Anda di halaman 1dari 9

AfterMath

Artline
Calista Dhiya' Izzy Syva

JPanjang Menuju
alan
Keabadian
Energi Berkelanjutan
Untuk Masa Depan Negeriku
AFTERMATH EDITORIAL

Jika Tidak Ada Keabadian,


Setidaknya Berkelanjutan

Bukankah LGBT merupakan sebuah


takdir Tuhan? Bukankah LGBT
adalah HAM? Kenapa harus di
larang? Logikanya kalau gk percaya
LGBT itu takdir tuhan, sekarang
saya tanya ke kamu, kamumau gak
jadi gay? Ga mau kan? Itu.

Setelah di download kita masuk ke


link berikut nya yaitu formulir 2
yang birisi pengisian biodata
biodata guru pendamping,
biodatanya siswa dan email siswa
masing masing. kemudian di
formulir 2 kita mencantumkan
downloadan formulir tadi di
formulir 1.

Filsafat adalah ilmu terbaik yang pernah


saya pelajari, tapi bukan disekolah. Di
sekolah hanya ada...
Alasan untuk melakukan perjalanan Perjalanan dapat terjadi dalam
antara lain: rekreasi, pariwisata bentuk transportasi bertenaga
atau liburan, perjalanan penelitian manusia seperti berjalan atau
untuk mengumpulkan informasi, bersepeda, atau dengan kendaraan,
untuk mengunjungi orang di hari seperti transportasi umum, mobil,
raya, perjalanan amal, migrasi untuk kereta api dan pesawat terbang.
memulai hidup di tempat lain, ziarah
agama dan perjalanan misi, Perjalanan bisnis, perdagangan,
perjalanan bisnis, perdagangan, bepergian dan alasan lainnya
bekerja, dan alasan lain seperti seperti mendapatkan perawatan
untuk mendapatkan perawatan kesehatan atau kabur dari perang
kesehatan atau memulai atau kabur atau untuk naik kendaraan, seperti
dari perang, atau untuk kesenangan transportasi umum, mobil, kereta
perjalanan. api dan pesawat terbang.
EDITORIAL

Jika Tidak Ada “Keabadian”,


Setidaknya “Berkelanjutan”
Angan panjang akan sebuah sumber energi Selain kerusakan lingkungan berskala massive.
abadi bagi bumi, mungkin saja suatu Bahan bakar fosil merupakan sumber energi
kemustahilan “Nothing last forever”, rasanya tidak bisa diperbarui. Artinya, jika habis maka
ungkapan itu benar adanya. Bagaimana hendak akan habis, tanpa sisa. Saat itu lah “krisis
mendapatkan sumber energy yang abadi jika
energy” menjadi momok Menakutkan bagi
Matahari saja sebagai terbesar di bumi, suatu
dunia. Tak terkecuali Indonesia. Lalu
saat akan padam. Para ilmuwan Lembaga
Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat bagaimana dengan masa depan Energi di
(NASA) memprediksi Matahari akan padam dan negeri ini? Jangan terbuai dalam mimpi
membakar dirinya sendiri dalam kurun trilyunan panjang, Indonesia akan baik – baik saja,
tahun lagi. Memang masih lama. Namun, negara kita kaya minyak, batu bara melimpah,
yakinkah perdaban kita mampu bertahan selama “Krisis Energi” dimasa depan hanya omong
itu? tidak perlu menunggu Matahari sampai kosong. Bangun dan buka mata! Nyatanya tidak
padam, peradaban bumi sudah menuju bgitu. Data dari BPPT Energi Outlook 2019
kehancuran. www.esdm.go.id menyatakan, produksi minyak
bumi Indonesia hanya akan ada 53,8 juta barel
Pengunaan bahan bakar fosil nyatanya
pada tahun 2050. Batu bara, kemungkinan
menimbulkan kerusakan berskala massive bagi
lingkungan. Saat ini, dunia mengalami pemanasan hanya bisa diproduksi hingga 71 tahun. Sekali
tercepat dalam sejarah. Yang dituding menjadi lagi tidak ada yang abadi, namun setidaknya
dalang utama adalah Pembuatan energi listrik dan kita bisa mengusahakan “energy yang
panas dengan membakar bahan bakar fosil. berkelanjutan”.
Dilansir dari website kementrian dan sumberdaya

