Anda di halaman 1dari 20

TUGAS STANDAR AKUNTANSI

LAPORAN KEUANGAN
RESUME BAB 6 DAN BAB 7

Oleh :

NAMA : RISMUNANDAR AL AMIN

PRODI : MANAJEMEN

NIM : 20170202014

SEMESTER 6
STIE KASIH BANGSA

Jl. Dr. Kasih No. 1 Kebon Jeruk Jakarta Barat

2020

1
BAB 6 ANALISIS AKTIVITAS OPERASI

A. PENGUKURAN LABA
1. Konsep Laba
Laba merupakan parameter paling penting dari kinerja keuangan perusahaan. Tujuan
utama laporan laba rugi adalah untuk menjelaskan bagaimana untuk menentukan laba,
dengan melaporkan komponen pentingnya sebagai pos terpisah. Terdapat dua konsep
alternatif laba yaitu Laba Ekonomi dan Laba Akuntansi
2. Pengukuran Laba Akuntansi
Laba akuntansi ditentukan dengan mengakui pendapatan dan biaya terkait.
a) Pendapatan dan keuntungan
Pendapatan merupakan arus masuk yang diperoleh atau arus kas masuk yang akan
diperoleh yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung.
Keuntungan merupakan arus masuk yang diperoleh atau arus kas masuk yang akan
diperoleh yang berasal dari transaksi dan kejadian yang tidak terkait dengan aktivitas
usaha perusahaan yang masih berlangsung.
b) Beban dan kerugian
Beban merupakan arus keluar yang terjadi atau arus keluar yang akan terjadi, atau
alokasi arus kas keluar masa lampau yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan
yang masih berlangsung.
Kerugian merupakan penurunan aktiva bersih perusahaan yang berasal dari aktivitas
sampingan atau insidental perusahaan.
3. Klasifikasi dan Pengukuran Laba Alternatif
a) Laba Berulang dan Tidak Berulang
Laba berulang dan tidak berulang perlu diidentifikasi dalam menentukan komponen
laba permanen dan sementara. Laporan laba rugi biasanya menyajikan tiga alternatif
pengukuran laba, yaitu laba bersih, pendapatan komprehensif, laba intermediasi atau
laba yang masih berlangsung, dan laba inti.
Pengukuran laba yang benar terkait dalam dua hal, yaitu:
1) Ditetapkan berdasarkan tujuan analisis, laba memiliki dua peranan penting
yang berbeda dan tidak mungkin diterapkan pada saat yang bersamaan,
seperti untuk mengukur perubahan bersih pada ekuitas dan untuk
memberikan estimasi kekuatan laba yang berkelanjutan.
2) Laba akuntansi berasal hanya dari memasukkan, atau mengeluarkan, pos
tertentu. Hal ini berarti pengukuran ini tetap merupakan pengukuran laba
akuntansi dan terkait dengan distorsi akuntansi.

2
b) Laba Operasi dan Non Operasi
Laba operasi merupakan suatu pengukuran laba perusahaan yang berasal dari
aktivitas operasi yang masih berlangsung. Terdapat tiga aspek penting, yaitu:
1) Laba operasi terkait hanya dengan laba yang berasal dari aktivitas operasi.
2) Laba operasi terpusat pada laba perusahaan secara keseluruhan dan bukan
hanya untuk pemegang ekuitas.
3) Laba operasi terkait hanya dengan aktivitas usaha yang masih berlangsung.
c) Pendapatan Komprehensif
Pendapatan komprehensif dihitung dengan menyesuaikan laba bersih dengan pos
kelebihan kotor, yang jika digabung akan menjadi pendapatan komprehensif.
Pendapatan komprehensif mencakup surplus bersih dan surplus kotor.

B. POS TIDAK BERULANG


1. Pos Luar Biasa
Pos luar biasa dapat dibedakan dari sifat tidak biasa dan jarang terjadinya. Sebagian besar
pos luar biasa terkait dengan keuntungan dan kerugian dari pelunasan awal utang. Kedua
sifat pos luar biasa dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Bersifat tidak biasa, suatu kejadian atau transaksi yang sangat tidak normal dan
tidak terkait, atau hanya terkait secara kebetulan dengan aktivitas biasa dan
umum dilakukan perusahaan.
 Jarang terjadi, suatu kejadian atau transaksi yang sewajarnya tidak diharapkan
terjadi pada masa depan yang dekat.
a) Akuntansi Pos Luar Biasa
Pos luar biasa dilaporkan pada baris terpisah, setelah pajak, pada laporan keuangan
setelah laba usaha. Saat suatu perusahaan melaporkan pos luar biasa, laba usaha yang
masih berlangsung dinamakan laba sebelum pos luar biasa. Pos yang sifatnya hanya
tidak biasa atau jarang terjadi (tetapi tidak keduanya) tidak dapat digolongkan sebagai
pos luar biasa.
b) Analisis Pos Luar Biasa
Pos luar biasa sifatnya tidak berulang, karenanya akan dikeluarkan dari laba saat
menghitung laba permanen, perbandinngan antar waktu atau antar perusahaan. Pos
luar biasa seringkali terkait dengan operasi. Namun pos ini berbeda dengan
pendapatan atau beban operasi normal karena sifatnya yang tidak berulang.

