Anda di halaman 1dari 18

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PERAWATAN KOLOSTOMI

Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma, dan mengganti kantong


PENGERTIAN
kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan
a. Menjaga kebersihan pasien
b. Mencegah terjadinya infeksi
TUJUAN
c. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
d. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
Pasca operasi pembuatan stoma. Setiap kali wafer telah bocor/terlepas dari
INDIKASI kulit pasien. Sesuai jadwal penggantian wafer dan kantung stoma (setelah 3
sampai 7 hari pemakaian)
a. Colostomy bag, bantalan kapas, kain berlubang dan kain persegi empat
b. Kapas sublimate/ kapas basah, NaCl
c. Kapas kering atau tissue
d. 1 pasang sarung tangan bersih
e. Kantong untuk balutan kotor
f. Baju ruangan/celemek
ALAT DAN g. Bethadine (bila perlu)
BAHAN h. Zink salep
i. Perlak dan alasnya
j. Plaster dan gunting
k. Desinfektan bila perlu
l. Bengkok
m. pispot
n. Set ganti balut
A. Tahap Pra-Interaksi
1. Melakukan verifikasi kebutuhan klien
2. Mencuci tangan
PROSEDUR
3. Menyiapkan peralatan di dekat klien dengan sistematis dan rapi
PELAKSANAAN
B. Tahap Orientasi
1. Melakukan salam sebagai pendekatan terapeutik cek identitas klien
dengan melihat gelang identitas
2. Menjelaskan tujuan, kontrak waktu dan prosedur tindakan pada klien /
keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum prosedur
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menempatkan peralatan di dekat klien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Letakkan perlak dan alasnya dibagian kana atau kiri pasien sesuai
lektak stoma
5. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ketubuh pasien
6. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi dll)
7. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan
pinset dan tangan kiri menekan kulit pasien
8. Meletakkan kantong kolostomi kotor dalam bengkok
9. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma
10. Membersihkan kolostomi dan kulit sekitar kolostomi dengan sangat
hati-hati menggunakan kasa steril
11. Memberikan zink salep (tipis2) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar
stoma
12. Menyesuaikan lubang kolostomi dengan stoma klostomi
13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi
vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan pasien
14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
15. Merekatkan atau memasang kolostomi bag dengan tepat
16. Merapikan klien dan lingkungannya
17. Membereskan alat dan membuang kotoran
18. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan dan respon klien
2. Menjelaskan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan pada
klien/keluarga dan pamit
3. Mendokumentasikan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
POSTURAL DRAINAGE

Postural drainage adalah tindakan keperawatan untuk


melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru dengan
menggunakan pengaruh gravitasi.
PENGERTIAN Area yang dipilih untuk drainage berdasarkan pada :
1. Pengetahuan akan kondisi klien dan proses penyakitnya.
2. Pemeriksaan fisik dada.
3. Hasil pemeriksaan rontgen dada.
1. Mempercepat pengeluaran secret.
TUJUAN 2. Mencegah mengumpulnya secret pada saluran nafas.
3. Mencegah terjadinya teletaksis.
KEBIJAKAN Standar operasional prosedur tindakan keperawatan
Persiapan Alat :
1. Bantal
2. Bed yang dapat mengatur posisi klien
3. Tissue
4. Handscoon bersih
5. Segelas air hangat
6. Pot sputum dengan desinfektan
Persiapan Klien :
1. Mengucapkan salam
PROSEDUR 2. Menyebut/menanyakan nama klien
3. Memperkenalkan diri dan instansi
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
5. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
melakukan tindakan
6. Membawa dan meletakkan alat didekat klien
Prosedur :
1. Mencuci tangan.
2. Memasang masker dan sarung tangan bersih.
3. Pilih area tersumbat yang akan di drainage berdasarkan
pengkajian semua bidang paru, data klinis dangan foto
dada.
4. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang
tersumbat. Bantu klien untuk memilih posisi sesuai
kebutuhan dan ajarkan klien memposisikan postur lengan
dan posisi kaki yang tepat. Letakkan bantal untuk
menyangga dan kenyamanan. Minta klien mempertahankan
posisi selama 10-15 menit.
5. Selama posisi lakukan perkusi dan vibrasi dada di area
yang di drainage.
6. Berikan tissue untuk membersihkan sputum yang keluar.
7. Setelah posisi yang pertama minta klien duduk nafas dalam
dan batuk efektif. Tampung secret dalam pot sputum.
8. Minta klien untuk istirahat sebentar dan minum sedikit.
9. Ulangi langkah 6-12. Setiap tindakan tidak lebih dari 20-30
menit pada bidang paru, lain yang terjadi bendungan.
(STANDART OPERASIONAL PROSEDUR)
SOP MENGHITUNG BALANCE CAIRAN

