Anda di halaman 1dari 59

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)

UPTD PUSKESMAS KILAN


TAHUN 2023

UPTD PUSKESMAS KILAN


DAFTAR ISI

SAMPUL

DAFTAR ISI.

1. INDIKATOR PENGGUNAAN APD (ALAT PELINDUNG DIRI). 1

2. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN 3

3. KETEPATAN KEBERSIHAN TANGAN 4

4. KEPATUHAN PENANDAAN OBAT HIGH ALERT DAN LASA. 7

5. PROFIL INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN (ISKP) 8

6. KOMUNIKASI EFEKTIF 18

7. PHBS TATANAN TEMPAT KERJA. 19

8. INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PASCA KATETERISASI 20

9. PHLEBITISHARI KE-2 PEMASANGAN INFUS. 22

10. INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO). 23

11. INFEKSI PASCA TINDAKAN GIGI-ABSES GIGI 24

12. KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) 25

13. INFEKSI POST PARTUM. 26

14. KESEHATAN LINGKUNGAN 27

15. PELAYANAN IBU HAMIL SESUAI STANDAR 28

16. KESEHATAN BALITA. 30

17. KESEHATAN ANAK USIA PENDIDIKAN DASAR. 31

18.PEMANTAUAN DAN PERAWATAN BALITA GIZI BURUK 32

19. INVESTIGASI KONTAK TB. 33

20. IMUNISAIS TD2 34

21. SKRINING IVA TES PADA WANITA USIA SUBUR 35

22. SKRINING PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) 36

23. PERKESMAS. 37

24. WAKTU TUNGGU RESEP OBAT JADI. 38

25. WAKTU TUNGGU PELAYANAN OBAT RACIKAN 39

26.WAKTU TUNGGU HASIL LABORATORIUM 40


1. INDIKATOR PENGGUNAAN APD (ALAT PELINDUNG DIRI)

JUDUL INDIKATOR INDIKATOR PENGGUNAAN APD

1. Permenkes no.11 tahun 2017 tentang keselamat

Dasar Pemikiran pasien pada pasal 5 ayat 5

2. Permenkes no.27 tahun 2017 tentang PPI di fasyankes


pasal 3 ayat 1

3. KEPMENKES RI No. HK 01.07/MENKES/413/2020

tentangpencegahan dan pengendalian coronavirus

disease 2019

4. FKTP harus memperhatikan kepatuhan pemberi

pelayanan dalam menggunakan APD sesuai prosedur

Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan pasien(Safe)

Untuk menghalangi pajanan bahan infeksius pada kulit,

Tujuan mulut, hidung, atau mata (selaput lendir) tenaga

Kesehatan, pasien atau pengguna kesehatan

Definisi Operasional Alat pelindung diri atau APD adalah perangkat alat
yangdirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi
zat,partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakaiannya dari cidera atau penyebaran infeksi atau
penyakit.

Jenis jenis level APD yaitu:

Level 1 (unit loker, kamar obat, dapur,laboratorium)

 Masker surgical
 Handshcoen
 Baju kerja

Level 2 (unit ranap, UGD, VK, poli)

 Gaun panjang
 Masker bedah
 ·Googles/face shield
 Penutup Kepala
 Sarung Tangan

Level 3 (ruang isolasi, UGD, VK)

Jenis Indikator Input

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator(pembilang) Jumlah petugas yang diamati dalam menggunakan APD

dan sudah sesuai dengan standart

Denumenator (penyebut) Jumlah petugas yang diamati kepatuhannya dalam


menggunakan APD

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria inklusi:

Semua petugas pelayanan yang menggunakan APD


Kriteria eksklusi : Tidak ada

Jumlah petugas yang diamati dalam menggunakan APD

Formula dan sudah sesuai dengan standart---------------X100%

Jumlah petugas yang diamati kepatuhannya dalam


menggunakan APD

Desain Pengumpulan Data Concurrent (survei harian)

Sumber Data Form monitoring kepatuhan petugas menggunakan APD

Instrument Pengambilan data Formulir

Besar Sampel Total sampling (penghitungan sampel menggunakan

rumus slovin)

Frekuensi Pengumpulan Data


Bulanan

Periode Pelaporan Data


Bulanan

Periode Analisis Data Bulanan

Penyajian Data Tabel

Penanggung Jawab Penanggung Jawab PPI


2. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

JUDUL INDIKATOR KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang


Dasar Pemikiran
Keselamatan Pasien

Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan pasien (Safe)

Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga


keselamatan pasien, khususnya dalam proses pemberian
layanan kesehatan berupa ketepatan dalam melakukan
identifkasi pasien.

Definisi Operasional Prosedur identifikasi pasien adalah kegiatan menanyakan2


(dua) identitas yaitu nama, umur atau tanggal lahir sebagai
acuan dalam mencocokkan identitas pasien sebelum
tindakan dilakukan seperti sebelum mengambil sampel
laboratorium, sebelum melakukan prosedurtindakan
keperawatan kemudian mencocokkan denganstatus rekam
medis, sebelum memberikan obat, sebelummengambil
sampel laboratorium, sebelum melakukanprosedur
tindakan keperawatan kemudian mencocokkandengan
status rekam medik.

Jenis Indikator Output

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator(pembilang) Jumlah pemberi layanan kesehatan yang


dilakukanpengukuran identifikasi pasien dengan tepat dan
benarselama 1 bulan.

Denumenator Jumlah keseluruhan pemberi layanan yang dilakukan

(penyebut) pengukuran identifikasi pasien

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Seluruh petugas yang memberikan pelayanan yang

dilakukan pengukuran identifikasi

Formula Jumlah petugas yang melakukan identifikasi pasien

dengan tepat dan benar___________ x100%

Jumlah petugas yang melakukan identifikasi pasien

Desain Prospektif

Pengumpulan Data

Sumber Data Hasil observasi/pengamatan

Instrument Pengambilan data Lembar Observasi/ Form penilaian Identifikasi pasien

Total sampling (penghitungan sampel menggunakan


Besar Sampel
rumus slovin
Frekuensi
Harian
PengumpulanData

Periode Pelaporan Data Bulanan

Periode Analisis Data Bulanan

Penyajian Data Tabel Grafik

Penanggung Jawab Ketua TIM Keselamatan Pasien

3
3. KETEPATAN KEBERSIHAN TANGAN

JUDUL INDIKATOR KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan


Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di

Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

3. Keputusan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia


tentang Pedoman Pencegahan danPengendalian
Corona virus 2019 (COVID-19).4. Rumah sakit harus
memperhatikan kepatuhanseluruh pemberi pelayanan
dalam melakukancuci tangan sesuai dengan ketentuan
WHO.

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan


kesehatansebagai dasar untuk memperbaiki
danmeningkatkan kepatuhan agar dapat
menjaminkeselamatan petugas dan pasien dengan
caramengurangi resiko infeksi yang terkait
pelayanankesehatan

Definisi Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan


menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan
tampak kotor atau terkena cairantubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs) dengan
kandungan alkohol60-80% bila tangan tidak tampak
kotor.

