Anda di halaman 1dari 44

PROFIL INDIKATOR MUTU

PUSKESMAS BEJI

2023
A. Pelayanan ANC Sesuai Standart

Judul Indikator Pelayanan ANC Sesuai Standart


Dasar 1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pemikiran NOMOR 21 TAHUN 2020 TENTANG RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun
2021 tentang Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Melahirkan,
Kontrasepsi, dan Seksual
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun
2022 tentang PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN
DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK BIDANG
KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2022
Dimensi Mutu Pelayanan
Tujuan Mengukur pelayanan ANC sesuai dengan standart

DeFinisi Operasional 1. Pelayanan antenatal sesuai standar adalah: pelayanan yang


diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan
dengan jadwal satu kali pada trimester pertama , satu kali pada
trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang
dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter
Spesialis Kebidanan baik yang bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah maupun swasta yang memiliki Surat
Tanda Register (STR).

2. Yang disebut dengan standar Pelayanan antenatal adalah


pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil dengan memenuhi
kriteria 10T yaitu:

a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan;

b) Ukur tekanan darah;

c) Nilai status Gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA);

d) Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri);

e) Tentukan Presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ);


f) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi
tetanus toksoid (TT) bila diperlukan;
g) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan; h) Tes laboratorium: tes kehamilan, pemeriksaan
hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan golongan darah (bila
belum pernah dilakukan sebelumnya), pemeriksaan protein
urin (bila ada indikasi) yang Pemberian pelayanannya
disesuaikan dengan trimester kehamilan; i)
Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan; j) Temu
wicara (konseling).
Jenis Indikator Proses

Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan pelayanan K4 di Fasilitas
(pembilang)

Denominator Jumlah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Beji


(penyebut)

Target Pencapaian ≥ 100%

Kriteria: Kriteria Inklusi:


Seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Beji

Kriteria Eksklusi: Tidak ada

Formula Jumlah ibu hamil yang mendapatkan


pelayanan ANC
x 100 %
Jumlah seluruh ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun

Metode Memberikan pelayanan ANC


Pengumpulan Data

Sumber Data Hasil pelayanan ANC

Instrumen Buku KIA


Pengambilan Data

Besar Sampel Total sampling

Cara Non probability Sampling – Consecutive sampling


Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan Data

Penyajian Data □ Tabel


□ Chart balok

Periode Analisis
Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan Data
Penanggung JawabPenanggung jawab UKM Esensial
B. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien.

2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
penanggulangan penyakit yang dapat
menimbulkan wabah atau kedaruratan
kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
5. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama.
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
7. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan
pemberi pelayanan dalam menggunakan
APD sesuai dengan prosedur.

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas


dalam menggunakan APD.
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko
infeksi.
DeFinisi 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat
Operasional alat yang dirancang sebagai penghalang

te rh a d a p p e e t ra si z a t ,
a ta u u d a ra u nt u k m el i n d
upnagri tpikeeml apkadinayt,a cdaairri, cedera
atau transmisi infeksi atau penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah
kepatuhan petugas dalam menggunakan APD
dengan tepat sesuai dengan indikasi ketika
melakukan tindakan yang memungkinkan
tubuh atau membran mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh atau cairan
infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko
transmisi (kontak, droplet dan airborne).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian terhadap petugas dalam
menggunakan APD sesuai indikasi dengan
tepat saat memberikan pelayanan kesehatan
pada periode observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi
menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi,
bidan, perawat, petugas laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan
observasi atau penilaian kepatuhan dengan
metode dan tool yang telah ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang
ditentukan sebagai periode yang ditetapkan
dalam proses observasi penilaian kepatuhan.
Jenis Indikator Proses

Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD
(pembilang) sesuai indikasi dalam periode observasi
Denominator Jumlah seluruh petugas yang
(penyebut) terindikasi menggunakan APD dalam periode
observasi
Target 100%
Pencapaian

Kriteria: Kriteria Inklusi:


Semua petugas yang terindikasi harus
menggunakan APD

Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang patuh
menggunakan APD sesuai indikasi
dalam periode
observasi
x 100 %
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD
dalam periode observasi

Metode Observasi
Pengumpulan
Data

Sumber Data Hasil observasi

Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD


Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Cara Non Probability Sampling – Consecutive Sampling


Pengambilan Sampel

Periode Bulanan
Pengumpulan Data

Penyajian Data □ Tabel


□Run chart

Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan


Dan Pelaporan Data

Penanggung Penanggung jawab mutu


Jawab
C. Kepatuhan Identifikasi Pasien

Judul Indikator Kepatuhan IdentiFikasi Pasien


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien.