PENGERTIAN Penghitungan keseimbangan cairan masuk dan keluar tubuh.


Mengetahui status cairan tubuh :
1. Mengetahui jumlah masukan cairan
TUJUAN 2. Mengetahui keluaran cairan
3. Mengetahui balance cairan
4. Menentukan kebutuhan cairan
Penghitungan keseimbangan cairan diindikasikan pada klien
KEBIJAKAN
dengan kecenderungan gangguan regulasi cairan.
• Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. Gelas ukur urine / urine bak
• Cara Menghitung Balance Cairan
Cara menghitung balance cairan yaitu dengan menentukan total
jumlah input dan output dengan memperhatikan air metabolisme
(AM), Insensible Water Lose (IWL), Suhu, dll. Kemudian
dimasukan ke dalam rumus Balance Cairan dengan
mengurangkan input dan output.
• Keterangan :
Air Metabolisme (AM) :
PROSEDUR
Dewasa : AM = 5 cc x kg BB/hari
Anak
1. Usia Balita : 8 cc/kgBB/hari
2. Usia 5 – 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari
4. Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc/kgBB/hari
5. Usia 12 – 14 tahun : 5 – 6 cc/kgBB/hari
Insensible Water Loss (IWL)
Jika Suhu Tubuh Normal
• Dewasa : IWL = 15 cc x kg BB/hari
• Anak : IWL = (30 – usia (Thn))cc x kg BB/hari. Jika anak
mengompol menghitung urine 0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari
Jika Terjadi Kenaikan Suhu
IWL = (15 cc x kg BB) + 200 x (Suhu-36,8) 36,80C adalah nilai
Konstanta
Input = Jumlah In take + AM
Output = Jumlah Output + IWL
Balance Cairan : Input = Output

• Prosedur Tindakan Menghitung Balance Cairan


Fase Prainteraksi
1. Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
3. Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
Fase Kerja
1. Menghitung in take oral (baik yang diminum maupun
kandungan cairan dalam makanan yang dikonsumsi)
2. Menghitung in take parenteral
3. Menentukan cairan metabolisme (AM)
4. Menghitung out put urine
5. Menghitung out put feces
6. Menghitung out put abnormal (muntah, drain, perdarahan)
7. Menghitung out put IWL (Insensible Water Loss)
8. Menghitung balance cairan
Fase Terminasi
1. Merapikan klien dan alat
2. Mencuci tangan
3. Mengevaluasi respon klien
4. Mengucapkan salam
5. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
LUMBAL PUNCTIE (LUMBAL PUNGSI)

Suatu tindakan untuk memperoleh liquor serebrospinalis dan


PENGERTIAN
untuk mengetahui keadaan lintasan liquar
• Indikasi diagnostik
a. Komposisi LCS
b. Dinamik LCS
c. Bakteriologis
d. Neuroradiologis à caudo/myelografi