2. Kebersihan tangan yang dilakukan denganbenar adalah


kebersihan tangan sesuai indikasidan langkah
kebersihan tangan sesuairekomendasi WHO.

3. Indikasi alasan mengapa kebersihan tangandilakukan


pada saat tertentu sebagai upayauntuk menghentikan
penularan mikroba selamaperawatan.

4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tanganterdiri


dari:

a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu

Sebelum menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien


atau pakaian pasien,sebelum menangani obat-obatan
dan sebelum menyiapkan makanan pasien.

b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu

setelah menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.

c.Sebelum melakukan prosedur aseptic

adalah kebersihan tangan yang dilakukan sebelum


melakukan tindakan steril atau aseptik, contoh :
pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan luka,
pemasangan kateter urin, suctioning, pemberian
suntikan dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairkan tubuh pasien
seperti muntah, darah,nanah,urin,feces,produksi drain,
setelah melepas sarung tangan steril dan setelah
melepas APD.pasien adalah melakukan kebersihan
tangan setelah tangan petugas menyentuh permukaan,
sarana prasarana, dan alat kesehatan yang ada di
lingkungan pasien, meliputi : menyentuh tempat tidur
pasien, linen yang terpasang di tempat tidur, alat-alat di
sekitar pasien atau peralatan lain yang digunakan
pasien.

5. Peluang adalah periode di antara indikasi dimana tangan


terpapar kuman setelahmenyentuh permukaan
(lingkungan ataupasien) atau tangan menyentuh zat
yangterdapat pada permukaan.

6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukanadalah


kebersihan tangan yang dilakukansesuai peluang yang
diindikasikan.

7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medisdan tenaga


kesehatan.

8.Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalahpenilaian


kepatuhan pemberi pelayanan yangmelakukan
kebersihan tangan dengan benar.

9. Observer adalah orang yang melakukanobservasi atau


penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.

10.Periode observasi adalah kurun waktu yangdigunakan


untuk mendapatkan minimal 200peluang kebersihan
tangan di unit sesuaidengan waktu yang ditentukan
untuk melakukanobservasi dalam satu bulan.

11.Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan


observasi maksimal 20 menit (rerata10 menit).

12.Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasiadalah


jumlah pemberi pelayanan yangdiobservasi da1am satu
periode observasi.

13.Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada


waktu observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar
dapat mencatat semua indikasikegiatan yang dilakukan.

Kriteria Tidak ada

Formula Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan

x100%

Jumlah total peluang kebersihan tangan yangseharusnya


dilakukan dalam periode observasi

Desain Pengumpulan Data Observasi

Sumber Data Hasil observasi

Instrumen pengambilan data Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan


Besar Sampel Minimal 200 peluang

Frekuensi Pengumpulan Data Non probability Sampling-Consecutive sampling

Periode Pelaporan Data Bulanan

Periode Analisis Data Bulanan,Triwulan,Tahunan

Penyajian Data -Tabel

-Run chart

Penanggung Jawab Komite PPI Puskesmas

7
4. KEPATUHAN PENANDAAN OBAT HIGH ALERT DAN LASA

JUDUL INDIKATOR PENANDAAN OBAT HIGH ALERT DAN LASA

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentangKeselamatan


Pasien,Kepatuhan petugas dalam melakukan penandaan obat-obatan
yang perlu diwaspadai (High Alert ) dan obat LASAoleh farmasi

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga keselamatan pasien


dengan cara melakukan penandaan obat yang diwaspadai dan obat-
obat LASA

Definisi Operasional Obat yang perlu diwaspadai (high alert) adalah sejumlahobat-obatan
yang memiliki resiko tinggi menyebabkanbahaya yang besar pada
pasien jika tidak digunakansecara tepat. Sedangkan LASA(Look Alike
Sound Alike) yaitu obat yangmemiliki kemasan yang terlihat sama dan
terdengar samadalam pengucapannya saat terdengar.

Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator(pembilang) Jumlah jenis obat-obat yang perlu diwaspadai dan obat-


obatan(pembilang) LASA yang diberikan penandaan di ruang farmasi

Denumenator Jumlah keseluruhan jenis obat-obat yang perlu diwaspadai dan obat-
obatan LASA yang tersedia di ruang farmasi
(penyebut)

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria Inklusi:

Semua obat-obat yng ada di ran farmasi yang high alertdan LASA

Kriteria eksklusi:

Tidak ada

Formula Jumlah obat High alert dan LASA yang diberi penandaanx100%

Jumlah semua obat high alert dan LASA

Desain Pengumpulan Data Observasi harian/concurrent

Sumber Data Observer

Instrument
Lembar Observasi
Pengambilandata

Besar Sampel Total sampling

Frekuensi
Bulanan,triwulan,tahunan
PengumpulanData

Periode Pelaporan Data Bulanan,Triwulanan,tahunan

Periode Analisis Data Bulanan,Triwulanan

Penyajian Data Tabel □ Grafik □

Penanggung Jawab Ketua TIM Keselamatan Pasien


5. IDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR
JUDUL INDIKATOR Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar

Dasar Pemikiran 1.Peraturan Menteri Kesehatan republic Indonesia


nomor11 tahun 2017 tentang Keselamatan pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun


2019tentang puskesmas

Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan pasien (Safe)

Tergambamya upayaPuskesmas dalam


Tujuan menjaga

keselamatan pasien

Definisi Operasional Pelaksanaan standar identifikasi pasien pada


pemberianidentitas pasien untuk pasien rawat inap
merupakankegiatan untuk memastikan identitas pasien
denganmenggunakan gelang identifikasi sebagai berikut:

Identitas pada gelang minimal tiga informasi yaitu


namalengkap,tanggal lahir dan Nomor Rekam Medik.

Warna gelang identifikasi yaitu:

·Biru: untuk pasien laki-laki

·Pink: untuk pasien perempuan

·Merah: untuk pasien risiko alergi

·Kuning: untuk pasien risiko jatuh

Semua standar identitas pasien harus dilakukan dengan


tepat dan benar, apabila ada salah satu atau lebih
elemen yang tidak dilaksanakan maka dinyatakan
Kejadian Nyaris Cidera(KNC).

Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator(pembilang) Jumlah pasien yang dilaksanakan standar identitas

dengantepat dan benar dalam 1 bulan

Denumenator
Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam 1 bulan
(penyebut)

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria inklusi:

·Seluruh pasien rawat inap yang memakai gelang

identifikasi

Kriteria eksklusi:

·Tidak ada

Formula Jumlah pasien yang dilaksanakan standar identitas


dengan tepat dan benar dalam 1 bulan (pasien)
---------------------------------------------------------x100%

Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam 1 bulan

Desain Concurrent (survei harian)

Pengumpulan Data

Sumber Data Form monitoring kepatuhan petugas menggunakan APD

Instrument
Formulir
pengambilan data

Besar Sampel Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu

dengan melihat/observasi seluruh kegiatan pemakaian

gelang identifikasi pasien dalam satu bulan.

