Anda di halaman 1dari 12

Peran Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka

Pengembangan Bank Perkreditan Rakyat


(Studi Kasus pada Bagian Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat Kantor Otoritas Jasa
Keuangan Malang)
Fadhil Irfan Muhammad
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
fadhilef@gmail.com

Dosen Pembimbing:
Dr. Drs. Sudjatno, MS.
ABSTRAK

Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga yang mengawasi Sektor Jasa Keuangan khususnya
pada bidang perbankan perlu menjalankan fungsinya dengan baik agar pelaksanaan kegiatan
pada Sektor Jasa Keuangan dapat berjalan dengan semestinya serta mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi. Otoritas Jasa Keuangan memiliki kewenangan untuk mengawasi
Bank Perkreditan Rakyat. Pengawasan atas Bank Perkreditan Rakyat penting untuk dilakukan
mengingat perannya dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi khususnya Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pengawasan
yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam mengembangkan Bank Perkreditan
Rakyat serta mengetahui sejauh mana proses pengawasan yang dilakukan mampu
menyelesaikan masalah yang terdapat pada Bank Perkreditan Rakyat. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis data kualitatif untuk mengetahui penjelasan detail pada setiap
aktivitas pengawasan yang dilakukan. Digunakan tiga metode pengumpulan data yang
berbeda yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah
penjelasan dan penjabaran mengenai tujuan Otoritas Jasa Keuangan serta proses pengawasan
yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam mengembangkan Bank Perkreditan
Rakyat. Penjelasan proses pengawasan dan pengembangan Bank Perkreditan Rakyat
dijabarkan melalui contoh kasus pada tiga Bank Perkreditan Rakyat yang bermasalah.

Kata Kunci: Pengawasan, Pengembangan, Otoritas Jasa Keuangan

ABSTRACT

Financial Services Authority as an institution that supervises the Financial Services Sector,
especially the banking sector, needs to perform its functions properly so that the activities in
the Financial Services Sector goes well and able to encourage the economic growth. The
Financial Services Authority has the authority to supervise Rural Banks. Supervision over
Rural Banks is important given its role to improve economic growth, especially small and
medium enterprises (SMEs). This study aims to determine the role of supervision conducted
by the Financial Services Authority in developing Rural Banks as well as to know the extent
to which the supervisory process undertaken able to resolve the problems contained in Rural
Banks. This research uses qualitative data analysis technique to know detail explanation at
every activity of supervision conducted. Three different data collection methods were used,
interview, observation, and documentation.The result of this research is explanation and
description about the purpose of Financial Services Authority and supervision process
conducted by Financial Services Authority in developing Rural Bank. The explanation of the
process of supervision and development of Rural Banks is spelled out through case examples
in three troubled Rural Banks.