• Indikasi terapeutik à pemberian antibiotik


INDIKASI
kortikosteroid
a. Untuk follow up suatu penyakit Kontra indikasi :
b. Tekanan intrakranial meningkat (funduskopi : papil
edema +)
c. Bila diduga ada tumor intrakranial terutama di
fossa posterior
d. Kontraindikasi relatif bila ada luka/infeksi dit empat LP
a. Jarum LP (spinal needle) no. 18, 20
b. Kapas lidi
c. Larutan betadin
d. Larutan alcohol
e. Larutan nonne dan pandy (bila ada)
f. Tabung reaksi 2 buah
g. Botol kecil steril (untuk menampung LCS)
PERSIAPAN
h. Sarung tangan steril
i. Spuit 2.5 cc
j. 10.Aqua steril 25 cc
k. Kasa steril, plester dan korentang + duk berlubang steril
• Prosedur tindakan :
1. Memberikan informasi kepada pasien yang akan
dilakukan lumbal pungsi
2. Pasien dibaringkan miring ke sisi kiri, sedekat mungkin
ke sisi kanan tempat tidur
3. Pasien diposisikan seolah mencium lututnya
4. Punggung pasien berada pada posisi vertical
5. Menandai daerah LP yaitu dipunggung bawah (celah
vertebra L3-4 atau l4-5)
6. Melakukan desinfektan (dengan larutan alkohol
kemudian betadine) pada daerah yang telah ditandai
7. Melakukan penusukan jarum spinal kedaerah tersebut
mengarah ke umbilicus hingga terasa sensasi seperti
menembus kertas, kemudian cabut mandren
8. Bila LCS keluar, periksa aspek, warna, kecepatan,
tetesan dan lakukan quikenstedt test dengan menekan
PROSEDUR
vena jugularis
9. Selanjutnya LCS tersebut diteteskan ke dalam tabung
nanne dan pandy, untuk dinilai serta tabung sterik untuk
dioeriksa di laboratorium (jumlah sel, glukosa, protein,
hitung jenis lekosit)
10. Cabut jarum spinal, daerah LP ditutup dengan kassa
steril.

• Pasca Prosedur Tindakan :


1. Pasien dalam posisi terbaring 3 jam setelah tindakan
2. Evaluasi tanda – tanda infeksi dan peningkatan tekanan
intrakranial

• Indikator Prosedur Tindakan


1. Tindakan lumbal pungsi tidak terkontaminasi darah
2. Tidak ada komplikasi karena tindakan lumbal pungsi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMASANGAN INFUS PADA ANAK

Prosedur pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan cairan


melalui intravena dengan bantuan set infus yang bertujuan untuk
DEFINISI
memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit dan sebagai tindakan
pengobatan serta pemberian makan.
• Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air,
elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat
dipertahankanmelalui oral
• Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit
TUJUAN
• Memperbaiki keseimbangan asam basa
• Memberikan transfusi darah
• Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena
• Membantu pemberian nutrisi parental
• Kebutuhan pemberian obat intravena
• Hidrasi intravena
INDIKASI
• Transfusi darah
• Situasi lain dimana akses langsung ke aliran darah diperlukan
1. Standar infus
2. Set infus
3. Cairan sesuai kebutuhan pasien
4. Jarum infus / abocath dengan ukuran yang sesuai
5. Perlak / alas
6. Torniket / pembendung
PERSIAPAN 7. Alkohol swab
ALAT 8. Plester
9. Gunting
10. Kassa steril
11. Spalak
12. Handscone
13. Bengkok
1. Cuci tangan
2. Gunakan handscone
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan spike ke botol
infus (cairan)
5. Isi ke dalam set infus dengan menekan bagian ruang tetesan sampai
ruangan tetesan terisi sebagian
6. Buka penutup sampai selang terisi dan udara keluar
7. Letakkan alas
8. Atur posisi dengan tidur terlentang dan minta bantuan untuk
memegangi anak
PROSEDUR 9. Lakukan pembendungan dengan torniket
KERJA 10. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan gerakan sirkulasi
11. Lakukan penusukan dengan lubang jarum ke arah atas
12. Periksalah apakah sudah masuk ke vena anak yang ditandai
keluarnya darah melalui abocath
13. Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infus
14. Buka tetesan
15. Lakukan desinfeksi dengan alkohol swab
16. Gunakan spalk untuk fiksasi daerah infus
17. Buka handscone
18. Rapikan alat dan bahan
19. Dokumentasi
20. Cuci tangan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMASANGAN NEBULIZER