2. Ketepatan identiFikasi menjadi sangat penting


untuk menjamin keselamatan pasien selama
proses pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identiFikasi pasien
maka diperlukan indikator yang mengukur dan
memonitor tingkat kepatuhan pemberi
pelayanan dalam melakukan proses
identiFikasi. Dengan adanya indikator tersebut
diharapkan pemberi pelayanan akan
menjadikan identiFikasi sebagai proses rutin
dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk
melakukan identiFikasi pasien dalam melakukan
tindakan pelayanan.
DeFinisi Operasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis
dan tenaga kesehatan.
2. IdentiFikasi pasien secara benar adalah proses
identiFikasi yang dilakukan pemberi
pelayanan dengan menggunakan minimal dua
penanda identitas seperti: nama lengkap,
tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK sesuai
dengan yang ditetapkan di Puskesmas.
3. IdentiFikasi dilakukan dengan cara visual
(melihat) dan atau verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identiFikasi
pasien secara benar pada setiap keadaan
terkait tindakan intervensi pasien seperti :
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat,
pemberian cairan intravena.
b. Prosedur tindakan: pencabutan gigi,
imunisasi, pemasangan alat kontrasepsi,
persalinan, dan tindakan
kegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik:
pengambilan sampel.
5. IdentiFikasi pasien dianggap benar jika
pemberi pelayanan melakukan identiFikasi
seluruh tindakan intervensi yang dilakukan
dengan benar.
Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang


(pembilang) melakukan identiFikasi pasien secara benar
dalam periode observasi.
Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang
(penyebut) diobservasi dalam periode observasi.

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria Inklusi:


Semua pemberi pelayanan yang
memberikan pelayanan kesehatan.

Kriteria Eksklusi: Tidak ada


Formula Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
identifikasi pasien secara benar dalam periode
observasi
x 100%
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
observasi
Metode Observasi
Pengumpulan Data

Sumber Data Hasil observasi


Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan IdentiFikasi Pasien
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Cara Pengambilan
Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan
Bulanan
Data

Penyajian Data □ Tabel


□ Run chart

Periode Analisis
Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan Data

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu

D. Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua Kasus Sensitif Obat (SO)


Judul Indikator Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua Kasus
Sensitif Obat (SO)
Dasar 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Penanggulangan Tuberkulosis.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai

4. PAunsgkeasmkaesb. erhasilan pengobatan


pasien TB semua kasus minimal 90% dengan
memperhatikan upaya penurunan angka
putus berobat, gagal, meninggal dan pasien
tidak dilakukan evaluasi.
Dimensi Mutu EFisien, Efektif, Tepat Waktu
Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan
pengobatan pasien TB semua kasus sensitif obat
dan mengurangi angka penularan penyakit TB
DeFinisi 1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB
Operasional adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat
menyerang paru dan organ lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB
yang berdasarkan hasil pemeriksaan
bakteriologis atau Tes Cepat Molekuler (TCM)
menunjukkan hasil masih sensitif terhadap
Obat Anti Tuberculosis (OAT) lini 1
(pertama).
3. OAT lini 1 adalah obat anti tuberculosis yang
terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin (R),
Pirazinamid (Z), Etambutol (E) dan
Streptomisin (S).
4. Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah
angka yang menunjukkan persentase semua
pasien TB yang sembuh dan pengobatan
lengkap di antara semua pasien TB yang
diobati dan dilaporkan sesuai dengan
periodisasi waktu pengobatan TB. Angka ini
merupakan penjumlahan dari angka
kesembuhan semua kasus dan angka
pengobatan lengkap semua kasus yang
menggambarkan kualitas pengobatan TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil
pemeriksaan bakteriologis positif pada awal
pengobatan yang hasil pemeriksaan
bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi
negatif dan pada salah satu pemeriksaan
sebelumnya.
6. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang

tlenlaghkapmdienmyaenleasapiakdaan

salaphensgaotubapteanmeriskescaarna
sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif dan
di akhir pengobatan tidak ada bukti hasil
pemeriksaan bakteriologis (tidak dilakukan
pemeriksaan bakteriologis di akhir
pengobatan).
7. Upaya peningkatan mutu keberhasilan
pengobatan pasien TB dilihat menurut alur
pengobatan mulai dari pasien dinyatakan
positif sebagai pasien TB berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologis atau TCM sampai
dengan pasien dinyatakan sembuh dan
pengobatan lengkap.
8. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi:
a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar
dengan hasil terdokumentasi.
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi
Edukasi (KIE) TB kepada pasien TB dan
keluarga, pembuatan kesepakatan pasien
dalam menjalankan pengobatan TB
termasuk penunjukan Pengawas Minum
Obat (PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang
tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan
termasuk penanganan efek samping obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical record)
secara lengkap dan benar di setiap
tahapan pengobatan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan
(pembilang) pengobatan lengkap pada tahun berjalan di
wilayah kerja Puskesmas
Denominator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada
(penyebut) tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas
Target 90%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh
dan menjalani pengobatan secara lengkap di
wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan.

