Anda di halaman 1dari 7

Nama : Anggraini Dewi Indahyani

NIM : 043835121

1. Pada tanggal 19 Juni 2009, siaran televisi mulai masuk pada sistem digital
(Dominick, Messere & Sherman, 2012:26). Televisi digital atau Television
Digital - DTV mempunyai gambar dan suara yang lebih jernih dan jelas serta
tersedia dalam format layar lebar. Tentu saja sistem DTV lebih berkualitas
dibandingkan dengan sistem lama yang menggunakan analog. Selain daripada
itu, televisi digital memungkinkan penyiaran high-definition television
(HDTV). Popularitas HDTV meroket beberapa tahun terakhir pada abad 21
ini. Ketika pada tahun 2010 ini, 50% rumah tangga di Amerika Serikat telah
memiliki HDTV. Selain itu, signal HDTV hanya membutuhkan ruang yang
lebih kecil dalam spectrum elektromagnetik. Konsekuensinya, para pelaku
industri penyiaran / broadcaster bisa membagi saluran digital dan menawarkan
program yang berbeda pada tempat yang sama. Saat tahun 2010, sebagian
besar industri penyiaran di Amerika Serikat pindah ke sistem digital dan
memperoleh keuntungan yang begitu besar.
Jumlah pengguna digital meningkat setiap tahun, namun tidak dapat disangkal
bahwa TV masih menjadi saluran yang paling mudah diakses oleh
masyarakat. Beberapa pengguna telah beralih dari menonton melalui pemutar
TV tradisional ke saluran TV digital, Nielsen menemukan bahwa menonton
TV melalui Smart TV tumbuh sebesar 147% dari tahun 2019 selama wabah
pra-Covid-19, dan lebih dari 45% menonton TV melalui ponsel, peningkatan
sebesar 83%.
Ketika tren penonton semakin online, TV telah beradaptasi dengan membuat
konten dalam format online dan juga membangun platform mereka sendiri
seperti OneD dari Channel One31 atau 3+ dari channel 3. Hal ini membuat
pasar streaming saat ini begitu semarak namun intens. Pemirsa memiliki lebih
banyak pilihan dan lebih banyak cara untuk menonton TV daripada
sebelumnya. Banyak pemirsa bersedia membayar untuk berlangganan konten,
meskipun saat ini ada banyak platform. Misalnya, orang Amerika saat ini
membayar untuk berlangganan sekitar 2-3 platform streaming per orang.
Di tahun 2022, banyak penyiar berita, selain TV linier, juga memiliki saluran
online langsung yang memungkinkan pemirsa menjangkau mereka dengan
lebih mudah.
Tidak peduli bagaimana TV mencoba memasuki dunia baru yang berani ini –
dengan ukuran dan format yang berubah – kunci kesuksesan terletak pada
memiliki dan menggunakan data yang kuat. Adapun siapa yang akan berhasil,
hanya waktu yang akan menjawabnya.

