Anda di halaman 1dari 41

BAB IV

URUTAN KATA AS-SAMʽA, AL-ABṢAR, AL-AF’IDAH, DAN TAFSIRANNYA

A. AS-SAMʽA
Kata as-samʽa (Pendengaran) dalam al-Qur’an sering berbentuk tunggal. Hal
ini termasuk bukti kemukjizatan gaya bahasa al-Qur’an. Sebab yang didengar selalu
sama saja, baik oleh seorang maupun banyak orang dan dari arah manapun
datangnya suara.
Tahapan Memperoleh As-Samʽa (Pendengaran) Sesuai Dengan Perkembangan
Manusia
Manusia yang normal akan memiliki pendengaran yang baik dan dalam
memperoleh pendengaran ada tahapannya disetiap perkembangan manusia, mulai
dari masa prenatal sampai kelahiran, masa bayi dari usia 0-2 tahun, masa anak-anak
awal usia dari 2-6 tahun, masa dewasa dan lanjut usia, berikut akan dijelaskan.
1). Perkembangan Masa Prenatal dan kelahiran
Masa prenatal merupakan masa atau periode perkembangan manusia
yang paling singkat, dan pada periode ini terjadi perkembangan yang sangat
cepat dalam diri individu. Salah satu cara untuk meningkatkan keselamatan
bayi adalah perawatan prenatal yang cermat semenjak awal kehamilan.
As-samʽa mulai melakukan respon terhadap suara atau bunyi-bunyi pada
minggu ke-26 atau usia 6 bulan dalam kandungan. Pada tahapan ini janin
melakukan respon terhadap suara dan detak jantung serta getaran dari tubuh
ibunya, menunjukan bahwa mereka bisa mendengar dan merasa.145 Ketika bayi
yang baru lahir dalam usia 3 hari dapat membedakan bunyi kata baru dengan
kata yang sudah didengar sebelumnya. Dalam awal kelahiran bayi berusaha
memahami dan mengingat kembali suara yang sering didengar ketika masih
dalam perut. Bayi yang baru lahir mengisap susu ibunya lebih sering saat
mendengar suara yang disaring. Ini menunjukan bahwa janin telah
mengembangkan prefensi terhadap bunyi yang mereka dengar sebelum lahir.
Mereka juga memilih suara ibunya dibanding dengan suara perempuan lain.

145
Papalia Olds Feldman, Ibid., hlm. 124.

57
Saat mendengar suara ibunya detak jantungnya meningkat, dan menurun jika
mendengar suara orang yang tidak dikenal.146
2). Perkembangan Masa Bayi dari Usia 0-2 Tahun
Setelah dilahirkan bayi sudah bisa mendengar sekalipun tidak sebaik
pendengaran orang dewasa. Akan tetapi pendengaran bayi akan berkembang
sehingga bayi dapat membedakan keras atau lunaknya suara dan mencari
sumber suara. Para peneliti yaitu Brody, Zelazo, dan Chaika (1984) bahwa
ketika bayi sudah berumur tiga hari setelah kelahirannya, bayi dapat
membedakan suara yang baru didengarnya dan yang telah didengar
sebelumnya ketika masih di dalam kandungan. Para peneliti lain juga seperti
Muir dan Field (1979) menunjukan bahwa bayi akan memutar kepalanya
sekitar 90˚ ke arah sumber datangnya suara dan ini terjadi pada sebagian besar
bayi. Selain itu bayi juga mampu merespon jika suaranya terdengar berbeda
dengan apa yang telah didengar sebelumnya.147
3). Perkembangan Masa Anak-Anak Awal Usia dari 2-6 Tahun (Prasekolah)
Anak prasekolah sering mengalami kesalahan terhadap apa yang dilihat
dan didengarnya. Hal demikian dikarenakan pada masa prasekolah untuk
memproses informasi lewat pendengaran dan penglihatan masih terbatas.148
Akan tetapi Dalam perkembangan pemahaman anak prasekolah, pemahaman
pendengaran lebih cepat dibanding melihat. Anak usia 2 atau 3 tahun
ketajaman pendengaran anak mengalami perkembangan yang sangat baik. Hal
ini dalam arti bahwa anak telah dapat mendengar suara-suara kecil atau lunak
seperti yang suka terjadi pada orang dewasa.149
4). Perkembangan Masa Dewasa dan Lanjut Usia
As-samʽa (pendengaran) mengalami penurunan dalam usia 40 tahun.
Kerusakan pada pendengaran jarang terlihat dimasa dewasa awal. Pendengaran
yang kurang jelas lebih terlihat pada sensitivitas terhadap nada tinggi daripada
suara yang digunakan untuk berbicara. Pada masa dewasa akhir atau lansia satu

146
Papalia Olds Feldman,Ibid., hlm. 125.
147
Desmita, Psikologi Perkembangan, op, cit., hlm. 101.
148
Desmita, Psikologi Perkembangan, op, cit., hlm. 133-134.
149
Desmita, Psikologi Perkembangan, op, cit., hlm. 133-134.

58
dari empat orang memiliki kerusakan pendengaran yang signifikan. Kerusakan
pendengaran berlangsung dua kali lebih cepat laki-laki daripada perempuan.150
Masalah as-samʽa (pendengaran) yang sering kali terjadi pada lansia
tidak hanya merupakan persoalan fisiologis saja, tapi berdampak juga pda
kehidupan sosial lansia. Dari segi fisiologis sebanyak 65-70% penduduk lansia
menunjukan kemunduran pendengaran secara fungsional (tuli fungsional)
setelah usia 80 tahun dan 5% usia di atas 65 tahun. Ketulian dini terlihat
terutama pada frekuensi suara yang tinggi. Banyak lansia yang menderita
meniere’s disease yaitu suatu sindrom dengan ciri telinga bagian dalam
membengkak, terasa mendengung, pendengaran menurun.
Menurunnya as-samʽa (pendengaran) pada lansia terjadi karena
degenerasi primer di organ kortil berupa hilangnya sel epitel saraf yang dimulai
pada usia pertengahan. Hal seperti initerjadi pada serabut aferen dan eferren sel
sensorik koklea. Terjadi pula perubahan pada sel ganglion spiralis di basal
koklea, dan terjadi penurunan pada elastisitas membran basalis di koklea dan
membran timpani.151 Selanjutnya pada masa dewasa akhir perubahan-
perubahan sensori tidak hanya pada pendengaran dan penglihatan, akan tetapi
indera perasa, indera pencium, indera peraba juga sama-sama mengalami
perubahan seiring bertambahnya usia.
B. AL-ABṢAR
Kata abṣar (Penglihatan) dalam al-Qur’an ditulis dalam bentuk jamaʽ,
Dipilihnya bentuk jamaʽ untuk kata penglihatan karena posisi tempat berpijak dan
arah pandang melahirkan perbedaan. Jika dilihat dari tafsiran di atas tidak selamanya
merujuk pada makna melihat cahaya, benda atau obyek, ataupun gambar-gambar dan
hal lain yang dapat dilihat dengan mata.
Tahapan Memperoleh Al-Abṣar (Penglihatan) Sesuai Dengan Perkembangan
Manusia
Manusia yang normal akan memiliki penglihatan yang baik dan dalam
memperoleh penglihatan ada tahapannya disetiap perkembangan manusia, mulai dari
masa prenatal sampai kelahiran, masa bayi dari usia 0-2 tahun, masa anak-anak awal
usia dari 2-6 tahun, masa dewasa dan lanjut usia, berikut akan dijelaskan.

150
Fatmah, Gizi Usia Lanjut, (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 225.
151
Fatmah, ibid, hlm. 19.

59
1). Perkembangan Masa Prenatal dan kelahiran
pada minggu ke-26 atau usia 6 bulan dalam kandungan. mata sudah
sempurna (membuka, menutup, dan melihat ke segala arah), akan tetapi
keadaannya gelap. Karena di dalam perut belum ada cahaya. Tahapan ini
berkembang karena meilinasi sudah dimulai dari sekitar pertengahan masa
kehamilan di beberapa bagian otak. Meilinasi yaitu proses melindungi jalur
saraf dengan zat lemak yang membuat komunikasi antar sel lebih cepat. Jalur
yang terkait dengan pendengaran melakukan meilinasi lebih awal bahkan 5
bulan kehamilan.152 Penglihatan adalah indra yang paling sedikit berkembang
saat lahir. Ketajaman pandangan di saat kelahiran kira-kira 20/400 tetapi
membaik secara cepat mencapai level 20/20 saat berusia 8 bulan. Bayi baru
bisa berkedip saat melihat cahaya terang.153
2). Perkembangan Masa Bayi dari Usia 0-2 Tahun
Setelah kelahirannya saraf dan otot serta lensa mata masih berkembang.
Bayi yang baru lahir tidak dapat melihat benda kecil yang jauh. Bayi yang baru
lahir juga telah memiliki kesiapan untuk merespons berbagai aspek
penglihatan, namun belum berfungsi dengan baik dan belum terkoordinasi.
Penelitian tentang penglihatan bayi sekarang dilakukan secara luas, ini
dirangsang oleh studi yang dipelopori oleh Fantz (1963).154 Pada umunya
perkembangan penglihatan itu berlangsung sebagai berikut:
1) Usia 5 hari, bayi mampu mengikuti gerak seberkas cahaya
2) Usia 3 minggu, bayi mampu mengikuti sejenak gerak suatu benda
3) Usia 5 minggu, mampu mengikuti benda yang bergerak secara
horizontal
4) Usia 9 minggu, mampu mengikuti benda yang bergerak secara
vertikal
Usia 2 tahun, anak mampu menggunakan matanya sama trampilnya
dengan orang dewasa. Dengan sendirinya anak baru mampu melihat
dengan “ sudut pandang sendiri” dan dengan pengertian yang masih
sederhana.155

152
Papalia Olds Feldman, op, cit., hlm. 187.
153
Papalia Olds Feldman, Ibid., hlm. 192.
154
Desmita, Psikologi Perkembangan, op, cit., hlm. 102
155
Kartini Kartono, Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan, op,cit., hlm. 102.

60
Pada usia kurang lebih 1 setengah bulan, bayi sudah mampu menanggapi
pandangan orang dewasa. Hal demikian terlihat dari gerak bola matanya dan
reaksi senyum sedikit yang samar-samar menanggapi senyum dari wajah
ibunya. Banyak anak-anak bayi berusia 9-11 minggu sudah mampu mengenal
ayah bundanya. Dan pada usia kurang lebih 14-15 minggu bayi tersebut sudah
bisa membedakan anggota keluarga sendiri dari orang-orang asing.156
3). Perkembangan Masa Anak-Anak Awal Usia dari 2-6 Tahun
Anak prasekolah biasanya memiliki penglihatan jauh. Artinya sang anak
dapat melihat objek-objek yang jauh hampir dengan sempurna, tetapi terjadi
kesukaran ketika sang anak memfokuskan penglihatannya pada objek-objek
yang dekat.
Bagi sebagian anak penglihatan jauh ini menyebabkan problem-problem
tertentu, seperti susah mengerjakan tugas-tugas karena membutuhkan
konsentrasi visual dalam waktu yang lama. Akan tetapi anak prasekolah yang
lebih besar penglihatan dekat mereka cendrung lebih baik, karena membantu
mereka melakukan tugas-tugas seperti membaca dan menulis. Menurut seifert
dan hoffnung peningkatan visual anak perasekolah terlihat dalam dua bentuk;
pertama, kemampuan untuk membedakan atau melihat perbedaan-perbedaan
terhadap apa yang anak lihat. Kedua, kemampuan untuk memerintah beberapa
penglihatan dengan tindakan-tindakan fisik secara tepat.157
Dalam bahasa sehari-hari mengamati sama halnya dengan melihat. Tetapi
dalam psikologi, mengamati adalah kegiatan yang menggunakan lima alat
indera, diantaranya melihat dan mendengar. Ada beberapa macam fase
pengamatan yang dikemukakan oleh beberapa ilmuan, diantaranya:
1. Menurut Meuman
Meuman membagi-bagi pengamatan ke dalam tiga masa, yaitu:
a. Masa sintesis fantasi: 7-8 tahun
Dalam masa ini pengamatan anak masih global, bagian-bagiannya
belum nampak jelas
b. Masa analisis: 8-12 tahun

156
Kartini Kartono, Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan, loc, cit., hlm. 102.
157
Desmita, Psikologi Perkembangan, op, cit., hlm. 133-134.

