Anda di halaman 1dari 25

09

Modul ke:

Manajemen Investasi
Tahun 2016

Fakultas
EKONOMI Esterrina F, SP, MM, CMA

Program Studi
Manajemen
Bagian Isi
1. Pengertian short selling
2. Proses short selling
3. Margin account
4. Short selling dengan margin account
Hasil Pembelajaran
1. Memahami dan menjelaskan pengertian short
selling.
Manajemen Investasi
Pertemuan 9
Pengertian Short selling
• Short selling adalah transaksi jual beli yang
dilakukan investor meskipun investor tidak memiliki
saham tersebut.
• Cara yang dilakukan perusahaan sekuritas
meminjamkan sahamnya atau saham investor lain
buat investor yang akan bermain short selling,
namun investor harus mengembalikan saham
tersebut kepada pemilik nya sesuai perjanjian, jika
melanggar dapat dikenakan denda atau jaminan
disita.
Bagaimana aturan baru BAPEPAM
• Penyempurnaan Peraturan No V.D.6
dilatarbelakangi komitmen Pemerintah dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektivitas penerapan
dan pengawasan margin trading sebagaimana
tertuang dalam Inpres No 5 Tahun 2008 tentang
Fokus Program Ekonomi Tahun 2008-2009,
meningkatkan likuiditas transaksi Efek dan kualitas
pembiayaan penyelesaian transaksi Efek oleh
Perusahaan Efek bagi nasabah serta meningkatkan
kepastian hukum atas transaksi Efek.

• Peraturan yang disempurnakan ini tidak hanya


mengatur pembiayaan Perusahaan Efek kepada
nasabah berupa Efek (transaksi short selling
nasabah) namun juga short selling yang dilakukan
oleh Perusahaan Efek.
Bagaimana aturan baru BAPEPAM
• Sedangkan penyempurnaan Peraturan no IX.H.1
dilatarbelakangi upaya meningkatkan likuiditas pasar
dengan tetap memberikan kesempatan kepada
investor pasar modal untuk tetap memiliki saham
Perusahaan Terbuka walaupun telah terjadi
pengambilalihan terhadap Perusahaan Terbuka.
• Pokok-pokok perubahan dari kedua peraturan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Efek yang memberikan fasilitas
pembiayaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi
Short Selling dari memiliki Modal Kerja Bersih
Disesuaikan (MKBD) sekurang-kurangnya Rp 5 M
dan memperoleh persetujuan dari Bursa Efek untuk
melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi
Short Selling.
Bagaimana aturan baru BAPEPAM
2. Nasabah yang menerima fasilitas pembiayaan Transaksi
Marjin atau Transaksi Short Selling wajib memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp 1M dan memiliki
pendapatan tahunan lebih dari Rp 200 juta serta
membuka rekening Efek marjin pada Perusahaan Efek.
Untuk nasabah yang akan melakukan transaksi short
selling pada Perusahaan Efek wajib menyetorkan
jaminan awal dengan nilai minimal Rp 200 juta khusus
nasabah yang menerima fasilitas pembiayaan transaksi
short selling.
3. Saham yang dapat ditransaksikan dengan pembiayaan
transaksi efek diperdagangkan setiap hari bursa untuk
periode 6 bulan terakhir dengan nilai rata-rata per hari
sekurang-kurangnya Rp 1 M dan dimiliki oleh lebih dari
4.000 pihak untuk 6 bulan terakhir.
Bagaimana aturan baru BAPEPAM
4. Pengaturan secara rinci atas transaksi short selling yang
dilakukan oleh nasabah dan pengaturan baru terkait
dengan transaksi short selling yang dilakukan oleh
perusahaan Efek sendiri, antara lain nasabah atau
perusahaan Efek yang akan melakukan transaksi short
selling mempunyai sumber untuk mendapatkan Efek
yang ditransaksikan secara short selling untuk
memenuhi kewajiban dalam transaksi tersebut antara
lain. Nilai jaminan pembiayaan yang wajib dipelihara oleh
nasabah minimal 135% dari nilai pasar wajar Efek yang
ditransaksikan secara short selling (posisi short). Jika
nilai jaminan tersebut mengalami penurunan sehingga
kurang dari 135%, maka nasabah wajib menambah
jaminan dalam waktu 3 hari bursa sehingga nilai jaminan
minimal 135%. Jika dalam waktu 3 hari bursa nasabah
Bagaimana aturan baru BAPEPAM
Tidak menyetor tambahan jaminan maka pada hari bursa
ke-4 sejak kondisi tersebut terjadi Perusahaan Efek wajib
melakukan pembelian Efek pada posisi short sehingga nilai
jaminan minimal 135%. Selanjutnya jika nilai jaminan kurang
dari 120%, maka perusahaan Efek wajib melakukan
pembelian Efek pada posisi short sehingga nilai jaminan
minimal 135% dari nilai pasar wajar Efek pada posisi short
dimaksud. Ketentuan yang setara dengan hal ini juga
berlaku bagi Perusahaan Efek yang melakukan transaksi
short selling.
Manfaat dari short selling
• Peluang untuk mengubah penurunan harga sekuritas
menjadi suatu keuntungan.

