Anda di halaman 1dari 16

TUGAS METODE PENELITIAN

PRA PROPOSAL

Oleh : Sigit Riswanto


NPM : S941908013
ANALISA KEANDALAN TANGGUL SEBAGAI DAMPAK DARI AKIBAT SEDIMENTASI
DAN JEBOLNYA TANGGUL DI SUNGAI SERANG KABUPATEN KULON PROGO

Abstrak
Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis dengan dua musim yakni musim kemarau dan musim penghujan.
Pada saat musim penghujan, selalu terjadi banjir dimana volume air yang di tampung oleh sungai melebihi kapasitasnya.
Jebolnya tanggul dan akibat sedimentasi yang besar pada sungai Serang di Kabupaten Kulon Progo menyebabkan kerugian
harta benda yang besar di daerah sepanjang aliran sungai Serang. Untuk mengetahui luas genangan akibat dampak dari
jebolnya tanggul dan besarnya sedimentasi serta pasca perbaikannya, maka perlu di adakan penelitian.

Tujuan dari studi penelitian ini adalah untuk mengetahui luas genangan dan besarnya kerugian material akibat
bencana banjir yang melanda di kawasan sepanjang sungai Serang dan menentukan penanganan tanggul kritis sebagai
bahan rekomendasi dalam pengambilan keputusan . Simulasi meluapnya debit banjir akibat tanggul jebol di analisa dengan
bernagai kondisi.

Pengambilan data simulasi dilakukan pada lokasi Jembatan Karangnongko sampai dengan Jembatan Chek Dam
Gejlik di Desa Bojong Kulon Progo sepanjang kurang lebih 5 kilometer dalam berbagai kondisi yaitu 10m dan 50m. Luas
genangan simulasi tanggul jebol 10m adalah 76 ha, dan simulasi tanggul jebol 50 m adalah 748 ha. Jadi untuk
mengantisipasi dampak kerugian yang lebih besar, maka perlu di lakukan rehabilitasi sungai dan tanggul kritis di sepanjang
Sungai Serang, dengan kajian penanganan berupa pengerukan sedimen, perkuatan tanggul, perkuatan tikungan tajam
menggunakan bronjong dan pembuatan krib-krib.

Kata Kunci : Genangan banjir, Besarnya kerugian, Perbaikan Tanggul


Latar Belakang

1. Latar Belakang Masalah

Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam peta dunia berada di antara Garis Khatulistiwa yang di pengaruhi dengan
iklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada saat musim kemarau, maka sebagian
besar wilayah Indonesia mengalami kekeringan dimana sebagian besar daerah di Indonesia ada yang debit airnya
berkurang bahkan ada juga yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan air. Dan sebaliknya jika musim pengujan, maka
wilayah Indonesia mengalami surplus air dan sebagai akibat dari surplus air yang tidak dapat tertampung atau teralirkan
dengan sempurna, maka akan terjadi bencana.

Hal inilah yang mendasari penulis melakukan penelitian mengenai meluapnya debit Sungai Serang sehingga
menyababkan jebolnya tanggul yang berada di Desa Bendungan Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo.

2. Rumusan Masalah :

Berdasar latar belakang masalah di atas, maka dapat di ambil rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kesiapsiagaan masyarakat di sekitar bantaran sungai terhadap informasi dari pemerintah akan
terjadinya bencana banjir,
2. Bagaimana respon dan tingkat antisipasi pemerintah terhadap penanggulangan dan pengambilan keputusan
terhadap banjir.

Tujuan

1. Bagaimana pengaruh hujan tahunan yang berdampak pada jebolnya tanggul Sungai Serang di Kabupaten Kulon
Progo,
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan akibat sedimentasi dan jebolnya tanggul Sungai Serang di
Kabupaten Kulon Progo,
3. Uaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi dampak akibat sedimentasi dan jebolnya tanggul Sungai
Serang di Kabupaten Kulon Progo.