2. – Pra-Produksi
Sebuah film pasti dimulai dengan adanya sebuah gagasan atau ide cerita.
Gagasan atau ide ersebut lalu dapat dituliskan dalam bentuk garis besar cerita
(outline) yang kemudian diberi alur cerita (plot).
Setelah dibuat garis besar (outline) cerita, yang dilakukan selanjutnya pada
tahap pra-produksi yaitu menulis cerita untuk film tersebut. Secara umum,
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan sebuah naskah
film, yaitu pertama, membuat treatment. Treatment pada hal ini adalah sebuah
rangkaian kalimat naratif dalam sebuah alur cerita dan deskripsi lengkap
mengenai karakter utama tokoh dalam film tersebut dan juga lokasi tempat
pengambilan gambar akan dilangsungkan. Tahapan ini juga dapat berupa
contoh dialog yang akan dimainkan.
Kedua, mengonsep isi naskah film awal. Dalam tahapan ini, dituliskan pula
seluruh detail dialog yang akan dimainkan, begitu juga dengan teknik kamera
yang akan dipergunakan, serta deskripsi urutan tindakan yang harus
dimainkan oleh para actor maupun aktris. Ketiga, merevisi naskah film.
Naskah film awal yang sudah dibuat dalam tahap sebelumnya mungkin saja
bisa berubah setelah melewati beberapa proses dalam pengambilan gambar.
Perubahan tersebut bisa datang dari sutradara, produser, atau bahkan aktor
dari film tersebut. Keempat, merapikan naskah film. Merevisi naskah film
selesai, naskah film lalu dirapikan kembali dengan memasukkan keseluruhan
hasil dari revisi dialog, penambahan ataupun pengurangan adegan, dan
perubahan-perubahan minor lain yang sudah disetujui dan disepakati bersama.
Dalam tahap pra-produksi ini juga, para produser film mulai untuk mencari
aktor atau aktris yang dirasa cocok untuk memerankan tokoh-tokoh tertentu
dalam film yang akan digarap. Aktor atau aktris yang akan bermain pada
sebuah film sering kali disebut dengan istilah talent. Setelah ditentukan siapa-
siapa saja yang akan memerankan tokoh-tokoh tersebut dalam film, kemudian
pihak produser akan membuatkan kontrak dan surat perjanjian kerja sama
antara pihak production house (PH) dengan aktor/aktris yang akan
memerankan dalam sebuah film.
Ketika pengambilan gambar dimulai, produser pun akan ikut memantau
pelaksanaan proses pembuatan film. Dalam hal ini, produser film turut
mendampingi sutradara dalam mengarahkan pemain dan memberikan
masukan kepada sutradara mengenai poin-poin penting yang sekiranya bisa
dilakukan untuk peningkatan kualitas dalam pembuatan film. Walaupun
seperti itu, peran sutradara film tetaplah yang paling penting dalam proses ala
pengambilan gambar. Sutradara mempunyai tugas untuk menentukan adegan
mana saja dan apa saja yang akan diambil, bagaimana teknik
pengambilan.gambarnya, dari mana sudut pengambilan gambar yang terbaik
(angle), dan juga bagaimana keseluruhan adegan yang diambil tersebut bisa
dirangkai menjadi sebuah produk final yang menarik.
Oleh karena itu, sutradara sangat perlu membangun sinergi kerja sama yang
baik dengan sinematografer atau orang yang bertanggungjawab merekam
adegan film dan editor film atau orang yang bertugas memotong film dan
merangkai seluruh adegan sedemikian rupa untuk hasil akhir yang terbaik.
Selain daripada itu, kru film biasanya terdapat penata set latar cerita, make-up
artist, teknisi lapangan, audio engineers, operator crane, penata properti cerita,
penata busana aktor/aktris, bagian konsumsi, bagian kesehatan, dan lain
sebagainya.
Setelah produser dan sutradara menyetujui dan menyepakati sebuah proyek
pembuatan film, mereka akan langsung mencari lokası syuting yang tepat
untuk seluruh pengambilan gambar yang akan dilangsungkan. Terkadang
terdapat beberapa adegan yang diambil didalam studio, sementara bagian
yang lainnya dilakukan di luar studio. Setelah lokasi sudah ditentukan oleh
produser film biasanya akan langsung menentukan dan membuat persiapan
untuk menetapkan lokasi tersebut sebagai salah satu lokasi untuk pembuatan
film. Oleh sebab itu, biasanya pihak produser terlebih dahulu akan melakukan
survei lapangangan guna mengetahui kondisi tempat yang sesungguhnya dan
meminta seluruh informası yang diperlukan terkait lokasi tersebut kepada
masyarakat ataupun warga setempat yang ada pada sekitar lokasi. Hal ini
perlu dilakukan supaya proses pembuatan film bisa dilakukan dengan lancar
dan jug aman.

- Produksi
Seluruh proses praproduksi telah selesai dilakukan, maka proses yang
dilakukan selanjutnya adalah masuk ke tahap produksi film. Dalam tahapan
ini, apapun yang telah dirancang dan direncanakan pada tahap praproduksi
mulai dilaksanakan. Para aktor/aktris mulai berakting di depan kamera
mengikuti arahan sutradara sampai didapatkan gambar adegan film yang
sesuai dengan keinginan sutradara film. Lokasi pengambilan gambar sebuah
film seringkali berpindah-pindah ke beberapa tempat lainnya guna
memperoleh suasana adegan yang sesuai dengan apa yang telah tertulis
didalam naskah film. Proses produksi sebuah film membutuhkan biaya
produksi yang cukup banyak atau cukup besar. Oleh karena itu, anggaran
biaya yang telah ditentukan dalam tahap pra-produksi harus dialokasikan
dengan cermat dan efisien supaya tidak melebihi anggaran yang sudah
ditentukan. Rata-rata lamanya pembuatan film yaitu 70 hari, dengan lama
syuting per-harinya bisa mencapai lebih dari 16 jam.