3
2. Operasi Dihentikan
Perusahaan kadangkala melepas suatu divisi atau lini produk. Saat pelepasan yang terkait
dengan segmen usaha yang bisa diidentifikasi secara terpisah ini terjadi, diperlukan
perlakuan akuntansi khusus pada laporan laba rugi.
a) Akuntansi Operasi Yang Dihentikan
Untuk dapat diklasifikasikan sebagai operasi yang dihentikan, aktiva dan aktivitas
usaha dari segmen yang dihentikan harus dapat dipisahkan dengan jelas (baik secara
fisik maupun operasional) dari aktiva dan aktivitas usaha entitas yang lainnya.
Akuntansi dan pelaporan usaha yang dihentikan memiliki dua sisi, yaitu:
1) Laporan keuangan tahun berjalan dan dua tahun sebelumnya dinyatakan
kembali setelah mengeluarkan dampak operasi yang dihentikan dari pos
yang berada sebelum laba yang masih berlangsung.
2) Keuntungan atau kerugian terkait dengan penghentian usaha dilaporkan
secara terpisah, setelah dikurang pajak dan dikeluarkan dari laba usaha yang
masih berlangsung.
Perusahaan melaporkan keuntungan atau kerugian penghentian usaha (untuk tahun
berjalan dan dua tahun sebelumnya) dalam dua kategori, yaitu:
1) Laba atau rugi operasi segmen yang dihentikan hingga manajemen
menentukan tanggal penghentian.
2) Laba atau rugi pelepasan, termasuk laba atau rugi operasi selama periode
antara.
b) Analisis Operasi Yang Dihentikan
Penyesuaian bersifat langsung dalam menganalisis operasi yang dihentikan untuk
tahun berjalan maupun untuk dua tahun sebelumnya, karena perusahaan diwajibkan
menyajikan kembali laporan laba rugi dan melaporkan laba atau rugi operasi yang
dihentikan secara terpisah.
c) Perubahan Akuntansi
Perusahaan dapat mengubah metode akuntansi dan asumsi yang mendasari laporan
keuangan karena beberapa alasan, yaitu :
1) Adanya standar akuntansi baru.
2) Untuk dapat mencerminkan aktivitas atau kondisi usaha yang berubah
dengan lebih baik.
3) Untuk mempercantik laporan keuangan, terutama melakukan manajemen
laba.

4
3. Perubahan Akuntansi
Perusahaan dapat mengubah metode akuntansi dan asumsi yang mendasari laporan
keuangan karena beberapa alasan, yaitu :
 Adanya standar akuntansi baru.
 Untuk dapat mencerminkan aktivitas atau kondisi usaha yang berubah dengan
lebih baik.
 Untuk mempercantik laporan keuangan, terutama melakukan manajemen laba.
a) Pelaporan Perubahan Akuntansi
Standar akuntansi membedakan empat bentuk perubahan akuntansi:
1) Perubahan prinsip akuntansi
Perubahan prinsip akuntansi terjadi saat perusahaan berpindah dari satu
prinsip akuntansi yang berlaku umum ke prinsip akuntansi yang berlaku
umum lainnya.
2) Perubahan estimasi akuntansi
Akuntansi akrual membutuhkan estimasi beberapa hal seperti masa manfaat
aktiva, biaya garansi, keusangan persediaan, asumsi pensiun, dan piutang
tak tertagih.
3) Perubahan entitas pelapor
Perubahan entitas pelaporan berasal dari berbagai cara termasuk : publikasi
awal laporan keuangan konsolidasi, dan perubahan kebijakan konsolidasi
terkait anak perusahaan.
4) Koreksi kesalahan
Kesalahan pada laporan keuangan dapat berasal dari kesalahan aritmetika,
kesalahan aplikasi prinsip akuntansi, atau kesalahan pengungkapan
informasi.
b) Analisis Perubahan Akuntansi
Hal yang harus dipertimbangkan saat menganalisis perubahan akuntansi:
1) Perubahan akuntansi adalah “kosmetik” dan tidak memiliki konsekuensi
arus kas – baik saat ini maupun masa depan.
2) Perubahan dapat mencerminkan realita ekonomi.
3) Perubahan akuntansi biasanya termotivasi oleh manajemen laba sehingga
terkadang terjadi manipulasi laba.
4) Menilai dampak perubahan akuntansi terhadap perbandingan antar waktu.
Artinya memastikan bahwa setiap perbandingan (terutama antarwaktu)
dibuat berdasarkan satu set aturan akuntansi yang konsisten.
5) Mengevaluasi dampak perubahan akuntansi baik terhadap laba ekonomi
maupun laba permanen.