Memberikan obat dengan cara dihirup dalam bentuk uap ke dalam


PENGERTIAN saluran pernafasan yang dilakukan dengan bahan dan cara yang
sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga
Mengencerkan sekret agar mudah keluar
TUJUAN
Melonggarkan jalan nafas
• Obat-obatan yang sudah diresepkan

PERALATAN • Nebulizer kit, Sputum pot


• Tissue

• Persiapan Pasien :
a. Memberi salam dan memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan atas tindakan
c. Menjelaskan langkah atau prosedur yang akan dilakukan
d. Menanyakan apakah pasien bersedia
e. Meminta pihak pengunjung / keluarga untuk
meninggalkan ruangan agar tidak menggangu
• Prosedur Tindakan :
a. Menutup pintu dan memasang sampiran
b. Mencuci tangan dan menggunakan handscoon
PROSEDUR
c. Mengatur pasien dalam posisi duduk / semifowler
TINDAKAN
d. Mendekatkan peralatan ke dekat pasien
e. Isi nebulizer dengan aquades sesuai tekanan
f. Memasukan obat sesuai dosis
g. Memasang masker pada pasien
h. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien mengambil
nafas dalam hingga obat habis
i. Matikan nebulizer dan bersihkan mulut serta hidung
j. Buka handscoon dan mencuci tangan
• Terminasi :
a. Evaluasi perasaan pasien dan dokumentasi prosedur
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMASANGAN SCORSTIEN

Tindakan mengeluarkan udara sampai ke koolon desenden melalui anus


PENGERTIAN
dengan menggunakan selang
TUJUAN Mengatasi perut kembung karena adanya udara di dalam perut
1. Selang skorstin, Perlak pengalas
ALAT YANG
2. Pelumas / gelly, Plester
DIGUNAKAN
3. Sarung tangan bersih, Bengkok, Plastik, Gunting plester
• Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verivikasi data
2. Mencuci tangan dan mempersiapkan alat
• Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salm
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
4. Menanyakan persetujuan / kesiapan pasien
• Tahap kerja
1. Mencuci tangan
2. Mengatur posisi klien: posisi sim kiri
PROSEDUR 3. Memasang pengalas dibawah bokong klien
PELAKSANAAN 4. Memakai handscoon
5. Mengolesi ujung selang skorstin dengan pelumas
6. Memasukkan selang skorstin kedalam anus 5-10 cm
7. Menganjurkan klien unuk rileks dan menarik nafas dalam saat
selang di masukkan
8. Memfiksasi selang skorstin dengan plester
9. Melepas sarung tangan dan memasukkan ke dalam bengkok
10. Memasang plastic pada pangkal skorstin dan di plester
11. Mencuci tangan
• Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan
2. Merapikan alat dan mencatat dalam lembar keperawatan
STANDAR OPERASIONAL TINDAKAN (SOP)
PELAKSANAAN SUCTION