Frekuensi
Bulanan
Pengumpulan Data

Periode Pelaporan Data Bulanan

Periode Analisis Data Bulanan

Penyajian Data Tabel

Penanggung Jawab Koordinator Rawat Inap, UGD,Koordinator Poned


10
5. MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
JUDUL INDIKATOR Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif

Dasar Pemikiran 1.Peraturan Menteri Kesehatan republic


Indonesia nomor11 tahun 2017 tentang
Keselamatan pasien

2.Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43


tahun 2019tentang puskesmas

Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan pasien (Safe)

Tujuan Tergambarnya upaya Puskesmas dalam

menjagakeselamatan pasien dengan


prosedur pemberian obatdengan teknis
TBAK

Definisi Operasional Kepatuhan prosedur pemberian obat pada


instruksi verbalyang dimaksud adalah
kesesuaian antara order dantindakan ketika
dilakukan instruksi verbal dengan
dilakukanTBAK (Tulis,Baca Kembali) dengan
tepat dan benar untukinstruksi obat.

Prosedur TBAK adalah kegiatan untuk


memastikan setiapintruksi verbal agar
dilakukan dengan benar dan sesuaiinstruksi,
melalui kegiatan membacakan kembali
instruksi,dan mengkonfirmasi bahwa apa
yang sudah dituliskandengan dibaca ulang
dan/atau dengan ejaan huruf alfabetinstruksi
obat sound a like. Kegiatan dilanjutkan
denganmemberikan stempel TBAK pada
catatan instrusi danpemberi instruksi harus
segera menandatangi intruksitersebut paling
lambat dalam1x 24 jam

Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator(pembilang Jumlah prosedur pemberian obat pada


) instruksi verbaldilakukan prinsip TBAK
dengan tepat dan benar dalam 1bulan

Denumenator Jumlah seluruh hasil pemberian obat pada


instruksi verbal
(penyebut)
dilaporkan kepada DPJP oleh petugas
rawat inap.

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria inklusi:

·Seluruh hasil pemberian obat pada


instruksi verbal

dilakukan prinsip TBAK yang dilaporkan


olehpetugas

rawat inap kepada DPJP


Kriteria eksklusi:

·Tidak ada

Formula Jumlah prosedur pemberian obat pada


instruksi verbal dilakukan prinsip TBAK
dengan tepat dan benar dalam1 bulan(kali)

---------------------------------------------------------
x100%

Jumlah seluruh instruksi verbal yang


terdokumentasidalam 1 bulan(kali)

Desain Observasi

Pengumpulan Data

Sumber Data Laporan program

Instrument
Formulir
pengambilan data

Besar Sampel Pengumpulan data dilakukan dengan total


sampling,yaitu

dengan melihat/observasi seluruh kegiatan


pemakaian

gelang identifikasi pasien dalam satu bulan.

Frekuensi
Bulanan
Pengumpulan Data

Periode Pelaporan
Bulanan
Data

Periode Analisis Data Bulanan

Penyajian Data Tabel

Penanggung Jawab Koordinator Rawat Inap,UGD,Koordinator


Poned
6. MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT-OBATAN YANG HARUS
DIWASPADAI

JUDUL Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan


INDIKATOR Yang Harus Diwaspadai

Dasar Pemikiran 1.Peraturan Menteri Kesehatan republic


Indonesia nomor11 tahun 2017 tentang
Keselamatan pasien

2.Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43


tahun 2019tentang puskesmas

Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan pasien(Safe)

Tujuan Tergambarnya upaya Puskesmas dalam


menjagakeselamatan pasien untuk labelisasi
obat high alert

Definisi Kepatuhan pemberian label obat high alert


Operasional oleh farmasiyang dimaksud adalah ketepatan
pemberian label obathigh alert sesuai dengan
standar yang ditetapkanrumahsakit dengan
memperhatikan prinsip keselamatanpasien.

Obat - obatan yang perlu diwaspadai (high


alertmedication) adalah obat yang sering
menyebabkan terjadikesalahan serius
(sentinel event) dan obat yang beresikotinggi
menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan(adverse event)

Yang termasuk obat high alert.(lihat SPO Obat


HHigh Alert)sebagai berikut:

1. Glibenclamid

2.Aciclovir 200 mg2.

3.Aciclovir 400mg

4. Digoxin

5.Metformin 500 mg4.

6. Lidocain

7.Metformin 850 mg

8.Isosobid Dinitrat

9.Piracetam 400 mg

10.Diazepam

11.Piracetam 800 mg

12.Fenobarbital
13.Salbutamol 2 mg

14.Amlodipin 5mg

15.Salbutamol 4 mg

16.Amlodipin 10 mg

17.lbuprofen 200 mg

18.Captopril 12,5mg

19.Ibuprofen 400 mg

20.Captopril 25 mg

21.Metronidazole 250mg

22.Amoxicillin 250 mg

23.Metronidazole 500 mg

24.Amoxicillin 500 mg

Label harus diisi pada obat - obat diatas pada


bagian obatyang tidak menutupi identitas obat.
Apabila obat diatastidak diberikan label high
alert sesuai standar maka harusdilaporkan
sebagai KNC.
Proses

Satuan
Persen(%)
Pengukuran

Numerator Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai


(pembilang) standar

oleh farmasi dalam 1 bulan

Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau


Denumenator
dalam 1
(penyebut)
bulan

Target Pencapaian 100%

Kriteria inklusi:

·Seluruh prosedur pemberian obat high alert


yang
Kriteria:
dilaksanakan

Kriteria eksklusi:

·Tidak ada

Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai


standarolehfarmasi dalam 1 bulan (pcs)
Formula
x100%Jumlah seluruh obat high alert yang
dipantau dalam1 bulan (pcs)x 100

Desain Observasi

Pengumpulan
Data

Sumber Data Laporan Program

Instrument
Formulir
pengambilan data

Pengumpulan data dilakukan dengan total


sampling,yaitu dengan melaksanakan supervisi
Besar Sampel
label obat high alertoleh petugas gudang obat
untuk setiap obat high alert yangdiorder

Frekuensi
Bulanan
PengumpulanData

Periode Pelaporan
Bulanan
Data

Periode Analisis
Bulanan
Data

Penyajian Data Tabel

Penanggung
Unit Farmasi,Depo Obat Rawat Inap
Jawab
13
7.MEMASTIKAN LOKASI TINDAKAN YANG BENAR,PROSEDUR YANG BENAR,
TINDAKAN PADA PASIEN YANG BENAR
Memastikan lokasi tindakan yang benar,
JUDUL INDIKATOR prosedur yang

benar,tindakan pada pasien yang benar

Dasar Pemikiran 1.Peraturan Menteri Kesehatan republic


Indonesia nomor11 tahun 2017 tentang
Keselamatan pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43


tahun 2019tentang puskesmas

Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan pasien(Safe)