mineral www.esdm.go.id, sebagaian besar atau Langkah bijak telah diambil pemerintah
sekitar 80% kebutuhan energi dunia dipasok dari Indonesia, jika keabadian adalah suatu
bahan bakar fosil. Pembakaran ini akan kemustahilan, setidaknya pemerintah telah
menghasilkan karbon dioksida dan dinitrogen mengusahakan sesuatu yang “berkelanjutan”.
oksida, yakni gas rumah kaca berbahaya yang
Ya, “Energi Berkelanjutan”. Melansir Wikipedia
menyelimuti Bumi dan memerangkap panas
https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_berkelanjuta
matahari. Akibatnya suhu bumi meningkat , es
dikutup akan mencair, beberapa wilayah pesisir n, energy berkelanjutan adalah, penyediaan
akan tenggelam, beberapa wilayah akan energi yang mampu memenuhi kebutuhan saat
mengalami gagal panen, bencana kelaparan ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi
mengintai, juga munculnya penyakit mematikan mendatang untuk memenuhi kebutuhan
yang menjadi pandemi. Kita semua yang harus mereka. Dalam Bahasa sederhana dapat
menanggung akibatnya, termasuk Indonesia. diartikan, memenuhi kebutuhan energy saat ini
tanpa merampok hak ketersediaan energy bagi
generasi mendatang. Teknologi yang
mempromosikan energi berkelanjutan adalah
teknologi yang aman bagi lingkungan dan
menggunakan sumber energi terbarukan,
seperti pembangkit listrik tenaga air, energi
surya, energi angin, tenaga ombak, energi
Angan panjang akan sebuah sumber energi
abadi bagi bumi, mungkin saja suatu
kemustahilan “Nothing last forever”, rasanya
ungkapan itu benar adanya. Bagaimana
hendak mendapatkan sumber energy yang
abadi jika Matahari saja sebagai terbesar di
bumi, suatu saat akan padam. Para ilmuwan
Lembaga Antariksa dan Penerbangan
Amerika Serikat (NASA) memprediksi
Matahari akan padam dan membakar dirinya
sendiri dalam kurun trilyunan tahun lagi.
Memang masih lama. Namun, yakinkah
perdaban kita mampu bertahan selama itu?
tidak perlu menunggu Matahari sampai
padam, peradaban bumi sudah menuju
kehancuran.

