0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan6 halaman
Tapping box berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak restoran di Kota Banjarmasin. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas wajib pajak setuju tapping box dapat mengurangi praktik kecurangan, membuat proses pemungutan pajak lebih efektif dan transparan, serta memastikan semua transaksi terdata dengan baik. Meski demikian, beberapa wajib pajak belum sepenuhnya mematuhi penggunaan tapping
Tapping box berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak restoran di Kota Banjarmasin. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas wajib pajak setuju tapping box dapat mengurangi praktik kecurangan, membuat proses pemungutan pajak lebih efektif dan transparan, serta memastikan semua transaksi terdata dengan baik. Meski demikian, beberapa wajib pajak belum sepenuhnya mematuhi penggunaan tapping
Tapping box berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak restoran di Kota Banjarmasin. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas wajib pajak setuju tapping box dapat mengurangi praktik kecurangan, membuat proses pemungutan pajak lebih efektif dan transparan, serta memastikan semua transaksi terdata dengan baik. Meski demikian, beberapa wajib pajak belum sepenuhnya mematuhi penggunaan tapping
NIM : 2010313120017 Mata Kuliah : Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dosen Pengampu : Mellani Yuliastina, SE, M.Ak, Ak, CA Kode Kasus : 2 (Industri Rumah Makan)
UJIAN TENGAH SEMESTER
Analisis terkait dengan Penggunaan Tapping Box di Indonesia untuk Industri Rumah Makan a. Kekuatan dan Kelemahan Kekuatan penggunaan Tapping Box untuk Industri Rumah Makan sangatlah banyak. Dari sisi pemerintah, sesuai dengan kegunaan utamanya sendiri, adanya tapping box ini memudahkan pemerintah dalam melakukan pengawasan perpajakan terhadap rumah makan sehingga penerimaan pajak daerah dapat berjalan secara optimal. Hal ini dibuktikan dari penelitian-penelitian yang menyebutkan bahwa penerimaan pajak rumah makan mengalami peningkatan sejak dipasangnya tapping box. Tapping box atau bisa disebut dengan alat pemantau pajak dapat merekam transaksi agar tidak ada penyelewengan pajak daerah. Transaksi yang terekam akan dikirimkan secara otomatis ke server Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Data tersebut tentunya dapat dijadikan pembanding antara jumlah transaksi yang terjadi dengan jumlah pajak yang disetorkan oleh pemilik rumah makan sehingga dapat mengurangi potensi kekurangan maupun kecurangan. Tapping box juga memudahkan pemerintah dalam melakukan estimasi penerimaan pajak rumah makan perbulannya. Dari sisi pemilik rumah makan, adanya tapping box ini tentunya bukan untuk mempersulit ataupun merugikan, melainkan dapat meningkatkan transparansi dalam penerimaan pajak daerah. Dalam hal ini, pemilik rumah makan hanya perlu menyetorkan pajak yang telah diterimanya dari konsumen ke kas negara. Selain meningkatkan transparansi, kredibilitas rumah makan pun terjamin karena adanya bukti jumlah pajak yang dibayarkan dengan jumlah transaksi yang terjadi sama besarnya. Adanya tapping box juga meningkatkan keefektifan dan keefisienan pemilik rumah makan dalam memantau omzet harian maupun mingguan tanpa perlu menghitung ulang omzet yang didapatkan. Dari sisi masyarakat, adanya tapping box tentunya dapat membuat masyarakat merasa aman dan puas karena masyarakat mengetahui bahwa pajak yang dibayarkan sudah disetorkan ke kas negara oleh pemilik rumah makan. Hal ini juga dapat mendorong kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Lalu kelemahan Tapping Box untuk Industri Rumah Makan. Dalam mengoperasikan sesuatu tentunya terdapat kendala-kendala yang menjadi kelemahan. Walaupun tapping box ini memiliki dampak positif terhadap pemilik rumah makan, tidak jarang ditemukan ada rumah makan yang tidak menggunakannya secara rutin karena kesadarannya yang kurang. Bahkan, beberapa rumah makan malah berlaku curang dengan membuat server baru serta memfilter omzet yang seharusnya dibayar agar pajak rumah makan yang dikenakan lebih sedikit. Selain dari sisi pemilik rumah makannya, kasir sebagai orang yang mengoperasikannya pun kadang kurang memahami penggunaan tapping box itu sendiri. Dari sisi server-nya sendiri, tapping box bisa mengalami loading yang lambat sehingga data transaksi tidak terekam secara langsung.
