Anda di halaman 1dari 15

DISCUSSION 2

MAKALAH ETIKA DAN HUKUM DI BIDANG KESEHATAN

Nama Mahasiswa : Dionisius M. Come

NIM : 202270004

Kelompok : 4 (empat)

Nama Pembimbing : dr. Andrew I. Humonobe, M. Biomed

NIP : 198908302015041003

Nama Modul : Etika dan Hukum di Bidang Kesehatan

Tanggal Pembuatan : Kamis, 13 April 2023

Tanggal Pengumpulan : Jumat, 14 April 2023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PAPUA

2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 03

1.1 Latar Belakang 03


1.2 Rumusan Masalah 03
1.3 Tujuan 03

BAB II PEMBAHASAN 04

2.1 Pengertian Autonomi 04

2.2 Pengertian Justice 05

2.3 Kasus I (Autonomi) 06

2.4 Kasus II (Justice) 10

BAB III PENUTUP 14

DAFTAR PUSTAKA 15

BAB I

2
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dasar-dasar bioetika adalah etika tradisional, dimana asas etika tradisional tersebut
berupa asas autonomi dan justice. Autonomy dan justice dalam konteks kesehatan adalah
dua konsep penting yang saling terkait dan saling memperkuat satu sama lain. Autonomy
memungkinkan pasien untuk mengambil keputusan tentang perawatan kesehatan
mereka, sementara justice memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang setara
terhadap layanan kesehatan dan bahwa perawatan kesehatan diberikan secara adil dan
setara tanpa diskriminasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan pengertian dari autonomi dan justice dalam kaidah bioetika.
2. Menjelaskan kaidah dasar bioetika yang ada dalam kasus beserta alasannya sesuai
bioetika Kedokteran Autonomi dan Justice

1.3 Tujuan

1. Sebagai mahasiswa mampu menjelaskan aturan hukum bioetik autonomi dan justice

BAB II

3
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Autonomi

Otonomi (Autonomy) berasal dari bahasa Yunani ”autos” yang berarti sendiri dan ”nomos”
yang berarti peraturan atau pemerintahan atau hukum. Seseorang yang dibatasi otonominya
adalah seseorang yang dikendalikan oleh orang lain atau seseorang yang tidak mampu
bertindak sesuai dengan hasrat dan rencananya. Terdapat berbagai pendapat tentang
penerapan prinsip otonomi. Meskipun demikian, secara umum ada beberapa cara menerapkan
prinsip otonomi, khususnya dalam praktik kedokteran.

penerapan prinsip autonomy

1. Menyampaikan kebenaran atau berita yang sesungguhnya.

2. Menghormati hak pribadi orang lain.

3. Melindungi informasi yang bersifat rahasia.

4. Mendapat persetujuan untuk melakukan tindakan terhadap pasien.

5. Membantu orang lain membuat keputusan yang penting.

Hal penting dalam menerapkan prinsip otonomi adalah menilai kompetensi pasien. Para
pakar meyakini belum ada satu definisi kompetensi pasien yang dapat diterima semua pihak,
sehingga begitu banyak defnisi tentang kompetensi pasien. Salah satu definisi kompetensi
pasien yang dapat diterima adalah ”kemampuan untuk melaksanakan atau perform suatu
tugas atau perintah”.

4
2.2 Pengertian Justice

Prinsip Justice diterjemahkan sebagai menegakan keadilan atau kesamaan hak kepada setiap
orang (pasien). Definisi lainnya adalah memperlakukan orang lain secara adil, layak dan tepat
sesuai dengan haknya. Situasi yang adil adalah seseorang mendapatkan mendapatkan manfaat
atau beban sesuai dengan hak atau kondisinya. Situasi yang tidak adil adalah tindakan yang
salah atau lalai berupa meniadakan manfaat kepada seseorang yang memiliki hak atau
pembagian beban yang tidak sama. Prinsip justice lahir dari sebuah kesadaran bahwa jumlah
benda dan jasa (pelayanan) itu terbatas, sedangkan yang memerlukan seringkali melabihi
batasan tersebut. Prinsip justice kemudian diperlukan dalam pengambilan keputusan tersebut.