Kerugian Short Selling :


• Merupakan transaksi dengan risiko yang cukup tinggi,
karena penurunan harga suatu sekuritas hanya dapat
terjadi sejauh tertentu (paling tidak sama atau hampir
sama nol). Dilain pihak kenaikan harganya tidak terbatas
(jika harga sekuritas naik, short selling rugi)
• Short Selling tidak pernah memperoleh dividen (karena
jangka waktunya cukup pendek) Namun jika dividen
dibayarkan dalam periode transaksi short sell, maka
short Seller harus menyerahkannnya kepada pemberi
pinjaman saham.
Peminjaman Sekuritas
• Sekuritas untuk short selling bisa dipinjam dari broker
atau investor individual lainnya.
• Broker meminjamkan sekuritas yang dipegang dalam
portofolionya atau dikenal dengan sebagai Street Name
Account.
• Street Name Account adalah sekuritas yang dipegang
oleh broker untuk pelanggannya; saham dikeluarkan atas
nama kantor broker tetapi dipegang untuk kepentingan
(in trust) account dari kliennya.
• Broker meminjamkan sekuritas untuk transaksi short sale
sebagai pelayanan kepada kliennya; sedangkan individu
meminjamkan sekuritas karena mendapatkan pinjaman
tanpa bunga. Tetapi individu yang meminjamkan hanya
mereka yang memegang sekuritas atas namanya sendiri.
Peminjaman Sekuritas
• Bila transaksi short sale dilakukan, pemberi
pinjaman berhak menerima pinjaman tanpa bunga
sebesar nilai kolateral/ jaminan dari sekuritas yang
digunakan dalam short sale.
• Nilai kolateral ini merupakan jumlah uang yang
dapat dipinjam dalam margin trading.
• Contoh :
Bila Margin Requirement /MR 60% nilai kolateral
akan berjumlah 40% yang merupakan pinjaman
maksimum dalam transaksi margin.
• Jadi bila seseorang meminjamkan sekuritas bernilai
Rp 10 juta dan MR yang berlaku 60%, maka ia dapat
menerima pinjaman tanpa bunga 40% x Rp 10 juta
= Rp 6 juta.
Peminjaman Sekuritas
• Pinjaman tanpa bunga tersebut merupakan windfall,
karena dapat diinvestasikan untuk memperoleh
keuntungan dan biasanya dalam bentuk tabungan,
karena tidak ada kepastian kapan short seller akan
membeli kembali sekuritas dan menarik
pinjamannya.
• Misal:
Jika short Sale tersebut diatas berlaku selama 8
bulan dan bunga tabungan 6%/tahun maka investor
dapat memperoleh tambahan penghasilan Rp 10
juta x 6% x 8/12 = Rp 400.000
Perlindungan bagi Peminjam (lender)
• Lender, yaitu pihak yang memberi pinjaman
sekuritas dalam transaksi short sale dan memiliki
seluruh manfaat dan hak kepemilikan sekuritas
(kecuali hak suara/voting right) selama short sale,
yaitu :
- Pembayaran dividen
- Hak atas saham pre-emptive, jika dikeluarkan
- Saham split atau saham dividen, jika dikeluarkan
• Hak-hak tersebut tidak diterima langsung dari
perusahaan yang menerbitkan sekuritas, tetapi
melalui short seller yang telah berjanji menjadi
pihak surogasi (surrogate firm).
Penggunaan Short Selling
• Alasan investor melakukan short selling:
a. Mencari laba spekulatif apabila harga suatu
sekuritas mengalami penurunan.
b. Melindungi laba dan menangguhkan pajak
(hedging)
• Semua short sale dilakukan atas margin, yaitu
besarnya penggunaan modal sendiri (equity
deposit) yang harus dilakukan investor untuk
dapat memulai transaksi, karena adanya MR.
• Dalam short sale tidak diperlukan dana pinjaman ,
sehingga tidak ada pembayaran bunga.
1. Margin dalam Short Sale :
Rumus :
Margin (%) = (Hasil Penjualan + Equity deposit) – Nilai Sekuritas
Nilai Sekuritas
Penggunaan Short Selling
Contoh :
Investor ingin melakukan short sale atas 100 saham
@ Rp 60 dengan menggunakan margin yang berlaku
70%.
- Nilai Saham (NS) dan Hasil Penjualan (HP) :
100 x Rp 60 = Rp 6.000
- Equity Deposit (ED) : 70% x Rp 6.000 = Rp 4.200
Jika harga saham naik menjadi Rp 70, maka :
Margin (%) = (Rp 6.000 + 4.200 -7.000 ) : 7.000 =
46%
• Nilai HP dan ED tetap yaitu Rp 6.000 dan Rp 4.200
tetapi nilai kolateral berubah naik menjadi Rp
7.000. Oleh karena harga saham naik, besarnya
margin turun, sebab investor menderita kerugian
yang mengakibatkan nilai equity turun.
Penggunaan Short Selling
• Karena besarnya margin (46%) turun dibawah M/R
(70%) investor menghadapi restricted account.
Jika harga saham turun menjadi Rp 50, maka :
Margin (%) = (Rp 6.000 + 4.200 -5.000 ) : 5.000 =
104%
Investor memperoleh kelebihan equity yang dapat
digunakan untuk piramidasi.
2. Hasil atas Modal yang Ditanam :
Dalam short Sale tidak ada dana yang dipinjam dan
tidak ada bunga yang harus dibayar, sehingga hasil
yang diperoleh berasal dari equity deposit. Hanya
saja short seller harus membayar dividen kepada
lender yang akibatnya mengurangi laba . Rumus hasil
atas modal yang ditanam.
Penggunaan Short Selling
ROIC = ( HP – BP – D) : ED
Keterangan:
- HP = Hasil Penjualan
- BP = Biaya Pembelian Sekuritas
- D = Dividen yang dibayar short seller
Contoh :
• Seorang investor ingin menggunakan 70% margin
untuk short sale saham seharga Rp 60 yang
diprediksi akan turun menjadi Rp 40 dalam waktu 6
bulan. Perusahaan membayar dividen Rp 2 per-
saham setahun atau Rp 1 persaham untuk 6 bulan
• Perhitungan hasil persaham menghasilkan :
ROIC = Rp 60 – Rp 40 – (6/12 x Rp 2) : (70% x Rp
60)
= Rp 19 /42 x 100% = 45%
• Hasil perhitungan ini tidak akan berubah,
berapapun jumlah saham dalam transkasi ini.
Penggunaan Short Selling
3. Spekukasi
Karena short seller bertaruh terhadap perilaku pasar
maka short selling merupakan teknik spekulasi yang
tinggi dan menghadapi risiko yang cukup besar.
Contoh :
Seorang investor telah menemukan suatu saham
yang diprediksi akan merosot harganya dari Rp 50
menjadi Rp 30 dalam waktu 8 bulan mendatang. Ia
memutuskan untuk melakukan short selling 300
saham dengan menggunakan margin 50%
Spekulasi dengan short Sale :
• Short sale awal : 300 saham dijual @ Rp 50
…………… Rp 15.000
• Short sale tutup : 300 saham dibeli @ Rp 30
………… Rp 9.000
Laba bersih …………….. Rp 6.000
• Equity deposit 50% x Rp 15.000 Rp 7.500
Penggunaan Short Selling
• ROIC : Rp 15.000 – 9.000 : 7.500 = 80%