b. Studi Kasus/Contoh Kasus Penerapannya
Studi Kasus yang saya ambil ini adalah sebuah skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN SISTEM TAPPING BOX DAN NON TAPPING BOX TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK RESTORAN DI KOTA BANJARMASIN” yang ditulis oleh Famida Sahara. Berikut hasil penelitiannya. Pengaruh Tapping Box terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Restoran Hasil pengujian analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel Tapping Box berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Restoran di Kota Banjarmasin. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan hasil uji hipotesis yang menunjukkan nilai t hitung yaitu 2,446 yang lebih kecil dari nilai t tabel yaitu 1,994 serta tingkat signifikansi menunjukkan nilai 0,017 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menerima H1 yang mana: H1: Tapping Box berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Sesuai dengan teori atribusi menyatakan bahwa bila individu- individu mengamati perilaku seseorang mereka mencoba untuk menentukan apakah itu ditimbulkan secara internal atau eksternal. Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini berada di bawah kendali pribadi individu itu sendiri. Sedangkan perilaku yang disebabkan secara eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari luar atau dari faktor eksternal yang menyebabkan individu akan terpaksa berperilaku karena situasi. Jika dikaitkan dengan teori atribusi, teknologi dan informasi perpajakan dapat digolongkan sebagai penyebab eksternal. Secara eksternal, Tapping Box merupakan teknologi perpajakan yang secara otomatis merekam semua transaksi objek pajak dimana itu berada di luar kendali wajib pajak itu sendiri dianggap terpaksa patuh berperilaku oleh situasi. Theory of Planned Behavior (TPB) adalah teori yang menghubungkan antara keyakinan dengan perilaku seseorang. Teori ini memprediksi perilaku yang akan dilakukan seseorang berdasarkan niat. Berdasarkan model ini, niat dalam berperilaku dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu behavioral belief, normative belief dan control belief. Behavioral belief adalah hal-hal yang diyakini individu mengenai sebuah perilaku dari segi positif dan negatif. Normative belief adalah norma yang dibentuk orang-orang di sekitar individu yang akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Control belief adalah pengalaman pribadi atau orang di sekitar yang akan memengaruhi pengambilan keputusan individu. Dikaitkan dengan Theory of Planned Behavior (TPB), penerapan Tapping Box dapat digolongkan sebagai faktor control belief. Tapping Box yang dipasang disetiap restoran di Kota Banjarmasin dapat menunjukkan atau memperlihatkan kepada seluruh Wajib Pajak bagaimana pengawasan dan perhitungan kewajiban pajak dilakukan. Sehingga hal tersebut menjadi pengalaman pribadi yang akan mempengaruhi keputusan individu untuk berperilaku patuh atas kewajiban membayar pajak restoran sesuai dengan transaksi yang telah direkam oleh alat monitoring tersebut. Hasil jawaban responden mengenai Tapping Box menyatakan mayoritas responden setuju bahwa Pengunaan Tapping Box dapat mengurangi Praktik Kecurangan wajib Pajak apabila Wajib Pajak mengikuti peraturan pemerintah untuk menggunakan Tapping Box. Wajib Pajak juga setuju bahwa pemungutan pajak melalui Tapping Box dapat lebih efektif dan efisien dalam mengetahui kebenaran dalam pelaporan jumlah penghasilan Wajib Pajak, sehingga tidak perlu lagi menghitung besaran pajak secara manual. Wajib Pajak setuju bahwa Tapping Box sebagai alat pendukung tranparansi pada transaksi pajak restoran dimana alat ini dapat memastikan tidak ada celah bagi Wajib Pajak untuk nakal karena semua transaksi akan terdata secara akurat dan sistematis. Selain itu, Wajib Pajak juga setuju dengan adanya Tapping Box ini membuat Wajib Pajak dapat mengetahui jelas dan benar informasi bahwa pajak yang dibayarkan benar masuk ke kas daerah. Menurut informasi dari Kasubbid Penagihan dan Pengawasan Bakeuda Banjarmasin, Andi Irawan, meskipun terdapat beberapa kendala dalam pemasangan Tapping Box ini namun sejauh ini Tapping Box telah mampu meningkatkan kepatuhan wajib pajak di Kota Banjarmasin. Adapun beberapa kendala seperti perbedaan tiap karakter wajib pajak juga memengaruhi proses pemasangan Tapping Box tersebut. Sebagian ada yang mau menerima kebijakan dari pemerintah tersebut untuk melakukan pemasangan Tapping Box dan menggunakannya secara optimal, Sebagian ada yang tidak mau menerima kebijakan dari pemerintah tersebut untuk melakukan pemasangan Tapping Box, Ada pula yang melakukan pemasangan Tapping Box namun tidak mau menggunakannya secara optimal. Hal ini selaras dengan berita dari DDTC News yang menyatakan bahwa puluhan alat perekam transaksi atau Tapping Box di Banjarmasin berstatus offline dan tidak berfungsi di berbagai tempat usaha. Dengan klasifikasi offline tersebut, restoran masih buka tapi tidak menggunakan alat perekam saat transaksi, dan ada juga yang tidak selalu menggunakannya Diungkapkan oleh Andi Irawan, penyebab adanya alat perekam transaksi usaha yang masih offline itu diantara, yaitu : 1. Beberapa wajib pajak masih berkeberatan menggunakannya karena mereka otomatis menerapkan 10 % tarif pajak restoran dari setiap transaksi yang dilakukan dan terekam, mereka khawatir akan kehilangan pelanggannya karena sebelumnya mereka masih secara manual dan pemunggutan pajaknya belum sesuai ketentuan yg ada. Untuk kami terus berupaya memberikan sosialisasi dan penyuluhan ke Wajib Pajak tentang Mekanisme pemungutan pajak yg sesuai ketentuan. 2. Besaran tarif pajak 10 % tersebut dinilai mereka memberatkan khususnya bagi pelaku UMKM,kami saat ini sedang berproses merevisi perda pajak khususnya terkait tarif pajak. 3. Masih terbatasnya alat yg tersedia jika dibandingkan dengan cukup banyaknya wajib pajak khususnya tempat usaha restoran di kota Banjarmasin. Meskipun terdapat beberapa kendala seperti diatas, namun sebagian besar Wajib Pajak tetap patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Hal ini dikarenakan Tapping Box merupakan teknologi perpajakan yang secara otomatis merekam semua transaksi objek pajak dimana itu berada di luar kendali wajib pajak itu sendiri dianggap terpaksa patuh berperilaku oleh situasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alwan (2020), Mitha Pratiwi & Merkusiwati (2019), serta Yudha & Setiawan (2020) yang menyatakan bahwa penggunaan Tapping Box berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.