5
4. Pos Khusus
Pos khusus mengacu pada transaksi dan kejadian yang tidak biasa atau tidak sering
terjadi, tetapi bukan keduanya.
a) Penurunan Nilai Aktiva
Penurunana nilai harus dibedakan baik dari restrukturisasi maupun pelepasan segmen,
kedua hal ini berbeda baik dari segi perlakuan akuntansi maupun implikasi
ekonominya. Pelepasan segmen usaha diperlakukan sebagai penghentian operasi yang
telah dibahas sebelumnya, sementara penurunan nilai aktiva dicatat pada pos khusus.
b) Beban Restrukturisasi
Beban restrukturisasi umumnya terkait dengan perubahan utama dalam usaha dan
strategi perusahaan. Restrukturisasi seringkali menimbulkan biaya. Divestasi unit
usaha seringkali menimbulkan kerugian, permintaan kompensasi karyawan yang
diberhentikan, kerugian yang berasal dari penghapusan nilai aktiva dan persediaan,
penghentian awal sewa yang mahal, serta investasi dan perbaikan baru yang perlu
dibayar.
c) Analisis Pos Khusus
Kurangnya panduan dalam menganalisis pos khusus ini menciptakan kesempatan
manajemen laba, tantangan lain adalah untuk memahami dasar ekonomi suatu pos
khusus, terutama beban restrukturisasi.

C. PENGAKUAN PENDAPATAN
1. Panduan untuk Pengakuan Pendapatan
Dari perspektif analisis, pengakuan pendapatan akrual yang tidak layak dapat
menyebabkan dua hal yang tidak diinginkan, yaitu:
 Jika perusahaan mengakui pendapatan sebelumnya atau terlambat, maka
pendapatan akan diakui pada periode yang salah.
 Jika perusahaan mengakui pendapatan sebelumnya adanya kepastian realisasi
yang layak, maka pendapatan dapat diakui pada satu periode dan kemudian
dibatalkan atau dibalik pada periode lain – maka laba periode pertama
dinyatakan terlalu tinggi dan periode berikutnya terlalu rendah.
a) Ketidakpastian Penagihan Pendapatan
Perusahaan menyisihkan suatu cadangan untuk piutang tak tertagih untuk
mencerminkan ketidakpastian penagihan piutang dari penjualan kredit. Jika tidak
terdapat keyakinan yang wajar mengenai ketertagihan piutang, praktik memberikan
prosedur umum untuk menangguhkan pengakuan pendapatan hingga kas tertagih.

6
b) Pengakuan Pendapatan Jika Terdapat Hak Untuk Mengembalikan
Jika pembeli memiliki hak pengembalian, pendapatan dan biaya penjualan diakui
tetapi dikurangi untuk mencerminkan taksiran pengembalian dan beban terkait; jika
tidak dipenuhi, pengakuan pendapatan ditangguhkan.
2. Implikasi Analisis Pengakuan Pendapatan
Pengakuan pendapatan merupakan titik kritis penentuan laba, maka harus ada metode
yang memastikan bahwa metode tersebut mencerminkan realita ekonomi secara layak.

D. BEBAN TANGGUHAN
Beban tangguhan merupakan biaya yang telah terjadi yang ditangguhkan karena diharapkan
manfaatnya dapat dirasakan pada periode masa depan. Motivasi untuk menangguhkan biaya
adalah agar dapat mengaitkan biaya dengan manfaat yang diharapkan. Motivasi ini mendasari
kapitalisasi seluruh aktiva jangka panjang.
1. Penelitian dan Pengembangan
Aktivitas penelitian dapat bertujuan untuk menemukan sesuatu, dan aktivitas
pengembangan sebenarnya merupakan bagian dari penelitian. Aktivitas penelitian dan
pengembangan tidak termasuk perubahan operasi saat ini yang rutin dan berkala,
penelitian pasar, dan aktivitas pengujian.
a) Akuntansi Penelitian dan Pengembangan
Karakteristik aktivitas litbang menimbulkan kesulitan dalam akuntansi, maka adanya
kewajiban perusahaan untuk membebankan biaya litbang saat terjadi. Hanya biaya
material, peralatan, dan fasilitas yang memiliki kegunaan alternatif di masa depan
(pada proyek litbang atau yang lainnya) yang dikapitalisasi sebagai aktiva berwujud.
b) Analisis Penelitian dan Pengembangan
Apa yang dapat kita asumsikan dengan aman adalah membebankan pengeluaran
litbang menghasilkan neraca yang lebih konservatif. Kemungkinan hanya ada sedikit
kejutan tidak enak dari aktivitas litbang yang dilakukan dengan perlakuan akuntansi
saat ini. Namun analisis kita harus menyadari bahwa dengan kurangnya informasi
mengenai potensi manfaat, kita juga tidak menyadari akan poteni kerugian yang
memaksa perusahaan untuk menghabiskan banyak dana pada proyek litbang yang
sangat menjanjikan namun kegagalannya tidak terelakkan.
2. Beban Perangkat Lunak Komputer
Pengembangan software komputer merupakan aktivitas khusus yang tidak sesuai dengan
pengeluaran aktivitas litbang yang biasa. Pengembangan software untuk tujuan
pemasaran merupakan aktivitas saat ini yang mengarah pada pendapatan saat ini dan
masa depan.