Apabila harga saham memang turun menjadi Rp 30


investor akan memperoleh ROIC sebesar 80% .
Tetapi jika ternyata harga saham naik, maka seluruh
atau sebagian besar investasinya Rp 7.500 akan
habis.
4. Melindungi laba yang telah diperoleh
• Short sale bisa digunakan untuk melindungi laba
yang telah diperoleh dari transaksi sebelumnya
Teknik ini disebut hedging.
Transaksi I :
-Membeli 100 saham @ Rp 20 = Rp 2.000
Harga saham naik menjadi Rp 50
Laba dalam transaksi ini :
- Nilai saham saat ini 100 saham x Rp 50 ………… Rp 5.000
- Biaya transaksi 100 saham x Rp 20 …………… (Rp 2.000)
Laba Bersih …………………. Rp 3.000
Penggunaan Short Selling
• Transaksi II:
Short Sale 100 saham @ Rp 50
A. Harga saham naik menjadi Rp 80
Laba dalam transaksi I dan II :
- Nilai saham saat ini 100 saham x Rp 80 Rp 8.000
- Biaya transaksi 100 saham x Rp 20 … (Rp 2.000)
Laba …….……………………. Rp 6.000
Kurang : Rugi Short Sale :
Short Sale awal 100 saham x Rp 50 = Rp 5.000
Short sale tutup 100 saham x Rp 80 = (8.000) =
Rp 3.000
Laba Bersih ……………….. Rp 3.000
Penggunaan Short Selling
B. Harga saham turun menjadi Rp 30
Laba dalam transaksi I dan II :
- Nilai saham saat ini 100 saham x Rp 30 Rp 3.000
- Biaya transaksi 100 saham x Rp 20 … (Rp 2.000)
Laba …….……… Rp 1.000
Tambah : Laba Short Sale :
Short Sale awal 100 saham x Rp 50 = Rp 5.000
Short sale tutup 100 saham x Rp 30 = ( 3.000) =
Rp 2.000
Laba Bersih …… Rp 3.000
• Dalam transaks1 pertama diperoleh capital gain
Rp 3.000.
• Investor tidak ingin menjual saham itu sekarang,
tetapi ia juga tidak mau kehilangan laba itu.
Penggunaan Short Selling
• Dengan melakukan short sale, investor dapat “mengunci”
laba Rp 3.000 tersebut.
• Meskipun harga saham naik atau turun, investor tetap
terjamin akan laba itu.
Terima Kasih
Esterrina F, SP, MM, CMA

Anda mungkin juga menyukai