61
Dalam masa ini anak telah mampu membeda-bedakan sifat dan
mengenal bagian-bagiannya, walaupun hubungan antara bagian itu
belu tampak seluruhnya
c. Masa logis: 12 tahun ke atas
Dalam masa ini anak telah dapat berpikir logis, pengertian dan
kesadarannya semakin sempurna.
2. Menurut William Stern
Stern membagi-bagi pengamatan ke dalam empat masa, yaitu:
a. Masa mengenal benda: 7-8 tahun
Dalam masa ini pengamatannya masih bersifat global. Di samping
gambar global yang samar-samar, ia telah dapat membedakan
benda tertentu, seperti manusia atau hewan
b. Masa mengenal perbuatan: 8-9 tahun
Dalam masa ini anak telah memperhatikan perbuatan manusia dan
hewan
c. Masa mengenal hubungan: 9-10 tahun
Dalam masa ini anak mulai mengenal hubungan antara waktu,
tempat, dan sebab akibat
d. Masa mengenal sifat: 10 tahun keatas
Dalam masa ini anak mulai menganalisa pengamatannya sehingga
ia mengenal sifat-sifat benda, manusia, dan hewan
3. Menurut Oswald Kroh
Oswald membagikan pengamatan ke dalam empat masa, yaitu:
a. Masa sintesis fantasi: 7-8 tahun
Dalam masa ini pengamatan masih dipengaruhi fantasinya
b. Masa realisme naif: 8-10 tahun
Dalam masa ini semua yang diamati diterima begitu saja tanpa ada
kecaman atau kritik. Masa ini disebut juga “masa mengumpulkan
ilmu pengetahuan”
c. Masa realisme kritis: 10-12 tahun
Dalam masa ini anak mulai berpikir kritis. Ia mulai mencapai
tingkat berpikir abstrak
d. Masa subjektif: 12-14 tahun

62
Dalam masa ini anak berpaling kepada dunianya sendiri.
Perhatiannya ditunjukan kepada dirinya sendiri.158
4). Perkembangan Masa Dewasa dan Lanjut Usia
Pada awal masa dewasa muda, indra penglihatan dan pendengaran belum
terlalu lemah. Akan tetapi ketika memasuki masa dewasa tengah perubahan-
perubahan dalam pendengaran dan penglihatan merupakan perubahan fisik
yang paling menonjol. Pada usia antara 40 dan 59 daya penglihatan yang tajam
mengalami penurunan yang sangat jelas, selain itu adanya sedikit kerusakan
dalam ketajaman visual atau ketajaman penglihatan. oleh karenanya dalam
pupil mata ada berbagai perubahan, karena lensa mata menjadi kurang fleksibel
secara progresif, maka kemampuan untuk fokus pun berkurang.159 Pada dewasa
akhir atau lansia telah terjadi penurunan kemampuan penglihatan jaringan di
dalam bola mata. Perubahan kemampuan ini berhubungan dengan perubahan
struktur jaringan dalam bola mata yang meliputi perubahan pada lensa mata,
iris, pupil, badan kaca, dan juga retina.
Nukleus pada lensa mata manusia terbentuk setelah usia 20 tahun.
Nukleus akan semakin membesar dan memadat setelah terbentuk. Perubahan
ukuran nukleus tidak diikuti oleh perubahan volume lensa mata. Hal ini
menyebabkan elastisitas lensa menjadi berkurang, indeks bias mata menjadi
semakin melemah, bagian korteks pada lensa mata menjadi semakin menipis
dan lensa mata menjadi tampak keruh.
Iris, proses penurunan kemampuan penglihatan pada iris umumnya
menyebabkan warna mata menjadi kurang cemerlang. Dan terjadi
depigmentasi yang ditandai dengan timbulnya bercak pada mata yang berwarna
mda hingga berwarna putih.
Pupil, pada lansia kemampuan pupil menjadi 1 mm. Hal ini
menyebabkan refleks langsung ,elemah dan respon lansia terhadap cahaya
semakin melemah.

158
Zulkifli. L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Rosdakarya, 2000), hlm. 54-55.
159
Papalia Olds Feldman, Human Development: Perkembangan Manusia, ed 10, buku ke-2,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2013), hlm. 224.

63
Badan kaca, pada lansia badan kaca semakin cair aatau encer. Perubahan
ini dapat menyebabkan fotopsia,yaitu terlihat seperti ada kilatan cahaya saaat
memindahkan posisi bola mata.
Retina, penurunan penglihatan jaringan retina pada lansia menyebabkan
retina terlihat lebih suram . selain itu jumlah sel reseptor pada retina
mengalami degenerasi (penurunan kemampuan penglihatan) sehingga lansia
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk adaptasi cahaya dari gelap ke
terang dan terjadi penyempitan ruang pandang.160
C. AL-AF’IDAH
Kata al-af’idah memiliki makna yang banyak diantaranya hati, akal, dan
pemahaman. Akal secara istilah menurut Maʽan Ziyadat dan ar-Ragib al-Ashfahaniy
memiliki banyak arti yaitu, ikatan, menahan, melarang, dan mencegah. Akal juga
bisa disinonimkan dengan otak yang menurut Malindo Jo Levin sebagai otak kiri dan
otak kanan. Otak kiri bekerja untuk hal-hal yang bersifat logis, seperti bahasa,
berbicara, menghitung dan menulis. Sedangkan otak kanan bekerja untuk hal-hal
yang bersifat emosi, seperti seni, apresiasi, intuisi dan fantasi. 161 Akal merupakan
fasilitas yang dimiliki manusia untuk bisa memahami dan menyampaikan materi atau
informasi secara sistematis dan teratur.
Tahapan Memperoleh Al-Af’idah (Pemahaman) Sesuai Dengan Perkembangan
Manusia
Manusia merupakan makhluk yang sempurna dan dengan kesempurnaanya itu
Allah memberikan kelebihan pada manusia yang tidak diberikan pada makhluk yang
lainnya, yaitu berupa pemahaman atau akal. Manusia yang normal akan memiliki
pemahaman yang baik dan dalam memperoleh pemahaman ada tahapannya disetiap
perkembangan manusia, mulai dari masa bayi usia 0-2 tahun, masa anak-anak awal
usia dari 2-6 tahun, masa pertengahan dan akhir anak-anak, masa remaja, masa
dewasa dan lanjut usia, berikut akan dijelaskan.
1) Perkembangan Masa Bayi dari Usia 0-2 Tahun
a. Perkembangan Otak
Perkembangan otak terjadi secara luas dalam rahim dan berlanjut
sepanjang masa bayi dan masa berikutnya. Pada saat dilahirkan bayi telah

160
Fatmah, op, cit, hlm. 16-17.
161
Popi Sopiatin dan Sohari Sahrani, op., cit, hlm. 76.

64
memiliki semua sel-sel otak yang akan dimiliki sepanjang hidupnya. Akan
tetapi sel-sel otak tersebut belum matang dan jaringan urat saraf masih
lemah. Sejak bayi lahir hingga usia 2 tahun sel-sel otak tersebut belum
matang dan jaringan urat saraf masih lemah itu terus bertambah dengan
cepat dan dramatis mencapai kematangan seiring dengan pertumbuhan
fisiknya.162
Menurut Greenough Otak bayi menunggu pengalaman untuk
menentukan bagaimana hubungan dibentuk. Sebelum lahir gen mengarah
pada pola-pola penyambungan dasar. Neuron tumbuh dan berjalan ke
tempat-tempat yang jauh menunggu instruksi selanjutnya. Neuron adalah sel
otak yang memproses informasi. Setelah kelahiran rangkaian penglihatan,
suara, bau, sentuhan, bahasa, dan kontak mata membantu membentuk
hubungan neural otak.163
b. Perkembangan Persepsi
Segala informasi tentang dunia akan sampai ke individu melalui indra.
Proses memahami informasi tentang dunia atau lingkungan ini yang disebut
dengan persepsi. Jadi Persepsi pada hakikatnya proses intelektual yang
dialami oleh setiap individu dalam memahami informasi yang datang dari
lingkungan melalui indranya. Sejumlah hasil penelitian terbaru tentang
perkembangan persepsi bayi menunjukan bahwa kemampuan-kemampuan
persepsi telah berkembang sejak awal-awal kehidupannya.164
c. Perkembangan Memori
Penelope Leach (1990) seorang ahli pertumbuhan anak, memberi tahu
para orang tua bahwa bayi masih berusia 6 sampai 8 bulan belum mampu
untuk mengingat wajah ibu maupun ayahnya. Hal demikian karena bayi
belum bisa menyimpan memori. Pada masa ini, para peneliti perkembangan
anak sepakat bahwa bayi berusia 3 bulan telah menunjukan tipe memori
yang terbatas.165
d. Emosi

162
Desmita, Psikologi Perkembangan, op, cit., hlm 102.
163
John W. Santrock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2007), ed, kesebelas, hlm
171.
164
Desmita, Psikologi Perkembangan, op, cit., hlm. 108.
165
John W. Santrock, Perkembangan Anak, op, cit, hlm. 287.

65
Emosi dapat diartikan sebagai perasaan atau afeksi yang melibatkan
kombinasi antara gejolak fisiologis (seperti denyut jantung yang cepat) dan
perilaku yang tampak (seperti senyuman atau tangisan). Adapun untuk
mengetahui keadaan emosi pada bayi sangat sukar. Meskipun demikian para
ahli psikologi mengatakan bahwa bayi sudah bisa memperlihatkan
emosinya, yaitu seperti menangis dan tersenyum. Jadi dari sejak bayi lahir
emosinya sudah berfungsi.166
2) Perkembangan Masa Anak-anak Awal Usia dari 2-6 Tahun (Prasekolah)
a. Perkembangan Otak
Pada masa anak-anak perkembangan pertumbuhan otak tidak secepat
pada waktu bayi. Pertumbuhan otak selama masa awal anak-anak
disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat saraf yang berujung di
dalam dan di antara daerah-daerah otak. Beberapa pertambahan otak dalam
ukuran disebabkan oleh myelinasi, dan beberapa lainnya juga disebabkan
oleh peningkatan dalam jumlah dan ukuran dendrit. Beberapa ahli
perkembangan menyimpulkan bahwa myelinasi adalah penting dalam
kematangan sejumlah kemampuan anak. Ilmuan menemukan bahwa otak
anak mengalami ledakan pertumbuhan yang cepat antara usia 3 dan 15
tahun. Ukuran otak tidak seluruhnya berubah secara drastis, tetapi pola lokal
berubah. Dari umur 3 hingga 6 tahun pertumbuhan yang paling cepat itu
terjadi di area lobus prontal yang terlibat dalam perencanaan dan pengaturan
tindakan baru dan dalam mempertahankan perhatian terhadap tugas.167
b. Perkembagan Persepsi
Perkembangan persepsi telah terjadi sejak awal kehidupan, akan tetapi
pada masa prasekolah untuk memproses informasi lewat pendengaran dan
penglihatan masih terbatas. Pada masa prasekolah anak-anak kadang dapat
merasakan stimulus penglihatan dan pendengaran seperti apa yang
dirasakan oleh orang dewasa, namun di lain waktu anak-anak tidak dapat
merasakannya.
c. Perkembangan Memori

166
Desmita, Psikologi Perkembangan, op, cit., hlm. 116.
167
John W. Santrock, Perkembangan Anak, op, cit, hlm. 174-175.

66
Daya ingatan atau memori anak akan bersifat tetap jika anak telah
menginjak umur ± 4 tahun, kemudian daya ingatan anak akan mencapa
terbaik atau kuat ketika anak berumur antara ± 8-12 tahun. Pada saat itu
daya menghafal atau daya mengingat dapat memuat sejumlah materi hafalan
sebanyak mungkin. Sebelum umur setengah tahun (0;6) anak pada
umumnya belum mengenal benda sekitarnya secara benar, pada saat itu
anak baru mengenal keadaan atau situasinya saja.168
e. Perkembangan Moral
Perkembangan moral maksudnya yaitu perkembangan yang berkaitan
dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan.
Ketika dilahirkan anak-anak tidak mempunyai moral, tetapi dalam diri anak
masing-masing terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Oleh
karenanya melaui pengalaman dengan orang lain, anak mada masa awal ini
mulai belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh
dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk.169
3) Perkembangan Masa Pertengahan dan Akhir Anak-anak
a. Perkembangan Memori
Menurut Schraw dalam beberapa hal dengan meningkatnya memori
anak itu mencerminkan bahwa adanya peningkatan pada memori anak dan
adanya peningkatan dalam menggunakan setrategi untuk memperoleh
informasi. Seperti telah disinggung di atas bahwa pada masa awal anak-anak
memori jangka pendeknya berkembang dengan baik akan tetapi setelah anak
menginjak usia 7 tahun memori jangka pendeknya berbeda dengan fase
sebelumnya.170
Pada masa anak-anak menengah dan akhir memori jangka panjang
mengalami peningkatan tidak menentu, dalam arti adanya keterbatasan
dalam memori jangka panjangnya. Akan tetapi ada strategi yang digunakan
oleh anak untuk meningkatkan memorinya, yaitu strategi memori. Adanya
setrategi yaitu untuk meningkatkan pemprosesan informasi, hal ini
(setrategi) sangat membantu anak-anak dalam mempeoleh informasi dan

168
Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, op, cit., hlm. 58.
169
Desmita, op, cit., hlm. 149.
170
Desmita, Psikologi Perkembangan, op, cit., hlm. 158.