- Paskaproduksi
Tahap paskaproduksi atau postproduction merupakan tahap akhir dalam
proses pembuatan film. Tahap ini dimulai setelah seluruh tahap produksi flm
selesai dilakukan. Setelah seluruh proses pengambilan gambar di lapangan
maupun studio selesai, pihak yang paling bertanggungjawab dalam proses
paskaproduksi ini yaitu editor. Seorang editor film bersama dengan sutradara
akan merundingkan dan memutuskan adegan mana saja yang harus dipotong
dan sudut pengambilan gambar apa saja yang akan disusun supaya
mendapatkan hasil rangkaian adegan film yang terbaik. Hasil editing akhir ini
akan memengaruhi lamanya waktu
Untuk pemutaran film di bioskop. Dalam proses editing, terkadang editor film
juga memasukkan sejumlah special effects guna menguatkan nuansa tertentu
pada sebuah film. Seluruh adegan film telah diedit dan disepakati oleh
sutradara dan produser film, tahapan selanjutnya yaitu memasukkan music
dan juga suara ke dalam film yang mana sudah diedit. Suara yang dimasukkan
tersebut bisa dengan rupa narasi, lagu, efek suara, maupun dialog asli yang
sudah diperbaiki. Lalu, film yang telah diedit tersebut dilengkapi dengan
special effects dan soundtrack, film tersebut kemudian dikirim ke
laboratorium guna dicetak dan juga diperbanyak.
3. Pada awalnya televisi di Indonesia yaitu TVRI dibentuk sebagai alat politik
kekuasaan. TVRI sebagai televisi pemerintah, hanya berisikan konten acara
yang didekte oleh pemerintah, dengan seluruh pegawai yang merupakan
pegawai instansi pemerintah, sehingga sulit lepas dari kendali pemerintah.
Adanya larangan mengundang narasumber yang dinilai akan membahayakan
pemerintah. TVRI juga menjadi tolak ukur untuk Soeharto guna mengetahui
bagaimana bawahannya bekerja, sehingga tiap departemen dan menteri
beramai-ramai memesan TVRI untuk meliput acara layaknya acara peresmian
dan juga pidato pembukaan proyek pemerintah, begitu padatnya acara TVRI
diisikan kontan pemerintah yang tidak diminati masyarakat.
Pada hal demikian, pada tahun 1989 lahirlah televisi swasta pertama yakni
RCTI, lalu disusul oleh SCTV, TPI, Indosiar, dan ANTV. Pada awalnya izin
siaran local diberikan kepada televisi swasta, kemudian me-nasional. Televisi
swasta tidak didirikan oleh sembarang pihak atau orang. Perizinan yang begitu
ketat dari rezim orde baru, membuat hanya keluarga dan kroni orba yang
memperoleh previlege. Seperti RCTI, SCTV, dan Indosiar, dikuasai hanya
keluarga dan kroni Orba.
Begitu juga dengan TPI yang dimiliki Siti Hardiyanti Rukmana, anak dari
Soeharto, dan ANTV yang dimiliki pengusaha Aburizal Bakrie dan politisi
Golkar, Agung Laksono. Pihak lain yang bukan keluarga atau kroni Soeharto,
jangan berharap memperoleh izin. Hal ini dialami oleh pengusaha muda
Husein Naro, anak Ketua Umum PPP, yang dimana mengajukan izin
pendirian televisi swasta sejak 1980, jauh sebelum kehadiran RCTI, tetapi
selalu mendapatkan penolakan.
Dengan lahirnya televisi swasta, juga mengubah media televisi yang awalnya
hanya menjadi alat kekuasaan, menjadi alat akumulasi kapital / ekonomi.
Kontrol pemerintah terhadap televisi swasta pun masih kuat, dengan
terdapatnya berbagai aturan dan larangan, serta karena mayoritas pemilik
televisi merupakan keluarga dan kroni rezim pemerintah.
Kelahiran stasiun televisi swasta yang lebih berorientasi pada profit, membuat