Tujuan Tergambamnya upaya Puskesmas dalam


menjaga

keselamatan pasien untuk labelisasi obat


high alert

Definisi Operasional Site marking yang dimaksud adalah tindakan


pemberiantanda identifikasi khusus untuk
penandaan sisi kanan ataukiri pada pasien
yang akan dilakukan tindakan operasidengan
prosedur yang tepat dan benar.Prosedur
sitemarking harus dilakukan oleh dokter
dengan penandaansebagai berikut: O dan
tanpa inisial nama dokter, pada sisilokasi
tindakan dalam penandaan, penandaan
dilakukanpada semua kasus mencakup
lateralitas (Kanan-kiri),multiple struktur (jari
tangan,jari kaki,lesi)
Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator(pembilang Jumlah obat yang diberi label high alert


) sesuai standar

oleh farmasi dalam 1 bulan

Denumenator Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau


(penyebut) dalam 1 bulan

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria inklusi:

·Seluruh prosedur pemberian obat high


alert yang

dilaksanakan

Kriteria eksklusi:

·Tidak ada

Formula Jumlah pasien yang dilakukan prosedur site


markingdengan tepat dan benar dalam 1
bulan (orang)
x10
0%Jumlah seluruh pasien yang akan
dilakukan tindakanoperasi dalam 1 bulan
(orang)

Desain Observasi

Pengumpulan Data

Sumber Data Laporan Program

Instrument
Formulir
pengambilan data

Besar Sampel Pengumpulan data dilakukan dengan total


sampling,yaitu

dengan melihat dokumentasi seluruh check


list

keselamatan pasien operasi dalam satu


bulan

Frekuensi
Bulanan
PengumpulanData

Periode Pelaporan Bulanan


Data

Periode Analisis Data Bulanan

Penyajian Data Tabel

Penanggung Jawab Koordinator UGD,Koordinator Poli gigi


15
8. MENGURANGI RISIKO INFEKSI AKIBAT PERAWATAN KESEHATAN

Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan


JUDUL INDIKATOR
Kesehatan

Dasar Pemikiran 1.Peraturan Menteri Kesehatan republic


Indonesia nomor11 tahun 2017 tentang
Keselamatan pasien

2.Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43


tahun 2019tentang puskesmas

Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan pasien (Safe)

Tujuan Tergambamya upaya Puskesmas dalam


menjagakeselamatan pasien khususnya dari
infeksi nosokomial

Definisi Operasional Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan


petugas dalammelakukan prosedur cuci
tangan dengan menggunakanmetode

6 langkah dan lima momen. Lima momen


yang dimaksudadalah:

1. Sebelum kontak dengan pasien

2. Sebelum melaksanakan tindakan aseptic

3.Setelah kontak dengan pasien

4.Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien

5. Setelah kontak dengan alat dan


lingkungan sekitar pasien

Jenis Indikator Proses & Outcome

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator(pembilang) Jumlah pasien yang dilakukan prosedur site


marking

dengan tepat dan benar dalam 1 bulan

Jumlah seluruh pasien yang akan dilakukan


Denumenator
tindakan
(penyebut)
operasi dalam 1 bulan

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria inklusi:

·Petugas puskesmas yang melakukan 5


momen

(sebelum kontak dengan pasien, sebelum

melaksanakan tindakan aseptic, setelah


kontak dengan

pasien, setelah kontak dengan cairan


tubuh pasien,

setelah kontak dengan alatt dan


lingkungan sekitar
pasien)

Kriteria eksklusi:

·Petugas puskesmas yang melakukan 5


momen

(sebelum kontak dengan pasien, sebelum

melaksanakan tindakan aseptic, setelah


kontak dengan

pasien, setelah kontak dengan cairan


tubuh pasien,

setelah kontak dengan alatt dan


lingkungan sekitar

pasien)

Formula Petugas puskesmas yang melakukan 5


momen (sebelumkontak dengan pasien,
sebelum melaksanakan
tindakanaseptic,setelah kontak dengan
pasien, setelah kontakdengan cairan tubuh
pasien, setelah kontak dengan alattdan
lingkungan sekitar pasien)

-
x100%Jumlah seluruh pasien yang akan
dilakukan tindakanoperasi dalam 1 bulan

Desain

Pengumpulan Data Observasi

Sumber Data Laporan Program

Instrument
Formulir
pengambilan data

Hanya bisa observasi langsung dengan


purposive

sampling ketika ada kegiatan yang


Besar Sampel
seharusnya dilakukan

kebersihan tangan dengan metode lima


momen.

Frekuensi
Bulanan
PengumpulanData

Periode Pelaporan
Bulanan
Data

Periode Analisis Data Bulanan

Penyajian Data Tabel

Penanggung Jawab Ketua Tim PPI


17
9. MENGURANGI RISIKO CEDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH

Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat


JUDUL INDIKATOR
Terjatuh

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan republic


Indonesia nomor11 tahun 2017 tentang
Keselamatan pasien

2.Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43


tahun 2019tentang puskesmas

Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan pasien(Safe)

Tujuan Kejadian pasien jatuh yang terjadi selama


dirawat diPuskesmas dapat menyebabkan
konsekuensi yang seriusdan bahkan
mengancam keselamatan banyak pasien.

Definisi Operasional Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami


insiden secaracepat dan tiba-tiba berpindah
posisi dari tempat tidur kelantai sampai
setengah atau lebih bagian tubuh berada
dilantai,sehingga memungkinkan pasien
mengalami cederaringan sampai berat atau
tidak menimbulkan cedera.

Jenis Indikator Proses &Outcome

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator(pembilang)Jumlah pasien jatuh selama 1(satu) bulan

Jumlah hari pasien dirawat menurut bangsal


Denumenator
perawatan
(penyebut)
dalam bulan yang sama

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria inklusi:

·Pasien jatuh yang terjadi saat berada di


unit rawat inapKriteria eksklusi:

·Tidak ada

Formula Jumlah pasien yang dilakukan prosedur site


marking

x10
0%Jumlah seluruh pasien yang akan
dilakukan tindakanoperasi dalam 1 bulan
(orang)

Desain Observasi

Pengumpulan Data

Sumber Data Laporan Program

Instrument
Formulir
pengambilan data

Besar Sampel Dicari dengan total sampling setiap ada


insiden pasienjatuh dengan dokumentasi
pelaporan IKP-RS yang dapatdicatat
berdasarkan format pelaporan yang
ditetapkanPuskesmas

Frekuensi
Bulanan
PengumpulanData

Periode Pelaporan Bulanan


Data

Periode Analisis Data Bulanan

Penyajian Data Tabel

Penanggung Jawab Koordinator Perawatan

18
10. KOMUNIKASI EFEKTIF

JUDUL
KOMUNIKASI EFEKTIF
INDIKATOR

Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun


Dasar Pemikiran 2017 tentang

Keselamatan Pasien

Dimensi Mutu Keselamatan,Efektif

Tujuan Meningkatkan komunikasi efektif melalui


metode SBAR

dan TBK saat melakukan komunikasi


verbal/lisan melalui

telpon,dimana komunikasi langsung tidak dapat


dilakukan

Definisi Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik


Operasional komunikasiyang disediakan untuk petugas
kesehatan dalammenyampaikan keadaan
pasien.