Keywords: Supervision, Development, Financial Services Authority


1. PENDAHULUAN yang telah memiliki kewenangan
Indonesia merupakan negara yang penuh dalam mengatur dan
menganut sistem perekonomian menyelenggarakan sistem perbankan
demokrasi yang berlandaskan dan lembaga jasa keuangan di dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar suatu negara, yang sebelumnya
Negara Republik Indonesia Tahun menjadi satu di Bank Indonesia
1945. Dalam upaya meningkatkan sebagai bank sentral. Otoritas Jasa
perekonomian, diperlukan sistem Keuangan (OJK) di Indonesia resmi
moneter dan perbankan yang terbentuk dan berpisah dari Bank
terintegrasi dalam mengatur Indonesia sejak tahun 2012. Lembaga
penyelenggaraan sistem perekonomian ini merupakan lembaga independen
dan peredaran uang. yang berfungsi untuk
Kegiatan pada lembaga jasa menyelenggarakan sistem pengaturan
keuangan sebagai penyelenggara dari dan pengawasan terintegrasi terhadap
sistem moneter dan perbankan terus seluruh kegiatan sektor jasa keuangan
berkembang pesat seiring dengan yang meliputi perbankan, pasar modal,
berjalannya waktu, oleh karena itu industri keuangan non-bank, serta
diperlukan pengawasan intensif pada memberikan perlindungan terhadap
seluruh aspek dari lembaga jasa konsumen industri jasa keuangan. OJK
keuangan tersebut. Dalam upaya untuk dibentuk dengan tujuan agar
meningkatkan pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa
sektor jasa keuangan, sebagian besar keuangan terselenggara secara teratur,
negara-negara di dunia termasuk adil, transparan, dan akuntabel. Selain
Indonesia telah membentuk sebuah itu, lembaga ini juga bertujuan untuk
lembaga Otoritas Jasa Keuangan atau mewujudkan sistem keuangan yang
Financial Services Authority (FSA) tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil, serta mampu melindungi menghimpun dana dari masyarakat dan
kepentingan konsumen dan menyalurkannya kembali dalam
masyarakat. bentuk kredit, sehingga perlu diawasi
Pelaksanaan kewenangan agar pelaksanaan dari fungsi bank
Otoritas Jasa Keuangan pada sektor tersebut dapat berjalan sesuai dengan
perbankan sesuai dengan Pasal 7 sistem yang sudah ditentukan.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun Penelitian ini memiliki tujuan
2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan sebagai berikut:
meliputi pengaturan dan pengawasan 1. Untuk mengetahui tujuan dan
mengenai kelembagaan bank, fungsi dari Otoritas Jasa
kesehatan bank, aspek kehati-hatian Keuangan.
bank, serta pemeriksaan bank. 2. Untuk mengetahui proses
Sementara itu, kewenangan Kantor pengawasan yang dilakukan oleh
OJK Malang dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan pada Bank
perbankan hanya sebatas pada Perkreditan Rakyat.
pengawasan Bank Perkreditan Rakyat 3. Untuk mengetahui proses
(BPR) saja dikarenakan pengawasan manajemen strategis dari
bank umum terpusat di Otoritas Jasa pengawasan yang dilakukan
Keuangan Jakarta. Otoritas Jasa Keuangan pada Bank
Pengawasan terhadap BPR Perkredita Rakyat.
penting untuk dilakukan, mengingat 2. TINJAUAN PUSTAKA
lembaga jasa keuangan ini merupakan MANAJEMEN STRATEGI
penggerak perekonomian masyarakat, Manajemen strategi adalah
khususnya bagi masyarakat yang serangkaian keputusan dan tindakan
menginginkan pinjaman dana dalam manajerial yang menentukan kinerja
bentuk kredit dengan persyaratan dan perusahaan dalam jangka panjang
prosedur yang mudah, seperti yang (Hunger dan Wheelen, 2010).
dijelaskan oleh Kasmir (2014) bahwa Sementara itu, Fred dan David (2012)
lembaga jasa keuangan khususnya mengemukakan bahwa manajemen
bank berperan penting dalam strategis adalah seni dan pengetahuan
untuk merumuskan, oleh Sunarto (2007) dalam
mengimplementasikan, dan Njotoprajitno (2012) bahwa BPR
