Anda di halaman 1dari 17

Bab 12 Estimasi Arus Kas Dan

Analisi Rasio
Latar Belakang Proyek

Metode NPV yang umumnya didukung oleh IRR dan beberapa kriteria
lainnya akan digunakan ketika memutuskanuntuk menerima tau
menolak proyek-proyek pontensial. Suatu proyek potensial
menciptakan nilai bagi pemegang saham perusahaan jika, dan hanya
jika NPV proyek tersebut positif dan NPV yang negatif. Hal ini cukup
mudah secara teori tetapi dalam praktiknya mengestimasikan arus kas
sulit untuk dilakukan dan membutuhkan kehati-hatian serta
pertimbangan
Analisis Proyek

Proyek penganggaran modal dapat dianalisis menggunakan kalkulator


atau dengan spreadsheet seperti Excel. Spreadsheet akan jauh lebih
efisien dan hampir selalu digunakan di dalam praktik

Tabel 12-1 merupakan hasil cetak dari model bab yang dibagi menjadi
lima bagian:

1. Data input
2. Skedul penyusutan
3. Penghitungan nilai sisa
4. Proyeksi arus kas
5. Penilaian atas usulan proyek
 Data input, bagian 1

Memberikan data dasar yang digunakan dalam analisis. Angka-angka ini


sebenarnya adalah asumsi. Data input bersifat spekulatif

 Skedul penyusutan, bagian 2

Menghitung penyusutan selama tahun proyek

 Penghitungan nilai sisa, bagian 3

Menyajikan estimasi arus kas yang akan direalisasikan oleh perusahaan ketika
perusahaan menghapus banguna dan peralatan

 Proyeksi arus kas, bagian 4

Menggunakan informasi yang diperoleh dari bagian 1, 2, dan 3 untuk


menghitung ramalan aliran arus kas proyek

 Penilaian usulan proyek, bagian 5

Menghitung kriteria keputusan utama NPV, IRR, MIRR, dan pelunasan


berdasarkan atas arus kas
Hal-hal Lain Dalam Analisi Arus Kas
Arus kas versus laba akuntansi

Tujuan penganggaran modal yang relevan adalah arus kas proyek


tersebut bukan laba akuntansinya

Waktu arus kas

Laporan laba rugi akuntansi adalah untuk periode seperti tahunan


atau bulanan sehingga laporan tersebut tidak mencerminkan waktu
yang tepat kapan terjadinya pendapatan dan beban tunai. Oleh
karena alasan nilai waktu dari uang, penganggaran modal
hendaknya berhubungan dengan arus kas tepat di saat terjadinya

Arus kas tambahan (Incremental Cash Flow)

Suatu proyek didefinisikan sebagai suatu arus kas akan terjadi jika
dan hanya jika perusahaan melaksanakan proyek tersebut.
Proyek pengganti (Replacement Analysis)

Analisis pengganti (Replacement Analysis) situasi di mana peralatan yang


sudah tua dan kurang efisien digantikan oleh yang peralatan baru yang lebih
efisien

Biaya tertanam (Sunk Cost)

Suatu pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat dipulihkan
meskipun proyek diterima atau ditolak

Biaya kesempatan (Opportunity Cost)

Pengembalian dari alternatif pengguna aset yang terbaik atau pengembalian


tertinggi yang tidak akan diperoleh jika dana diinvestasikan kepada suatu
proyek tertentu
Eksternalitas (Externality)

Eksternalitas (Externality) yaitu pengaruh yang diberikan oleh proyek


kepada bagian lain di perusahaan atau lingkungan sekitarnya

Dampak Kanibalisasi (Cannibalization Effect) , yaitu situasi ketika


suatu proyek baru mengurangi arus kas yang seharusnya dimiliki oleh
perusahaan
Mengestimasikan Risiko Proyek

Terdapat tiga jenis risiko terpisah atau unik yang dapat diidentifikasi
sebagai berikut:

1. Risiko berdiri sendiri


2. Risiko perusahaan atau di dalam perusahaan
3. Risiko pasar atau beta
Risiko berdiri sendiri (Stand-Alone Risk)

Risiko yang dimiliki suatu aset jika ia merupakan satu-satunya


aset perusahaan dan jika investor hanya memiliki satu saham.
Diukur oleh variabilitas ekspetasi pengembalian aset tersebut

Risiko perusahaan atau di dalam perusahaan ( Corporate or Within-Firm,


Risk)

Risiko yang tidak mempertimbangan pengaruh diversifikasi pemegang


saham, diukur oleh pengaruh proyek pada ketidakpastian tentang laba
perusahaan di masa depan

