Anda di halaman 1dari 4

KHUTBAH: MENSYUKURI NIKMAT SEHAT

ِ ِ ِ ِ ِ َ ْ‫َأخرج َنتَاِئج َأفْ َكا ِرنَا إِل بْ ِرا ِز َأياتِِه وَأف‬ ِ َّ ِ ِ


ُ‫ َأ ْش َه ُد َأ ْن آل ِإلهَ ِإاَّل اهلل‬.‫ضلَنَا ب ُر ُس ْوليَّة َشَرف اَأْلنَام‬ َ َ َ َ َ ْ ‫اَحْلَ ْم ُد لله الذ ْي‬
ِ
‫صلِّي َو َسلِّ ْم َعلَى‬ َ ‫ اَللّ ُه َّم‬. ‫ث ِإىل مَج ْي ِع الْ َعا ِمَل‬ َّ ‫ َوَأ ْش َه ُد‬،ُ‫ك لَه‬
ُ ‫َأن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ الْ َمْبعُ ْو‬ َ ْ‫َو ْح َدهُ اَل َش ِري‬
.‫اهلل َوقَ ْد فَ َاز الْ ُمَّت ُق ْو َن‬ِ ‫ ُأو ِصي ُكم بَِت ْقوى‬،‫اهلل‬ ِ ‫ َّأما بع ُد َفيا ِعباد‬. ِ‫سيِّ ِدنَا حُم َّم ٍد وعلَى آلِِه وَأصحابِِه َأمْج ع‬
َ ْ ْ ْ َ َ َ َْ َ ‫َ نْي‬ َْ َ ََ َ َ
‫ َوِإ ْن‬،‫ض ُل‬ ِّ ‫َأن اهللَ ُسْب َحانَهُ ُه َو الْ ُمْنعِ ُم الْ ُمَت َف‬ ِ ‫ِإ‬ ِِ ِ
َ ‫اَّت ُق ْوا اهللَ َح َّق ُت َقاته َوال مَتُْوتُ َّن اَّل َوَأْنتُ ْم ُم ْسل ُم ْو َن‬
َّ ‫و ْاعلَ ُم ْوا‬.
‫َأخَر َج ُك ْم ِم ْن بُطُْو ِن َُّأم َهاتِ ُك ْم اَل َت ْعلَ ُم ْو َن‬ ْ ُ‫ َواهلل‬.‫َّار‬ ٌ ‫ ِإ َّن اِْإل نْ َسا َن لَظَلُ ْو ٌم َكف‬.‫ص ْو َها‬
ِ ِ
ُ ْ‫َتعُد ُّْوا ن ْع َمةَ اهلل الَ حُت‬
‫ِإ‬ ‫ِئ‬ ِ ‫ِئ‬ ‫ِإ‬ َ َ‫ َوق‬.‫َشْيًئا لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُر ْو َن‬
ْ ‫ َو ْذ تََأذَّ َن َربُّ ُك ْم لَ ْن َش َك ْرمُتْ َأَلزيْ َدنَّ ُك ْم ولَ ْن َك َف ْرمُتْ َّن َع َذايِب‬: ‫ال اهللُ َت َعاىَل‬
   ‫لَ َش ِديْ ٌد‬

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh Kenikmatan hidup paling nikmat di dunia ini adalah
nikmat sehat, karena apa pun yang kita miliki di dunia tak akan bisa dinikmati jika kita
sakit. Di masa pandemi sekarang ini nikmat sehat menjadi hal yang mahal harganya.
Karenanya, kita perlu mensyukuri nikmat sehat dengan sebaik-baiknya.

ِ ‫وِإ ْن َتعدُّوا نِعم‬


‫َّار‬ ٌ ُ‫ ِإ َّن اِإْل نْسا َن لَظَل‬،‫صوها‬
ٌ ‫وم َكف‬ ُ ْ‫ت اهلل اَل حُت‬
َ َْ ُ َ
Artinya, “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu
menghitungnya. Sungguh manusia sangat zalim dan banyak mengingkari nikmat.”  (QS
al-Nahl: 18)

Nikmat sehat bukan suatu kemewahan seperti emas dan perak. Tetapi menjadi mahal
ketika kesehatan telah berubah menjadi sakit. Nikmat sehat merupakan mahkota tubuh,
saat kita terbaring sakit, kita baru sadar bahwa kesehatan sangat berharga. Orang yang
mengabaikan kesehatan dirinya adalah orang yang menabung masalah untuk masa
depannya.
Pantas saja, dalam suatu hadits diriwayatkan:

‫ان َم ْغبُو ٌن فِي ِه َما َكثِريٌ ِم ْن‬


ِ َ‫ نِعمت‬:‫ال النَّيِب صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم‬ ِ ٍ َّ‫ع ِن اب ِن عب‬
َ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ ُّ َ َ‫ ق‬:‫اس َرض َي اهللُ َعْن ُه َما قَ َال‬ َ ْ َ
ُ‫لص َّحةُ َوالْ َفَراغ‬ ِ ‫الن‬
ِّ َ‫ ا‬،‫َّاس‬
Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, dia berkata: ‘Nabi saw bersabda: ‘Ada dua
kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu (lalai) padanya, yaitu kesehatan dan
waktu luang.” (HR al-Bukhari).
Dalam Mukhtashar Minhâjul Qâshidîn intisari kitab Ihya` Ulûmiddîn diriwayatkan, ada
orang mengadukan kemiskinannya dan menampakkan kesusahannya kepada seorang
alim. Lalu Si Alim berkata:  “Apakah engkau senang menjadi buta dengan mendapatkan
10 ribu dirham?”  “Tidak”, jawabnya.  “Apakah engkau senang menjadi bisu dengan
mendapatkan 10 ribu dirham?” tanya ulang Si Alim.   “Tidak”, jawabnya.  “Apakah
engkau senang menjadi orang yang tidak punya kedua tangan dan kedua kaki dengan
mendapatkan 20 ribu dirham?”, lanjut Si Alim.  “Tidak”, jawabnya.  “Apakah engkau
senang menjadi orang gila dengan mendapatkan 10 ribu dirham?” Si Alim terus
bertanya. “Tidak”, jawabnya.  “Apakah engkau tidak malu mengadukan Tuanmu
sedangkan Dia memiliki harta 50 ribu dinar padamu?”, pungkas Si Alim. Dari kisah
tersebut, kita dapat memetik pelajaran bahwa nikmat sehat atau kesehatan jauh lebih
berharga dibanding uang yang banyak ataupun harta yang melimpah.
Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh
Betapa pentingnya nikmat kesehatan, hingga Rasulullah saw pun bersabda:

ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ
ُّ
  ‫الد ْنيَا‬ ُ‫ت لَه‬ ُ ُ‫َأصبَ َح مْن ُك ْم ُم َعاىًف يِف َج َسده آمنًا يِف س ْربِه عْن َدهُ ق‬
ْ ‫وت َي ْومه فَ َكَأمَّنَا ح َيز‬ ْ ‫َم ْن‬
Artinya, “Siapa saja di antara kalian masuk waktu pagi dalam keadaan sehat badannya,
aman dalam rumahnya, punya makanan pokok pada hari itu, maka seolah-olah seluruh
dunia dikumpulkan untuknya.” (HR Ibnu Majah).
Dalam Islam menjaga kesehatan menjadi bagian penting dari prinsip-prinsip
pemeliharaan pokok syariat (maqâsidusy syarî’ah) yang terdiri dari; pemeliharaan
agama (hifdzud dîn), pemeliharaan diri/kesehatan (hifdzun nafs), pemeliharaan akal
(hifdzul ‘aql), pemeliharaan keturunan (hifdzun nasab), dan pemeliharaan harta (hifdzul
mâl).
Sebaliknya, Islam melarang berbagai tindakan yang membahayakan kesehatan atau
keselamatan jiwa, sebagaimana tersebut dalam firman Allah swt yang artinya, "Dan
janganlah kalian menjatuhkan diri kalian dalam kerusakan." (QS Al-Baqarah: 195); dan
ayat yang artinya, “Dan janganlah kalian  membunuh diri kalian. Sungguh Allah Maha
Penyayang kepada kalian." (QS an-Nisa': 29).
Badan kita punya hak yang harus dipenuhi agar terjaga kesehatan maupun
keseimbangannya. Di antara hak badan adalah memberikan makanan pada saat lapar,
memenuhi minuman saat haus, memberikannya istirahat saat lelah, membersihkannya
saat kotor, dan mengobatinya saat sakit. Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan.
Agar tetap sehat, ada 10 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:  (1) dalam hal makan, (2)
minum, (3) gerak, (4) diam, (5) tidur, (6) terjaga, (7) hubungan seksual, (8) keinginan-
keinginan nafsu, (9) keadaan kejiwaan, dan (10) mengatur anggota badan.
Diriwayatkan dari ‘al-Abbas bin Abdul Muthallib ra, ia berkata, “Aku pernah datang
menghadap Rasulullah saw dan bertanya: ‘Ya Rasulullah, ajarkan kepadaku suatu doa
yang akan aku baca dalam doaku.’ Nabi Saw menjawab: ‘Mintalah kepada Allah
ampunan dan kesehatan.’ Kemudian aku menghadap lagipada kesempatan lain dan
saya bertanya: ‘Ya Rasulullah, ajarkan kepadaku suatu doa yang akan aku baca dalam
doaku.’ Nabi menjawab: ‘Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw, mintalah
kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat.” (HR at-Tirmidzi).
Hal paling indah di dunia ini adalah anugerah kesehatan dan keluarga bahagia di saat
usia makin bertambah tua. Untuk itu tentu kita ingat sabda Nabi Muhammad saw:

َ -َ‫ َو ِغن‬،‫ك‬
َ -‫ َو َفَرا َغ‬،‫ق ِر َك‬-ْ ‫ل َف‬-َ -‫اك َقْب‬-
‫ك‬- َ ‫ َق ِم‬-‫ل َس‬-َ -‫ك َقْب‬
َ َ‫ َّحت‬-‫ َو ِص‬،‫ِك‬
َ ‫ر م‬-َ ‫ه‬-َ ‫ل‬-َ -‫ك َقْب‬-
َ -َ‫بَا ب‬-‫ َش‬:‫س‬ ٍ ْ‫ل مَخ‬--‫ا َقْب‬-‫اِ ْغتَنِ ْم مَخْ ًس‬
َ
ِ
ِ )‫ك (رواه احلاكم‬ َ ِ‫ك َقْب َل َم ْوت‬َ َ‫ َو َحيَات‬،‫ك‬ َ ‫َقْب َل ُش ْغل‬
Artinya, “Jagalah lima hal sebelum datang lima hal lainnya, yaitu (1) mudamu sebelum
tuamu, (2) kesehatanmu sebelum sakitmu, (3) kayamu sebelum fakirmu, (4) luang
waktumu sebelum sibukmu, dan (5) hidupmu sebelum matimu. (HR al-Hakim).
Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh
Sejak pandemi Covid-19 terjadi, kesehatan semakin terlihat penting bagi masyarakat.
Wabah Covid-19 menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Perilaku hidup sehat seperti mencuci tangan menggunakan sabun, makan makanan
bergizi, dan rajin melakukan aktivitas fisik menjadi kegiatan yang saat ini lazim kita
lakukan. Hal ini disebabkan adanya keyakinan masyarakat bahwa melakukan kegiatan-
kegiatan tersebut merupakan langkah yang efektif untuk menghindarkan diri dari
penularan virus Covid-19.
Bahkan dengan alasan menjaga kesehatan dan menghindarkan diri dari penyakit,
masyarakat rela untuk mengurung diri di rumah selama berhari-hari. Untuk itu, mari kita
ingat dan syukuri nikmat sehat ini sebaik-baiknya, agar dapat menggunakannya untuk
beribadah dan melakukan berbagai aktifitas yang bermanfaat dalam kehidupan.

‫فَاذْ ُك ُرويِن َأذْ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُروا يِل َواَل تَ ْك ُف ُرو ِن‬


Artinya, “Maka ingatlah kepada-Ku (Allah), niscaya Aku akan ingat kepadamu; dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu  mengingkari-Ku.” (QS al-Baqarah: 152).
Demikianlah khutbah singkat ini, semoga bermanfaat mengingatkan kita agar selalu
menjaga kesehatan dan mensyukurinya dengan sebaik-baiknya.
‫‪-‬ات َوال ‪-ِّ -‬ذ ْك ِر احْلَ ِكْي ِم‪َ ،‬وَت َقبَّ َل ِميِّن َو ِمْن ُك ْم‬ ‫آن الْع ِظي ِم‪ ،‬و َن َفعيِن وِإيَّا ُكم ِمن اآْل ي ‪ِ -‬‬
‫بَ ‪-َ -‬ار َك اهللُ يِل ْ َولَ ُك ْم يِف ْ الْ ُق‪-ْ -‬ر َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ‬
‫ِ‬
‫ت َخْ‪-‬ي ُ‪-‬ر ال‪-َّ -‬رامِحِ نْي َ ‪َ ،‬وا ْس ‪َ-‬ت ْغ ِف ُر ْوا ِإنَّهُ ُ‪-‬ه َ‪-‬و الْغَ ُف‪-ْ -‬و ُر‬ ‫ِر َو ْار َح ْم َوَأنْ َ‬ ‫ب ا ْغف ْ‬ ‫تِاَل َوتَ‪--‬هُ ِإنَّهُ ُ‪-‬ه َ‪-‬و ال َّس ‪ِ -‬مْي ُع الْ َعلِْي ُم‪َ ،‬وقُ‪-ْ -‬ل َر ِّ‬
‫ال ‪-َّ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -‬ر ِحْي ُم‬

Anda mungkin juga menyukai