mengevaluasi keputusan lintas memiliki segmen yang lebih sempit
fungsional secara menyeluruh yang yang ditujukan pada retail banking dan
menjadikan suatu organisasi mampu kredit dengan skala kecil yang
untuk mencapai tujuannya dengan cara umumnya ditujukan untuk kelas
maksimal masyarakat dan usaha menengah
BANK PERKREDITAN RAKYAT kebawah sehingga dapat digolongkan
Bank Perkreditan Rakyat juga sebagai institusi keuanga mikro.
(BPR) merupakan lembaga perbankan OTORITAS JASA KEUANGAN
resmi yang diatur berdasarkan Berdasarkan Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Nomor 21 Tahun 2011 Tentang
tentang Perbankan yang telah diubah Otoritas Jasa Keuangan, dijelaskan
dan diperbaharui pada Undang- bahwa OJK adalah lembaga
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang independen yang memiliki fungsi,
Perbankan. Sesuai dengan yang tugas, dan wewenang pengaturan,
tercantum pada perundang-undangan, pengawasan, dan penyidikan di sektor
bank terbagi menjadi dua yaitu Bank jasa keuangan yang meliputi
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. perbankan, pasar modal, industri
PENGEMBANGAN BANK keungan non-bank, dan juga
PERKREDITAN RAKYAT perlindungan terhadap konsumen
Kegiatan usaha Bank industri jasa keuangan. Lebih lanjut
Perkreditan Rakyat yang difungsikan pada Pasal 2 Undang-Undang Nomor
khusus untuk menyalurkan dana 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
kepada masyarakat yang belum Keuangan disebutkan bahwa Otoritas
terjangkau oleh bank umum dengan Jasa Keuangan menjalankan tugas dan
tujuan menciptakan pemerataan dan kedudukan yang berada diluar
memperluas kesempatan untuk kewenangan pemerintah, kecuali
mengembangkan serta membuka terdapat permasalahan yang bukan
usaha, sesuai dengan yang dijelaskan
merupakan kewenangan dari Otoritas dengan berdasarkan konteks dan
Jasa Keuangan. metode yang alamiah.
PENGAWASAN BANK FOKUS PENELITIAN
PERKREDITAN RAKYAT Fokus pada penelitian ini adalah
Pengawasan Otoritas Jasa sebagai berikut:
Keuangan pada Bank Perkreditan 1. Tujuan dan fungsi dari Otoritas Jasa
Rakyat sesuai dengan Undang-Undang Keuangan.
Nomor 21 Tahun 2011 tentang 2. Proses pengawasan yang dilakukan
Otoritas Jasa Keuangan meliputi oleh Otoritas Jasa Keuangan pada
pengawasan pada aspek kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat. Pengawasan 3. Proses manajemen strategis yang
dilakukan berdasarkan kepatuhan pada terdapat pada proses pengawasan yang
laporan-laporan Bank Perkreditan dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan
Rakyat serta pengawasan berdasarkan pada Bank Perkreditan Rakyat.
risiko. Pengawasan dilakukan untuk LOKASI DAN SITUS
mengetahui kondisi BPR serta PENELITIAN
melakukan tindak lanjut yang akan Penelitian ini dilakukan di Kantor
dilakukan apabila BPR berada dalam Otoritas Jasa Keuangan Malang yang
pengawasan intensif. beralamat di Jalan Kawi Nomor 17,
3. METODE PENELITIAN Kota Malang, Jawa Timur. Situs
JENIS PENELITIAN penelitian yang akan didalami pada
Metode penelitian yang dipilih penelitian kali ini adalah bagian
adalah metode kualitatif seperti yang pengawasan perbankan yang terdapat
dijelaskan oleh Moleong (2011) bahwa pada Kantor Otoritas Jasa Keuangan
penelitian kualitatif adalah penelitian Malang.
yang ditujukan untuk memahami OBJEK DAN SUBJEK
fenomena yang dialami oleh subjek PENELITIAN
penelitian yang meliputi perilaku, Objek penelitian ini adalah Bank
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain Perkreditan Rakyat yang merupakan
sebagainya dengan cara deskriptif, lembaga jasa keuangan yang berada di
bawah pengawasan Otoritas Jasa yang baik terhadap objek yang diteliti.
Keuangan. Subjek pada penelitian ini Data sekunder atau disebut juga data