Komponen SBAR meliputi S (situation), B


(background ), A(Assesment) dan R
(Recommendation).

Penerapan metode komunikasi SBAR harus


diikuti denganteknik TBK agar tidak terjadi
kesalahan informasi.

TBK adalah teknik komunikasi lisan


menggunakan telpondengan menulis,
membaca ulang dan melakukankonfirmasi
pesan yang diterima oleh pemberi pesan.T:
menuliskan pesan yang disampaikan oleh
pemberipesan pada lembar konsultasi atau

B:membaca kembali pesan yang sudah ditulis


olehpemberi pesan. Selesai membacakan
pesan, penerimapesan mengikonformasi. Jika
instruksi terkait dengan obatLASA,maka
lakukan pengejaan dengan alpabet
Indonesia.K:konfirmasi instruksi oleh si
pemberi pesan denganjawaban "Ya atau Oke"
bila sesuai dengan istruksi yangdiberikan
sebelumnya.

Jenis Indikator Output

Satuan
Persentase
Pengukuran

Semua petugas yang menggunakan komunikasi


Numerator via telefon
(pembilang)
menggunakan metode SBAR dan tehnik TBK

Denumenator Semua petugas yang menggunakan komunikasi


(penyebut) via telefon
Target Pencapaian 100%

Semua petugas yang menggunakan komunikasi


Kriteria:
via telefon

Jumlah seluruh petugas yang menggunakan


Formula komunikasivia telefon dengan tehnik SBAR
Jumlah semua petugas yang melakukan
komunikasi viatelefon
Desain

Pengumpulan Survei Harian


Data

Sumber Data Observasi

Instrument
Lembar Observasi
pengambilandata

Penghitungan sampel menggunakan kaidah


Besar Sampel
slovin

Frekuensi
Harian
Pengumpulan
Data
11. PHBS TATANAN TEMPAT KERJA
JUDUL
PHBS TATANAN TEMPAT KERJA
INDIKATOR

Kementerian Kesehatan RI Pusat Promosi


Dasar Pemikiran Kesehatan
(Panduan PHBS) Bagi Petugas Puskesmas.
Dimensi Mutu Efektif dan efisien

Tujuan Agar seluruh pegawai di Puskesmas Pamulang


dapatmenerapkan PHBS untuk diri dan
lingkungan tempat kerjaMenurunkan angka
penyakit akibat kerja dan lingkungankerja
Definisi PHBS Tatanan tempat kerja adalah upaya
Operasional membudayakanPHBS masyarakat di tempat-
tempat kerja untuk mengenalimasalah dan
tingkat kesehatannya serta mampu
mengatasi,memelihara,meningkatkan dan
melindungi kesehatannyasendiri.
Jenis Indikator Output

Satuan
Persen(%)
Pengukuran

Numerator
Jumlah pekerja yang melakukan PHBS
(pembilang)

Denumenator Jumlah seluruh pekerja di Puskesmas


Pamulang
(penyebut)

Target
100%
Pencapaian

Kriteria: Kriteria Inklusi

- Jumlah pekerja yang melakukan PHBS

Kriteria Eksklusi

-Jumlah pekerja yang tidak melakukan PHBS

Jumlah pekerja yang melakukan PHBS

Formula x100%

Jumlah pekerja yang tidak melakukan PHBS

Desain Pengawasan, Bimtek, Sosialisasi


Pengumpulan

Data

Sumber Data Laporan Program

Instrument Lembar observasi

pengambilan data

Besar Sampel Total populasi

Frekuensi Bulanan,Triwulanan
Pengumpulan
Data

Periode Bulanan,Triwulanan

Pelaporan Data

Periode Analisis Bulanan,Triwulanan

Data

Penyajian Data Tabel,Grafik,Run chart

Penanggungjawab PJ Promkes

21
12. INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PASCA KATETERISASI

JUDUL INDIKATOR INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

Dasar Pemikiran 1.National healthcare safety network melaporkan


angkakejadian CAUTI sekitar 3,1 - 7,5 infeksi per
10000kateter-hari, untuk Indonesia angka kejaidan
CAUTIsecara pasti belum jelas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
KeselamatanPasien.
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
PedomanPencegahan dan Pengendalian Infeksi di
FasilitasPelayanan Kesehatan.
Dimensi Mutu Keselamatan,efektif dan efisien

Tujuan 1. Untuk mengukur adanya kejadian ISK di


PuskesmasPamulang
2.Menjamin keselamatan pasien yang terpasang
alatkesehatan untukmengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1.Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang
terjadiakibat penggunaanurine kateter menetap
(Indwellingcatheter)>2 hari kalender
2. Ditemukan setidaknya satu dari tanda atau gejala
klinisberikut:
·Demam(>38,0°C)
·Nyeri tekan suprapubik
·Nyeri atau nyeri pada sudut kosto-vertebralis
·Urgensi kemih
·Frekuensi kencing
·Disuria
3.Terdapat hasil test diagnostik
·Test carik celup (dipstick) positif untuk lekosit
esterase
dan atau nitrit
·Piuria (terdapat lebih dari 10 lekosit per ml atau
terdapat
3 lekosit per lapangan pandangan besar (mikroskop
kekutan tinggi/1000 kali dari urine tanpa dilakukan
sentrifugasi
·Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari
urine
yang tidak disentrifugasi.
·Paling sedikit 2 kultur urine ulangan didapatkan
uropatogen yangsama<10.5 koloni/ml kuman
patogen
tunggal.
Jenis Indikator Output

Satuan Pengukuran Per mil (‰)

Numerator (pembilang) Jumlah kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Denumenator Jumlah lama hari pemakaian kateter urine menetap


(penyebut)

Target Pencapaian <7,5 permil

Kriteria: Kriteria Inklusi:

·Semua pasien yang dipasang kateter di FKTP


terkaitlebih dari 2 harikalender.

Kriteria Eksklusi:

·Pasien yang dipasang kateter urine di FKTP lain

·Pasien yang dipasang kateter urine menetap di


FKTPterkait kurang dari2 hari kalender.