Kriteria Eksklusi:

Pdeansigean
1. hansilypaennggotbidatkan
TB.0p9inddana dpialesniegnkaTpBi
pindahan dengan TB.10
2. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke
5 atau bulan ke 6
3. Pasien TB meninggal sebelum berakhir masa
pengobatan
Formula
Jumlah semua pasien TB SO yang
sembuh dan pengobatan lengkap pada
tahun berjalan di wilayah kerja
Puskesmas
x 100 %
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati
pada tahun berjalan di wilayah kerja

Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Formulir TB/Sistem Informasi TB (SITB)
Instrumen Data sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel

Cara Total sampel


Pengambilan
Sampel

Penrigoudme Bulanan
pulan Data
Penyajian Data □ Tabel
□Run chart
Periode Analisis Triwulanan, Semesteran, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung jawab Program TB
Jawab
E. Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan ANC Sesuai Standar

Judul Indikator Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan ANC


Sesuai Standar
Dasar 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pelayanan Kesehatan Ibu.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Puskesmas.
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka
Kematian Ibu (AKI) 305/100.000 kelahiran
hidup (KH) sedangkan target pada RPJMN
2020-2024 adalah 183/100.000 KH dan pada
akhir SDGs 2030 adalah 131/100.000 KH.
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC
sesuai standar, maka risiko pada kehamilan

dlakpsatnsae, jsaekhianwggaal dfai

ketotarhruisi idkoanddapilatkudikaunratantgai
agar tidak terjadi komplikasi.
7. ANC sangat penting dilakukan untuk
kelangsungan hidup baik bagi ibu maupun bayi
serta bayi dapat lahir sehat, berkualitas dan
tercegah dari risiko stunting.

Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada


Pasien/Pengguna Layanan
Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian ibu di
Indonesia
2. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang
sesuai standar

DeFinisi
Operasional 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC
sesuai standar adalah ibu hamil yang telah
bersalin serta yang mendapatkan pelayanan
ANC lengkap sesuai dengan standar kuantitas
dan standar kualitas selama periode kehamilan
di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan.
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali
selama periode kehamilan (K4) terdiri dari:
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin
pada trimester ke-1 (satu)/ 0-12
minggu,
b. 1 (satu) kali kunjungan pada
trimester ke- 2 (dua)/ > 12-24
minggu, dan
c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3
(tiga)/ 24 minggu-sampai dengan kelahiran
3. Standar kualitas yaitu pelayanan
antenatal yang memenuhi 10T meliputi:
a. Timbang berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)

d. U24kumritninggugi) fundus uteri (setelah


kehamilan
e. Tentukan presentasi janin dan denyut
jantung janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan
suntikan tetanus toksoid (TT) bila
diperlukan.
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1) Golongan darah
2) Kadar Hemoglobin
3) Gluko-Protein urin
4) termasuk pemeriksaan HIV
i. Tata laksana
j. Temu wicara/ konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar
pemeriksaan ANC sesuai ketentuan yang
berlaku.
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin
yang telah mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar pada masa kehamilan pada
tahun berjalan.
Jenis Indikator Hasil

Satuan Persentase
Pengukuran

N u m e r a to r h a mi l y a n g tel a h m en d p
(p e m b i la n g) A N C l e n g k ap s e su ai s ta
a t k an
Jum la h i b u n d a r di
p e layan a n
wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan
Denominator Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin
(penyebut) yang mendapatkan pelayanan ANC di wilayah
kerja puskesmas pada tahun berjalan
Target 100%
Pencapaian

Kriteria: Kriteria Inklusi:


Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria Eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa
kehamilan (abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki
catatan riwayat kehamilan lengkap

5656. IbIubhuamhilameilnyinagngalbserbsealuinm
bersseableinlum
menyelesaikan K4 (premature)
Formula Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai standar di
wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan

x 100 %
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang
mendapatkan pelayanan ANC di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
Metode Observasional retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data 1. Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register
Ibu
2. e-Kohort
Instrumen Data Sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel

Cara Total sampel


Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data □ Tabel
□Run chart

Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan


dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Program KIA
Jawab
F. Kepuasan Pasien

Judul Indikator Kepuasan Pasien


Dasar 1. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi mengenai Pedoman
Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.

Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien


Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar
upaya peningkatan mutu dan terselenggaranya
pelayanan di semua unit yang
mampu memberikan kepuasan pasien.
DeFinisi 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian
Operasional pasien terhadap kinerja pelayanan yang diberikan
oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Responden adalah pasien yang pada saat survei
sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang
pernah menerima pelayanan.