7
3. Biaya Eksplorasi dan Pengembangan dalam Industri Pertambangan
Risiko pada indutri ekstraktif terkait dengan ketidakpastian, dan untuk penentuan laba,
ketidakpastian menimbulkan masalah pengukuran dan pengakuan. Masalahnya adalah
apakah biaya eksplorasi dan pengembangan secara layak ditaksir akan tertutup oleh
penjualan sumber daya alam, akan dibebankan saat terjadi atau dikapitalisasi dan
diamortisasi sepanjang taksiran masa manfaat masa depan.
a) Akuntansi Industri Ekstraktif
FASB menyarankan akuntansi succesful efforts untuk perusahaan minyak dan gas
alam. Perlakuan ini mengarahkan bahwa biaya eksplorasi dikapitalisasi saat terjadi
sampai jumlah maksimum tertentu. Jumlah ini ditentukan oleh nilai sekarang
cadangan perusahaan.
Baik perusahaan publik atau perusahaan lain diwajibkan untuk mengungkapkan
metode akuntansi untuk biaya yang berasal dari aktivitas penghasil minyak dan gas
dan cara disposisi kapitalisasi biaya tersebut.
b) Implikasi Analisis Industri Ekstraktif
Dua metode yang biasa digunakan, dan variasi pada metode ini, dapat secara
signifikan menghasilkan hasil berbeda, antara lain: akuntansi succesful effort,
mewajibkan hubungan langsung antara biaya yang terjadi dengan cadangan khusus
yang ditemukan sebelum biaya eksplorasi dan pengembangan dikapitalisasi,
sebaliknya akuntansi full cost memperkenankan perusahaan untuk mengklasifikasikan
aktivitas eksplorasi dan pengembangan yang tidak berhasil sebagai aktiva.

E. IMBALAN KERJA TAMBAHAN


1. Tinjauan Imbalan Kerja
Tekanan sosial, kompetisi, dan langkanya karyawan yang berbakat telah menimbulkan
kompensasi tambahan untuk karyawan selain gaji. Beban yang dapat diidentifikasi ini
tidak menimbulkan masalah pengakuan akuntansi dan akrual. Kompensasi tambahan lain,
karena sifatnya yang dapat berubah atau kontinjen, tidak dapat sesuai dengan pengakuan
akuntansi penuh atau tepat waktu. Beberapa dari kompensasi tambahan beserta
akuntansinya dijelaskan berikut:
a) Kontrak kompensasi tangguhan
Merupakan perjanjian untuk membayar karyawan masa depan, beberapa dengan
syarat tertentu. Akuntansi umumnya mewajibkan bahwa paling tidak nilai sekarang
kompensasi tangguhan ini diakui secara sistematis dan rasional sepanjang periode
karyawan bekerja dimulai dari penandatanganan kontrak.

8
b) Hak apresiasi saham
Merupakan hak atas sejumlah tertentu saham yang diberikan kepada karyawan.
Akuntansi memberikan metode untuk mengalokasi beban sepanjang periode
pemberian jasa – perubahan harga pasar dari satu periode ke periode lain tercermin
sebagai penyesuaian beban kompensasi.
2. Opsi Saham Karyawan
Kompensasi karyawan berbasis saham atau kadang kala disebut hak saham karyawan,
merupakan bentuk kompensasi insentif yang paling terkenal, ada banyak alasan, yaitu:
 Untuk meningkatkan kinerja dengan memberikan karyawan kepemilikan
pada perusahaan dan karenanya menyatukan insentif karyawan dan
perusahaan.
 Sarana untuk menarik karyawan yang berbakat dan giat berusaha.
 Memberikan kompensasi kepada karyawan tanpa perlu mencatat biaya.
 Merupakan bentuk kompensasi karyawan, namun tidak memiliki dampak
langsung terhadap arus kas.
a) Karakteristik Kompensasi Berbasis Saham
Kompensasi karyawan berbasis saham merupakan perjanjian kesempatan yang
diberikan suatu perusahaan kepada karyawannya bahwa karyawan dapat membeli
sejumlah tertentusaham perusahaan pada harga tertentu atau setelah melewati suatu
tanggal tertentu di masa depan.
b) Dasar Ekonomis Kompensasi Karyawan Berbasis Saham
Manfaat maupun biaya kompensasi karyawan berbasis saham, antara lain :
1) Manfaat kompensasi karyawan berbasis saham
Adalah potensi kenaikan nilai perusahaan yang berasal dari dampak insentif
terhadap perilaku karyawan.
2) Biaya kompensasi karyawan berbasis saham
Terletak pada potensi dampak ilusinya. Yaitu, saat eksekusi, kompensasi
karyawan berbasis saham memindahkan kekayaan dari pemegang saham
kepada karyawan dengan mendilusi kepemilikian pemegang saham sekarang
dalam perusahaan.
c) Akuntansi dan Pelaporan Kompensasi Karyawan Berbasis Saham
Terdapat dua masalah akuntansi utama yang terkait dengan kompensasi karyawan
berbasis saham kompensasi karyawan berbasis saham yaitu:
1) Dilusi laba per saham
2) Pengakuan biaya kompensasi karyawan berbasis saham

