Anda di halaman 1dari 20

Ir. Aminah Soleman, ST. MT.

IPM
• Usaha untuk menemukan faktor-faktor yang menjadi sumber
kepuasan kerja serta kondisi-kondisi yang mempengaruhinya.
• Usaha untuk melihat bagaimana efek dari kepuasan kerja
terhadap sikap dan tingkah laku orang terutama tingkah laku
saat kerja.
• Usaha untuk mendapatkan rumusan atau definisi yang lebih
tepat dan bersifat komprehensip mengenai kepuasan kerja itu
sendiri
• Peranan Manusia tdk bisa tergantikan
• Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individu
• Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda
sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya
• Banyak aspek-aspek yang mempengaruhi
kepuasan/ketidakpuasan individu
Mengenai batasan atau definisi kepuasan kerja adalah sebagai berikut :
• Menurut Wexley dan Yulk (1977), kepuasan kerja adalah perasaan
seseorang terhadap pekerjaan.
• Menurut Vroom (1964), kepuasan kerja dikatakan sebagai refleksi dari
kemampuan kerja yang bernilai positif.
• Menurut Hoppeck (1964), bahwa kepuasan kerja adalah merupakan
penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara
keseluruhan memuaskan kebutuhannya.
• Menurut Tiffin (1958), kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari
karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerja sama antara
pimpinan dengan sesama karyawan.
• Menurut Blum (1956), bahwa kepuasan kerja merupakan sikap umum yang
merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor
pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja.
Menurut Wexley danYulk (1977), teori-teori tentang kepuasan
kerja ada tiga macam yang lazim dikenal yaitu,
1) Discrepancy theory,
2) Equity theory dan
3) Two factor
• Teori ini pertama kali dipelopori oleh Proter (dalam
Mangkunegara, 2005:121). Ia berpendapat bahwa mengukur
kepuasan kerja dapat dilakukan dengan cara menghitung
selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang
dirasakan Karyawan.

• Teori ini mempunyai pandangan bahwa kepuasan kerja


seseorang diukur dengan menghitung selisih antara apa yang
seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan.
• Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang
dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam
pekerjaan.
• As’ad (2004) mengatakan bahwa orang akan merasa puas
atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan adanya
keadilan (equity) atau tidak atas situasi tertentu.
• Ada empat ukuran dalam teori ini.
1. Pertama, orang yaitu individu yang merasakan diperlakukan adil
atau tidak adil.
2. Kedua, perbandingan dengan orang lain, yaitu sekelompok atau
orang yang digunakan oleh seseorang sebagai pembanding
rasio masukan atau perolehan.
3. Ketiga, masukan (input), yaitu karakteristik individual yang
dibawa kepekerjaan seperti keahlian, pengalaman atau
karakteristik bawaan seperti keahlian, umur, jenis kelamin dan
ras.
4. Keempat, perolehan (outcome), yaitu apa yang diterima
seseorang dari pekerjaannya, seperti penghargaan, tunjangan
dan upah.
Two Factor Theory
(Teori Dua Faktor)
• Herzberg yang dikenal sebagai pengembang teori kepuasan
kerja yang disebut teori dua faktor,
• membagi situasi yang mempengaruhi seseorang terhadap
pekerjaan menjadi dua faktor yaitu faktor yang membuat
orang merasa tidak puas dan faktor yang membuat orang
merasa puas terhadap pekerjaannya (dissotisfiers – satisfiers).
• ada dua kondisi yang mempengaruhi kepuasan seseorang.
1. Pertama, ada serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan
pekerjaan (job context), yang menghasilkan ketidakpuasan
di kalangan karyawan jika kondisi tersebut tidak ada. Jika
kondisi tersebut ada, maka tidak perlu memotivasi
karyawan
2. Kedua, berupa serangkaian kondisi intrinsik, isi pekerjaan
(job content) yang akan menggerakkan tingkat motivasi
yang kuat sehingga dapat menghasilkan prestasi kerja
yang baik. Jika kondisi tersebut tidak ada, maka akan
timbul rasa ketidakpuasan yang berlebihan.
• Faktor-faktor yang membuat orang tidak puas (dissatisfiers)
atau juga faktor iklim baik (hygiene factor) yang tercakup
dalam kondisi pertama meliputi upah, jaminan pekerjaan,
kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu supervisi, mutu
hubungan antar pribadi di antara rekan kerja, dengan atasan
dan dengan bawahan.
Harold E. Burt mengemukakan pendapatnya tentang faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kepuasan kerja, yaitu :
1. faktor hubungan antar karyawan, antara lain :
• hubungan antara manager dengan karyawan
• faktor fisik dan kondisi kerja
• hubungan sosial di antara karyawan
• sugesti dari teman sekerja
• emosi dan situasi kerja
2. Faktor individu, yaitu yang berhubungan dengan :
• sikap orang terhadap pekerjaanya
• umur orang sewaktu bekerja
• jenis kelamin
3. Faktor-faktor luar, yang berhubungan dengan :
• keadaan keluarga karyawan
• rekreasi
• pendidikan
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Gisselli dan brown (1950),
adanya lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja yaitu :
a. Kedudukan
b. Pangkat
c. Umur
d. Jaminan finansial dan jaminan Sosial
e. Mutu pengawasan
• Dalam suatu organisasi ketidakpuasan kerja dapat ditunjukan melalui
berbagai cara, Robins dan Judge (2009) menerangkan ada empat
respon yang berbeda terhadap ketidakpuasan kerja sebagai
berikut:
• Exit → ketidakpuasan ditunjukkan dengan perilaku meninggalka
organisasi, termasuk posisi baru atau mengundurkan diri.
• Voice → ketidakpuasan ditunjukkan melalui usaha secara aktif
seperti menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan
atasan dan berbagai bentuk aktivitas perserikatan.
• Loyality → ketidakpuasa ditunjukkan secara pasif tetapi optimis
seperti menunggu kondisi yang aman untuk memperbaiki masalah,
mempercayai organisasi dan manajemen melakukan hal yang benar.
• Neglect → ketidakpuasan ditunjukkan dengan tindakan pasif dan
membiarkan situasi memburuk, kemangkiran, mengurangi usaha dan
meningkatkan tingkat kesalahan.
• Kinerja
• Ketidakhadiran
• Motivasi
• Konflik
• Sikap
• Masalah
• Kesehatan
• Rawan
• Kecelakaan
a. ASPEK PSIKOLOGIS
• Berhubungan dengan kejiwaan karyawan meliputi minat,
ketentraman kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan
ketrampilan.

b. ASPEK SOSIAL
• Berhubungan dengan interaksi sosial, baik antar sesama
karyawan dengan atasan maupun antar karyawan yang
berbeda jenis kerja serta hubungan dengan anggota keluarga.
c. ASPEK FISIK
• Berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi
fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu
kerja, pengaturan waktu istirahat, keadaan ruangan, suhu
udara, penerangan, pertukaraan udara, kondisi kesehatan
karyawandan umur.
d. ASPEK FINANSIAL
• Berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan,
yang meliputi sistem dan besar gaji, jaminan sosial, tunjangan,
fasilitas dan promosi
• Pengukuran kepuasan kerja dengan
skala Job Description Index.
• Pengukuran Kepuasan Kerja dengan
Minnesota Satisfaction Questionaire
• Pengukuran Kepuasan Kerja
Berdasarkan Gambar Ekspresi
Wajah.

Anda mungkin juga menyukai