Manajemen
Investasi
Short Selling
Fakultas
Program Studi
Manajemen
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh
84011
Abstract
Kompetensi
Perusahaan Efek yang memberikan fasilitas pembiayaan Transaksi Marjin dan atau
Transaksi Short Selling dari memiliki Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) sekurangkurangnya Rp 5 M dan memperoleh persetujuan dari Bursa Efek untuk melakukan
Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling.
2.
Nasabah yang menerima fasilitas pembiayaan Transaksi Marjin atau Transaksi Short
Selling wajib memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 1M dan memiliki
pendapatan
tahunan lebih dari Rp 200 juta serta membuka rekening Efek marjin pada Perusahaan
Efek. Untuk nasabah yang akan melakukan transaksi short selling pada Perusahaan
Efek wajib menyetorkan jaminan awal dengan nilai minimal Rp 200 juta khusus nasabah
yang menerima fasilitas pembiayaan transaksi short selling.
3.
Saham
yang
dapat
ditransaksikan
dengan
pembiayaan
transaksi
efek
diperdagangkan setiap hari bursa untuk periode 6 bulan terakhir dengan nilai rata-rata
16
Manajemen Investasi
Esterrina F, SP, MM, CMA
per hari sekurang-kurangnya Rp 1 M dan dimiliki oleh lebih dari 4.000 pihak untuk 6
bulan terakhir.
4.
Pengaturan secara rinci atas transaksi short selling yang dilakukan oleh nasabah
dan pengaturan baru terkait dengan transaksi short selling yang dilakukan oleh
perusahaan Efek sendiri, antara lain nasabah atau perusahaan Efek yang akan
melakukan transaksi short selling mempunyai sumber untuk mendapatkan Efek yang
ditransaksikan secara short selling untuk memenuhi kewajiban dalam transaksi tersebut
antara lain. Nilai jaminan pembiayaan yang wajib dipelihara oleh nasabah minimal
135% dari nilai pasar wajar Efek yang ditransaksikan secara short selling (posisi short).
Jika nilai jaminan tersebut mengalami penurunan sehingga kurang dari 135%, maka
nasabah wajib menambah jaminan dalam waktu 3 hari bursa sehingga nilai jaminan
minimal 135%. Jika dalam waktu 3 hari bursa nasabah tidak menyetor tambahan
jaminan maka pada hari bursa ke-4 sejak kondisi tersebut terjadi Perusahaan Efek wajib
melakukan pembelian Efek pada posisi short sehingga nilai jaminan minimal 135%.
Selanjutnya jika nilai jaminan kurang dari 120%, maka perusahaan Efek wajib
melakukan pembelian Efek pada posisi short sehingga nilai jaminan minimal 135% dari
nilai pasar wajar Efek pada posisi short dimaksud. Ketentuan yang setara dengan hal ini
juga berlaku bagi Perusahaan Efek yang melakukan transaksi short selling.
Short Selling
Short selling merupakan transaksi dengan risiko yang cukup tinggi, karena penurunan
harga suatu sekuritas hanya dapat terjadi sejauh tertentu (paling tidak sama atau hampir
sama nol). Dilain pihak kenaikan harganya tidak terbatas (jika harga sekuritas naik, short
selling rugi)
Short Selling tidak pernah memperoleh dividen (karena jangka waktunya cukup
pendek). Namun jika dividen dibayarkan dalam periode transaksi short sell, maka short
seller harus menyerahkannnya kepada pemberi pinjaman saham.
Peminjaman Sekuritas
16
Manajemen Investasi
Esterrina F, SP, MM, CMA
Sekuritas untuk short selling bisa dipinjam dari broker atau investor individual lainnya.
Broker meminjamkan sekuritas yang dipegang dalam portofolionya atau dikenal dengan
sebagai Street Name Account. Street Name Account adalah sekuritas yang dipegang oleh
broker untuk pelanggannya; saham dikeluarkan atas nama kantor broker tetapi dipegang
untuk kepentingan (in trust) account dari kliennya.
Broker meminjamkan sekuritas untuk transaksi short sale sebagai pelayanan kepada
kliennya; sedangkan individu meminjamkan sekuritas karena mendapatkan pinjaman tanpa
bunga. Tetapi individu yang meminjamkan hanya mereka yang memegang sekuritas atas
namanya sendiri.
Bila transaksi short sale dilakukan, pemberi pinjaman berhak menerima pinjaman
tanpa bunga sebesar nilai kolateral/ jaminan dari sekuritas yang digunakan dalam short sale.
Nilai kolateral ini merupakan jumlah uang yang dapat dipinjam dalam margin trading.