Bagan Alir Penelitian


No Nama, Tahun Topik, Lokasi Metode Variabel Parameter Hasil
[1] Putri E.S, Hadiani R.R.R Analisis Banjir Kali Metode Q5, Q10, Q25, Q50, dan Metode HSS SCS debit banjir periode ulang 5
dan Suryandari E.S, 2019 Gajah Putih , Gabungan Q3 harian Tahun (Q 5 ) adalah 16,780 m
Kelurahan O’Donnel dan 3 /detik,  debit banjir periode
sumber, Kota Muskingum ulang 10 Tahun (Q 10 )
Surakarta Cunge adalah 19,729 m 3 /detik,
debit banjir periode ulang 25
Tahun (Q 25 ) adalah 24,012
m 3 /detik, debit banjir
periode ulang 50 Tahun (Q
50 ) adalah 27,627 m 3
/detik,  serta debit banjir
rencana maksimum akibat
hujan 3 harian maksimum
bulanan terjadi pada bulan
Desember dengan debit
rencana sebesar 18,838 m
3 /detik
[2] Ahmad Zikra Jumhasla Kajian kerugian Distribusi Gumbel Q2, Q5, Q10, Q25,Q 50 Hidrograf Satuan Nilai kerugian akibat banjir
Putra, Masimin Masimin, risiko banjir pada Tipe I, Distribusi dan Q100 Sistetis (HSS) yang terjadi saat
Eldina Fatimah, 2018 sungai Krueng Distribusi Log Gama I pembuangan Q100 tahun
Meureubo, Aceh Pearson Tipe III, (1.516 m3 / dt) adalah
Distribusi Rp468.098.453.000, - yang
Distribusi Normal terdiri dari hilangnya
dan Distribusi Log kerusakan permukiman
Normal penduduk dan sawah