Terdapat beberapa kriteria dalam penerapan prinsip justice, antara lain:

1. Untuk setiap orang ada pembagian yang merata (equal share)

2. Untuk setiap orang berdasarkan kebutuhan (need)

3. Untuk setiap orang berdasarkan usahanya (effort)

4. Untuk setiap orang berdasarkan kontribusinya (contribution)

5. Untuk setiap orang berdasarkan manfaat atau kegunaannya (merit)

6. Untuk setiap orang berdasarkan pertukaran pasar bebas (free-market exchange)

2.3. Kasus I (Autonomi)

5
Pak Didit bekerja sebagai apoteker di Apotek ”Obat Murah”. Hari itu ia melayani seorang
pasien yang datang membawa resep dari dokter ahli penyakit dalam. Pasien meminta Pak
Didit untuk menghitung terlebih dahulu biaya yang harus ia keluarkan untuk menebus
keseluruhan obat. Setelah memberikan hitungan, pak Didit menanyakan apakah pasien akan
menebus keseluruhan obatnya. Ia menjelaskan pada pasien bahwa seluruh obat yang diberikan
adalah obat paten dan bukan obat generik. Pasien kemudian menanyakan berapa biaya yang
perlu ia bayarkan apabila membeli obat generik. Ia juga menanyakan perbedaan dan
persamaan obat paten dengan generik. Setelah memberitahukan hasil penghitungan dan
menjelaskan persamaan dan perbedaan obat paten dan generik, Pak Didit menanyakan pada
pasien, obat jenis apa yang ingin ditebus oleh pasien.

Kriteria ada Tidak Bertent Kalimat Yang Mendukung


ada angan

1) Menghargai hak menentukan nasib Pada kasus ini pak Didit


sendiri, menghargai martabat pasien menghargai hak dari pasien
tersebut dengan memberikan
penjelasan kepada pasien tentang
ke dua obat yaitu obat paten dan
generik beserta biaya yang akan di
keluarkan baik obat paten maupun
generik dan juga apoteker tersebut
menjelaskan persamaan dan
perbedaan dari ke dua obat
tersebut dan setelah itu apotek
tersebut menanyakan dari ke dua
obat yang sudah di jelaskan obat
jenis apa yang ingin di tebus oleh
pasien itu adalah bentuk dari
menghargai hak pasien untuk
menentukan nasibnya sendiri.

2) Tidak mengintervensi pasien dalam Pada kasus ini apotek tersebut


membuat keputusan (pada kondisi tidak mengintervensi/ikut campur
dalam keputusan yang di ambil
elektif)
pasien tersebut tentang obat apa
yang akan di tebus tetapi apoteker
tersebut tetap menjelaskan biaya
yang akan di keluarkan serta
perbedaan dan persamaan dari
6
antara ke dua obat tersebut untuk
di pertimbangkan pasien tersebut

3) Berterus terang Pada kasus ini pak Didit seorang


apoteker berterus terang kepada
pasien tersebut. Pak Didit
menjelaskan pada pasien tersebut
bahwa seluruh obat yang di
berikan adalah obat paten bukan
obat generik. Lalu pak Didit
berterus terang menjelaskan biaya
yang akan di keluarkan dan juga
perbedaan dan persamaan dari ke
dua obat tersebut

4) Menghargai privasi Pada kasus ini pak Didit


menghargai privasi pasien karena
pada kasus ini setelah
memberikan hitungan biaya
keseluruhan obat tersebut pak
didit tidak menanyakan latar
belakang dari pasien tersebut

5) Menjaga rahasia pasien Pada kasus ini pak Didit menjaga


rahasia pasiennya karena pada
kasus tersebut tidak di jelaskan
pak Didit menanyakan penyakit
apa yang di alami pasien maupun
hal-hal lain yang bersifat rahasia

6) Menghargai rasionalitas pasien Pada kasus ini pak Didit


menghargai rasionalitas pasien
dengan memberikan hak pada
pasien tersebut untuk menentukan
obat jenis apa yang ingin di tebus
oleh pasien.

7) Melaksanakan informed consent Pada kasus ini pak Didit


melaksanakan informed consent
yaitu pasien sendiri yang
menentukan obat jenis apa yang
ingin di tebus kepada apoteker
setelah mendengar penjelasan

7
tentang biaya, perbedaan dan
persamaan dari ke dua obat
tersebut.