67
mengingatnya lebih lama lagi. Terjadi perbedaan dalam menggunakan
setrategi antara anak muda dan anak yang lebih tua. Anak yang lebih muda
untuk mengingat memorinya menggunakan beberapa setrategi, tetapi tidak
dijalankan secara efektif. Beda halnya dengan anak yang lebih tua untuk
mengingat memorinya anak yang lebih tua berusaha menggunakan setrategi
dan mereka menggunakan setrategi-setratedi ini secara konsisten. Menurut
Matlin ada empat setrategi memori yang penting, yaitu:
a. Rehearsal (pengulangan), rehearsal adalah salah satu setrategi
untuk meningkatkan memori dengan cara melakukan beberapa
pengulangan terhadap informasi yang sebelumnya sudah
diberikan informasi tersebut.
b. Organization (organisasi), organization adalah salah satu
setrategi untuk meningkatkan informasi dengan cara melakukan
pengelompokan. Menurut Moely dan rekan-rekannya anak-anak
masa pertengahan dan akhir cenderung mengorganisasi informasi
secara spontan untuk diingat, dibangingkan dengan anak-anak
yang masih kecil.
c. Imagery (perbandingan), imagery adalah salah satu setrategi
untuk meningkatkan informasi dengan cara melakukan
perbandingan, dan ini adalah tipe dari karakteristik pembayangan
dari seseorang.171
d. Retrieval (pengulangan kembali), retrieval adalah salah satu
setrategi untuk meningkatkan informasi dengan cara melakukan
pemunculan kembali. Maksudnya yaitu proses mengeluarkan
informasi dari tempat penyimpanan informasi tersebut.
Pemunculan kembali merupakan setrategi yang sering digunakan
oleh orang dewasa.
Perlu juga dipahami bahwa di samping adanya setrategi-setrategi di
atas, ada lagi faktor-faktor yang berpengaruh dalam memori anak, seperti
tingkat usia, sifat-sifat anak (termasuk sikap, motivasi, dan kesehatan), serta
pengetahuan yang telah diperoleh anak sebelumnya.172

171
Desmita, Psikologi Perkembangan, op, cit.,hlm. 159.
172
Desmita, Psikologi Perkembangan, op, cit.,hlm. 160.

68
b. Perkembangan Pemikiran Kritis
Dalam berpikir ada tiga spek penting, yaitu mampu berpikir kritis,
kreatif dan ilmiah. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk berfikir
secara produktif dan reflektif seperti mengevaluasi fakta, dalam arti
Pemikiran kritis merupakan pemahamam terhadap permasalahan secara
mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi berbagai
pendekatan dan argumen yang berbeda, tidak mempercayai begitu saja
informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber (lisan atau tulisan).
Dan menjaga kewaspadaan, karena kewaspadaan merupakan aspek yang
penting dalam pemikiran kritis. Pemikiran kreatif adalah kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang baru dan tidak biasa untuk menghasilkan solusi
permasalahan yang unik. Jadi kecerdasan dan kreativitas adalah hal yang
berbeda.173
c. Perkembangan kecerdasan Emosional
Menurut pandangan kontemporer kesuksesan hidup seseorang itu
tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual, melainkan kecerdasan
emosi juga ikut kerjasama. Kecerdasan emosional dalam khazanah disiplin
ilmu pengetahuan terutama dalam ilmu psikologi merupakan istilah yang
baru. Istilah ini dipopulerkankan oleh Daniel Goleman. Daniel dan para
peneliti lainyya telah melakukan penelitian tentang neurolog dan psikologi,
dari hasil penelitian itu Daniel menyimpulkan bahwa setiap manusia
memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional.
Pikiran rasional itu digerakan oleh kemampuan intelektual sedangkan
pikiran emosional digerakan oleh emosi. Dengan berkembangnya teknologi
pencitraan otak, tercipta sebuah teknologi yang membantu para ilmuan
dalam memetakan hati manusia, dan semakin memperkuat keyakinan bahwa
otak memiliki bagian rasional dan emosional yang saling bergantung.174
4) Perkembangan Masa Remaja
Perkembangan Kognitif

173
John. W. Santrock, Masa Perkembangan Anak, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), op,
cit., hlm. 195.
174
Desmita, Psikologi Perkembangan, op, cit., hlm. 170.

69
Setiap individu akan mengalami proses pertumbuhan yakni proses
perubahan setruktur dan skema mentalnya, dari yang bersifat sederhana
menjadi lebih kompleks. Hal ini terjadi karena faktor perkembangan
maupun faktor belajar. Terjadi dalam proses perkembangan karena adanya
perubahan struktur mental, sedangkan yang terjadi dalam proses belajar
adalah perubahan isi mental. Menurut piaget dipengaruhi oleh 4 faktor:
a. Pemasakan atau pematangan
Yang dimaksud pemasakan atau pematangan ialah proses pembentukan
struktur dan jaringan-jaringan otot pada organ-organ fisik pada taraf
yang relatif baik (matang), dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
b. Kontak dengan Lingkungan (Pengalaman)
Ketika individu melakukan kontak dengan lingkungan hidupnya, maka
ia akan memperoleh pengalaman penting. Yakni pengalaman fisik
maupun pengalaman sosial, atau pengalaman mental.
c. Transmisi Sosial
Pengalaman individu berhubungan dengan lingkungan sosial (teman,
orang tua, orang dewasa), itu akan membawa pengaruh terhadap remaja
untuk mengevaluasi diri dan orang lain, sudah dapat menilai
kemampuan dan kelemahan diri sendiri maupun orang lain. Dari hal itu
individu akan belajar dari pengalaman orang lain untuk memperbaiki
diri sendiri, akan tetapi bisa juga membantu perkembangan orang lain.
d. Proses keseimbangan
Proses keseimbangan dapat terjadi apabila individu memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri agar terjadi keseimbangan,
keselarasan maupun keharmonisan antara individu dengan lingkungan
hidupnya.175
Masalah intelektual masa remaja tidak mudah diukur karena
perubahan kecepatan perkembangan kemampuan tersebut tidak mudah
terlihat. Pada awal remaja kira-kira umur 12 tahun, sang anak berada pada
masa yang disebut masa operasi formal (berpikir abstrak). Hal-hal yang
mempengaruhi perkembangan inteligensia adalah:

175
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia,
2004), op, cit, hlm. 54-55.

70
a. Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang,
sehingga anak mampu berpikir cepat
b. Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan dalam memecahkan
masalah sehingga seseorang dapat berpikir rasional
c. Adanya kebebasan dalam berpikir, sehingga secara tidak langsung hal
tersebut mendorong keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-
hipotesis.176
Perkembangan intelektual dalam masa remaja menurut Piaget sudah
mencapai tahap operasi formal, dalam arti remaja sudah dapat berpikir logis
tentang berbagai gagasan, bersifat hipotesis, dan abstrak, serta sistematis
dan ilmiah dalam memecahkan masalah daripada berpikir kongkret. Keating
merumuskan lima pokok yang berkaitan dengan perkembangan berpikir
operasi formal yang terjadi pada masa remaja, yaitu sebagai berikut:
a. Cara berpikir remaja berbeda dengan cara berpikir anak, cara berpikir
remaja berkaitan erat dengan dunia kemungkinan. Remaja sudah dapat
membedakan antara yang nyata dan konkret dengan yang abstrak dan
mungkin.
b. Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul kemampuan
nalar secara ilmiah.
c. Remaja sudah mulai memikirkan tentang masa depan yang akan
dihadapinya, dengan cara membuat perencanaan, membayangkan hal-
hal yang diinginkan dimasa depan, dan mengeksplorasi berbagai
kemungkinan untuk mencapainya.
d. Remaja sudah menyadari tentang intelektual dan mekanisme yang
membuat proses kognitif atau intelektual itu efisien atau tidak efisien,
serta menghabiskan waktunya untuk mempertimbangkan pikirannya.
e. Berpikir secara operasi formal memungkinkan terbukanya topik-topik
baru, dan mengalami perluasan berpikir.177
5) Perkembangan Masa Dewasa dan Lanjut Usia
a. Perkembangan Otak

176
Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan: Perkebangan Peserta Didik, op, cit, hlm. 64-
66.
177
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Rosdakarya,
2012), hlm. 195-196.

71
Pada usia senja seseorang mengalami kemunduran pada jaringan
otak, yang membantu percepatan kemunduran ini adalah terjadinya
pembuluh nadi yang menyebabkan berkurangnya oksigen yang sampai ke
jaringan saraf otak. Hal demikian membuat kemampuan otak mengalami
kemunduran dalam menjalankan fungsinya. Di antara manusia terdapat
perbedaan individual mengenai keterpengaruhan mereka oleh lanjut usia
dan muncul indikasi psikosis. Di antara mereka ada yang masih ada yang
terpelihara dengan tingkat kemampuan akalnya yang baik, tetapi selain itu
ada juga yang kemampuan akalnya sangat lemah.
Bagi orang lanjut usia yang kemampuan akalnya sangat lemah tampak
indikasi-indikasi psikosis lanjut usia. Hal demikian bisa terjadi karena
beberapa faktor, seperti faktor hereditas dan faktor-faktor yang masih ada
hubungannya dengan pembuluh darah dan keadaan kelenjar endoktrin
termasuk yang ikut berperan dalam menciptakan terjadinya psikosis.
Beberapa studi membuktikan bahwa banyak orang lanjut usia mengalami
keruksakan otak yang membahayakan tanpa kehilangan kemampuan
berpikir logis yang baik.178
Perkembangan otak mengalami kemorosotan dalam kemampuan
kognitif karena mulai masa dewasa awal sel-sel otak berangsur-angsur
berkurang. Tetapi perkembangbiakan koneksi neural khusunya bagi orang-
orang yang aktif, membantu mengganti sel-sel yang hilang. Hilangnya sel-
sel otak pada masa dewasa bisa jadi itu semua disebabkan oleh pukulan
kecil, tumor otak, atau karena terlalu banyak minum minuman beralkohol,
semuanya itu akan melemahkan dan merusak otak, dan menyebabkan
terjadinya erosi mental yang sering disebut dengan kepikunan.
b. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif pada dewasa awal, untuk sebagian orang
kemampuan intelektualnya sangat kuat. Menurut pandangan John Horn pada
masa dewasa tengah kemampuan intelektual mulai mengalami kemunduran.
Sementara menurut sebagian yang lainnya meningkat seperti Horn dan
Donaldson beliau percaya bahwa kecerdasan kristal meningkat pada masa
dewasa tengah. Kecerdasan kristal bergantung pada akumulasi pengetahuan.

178
Muhammad Utsman Najati, op, cit,hlm. 413.

72
Kecerdasan kristal adalah kumpulan informasi dan juga kemampuan verbal
seseorang. Sebaliknya kecerdasan cair mulai mengalami penurunan di masa
dewasa tengah. Kecerdasan cair adalah kemampuaan seseorang untuk
bernalar secara abstrak. Kecerdasan cair sebagian besar bergantung pada
status neurologis.179
Banyak para psikolog mempercayai bahwa sama seperti pada dewasa
tengah, bebarapa dimensi kecerdasan mengalami penurunan pada masa
dewasa akhir, sementara yang lain menganggap dapat dipertahankan atau
bahkan bisa meningkat. Akan tetapi beberapa aspek kognisi mungkin
membaik seiring dengan bertambahnya usia. Salah satunya adalah
kebijaksanaan. Kebijaksanaan meningkat seiring bertambahnya usia karena
bertambahnya pengalaman hidup, akan tetapi tidak semua tidak semua
orang dewasa yang lebih tua atau dewasa akhir memiliki kebijaksanaan.180
Masa dewasa merupakan masa yang sudah sempurna kematangan
perkembagan fisiknya dan perkembangan kemampuan akalnya, sudah
banyak pengalaman dalam memperoleh pengetahuan. Akan tetapi lambat
laun kekuatan fisik berangsur hilang dan kekuatan akalnya pun mulai
melemah. Sebagaimana firman Allah:

ُ‫ف ُقه َو ٗة ُث ه َم‬


ٖ ۡ‫ضع‬ َ ُ ‫ُم ۢن ُبَعۡ ِد‬ ِ ‫ف ُث ه َم ُ َج َع َل‬ ٖ ۡ‫ضع‬ َ ُ‫مُمن‬ ِ ‫ٱّلله ُٱلَذِي ُ َخلَقَ هك‬
َُ ۞
ٗۚ
ُ‫ُو هه َُوُ ۡٱل َع ِلي هُمُ ۡٱلقَد ه‬
ُ‫ِير‬ َ ‫اُوش َۡي َب ٗةُ َي ۡخله هقُ َماُ َي‬
َ ‫شا ٓ ۚٗ هء‬ َ ‫ضعۡ ٗف‬َ ُ‫ُم ۢنُ َبعۡ دُِقه َو ٖة‬
ِ ‫َج َع َل‬
ُ٤٥
Artinya:
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian
Dia menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat,
kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali)
dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah
yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. Ar-Ruum: 54)

Ketika menginjak usia 70 tahun nan sudah mulai terlihat semacam


gangguan perilaku dan pikiran yang ditandai dengan melemahnya memori
dan lemah ketika berkonsentrasi dalam berpikir. Selain itu dalam fase ini

179
Laura A. King, Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2013), hlm. 205.
180
Laur A. King, ibid, hlm. 207-208.