merupakan lembaga otoritas yang tangan kedua merupakan data yang
berwenang dalam mengawasi Bank diperoleh dari pihak lain dan tidak
Perkreditan Rakyat, yaitu Otoritas Jasa diperoleh langsung dari subjek
Keuangan. penelitian. Data ini dapat berupa
KARAKTERISTIK INFORMAN dokumentasi, laporan, arsip-arsip,
Subjek penelitian dipilih maupun data-data lain yang dimiliki
berdasarkan karakteristik yang sesuai oleh subjek penelitian maupun pihak
dengan judul dan kebutuhan data lain yang menyajikan data-data yang
penelitian yang diambil, yaitu: terkait dengan subjek penelitian.
1. Subjek penelitian ditentukan dengan METODE PENGUMPULAN DATA
teknik snowball sampling. Metode pengumpulan data berguna
2. Subjek merupakan pegawai Otoritas dalam menentukan cara yang paling
Jasa Keuangan Malang pada bagian efektif dalam mendapatkan data
pengawasan Bank Perkreditan Rakyat. penelitian. Pada penelitian ini, metode
3. Subjek masih aktif bekerja sebagai pengumpulan data yang digunakan
pegawai Otoritas Jasa Keuangan. adalah wawancara, observasi, dan
4. Berdomisili di Malang, sesuai dokumentasi.
dengan lokasi kantor Otoritas Jasa INSTRUMEN PENELITIAN
Keuangan Malang berada. Instrumen Penelitian merupakan
SUMBER DATA alat yang digunakan untuk meghimpun
Sumber data terbagi mejadi dua, data dalam rangka memecahkan
yaitu data primer dan data sekunder. masalah dan mencapai tujuan di dalam
Data primer merupakan data yang sebuah penelitian, tanpa instrumen
diperoleh secara langsung dari penelitian maka pengumpulan data
narasumber yang dilakukan dengan menjadi terhambat. Dalam penelitian
cara melakukan wawancara terhadap kualitatif, instrumen dari penelitian
informan yang terkait dengan subjek adalah peneliti itu sendiri, pedoman
penelitian dan memiliki pemahaman
wawancara, serta alat penunjang melakukan penyidikan pada sektor jasa
lainnya (Sugiyono, 2013). keuangan sesuai dengan Undang-
METODE ANALISIS DATA Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Metode analisis data kualitatif Otoritas Jasa Keuangan memiliki
merupakan upaya yang dilakukan fungsi dan tugas dalam menjalankan
dengan cara bekerja dengan data, fungsi pengaturan dan pengawasan
mengorganisasikan data, serta khususnya pada bidang perbankan.
memilahnya menjadi satuan yang Pengaturan dan pengawasan
mudah dikelola untuk selanjutnya perbankan diarahkan sesuai dengan
dicari pola yang terdapat pada data visi dari untuk mengoptimalkan fungsi
tersebut agar lebih mudah untuk perbankan Indonesia sebagai lembaga
menemukan hal-hal penting yang kepercayaan masyarakat dalam
dapat dipelajari sesuai dengan tujuan kaitanya sebagai lembaga penghimpun
penelitian tersebut (Moleong, 2011). dan penyaluran dana, serta mendorong
Tahapan analisis data menjadi terwujudnya sistem perbankan yang
kunci dalam melakukan penelitian sehat, kuat, dan efisien guna
kualitatif, hal ini perlu diperhatikan menciptakan kestabilan sistem
agar proses penelitian dapat dilakukan keuangan dalam rangka membantu
dengan baik. Bungin (2011) pertumbuhan perekonomian nasional.
menjabarkan tahapan analisis data Hal ini merupakan perwujudan visi,
kualitatif yang meliputi pengumpulan misi, dan tujuan dari Otoritas Jasa
data, reduksi data, display data, serta Keuangan yang terkait dengan
verifikasi dan penegasan kesimpulan. pertumbuhan dan stabilitas pada sektor
4. PEMBAHASAN DAN HASIL jasa keuangan secara keseluruhan dan
PENELITIAN perbankan secara khusus.
TUJUAN DAN FUNGSI OJK PROSES PENGAWASAN YANG
Otoritas Jasa Keuangan sebagai DILAKUKAN OJK PADA BPR
lembaga independen yang memiliki Proses pengawasan yang dilakukan
kewenangan untuk mengatur, OJK terhadap BPR memerlukan suatu
mengawasi, memeriksa, serta sistem yang membantu pengawas
