Anda di halaman 1dari 3

Nama: Karina Annastasya

Kelas : 2PA29
NPM : 10520522

1. a) Karakteristik Koneksi Internet


1) Koneksi fisik : misalnya ethernet, fiber-optik, modem, ADSL, wave-LAN, satelit,
dan masih banyak lagi. Dari segi konfigurasi, koneksi ini cukup dilihat sebagai
Point to point: koneksi dari ISP harus masuk langsung ke SATU komputer, router
atau gateway.
2) Koneksi logikal : Secara gampang, subnet adalah kelas IP yang diberi ISP buat
anda.
3) IP external/internal : IP eksternal adalah IP yang sah dipakai untuk
berkomunikasi di jaringan Internet sedunia. Sementara itu IP internal hanya
boleh dipakai di Intranet.
4) IP dinamik/statik : Jika pakai dinamik, IP komputer anda akan diberi oleh ISP
melalui DHCP, dan secara periodik akan berubah. Sebaliknya IP statik bersifat
tetap, anda isikan saat mengkonfigurasi network.

b) Macam-Macam Koneksi Internet


1) Koneksi Dial Up : Komputer yang dilengkapi dengan modem analog dapat
melakukan dial up, yaitu menghubungi server milik ISP untuk memperoleh akses
internet.
2) ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line) : adalah suatu teknologi modem yang
bekerja pada frekuensi antara 34 kHz sampai 1104 kHz.
3) WIFI / Hotspot : Jenis koneksi ini mulai heboh akhir-akhir ini. Dibeberapa kafe,
mal berlomba-lomba memberikan fasilitas ini bahkan gratis untuk para
pengunjung / langganan mereka.
4) Internet Via Kabel LAN : Koneksi internet dapat di lakukan pada jaringan
komputer. Setiap komputer dalam jaringan dapat terhubung ke internet via LAN
(Local Area Network) salah satunya.
5) 4G LTE : Teknologi terbaru untuk koneksi internet mobile. Kecepatan koneksi
internet dengan teknologi bisa mencapai hingga 72 Mbps.
6) 3G : Merujuk kepada perkembangan teknologi telepon wireless. Dengan 3G kita
bisa menikmati koneksi internet dengan kecepatan hingga 144Kbps dalam
koneksi bergerak mobile dan sekitar 385 Kbps dalam kondisi berjalan.

https://pakdosen.co.id/koneksi-internet/
Pengalaman Mona Ratuliu Dampingi Anak yang Di-bully di Media Sosial
(Cyber Bullying)

KOMPAS.com – Perundungan di media sosial (cyber bullying) menjadi salah satu


dampak buruk masifnya penggunaan teknologi komunikasi. Tidak hanya media sosial,
tetapi juga platform percakapan ataupun online game. Korban terbanyak cyber bullying
adalah anak-anak dan remaja. Tindakan perundungan ini tentu akan berpengaruh pada
kondisi mental mereka. Presenter dan aktris Mona Ratuliu termasuk orangtua yang anak
pertamanya, Davina Shafa Felisa atau yang akrab disapa Mima, pernah menjadi korban
perundungan. Mima mendapat banyak komentar buruk mengenai fisiknya sehingga ia
merasa down. Mona mengatakan, sebagai orangtua, ia berusaha hadir dan
mendengarkan curahan hati anaknya. Ia menyadari betul dukungan orangtua sangat
dibutuhkan oleh anak ketika sedang menghadapi masalah. Kendati demikian, ibu empat
anak itu tidak melarang anaknya memakai media sosial. Menurut dia, pada usianya saat
ini, Mima sudah bisa mengambil keputusan sendiri. “Mima sekarang sudah kelas III SMA
jadi enggak bisa dilarang, yang aku bisa lakukan hanya kasih dia inspirasi saat merasa
lelah dengan media sosial,” ujar Mona. Salah satu ide yang diberikan olehnya kepada
Mima adalah detoks media sosial atau tidak membuka media sosial selama beberapa
hari. Pada awalnya saran tersebut tidak digubris oleh sang anak. Namun, kemudian
Mima mengikuti saran Mona. Ketika sedang detoks media sosial, Mima melakukan hal-
hal lain yang bisa membuatnya nyaman kembali. Contohnya memasak, berinteraksi
dengan teman, dan aktivitas lain yang bisa mengalihkan perhatiannya.