3. BmB esnagrgaunnakansasmampepl el
dadri tKernetjuckieandan Mdoernggaann.
4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan pengukuran
secara komprehensif tentang tingkat kepuasan
pasien terhadap kualitas layanan yang diberikan
oleh fasilitas pelayanan kesehatan kepada pasien.
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang
terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai
variabel penyusunan survei kepuasan untuk
mengetahui kinerja unit pelayanan.
6. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini
meliputi:
a. Persyaratan.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
c. Waktu Penyelesaian.
d. Biaya/Tarif.
e. Produk SpesiFikasi Jenis Pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
g. Perilaku Pelaksana.
h. Penanganan Pengaduan, Saran dan
Masukan.
i. Sarana dan prasarana.
7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari
kegiatan Survei Kepuasan berupa angka

Jenis Indikator Outcome

Satuan Indeks
Pengukuran
Numerator Tidak ada
(pembilang)
Denominator Tidak ada
(penyebut)

Target Pencapaian ≥ 76.61

Kriteria: Kriteria Inklusi:


Seluruh pasien

Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner
dan/atau tidak ada keluarga yang mendampingi.
Formula
x 25
Total unsur yang terisi dari seluruh responden

Survei
en d pulan Data

Sumber Data Hasil survei


Instrumen Kuisioner
Pengambilan Data

Besar Sampel Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan

Cara Pengambilan Stratified Random Sampling


Sampel
Periode Semesteran
Pengumpulan
Data
Penyajian Data O Tabel
O Run chart
Periode Analisis Semesteran, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu
G.
H. Rekam Medis = Waktu penyediaan dokumen rekaman medis pelayanan
rawat jalan

Judul Indikator Waktu penyediaan dokumen rekam medis


pelayanan rawat jalan

Dasar Permenkes No 269 tahun 2008 tentang


Pemikiran Rekam Medis
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan pendaftaran rawat
jalan
DeFinisi Dokumen Rekam Medis rawat jalan adalah dokumen
Operasional Rekam Medis pasien baru atau pasien lama yang digunakan
pada pelayanan rawat jalan. Waktu penyediaan dokumen
Rekam Medis mulai dari pasien mendaftar sampai Rekam
Medis disediakan/ditemukan oleh petugas.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran

Numerator Jumlah kumulaif waktu penyediaan rekam medis rawat


(pembilang) jalan yang diamati

Denominator Jumlah seluruh dokumen rekam medis rawat jalan


(penyebut)

Target 80 %
Pencapaian

Kriteria: Kriteria Inklusi:


Dokumen rekam medis rawat jalan

Kriteria Eksklusi: Tidak ada


Formula Jumlah komulatif waktu penyediaan dokumen rekam medis
rawat jalan yang diamati
x 100 %
jumlah dokumen pasien rawat jalan
Metode
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil pengamatan diruang pendaftaran rawat jalan unutk
pasien baru / pasien lama
Instrumen
Pengambilan
Data
Besar Sampel
Cara
Pengambilan
Sampel
Periode Pengumpulan data dilakukan setiap hari oleh petugas
Pengumpulan rekam medis
Data
Penyajian Data □Tabel
□Run chart

Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan


Analisis dan
Pelaporan
Data Penanggung jawab pelaksana rekam medis
Penanggung
Jawab
I. Ruang UGD = Peningkatan kompetensi Seluruh Petugas UGD

Judul Indikator Peningkatan kompetensi seluruh petugas UDG


Dasar - Permenkes NO 47 tahun 2018 tentang
Pemikiran pelayan gawat darurat Puskesmas

Dimensi Efektif
Mutu
Tujuan 3. Tersedianya pelayanan Gawat darurat oleh tenaga
yang kompeten dalam bidangnya
DeFinisi - Tenaga kompeten adalah tenaga pemberi
Operasional pelayanan gawat darurat yang sudah memiliki
sertifikat pelatihan ATLS/BTLS/ACLS/PPDG/GELS
yang masih berlaku
Jenis Input
Indikator

Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah tenaga bersertifikat yang masih berlaku
(pembilang)
Denominator Jumlah tenaga yang memberi pelayanan kegawat
(penyebut) daruratan
Target 50%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua petugas yang terindikasi harus
menggunakan APD

Kriteria Eksklusi: tidak ada


Formula Jumlah tenaga bersertifikat yang masih berlaku

x 100 %
Jumlah tenaga ugd
Metode Pelaporan
Pengumpulan
Data
Sumber Kepegawaian
Data

Instrumen
Pengambilan
Data
Besar
Sampel
Cara
Pengambilan
Sampel

Tahunan
Pernigoudme
pulan Data
Penyajian Data Laporan

Periode Tahunan
Analisis
Dan
Pelaporan
Data Penanggung jawab mutu UGD
Penanggung
Jawab
J. Ruang periksa Umum = Kelengkapan pengisian rekam medis

Judul Indikator Kelengkapan pengisian rekam medis


Dasar Pemikiran Permenkes No 43 tahun 2019 tentang
Puskesmas Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter,perawat,
dan hasil konsulan dari unit lain
(gizi,kesling,UGD,gigi) dalam kelengkapan
pengisian rekam medis
DeFinisi Kelengkapan pengisian rekam medis terisi lengkap
Operasional

Jenis Indikator Proses

Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah rekam medis yang diisi secara lengkap
(pembilang)

Denominator
(penyebut) Jumlah rekam
Target
medis 95%
Pencapaian

Kriteria: Kriteria Inklusi:

Kriteria Eksklusi: Tidak ada


Formula
Jumlah rekam medis yang diisi secara lenkap
x 100%
Jumlah rekam medis
Metode Survey dokumen
Pengumpulan
Data
Sumber Data Catatan rekam medis ,cheklist
kelengkapan pengisisan rekam medis
Instrumen
Pengambilan
Data
Besar Sampel
Cara
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan

Data
Penyajian Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis dan
Pelaporan
Data Penanggung Jawab Mutu ruang pemeriksaan umum
Penanggung
Jawab
K. Ruang pelayanan Gigi = Ibu hamil yang mendapat perawatan gigi

Judul Indikator Ibu hamil yang mendapat perawatan gigi


Dasar Permenkes RI No 89 Tahun 2015 tentang Upaya Kesehatan Gigi dan
Pemikiran Mulut
Dimensi Mutu Efektif, efisien serta Patient’s Safety
Tujuan Pelayanan paripurna bagi ibu hamil
Definisi 1. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil merupakan
Operasional pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada janin yang dikandung
dan ibu hamil dalam rangka mengoptimalkan tumbuh kembang
janin dan mencegah terjadinya kelaianan kongenital tubuh
khususnya dento-orofacial serta mengoptimalkan kesehatan ibu
secara keseluruhan.
2. Pelayanan kesehatan gigi ibu hamil minimal 1 kali selama
kehamilan di Puskesmas (konseling/pemeriksaan/perawatan)
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah ibu hamil (minimal 1x selama kehamilan) yang mendapat
(pembilang) pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas
(konseling/pemeriksaan/perawatan)
Denominator 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
(penyebut) minimal 1 kali selama kehamilan sejak kunjungan antenatal
pertama (K1)
2. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil meliputi:
a. Konseling keehatan berupa pemberian Komunikasi, Informasi,
dan Edukasi (KIE) kesehatan gigi dan mulut
b. Pemeriksaan deteksi dini kelainan/penyakit gigi dan mulut
c. Merujuk ibu hamil dalam kondisi gigi dan mulut ibu hamil
memerlukan pendekatan kuratif
3. Komunisasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dapat diberikan oleh
tenaga kesehatan dan/atau kader
Target 100%
Pencapaian
Kriteria
Seluruh ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas

Formula

Metode Observasional retrospektif


Pengumpulan
Data Sumber Data

Register gigi
Instrumen Data sekunder
Pengambilan

Data
Besar Sampel
Total sampel
Cara Total sampel
Pengambilan
Sampel Periode

Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian DataTabel

Periode Bulanan, Tahunan


Analisis
dan
Pelaporan Data
PenanggungPenanggung Jawab Pelayanan Kesehatan Gigi Jawab
L. Ruang Farmasi = Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 40 obat indicator

Judul Indikator Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 45 obat indikator


Dasar Pemikiran Permenkes RI Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
Kepmenkes RI Nomor 312/Menkes/SK/IX/2013 tentang Daftar Obat
Esensial Nasional 2013
Dimensi Mutu Efektif, efisien serta Patient’s Safety
Tujuan Tercukupinya ketersediaan obat dan vaksin u ntuk p elayanan kesehatan
dasar terhadap 45 item obat indikator
Definisi Tersedianya obat dan vaksin untuk pelayanan kesehatan dasar terhadap 45
Operasional item obat indikator (Albendazol /Pirantel Pamoat, Alopurinol,
Amlodipin/Kaptopril, Amoksisilin 500 mg, Amoksisilin sirup, Antasida
tablet kunyah/antasida suspensi, Amitriptilin tab, Asam Askorbat (Vitamin
C), Asiklovir, Betametason salep, Deksametason tablet/deksametason
injeksi, Diazepam injeksi 5 mg/ml, Diazepam,
Dihidroartemsin+piperakuin (DHP) dan primaquin, Difenhidramin Inj. 10
mg/ml, Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1 % (sebagai HCl), Fitomenadion
(Vitamin K) injeksi, Furosemid 40 mg/Hidroklorotiazid (HCT), Garam
Oralit serbuk, Glibenklamid/Metformin, Hidrokortison krim/salep,
Kotrimoksazol (dewasa) kombinasi tablet/Kotrimoksazol suspensi,
Ketoconazol tab, Klorfeniramin Maleat (CTM) tab, Lidokain inj,
Magnesium Sulfat injeksi, Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg-1 ml,
Natrium Diklofenak, OAT FDC Kat 1, Oksitosin injeksi, Parasetamol sirup
120 mg / 5 ml, Parasetamol 500 mg, Prednison 5 mg, Retinol
100.000/200.000 IU, Salbutamol, Salep Mata/Tetes Mata Antibiotik,
Simvastatin, Tablet Tambah Darah, Vitamin B6 (Piridoksin), Zinc 20 mg),
Vaksin Hepatitis B, Vaksin BCG, Vaksin DPT - Hb - HIB, Vaksin Polio,
Vaksin Campak/Vaksin Rubella) Pemilihan obat dan vaksin 45 item
tersebut adalah sesuai dengan Indikator Kinerja Kementerian pada
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes Ditjen Farmalkes
Kemkes RI.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Pengukuran Obat, persentase
Numerator Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di puskesmas