Jumlah pasien dengan ISK

Jumlah pasien yang dipasang kateter urin menetap 2 2


harix100%

ap ≥ 2 han x100%

Prospectif dan Retrospectif

Data primer dan sekunder

Formula Lembar Observasi

Seluruh pasien yang terpasang kateter urine menetap

Bulanan,Triwulanan

Bulanan,Triwulanan

Bulanan,Triwulanan

Tabel □ Grafik □Run chart

Ketua TIM PPI/Koordinator PPI


23
9. PHLEBITIS HARI KE-2 PEMASANGAN INFUS

JUDUL INDIKATOR PLEBITIS HARI KEDUA PEMASANGAN INFUS

Dasar Pemikiran 1.Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan


Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
PedomanPencegahan danPengendalian Infeksi di
Fasilitas PelayananKesehatan
Dimensi Mutu
Keselamatan,efektif,efisien
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAls pada angka kejadian
Plebitisakibat penggunaan kateter perifer line (infus) di
PuskesmasPamulang
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat
infusuntukmengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional Plebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan adanya
infeksipada daerah lokal tusukan infus ditemukan
tanda tanda merahseperti terbakar, bengkak, sakit bila
ditekan, ulkus sampaieksudat purulen atau
mengeluarkan cairan disebabkan baikoleh iritasi kimia
maupun mekanik yang sering disebabkan
olehkomplikasi terapi intravena.
Jenis Indikator
Output
Satuan Pengukuran
Per mil(%)
Numerator
(pembilang) Jumlah kasus pasien plebitis
Denumentor Jumlah pasien terpasang kateter intravena perifer
(penyebut) menetap hari
ke 2
Target Pencapaian
<5 permill
Kriteria: Kriteria Inklusi:
·Semua pasien yang terpasang intravena perifer
menetapKriteria Eksklusi:
·Tidak ada
Formula Jumlah pasien dengan phlebitis
Jumlah pasien yang dipasang kateter intravena
menetap hari ke 2 x1000
Desain
Prospectif
Pengumpulan

Data

Sumber Data
Data Primer
Instrument
Lembar Observasi
pengambilandata
Seluruh pasien yang terpasang kateter intravena
Besar Sampel
perifer
menetap.
Frekuensi
Bulanan,Triwulanan
Pengumpulan Data

Periode Pelaporan Bulanan,Triwulanan,tahunan

Data

Periode Analisis Data Bulanan,Triwulanan

Penyajian Data Tabel Grafik Run chart

Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/Koordinator PPI

24
20. KESEHATAN ANAK USIA PENDIDIKAN DASAR

JUDUL INDIKATOR PELAYANAN ANAK USIA PENDIDIKAN DASAR SESUAI


STANDAR
Dasar Pemikiran 1. Permenkes no 25 tahun 2014 tentang upaya
kesehatananak

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
MinimalBidang Kesehatan

Dimensi Mutu Keselamatan pasien,berorientasi kepada pasien,efektif,

efisien dan terintegrasi

Tujuan Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan

skrining kesehatan sesuai standar.

Definisi Operational Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota


dalammemberikan pelayanan skrining kesehatan anak
usiapendidikan dasar dinilai dari cakupan pelayanan
kesehatanpada usia pendidikan dasar sesuai standar di
wilayahkabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu
tahunajaran.

Jenis Indikator Proses,Output

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator Jumlah anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan 7


yangmendapat pelayanan skrining kesehatan di
(pembilang)
satuanpendidikan dasar di Puskesmas Pamulang pada
tahunberjalan

Denumenator Jumlah semua anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan


7yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pamulang pada
(penyebut)
tahunberjalan

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria Inklusi

Semua anak usia pendidikan dasar yang merupakan

peserta didik kelas 1 dan kelas 7 di satuan pendidikan

dasar yang berada di wilayah Puskesmas Pamulang

Formula yang mendapet peiayenan strining esohotan

di satuon pondidiken dasar x100%=

yang ada di wilayah lerja Puskesmac Pamulang

pada tahun berjalaa

Desain Pengumpulan Retrospektif


Data
Sumber Data Laporan program
Instrument
Formulir informed consent,Buku Rapor Kesehatanku
pengambilan data
Besar Sampel Anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan 7 yang
telahmendapat pelayanan skrining kesehatan di
PuskesmasPamulang

Frekuensi Bulanan,Triwulanan
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan,Triwulanan
Data
Bulanan,Triwulanan
Periode Analisis Data
Tabel dan grafik
Penyajian Data
Koordinator KIA
Penanggung Jawab
36
20. PEMANTAUAN DAN PERAWATAN BALITA GIZI BURUK

JUDUL INDIKATOR PEMANTAUAN DAN PERAWATAN BALITA GIZI BURUK

Dasar Pemikiran Kementerian kesehatan tahun 2017 Buku Saku

Pemantauan Status Gizi

Dimensi Mutu Keselamatan,efektif dan efisiensi

Tujuan 1. Untuk mengurangi cakupan balita underweight

2. Untuk mencegah dan menurunkan angka


kejadianstunting pada bayi dan balita

3. Evaluasi perkembangan status gizi balita

Definisi Operational Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak


balitaakibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000
HariPertama Kehidupan (HPK), dengan dasar
pengukuranindeks panjang badan menurut umur (PB/U)
atau tinggibadan menurut umur (TB/U) yang mempunyai
nilai Z-Scoredibawah-2SD dan menjadi buruk apabila
berada dibawah-3SD

Jenis Indikator Output

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator(pembilang) Jumlah balita stunting yang dirawat

Denumenator Seluruh balita yang dilakukan pemantauan tumbuh


(penyebut) kembang

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria Inklusi:

· Semua balita di wilayah kerja Puskesmas


PamulangKriteria Eksklusi:

·Balita luar wilayah Puskesmas

Formula
Jumlah balita stunting yang dirawat
--------------------------------------------------X 100%
Seluruh balita yang dilakukan pemantauan tumbuh
Desain Pengumpulan Prospesktif
Data
Sumber Data Laporan program

Instrument Lembar observasi


pengambilan data
Besar Sampel Total populasi

Frekuensi Bulanan,Triwulanan
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan
Bulanan,Triwulanan
Data
Periode Analisis Data Bulanan,Triwulanan

Penyajian Data Tabel,grafik,dan Run Chart

Penanggung Jawab PJ Program Gizi

37
21. INVESTIGASI KONTAK TB

JUDUL INDIKATOR INVESTIGASI KONTAK TB

Dasar Pemikiran
1 Peraturan Menteri Kesehatan No. 67 tahun
2016tentang penanggulangan TB

2. Pedoman nasional pengendalian


Tuberculosis,Kemenkes tahun 2014.