[3] Edo Suryo Utomo, Raden Analisis banjir dan metode Hidrograf Q5 , Q10 , Q25 , Q50 , HEC-RAS menunjukkan bahwa analisis
Roro Rintis Hadiani, pemetaan Satuan Sintetis  dan 2harian. banjir dengan debit periode
Endah Sitaresmi kawasan Soil Conservation ulang 5 dan 10 tahun tidak
Suryandari, 2019 terdampak banjir Service terjadi banjir
di kelurahan
Laweyan, Kota
Surakarta
[4] Hidayat, Subhan Analisis debit Metode HSS Q2, Q5 , Q10 , Q20 , dan Geomorphological hasil debit banjir maksimum
Farkhani and Utomo, banjir Gama I, Nakayasu, Q50 Instantaneous dengan metode GIUH pada
Puji, 2018 mengunakan Snyder dan Unit Hydrograph kala ulang 2, 5, 10, 20, dan
metode dengan analisis (GIUH) 50 tahun jika dibandingkan
Geomorphological yang terbaru dengan metode lainnya maka
Instantaneous Metode hasil berada pada debit yang
Unit Hydrogrph Geomorphological jauh berbeda.
(GIUH) di Instantaneous
Bendung Unit Hydrograph
Kamijoro Kab (GIUH) yang
Bantul didasarkan pada
parameter fisik
DAS
[5] Inri Eklesia Kereh, Alex Analisis debit Log Pearson III Berdasarkan metode HEC RAS Hasil simulasi menunjukkan
Binilang, Jeffry S. F. banjir dan tinggi poligon Thiessen bahwa penampang sungai
Sumarauw 2018 muka air sungai maka data curah dari sta 0 + 40, sta 0 + 60, sta
Palaus di Kel Lowu hujan yang dipakai 0 + 80, sta 0 + 100, sta 0 +
1 Kab Munahasa sebagai dasar 180 dan sta 0+200 tidak
Tenggara perhitungan adalah dapat menampung debit
pos hujan Noongan banjir untuk semua kala
Winebetan dari tahun ulang
2002 s/d 2016
[6] Dandy Ramdan Rivaldy, Evaluasi kapasitas metode Log Simulasi hujan aliran HEC-RAS hasil simulasi pada sta 0 +
Tommy Jansen, Jeffry S. penampang Pearson III dengan HSS Snyder 250 tidak dapat menampung
F. Sumarauw, 2018 sungai Tugura menggunakan debit banjir dimulai dari
kota Ternate program computer debit kala ulang 10 tahun
terhadap banjir, HEC-HMS sampai debit kala ulang 100
Kota Ternate mendapatkan hasil Q5 tahun.
, Q10, Q25, Q50, dan Q100
masing – masing
sebesar 3.5 m³/detik,
4.5 m³/detik, 5.7
m³/detik, 6.7
m³/detik, 7.8
m³/detik
[7] Iradat Salihin, Marina Studi Karakteristik metode rasional  Q2 dan Q5 dilakukan pada menunjukkan debit  banjir
Evana Putri Darise, Ida Banjir Dan dengan tiga titik, yaitu rencana di sekitar jembatan
Usman, 2018 Genangan (Studi menghitung debit daerah di sekitar di Jl. Boulevard pada periode
Kasus : Daerah banjir rencana. jembatan yang ulang 2 tahun adalah
Sekitar Jembatan berada di  Jl. MT. 2.164,63  m3/detik dan
Jl. MT. Haryono, Haryono, Jl. periode ulang 5 tahun adalah
Jl. Sungai Wanggu Sungai Wanggu, 3.424,4 m3/detik. Debit banjir
dan Jl. Boulevard), dan Jl. Boulevard rencana daerah sekitar 
Kota Kendari, jembatan di Jl. M.T. Haryono
Sultra pada periode ulang 2 tahun
adalah 1.384,32 m3/detik dan
periode ulang 5 tahun adalah
2.189,97 m3/detik. Dan debit
banjir rencana daerah sekitar
jembatan di Jl. Sungai 
Wanggu pada periode ulang
2 tahun adalah 1.116,73
m3/detik dan periode ulang 5
tahun adalah  1.766,64
m3/detik.
[8] Dwiki Fahrezi Analisis debit Log Pearson III data curah hujan HSS SCS menunjukkan bahwa
Abdulhalim, Lambertus banjir dan tinggi harian maksimum menggunakan penampang pada STA 0 + 0
Tanudjaja, Jeffry S. F. muka air sungai dari tahun 2002 s/d bantuan program tidak dapat menampung
Sumarauw, 2018 Talawaan di titik 2014 computer HEC- debit banjir kala ulang 100
250m sebelah HMS tahun.
hulu Bendung
Talawaan