(pembilang)
Denominator 45
(penyebut)
Target Pencapaian 85%
Kriteria
Formula

Metode Observasional retrospektif

Pengumpulan Data
Sumber Data Data stok obat/LPLPO
Instrumen Data sekunder
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis
Bulanan, Tahunan
dan Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Pelayanan Kefarmasian
M. Ruang Imunisasi = Kejadian ikutan pasca imunisasi

Judul Indikator Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi


Dasar 4. permenkes tentang pencegahan dan
Pemikiran pengendalian infeksi
5. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Keselamatan Pasien

Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien


Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka
kejadian infeksi pasca Tindakan pelayanan
imunisasi
2. Menjamin keselamatan pasien untuk
mengurangi resiko terjadinya infeksi
DeFinisi Reaksi local dan sistemik seperti nyeri pada tempat
Operasional suntikan atau demam dapat terjadi dari respon imun.
Komponen vaksin lainnya (misalnya bahan pembantu,
penstabil, dan pengawet) juga dapat memicu reaksi. Vaksin
yang berkualitas adalah vaksin yang menimbulkan reaksi
ringan seminimal mungkin namun tetap memicu respon
imun terbaik. Reaksi yang mungkin terjadi setelah
vaksinasi COVID-19 hampir sama dengan vaksin yang lain.
Beberapa gejala tersebut antara lain :
1. Reaksi local, seperti :
a. Nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat
suntikan
b. Reaksi local lain yang berat, misalnya
selulitis
2. Reaksi sistemik, seperti :
a. Demam
b. Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia)
c. Nyeri sendi (atralgia)
d. Badan lemah
e. Sakit kepala
3. Reaksi lain, seperti :
a. Reaksi alergi misalnya urtikaria, oedem
b. Reaksi anafilaksis
c. Syncope/ pingsan
Jenis Indikator Outcome
Satuan Persen
Pengukuran
Numerator Jumlah kasus KIPI
(pembilang)
Denominator Jumlah pasien dilakukan tindakan imunisasi
(penyebut)
Target 90%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Seluruh pasien teridentiFikasi KIPI yang telah
mendapatkan imunisasi di FKTP tersebut

Kriteria Eksklusi:
Pasien yang diberikan imunisasi di FKTP lain
Formula
Jumlah kasus KIPI
x 100
Jumlah pasien yang dilakukan Tindakan imunisasi

Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder

Instrumen Formulir KIPI


Pengambilan
Data
Besar Sampel Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan

Cara StratiFied Random Sampling


Pengambilan
S a m p el
P e rio d Bulanan
e
Pengumpulan
Data

Penyajian Data □ Tabel


□Run chart

Periode Bulanan, Semesteran, Tahunan


Analisis dan
Pelaporan Data
Penanggung Penanggung Jawab Imunisasi
Jawab
N. Ruang KIA = Kelengkapan pengisian kartu ibu hamil

Judul Indikator Kelengkapan pengisian kartu ibu hamil


Dasar 4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pemikiran Keselamatan Pasien.
5. Pendokumentasian yang baik dapat memberikan
gambaran pelayanan yang diberikan serta proses
yang terjadi pada pelayanan asuhan kebidanan pada
ibu hamil
6. Untuk menjamin kelengkapan pengisian kartu
ibu hamil maka diperlukan indikator yang
mengukur dan memonitor tingkat kepatuhan
pemberi pelayanan dalam melakukan proses
pengisian kartu ibu hamil. Dengan adanya
indikator tersebut diharapkan pemberi
pelayanan akan menjadikan pengisian kartu
ibu hamil sebagai proses rutin dalam proses
pelayanan.
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk
Mengisi kelengkapan kartu ibu hamil dalam
melakukan tindakan pelayanan.
DeFinisi Kartu ibu merupakan alat pendokumentasian
Operasional kesehatan ibu dan anak yang mampu memberikan
informasi penting tentang kondisi ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas sekaligus dapat mendeteksi
resiko tinggi yang pada akhirnya dapat menekan angka
kematian ibu dan bayi
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kartu ibu hamil yang disurvey dalam 1
(pembilang) bulan yang diisi lengkap

Denominator Jumlah kartu ibu hamil yang disurvey dalam


(penyebut) 1 bulan
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua kartu ibu ibu hamil

Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula
Jumlah kartu ibu hamil yang disurvey dalam
1 bulan
x 100%
Jumlah kartu ibu hamil yang disurvey dalam 1
bulan

Metode Survey
Pengumpulan
Data
Sumber Data Kartu ibu hamil pada rekam medik
Instrumen Formulir Observasi Kelengkapan Pengisian Kartu
Pengambilan Ibu Hamil
Data
Besar Sampel 3. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
4. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data