9
d) Analisis Kompensasi Karyawan Berbasis Saham
Biaya kompensasi karyawan berbasis saham merupakan biaya sesungguhnya, namun
laba akuntansi tidak mengakui biaya ini (ingat rekomendasi SFAS 123, namun tidak
mewajibkan, pengakuan amortisasi biaya opsi pada laba akuntansi). Secara khusus,
pengakuan dampak kompensasi karyawan berbasis saham mengurangi laba Pfizer
sekitar 7%. Empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1) Meskipun dampak persentase tidak besar, jumlah absolutnya cukup besar.
2) Laba proforma tidak mencerminkan dampak kompensasi karyawan berbasis
saham secara keseluruhan, karena biaya opsi sebelum tahun 1995 diabaikan.
3) Penting untuk memahami dampak yang tersembunyi kompensasi karyawan
berbasis saham yaitu dampak permanen yang ditaksir akan berlanjut terus.
4) Banyak perusahaan dan industri lain yang terkena dampak yang lebih besar
dibandingkan dengan Pfizzer.

F. BIAYA BUNGA
Bunga merupakan kompensasi atas penggunaan uang. Bunga merupakan kelebihan kas yang
dibayar atau ditagih atas jumlah uang (pokok) yang dipinjam atau dipinjamkan. Bunga
ditentukan oleh berbagai faktor, dan faktor terpenting adalah risiko kredit (utang tak dapat
dibayar) dari peminjam. Beban bunga ditentukan oleh tingkat bunga, pokok pinjaman, dan
jangka waktu.
1. Perhitungan Bunga
Beban bunga perusahaan merupakan tingkat nominal yang dibayarkan untuk pendanaan
melalui utang termasuk, pada kasus obligasi, amortisasi diskon atau premium. Beban
yang terkait dengan akun utang yang diamortisasi sepanjang masa pengeluaran utang,
akan menambah biaya bunga efektif.
2. Kapitalisasi Bunga
Kapitalisasi bunga diwajibkan sebagai bagian dari biaya aktiva yang dibangun atau
diproduksi oleh perusahaan untuk digunakan sendiri (termasuk biaya yang dibangun atau
diproduksi oleh perusahaan pihak lain dengan pembayaran dimuka atau berkala). Tujuan
kapitalisasi bunga adalah untuk:
a) Mengukur biaya akuisisi aktiva dengan lebih akurat, dan
b) Mengamortisasi biaya akuisis terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktiva
tersebut.

10
BAB 7 ANALISIS ARUS KAS

A. Pengertian Alur Kas (Cash Flow)


Cash flow (aliran arus) adalah sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk
sebagai akibat dari aktifitas perusahaan, dengan kata lain adalah aliran kas yang
terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta
berapa saldonya setiap periode.
Hal utama yang perlu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah
memahami dengan jelas fungsi dana uang yang kita miliki, kita simpan atau
investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi beberapa macam yaitu:
1. Fungsi Likuiditas : Yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan dapat dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada
pengurangan investasi awal.
2. Fungsi anti inflasi : Yaitu dana yang disimpan guna menghindari resiko
penurunan pada daya beli dimasa datang dan dapat dicairkan dengan relatif cepat
3. Capital growth : Dana yang diperuntukan untuk penambahan perkembangan
kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.

Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu:

1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan pengeluaranuntuk kegiatan investasi misalnya pembelian tanah, gedung
biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash
out Flow)
2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum,dan
administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk
(cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow)
3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti nilai sisa modal kerja atau nilai
sisa proyek lainnya yaitu penjualan peralatan proyek.

