Anda di halaman 1dari 3

DERMATOFITOSIS

Nomor Dokumen :

Nomor Revisi :
00
SOP Tanggal Terbit :
13 Juni 2022
Halaman :
1/3

UPTD PUSKESMAS d rg. Anita Rachmawati


SUKMAJAYA NIP. 197206222000122004
1. Pengertian Dermatofitosis adalah infeksi jamur dermatofita yang
memiliki sifat mencernakan keratin di jaringan yang
mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada
epidermis, rambut, dan kuku.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah unt uk
Penatalaksanaan Dermatofitosis di UPTD Puskesmas
Sukmajaya.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Nomor
440/069/SK/PKM-SJ/VI/2022 tentang Penataksanaan
Dermatofitosis
4. Referensi Keputusan Menkes RI No 1186 Tahun 2022 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun


2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

5. Prosedur/ 1) Petugas menyapa pasien


Langkah-Langkah
2) Petugas mencuci tangan
3) Petugas memakai APD
4) Petugas mengukur suhu
5) Petugas mengarahkan pasien untuk mendaftar di loket
pendaftaran
6) Petugas menghantarkan Rekam medis ke Ruang pelayanan
umum,Ruang lansia dan Balita
7) Petugas memanggil sesuai nomer urut
8) Petugas melakukan pengkajian awal
9) Petugas melakukan identifikasi pasien
10) Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
kepada pasien sesuai Panduan Praktik Klinis Dermatofitosis
Penatalaksanaan Dermatofitosis

a. Higiene diri harus terjaga, dan pemakaian


handuk/pakaian secara bersamaan harus dihindari.
b. Untuk lesi terbatas, diberikan pengobatan topikal,
yaitu dengan: antifungal topikal seperti krim klotrimazol,
mikonazol, atau terbinafin yang diberikan hingga lesi hilang
dan dilanjutkan 1-2 minggu kemudian untuk mencegah
rekurensi.
c. Untuk penyakit yang tersebar luas atau resisten
terhadap terapi topikal, dilakukan pengobatan sistemik
dengan:
1) Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0,5-1 g per
hari untuk orang dewasa dan 0,25 – 0,5 g per hari untuk
anak- anak atau 10-25 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis.
2) Golongan azol, seperti Ketokonazol: 200 mg/hari;
Itrakonazol: 100 mg/hari atau Terbinafin: 250 mg/hari
Pengobatan diberikan selama 10-14 hari pada pagi hari
setelah makan.
Konseling dan Edukasi
Edukasi mengenai penyebab dan cara penularan penyakit.
Edukasi pasien dan keluarga juga untuk menjaga higiene
tubuh, namun penyakit ini bukan merupakan penyakit yang
berbahaya.
Kriteria rujukan Pasien dirujuk apabila:
a. Penyakit tidak sembuh dalam 10-14 hari setelah
terapi.
b. Terdapat imunodefisiensi.
c. Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan
multifarmaka.
Peralatan
a. Lup
b. Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan KOH

Prognosis
Pasien dengan imunokompeten, prognosis umumnya
bonam, sedangkan pasien dengan imunokompromais, quo
ad sanationamnya menjadi dubia ad bonam.
11) Petugas memberikan resep obat ke pasien untuk mengambil
obat di ruang pelayanan farmasi
12) Petugas melakukan pencatatan rekam medis
6. Bagan Alir Sesuai Alur Pelayanan

7. Unit Terkait a. Ruang pelayanan umum,Ruang pelayanan Lansia dan Balita


b. Ruang Pelayanan Pendaftaran
c. Ruang Pelayanan farmasi

2/3
d. Ruang Pelayanan Laboraturium
Rekaman Histori Perubahan

NO YANG DIUBAH ISI PERUBAHAN TGL. MULAI DIBERLAKUKAN

a. Keputusan Menkes RI No
1186 Tahun 2022 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama
Referensi
1 15 juni 2022
b. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat

a. SK Kepala UPT
Puskesmas Kecamatan 13 juni 2022
2.
Kebijakan Sukmajaya Nomor
440/069/SK/PKM-SJ/VI/2
022 tentang
Penatalaksanaan
Dermatofitosis

3/3

Anda mungkin juga menyukai