8) Membiarkan pasien dewasa dan Pada kasus ini apotek tersebut


kompeten mengambil keputusan memberikan penjelasan kepada
pasien tentang ke dua obat
sendiri
tersebut dan memberikan pasien
membuat keputusan sendiri
sehingga dapat mengambil
keputusan obat jenis pada yang
akan di tebus dari ke dua obat
yang sudah di jelaskan.

9) Tidak mengintervensi atau Pada kasus ini apoteker tersebut


menghalangi autonomi pasien tidak mengintervensi atau
menghalangi autonomi pasien
karena pada kasus ini apoteker
tersebut memberikan penjelasan
kepada pasien tentang biaya serta
menjelaskan perbedaan dan
persamaan dari obat tersebut agar
dapat membuat keputusan sendiri
untuk menebus obat tersebut

10. Mencegah pihak lain Pada kasus ini apoteker


mengintervensi pasien dalam membuat memberikan hak pada pasien
untuk menentukan obat jenis apa
keputusan, termasuk keluarga pasien
yang ingin di tebus tetapi pada
sendiri kasus ini tidak di jelaskan
apoteker tersebut mencegah pihak
lain baik itu keluarga maupun
teman pasien tersebut.

11. Sabar menunggu keputusan yang Pada kasus ini apoteker tersebut
akan diambil pasien pada kasus non tidak langsung memberikan obat
emergensi yang sudah ada pada resep dokter
tetapi pada kasus ini apoteker
dengan sabar menjelaskan biaya
serta perbedaan dan persamaan
dari ke dua obat tersebut dan
memberikan pasien membuat
keputusan sendiri untuk menebus
obat jenis apa.

8
12. Tidak berbohong ke pasien Pada kasus ini apoteker tersebut
meskipun demi kebaikan pasien tidak berbohong kepada pasien
tentang obat yang di tebusnya
melainkan apoteker tersebut
menjelaskan kembali obat tersebut
dan mempertimbangkan dengan
jenis lainnya.

2.4 Kasus II (Justice)

9
Drg. Adi adalah dokter gigi umum yang berpraktek di daerah Elit di Menteng.
Pasiennya banyak dan sebagian besar dari kalangan menengah keatas, pasien-
pasienny banyak namun teratur karena dilayani sesuai urutan. Ketika sedang
memeriksa pasiennya, tiba-tiba datang seorang ibu bersama anaknya, Tino yang
jatuh sehingga giginya patah dan gusinya berdarah. Petugas loket melaporkan
kondisi tersebut pada drg. Adi. Atas petunjuk drg Adi petugas diminta untuk
menginformasikan kondisi tersebut pada pasien yang lain sebelum ibu tersebut
dilayani. Pasien yang tengah menunggu tersebut menyetujuinya. Setelah dirawat
dokter memberi obat yang menurut drg Adi bisa dibeli di apotik mana saja.

Kriteria ada Tidak Bertent Kalimat Yang Mendukung


ada angan

1. Memberlakukan segala sesuatu Pasiennya banyak dan sebagian


secara universal besar dari kalangan menengah
keatas, pasien-pasienny banyak
namun teratur karena dilayani
sesuai urutan.

2. Mengambil porsi terakhir dari proses Pasiennya banyak dan sebagian


membagi yang telah ia lakukan besar dari kalangan menengah
keatas, pasien-pasien banyak
nama n teratur karena dilayani
sesuai urutan.

Atas petunjuk drg Adi petugas


meminta 9 k ondisitersebut pada
pasien yang lain sebelum ibu
tersebut dilayani.

Pasien yang tengah menunggu


tersebut menyetujuinya.

3. Memberi kesempatan yang sama Pasiennya banyak dan sebagian


terhadap pribadi dalam posisi yang besar dari kalangan menengah
sama keatas, pasien-pasien banyak
nama n teratur karena dilayani

10
sesuai urutan.

Atas petunjuk drg Adi petugas


diminta untuk menginfor masikan
kondisitersebut pada pasien yang
lain sebelum ibu tersebut dilayani

4. Menghargai hak sehat pasien Pasiennya banyak dan sebagian


(affordability, equality, accessibility, besar dari kalangan menengah
availability, quality) keatas, pasien-pasien banyak
namun teratur karena dilayani
sesuai urutan. dan

Setelah Dirawat Dokter memberi


obat yang menurut drg Adi bisa
dibeli diapotik mana saja.