Pengunaan bahan bakar fosil nyatanya


menimbulkan kerusakan berskala massive
bagi lingkungan. Saat ini, dunia mengalami
Angan panjang akan sebuah sumber energi abadi bagi pemanasan tercepat dalam sejarah. Yang
bumi, mungkin saja suatu kemustahilan “Nothing last dituding menjadi dalang utama adalah
forever”, rasanya ungkapan itu benar adanya. Pembuatan energi listrik dan panas dengan
Bagaimana hendak mendapatkan sumber energy yang membakar bahan bakar fosil. Dilansir dari
abadi jika Matahari saja sebagai terbesar di bumi, suatu website kementrian dan sumberdaya mineral
saat akan padam. Para ilmuwan Lembaga Antariksa www.esdm.go.id, sebagaian besar atau
dan Penerbangan Amerika Serikat (NASA) memprediksi sekitar 80% kebutuhan energi dunia dipasok
Matahari akan padam dan membakar dirinya sendiri dari bahan bakar fosil. Pembakaran ini akan
dalam kurun trilyunan tahun lagi. Memang masih lama. menghasilkan karbon dioksida dan dinitrogen
Namun, yakinkah perdaban kita mampu bertahan oksida, yakni gas rumah kaca berbahaya yang
selama itu? tidak perlu menunggu Matahari sampai menyelimuti Bumi dan memerangkap panas
padam, peradaban bumi sudah menuju kehancuran. matahari. Akibatnya suhu bumi meningkat , es
dikutup akan mencair, beberapa wilayah
Pengunaan bahan bakar fosil nyatanya menimbulkan pesisir akan tenggelam, beberapa wilayah
kerusakan berskala massive bagi lingkungan. Saat ini, akan mengalami gagal panen, bencana
dunia mengalami pemanasan tercepat dalam sejarah. kelaparan mengintai, juga munculnya
Yang dituding menjadi dalang utama adalah Pembuatan penyakit mematikan yang menjadi pandemi.
energi listrik dan panas dengan membakar bahan bakar Kita semua yang harus menanggung
fosil. Dilansir dari website kementrian dan sumberdaya akibatnya, termasuk Indonesia.
mineral www.esdm.go.id, sebagaian besar atau sekitar
80% kebutuhan energi dunia dipasok dari bahan bakar
fosil. Pembakaran ini akan menghasilkan karbon dioksida
dan dinitrogen oksida, yakni gas rumah kaca berbahaya
yang menyelimuti Bumi dan memerangkap panas
matahari. Akibatnya suhu bumi meningkat , es dikutup
akan mencair, beberapa wilayah pesisir akan tenggelam,
beberapa wilayah akan mengalami gagal panen, bencana
kelaparan mengintai, juga munculnya penyakit
mematikan yang menjadi pandemi. Kita semua yang
harus menanggung akibatnya, termasuk Indonesia.
Angan panjang akan
sebuah sumber energi
abadi bagi bumi,
mungkin saja suatu
kemustahilan “Nothing
last forever”, rasanya
ungkapan itu benar
adanya. Bagaimana
hendak mendapatkan
sumber energy yang
abadi jika Matahari saja
sebagai terbesar di bumi,
suatu saat akan padam. Angan panjang akan sebuah sumber energi abadi bagi bumi, mungkin
Para ilmuwan Lembaga saja suatu kemustahilan “Nothing last forever”, rasanya ungkapan itu
Antariksa dan benar adanya. Bagaimana hendak mendapatkan sumber energy yang
Penerbangan Amerika abadi jika Matahari saja sebagai terbesar di bumi, suatu saat akan padam.
Serikat (NASA) Para ilmuwan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat
memprediksi Matahari (NASA) memprediksi Matahari akan padam dan membakar dirinya sendiri
akan padam dan dalam kurun trilyunan tahun lagi. Memang masih lama. Namun, yakinkah
membakar dirinya sendiri perdaban kita mampu bertahan selama itu? tidak perlu menunggu Matahari
dalam kurun trilyunan sampai padam, peradaban bumi sudah menuju kehancuran.
tahun lagi. Memang
masih lama. Namun, Pengunaan bahan bakar fosil nyatanya menimbulkan kerusakan berskala
yakinkah perdaban kita massive bagi lingkungan. Saat ini, dunia mengalami pemanasan tercepat
mampu bertahan selama dalam sejarah. Yang dituding menjadi dalang utama adalah Pembuatan energi
itu? tidak perlu menunggu listrik dan panas dengan membakar bahan bakar fosil. Dilansir dari website
Matahari sampai padam, kementrian dan sumberdaya mineral www.esdm.go.id, sebagaian besar atau
peradaban bumi sudah sekitar 80% kebutuhan energi dunia dipasok dari bahan bakar fosil.
menuju kehancuran. Pembakaran ini akan menghasilkan karbon dioksida dan dinitrogen oksida,
yakni gas rumah kaca berbahaya yang menyelimuti Bumi dan memerangkap
Pengunaan bahan bakar panas matahari. Akibatnya suhu bumi meningkat , es dikutup akan mencair,
fosil nyatanya beberapa wilayah pesisir akan tenggelam, beberapa wilayah akan mengalami
menimbulkan kerusakan gagal panen, bencana kelaparan mengintai, juga munculnya penyakit
berskala massive bagi mematikan yang menjadi pandemi. Kita semua yang harus menanggung
lingkungan. Saat ini, dunia akibatnya, termasuk Indonesia.
mengalami pemanasan
tercepat dalam sejarah.
Yang dituding menjadi
dalang utama adalah
Pembuatan energi listrik
dan panas dengan
membakar bahan bakar
fosil. Dilansir dari website
kementrian dan
sumberdaya mineral
www.esdm.go.id,
AfterMath Spensapur