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Menjadi pedoman dalam menjaring suspek TB paru pada

kontak erat dari penderita TB paru BTA positif

Definisi Operational Investigasi kontak TB adalah pemeriksaan yang


dilakukanpada anggota keluarga atau masyarakat
dimana penderitaTB BTA positif tinggal satu rumah atau
satu lingkungan dansempat berinteraksi dengan orang
lain dalam pengobatanOAT

Jenis Indikator Output

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator (pembilang) Jumlah yang dilakukan investigasi kontak TB

Denumenator(penyebut Jumlah seluruh masyrakat yang kontak dengan penderita


) TB

Target Pencapaian 90%

Kriteria: Kriteria Inklusi:

· Jumlah seluruh masyarakat penderita TB BTA


positifKriteria Eksklusi:

·Jumlah masyarakat yang tidak menderita TB

Formula
Jumlah yang dilakukan investigasi kontak TB

----------------------------------------------------------------x100%

Jumlah seluruh masyarakat yang kontak dengan


penderita

Desain Pengumpulan
Penyelidikan langsung
Data
Sumber Data Laporan program

Instrument pengambilan Lembar observasi

data

Besar Sampel Total populasi

Frekuensi Bulanan,Triwulanan
Pengumpulan
Data
Periode Pelaporan Data Bulanan,Triwulanan

Periode Analisis Data Bulanan,Triwulanan

Penyajian Data Tabel,grafik,dan Run Chart

Penanggung Jawab PJ tracing TB

38
22.IMUNISAIS TD2
PRESNTASE IBU HAMIL MENDAPATKAN IMUNISASI
TD2
JUDUL INDIKATOR
BUMIL

Dasar Pemikiran Modul pelatihan tenaga pelaksana imunisasi di puskesmas

tahun 2015

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien

Tujuan Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tetanus

Difteri pada ibu hamil

Definisi Operational Tindakan pemberian vaksin TD2 kepada ibu hamil

Jenis Indikator Output

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator(pembilang) Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TD2

Denumenator
Jumlah ibu hamil
(penyebut)

Target Pencapaian 80%

Kriteria: Kriteria Inklusi.

· Semua ibu hamil yang mendapatkan imunisasi


TD2Kriteria Eksklusi

·Semua ibu yang tidak hamil

Formula
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasiTD2X0

jumiah ibu hamil

Desain Pengumpulan
Pencatatan langsung
Data

Sumber Data Laporan program

Instrument Lembar observasi


pengambilan data

Besar Sampel Total populasi

Frekuensi Bulanan,Triwulanan
Pengumpulan Data

Periode Pelaporan
Bulanan,Triwulanan
Data

Periode Analisis Data Bulanan,Triwulanan

Penyajian Data Tabel,grafik,dan Run Chart

Penanggung Jawab PJ Imunisasi


39
23. SKRINING IVA TES PADA WANITA USIA SUBUR

JUDUL INDIKATOR SKRINING IVA TES PADA WANITA USIA SUBUR(WUS)

Dasar Pemikiran 1. Buku acuan pencegahan kanker payudara dan leher


Rahim tahun 2015
2.Permenkes No. 34 tahun 2015 tentang
penanggulangan
kanker payudara dan leher rahim
Dimensi Mutu Keselamatan,efektif dan efisien

Tujuan Deteksi dini menggunakan metode IVA


bertujuanmengidentifikasi mereka yang mengalami lesi pra
kankersehingga dapat memperoleh terapi segera untuk
memutusperjalanan hidup lesi prekanker sebelum menjadi
kanker

Definisi Oerational ·IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat)


merupakanmetode sederhana untuk deteksi dini kanker
leher rahimdengan menggunakan asam asetat.

· Pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker payudara


dankanker leher rahim

Jenis Indikator Output

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator(pembilang
Wanita usia subur yang melakukan IVA test
)

Denumenator
Semua wanita usia subur
(penyebut)

Target Pencapaian 30%

Kriteria: Kriteria Inklusi:

· Semua wanita usia subur yang melakukan IVA testKriteria


Eksklusi:

·Semua wanita diluar usia subur

Formula
Wanita usia subur yang melakukan IVA testAtestx100%=

Semua wanita usia subur

Desain Pengumpulan
Pencatatan langsung
Data

Sumber Data Laporan program

Instrument Lembar observasi


pengambilan data

Besar Sampel Total populasi

Frekuensi Bulanan,Triwulanan
Pengumpulan Data

Periode Pelaporan
Bulanan,Triwulanan
Data

Periode Analisis Data Bulanan,Triwulanan

Penyajian Data Tabel,grafik,dan Run Chart

Penanggung Jawab PJIVA

40
24. SKRINING PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

JUDUL INDIKATOR SKRINING PTM PADA PENDUDUK 15-59 TAHUN

Dasar Pemikiran Permenkes No. 71 tahun 2015 tentang penanggulangan

Penyakit Tidak Menular

Dimensi Mutu Keselamatan,efektif dan efisien

Tujuan Untuk melakukan skrining secara dini terhadap masyarakat


yang

memiliki faktor risiko terhadap penyakit tidak menular

Definisi Operational Masyarakat diatas 15 tahun yang memiliki faktor risiko


penyakit

tidak menular yang dilakukan pemeriksaan faktor risiko di

puskesmas

Jenis Indikator Output

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator(pembilang) Jumlah Semua masyarakat yang berusia 15-59 tahun yang

dilakukan skrining

Denumenator
Semua masyarakat yang berusia 15-59 tahun
(penyebut)

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria Inklusi


· Semua masyarakat usia 15-59 tahun
Kriteria Eksklusi:
· Semua masyarakat usia dibawah 15 tahun dan diatas
59
tahun
Formula Jumlah masyarakat usia 15-59 yang dilakukan skrining
PTM x100%
Jumlah seluruh masyarakat usia 15-59 tahun
Desain Pengumpulan
Pencatatan laporan
Data
Sumber Data Laporan program

Instrument Lembar observasi


pengambilan
data
Besar Sampel Total populasi
Frekuensi Bulanan,Triwulanan
Pengumpulan
Data
Periode Pelaporan
Bulanan,Triwulanan
Data

Periode Analisis Data Bulanan,Triwulanan


Penyajian Data Tabel, grafik, dan Run Chart

Penanggung Jawab PJ Penyakit Tidak Menular

41
25. PERKESMAS

JUDUL INDIKATOR PRESENTASE SASARAN INDIVIDU


Dasar Pemikiran Pedoman Perawatan Kesehatan Masyarakat
Dimensi Mutu Keselamatan,efektif dan efisien
Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuanmasyarakat secara menyeluruh dalam
memeliharakesehatan untuk mencapai derajat
kesehatan secaramandiri
Definisi Operational 1. sintesis dari praktik keperawatan dan praktik
kesehatanmasyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan sertamemelihara kesehatan penduduk.
Sasaran darikeperawatan kesehatan komunitas adalah
individu yaitubalita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi,usia
lanjut,penderita penyakit menular.

2. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang termasuk


rentanterhadap masalah kesehatan dan prioritas.
Sasarankelompok khusus, komunitas baik yang sehat
maupunsakit yang mempunyai masalah kesehatan
atauperawatan

Jenis Indikator Output

Satuan Pengukuran Persen(%)

Numerator(pembilang) Jumlah masyarakat di wilayah Puskesmas Pamulang

Denumenator Masyarakat yang mendapatkan perawatan Puskesmas


(penyebut)
Pamulang

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria Inklusi


· Semua masyarakat di wilayah Puskesmas
Kriteria Eksklusi
·Masyarakat pindah fasilitas kesehatan
Formula semua masyarakat di wilayah puskesmas5x100%=
msyarakat pindah fasilitas kesehatan

Desain Pengumpulan
Pencatatan laporan
Data
Sumber Data Laporan program
Instrument Lembar observasi
pengambilan data
Besar Sampel Total populasi
Frekuensi Bulanan,Triwulanan
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan,Triwulanan
Data
Periode Analisis Data Bulanan,Triwulanan
Penyajian Data Tabel,grafik,dan Run Chart

Penanggung Jawab PJ Perkesmas


42
25.WAKTU TUNGGU RESEP OBAT JADI
JUDUL INDIKATOR WAKTU TUNGGU RESEP OBAT JADI

Dasar Pemikiran Permenkes No.26 tahun 2020 tentang Standar


PelayananKefarmasian di Puskesmas

KMK No.HK.01.07-Menkes-350-2020 tentang


FormulariumNasional

Dimensi Mutu Efektif, tepat waktu, efisiensi

Tujuan Adanya kepastian bagi pasien dalam menunggu


kecepatanpelayanan farmasi.

Tergambarnya kecepatan dan ketepatan pelayanan


farmasi

Definisi Operational Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang waktu

pasien menyerahkan resep obat jadi sampai dengan


pasien

menerima obat yang diresepkan tersebut

Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran persentase

Numerator(pembilang) Jumlah resep yang selesai dilayani dalam waktu kurang


dari

30 menit

Denumenator Jumlah resep obat jadi yang disampling dalam bulan


(penyebut) tersebut

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria Inklusi:

-resep obat jadi

Kriteria eksklusi:

-resep bukan obat jadi

Formula Jumlah resep obat jadi dengan waktu tunggu ≤ 30 menit

yang disampling dalam 1 bulan tsb


X

Jumlah resep yang disampling dalam bulan tersebut


(N=100)
Desain Pengumpulan
Survei sampling diruang Farmasi
Data

Sumber Data Resep obat,waktu tunggu

Instrument Lembar observasi


pengambilan data

Besar Sampel Total populasi

Frekuensi Bulanan,Triwulanan
Pengumpulan Data

Periode Pelaporan
Bulanan,Triwulanan
Data

Periode Analisis Data Bulanan,Triwulanan

Penyajian Data Tabel,grafik,dan Run Chart

Penanggung Jawab Pelaksana Laboratorium


25.WAKTU TUNGGU PELAYANAN OBAT RACIKAN

JUDUL INDIKATOR WAKTU TUNGGU PELAYANAN OBAT RACIKAN

Dasar Pemikiran Permenkes No.26 tahun 2020 tentang Standar


PelayananKefarmasian di Puskesmas

KMK No. HK.01.07-Menkes-350-202 tentang


FormulariumNasional

Dimensi Mutu Efektifitas, tepat waktu dan, efisien

Tujuan Adanya kepastian bagi pasien dalam menunggu


kecepatanpelayanan farmasi.

Tergambarnya kecepatan dan ketepatan pelayanan


farmasi

Definisi Operational Waktu tunggu pelayanan oat racikan adalah tenggang

waktu dimana pasien mulai menyerahkan resep obat

sampai dengan pasien menerima obat jenis racikan.

Jenis Indikator proses

Satuan Pengukuran persentase

Numerator(pembilang) Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat racikan


pasien

yang disampilng dalam satu bulan

Denumenator(penyebut Jumlah pasien yang disampling dalam bulan tersebut(


)

Target Pencapaian 1jam 100%

Kriteria: Kriteria inklusi:

-resep obat racikan

Kriteria eksklusi:

-resep bukan obat racikan

Formula Jumlah resep obat racikan dengan waktu tunggu≤1 jam

yang disampling dalam 1 bulan tsb


x

Jumlah pasien yang disampling dalam bulan


tersebut(N=100)
Desain Pengumpulan
Survey sampling di ruang farmasi
Data

Sumber Data Resep obat,waktu tunggu


Instrument pengambilan Lembar observasi

data

Besar Sampel 100 sampel


Frekuensi Bulanan,Triwulanan
Pengumpulan
Data

Periode Pelaporan Data Bulanan,Triwulanan

Periode Analisis Data Bulanan,Triwulanan

Penyajian Data Tabel,grafik,dan Run Chart

Penanggung Jawab Pelaksana Farmasi

44
27. WAKTU TUNGGU HASIL LABORATORIUM

WAKTU TUNGGU HASIL PEMERIKSAAN


JUDUL INDIKATOR
LABORATORIUM

Dasar Pemikiran Permenkes RI No.30 tuhan 2022 tentang Indikator


nasionalmutu pelayanan Kesehatan Tempat praktik mandiri
dokterdan dokter gigi, klinik, Puskesmas, RS,
LaboratoriumKesehata dan Unit Transfusi Darah

Dimensi Mtu Efektif, tepat waktu,efisien,kesinambungan pelayanan

Tujuan Tergambarnya kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan

Laboratorium

Definisi Operational Waktu tunggu hasil adalah tenggang waktu dimana


pasienmulai diambil sampel untuk pemeriksaan
laboratorium sampaisampai dengan pasien menerima hasil
pemeriksaanlaboratorium.

Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator
Jumlah hasil laboratorium yang selesai sesuai waktu standar
(pembilang)

Denumenator Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium rawat jalan yang


(penyebut)
disurvei pada bulan tersebut

Target Pencapaian 100%

Kriteria: Kriteria Inklusi:

-Seluruh sampel yang diperiksa di laboratorium


puskesmasKriteris eksklusi:

- Pemeriksaan labor yang dilakukan di luar


laboratoriumpuskesmas

Formula Jumlah pasien yang menerima hasil pemeriksaan

laboratorium tepat waktu

x100%

Jumlah semua pasien yang disurvei pada bulan tersebut

Desain Pengumpulan
Observasi
Data

Sumber Data Lembar pemeriksaan laboratorium, buku ekspedisi


pemerimaan

hasil laboratorium

Instrument Lembar observasi

pengambilan data

Besar Sampel Total populasi


Frekuensi Bulanan,Triwulanan
Pengumpulan Data

Periode Pelaporan
Bulanan,Triwulanan
Data

Periode Analisis Data Bulanan,Triwulanan

Penyajian Data Tabel,grafik,dan Run Chart

Penanggung Jawab PJ Laboratorium

45
Periode Pelaporan Bulanan
Data

Periode Analisis Data Bulanan

Penyajian Data Tabel □ Grafik □

Penanggung Jawab Ketua TIM Keselamatan Pasien

Anda mungkin juga menyukai