11
B. Analisis Laporan Arus Kas
Analisis arus kas merupakan alat analisis keuangan untuk mengetahui penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas pada bank selama periode tertentu yang
dikelopmokkan dari kegiatan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan perusaahaan.
Aktivitas operasi ( operating) adalah aktivitas penghasil utama pendapatan bank
(principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas investasi (investing) adalah
aktivitas perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak
setara kas. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan peminjaman bank.
Laporan arus kas memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk
mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih bank, struktur keuangan (termasuk
likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk memngaruhi jumlah serta waktu
arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan atau peluang. Informasi
arus kas berguna untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan kas dan setra
kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari
berbagai bank. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja
operasi berbagai bank karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan
akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indicator yang
menentukan apakah dari operasinya bank dapat menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pembiayaan dan pinjaman yang diterima, memlihara kemampuan
operasi bank, membayar dividend an melakukan investasi baru tanpamengandalkan
pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis
bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa
depan.
Penyajian laporan kas dapat digunakan dua metode, yaitu :

1. Metode langsung
Metode ini merupakan pengungkapan kelompok utama dari penerimaan kas
bruto dan pengeluaran kas net.

12
2. Metode tidak langsung
Metode ini laba/rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari
transaksi bukan kas, pengguhan (deferreal), atau aktrual dari penerimaan atau
pembayaran kas untuk di operasi masa lalu dan masa depan, dan unsur
penghasilan atau beban berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Bank dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
mengunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang
berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dihasilkan
dengan metode tidak langsung.

C. Penyusunan Laporan Arus Kas


Menurut Smith dan Skousen (1992:191), penyusunan laporan arus kas terdiri dari
sumber-sumber data diatas meliputi empat langkah pokok :
1. Menentukan perubahan dalam kas
2. Menentukan arus kas bersih dari aktifitas operasi.
3. Menentukan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan.
4. Menyiapkan suatu laporan arus kas formal.

D. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas


Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan, disamping
alat keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Yang dimaksud dari analisis ini adalah
untuk mengetahui bagaimana akan digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut
akan dibelanjakan. Analisis arus kas tersebut dapat diketahui darimana diperoleh dan
untuk apa dana tersebut digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan darimana
diperoleh dan untuk apa kas tersebut digunakan, seiring disebut sebagai laporan arus
kas.
Laporan arus kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan penerimaan kas
entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran kas
yang diklasifikasikan menurut pengguna utama selama satu periode. Laporan ini
memberikan informasi yang berguna mengenai aktivitas entitas dalam menghasilkan
kas mengenai aktivitas keuangannya dan mengenai investasi atau pengeluaran kasnya.

13
Dalam menyusun laporan arus kas terdapat 2 (dua) Metode yang digunakan yaitu :
1. Metode Langsung
Dalam Metode Langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari
aktivitas operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan
antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan
dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan kata lain,
metode langsung mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas
operasi. Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan
pengeluaran kas secara ringkas.
Dalam Metode Langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas bersih dari
investasi operasi sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi
(misalnya: kas yang diterima dari pelanggan dan kas yang diterima dari bunga
dan deviden) dan pengeluaran kas (misalnya: kas yang dibayarkan kepada
pemasok untuk barang, kepada karyawan untuk jasa, kepada kreditur untuk
bunga dan ke instansi pemerintah untuk pajak).
Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan
laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu
laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti
dan memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan.
Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas
bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan:
a. Adanya catatan akuntansi perusahaan.
b. Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam
laporan laba rugi mengenai:
 Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang dagang selama
periode berjalan.
 Pos bukan kas lainnya.
 Pos lainnya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan
pendanaan.
2. Metode Tidak Langsung
Dalam Metode Tidak Langsung, pengaruh dari semua penangguhan penerimaan
dan pengeluaran kas di masa lalu dan semua akurat dari penerimaan kas dan

14
pengeluaran kas yang diharapkan pada masa yang akan datang dihilangkan dan
laba bersih yang diperhitungkan laba rugi.
Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan
antara laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi. Arus kas bersih
dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari
pengaruh :
 Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama
periode berjalan.
 Pos bukan kas.

Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan
menyajikan pendapatan dengan beban yang diungkapkan dalam laporan laba
rugi serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama
periode tertentu. Sedangkan dengan cara pelaporan arus kas bentuk investasi
dan pendanaan pada kedua metode, baik langsung maupun tidak langsung
adalah sama. Jadi yang berbeda adalah metode pelaporan arus kas untuk
kegiatan operasi perusahaan.

Metode tidak langsung juga memberikan informasi keuangan dalam penentuan


laba / rugi yang menggunakan metode akrual basis, dimana metode ini
merupakan petunjuk yang salah dalam penilaian atas arus kas dari operasi. Jika
perusahaan terus memakai metode tidak langsung, maka harus ada
pengungkapan yang terpisah mengenai perubahan-perubahan dalam perkiraan
piutang, persediaan barang, investasi, biaya yang dibayar dimuka dan perkiraan
aktiva lancar lainnya.