Angan panjang akan


sebuah sumber energi
abadi bagi bumi,
mungkin saja suatu
kemustahilan “Nothing
last forever”, rasanya
ungkapan itu benar
adanya. Bagaimana
hendak mendapatkan
sumber energy yang
abadi jika Matahari saja
sebagai terbesar di bumi,
suatu saat akan padam.
Para ilmuwan Lembaga
Antariksa dan
Penerbangan Amerika
Serikat (NASA)
memprediksi Matahari
akan padam dan
membakar dirinya sendiri
dalam kurun trilyunan
tahun lagi. Memang
masih lama. Namun,
yakinkah perdaban kita
mampu bertahan selama
itu? tidak perlu menunggu
Matahari sampai padam,
peradaban bumi sudah
menuju kehancuran.

Pengunaan bahan bakar


fosil nyatanya
menimbulkan kerusakan
berskala massive bagi
lingkungan. Saat ini, dunia
mengalami pemanasan
tercepat dalam sejarah.
Yang dituding menjadi
dalang utama adalah
Pembuatan energi listrik
dan panas dengan
membakar bahan bakar
fosil. Dilansir dari website
kementrian dan
sumberdaya mineral
www.esdm.go.id,
Angan panjang akan sebuah sumber energi abadi bagi bumi,
mungkin saja suatu kemustahilan “Nothing last forever”, rasanya
ungkapan itu benar adanya. Bagaimana hendak mendapatkan
sumber energy yang abadi jika Matahari saja sebagai terbesar di
bumi, suatu saat akan padam. Para ilmuwan Lembaga Antariksa
dan Penerbangan Amerika Serikat (NASA) memprediksi Matahari
akan padam dan membakar dirinya sendiri dalam kurun trilyunan
tahun lagi. Memang masih lama. Namun, yakinkah perdaban kita
mampu bertahan selama itu? tidak perlu menunggu Matahari
sampai padam, peradaban bumi sudah menuju kehancuran.

Pengunaan bahan bakar fosil nyatanya menimbulkan kerusakan


berskala massive bagi lingkungan. Saat ini, dunia mengalami
pemanasan tercepat dalam sejarah. Yang dituding menjadi dalang
utama adalah Pembuatan energi listrik dan panas dengan
membakar bahan bakar fosil. Dilansir dari website kementrian dan
sumberdaya mineral www.esdm.go.id, sebagaian besar atau sekitar
80% kebutuhan energi dunia dipasok dari bahan bakar fosil.
Pembakaran ini akan menghasilkan karbon dioksida dan dinitrogen
oksida, yakni gas rumah kaca berbahaya yang menyelimuti Bumi
dan memerangkap panas matahari. Akibatnya suhu bumi
meningkat , es dikutup akan mencair, beberapa wilayah pesisir akan
tenggelam, beberapa wilayah akan mengalami gagal panen,
bencana kelaparan mengintai, juga munculnya penyakit
mematikan yang menjadi pandemi. Kita semua yang harus
menanggung akibatnya, termasuk Indonesia.
AfterMath Spensapur

Angan panjang akan


sebuah sumber energi
abadi bagi bumi,
mungkin saja suatu
kemustahilan “Nothing
last forever”, rasanya
ungkapan itu benar
adanya. Bagaimana
hendak mendapatkan
sumber energy yang
abadi jika Matahari saja
sebagai terbesar di bumi,
suatu saat akan padam.
Para ilmuwan Lembaga
Antariksa dan
Penerbangan Amerika
Serikat (NASA)
memprediksi Matahari
akan padam dan
membakar dirinya sendiri
dalam kurun trilyunan
tahun lagi. Memang
masih lama. Namun,
yakinkah perdaban kita
mampu bertahan selama
itu? tidak perlu menunggu
Matahari sampai padam,
peradaban bumi sudah
menuju kehancuran.

Pengunaan bahan bakar


fosil nyatanya
menimbulkan kerusakan
berskala massive bagi
lingkungan. Saat ini, dunia
mengalami pemanasan
tercepat dalam sejarah.
Yang dituding menjadi
dalang utama adalah
Pembuatan energi listrik
dan panas dengan
membakar bahan bakar
fosil. Dilansir dari website
kementrian dan
sumberdaya mineral
www.esdm.go.id,

Anda mungkin juga menyukai