[9] Arsiadi Wisnu Hapsoro, Kajian Kerentanan Sistem Informasi pendekatan analisis Kerentanan sosial 272,9  ha wilayah pesisir Kota
Imam Buchori, 2015 Sosial Dan Geografis (SIG) kuantitatif dengan yang merupakan Pekalongan atau sekitar 6%
Ekonomi metode analisis data kajian dalam dari luas total Kota
Terhadap berupa scoring penelitian ini Pekalongan tergenang air
Bencana Banjir analysis, deskriptif diukur dengan laut pada tahun 2029
(Studi Kasus: kuantitatif dan kepadatan
Wilayah Pesisir analisis spasial penduduk dan
Kota Pekalongan) pemahaman
masyarakat
terhadap
bencana.
Sedangkan
kerentanan
ekonomi diukur
dari persentase
tingkat
kemiskinan.
[10] Ismail Sa'ud, 2007 Kajian melakukan survey dilakukan Normalisasi Peninggian tanggul
Penanggulangan dan indentifikasi, pengurangan debit saluran menyebabkan aliran air dari
Banjir di Wilayah mengkaji sistem aliran yang mengalir direncanakan lahan di kanan atau kiri
Pematusan drainase Surabaya ke Saluran dengan tanggul tidak dapat langsung
Surabaya Barat, Barat, melakukan Gunungsari dengan memperbesar mengalir ke sungai sehingga
Surabaya analisa hidrologi, cara membagi debit dimensi, diperlukan side drain dan
membuat analisa aliran dari saluran ke peninggian kolam penampungan
untuk sungai terdekat yaitu tanggul maupun sementara.
pengembangan Kali greges, Kali merubah
solusi alternatif Balong, Kali kemiringan dasar
dan merumuskan Kandangan dan Kali saluran.
kesimpulan Sememi
terhadap hasil
studi.
[11] Ananto Aji, 2015 Kesiapsiagaan Metode yang mengevaluasi Analisis statistic menunjukkan bahwa
masyarakat dalam digunakan yaitu kesiapsiagaan deskriptif kesiapsiagaan masyarakat
menghadapi wawancara masyarakat presentase Desa Welahan dan Desa
bencana banjir terhadap warga, Kecamatan Welahan Ketileng Singolelo pada tahap
bandang di juga terhadap dalam menghadapi pra bencana tergolong
Kecamatan narasumber yang bencana banjir, baik rendah, bahkan menurut
Welahan meliputi tokoh pada saat pra narasumber (perangkat desa)
Kabupaten Jepara masyarakat dan bencana, ketika tergolong sangat rendah.
BPBD Kabupaten bencana, dan setelah Pada tahap bencana
Jepara bencana terjadi (tanggap darurat) dan pasca
bencana (rekonstruksi dan
rehabilitasi) tergolong
sedang. Kesiapsiagaan
terhadap bencana banjir
yang masih pada kisaran
rendah sedang tersebut
perlu ditingkatkan agar pada
masa datang masyarakat
lebih siaga dan bahkan
tangguh dalam menghadapi
bencana.
[12] Benjamin J.B. Nanlohy, Studi alternatif HEC-RAS versi 3.1 Banjir besar di metode Hidrograf Hasil simulasi pengendalian
Rachmad Jayadi, Istiarto pengendalian Manado pada HEC- Unit Sintetis banjir menunjukkan bahwa
Istiarto, 2008 banjir Sungai RAS versi 3.1. Nakayasu tidak ada perbedaan yang
Tondano di Kota tahun 1996,2000 dan signifikan pada kecepatan di
Manado 2005 menyebabkan antara rencana, tetapi ada
perbedaan pada kapasitas
untuk melakukan
pembuangan banjir dengan
aman tanpa limpasan

[13] Ade Reza Rachmat, Adjie Faktor-Faktor kajian dalam Banjir di Kecamatan teknik content menunjukkan bahwa faktor
Pamungkas, 2014 Kerentanan yang mengidentifikasi Manggala diakibatkan analysis dapat kerentanan yang
Berpengaruh faktor-faktor oleh kondisi geografis diketahui faktor- berpengaruh terhadap Banjir
terhadap Bencana kerentanan yang rentan, curah faktor kerentanan di Kecamatan Manggala
Banjir di wilayah yang hujan tinggi, dan laju yang berpengaruh adalah faktor kondisi
Kecamatan berpengaruh pembangunan yang terhadap bencana drainase yang tidak
Manggala Kota terhadap banjir di tinggi yang banjir di memadai, dekatnya jarak
Makassar Kecamatan menyebabkan Kecamatan bangunan dengan sungai,
Manggala berkurangnya daerah Manggala lokasi permukiman di daerah
resapan air akumulasi genangan,
penurunan daya infiltrasi
tanah, konstruksi jalan yang
rentan kerusakan akibat
genangan, dan tingginya
potensi penduduk
terdampak.