73
akan mengalami kehilangan kontrol atas emosi dan dalam hal kegairahan.
Pada umumnya perilaku dalam fase ini seperti anak-anak.181
Sejumlah ahli psikologi perkembangan percaya bahwa pada masa
dewasa inilah individu menata pemikiran operasional formal mereka.
Mereka dapat membuat dan merencanakan hipotesis tentang masalah-
masalah seperti remaja, akan tetapi orang dewasa merencanakannya lebih
sistematis daripada remaja. Orang dewasa lebih maju daripada remaja dalam
penggunaan intelektualitas. Pada masa dewasa awal misalnya, orang
biasanya berubah dari mencari pengetahuan menuju menerapkan
pengetahuan, menerapkan apa yang telah diketahui dan dipahaminya untuk
mencapai jenjang karir dan membentuk keluarga. Seperti yang telah
disinggung pada pembahasan sebelumnya menurut Jean Piaget bahwasanya
perkembangan pemikiran operasional formal itu terjadi pada masa remaja
yang mana pada masa remaja ini sudah memasuki tahap kemampuan
berpikir secara abstrak dan hipotesis, proses pemikiran ini berawal sejak
usia 11 tahun, tetapi tidak berkembang secara maksimal sampai berakhirnya
masa remaja. Piaget juga percaya bahwa seorang remaja dan dewasa
memiliki cara berpikir yang sama. Pemikiran Piaget dalam hal ini mendapat
banyak kritik, kesimpulan Piaget tidak dapat diterapkan pada kebudayaan-
kebudayaan lain, sebab tidak semua masa remaja menggunakan pemikiran
operasional formal.182
Dengan demikian kemampuan kognitif terus berkembang selama
masa dewasa. Akan tetapi tidak semua perubahan kognitif pada masa
dewasa mengarah pada peningkatan potensi. Karena kadang-kadang
beberapa kemampuan kognitif mengalami kemorosotan seiring dengan
bertambahnya usia. Di samping itu dalam masa dewasa dan usia tua
mengalami penurunan dalam daya ingat, dan seperti apa yang telah
dijelaskan diperkembangan otak pada masa dewasa bahwasanya dimasa
dewasa awal sel-sel otak berangsur-angsur berkurang, jadi hal seperti ini
sangat berpengaruh juga terhadap perkembangan kognitif.183

181
Muhammad Utsman Najati, op,cit., hlm. 412.
182
Desmita, Psikologi Perkembangan, op, cit., hlm. 238.
183
Desmita, Psikologi Perkembangan, op, cit., hlm. 239.

74
D. As-Samʽa, Al-Abṣar, dan Al-Af’idah Menurut Pandangan Sains
Kata pendengaran senantiasa mendahului kata penglihatan. Secara fisiologi
maupun anatomi tubuh bahwa satu saraf penglihatan atau mata mengandung lebih
dari 1 juta serat saraf, sementara saraf pendengaran memiliki 30 ribu serat saraf saja.
Secara fisiologi bahwa 2/3 jumlah saraf pengindraan dalam tubuh adalah saraf
penglihatan. Dari total informasi indrawi ini yang masuk ke tubuh, data yang melalui
jalur pendengaran tidak lebih dari 12 % saja, sedangkan informasi-informasi yang
masuk ke tubuh melalui penglihatan mencapai 70 %.184
1. Kemunculan indra pendengaran dan penglihatan
Alat pendengaran dan penglihatan muncul dalam waktu yang hampir
bersamaan pada awal kehidupan janin. Tunas pendengaran (otic placode)
yang merupakan komponen pertama indra pendengaran mulai muncul pada
akhir minggu ke-3, yaitu awal terbentuknya alat pendengaran, sedangkan
tunas penglihatan mulai tampak pada awal minggu ke-4. Kuping bagian
dalam janin berkembang dari tunas ini. Pada minggu ke-4, muncul kantong
cairan selaput pada keong atau spiral telinga yang tumbuh memanjang dan
bergulung-gulung menjadi 21/5 gulungan. Keong telinga akan tumbuh
secara lengkap pada mingggu ke-8, sementara pembingkaian keong telinga
dengan lapisan tulang rawan, sempurna pada minggu ke-18. Setelah itu
keong telinga terus berkembang sampai ukurannya sama dengan ukuran
normalnya, yakni ketika usianya sampai pada akhir minggu ke-21, pada
minggu ini mulai tumbuh anggota yang berbentuk seperti bola (yaitu
anggota indra pendengaran) dan mulai muncul sel-sel pembuluh darah
kapiler yang dikelilingi dengan bagian akhir saraf pendengaran. Dari sinilah
telinga bagian dalam mulai berkembang secara matang supaya sampai pada
ukuran normalnya, sehingga janin siap untuk melakukan fungsi
pendengaran dalam rahim, yakni pada bulan ke-5 dari masa kehamilan.185
2. Kesempurnaan indra pendengaran dan penglihatan
Janin baru bisa mendengarkan suara-suara dengan secara normal
setelah 10 hari sejak kelahirannya, setelah semua cairan dan endapan-

184
Samir Abdul Halim, et Al., Ensiklopedia Sains Islami, (Tanggerang: Kamil Pustaka,
2015), Jilid 2, hlm. 111.
185
Samir Abdul Halim, Ibid., hlm. 112.

75
endapan jaringan yang masih tersisa di telinga bagian tengahnya yang
menyelimuti tulang-tulang kecilnya terserap habis. Manusia adalah salah
satunya makhluk yang mulai bisa mendengarkan suara-suara ketika ia masih
dalam di dalam rahim ibunya. Berbeda dengan indra pendengaran yang
sudah berfungsi dengan baik meski sebelum lahir, sementara indra
penglihatan manusia masih sangat lemah saat dilahirkan, bahkan bisa
dikatakan hampir tidak ada sehingga bagi jabang bayi sulit membedakan
cahaya dengan kegelapan. Bayi hanya bisa melihat gambar-gambar yang
masih kabur. Matanya bergerak tapi belum bisa memfokuskan pandangan
pada obyek yang dilihat. Baru pada bulan ke-3 atau ke-4 ia mulai bisa
membedakan wajah ibunya atau puting susu ibunya, dan gerakan-gerakan
matanya pun baru mulai teratur. Pada bulan ke-6 bayi sudah mampu
membedakan wajah-wajah orang lain, hanya saja anak pada usia ini
pandangannya masih sangat kabur, pandangannya terus tumbuh dan
berkembang hingga usia 10 tahun.186
3. Perkembangan area lunak telinga dan mata
Area lunak telinga berkembang dan sempurna fungsi-fungsinya
sebelum tumbuh-kembang dan sempurnanya area lunak mata. Area lunak
telinga sudah mampu merekam isyarat-isyarat saraf pendengaran yang
berasal dari area pendengaran lapisan luar otak ketika janin dirangsang
dengan rangsangan suara, yakni pada permulaan bulan ke-5 suara-suara
yang didengar janin ini merangsang area lunak untuk tumbuh dan
berkembang, dan semakin menyempurnakan bentuk dan fungsinya. Di sisi
lain area lunak di sekitar mata masih belum bisa menerima rangsangan-
rangsangan, karena area mata pada masa tersebut belum banyak
berkembang, belum matang dan belum sempurna. Oleh karena itu pada
permulaan hidupnya anak belajar mengenal informasi-informasi yang
bersumber dari suara, dan anak lebih cepat memahami informasi dari suara
daripada informasi-informasi yang berasal dari penglihatan. Semua ini
dikarenakan area-area lunak pendengarannya sudah sempurna dan berfungsi
secara optimal sebelum kematangan area lunak mata.187

186
Samir Abdul Halim, Ibid., hlm. 113.
187
Samir Abdul Halim, Ibid., hlm. 114.

76
4. Pengaruh gangguan otak pada pendengaran dan penglihatan
Indra pendengaran pada telinga kiri dan kanan masing-masing
memiliki refresentasi di kedua sisi otak. Sisi otak sebelah kiri terdapat
representasi indra pendengaran telinga kanan dan kiri, begitu juga di sisi
otak sebelah kanan. Jika salah satu sisi otak mengalami masalah (sakit),
maka penderita tidak akan kehilangan pendengaran dari telinga manapun.
Berbeda halnya dengan mata, separuh bola mata (kanan dan kiri) masing-
masing berada di satu sisi otak yang berhadap-hadapan dengannya, sehingga
jika otak mengalami gangguan pada salah satu sisinya maka penyakit
tersebut juga akan mengenai salah satu bagian dari mata tersebut. Jika yang
luka adalah sisi kanan otak maka pengaruhnya akan merembet pada mata
bagian kanan begitu juga sebaliknya.
Anak yang dilahirkan dalam keadaan tuli biasanya secara otomatis
menyebabkan bisu, sehingga anak tidak mampu belajar dan berbicara.
Sedangkan anak yang dilahirkan dalam keadaan buta masih ada peluang
untuk bisa berbicara. Ketika seseorang tidak mempunyai indra penglihatan
(tunanetra) maka area celebrum penglihatan akan menjalankan fungsi-fungsi
konjungtif. Secara fisiologis area ini akan berhubungan dengan area-area
otak yang lain, sehingga semakin meningkatnya daya terima otak dalam
menyimpan informasi, memori dan kecerdasan. Sementara area ceberum
pendengaran karena sebab-sebab yang belum diketahui tidak memiliki
fungsi konjungtif seperti ini, oleh karena itu orang-orang yang buta
kebanyakan jenius, sementara jarang sekali orang yang tuli jenius. Hal ini
merupakan bukti yang menunjukan betapa pentingnya indra pendengaran
dan keistimewaan area-area ceberum otaknya.188
5. Otak Menurut Sains
Otak menyusun sekitar seperlimapuluh berat badan dan terletak di
dalam rongga kranium tengkorak. Bagian-bagian otak adalah serebrum, otak
tengah (midbrain), pons, medula oblongata, dan serebelum. Otak
berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala
pembesaran: otak awal, yang disebut otak depan, otak tengah, dan otak
belakang. Untuk suplai darah ke otak, otak menerima sekitar 15% curah

188
Samir Abdul Halim, Ibid., hlm. 118.

77
jantung yakni sekitar 750 ml darah per menit. Otoregulasi menjaga aliran
darah ke otak secara konstan dengan menyesuaikan diameter arteriol yang
melintasi rentang luas tekanan darah arteri (sekitar 65-140 mmHg). Arteri
mempunyai peranan penting dalam mempertahankan perbekalan oksigen
dan glukosa yang tidak berubah ke otak bahkan saat arteri yang menyertai
mengalami penyempitan atau saat kepala digerakkan.189
Bagian-bagian otak:
a) Serebrum
Serebrum merupakan bagian terbesar otak dan menempati fossa
kranial tengah dan anterior. Fungsi serebrum yaitu untuk mengontrol
mental, tingkah laku, pikiran, kesadaran, moral, kemauan, kecerdasan,
kemampuan berbicara, bahasa, dan beberapa kemampuan khusus.190
Korteks serebri memiliki fungsi yang berkaitan dengan tiga aktivitas,
yaitu:
1) Aktivitas mental yang terlibat dalam memori, inteligensia, berpikir,
rasionalisasi, rasa bertanggung jawab, moral, serta belajar.
2) Persepsi sensori, meliputi persepsi nyeri, suhu, sentuhan,
penglihatan, pendengaran, pengecapan dan penghidu.
3) Inisiasi dan kontrol kontraksi otot rangka.191
Terdapat beberapa tipe area fungsional Korteks serebri, yaitu
sebagai berikut:
1) Area motorik
Area motorik mengandung sel-sel besar yang merupakan awal jalur
motorik yang mengendalikan gerakan pada sisi lain tubuh. Bagian
bawah pada korteks motorik yaitu daerah broca, daerah ini
mengendalikan pergerakan otot yang diperlukan untuk berbahasa
dan hal ini mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara
seseorang. Area ini dominan pada orang yang menggunakan tangan
kanan.192

189
Elly Nurachmah dan Rida Angriani, Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi, (Jakarta:
Salemba Medika, 2010), hlm. 79.
190
Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, op, cit., hlm. 346.
191
Elly Nurachmah dan Rida Angriani, op., cit, hlm. 80.
192
Elly Nurachmah dan Rida Angriani, op., cit, hlm. 81.