Merupakan tindakan keperawatan yang di lalukan pada klien yang tidak


PENGERTIAN mampu mengeluarkan secret atau lendir dan cairan secara mandiri
dengan menggunakan bantuan alat penghisap.
1. Membersihkan jalan nafas
TUJUAN 2. Mempertahankan kepatenan jalan nafas
3. Memenuhi kebutuhan oksigenasi
• Persiapan Alat
1. Kateter penghisap lendir steril sesuai ukuran
2. Mesin penghisap
3. Pinset steril, Sarung tangan steril
4. Dua kom berisi larutan aquades atau NaCI 0,9% dan larutan
desinfektan
5. Kassa steril
6. Kertas tissue
7. Stetoskop
8. Bak instrument
9. Masker
10. Orofaringeal (sesuai kondisi klien)
PROSEDUR
11. Nierbeken
• Persiapan Klien
1. Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
• Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Pasang APD sesuai kebutuhan
3. Jaga privasi klien
4. Atur posisi klien
5. Penghisapan orofaringeal : Posisi semi fowler dengan kepala
menghadap ke area perut
6. Penghisapan nasofaringeal : posisi supine dengan kepala
hiperextensi
7. Penghisapan klien tidak sadar : posisi luteral menghadap kearah
perut
8. Gunakan sarung tangan
9. Hubungkan cateter pengisap dengan selang alat pengisap
10. Mesin penghisap di hidupkan
11. Lakukan pengisapan lendir dengan memasukkan kateter
pengisap kedalam kom berisi aquades atau NaCI 0,9% untuk
mempertahankan tingkat kesterilan
12. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap.
13. Gunakan alat penghisap dengan tekanan 95 - 110 mmHg untuk
anak-anak dan 50 - 95 mmhg untuk bayi
14. Tarik kateter penghisap tidak lebih dari 10-15 detik dengan
gerakan memutarsambil menutup lubang pangkal chateter
suction dengan ibu jari
15. Bilas kateter dengan menggunakan aquades atau NaCI 0,9%
16. Lakukan penghisapan antara penghisapan pertama dengan
berikutnya minta klien untuk bernafas dalam dan batuk. Apabila
klien mengalami distres pernafasan, biarkan istirahat 20 - 30
detik sebelum melakukan pengisapan berikutnya
17. Setelah selesai kaji jumiah, konsistensi, warna, bau secret dan
respon klien terhadap prosedur yang dilakukan dan
dokumentasikan
18. Atur kembali posisi klien senyaman mungkin
19. Rapihkan alat - alat seperti semula
20. Cuci tangan seteiah prosedur dilakukan
21. Dokumentasikan tindakan di catatan keperawatan
STANDAR OPERASIONAL TINDAKAN (SOP)
KOMPRES HANGAT MENURUNKAN DEMAM

Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu


PENGERTIAN menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan rasa hangat pada
bagian tubuh yang dilakukan kompres
1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Menurunkan suhu tubuh
TUJUAN
3. Mengurangi rasa sakit
4. Memberikan rasa hangat, nyaman dan tenang
• Persiapan Alat
1. Ember atau Baskom
2. Air hangat
3. Lap mandi
4. Handuk mandi
5. Perlak besar
6. Thermometer air raksa 1 buah
7. Selimut tidur
• Tahap Pelaksanaan
1. Ukur suhu anak dan catat suhu sebelum kompres dan
pemberian antipiretik
PROSEDUR
2. Matikan pendingin ruangan (kipas angin atau AC ruangan)
Buka seluruh pakaian pasien Letakkan lap mandi di kepala,
aksila dan lipatan paha Lap ekstremitas selama 5 menit, badan,
punggung dan bokong 10-15 menit.
3. Hentikan prosedur jika anak kedinginan atau menggigil, atau
segera setelah suhu tubuh anak mendekati normal
4. Selimuti anak dengan selimut tidur Pakaikan anak baju yang
tipis dan mudah menyerap keringat
5. Catat suhu tubuh anak sebelum dan setelah prosedur (60 menit
setelah pemberian antipiretik)
6. Identifikasi perbedaan suhu tubuh setelah periode intervens
STANDAR OPERASIONAL TINDAKAN (SOP)
ORAL HYGIENE

