,16 0,685 0,685 0,685 0,685 0,685 0,685 0,685 0,685 0,685
70
DIV 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
5.1.(1) Lapis Fondasi Agregat Kelas A 78,75 M3 0,33 0,332
5.3.(2a) Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal
3.807,00 M3 60,74 5,062 5,062 5,062 5,062 5,062 5,062 5,062 5,062 5,062 5,062 5,062 5,062
5.3.(3) Lapis Pondasi bawah Beton Kurus 1.457,20 M3 10,73 0,894 0,894 0,894 0,894 0,894 0,894 0,894 0,894 0,894 0,894 0,894 0,894 60
DIV 6 PERKERASAN ASPAL
6.1.(1) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi 813,75 Liter 0,10 0,096
6.1.(2a) Lapis Perekat - Aspal Cair/Emulsi 2.495,00 Liter 0,31 0,153 0,153 50
6.3.(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC) 573,85 Ton 7,27 3,634 3,634
6.3.(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC) 81,38 Ton 1,00 0,999
6.3.(8) Bahan anti pengelupasan 143,82 Kg 0,07 0,035 0,035 40
DIV 7 STRUKTUR -
7.1 (7a) Beton struktur, fc’20 Mpa 5,12 M3 0,07 0,070
7.1 (8) Beton, fc’15 Mpa 586,25 M3 7,19 0,899 0,899 0,899 0,899 0,899 0,899 0,899 0,899 30
7.3.(1) Baja Tulangan Polos BjTP 280 547,35 Kg 0,08 0,081
7.9.(1) Pasangan Batu 241,40 M3 1,42 0,356 0,356 0,356 0,356
DIV 9 PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN - 20
9.1.(1) Mandor 36,00 Jam 0,01 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003
9.1.(2) Pekerja Biasa 72,00 Jam 0,01 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006
9.1.(4a) Dump Truck 3 - 4 m³ 36,00 Jam 0,12 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 0,0065 10
9.2.(1) Marka Jalan Termoplastik 43,20 M2 0,07 0,036 0,036
DIV 10 PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA -
10.1.(9) Perbaikan Campuran Aspal Panas 4,80 M3 0,15 0,151 0
RENCANA 100,00 0,11 0,11 1,52 1,88 2,62 2,77 7,13 6,77 6,77 6,95 6,67 5,98 5,98 6,88 6,88 6,88 5,99 6,32 5,84 4,78 1,05 0,11
KUMULATIF RENCANA 00:01 0,11 0,22 1,73 3,62 6,24 9,01 16,14 22,91 29,68 36,64 43,30 49,28 55,27 62,15 69,03 75,91 81,89 88,21 94,05 98,83 99,89 100,00
REALISASI
KUMULATIF REALISASI
DEVIASI
48