78
2) Area sensorik
a. Area somatosensori, area ini berhubungan dengan persepsi
sensasi nyeri, suhu, tekanan dan sentuhan kesadaran gerakan
otot serta posisi sendi.
b. Area auditorius, pada area ini sel saraf menerima dan
menafsirkan suara yang diterima oleh telinga.
c. Area visual, area ini menerima bayangan yang diterima oleh
mata dan kemudia ditafsirkan.
3) Area asosiasi
a. Area asosiasi, area ini saling berhubungan dengan area lain, area
ini menerima, mengoordinasi, menafsirkan atas apa yang telah
dirangsang oleh aspek motorik dan motorik yang
memungkinkan kemampuan kognitif yang lebih tinggi.
b. Area premotorik, area ini memastikan bahwa pola gerakan yang
sudah dipelajari dapat diulang.
c. Area prefrontal, area ini merupakan kelanjutan dari area
premotorik, fungsi intelektual termasuk persepsi, kemampuan
untuk mencegah kejadian dan kontrol emosi yang normal di
kontrol pada area ini.
d. Area wernicke, pada area ini bahasa yang diucapkan
dipersepsikan (pemahaman bahasa).
e. Area parietooksipitemporal, area ini berperan dalam fungsi
spasial, menafsirkan bahasa tulisan dan kemamuan untuk
menyebutkan objek.
4) Hipotalamus, ini terdiri dari sejumlah kelompok sel saraf, fungsi
dari hipotalamus adalah untuk mengendalikan sistem saraf otonom;
rasa lapar, pengaturan suhu tubuh, reaksi emosional.193
b) Otak tengah
Otak tengah mengandung pusat-pusat yang mengendalikan
keseimbangan dan gerakan-gerakan mata. Otak tengah dibagi dalam dua
tingkatan, yaitu: atap yang mengandung banyak pusat-pusat refleks yang
penting untuk penglihatan dan pendengaran. Jalur motorik yang besar,

193
Elly Nurachmah dan Rida Angriani, ibid., hlm. 82.

79
yang turun dari kapsula interna melalui bagian dasar otak tengah,
menurun terus melalui pons dan medula oblongata menuju sumsum
tulang belakang.194
c) Serebelum
Serebelum adalah bagian terbesar dari otak belakang. Fungsi
serebelum adalah untuk mengatur sikap dan aktivitas sikap badan.
Serebelum juga berperan penting dalam koordinasi otot dan untuk menjaga
keseimbangan.195
E. Akal dan Otak
Kata akal dan otak menurut sebagian orang ada yang menganggapnya sama
dan ada pula yang menganggapnya beda. Malindo Jo Levin termasuk orang yang
menyamakannya. Menurutnya akal bisa disinonimkan dengan otak, yaitu sebagai
otak kiri dan otak kanan. Otak kiri bekerja untuk hal-hal yang bersifat logis, seperti
bahasa, berbicara, menghitung dan menulis. Sedangkan otak kanan bekerja untuk
hal-hal yang bersifat emosi, seperti seni, apresiasi, intuisi dan fantasi.196 Adapun
salah satu orang yang membedakan antara akal dan otak adalah Harun Nasution, akal
dalam pengertian islam bukanlah otak melainkan daya pikir yang terdapat dalam jiwa
manusia, daya yang sebagaimana digambarkan dalam al-Qur’an, memperoleh
pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya.197
Akal dalam islam merupakan ikatan dari tiga unsur, yaitu pikiran perasaan
dan kemauan. Bila ikatan itu tidak ada maka tidak ada akal. Usman El Muhammady
berpendapat bahwa akal merupakan alat yang menjadikan manusia dapat memilih
antara yang betul dan salah. Menurut Ibnu Khaldun akal merupakan sebuah
timbangan yang cermat, dari timbangan tersebut hasilnya adalah pasti dan bisa
dipercaya.198 Menurut Ibnu Sina jiwa rasional memiliki dua aspek, yaitu akal peraktis
yang melihat ke bawah. Sedangkan akal teoritis memandang ke atas. Kesimpulannya

194
Evelyn C. Pearce, op., cit, hlm. 346.
195
Evelyn C. Pearce, op., cit, hlm. 348.
196
Popi Sopiatin dan Sohari Sahrani, op., cit, hlm. 76.
197
Taufiq Pasiak, Revolusi IQ, EQ, SQ; Menyingkap Rahasia Kecerdasan Berdasarkan Al-
Qur’an Dan Neurosains Mutakhir, op, cit., hlm. 253.
198
Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1994), hlm. 158.

80
bahwa akal peraktis menghasilakn etika atau akhlak, sementara akal teoritis
menghasilakn pengetahuan.199
Akal adalah ruh yang dianggap sebagai dimensi paling bercahaya dari
manusia, yang paling dekat kepada Tuhan, dan juga ruh merupakan komponen
pertama dari tubuh manusia yang memasuki eksistensi. Akallah yang dapat melihat
yang tertutup atau tersembunyi dan mengungkapkan yang tidak diketahui. Al-gajali
sebagai salah satu contoh yang menyamakan akal dengan al-rūh, al-nafs, dan al-
qalb, dan ia menyebutnya dengan al-faẓ al-mutaraddifat (kata-kata dengan makna
yang sama).200 Menurut Abi Al-baqa ʽAyyub Ibn Musa Al-Kufi akal mempunyai
banyak makna, yaitu;
a) Al-lubb, karena akal merupakan cerminan kesucian dan kemurnian Tuhan
b) Al-hujjah, karena akal dapat menunjukan bukti-bukti yang kuat dan
menguraikan hal-hal yang abstrak
c) Al-hijr, karena akal mampu mengikatkan keinginan seseorang hingga
membuatnya dapat menahan diri
d) Al-nuhā, karena akal merupakan puncak kecerdasan, pengetahuan, dan
penalaran.201
Berbagai kajian anatomi dan fisiologi modern telah berhasil menentukan
bagian-bagian tertentu dalam otak yang melakukan fungsi-fungsi psikologis tertentu.
Diantara bagian-bagian tersebut adalah, kawasan motoris, sensoris, visual, auditoris,
dan perencanaan. Otak manusia mengendalikan dan menguasai seluruh kegiatan
yang dilakukan manusia, dan setiap kegiatan yang dilakukan manusia meninggalkan
bekas dalam sel-sel otak. Bekas yang tersimpan dalam sel-sel otak inilah yang
menjadi dasar proses-proses intelektual manusia, seperti belajar, meningat,
berkhayal, dan berpikir.202 Seperti yang dikatakan oleh taufik pasiak dalam bukunya,

199
Abd. Rachman Assegaf, Aliran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadharah Keilmuan Tokoh
Klasik Sampai Modern, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), hlm. 91.
200
Taufiq Pasiak, Revolusi IQ, EQ, SQ; Menyingkap Rahasia Kecerdasan Berdasarkan Al-
Qur’an Dan Neurosains Mutakhir, op, cit., hlm. 352-353.
201
Taufiq Pasiak, ibid, hlm. 275-276.
202
Aant Whae, Pengertian Otak Dalam Al-Qur’an, https://www.academia.edu/4667324/
Pengertian_otak_dalam_al-Quran?auto=download, telah diakses pada tanggal 30 juli 2016, pukul
12.37 WIB.

81
yaitu Ada tiga fungsi yang diperankan oleh otak dan perannya berbeda dengan yang
lain; fungsi emosi, fungsi kognisi atau rasional eksploratif dan fungsi refleksi.203

F. TAFSIR AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG AS-SAMʽA, AL-ABṢAR, dan


AL-AF’IDAH
1. Redaksi Ayat dan Penafsiran Para Ulama
Seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Akan
tetapi seiring dengan proses pertumbuhan dan perkembangannya anak, semua
indra yang berperan untuk memperoleh pengetahuannya mulai berfungsi
diantaranya pendengaran dan penglihatan. Dengan berfungsinya indra anak
terutama indra pendengaran dan indra penglihatan maka akan lebih mudah untuk
memperoleh pemahaman. Al-Qur’an telah mengisyaratkan kenyataan tersebut
pada beberapa ayat. Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis membatasi ayat Al-
Qur’annya, adapun ayat yang akan digunakan dalam pembahasan karya ilmiah ini
adalah: Qs. An-Nahl (16) : 78, Qs. Al-Mu’minūn (23) : 78, Qs. As-Sajdah (32) :
9, Qs. Al-Mulk (67) : 23. Ayat-ayat tersebut telah diurutkan berdasarkan
makiyyah karena ayat-ayat yang penulis tulis dalam karya ilmiah ini semuanya
diturunkan di makkah.204
1. An-nahl: 78

َ ‫ون ُأ ه َم َٰ َهتِ هك ۡم ََُل ُت َعۡ لَ همونَ ُش َٗۡيُا‬


َُ ‫ُو َج َع َل ُلَ هك هم ُٱل‬
ُ‫سمۡ َُع‬ ِ ‫ط‬ ِ ‫ٱّلله ُأ َ ۡخ َر َج هكم‬
‫ُم ۢن ُبه ه‬ َُ ‫َو‬
ُ٨٧ُ َ‫ص َُرُ َُو ۡٱۡل َ ۡفُِدَُة َُلَ َعلَ هك ۡمُت َ ۡش هك هرون‬
َ َٰ ‫َُو ۡٱۡل َ ۡب‬
Artinya:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur.

Berikut penjelasan para mufasir tentang ayat di atas:


a. Tafsir Ibnu Katsir
Dalam penafsiran Ibnu katsir terhadap ayat ini adalah, Allah telah
memberikan indra pendengaran itu untuk menangkap suara-suara,
adapun indra penglihatan untuk melihat benda-benda yang dapat dilihat.

203
Taufiq Pasiak, Revolusi IQ, EQ, SQ; Menyingkap Rahasia Kecerdasan Berdasarkan Al-
Qur’an Dan Neurosains Mutakhir, op, cit., hlm. 364.
204
Rachmat Taufiq Hidayat, Khazanah Istilah Al-Qur’an, (Bandung: Mizan Anggota IKAPI,
1998), hlm. 173.

82
Dan hati (akal) supaya dengan perantaranya (akal) manusia dapat
membedakan hal-hal yang baik dan buruk. Dalam penciptaan indra
terjadi proses atau adanya tahapan, dengan semakin tumbuh jasmaninya
maka semakin kuatlah penangkapan indra-indranya. Allah telah
memberikan sarana pendengaran penglihatan dan hati (akal) kepada
hamba-Nya untuk memudahkan manusia dalam melakukan ibadah dan
taat kepada-Nya.205
b. Tafsir Al-Misbah
Dalam tafsir Misbah dijelaskan bahwa ketika Allah mengeluarkan
manusia dari perut sang ibu, anak dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu pun, dan Allah juga memberikan pendengaran, penglihatan-
penglihatan dan aneka hati sebagai bekal dan alat untuk meraih
pengetahuan agar manusia bersyukur dengan alat tersebut yang Allah
telah anugrahkan pada manusia. Ayat di atas menggunakan kata as-
samʽa (pendengaran) dalam bentuk tunggal dan meletakannya sebelum
kata al-abṣar (penglihatan-penglihatan) yang berbentuk jamak serta al-
af’idah (aneka hati) yang juga berbentuk jama.
Dengan didahulukannya indra pendengaran sebelum indra
penglihatan itu merupakan penetapan atau urutan yang sangat tepat,
karena dalam ilmu kedokteran modren membuktikan bahwa indra
pendengaran berfungsinya mendahului indra penglihatan. Pendengaran
mulai berfungsi atau tumbuh pada diri bayi di pekan-pekan pertama,
sedangkan indra penglihatan mulai aktif dan sempurna ketika menginjak
bulan keenam. Adapun kemampuan akal dan mata hati berfungsi jauh
sesudah kedua indra di atas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
perurutan penyebutan indra-indra pada ayat di atas mencerminkan tahap
perkembangan fungsi indra-indra tersebut.206
Kata al-af’idah adalah bentuk jamak dari kata fu’ād yang menurut
Quraish Shihab artinya menunjukan aneka hati. Kata ini dipahami oleh
banyak ulama dalam arti akal. Akan tetapi makna ini dapat diterima

205
Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, jilid IV,
(surabaya: Bina Ilmu, 1988), hlm. 584.
206
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
lentera Hati, 2002), jilid 17, hlm. 304.