Contoh :
Bila Margin Requirement /MR 60% nilai kolateral akan berjumlah 40% yang merupakan
pinjaman maksimum dalam transaksi margin. Jadi bila seseorang meminjamkan sekuritas
bernilai Rp 10 juta dan MR yang berlaku 60%, maka ia dapat menerima pinjaman tanpa
bunga 40% x Rp 10 juta = Rp 6 juta.
Pinjaman tanpa bunga tersebut merupakan windfall, karena dapat diinvestasikan untuk
memperoleh keuntungan dan biasanya dalam bentuk tabungan, karena tidak ada kepastian
kapan short seller akan membeli kembali sekuritas dan menarik pinjamannya.
Misal:
Jika short sale tersebut diatas berlaku selama 8 bulan dan bunga tabungan 6%/tahun maka
investor dapat memperoleh tambahan penghasilan Rp 10 juta x 6% x 8/12 = Rp 400.000.
Manajemen Investasi
Esterrina F, SP, MM, CMA
Lender, yaitu pihak yang memberi pinjaman sekuritas dalam transaksi short sale dan
memiliki seluruh manfaat dan hak kepemilikan sekuritas (kecuali hak suara/voting right)
selama short sale, yaitu :
Pembayaran dividen
Hak atas saham pre-emptive, jika dikeluarkan
Saham split atau saham dividen, jika dikeluarkan
Hak-hak tersebut tidak diterima langsung dari perusahaan yang menerbitkan
sekuritas, tetapi melalui short seller yang telah berjanji menjadi pihak surogasi (surrogate
firm).
16
Manajemen Investasi
Esterrina F, SP, MM, CMA
- Karena besarnya margin (46%) turun dibawah M/R (70%) investor menghadapi
restricted account.
Jika harga saham turun menjadi Rp 50, maka :
Margin (%) = (Rp 6.000 + 4.200 -5.000 ) : 5.000 = 104%
- Investor memperoleh kelebihan equity yang dapat digunakan untuk piramidasi.
2.
Contoh :
Seorang investor ingin menggunakan 70% margin untuk short sale saham seharga Rp
60 yang diprediksi akan turun menjadi Rp 40 dalam waktu 6 bulan. Perusahaan
membayar dividen Rp 2 per-saham setahun atau Rp 1 per saham untuk 6 bulan
- Perhitungan hasil persaham menghasilkan :
ROIC = Rp 60 Rp 40 (6/12 x Rp 2) : (70% x Rp 60)
= Rp 19 /42 x 100% = 45%
- Hasil perhitungan ini tidak akan berubah, berapapun jumlah saham dalam transkasi
ini.
3.
Spekukasi
Karena short seller bertaruh terhadap perilaku pasar maka short selling
merupakan teknik spekulasi yang tinggi dan menghadapi risiko yang cukup besar.
Contoh :
Seorang investor telah menemukan suatu saham yang diprediksi akan merosot
harganya dari Rp 50 menjadi Rp 30 dalam waktu 8 bulan mendatang. Ia memutuskan
untuk melakukan short selling 300 saham dengan menggunakan margin 50%
Spekulasi dengan short Sale :
16
Rp 15.000
Rp 9.000
Manajemen Investasi
Esterrina F, SP, MM, CMA
Laba bersih.....
Rp 6.000
Rp 2.000
Laba Bersih ..
Rp 3.000
Transaksi II:
Short Sale 100 saham @ Rp 50
A. Harga saham naik menjadi Rp 80
Laba dalam transaksi I dan II :
- Nilai saham saat ini 100 saham x Rp 80 Rp 8.000
- Biaya transaksi 100 saham x Rp 20
(Rp 2.000)
Laba ..
Rp 6.000
Rp 3.000
Rp 1.000
Manajemen Investasi
Esterrina F, SP, MM, CMA
Rp 2.000
Dalam transaksi pertama diperoleh capital gain Rp 3.000. Investor tidak ingin menjual
saham itu sekarang, tetapi ia juga tidak mau kehilangan laba itu. Dengan melakukan short
sale, investor dapat mengunci laba Rp 3.000 tersebut. Meskipun harga saham naik atau
turun, investor tetap terjamin akan laba itu.
Daftar Pustaka
1.
16
Manajemen Investasi
Esterrina F, SP, MM, CMA
2.
Brigham, Eugene F dan Ehrhardt, Michael, (2005), Finance management. Theory and
Practice. Edisi ke-8, South Wester Cengage Learning.
3.
4.
5.
Tandelilin, Eduardus, (2010), Portfolio dan Investasi : Teori dan aplikasi, Kanisius,
Yogyakarta.
6.
Warren, Reeve, Fees, (2008), Accounting, 22 ed, South Western Publishing Co.
7.
Zvi Bodie, Alex Kane, Alan J. Markus, Investment, Mc Graw Hill International.
16
Manajemen Investasi
Esterrina F, SP, MM, CMA