E. Penggolongan Arus Kas


Berikut beberapa contoh penggolongan arus kas dari kegiatan aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan bank :

1. Aktivitas Operasi
Arus kas masuk berasal dari aktivitas berikut ini :

a. Penerimaan pendapat bagi hasil, jual beli, sewa


b. Penerimaan pendapatan usaha lainnya
c. Penerimaan dari pembiayaan dan piutang yang dihapusbukukan

15
d. Penerimaan pendapataan/pembayaran beban non-usaha
Arus kas keluar berasal dari aktivitas berikut :
a. Pembayaraan beban karyawan
b. Pembayaran tansiem
c. Pembayaran beban usaha selain beban karyawan
d. Pembayaran pajak
e. Pembayaran zakat
f. Penyaluran dana kebajikan

2. Aktivitas Investasi;
Arus kas masuk yang diterima misalnya hasil penjualan asset tetap, penjualan
surat berharga. Arus kas keluar dari aktivitas ini misalnya pembelian surat
berharga dan pembelian asset tetap.
3. Aktivitas Pendanaan;
Sumber arus kas dari aktivitas pendanaan misalnya berasal dari setoran modal,
pembiayaan yang diterima dan surat berharga subordinasi yang diterbitkan.

F. Teknik Analisis Arus Kas


1. Analisis Perbandingan dan Trend
Analisis horizontal pada laporan arus kas untuk mengetahui perubahan-perubahan
yang terjadi pada penerimaan, pengeluaran dan laba bersih bank apakah
mengalami kenaikan atau penurunan dari suatu periode. Analisis ini menggunakan
laporan keuangan arus kas bank untuk dua periode atau lebih.
a) Analisis Trend
Analisis laporan arus kas dengan menggunakan analisis trend pada data
laporan arus kas diatas, tahun 2009 dijadikan sebagai tahun dasar (disajikan
dengan angka (100%)
b) Analisis Perbandingan (Comporatif)
Analisis laporan kas dengan menggunakan analisis perbandingan (Comporatif)
dari tahun 2009 ke tahun 2010 untuk mengetahui kenaikan atau penurunan
yang disajikan dengan presentase.
c) Analisis Common Size
Analisis common size menitikberatkan pada hubungan antara pos-pos laporan
keuangan untuk suatu periode. Pada laporan arus kas, setiap pos disajikan

16
dalam persentase atas dasar total arus kas masuk dan setara kas yang berasal
dari sumber aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan.

2. Skematis Laporan Arus Kas


Secara skematis, laporan perubahan laporan arus kas dapat dijabarkan sebagai
berikut :
Dalam perubahan non-kas dan perubahan hutang dan modal akan dibedakan yang
mana yang merupakan sumber dan yang mana yang merupakan pengguna kas.
Untuk membedakan sumber dan penggunaan kas ini dapat dijabarkan ringkasan
sebagai berikut :

a) Sumber Kas

 Peningkatan dalam Hutang: Dianggap bahwa setiap peningkatan atau


penambahan hutang atau dana, bank akan menrima uang kas sehingga
sebagai sumber kas
 Penurunan dalam Aktiva Non-Kas: Setiap penurunan dalam aktiva non-
tunai akan dianggap menimbulkan dana bagi bank, seperti penjualan
aktiva, pencairan investasi, dan sebagainya. Dengan demikian penurunan
ini dianggap sebagai sumber kas.
 Penurunan dalam Hutang; Setiap penurunan dalam hutang dianggap
mempergunakan dana bank untuk memnuhi kewajiban tersebut. Dengan
demikian penurunan dalm hutang dianggap sebagai penggunaan kas.
 Peningkatan dam Akativa Non-Kas; Setiap peningkatan dalam aktiva non-
kas dianggap memerlukan dana untuk mebiayainya. Dengan demikian
peningkatan dalam aktiva non-kas dianggap sebagai pengguna dana
 Perubahan dalam komponen Modal; Perubahan dalam komponen modal
dibagi kedalam peningkatan dan penurunan. Peningkatan dalam
komponen modal lazimnya diperoleh dari laba usaha.
 Depresiasi Aktiva Tetap; Semua depresiasi aktiva tetap akan meruupakan
beban n on-kas yang dikurangkan terhadap saldo laba.