83
apabila yang dimaksudnya adalah gabungan daya pikir dan daya qalbu
yang menjadikan seseorang terikat sehingga tidak terjerumus dalam
kesalahan dan kedurhakaan. Dengan demikian tercakup dalam
pengertiannya potensi meraih ilham dan percikan cahaya ilahi.207
Dipilihnya bentuk jamak untuk kata penglihatan dan hati, karena
yang didengar selalu sama saja, baik oleh seorang maupun banyak orang
dan dari arah manapun datangnya suara. Ini berbeda halnya dengan
penglihatan, posisi tempat berpijak dan arah pandang melahirkan
perbedaan. Demikian juga hasil kerja akal dan hati. Hati manusia kadang
berubah sekali senang sekali susah, sekali benci sekali rindu, tingkat-
tingkatnya berbeda-beda walau objek yang dibenci dan dirindui sama.
Firman-Nya di atas menunjukan pada alat-alat pokok yang
digunakan manusia guna untuk meraih pengetahuan, dalam hal ini alat
pokok yang bersifat material adalah mata dan telinga. Sedangkan objek
yang bersifat immaterial adalah akal dan hati. Dalam ayat al-Qur’an ini
di samping untuk menuntun dan mengarahkan pendengaran dan
penglihatan, juga memerintahkan agar mengasah akal yakni daya pikir
dan mengasuh pula daya qalbu.208 Para ilmuan mengatakan bahwa peran
qalbu sangat berpengaruh, agamawan menamai qalbu dengan ilham atau
hidayah.209
c. Tafsir Al-Maragi
Penafsiran Mustafa Al-Maragi terhadap ayat di atas bahwa Allah
telah membekali manusia akal, dengan dibekali akal oleh Allah manusia
dapat memahami dan membedakan antara yang baik dengan yang buruk,
antara petunjuk dan kesesatan. Selain itu Allah menjadikan pendengaran
yang dengan dibekalinya pendengaran manusia dapat mendengar suara-
suara. Setelah pendengaran Allah membekali manusia penglihatan yang
mana dengan adanya penglihatan manusia dapat melihat orang-orang,
sehingga dapat saling mengenal dan membedakan antara sebagian
dengan sebagian lainnya. Dan menjadikan perkara-perkara yang

207
M. Quraish Shihab, jilid 17, ibid, hlm. 303.
208
M. Quraish Shihab, jilid 17, ibid, hlm. 304.
209
M. Quraish Shihab, jilid 17, ibid, hlm. 305.

84
dibutuhkan dalam hidup ini, sehingga manusia dapat mengetahui
jalannya.210
d. Tafsir Jalālaīn
(Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu pun) jumlah kalimat lā taʽlamūna
syaiʽan berkedudukan menjadi hal atau kalimat keterangan (dan Dia
memberi kalian pendengaran) lafal as-sam'u bermakna jamak sekali pun
lafalnya mufrad (penglihatan dan hati) qalbu (agar kalian bersyukur)
kepada-Nya atas hal-hal tersebut, oleh karenanya kalian beriman kepada-
Nya.211
2. Al-mu’minūn : 78

ُ٨٧ُ َ‫ص َُرُ َُو ۡٱۡل َ ۡفُِدَُۚٗة َُقَ ِل ٗيٗلُ َماُت َ ۡش هك هرون‬
َ َٰ ‫سمۡ َُعُ َُو ۡٱۡل َ ۡب‬ ُٓ ‫َو هه َُوُٱلَذ‬
َ ‫ِيُأَنشَأَُلَ هك همُٱل‬
Artinya:
Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran,
penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.

Penjelasan para mufassir terhadap ayat di atas:


a. Tafsir Al-Maragi
Tafsir terhadap ayat di atas menurut Al-Maragi adalah, bahwa
Allah telah memberikan kepada manusia pendengaran, dengan adanya
pendengaran manusia dapat mendengar bunyi-bunyi yang manusia
gunakan untuk berbicara. Kemudian Allah memberikan manusia
penglihatan dengan adanya penglihatan manusia dapat melihat berbagai
cahaya, warna dan bentuk. Selain pendengaran dan penglihatan Allah
juga memberikan akal kepada manusia. Dengan adanya akal manusia
dapat memahami apa yang bermanfaat dan dapat mengantarkan manusia
pada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dengan disebutkannya ketiga
alat tersebut itu merupakan jalan pembuktian, baik yang bersifat indrawi
maupun rasional untuk memahami hal-hal yang ada. Kemudian dengan
disebutkannya menurut urutan ini (pendengaran, penglihatan, dan
pemahaman) karena ilmu kedokteran telah menetapkan bahwa pada tiga

210
Ahmad Mustafa al-Maragi, Terjemah Tafsir Al-Maragi, jilid 14, (Semarang: Tohaputra
Semarang, 1989), hlm. 212-213.
211
Soft ware Pesantren Persatuan Islam 91 Kota Tasikmalaya, Tafsir Jalālaīn, Q. S. An-nahl:
78.

85
hari pertama bayi baru bisa mendengar dan belum bisa melihat, sesudah
itu baru tampak penglihatannya, dan akal adalah urutan paling belakang
sesudah pendengaran dan penglihatan.212
b. Tafsir Ibnu Kaṡir
Allah telah menyebutkan beberapa nikmat yang diberikan kepada
hamba-Nya. Nikmat yang dimaksud pada ayat ini adalah, Allah telah
memberikan nikmat pendengaran, penglihatan dan hati (akal atau
pemahaman), yang dengannya manusia mengingat berbagai hal serta
mengambil pelajaran dari alam berupa tanda-tanda kekuasaan Allah. Dan
bahwasanya Allah maha berbuat dan memilih apa saja yang Allah
kehendaki. Akan tetapi sangat sedikit manusia yang bersyukur atas
segala nikmat yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya.213
c. Tafsir Al-Mīzān
Permulaan Allah Swt mengkaruniai nikmat dari sekian banyak
nikmatnya adalah dengan menciptakan pendengaran dan penglihatan, dan
keduanya adalah nikmat yang khusus dari golongan hewan dan
permulaan penciptaannya tidak berdasarkan kepada perumpamaan dari
sesuatu yang telah lalu ketika tidak ditemukan jenis dari keduanya
dengan klasifikasi kuat sebelum hewan seperti tumbuhan, rumput, atau
lumut.
Dan dengan hasil dari keduanya mempunyai kebagusan yang
mengering dalam keadaan deras dari keduanya pada tempat berhenti
yang baru dan mendengar sebuah gerakan dengan menyamakannya
kepada sesuatu yang lain, yaitu dengan kata lain melarang keduanya
dengan kelalaian yang tidak dikehendaki dengan kuasa maka
menemukan kebaikan dan keburukannya, manfaat dan bahanya, dan
memberi keduanya gerakan yang sesuai kepada apa yang dikendakinya
dan dari apa yang dilarangnya, dan membahas dalam ilmu tata bahasa
yang kuat dalam pembahasan yang bagus dan sesuatu yang mempunyai

212
Ahmad Mustafa al-Maragi, Terjemah Tafsir Al-Maragi, op, cit., hlm. 78-79.
213
Al-Imam Ibnu Kasir Al-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kaṡir (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2000), hlm 32.

86
bentuk juga ukuran dalam keumuman dan perasaan dari apa yang tidak
dikabarkan dari dalam sebelumnya.
Dan sesungguhnya ringkasan dari penjelasan mengenai
pendengaran dan penglihatan dijelaskan “karena sesungguhnya (indra)
memberikan kekurangan atas (memiliki) keduanya dan sempurna dengan
(memiliki) keduanya”.
Kemudian penjelasan mengenai kesucian hati dan maksud dari
permulaan akal manusia yaitu nikmat khusus yang diperuntukan bagi
manusia dari selain hewan dan perjalanan menuju hati yaitu perjalanan
yang adanya sesuatu yang baru dengan kata lain meningkatkan derajat
dan tingginya kedudukan juga luasnya pemahaman akan ilmu hewan
yaitu pengetahuan khusus, maka pendengan manusia lebih utama dari
seekor hewan yang bekerja dengan khusus dari keumuman hewan dengan
tidak memaksa maka manusia dapat menemukan keduanya tanpa
kehilangan dan kehadiran, dan sesuatu yang telah lewat atau sesuatu yang
telah masih halus dari sebuah kabar dan perkataannya atau barisannya
dengan cara memasukan atau tidak.
Kemudian fungsi dari sebuah pemahaman artinya dengan
menghubungkan sesuatu yang khusus kepada sesuatu yang lebih umum
dan beberapa bagian maka fungsi akal secara keseluruhan dapat dilihat
dari dua sisi, dan penghimpunan hasil daya pikir dalam sesuatu yang
belum dapat dilihat dan sesuatu yang sudah diketahui kebenarannya, jiwa
akan mengantarkan kepemimpin dalam lapisan bumi dan langit. Maka
dalam hal ini seluruhnya dari kekuasaan Tuhan dengan kehendak
memdengar dan melihat juga merasakan dengan hati (memahami)
sesuatu yang tidak bisa dicapai manusia untuk tidak berhenti bersyukur
kepadanya.214
3. As-Sajdah: 9

ُ‫ص َُرُ َُو ۡٱۡل َ ۡفُِدَُۚٗة َُقَ ِل ٗيٗل‬


َ َٰ ‫سمۡ َُعُ َُو ۡٱۡل َ ۡب‬
َ ‫وح ِهۦُُ َو َجعَ َلُلَ هك همُٱل‬
ِ ‫نُر‬
ُّ ‫ُم‬ َ ُ‫ث ه َُم‬
َ ‫س َو َٰىه‬
ِ ‫هُونَفَخَُفِي ِه‬
ُ٩ُ َ‫َماُت َ ۡش هك هرون‬
Artinya:

214
Muhammad Husain Thobathobai, Al-Mīzān Fī Tafsir Al-Qur’an, (Bairut-Libanon:
Musyah Ulumi Al-Mathbu’at, 1417 H/1997 H), Jilid 15, hlm. 55.

87
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh
(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

Berikut penjelasan para mufasir tentang ayat di atas:


a. Tafsir Al-Misbah
Dalam tafsir ini dijelaskan bahwa Allah yang mengatur segala
urusan dan maha pencipta yang maha pengasih dan penyayang. Dialah
yang membuat sebaik-baiknya segala sesuatu yang Allah ciptakan
sehingga semua potensi berfungsi sebaik mungkin sesuai dengan tujuan
penciptannya dan Allah telah memuliakan penciptaan manusia yakni
adam dari tanah, kemudian Allah menjadikan keturunannya dari sedikit
sari pati mani yang diremehkan bila dilihat kadarnya atau menjijikan bila
dipandang. Kemudian yang lebih hebat dari itu Allah menyempurnakan
dan meniupkan ruh ke dalam tubuh manusia dan setelah kelahirannya di
bumi Allah memberikan manusia pendengaran agar dengan adanya
pendengaran manusia dapat mendengar kebenaran, dan Allah
memberikan manusia penglihatan, dengan diberikannya penglihatan agar
manusia dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah dan diakhir Allah
memberikan manusia hati. Dengan adanya hati agar manusia dapat
berpikir dan beriman tetapi sedikit sekali manusia yang bersyukur dan
banyak diantara manusia yang kufur.215
b. Tafsir Fī ẓilāl al-Qur’ān
Air mani merupakan fase pertama dalam pertumbuhan janin. Dari
air mani menjadi segumpal darah, menjadi segumpal daging, menjadi
tulang hingga sempurnalah pertumbuhan janin. Keturunan manusia
diawali dengan air yang hina. Sesungguhnya mani merupakan perjalanan
yang panjang ketika dilihat dari pandangan tabiat pertumbuhan yang
dilalui oleh mani yang hina itu, sehingga mani berubah menjadi manusia
sempurna dan luar biasa dibentuknya. Sesungguhnya ia merupakan jarak
yang sangat jauh dari pertumbuhan fase pertama hingga fase terakhir.

215
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
lentera Hati, 2002), jilid 11, hlm. 183.

88
Itulah yang digambarkan oleh Allah dalam satu ayat yang melukiskan
tentang perjalanan jauh ini.216
c. Tafsir Jalālaīn
(Kemudian Dia menyempurnakannya) menyempurnakan
penciptaan Adam (dan meniupkan ke dalam tubuhnya sebagian dari roh-
Nya) yakni Dia menjadikannya hidup dapat merasa atau mempunyai
perasaan, yang sebelumnya ia adalah benda mati (dan Dia menjadikan
bagi kalian) yaitu anak cucunya (pendengaran) kata as-samʽa bermakna
jamak sekalipun bentuknya mufrad (dan penglihatan serta hati) (tetapi
kalian sedikit sekali bersyukur) huruf mā adalah huruf zaidah yang
berfungsi mengukuhkan makna lafal qalīlan, yakni sedikit sekali.217
4. Al-mulk: 23

ُ‫ص َُر ُ َُو ۡٱۡل َ ۡفُِدَُۚٗة َ ُقَ ِل ٗيٗل ُ َما‬


َ َٰ ‫سمۡ َُع ُ َُو ۡٱۡل َ ۡب‬ ُٓ ‫ل ُ هه َو ُٱلَذ‬
َ ‫ِي ُأَنشَأ َ هك ۡم‬
َ ‫ُو َج َع َل ُلَ هك هم ُٱل‬ ُۡ ‫قه‬
ُ٣٢ُ َ‫ت َ ۡش هك هرون‬
Artinya:
Katakanlah: "Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati". (tetapi) Amat sedikit kamu bersyukur.