[14] Shanty, Ratna Nur Tiara Pemrosesan Citra sistem pemodelan Curah hujan yang Informasi Jika manajemen dan
and Pramadihanto, Satelit dan distribusi air tinggi dapat tindakan awal tindakan awal evakuasi banjir
Dadet and Sesulihatien, Pemodelan untuk diperlukan untuk menyebabkan air untuk evakuasi terpenuhi, maka risiko banjir
Wahjoe Tjatur, 2011 Prediksi menentukan meluap ke sungai, dan dapat dikurangi. Dan bahkan
Penyebaran Banjir perkiraan menghambat saluran memanajemen jika banjir terus berlanjut,
Bengawan Solo pergerakan air di air, daerah tersebut banjir yang baik pergerakan air dapat
sungai Bengawan memiliki sedikit agar risiko banjir diketahui dan mungkin
Solo penyerapan air, dapat di kurangi. merupakan pencegahan atau
perusakan evakuasi
lingkungan, dan
sebagainya.

Wismarini, T. D., & Penentuan Analisis Weighted kondisi lahan seperti Sistem Informasi menghasilkan suatu model
Sukur, M. , 2015 Tingkat Scorring penutup lahan, Geografis (SIG) klasifikasi tingkat rentan
[15] Kerentanan Banjir topografi, dan banjir yang terlihat
Secara geomorfologi juga implementasinya dalam
Geospasial. curah hujan, sebagai model data tabel untuk data
salah satu unsur iklim geospasial tingkat rentan
yang utama adalah banjir.
merupakan faktor-
faktor berpengaruh
dalam menentukan
terjadinya banjir di
Indonesia.
[1] Putri E S, Hadiani R R R and Suryandari E S 2019 Analisi banjir berdasarkan metode gabungan O'Donnel-
Muskingum Cunge dan pemetaan banjir di Kelurahan Sumber, Kota Surakarta

[2] Putra A, Masimin M, Sipil E F-J A R and 2018 Kajian kerugian risiko banjir pada Sungai Krueng Meureubo

[3] Utomo E, Sipil R H-M T and 2019 Analisi banjir dan pemetaan kawasan terdampak banjir di Kelurahan Laweyan,
Kota Surakarta

[4] Hidayat S and Utomo P 2018 Analisi debit banjir menggunakan metode Geormophological Instantaneous Unit
Hydrograph(GIUH) di Bendung Kamojoro

[5] Kereh I, Binilang A, STATIK J S-J S and 2018 Analisi debir banjir dan tinggi muka air Sungai Palaus di Kelurahan
Lowu I Kabupaten Minahasa Tenggara

[6] Rivaldy D, STATIK T J-J S and 2018 Evaluasi kapasitas penampang Sungai Tugurara Kota Ternate Terhadap
Debit Banjir

[7] Salihin I, Darise M, dan I U-J (Jurnal G A and 2019 Studi karakteristik banjir dan genangan (Studi Kasus: Daerah
Sekitar Jembatan Jl. MT. Haryono, Jl. Sungai Wanggu dan Jl. Boulevard)

[8] Abdulhalim D, Statik L T-J S and 2018 Analisi debit banjir dan tinggi muka air Sungai Talawaan di titik 250 m
sebelah Hulu Bendung Talwaan

[9] Hapsoro A, Wilayah I B-T P (Perencanaan and 2015 Kajian kerentanan sosial dan ekonomi terhadap bencana
banjir (studi Kasus: wilayah pesisir Kota Pekalongan)

[10] Sipil I S-J A T and 2007 Kajian penanggulangan banjir di wilayah Pematusan Surabaya Barat

[11] Conservation A A-I J of and 2015 Kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir bandang di
Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara

[12] Nanlohy B, Jayadi R, Sipil I I-F T and 2009 Studi alternatif pengendalian banjir Sungai Tondano di Kota Manado

[13] Rachmat A, ITS A P-J T and 2014 Faktor-faktor kerentanan yang berpengaruh terhadap bencana banjir di
Kecamatan Manggala Kota Makassar

[14] Shanty R, … D P-E F and 2011 Pemrosesan citra satelit dan pemodelan untuk prediksi penyebaran banjir
Bengawan Solo

[15] Wismarini T, Dinamik M S- and 2015 Penentuan tingkat kerentanan banjir secara Geospasial

Anda mungkin juga menyukai