Penyajian Data □ Tabel


□ Run chart
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis dan
Pelaporan Data
Penanggung Penanggung Jawab KIA
Jawab
O. Ruang Gizi = Pelayanan Konseling gizi kepada semua pasien

Judul Indikator Semua Pasien yang Mendapat Konseling Gizi


Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No 23 Tahun 2014
tentang Upaya perbaikan Gizi
Dimensi Mutu Efektif, efisien serta Patient’s Safety
Tujuan Pelayanan paripurna bagi pasien konseling gizi
Definisi Konseling gizi adalah suatu proses pemberian
Operasional bantuan yang dilakukan oleh petugas konseling
dengan pelanggan,agar memperoleh pengertian
yang lebih baik tentang dirinya dan permasalahan
gizi yang dihadapi, sehingga mampu mengambil
atau membuat keputusan serta memecahkan
masalah.
Jenis Indikator Hasil
Satua Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang berkunjung ke Puskesmas
(Pembilang)
Denominator Jumlah pasien yang dirujuk ke poli gizi
(Penyebut)
Target 5%
Pencapaian
Kriteria Seluruh pasien yang dirujuk ke poli gizi
Formula Jumlah pasien yang dirujuk ke poli gizi x 100%
Jumlah pasien yang berkunjung ke Puskesmas
Metode Wawancara
pengumpulan
Data
Sumber Data Register Poli

Gizi Instrumen Data Sekunder


Pengambilan
Data
Besar Sampel
Total Sampel
Cara Total sampel

Pengambilan
Sampel
Periode
Bulanan
Pengumpulan
Data Penyajian Data
Periode Analisis
dan Pelaporan Tabel
Bulanan, Tahunan

Data
Penanggung Jawab
Nutrisionis
P. Ruang Kesehatan Lingkungan = Rujukan PBL ke klinik sanitasi

Judul Indikator Rujukan PBL ke klinik sanitasi


Dasar Pemikiran Permenkes Nomor 13 Tahun 2015 menyebutkan bahwa untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat dan mencegah
penyakit dan atau gangguan kesehatan dari faktor resiko
lingkungan serta dalam rangka mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan, perlu
diselenggarakan pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas.
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien (Safe)
Tujuan Menurunkan angka penyakit atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor Risiko Lingkungan dan meningkatnya
kualitas kesehatan lingkungan
Definisi Pelayanan pasien yang menderita penyakit yang diakibatkan oleh
faktor resiko lingkungan:
Operasional
1. Hasil konseling dicatat dibuku register menunjukkan
kecenderungan berkembang penyakit akibat factor kesehatan
lingkungan
2. Tenaga sanitarian membuat janji kunjungan rumah dengan
pasien/keluarganya
3, Inspeksi dilakukan pengamatan fisik media lingkungan
4. Pengukuran media lingkungan ditempat
5. Uji laboratorium
6. Inspeksi dilakukan terhadap media air. udara, tanah pangan,
sarana dan bangunan serta vector dan binatang pembawa penyakit
Proses
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase (%)
Pengukuran
Numerator Jumlah PBL yang di konseling dengan ispa,diare, scabies
(pembilang)
Denominator Jumlah periksa ke puskesmas
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Pelayanan konseling sanitasi pada pasien ispa,diare,scabies
Formula

Metode Observasional retrospektif


Pengumpulan
Data
Sumber Data Survey berdasarkan buku register pelayanan
Instrumen Formulir Konsultasi
Pengambilan Data
Besar Sampel Jumlah yang berkunjung ke Puskesmas dengan ispa, diare dan

scabies
Cara Pengambilan Setiap hari
Sampel Periode Pengumpulan Data
Penyajian Data
Bulanan

Tabel, grafik

PeriodeAnalisisBulanan, Semestar,Tahunan
danPelaporan Data
PenanggungSanitarian

Jawab
Q. Ruang Laboratorium = Waktu tunggu pemeriksaan <120 menit

Judul Indikator Waktu Tunggu Pemeriksaan <120 Menit


Dasar Pemikiran • UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

PInedraotnuersaina MNoemntoeri3K7eTseahautnan20(P1M2

tKen) tRanegpuPbelnikgelolaan laboratorium kesehatan


puskesmas
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Indeks Kepuasan
Masyaraka
• Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2004 tentang Indeks Kepuasan Masyarakat
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
857/Menkes/SK/IX/2009 tentang Pedoman Penilaian
Kinerja Sumber Daya Manusia di Puskesmas
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan • Agar pasien mendapatkan pelayanan yang cepat,tepat dan
akurat
• Agar petugas ruangan dan pasien bisa mengetahui kapan hasil
Laboratorium keluar
• Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium untuk pemeriksaan
Operasional laboratorium adalah tenggang waktu mulai pasien diambil sampel
sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
(pembilang) pasien yang di survey dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang di survey dalam
(penyebut) bulan tersebut.
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Petugas Laboratorium