dalam mengerjakan tugas-tugas dilakukan. Hal ini sejalan dengan yang
pengawasan, sistem ini berguna untuk dinyatakan oleh Pengawas Bank di
melaksanakan fungsi pengawasan yang Otoritas Jasa Keuangan Malang yang.
berbeda-beda tergantung dari “Kalau tahapan kita dari awal pasti
pendekatan dalam pelaksanaan membentuk tim pengawasan ya, seperti
tadi kita sesuaikan lagi dengan kondisi
pengawasan yang dilakukan. Dalam
BPR pada priode lalu. Kita tetapkan
menjalankan tugas pengawasan bank, strategi atau langkah-langkah, kan
OJK melaksanakan sistem pengawasan beda ya kalo kita ngawasin BPR yang
normal dengan BPR yang kondisinya
dengan menggunakan dua pendekatan,
harus ada perhatian lebih. Kemudian
yaitu pengawasan berdasarkan kita jalankan pengawasan rutin
kepatuhan dan pengawasan dengan memeriksa laporan-laporan
yang dikirimkan oleh BPR, nanti kita
berdasarkan risiko, membentuk sistem
analisis tingkat kesehatannya, nah
informasi perbankan dalam membantu berdasarkan hasil laporan tadi kita
tugas pengawasan bank, melaksanakan juga melakukan pemeriksaan secara
investigasi perbankan, serta melakukan langsung, nanti dari pemeriksaan ada
namanaya LHP atau laporan hasil
penyidikan perbankan. pemeriksaan tadi. Kalau sudah selesai
Proses Pengawasan yang semua baru nanti di akhir ada
dilakukan oleh Pengawas Otoritas Jasa penentuan status BPR, kalau memanng
berada dalam pengawasan intensif
Keuangan terhadap kegiatan yang
atau khusus itu kita tentuin lagi nanti
dilakukan oleh BPR memiliki tahapan gimana tindaklanjutnya” (PB)
atau proses yang harus dilakukan Hasil pengawasan Bank
secara berurutan. Proses tersebut Perkreditan Rakyat didapatkan dengan
dimulai dengan tahapan menelaah laporan berkala yang
mempersiapkan tim dan merencanakan dikirimkan oleh BPR melalui
pengawasan, melakukan pengawasan pengawasan tidak langsung (off-site
atas laporan-laporan yang dikirim oleh supervision). Hasil laporan tadi
BPR, melakukan pemeriksaan digunakan oleh pengawas untuk
langsung di lokasi BPR berada, serta menilai tingkat kesehatan bank, tata
menentukan status BPR berdasarkan kelola bank, kelembagaan bank,
hasil evaluasi dari pengawasan yang rencana bisnis bank, serta laporan lain
yang berkaitan dengan kegiatan usaha OJK, sebelumnya telah ditetapkan
bank. Selain pengawasan berdasarkan suatu rencana pengawasan yang
laporan, evaluasi juga dilakukan didasarkan oleh aturan maupun data
dengan menelaah Laporan Hasil historis sebagai dasar penentuan
Pemeriksaan (LHP) yang disusun atas strategi yang akan diterapkan dalam
dasar pengawasan langsung (off-site mengawasi BPR sepanjang periode
supervision) atau pemeriksaan yang pengawasan selama satu tahun. Hal ini
dilaksanakan langsung di kantor BPR sesuai dengan yang disampaikan oleh
terkait. Pengawas Bank di Kantor OJK
PROSES MANAJEMEN Malang bahwa perencanaan
STRATEGIS PADA pengawasan merupakan dasar dari
PENGAWASAN YANG pelaksanaan pengawasan.
DILAKUKAN OJK PADA BPR “Kalau strategi ya kita harus
Pengawasan yang dilakukan melakukan pengawasan sesuai dengan
prosedur yang ada, jadi untuk
oleh OJK terhadap kegiatan usaha
pengawas itu ada pedoman
BPR memiliki tahapan yang sesuai pengawasan untuk BPR, itu untuk
dengan prosedur serta ketentuan yang internal pengawas, jadi disitu
mencakup semua sistem atau prosedur
berlaku mengenai pengawasan dan
pengawasan. Diluar itu kita juga
kegiatan usaha BPR. Tahapan-tahapan siapkan tim pengawasan, kita bagi
yang terdapat pada proses pengawasan rata sesuai dengan kemampuan
pengawas yang berbeda-beda untuk
BPR menunjukkan bahwa OJK
dibagi lagi nanti, jadi disesuaikan gitu
menerapkan suatu strategi dalam antara kemampuan dan kondisi BPR
mengawasi kegiatan BPR. Sesuai yang diawasi.”(PB).
dengan yang dijelaskan oleh Hunger Pengawasan yang dilakukan oleh OJK