Berikut penjelasan para mufasir tentang ayat di atas:


a. Tafsir Al-Azhar
Allah telah menciptakan yang tidak ada menjadi ada, yang asalnya
dari segumpal mani, kemudian menjadikan manusia mempunyai kaki
tangan kepala dan badan. “dan selain itu menjadikan untuk manusia
pendengaran penglihatan dan hati”. Dengan adanya pendengaran dapat
menangkap segala macam bunyi dan dengan adanya penglihatan manusia
dapat melihat dan membandingkan yang besar dan kecil. Kedua alat itu
pendengaran dan penglihatan adalah penghubung antara manusia dengan
alam sekeliling dan membawa hasil pendengaran dan penglihatan itu ke
dalam timbangan hati atau akal. Dengan kerja sama yang baik diantara
kedua indra itu pendengaran dan penglihatan yang membawanya ke

216
Sayyid Quthb, Tafsir Fī ẓilali al- Qur’ān: Di Bawah Naungan Al-Qur’an, (Jakarta: Gema
Insani, 2004), hlm. 199.
217
Soft Ware Pesantren Persatuan Islam 91 Kota Tasikmalaya, Tafsir Jalalain, Q. S. As-
Sajdah: 9.

89
dalam perbendaharaan hati, dapatkah hidupnya manusia mempunyai arti?
Tetapi apa hendak dikatakan sedikit saja manusia yang bersyukur.218
b. Tafsir Al-Misbah
Allah yang maha rahmān rahīm pencurah kasih bagi semua
makhluk yang telah menciptakan manusia dalam proses tahap demi tahap
dimulai dengan adanya pertemuan antara sperma dengan indung telur,
lalu menjadi ‘alaqah, kemudian mudgah dan seterusnya sampai
sempurna penciptaan fisik dan dihembuskan ruh lalu lahir di pentas bumi
dan menjadikan bagi manusia pendengaran, penglihatan serta aneka hati
agar manusia menggunakannya secara baik sebagai tanda kesyukuran
kepada-Nya. Tetapi sangat sedikit manusia yang bersyukur.219 Ayat di
atas hanya menyebutkan dua dari 5 pancaindra, ini dikarenakan keduanya
adalah yang terpenting, mewakili pancaindra yang lain. Penyebutan al-
af’idah secara khusus daya pikir merupakan daya manusiawi yang tidak
dimiliki oleh makhluk lain di bumi ini.220
c. Tafsir Jalālaīn
(Katakanlah! "Dialah Yang menjadikan kalian) yakni yang telah
menciptakan kalian (dan menjadikan bagi kalian pendengaran,
penglihatan dan hati") atau qalbu. (Tetapi amat sedikit kalian bersyukur)
huruf mā adalah huruf zaidah, dan jumlah kalimat ini merupakan jumlah
isti'naf atau kalimat baru yang memberitakan tentang syukur mereka
yang amat sedikit terhadap nikmat-nikmat tersebut.221
d. Tafsir Al-Mīzān
Ayat lain menjelaskan bahwa mengingat Allah Swt dengan bukti
keesaan Allah pada penciptaannya dan pemeliharaan dengan peringatan
dan ketakutan, secara terus-menerus atas tujuan surat ialah pengingat
dengan keesaan dengan peringatan selain sesungguhnya Allah Swt tidak
memberikan isyarat kepada seseorang yang terpaksa dan orang yang

218
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Surabaya: Pustaka Islam, 1983), hlm. 27.
219
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
lentera Hati, 2002), jilid 14, hlm. 365.
220
M. Quraish, jilid 14, ibid, hlm. 366.
221
Soft Ware Pesantren Persatuan Islam 91 Kota Tasikmalaya, Tafsir Jalālaīn, Q. S. Al-
Mulk: 23

90
memiliki sikap keras kepala kepada kebenaran dalam firman Allah yang
ٍّ ‫ بَل جَّلُّوا يِف ُعتُ ٍّو َونُ ُف‬selain konteks dengan dampak dari perkataan
telah lalu ‫ور‬

mereka dan memperhatikan sabda rasulallah Saw dengan perintahnya


dengan tujuan kepada sang pembicara dan berbagai sudut pendengaran
mereka terhadap ayat penciptaan dan pemeliharaan fungsi atas
ketauhidan kepada sifat ketuhanan dan ancamannya dengan siksa Allah,
َ ‫ قُ ْل ُه َو الَّذِي أَن‬sampai
dan hal ini sesuai dengan firman Allah Swtُ ‫شأ َ ُك ْم‬
akhir ayat, kemudian ayat ‫ ُقُ ْل ُه َو ا َّلذِي ذَ َرأ َ ُك ْم‬sampai akhir ayat, dan
kemudian ayat ‫ قُ ْل إِنَّ َما ْال ِع ْل ُم‬sampai akhir ayat, dan kemudian ayat ‫قُ ْل أَ َرأ َ ْيت ُ ْم ِإ ْن‬
َّ ‫ أَ ْهلَ َكنِ َي‬sampai akhir ayat, dan kemudian ayat ‫ قُ ْل ُه َو الرَّ حْ َم ُن‬sampai akhir
ُ‫اّلل‬
ْ َ ‫ ُقُ ْل أ َ َرأ َ ْيت ُ ْم إِ ْن أ‬sampai akhir ayat.222
ayat, dan kemudian ayat ‫صبَ َح‬
Firman Allah Swt :

‫ار َواألَفْئي َدةَ قَلييالً جما تَ ْش ُك ُرو َن‬


َ‫ص‬ َ ْ‫س ْم َع َواألَب‬ َ ‫قُ ْل ُه َو الج يذي أَن‬
‫شأَ ُك ْم َو َج َع َل لَ ُك ُم ال ج‬
Konstruksi acara suatu dengan permualaan dan pendidikannya.
Tidak ada dalam penjelasan ayat mengenai suara dari lagu yang mencela
pada firman Allah Swt ‫ ُقَلييالً جما تَ ْش ُك ُرو َن‬dan telah diulang pasangan pada

selain tempat dari perkataannya seperti apa yang dijelaskan dalam surat
Al-Mu’minuun ayat 78 dan surat As-sajdah ayat 9 menunjukan atas
kehendak Allah Swt terhadap derajat manusia dengan derajat yang baik
dan kianmemikirkan keagungan nikmat Allah Swt yang tiada batas.

Maka menjadiُ ‫( مضغة‬embrio) sampai menjadi manusia yang bias

melihat, mendengar, bisa berpikir dengan tersusun secara jiwa


kemanusiaan atasnya dan ciptaan lain yang tidak tumbuh dengan cabang
yang diciptakannya secara lampau berupa artikel sampai masa manusia

dari masa penciptaannya dari tanah kemudian menjadikannyaُ ‫نطفة‬

(sperma) kemudian ‫( علقة‬gumpalan darah) kemudian ‫( مضغة‬embrio) maka

demikian itu adalah susunan yang telah terjadi dari dahulu sampai
sekarang secara berulang-ulang dan terus menerusُ dengan perbedaan

222
Muhammad Husain Thobathobai, Al-Mīzān Fī Tafsir Al-Qur’ān, Jilid 19, op, cit., hlm.
379.

91
penggambaran manusia yang mempunyai perasaan maka jangan
mendahuluinya dengan perumpamaan baginya atau penyerupaan maka
demikian itu disebut penciptaan.223
5. Al-isra’ ayat 36
ٓ
ُ‫ص َُر ُ َُو ۡٱلفه َؤا ُدَ ُ هك ُّل ُأ ه ْو َٰلَئِ َك‬
َ َ‫سمۡ َُع ُ َُو ۡٱلب‬
َ ‫س ُلَ َك ُبِ ُِهۦ ُ ِع ۡل ۚٗم ُإِ َن ُٱل‬ ‫َل ُت َ ۡق ه‬
َ ‫ف ُ َما ُلَ ۡي‬ ُ َ ‫َو‬
ُ٢٣ُ‫وَل‬ ٗ ُ‫َكانَ ُ َع ۡنههُ َم ۡس‬
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

Berikut penjelasan para mufasir tentang ayat di atas:


a. Tafsir al-misbah
Ayat di atas di satu sisi ada tuntutan untuk mencegah sekian
banyak hal yang buruk, kebohongan, dan kesaksian palsu. Di sisi lainnya
ayat di atas memberi tuntunan untuk menggunakan pendengaran,
penglihatan, dan hati sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan. Di
lain ayat kata al-abṣar sering dalam bentuk jamak (salah satunya yang
terdapat dalam surat an-nahl ayat 78), sedangkan dalam surat al-isra ayat
36 dalam bentuk tunggal. Hal ini dikarenakan adanya penekanan pada
aneka nikmat Allah, antara lain bermacam-macam penglihatan yang
didapat manusia akibat posisinya yang berbeda-beda. Sedangkan dalam
surat al-isra konteksnya tanggung jawab. Begitu pula dengan
pendengaran dan hati manusia akan dituntut pertanggung jawaban atas
apa yang telah diperbuatnya. Para ulama menggaris bawahi bahwa apa
yang tersirat dalam hati beraneka macam dan bertingkat-tingkat, yaitu:
hājis, yaitu sesuatu yang suka terlintas dalam pikiran secara spontan dan
berakhir seketika. khāṭir, yaitu yang terlintas sejenak kemudian berhenti.
ḥadīṡun nafsi, yaitu bisikan-bisikan yang muncul gejolak dari saat ke
saat. Hamm, yaitu memikirkan sesuatu ketika memiliki keinginan dan
memiirkan cara-cara untuk mencapainya. ‘azm, yaitu keyakinan yang

223
Muhammad Husain Thobathobai, Al-Mīzān Fī Tafsir Al-Qur’ān, jilid 19, op, cit., hlm.
380.

92
kuat setelah selesai memikirkan cara-cara mencapai apa yang
dimaksud.224
b. Tafsir fi zhilalil qur’an
Beberapa kalimat dalam ayat di atas, menjadi landasan bagi
terbangunnya sebuah manhaj komprehensif untuk urusan hati (jiwa) dan
akal (rasio). Amanat ilmiah yang terkandung dalam ayat ini yaitu amanat
intelektual (akal) dan amanat spiritual (hati) yang sudah ditetapkan
pertanggung jawabannya oleh al-Qur’an. Al-Qur’an menetapkan bahwa
manusia bertanggung jawab atas pendengaran penglihatan dan hatinya di
hadapan sang kholiq.225
Melihat penjelasan tafsir di atas penulis menyimpulkan analisis dari para
mufassir sebagai berikut:
Kata sam’a (Pendengaran) dalam al-Qur’an sering berbentuk tunggal. Hal
ini termasuk bukti kemukjizatan gaya bahasa al-Qur’an. Sebab yang didengar
selalu sama saja, baik oleh seorang maupun banyak orang dan dari arah manapun
datangnya suara. Selain itu pendengaran selalu merujuk pada makna
mendengarkan pembicaraan dan suara-suara atau mengetahui informasi-
informasi, hal ini juga telah penulis lihat dalam Al-Muʽjam Al-Mufahras lī Alfaẓ
Al-Qur’ān Al-Karīm yang ditulis oleh Muhammad Fu’ad Abdul Baqi bahwa kata
sama’ atau pendengaran selalu merujuk pada makna mendengarkan pembicaran,
dalam Al-Muʽjam Al-Mufahras lī Alfaẓ Al-Qur’ān Al-Karīm juga ada kata samʽa
yang tertuju pada perintah, misalnya seperti “dengarkanlah!’, ini mengandung arti
perintah, akan tetapi pada awalnya didengarkan dulu baru dipahami dan
dikerjakan.226 Selain itu dengan diberikannya pendengaran oleh Allah kepada
hamba-hambanya ini tidak lain untuk bersyukur atas segala karunia yang telah
Allah berikan. Dengan adanya pendengaran manusia bisa memperoleh informasi,
menjadi cerdas, dan masih banyak yang bisa diperoleh dengan hadirnya
pendengaran pada kesempurnaannya manusia.

224
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), jilid 7, hlm. 464-465
225
Sayyid Quthb, Tafsir Fī ẓilali al- Qur’ān: Di Bawah Naungan Al-Qur’an, (Jakarta: Gema
Insani, 2004), jilid 7, hlm. 257.
226
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Al-Muʽjam Al-Mufahras lī Alfaẓ Al-Qur’ān Al-Karīm,
(Dar El- Hadith, 2007), hlm. 440-443.