Kriteria Eksklusi:
Tidak Ada
Formula
Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium pasien yang di survey dalam satu
bulan
x 100 %
Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang di survey dalam bulan terseb
Observasi
Metode
Pengumpulan
Data
Sumber Data InstrumenHasil
Pengambilan
observasiData
Besar Sampel Cara Pengambilan Sampel Periode
Formulir pencapaian Pengumpulan
waktu Data
tunggu pasien laboratorium
Penyajian Data

<120 Menit
Non probability Sampling – Consecutive sampling

Bulanan


Tabel
□Run chart
Periode Analisis Triwulanan, Semesteran, Tahunan
danPelaporan
Data
PenanggungPenanggung Jawab Laboratorium Jawab
R. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi

Judul Indikator Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi


Dasar Pemikiran • UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

PerarmkteiknkKelsinRisI bNaogmi Doro5ktTerahdui


nFa2s0i1li4tatsePnetalanygaPnanduan Kesehatan Primer
• Keputusan Menteri Kesehatan RI, no.
1479/MENKES/SK/X/2003 tentang pedoman
penyelenggaran sistem surveilans epidemiolog penyakit
menular dan penyakit tidak menular terpadu
• Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang standar pelayanan
minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota
Dimensi Mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu
Tujuan • Sebagai acuan tatalaksana penyakit hipertensi
• Terselenggarakannya upaya pengendalian factor resiko
Hipertensi di Puskesmas
• Terselenggarakannya surveilans dan monitoring Hipertensi,
serta deteksi dini dan tatalaksana Hipertensi
Definisi Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan
Operasional tekanan darah di dalam arteri. Dikatakan tekanan darah tinggi
jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau
keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik.
Pelayanan Kesehatan Hipertensi adalah upaya Kesehatan yang
dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit Hipertensi pada
masyarakat guna untuk menurunkan angka kesakitan, komplikasi
dan kematian akibat hipertensi
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah semua pasien HT pada tahun berjalan di
(pembilang) wilayah kerja Puskesmas
Denominator Jumlah semua kasus HT yang diobati pada
(penyebut) tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pasien penderita Hipertensi

Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula
Jumlah semua pasien HT pada tahun berjalan
di wilayah kerja Puskesmas
x 100 %
Jumlah semua kasus HT yang diobati pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas
Observasional retrospektif
Metode
Pengumpulan
Data
Sumber Data Instrumen Pengambilan Data
Retrospektif
Formulir
Besar Sampel Cara Pengambilan HasilPeriode
Sampel Pemeriksaan Hipertensi
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Total sampel Total sampel

Bulanan

□ Tabel
□Run chart
Periode AnalisisTriwulanan, Semesteran, Tahunan danPelaporan
Data
Penanggung JawabPenanggung jawab Program PT M
S. Manajemen Risiko

Judul Indikator Manajemen Risiko


Dasar Pemikiran ● Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

● Undang-undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan



Peraturan Menteri Kesehatan
Pedoman Pencegahan Nomor 27 Tahun
dan Pengendalian Infeksi2017 tentang
di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan

● Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang


Keselamatan Pasien

● Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat

Dimensi Mutu Dapat diterima/berfokus pada pasien, akan, efisien


Tujuan 1. Meminimalkan kemungkinan kejadian yang memiliki
konsekuensi negatif bagi konsumen/pasien, staf dan
organisasi.

2. Meminimalkan risiko kematian, cedera dan/atau penyakit


bagi konsumen/pasien, karyawan dan orang lain sebagai
akibat dari pelayanan yang diberikan

Definisi 1. Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang


Operasional berdampak negatif terhadap pencapaian sasaran organisasi

2. Manajemen risiko adalah proses yang proaktif dan kontinu


meliputi identifikasi, analisis, evaluasi, pengendalian,
informasi komunikasi, pemantauan dan pelaporan risiko,
termasuk berbagai strategi yang dijalankan untuk mengelola
risiko dan potensinya

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator jumlah insiden risiko yang terjadi di wilayah Puskesmas
(pembilang) Mulyorejo
Denominator jumlah potensi risiko di wilayah Puskesmas Mulyorejo
(penyebut)
Target Pencapaian 85%
Kriteria: Kriteria inklusi : semua unit pelayanan dan program
Kriteria eksklusif : tidak ada

Formula jumlah insiden risiko yang terjadi di wilayah Puskesmas


Mulyorejo x 100 %
Jumlah potensi risiko di wilayah Puskesmas Mulyorejo

Metode
Pengumpulan Laporan
Data
Sumber Data Instrumen Pengambilan Data
Laporan tahunan
Besar Sampel Formulir Identifikasi Risiko

total sample
Cara total sample
Pengambilan
Sampel Periode
Pengumpulan Data Tahunan
Penyajian Data
Tabel Tahunan
Periode Analisis

danPelaporan
Data
Penanggung JawabPenanggung Jawab Manajemen Risiko

Anda mungkin juga menyukai