Tindakan yang ditujukan untuk menjaga kontinuitas bibir, lidah dan


PENGERTIAN
mukosa mulut, mencegah infeksi dan melembabkan membran mulut.
1. Mencegah penyakit gigi dan mulut
2. Mencegah penularannya melalui mulut
TUJUAN
3. Mempertinggi daya tahan tubuh
4. Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan
1. Lakukan kebersihan tangan dan gunakan sarung tangan bersih
2. Periksa bibir, gigi, mukosa bukal, gusi, langit-langit, dan lidah 3.
3. Identifikasi adanya masalah mulut yang umum
4. Kaji risiko aspirasi pasien
5. Kaji kemampuan pasien untuk memegang, memanipulasi sikat gigi
6. Tempatkan handuk kertas di atas meja tempat tidur dan atur
peralatan lain yang mudah dijangka
7. Gunakan sarung tangan bersih
8. Oleskan pasta gigi ke sikat. Pegang sikat di atas baskom emesis,
tuangkan sedikit air di atas pasta gigi
9. Pegang bulu sikat gigi pada sudut 45 derajat hingga garis gusi.
Pastikan ujung bulunya menempel dan menembus garis gusi.
PROSEDUR
10. Sikat permukaan dalam dan luar gigi atas dan bawah dengan
menyikat dari gusi ke mahkota setiap gigi
11. Bersihkan permukaan gigitan gigi dengan memegang bagian atas
bulu sejajar dengan gigi dan menyikat maju dan mundur dengan
lembut. Sikat sisi gigi dengan menggerakkan bulu ke depan dan ke
belakang
12. Biarkan pasien membilas mulut dengan seksama dengan mengambil
beberapa teguk air, mengibaskan air di semua permukaan gigi dan
meludah ke bak
13. Biarkan pasien berkumur menggunakan chlorhexidine mouthwash
14. Membantu menyeka mulut pasien
15. Atur kembali posisi pasien senyaman mungkin
STANDAR OPERASIONAL TINDAKAN (SOP)
PENGAWASAN ANAK FOTO TERAPI

Fototerapi merupakan penatalaksanaan hiperbilirubinemia


yangbertujuan untuk menurunkan konsentrasi bilirubin
PENGERTIAN dalamsirkulasi atau mencegah peningkatan kadar bilirubin
denganmenggunakan alat yang berupa sinar, cahaya Flourescent
yangmengandung ultraviolet dengan spektrum ideal 420 – 450 mu
Menurunkan konsentrasi bilirubin pathogen dan mencegah
TUJUAN
penumpukan bilirubin indirect dalam sel otak (mencegah kern ikterus)
• Persiapan Alat
1. Sarung tangan
2. Inkubator
3. Blue Light
4. Penutup mata
5. Popok / diapers
6. Bantal bayi
7. Termometer
8. Handuk kecil
• Tahap Pelaksanaan
1. Mengecek status klien (catatan keperawatan)
PROSEDUR 2. Menjaga privacy klien
3. Mencuci tangan
4. Memakai sarung tangan
5. Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
6. Kenakan penutup mata
7. Letakkan bayi di dalam incubator
8. Ubah posisi bayi setiap 3 jam
9. Pantau suhu, nadi dan pernapasan bayi setiap 2 jam
10. Observasi intake dan output bayi, matikan fototerapi
bilamemberikan minum, penutup mata dibuka, observasi mata
(ada tidaknya kotoran), izinkan ibu kontak dengan bayi
11. Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit (Timbang BB 2
kali sehari) dan efek samping fototerapi
12. Periksa kadar bilirubin setiap 12 atau 24 jam
13. Lepas sarung tangan
14. Rapikan alat dan mencuci tangan
15. Mengevaluasi dan menjelaskan hasil tindakan
16. Mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan (nama
bayi, No RM, tanggal dan jam dilakukan terapi dan selesainya
terapi, jumlah jam pemakaian alat fototerapi, tampilan
klinisbayi, serta tindakan lain yang dilakukan terkait fototerapi)

Anda mungkin juga menyukai