93
Kata abṣar (Penglihatan) dalam al-Qur’an ditulis dalam bentuk jamaʽ,
Dipilihnya bentuk jamaʽ untuk kata penglihatan karena posisi tempat berpijak dan
arah pandang melahirkan perbedaan. Jika dilihat dari tafsiran di atas tidak
selamanya merujuk pada makna melihat cahaya, benda atau obyek, ataupun
gambar-gambar dan hal lain yang dapat dilihat dengan mata. Akan tetapi kata
penglihatan ini ada yang maksudnya pada arti perenungan, pemikiran secara
mendalam terhadap fenomena-fenomena makhluk dan kehidupan atau pada
sesuatu yang ditemui dan didengarnya, baik berupa tanda-tanda maupun ucapan-
ucapan. Seperti yang ditafsirkan oleh bapak Quraish Shihab bahwa dengan adanya
redaksi lafaẓ penglihatan yang kebanyaknnya selalu dalam bentuk jamak, ini
karena “posisi tempat berpijak dan arah pandang melahirkan perbedaan”. Hal ini
juga telah penulis lihat dalam Miftahu ar-rahman Fī Al-Muʽjam Al-Mufahras lī
Alfaẓ Al-Qur’ān ʽAla Tartib Faṭurrahmān Liṭalib Ayat Al-Qur’ān yang ditulis
oleh Sayyed Ahmad Idrus Al-Aydrusy bahwa untuk kata abṣar atau penglihatan
memiliki makna yang bervareatif yaitu ada yang maha melihat, melihat, kelihatan,
mengetahui, penglihatan, pandangan, memperhatikan, menimbang (melihat
kebenaran), merenungkan.227 Dengan adanya indra penglihatan diharapkan
manusia dapat bersyukur atas apa yang telah Allah berikan.
Kata al-af’idah memiliki makna yang banyak diantaranya hati, akal, dan
pemahaman. Pada penafsiran di atas Menurut Quraish Shihab Kata al-af’idah
adalah bentuk jamak dari kata fu’ād yang artinya menunjukan aneka hati. Dalam
penafsiran di atas juga ada yang mengartikan fu’ād itu adalah akal. Menurut
Quraish Shihab kata fu’ād yang diartikan akal dapat diterima apabila yang
dimaksudnya adalah gabungan daya pikir dan daya qalbu yang menjadikan
seseorang terikat sehingga tidak terjerumus dalam kesalahan dan kedurhakaan.
Kata fu’ād mempunyai kata yang mempunyai konotasi dengan akal dan hati. Kata
ini di dalam al-Qur’an digunakan sebanyak 16 kali, dan kata fu’ād dihubungkan
dengan kemampuan melihat serta mendengar sebanyak 7 kali.228
Akal secara istilah menurut Maʽan Ziyadat dan ar-Ragib al-Ashfahaniy
memiliki banyak arti yaitu, ikatan, menahan, melarang, dan mencegah. Akal juga

227
Sayyed Ahmad Idrus Al-Idrusy, Miftahu ar- Rahmān Fī Al-Muʽjam Al-Mufahras īi Alfaẓ
Al-Qur’ān ʽAla Tartib Faṭurrahmān Liṭalib Ayat Al-Qur’ān, (Jakarta: Dar Al- Kutub Al- Islamiyah
tt), hlm. 114-118.
228
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islam, op., cit, hlm. 135.

94
bisa disinonimkan dengan otak yang menurut Malindo Jo Levin sebagai otak kiri
dan otak kanan. Otak kiri bekerja untuk hal-hal yang bersifat logis, seperti bahasa,
berbicara, menghitung dan menulis. Sedangkan otak kanan bekerja untuk hal-hal
yang bersifat emosi, seperti seni, apresiasi, intuisi dan fantasi.229 Akal merupakan
fasilitas yang dimiliki manusia untuk bisa memahami dan menyampaikan materi
atau informasi secara sistematis dan teratur.
Hati dalam al-Qur’an mempunyai beberapa istilah, diantaranya syagaf, ṣadr,
fu’ād, lubb, dan qalb. Qalb merupakan bentuk masdar dari kata qalaba yang
berarti berpindah, berubah, atau berbalik. Qalb dalam arti fisik yaitu jantung yang
merupakan pusat peredaran darah ke seluruh tubuh. Akan tetapi dalam pengertian
metafisik qalb merupakan suatu dimensi jiwa yang mempunyai kemampuan untuk
memahami seperti akal, namun di samping itu qalb juga memiliki kemampuan
lain, yaitu penghayatan dan perasaan, seperti: rasa takut, rasa benci, rindu, cinta,
dan lain sebagainya. Dengan kata lain qalb memiliki dua kecerdasan ganda, yaitu
kecerdasan rasional dan kecerdasan emosional. Oleh karena itu istilah qalb dalam
al-Qur’an disebut juga dengan istilah: ṣadr, fu’ād, lubb, dan syagaf.230
Disebut ṣadr karena qalb merupakan tempat terbitnya cahaya iman dan
islam, seperti dalam firman Allah:

ُ‫ل ُِل ۡل َٰقَ ِسيَ ِة‬ٞ ‫ُر ِب ۚٗ ِهُۦ ُفَ َو ۡي‬ َٰ ۡ ‫ٱّلله ُص ۡدر ُهۥه ُ ِل‬
َ ‫ُمن‬
ِ ‫ور‬ ِ ٓ َ َ َُ ُ ‫أَفَ َمن ُش ََر َح‬
ٖ ‫ۡل ۡسلَ ِم ُفَ هه َو ُ َعلَ َٰى ُنه‬
َٰ َ ُ‫ٱّللُِأ ه ْو َٰلَئِ َكُفِي‬
َُٗۚ ُ‫مُمنُذ ِۡك ِر‬
ِ ‫قهلهوبه هه‬
ُ٣٣ُ‫ين‬ ٍ ‫ضلَ ٖلُ ُّم ِب‬
Artinya:
Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima)
agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang
yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang
telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan
yang nyata.231

Disebut fu’ād karena qalb menjadi tempat terbitnya maʽrifat Allah, seperti
dalam firman Allah:
ُ‫ ُ َولَقَ ُۡد ُ َر َءاهه‬١٣ُ ‫ ُُأَفَت ه َٰ َم هرونَ ُهۥه ُ َعلَ َٰى ُ َماُ َي َر َٰى‬١١ُ ‫ى‬ َ ‫ب ُ ۡٱلفه َؤا ُده ُ َم‬
ٓ َٰ َ ‫اُرأ‬ َ َ‫َما ُ َكذ‬
ُ١٤ُ‫ى‬ ُٓ َٰ ‫ُُ ِعندَهَاُ َجنَةهُ ۡٱل َم ۡأ َو‬١٥ُ‫ى‬َُٰ ‫ُُ ِعندَُ ِس ۡد َرةُِ ۡٱل همنت َ َه‬١٢ُ‫ن َۡزلَةًُأ ه ۡخ َر َٰى‬
Artinya:
Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka Apakah kaum
(musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?

229
Popi Sopiatin dan Sohari Sahrani, op., cit, hlm. 76.
230
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islam, op., cit, hlm. 130-131.
231
Al-Qur’an Surat Az-Zumar: 22.

95
dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang
asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha, di dekatnya ada
syurga tempat tingga.232

Disebut lubb karena qalb menjadi tempat terbitnya tauhid, seperti firman
Allah:
ُ‫بُٱلَذِينَُُ َءا َمنهو ۚٗاُْقَ ۡدُأَنزَ َل‬
ُِ ‫ٱّللَُ َٰ َٓيأ ه ْو ِليُ ۡٱۡل َ ۡل َٰ َب‬
َُ ُْ‫ش ِديدٗ اُفَُٱتَقهوُا‬ َُ َُ‫أ َ َع ُد‬
َ ُ‫ٱّللهُلَ هه ۡمُ َعذَابٗ ا‬
ُ١١ُ‫ٱّللهُإِلَ ۡي هك ۡمُذ ِۡك ٗرا‬
َُ
Artinya:
Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, Maka bertakwalah kepada
Allah Hai orang-orang yang mempunyai akal; (yaitu) orang-orang yang
beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu,233

Kemudian disebut syagaf karena qalb itu tempat munculnya kecintaan


terhadap sesama makhluk dan manusia.

ُِ ‫ة ُ ِفي ُ ۡٱل َمدِينَ ُِة ُ ۡٱم َرأَتهُ ُ ۡٱل َع ِز‬ٞ ‫۞وقَا َل ُ ِن ۡس َو‬
ُ‫يز ُت ه َٰ َر ِوده ُفَت َ َٰى َها ُ َعن ُنَ ۡف ِس ِهۦُ ُقَ ۡد‬ َ
َٰ
ُ٢١ُ‫ين‬ ٖ ِ‫ضلَ ٖلُ ُّمب‬ َ ُ‫شغَفَ َهاُ هحبًّاُإِنَاُلَن ََر َٰى َهاُفِي‬
َ
Artinya:
Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al-Aziz menggoda bujangnya
untuk menundukkan dirinya (kepadanya), Sesungguhnya cintanya kepada
bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya Kami
memandangnya dalam kesesatan yang nyata."234

Selain itu ada yang berpendapat bahwa antara qalb dengan fu’ād itu
berbeda, karena dilihat dari Penggunaan dalam al-Qur’an berbeda. Dari ayat-ayat
yang berbicara tentang qalb ditemukan bahwa qalbu di samping berfungsi sebagai
wadah seperti firmannya:

ٞ ‫فِيُقهلهوبِ ِهمُ َم َر‬


ُ١١…ُ‫ض‬
Dalam hati mereka ada penyakit (QS. al-baqarah: 10)
Di samping itu berfungsi sebagai alat atau pelaku, seperti dalam firmannya:

ُ‫ان‬ٞ َ‫وب ُيَعۡ ِقلهونَ ُبِ َها ٓ ُأ َ ۡو ُ َءاذ‬


ٞ ‫ض ُفَت َ هكونَ ُلَ هه ۡم ُقهله‬ ُ ِ ‫ِيرواْ ُفِي ُ ۡٱۡل َ ۡر‬ ‫أَفَلَ ُۡم ُيَس ه‬
ُ‫وب ُٱلَتِي ُفِي‬ ُ‫ص هُر ُ َو َٰلَ ِكن ُت َعۡ َمى ُ ۡٱلقهله ه‬
َ َٰ ‫يَ ۡس َمعهونَ ُبِ َها ُفَإِنَ َها ََُل ُت َعۡ َمى ُ ۡٱۡل َ ۡب‬
ُ٥٣ُ‫هور‬ ُِ ‫صد‬ُّ ‫ٱل‬
Artinya:

232
Al-Qur’an Surat Al- Najm: 11-15.
233
Al-Qur’an Surat At-ṭalaq: 10.
234
Al-Qur’an Surat Yusuf: 30.

96
Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai
hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang
dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata
itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (Qs. al-hajj:
46)

Selain itu makna yang ditemukan bahwa qalbu ketika berfungsi


keadaannnya ada yang tidak berada dalam kontrol manusia, sehingga pelakunya
tidak dituntut untuk mempertanggung jawabkannya dan ada juga yang harus
dipertanggungjawabkan, dalam firman Allah:

ُ‫س َب ۡت ُقهلهوبه هك ۡۗۡم‬ ِ ‫ُو َٰلَ ِكن ُيه َؤ‬


َ ‫اخذه هكم ُ ِب َما ُ َك‬ َ ‫ٱّلله ُُِبٱللَ ۡغ ُِو ُ ِف ٓي ُأ َ ۡي َٰ َم ِن هك ۡم‬
َُ ُ ‫اخذه هك هم‬ َُ
ِ ‫َل ُيه َؤ‬
ُ٣٣٤ُ‫يم‬ٞ ‫ٱّللهُ َغفهورُ َح ِل‬ َُ ‫َُو‬
Artinya:
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud
(untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu)
yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyantun. (QS. al-baqarah: 225)

Hal demikian berbeda dengan fu’ād atau al-af’idah yang ditemukan dalam
al-Qur’an sebanyak enam belas kali. Fu’ād adalah hati yang harus
mempertanggungjawabkan sikapnya, karena itu Allah berfirman:
ٓ
ُ َ‫ص َُر ُ َُو ۡٱلفه َؤا ُدَُ هك ُّل ُأ ه ْو َٰلَئِ َك ُ َكان‬
َ َ‫سمۡ َُع ُ َُو ۡٱلب‬
َ ‫س ُلَ َك ُبِ ُِهۦ ُ ِع ۡل ۚٗم ُإِ َن ُٱل‬ ‫َل ُت َ ۡق ه‬
َ ‫ف ُ َماُلَ ۡي‬ ُ َ ‫َو‬
ُ٢٣ُ‫وَل‬ ٗ ُ‫َع ۡنههُ َم ۡس‬
Artinya:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isrā: 36) 235

Dalam hubungannya dengan kemampuan memahami, maka antara dimensi


akal dan hati masing-masing memiliki penekanan objek yang berbeda. Akal lebih
menekankan sisi rasional berdasarkan pengalaman terutama yang diperoleh dari
penemuan, menggunakan kekuatan pikiran, objek pemahaman berkisar pada
hukum alam, hukum moral-moral manusia, proses kehidupan umat manusia dan
lain-lain. Sedangkan hati menekankan sisi rasional dan emosional.236

235
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui,
dalam Memahami Ayat-ayat al-Qur’an, (Tanggerang: Lentera Hati, 2013), hlm. 128-129.
236
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islam, op, cit., hlm. 132.

97

Anda mungkin juga menyukai