televisi mencoba membuat sebuah tayangan alternatif yang bisa menandingi
acara TVRI, termasuk berita, meskipun masih terdapat larangan untuk
menyiarkan berita sendiri. Tetapi televisi swasta memiliki ide dan pemikiran
yang dapat mereka lakukan guna kemajuan media mereka, misalnya RCTI
mulai menyiarkan Seputar Indonesia yang awalnya dari Seputar Jakarta, yang
berbentu sebuah program berita softnews. Berita seperti ini yang lebih
berorientasi pada human interest bukan pada peristiwa yang berbentuk
hardnews, dan Seputar Jakarta berhasil meloloskan diri dari larangan
pemerintah, begitupun laku di masyarakat.
Kemudian, SCTV mempunyai sebuah acara Liputan 6, lalu Indosiar
mempunyai acara bernama Fokus. Televisi swasta merekrut jurnalis yang baru
lulus maupun jurnalis dari surat kabar guna membangun sebuah program
berita, sebab begitu sulit merekrut jurnalis dari TVRI yang telah cukup
nyaman dengan berbagai fasilitas yang diberi oleh pemerintah, seperti
jaminan pensiun, begitu juga dengan suasana kekeluargaannya. Rekrutmen
dari lulusan baru dan jurnalis surat kabar memberikan efek yaitu membuat
warna idealism jurnalistik makin kuat pada televisi swasta.
Idealisme jurnalistik menguat pada awalnya terlihat dari peristiwa pada bulan
Mei 1998. Jajaran redaksi Indosiar, SCTV, dan RCTI yang pada mulanya
masih mencoba untuk membela Soeharto melalui kebijakan pemberitaannya
tetapi semakin lama memberontak, mereka juga ikut serta menyiarkan dan
memberitakan aksi-aksi demonstrasi yang menyerang Soeharto. Terdapat
beberapa tahapan pemberitaan yang bisa disebut dengan pemberontakan
media pada bulan Mei.
Pertama, pada awal bulan Mei 1998 pemberitaan masih terkesan hati-hati dan
lebih berorientasi pada deskripsi peristiwa dibandingkan dengan substansi
peristiwa ataupun sebatas deskripsi peristiwa saja.
Kedua, pada minggu kedua bulan Mei 1998 pemberitaan mulai berani dalam
melakukan delegitimasi kebijakan orde baru.
Ketiga, setelah peristiwa penembakan Mahasiswa Trisakti pada tanggal 12
Mei yang diikuti kerusuhan sosial, setiap televisi berlomba-lomba menyiarkan
pemberitaan yang lebih jelas, gamblang, dan dramatis.
Keempat, ketika Soeharto telah mundur, pemberitaan semakin berani karena
telah hilang seluruh pembatas yang mana dibuat Soeharto.
Televisi swasta yang pada mulanya berada di bawah kendali Soeharto
akhirnya tidak lagi dapat dikendalikan oleh Soeharto maupun pemilik dari
keluarga dan kroni Soeharto. Jatuhnya kekuasaan Soeharto yang hegemonik
dan sentralistik, justru diawali dengan masuknya keluarga dan kroni Soeharto
dalam industri pertelevisian. Tetapi di dalam perkembangannya, Soeharto
tidak mampu untuk mengontrol suara kritis dari para jurnalis yang ternyata
telah menjadi salah satu penyebab meluas dan cepatnya gelombang reformasi
akibat tayangan televisi, dan tentu saja menghancurkan serta menjatuhkan
rezim orde baru.
Referensi :

https://www.bartleby.com/essay/Television-And-The-Digital-Age-F3BMNBQ5G385

https://www.forbes.com/sites/onmarketing/2016/01/19/how-tv-can-succeed-in-the-
digital-age/?sh=efd620732eb2

https://fxhome.com/blog/the-3-stages-of-film-production

https://www.kompasiana.com/animulyani/5ea13ba9097f36323f1c5f14/resensi-buku-
media-dan-kekuasaan-televisi-di-hari-hari-terakhir-presiden-soeharto?page=2

Anda mungkin juga menyukai