“Memang butuh waktu untuk dilakukan. Tapi, sebagai orangtua harus terus
berkomunikasi, cek keadaan anak,” imbuh Mona. Istri Indra Brasco itu juga selalu
berupaya untuk mengajak anak-anaknya mengungkapkan isi hati dan menceritakan hal-
hal yang sedang dialami. Baca juga: Apa itu Cyberbullying dan Bagaimana Mengajari
Anak Menghindarinya? Selain itu, ia juga memberi tahu anaknya tentang fitur-fitur di
media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk mencegah perundungan, antara lain
menyaring komentar dan mengunci akun. Mona juga tetap memantau aktivitas anaknya
di media sosial. Mereka saling berteman dan tak jarang saling memberikan komentar
atau mengirim pesan. Bahkan, beberapa kali ia mendiskusikan hal-hal yang diunggah
oleh anaknya di media sosial, baik itu hal positif maupun sesuatu yang dirasa kurang
baik. “Aku mendiskusikan secara reguler. Dari situ tahu orangtuanya memantau demi
keamanan bersama, tapi tetap merasa nyaman,” pungkas Mona.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/27/160521620/pengalaman-mona-ratulia-
dampingi-anak-yang-di-bully-di-media-sosial
.Analisis Kasus Cyber Bullying

Salah satu potensi penyebab terjadinya kasus cyberbullying di Indonesia adalah


kurangnya empati. Sebagian anak-anak muda beranggapan bahwa masalah ini sepele
sehingga mereka meremehkan dampak buruknya pada korban. Popularitas menjadi
salah satu hal yang mungkin dianggap penting oleh anak-anak muda di sekolah. Atas
dasar ini, sebagian anak mungkin melakukan cyberbullying untuk mendapatkan
perhatian dari teman-temannya. Tidak hanya itu, mereka juga bisa melakukan
perundungan di dunia maya untuk menurunkan status sosial dari korban. Maka dari itu,
ada peraturan/norma yang harus di taati dalam ber internet yaitu netiquette.

Kaitannya netiquette dengan cyber bullying adalah untuk menjaga dan menghormati
privasi orang lain sebagai tanda dalam perspektif komunikasi media sosial yaitu perilaku
yang kasar yang berkembang salah satunya adalah membully/menghina orang lain di
akun sosial media. Hal itu tidak boleh terjadi karena bisa membuat korban menjadi
rendah diri, malu. Apabila kondisi ini terjadi berulang-ulang dan semakin parah maka
akan menyebabkan perasaan ingin mengakhiri hidupnya.

Cara penanganan yang bisa kita ambil untuk korban/kita sendiri yang berdampak
pada cyber bullying adalah blokir akun sosial media pelaku. Jadi, jika ada akun yang
berkomentar buruk dan menghina, jangan ragu untuk memblokir atau melaporkannya.
Dan, mengatur sosial media menjadi privat akun. Pastikan akun-akun pengikut
merupakan kenalan, seperti teman dekat atau keluarga saja. Dan yang terakhir cara
mencegah korban cyber bullying adalah dengan tidak posting terlalu sering atau banyak,
hindari konten posting-an yang aneh, pintar-pintar memilih teman di sosial media, tidak
sembarang bercerita di sosial media Membedakan hal yang lebih baik diceritakan
pribadi atau di media sosial, tunjukkan Prestasi, tumbuhkan Rasa Percaya Diri. Hal
tersebut jika dihindari akan mengurangi dampak negatif di sosial media.

https://www.sehatq.com/artikel/apa-itu-cyberbullying-dan-bagaimana-pencegahannya

https://www.industry.co.id/read/97494/5-cara-mengatasi-cyberbullying

Anda mungkin juga menyukai