dan Wheelen (2010) bahwa terhadap BPR memiliki tahapan-

pengukuran yang digunakan untuk tahapan yang harus dilakukan, yang

menilai kinerja tergantung pada mana jika disesuaikan dengan tahapan

bagaimana unit organisasi akan dinilai atau elemen-elemen dasar dari

serta sasaran yang akan dicapai. Dalam manajemen strategis yang dijabarkan

hal pengawasan yang dilakukan oleh oleh Hunger dan Wheelen (2010) yang
meliputi pengamatan lingkungan, 2. Proses pengawasan yang dilakukan
perumusan strategi, implementasi oleh Otoritas Jasa Keuangan pada
strategi, serta evaluasi dan Bank Perkreditan Rakyat dilakukan
pengendalian. berdasarkan suatu sistem pengawasan
5. KESIMPULAN yang sudah dibentuk berdasarkan
Berdasarkan pembahasan dan ketentuan-ketentuan atas pengawasan
hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bank Perkreditan Rakyat.
pada bab sebelumnya terkait dengan Pengawasan dimulai dengan
peran pengawasan Otoritas Jasa membentuk suatu rencana pengawasan
Keuangan dalam rangka dan dilaksanakan dengan menilai
pengembangan Bank Perkreditan laporan-laporan yang dikirimkan oleh
Rakyat, maka dapat ditarik kesimpulan Bank Perkreditan Rakyat. Hasil dari
sebagai berikut: pengawasan menentukan apakah BPR
1. Tujuan dan fungsi dari Otoritas Jasa masuk ke dalam pengawasan intensif
Keuangan sesuai dengan visinya untuk atau tidak. Tindaklanjut dari hasil
menciptakan kestabilan pada sektor pengawasan tadi merupakan proses
jasa keuangan yang diwujudkan pengembangan yang dilakukan pada
dengan tugas dalam mengawasi Bank Perkreditan Rakyat dalam upaya
berbagai aspek pada tiap sektor yang perbaikan kondisi dan status BPR.
ada pada industrik jasa keuangan. 3. Pengawasan yang dilakukan oleh
Lebih lanjut lagi, fungsi dari Otoritas OJK terhadap kegiatan usaha BPR
Jasa Keuangan adalah melaksanakan memiliki tahapan yang sesuai dengan
tugas-tugas pengawasan pada sektor prosedur serta ketentuan yang berlaku
jasa keuangan yang meliputi mengenai pengawasan dan kegiatan
perbankan, pasar modal, dan Indsutri usaha BPR. Tahapan-tahapan yang
Keuangan Non Bank (IKNB). Salah terdapat pada proses pengawasan BPR
satu tugas pengawasan pada sektor menunjukkan bahwa OJK menerapkan
perbankan lebih khusus lagi adalah suatu strategi dalam mengawasi
pengawasan pada Bank Perkreditan kegiatan BPR.
Rakyat.
DAFTAR PUSTAKA 978-979-3649-65-8, diakses
Bungin, Burhan, 2011, Penelitian pada 20 Ferburari 2018.
Kualitatif, Edisi Kedua, Perdana
Media Grup, Jakarta http://eprints.unisbank.ac.id/195/
David, Fred R, 2012, Strategic
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian
Management: Concept and
Kuantitatif dan R&D, Bumi
Cases, Pearson Education,
Aksara, Bandung.
New Jersey.
Sunarto, H., 2007, Understanding the
Kasmir, 2014, Bank dan Lembaga
Role of Bank Relationships,
Keuangan Lainnya. Edisi
Relationship Marketing, and
Revisi, cetakan
Organizational Learning in
keempatbelas, PT. Raja the Performance of People's
Grafindo Persada, Jakarta. Credit Bank: Evidence from
Surveys and Case Studies of
Kasmir, 2014, Dasar-Dasar
Bank Perkreditan Rakyat and
Perbankan. Edisi Revisi,
Clients in Central Java,
Cetakan ke duabelas, PT.
Indonesia. Rozenberg
Raja Grafindo Persada, Publisher, Amsterdam.
Jakarta.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
Moleong, Lexy J, 2011, Metodologi tentang Perbankan.
Penelitian Kualitatif. Remaja
Undang-Undang Nomor 10 Tahun
Rosdakarya, Bandung.
1998 Tentang Perbankan.
Rosemarie Sutjiati Njotoprajitno,
Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2012, ‘Pengembangan dan
2011 Tentang Otoritas Jasa
Pemberdayaan BPR dalam
Keuangan.
Upaya Peningkatan Usaha
Kecil dan Menengah di Wheelen, Thomas L. dan David J.
Indonesia’, Seminar Nasional Hunger, 2010, Strategic
dan Call for Papers, ISSN Management and Business
Policy Achieving
Sustainability. Twelfth
Edition, Pearson, New Jersey

Anda mungkin juga menyukai