17
3. Penyusunan Aliran Uang dan Perhitungannya
Dalam menyusun Cash Flow, ada beberapa prinsip yang harus diketahui terlebih
dahulu yaitu: Cash Flowdisusun dengan basis tunai (Cash Basis). Hal ini berbeda
dengan penyusunan Laporan Keuangan yang umumnya menggunakan Accrual
Basis. Pada Cash Basis:
a) Pendapatan diakui pada saat uang tunai diterima, bukan pada saat penjualan
dilakukan.
b) Biaya-biaya diakui pada saat uang tunai dikeluarkan, bukan pada saat biaya
timbul.
Pada Accrual Basis, pendapatan dan biaya diakui pada saat kejadian, dan hal
tersebut belum tentu sama dengan waktu terjadi perpindahan uang tunai.
Cash Flow dapat disusun dengan periode (interval) per tahun, per bulan, bahkan
per hari. Tentu saja semakin pendek interval yang dipakai, hasil penyusunan akan
memiliki ketepatan yang lebih tinggi. Untuk Bank, umumnya kita menggunakan
interval bulanan atau tahunan.
Bentuk (format) cash flowsangat bervariasi. Tidak ada satu bentuk baku yang
dipakai secara umum. Walaupun demikian, apapun bentuk yang dipakai, format
Cash Flowterdiri dari komponen-komponen berikut:

a) Saldo Awal Kas (Beginning Cash Balance)


Yaitu jumlah uang tunai (kas) yang dimiliki perusahaan di awal periode.
b) Kas Masuk atau Penerimaan kas (Cash Inflow)
Yaitu aliran kas yang diterima oleh perusahaan selama waktu tertentu
sesuai dengan interval perhitungan (sehari, sebulan, triwulan, dan
seterusnya). Yang dimaksud dengan Cash Flow adalah uang tunai yang
benar-benar diterima.
4. Total Kas yang Tersedia (Total Cash Available)
Yaitu penjumlahan antara saldo awal kas dengan penerimaan tunai periode yang
bersangkutan. Saldo ini menunjukkan total uang tunai yang dimiliki perusahaan
untuk periode tersebut. Kas yang tersedia inilah yang dipergunakan oleh
perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban tunainya.

18
5. Kas Keluar atau Pengeluaran Kas (Cash Out Flow)
Yaitu aliran pembayaran kas (tunai) yang dilakukan perusahaan. Komponen ini
adalah kebalikan dari Cash In Flow. Pada Cash In Flow perusahaan menerima
uang tunai, maka pada Cash Out Flow perusahaan mengeluarkan uang tunai.
6. Surplus/Defisit Kas Perusahaan (Net Cash Surplus/Defisit)
Yaitu selisih antara total kas yang tersedia dengan Cash Out Flow. Ada beberapa
indikasi yang ditunjukkan oleh perusahaan yang memiliki kas surplus yang cukup
besar terus menerus yaitu:

a) Kemampuan membayar angsuran pokok pinjaman (bila ada) masih cukup


besar.
b) Jika perusahaan memiliki pinjaman jangka pendek, kas yang surplus
menunjukkan bahwa pinjaman jangka pendek tersebut dapat dilunasi.
Segalanya, bila kas adalah defisit, ada beberapa indikasi yang ditunjukkan:
a) Angsuran pokok pinjaman (bila ada) terlalu besar. Untuk menguji hal ini, kita
dapat mencoba mengeluarkan angsuran pokok dari Cash Out Flow.
b) Perusahaan membutuhkan tambahan pinjaman untuk menutup kekurangan kas
tersebut.
c) Bila defisit hanya terjadi pada interval awal, berarti terdapat kebutuhan akan
grace period untuk pinjaman jangka panjang yang diberikan.

7. Saldo Kas Minimum (Minimum Cash Balance)


Yaitu sejumlah uang tunai tertentu yang mengendap di perusahaan sepanjang
waktu, misalnya untuk keperluan kas kecil.
8. Kebutuhan Dana Tambahan (Additional Financial Needs)
Yaitu jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup defisit kas. Jumlah dana yang
dibutuhkan ini tergantung pada besarnya saldo kas minimum dan kondisi kas
perusahaan (defisit / surplus).

a) Bila tidak ada saldo kas minimum yang ingin dipelihara oleh perusahaan,
saldo defisit kas sama dengan jumlah kebutuhan dananya.
b) Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan saldo kas adalah defisit,
kebutuhan dana tambahan sebesar saldo kas minimum ditambah jumlah defisit
kas.

19
c) Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan saldo kas adalah surplus,
tetapi lebih kecil daripada saldo kas minimum yang disyaratkan, kebutuhan
dana tambahan adalah sebesar selisih antara saldo kas minimum dengan saldo
surplus.

d) Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan posisi kas adalah surplus,
dimana nilai surplus di atas saldo kas minimum, maka tidak dibutuhkan dana
tambahan.

9. Saldo Kas Akhir (Ending Cash Balance)


Yaitu posisi kas di akhir periode (interval) setelah memperhitungkan kebutuhan
dana tambahan

20

Anda mungkin juga menyukai