5. Menghargai hak hukum pasien Setelah Dirawat dokter memberi


obat yang menurut drg Adi bisa
dibeli diapotik mana saja.

6. Menghargai hak orang lain Atas petunjuk drg Adi petugas


meminta kondisi tersebut pada
pasien yang lain sebelum ibu
tersebut dilayani.

7. Menjaga kelompok yang rentan Atas petunjuk dr g Adypetugas


(yang paling dirugikan) diminta untuk menginformasikan
kondisi tersebut pada pasien yang
lain sebelum ibu tersebut dilayani.

Sudut pandang : dokter

Setelah Dirawat Dokter memberi


obat yang menurut drg Adi bisa
dibeli diapotik mana saja.

Sudut pandang : pasien

8. Tidak melakukan penyalahgunaan Pasiennya banyak dan sebagian


besar dari kalangan menengah
keatas, pasien-pasiennya banyak
namun teratur karena dilayani
sesuai urutan

11
Atas petunjuk drg Adi petugas
meminta persetujuan kondisi
tersebut pada pasien yang lain
sebelum ibu tersebut dilayani.

Pasien yang tengah menunggu


tersebut menyetujuinya.

9. Bijak dalam makro alokasi Tidak ada di dalam kasus

10. Memberikan kontribusi yang relatif Pasiennya banyak dan sebagian


sama dengan kebutuhan pasien besar dari kalangan menengah
keatas, pasien-pasien banyak
nama n teratur karena dilayani
sesuai urutan

Sudut pandang : dokter

Setelah Dirawatdokter memberi


obat yang menurut drg Ady bisa
dibeli diapotik mana saja.

Sudut pandang : pasien

11. Meminta partisipasi pasien sesuai Pasien yang tengah menunggu


dengan kemampuannya tersebut menyetujuinya.

Setelah Dirawa tdokter memberi


obat yang menurut drg Adi bisa
dibeli diapotik mana saja.

12. Kewajiban mendistribusi Tidak ada di dalam kasus


keuntungan dan kerugian (biaya, beban,
sanksi) secara adil

13. Mengembalikan hak kepada Tidak ada di dalam kasus


pemiliknya pada saat yang tepat dan
kompeten

12
14. Tidak memberi beban berat secara Pasiennya banyak dan sebagian
tidak merata tanpa alasan sah/tepat besar dari kalangan menengah
keatas, pasien-pasienny banyak
namun teratur karena dilayani
sesuai urutan

Sudut pandang : dokter

15. Menghormati hak populasi yang Pasiennya banyak dan sebagian


sama-sama rentan penyakit/gangguan besar dari kalangan menengah
kesehatan keatas, pasien-pasien banyak
nama n teratur karena dilayani
sesuai urutan

Sudut pandang : dokter

Atas petunjuk drg Adypetugas


diminta untuk menginformasikan
kondisitersebut pada pasien yang
lain sebelum ibu tersebut dilayani.

Sudut pandang : pasien


emergency

16. Tidak membedakan pelayanan Pasiennya banyak dan sebagian


pasien atas dasar SARA, status sosial, besar dari kalangan menengah
dll keatas, pasien-pasien banyak
nama dan teratur karena dilayani
sesuai urutan

Sudut pandang : pasien

BAB III

PENUTUP

13
3.1 Kesimpulan

Autonomy dan justice dalam konteks kesehatan adalah dua konsep penting yang
saling terkait dan saling memperkuat satu sama lain. Autonomy memungkinkan
pasien untuk mengambil keputusan tentang perawatan kesehatan mereka, sementara
justice memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang setara terhadap layanan
kesehatan dan bahwa perawatan kesehatan diberikan secara adil dan setara tanpa
diskriminasi

DAFTAR PUSTAKA

14
1. Haryati, Tutik Sri, et all, 2019, Manajemen Risiko Bagi Manajer Keperawatan
Dalam Meningkatkan Mutu dan Keselamatan Pasien, Rajawali Pers, Depok

15

Anda mungkin juga menyukai