Pengaruh Non Tapping Box terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Hasil pengujian analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel Non Tapping Box berpengaruh positif signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan hasil uji hipotesis yang menunjukkan nilai t hitung yaitu 6,738 yang lebih besar dari nilai t tabel yaitu 1,994 serta tingkat signifikansi menunjukkan nilai 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menerima H1 yang mana: H1: Non Tapping Box berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Sistem Non Tapping Box pada dasarnya menggunakan sistem Self assessment tanpa adanya pengawasan atau monitoring berupa alat Tapping Box dimana Wajib Pajak diberikan wewenang dalam menentukan sendiri jumlah wajib pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan UU perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan Wajib Pajak. Sesuai dengan teori atribusi yang menyatakan bahwa bila individuindividu mengamati perilaku seseorang mereka mencoba untuk menentukan apakah itu ditimbulkan secara internal atau eksternal. Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini berada di bawah kendali pribadi individu itu sendiri. Sedangkan perilaku yang disebabkan secara eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari luar atau dari faktor eksternal yang menyebabkan individu akan terpaksa berperilaku karena situasi. Jika dikaitkan dengan teori atribusi, variabel Non Tapping Box dapat digolongkan sebagai penyebab internal. Hal tersebut karena Non Tapping Box menggunakan self assessment system sebagai indikatornya dimana self assessment system berada di bawah kendali wajib pajak itu sendiri. Hal tersebut tentu akan memengaruhi penilaian masing – masing wajib pajak untuk berperilaku patuh terhadap kewajiban perpajakannya. Theory of Planned Behavior (TPB) adalah teori yang menghubungkan antara keyakinan dengan perilaku seseorang. Teori ini memprediksi perilaku yang akan dilakukan seseorang berdasarkan niat. Berdasarkan model ini, niat dalam berperilaku dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu behavioral belief, normative belief dan control belief. Behavioral belief adalah hal-hal yang diyakini individu mengenai sebuah perilaku dari segi positif dan negatif. Normative belief adalah norma yang dibentuk orang-orang di sekitar individu yang akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Control belief adalah pengalaman pribadi atau orang di sekitar yang akan memengaruhi pengambilan keputusan individu. Dikaitkan dengan Theory of Planned Behavior (TPB), Self assessment system dapat digolongkan sebagai faktor behavioral belief. Jika wajib pajak memahami self assessment system, maka wajib pajak akan menilai perilaku tersebut bersifat positif dan niat untuk berperilaku patuh terhadap kewajiban perpajakan akan muncul. Hasil jawaban responden mengenai self assessment system menyatakan mayoritas responden setuju bahwa mereka memenuhi kewajiban pajak tepat waktu tanpa pengaruh orang lain. Wajib Pajak juga setuju penundaan pembayaran pajak dapat merugikan pihak setempat. Wajib Pajak setuju jika mereka telah memenuhi kewajiban menghitung pajak secara lengkap dan benar atas seluruh objek pajak dan paham tentang proses perhitungan pajak. Selain itu, Wajib Pajak setuju bahwa mereka merasa efektif jika melakukan proses perhitungan dan pelaporan pajak sendiri. Terakhir, Wajib Pajak juga setuju sudah menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk membayar pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alwan (2020) yang menyatakan bahwa Non Tapping Box berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Restoran. DAFTAR PUSTAKA
Pengaruh Tarif Pajak, Sanksi Pajak, Sosialisasi Pajak, Pemahaman Perpajakan, Serta Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (Studi Kasus Pasar Lama Kota Tangerang)