Risiko pasar atau beta (Market, or Beta, Risk)

Bagian dari risiko suatu proyek yang tidak dapat dihilangkan oleh
diversifikasi diukur oleh koefisien beta
Biaya modal yang disesuaikan dengan risiko ( Risk – adjusted Cost of
Capital)

Biaya modal yang tepat untuk suatu proyek tertentu berdasarkan tingkat
risiko proyek tersebut. Makin besar risikonya makin tinggi biaya
modalnya
Mengukur Risiko Berdiri Sendiri

Seluruh input adalah perkiraan nilai dari suatu distribusi probabilitas


dan karenanya nilai tersebut dapat berbeda dari niali yang
diperkirakan

Ada 3 teknik yang dapat digunakan untuk menilai risiko:

1. Analisis Sensitivitas
2. Analisis Sekenario
3. Simulasi Monte Carlo
Analisis Sensitivas (Sensitivity Analysis)

Suatu teknik untuk menganalisa risiko dengan mengubah satu per


satu variabel-variabel utama dan mengamati pengaruhnya
terhadap NPV dan tingkat pengembalian (laba). Jadi analisa
sensivitas dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam dan
bermanfaat atas tingkat resiko proyek. Analisis sensivitas termasuk
Stand Alone Risk.
NPV kasus dasar ( Base-Case NPV), yaitu NPV ketika penjualan dan
variabel input lainnya ditentukan sama dengan nilai yang paling
mungkin terjadi (kasus dasar)
Analisis Skenario (Scenario analysis)

Suatu teknik untuk menganalisa resiko dengan membandingkan


situasi yang paling memungkinkan atas skenario dasar (semacam
situasi normal) dengan keadaan yang “baik” dan “buruk”.
Atau disebut juga suatu teknik analisis resiko yang
mempertimbangkan baik sensitivas NPV terhadap perubahan
variabel-variabel kunci maupun rentangan (range) dari nilai-nilai
variabel yang sangat menguntungkan.
Tiga jenis analisis skenario
1. Skenario dasar (Base scenario)
Suatu analisis di mana seluruh variabel masukan atau input
ditentukan pada nilai yang paling mungkin terjadi.

2. Skenario terburuk (Worst case scenario)


Suatu analisis di mana seluruh variabel masukan atau input
ditentukan pada nilai paling buruk yang dapat diramalkan
secara wajar

3. Skenario terbaik (Best case scenario)


Suatu analisis di mana seluruh variabel masukan atau input
ditentukan pada nilai paling baik yang dapat diramalkan
secara wajar
Simulasi Monte Carlo ( Monte Carlo Simulation)

Suatu teknik analisis risiko di mana kemungkinan kejadian masa depan


dapat disimulasikan menggunakan komputer menghasilkan tingkat
pengembalian dan risiko indeks yang terestimasi
Struktur Modal Yang Berlainan

Tingkat diskonto yang digunakan dalam keputusan penganggaran modal


merupakan rata-rata tertimbang dari biaya utang dan ekuitas sehingga jika
kombinasi utang dan ekuitas berubah maka begitu pula dengan WACC-nya.
Pada umumnya perusahaan berasumsi bahwa struktur yang sama berlaku
untuk seluruh proyek penganggaran modal. Akan tetapi jika suatu
perusahaan mendanai aset yang berlainan dengan cara yang berbeda-beda.
Maka hal seperti ini sebaiknya diperhitungkan dalam proses pengangguran
modal
Menghitung Risiko Dalam Penganggaran Modal

Penganggaran modal mempengaruhi pasar suatu perusahaan dan risiko


korporasi tetapi akan sulit umtuk mengukur pengaruh tersebut.
Meskipun mungkin dapat menyimpulkan suatu proyek lebih berisiko
dibandingkan dengan proyek lain, perbedaan tersebut akan sulit untuk
diukur.

Ada dua mode utama yang digunakan untuk menghitung risiko ke dalam
proses penganggaran modal

1. Pendekatan ekuivalen kepastian


2. Pendekatan tingkat diskonto yang disesuaikan dengan risiko
Ekuivalen Kepastian (Certainty Equivalent)

Jumlah yang akan dibayarkan dengan pasti ekuivalen dengan


arus kas berisiko

Tingkat Diskonto yang Disesuaikan Dengan Risiko (Risk-


Adjusted Discount Rate)

Tingkat diskonto yang berlaku untuk suatu arus kas yang


memiliki risiko tertentu, makin berisiko aliran arus kas, makin
tinggi tingkat diskontonya

Anda mungkin juga menyukai