Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KEUANGAN I

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN


KOMPREHENSIF LAIN
Anggota Kelompok 1 :

01 Malya luthvia C 02 Dhyah Ayu D


(225221173) (225221177)

Amelia Puji F. S 04 Nafisa Amalia R. K


03
(225221190) (225221199)
01 Konsekuensi Ekonomi Dari Pelaporan Keuangan
Pengukuran pendapatan dan pelaporan keuangan yang juga melibatkan konsekuensi-
konsekuensi ekonomi, termasuk di antaranya:
1. Informasi keuangan dapat memengaruhi distribusi kekayaan di kalangan para
investor
2. Informasi keuangan dapat memengaruhi tingkat risiko yang diterima oleh suatu
Perusahaan
3. Informasi keuangan dapat memengaruhi tingkat pembentukan modal
dalamperekonomian dan menghasilkan realokasi kekayaan di antara konsumsi dan
investasi dalam perekonomian.
4. Informasi keuangan dapat memengaruhi bagaimana investasi dialokasikan
antarperusahaan.
02 Elemen-elemen Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan
Komprehensif Lain
Penekanan pada pelaporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain korporat
merupakan sarana untuk menyampaikan penilaian kinerja kepada para investor yang
menyebabkan adanya dialog yang berkelanjutan di antara akuntan-akuntan tentang
identifikasi pendapatan, keuntungan, beban, dan kerugian yang tepat. Elemen-elemen
laporan keuangan ini telah didefinisikan di dalam SFAC No. 6 sebagai berikut:
1. Pendapatan (revenue)
2. Keuntungan (gain)
3. Beban (Expense)
4. Kerugian (Loss)
Perbedaan penting di antara pendapatan dan kentungan, serta beban dan kerugian
adalah apakah komponen-komponen tersebut terkait atau tidak dengan operasi yang
sedang berjalan.
03 Format Laporan
Para pendukung konsep laba kinerja operasi saat ini (current operating performance
concept of income) mendasarkan argumen-argumennya pada keyakinan bahwa hanya
perubahan dan peristiwa yang dapat dikendalikan oleh manajemen, yang mana hal
tersebut dihasilkan dari keputusan periode saat ini, yang harus disertakan dalam laba
rugi.
Asumsi yang mendasari di balik kontroversi konsep kinerja operasi saat ini versus
konsep inklusif adalah bahwa cara penyajian informasi keuangan itu penting. Intinya,
kedua sudut pandang tersebut sepakat terkait informasi yang akan disajikan tetapi
tidak sepakat terkait di mana mengungkapkan pendapatan, beban, keuntungan, dan
kerugian tertentu. Riset men unjukkan bahwa para investor tidak dipengaruhi oleh di
mana komponen tersebut dilaporkan di dalam laporan keuangan selama laporan
tersebut mengungkapkan informasi yang sama.
03 Format Laporan
A. APB Opinion No. 9
Kajian APB tentang penyalahgunaan pelaporan ini dan tinjauan umumnya terkait seluruh
sifat laba rugi membuat dikeluarkannya APB Opinion No. 9, "Pelaporan Hasil-Hasil
Operasi (Reporting the Results of Operations)." Pendapat ini mengambil posisi tengah di
antara konsep kinerja operasi saat ini dan konsep inklusif dengan menyatakan bahwa laba
neto harus mencerminkan semua komponen laba rugi yang diakui selama periode
tersebut, dengan pengecualian dari penyesuaian periode sebelumnya.

• Laba dari Operasi yang Berkelanjutan Jumlah yang diungkapkan untuk


memperoleh laba dari operasi yang berkelanjutan adalah pendapatan dan beban
perusahaan yang normal dan berulang. Angka laba yang dihasilkan
merepresentasikan jumlah yang diperkirakan akan terulang di masa depan, sering
kali disebut sebagai pendapatan perusahaan yang berkelanjutan.
03 Format Laporan
B. Komponen Pendapatan yang Tidak Berulang
Dua komponen pendapatan yang tidak berulang juga dapat ditimbulkan oleh
perusahaan. Komponen-komponen ini adalah operasi yang dihentikan dan perubahan
akuntansi
• Operasi yang Dihentikan Kajian terkait hasil penerapan APB Opinion No. 9 oleh
berbagai entitas telah mengungkapkan beberapa penyalahgunaan pelaporan.
Sebagai contoh, beberapa perusahaan telah melaporkan hasil penghentian aset-aset
segmen sebagai pos-pos luar biasa seraya menyertakan pendapatan dari segmen-
segmen tersebut selama periode penghentian sebagai pendapatan biasa.
• Pos-Pos Luar Biasa Sebelum tahun 2016, kategori khusus dari pos-pos yang tidak
berulang disebut sebagai pos-pos luar biasa yang dilaporkan pada laporan keuangan
korporat. Pos-pos luar biasa awalnya didefinisikan di dalam APB Opinion No. 9
sebagai peristiwa dan transaksi yang berdampak material yang tidak diperkirakan
akan sering terjadi dan tidak akan dianggap sebagai faktor-faktor berulang dalam
setiap evaluasi dari proses operasi bisnis yang biasa.
03 Format Laporan
• Perubahan Akuntansi
1. Perubahan dalam prinsip akuntansi. Jenis perubahan ini terjadi ketika entitas mengadopsi
GAAP yang berbeda dari yang sebelumnya digunakan untuk tujuan pelaporan.
2. Perubahan dalam estimasi akuntansi. Perubahan ini merupakan hasil dari konsekuensi
kebutuhan terhadap penyajian secara berkala.
3. Perubahan dalam entitas pelaporan.
4. Kesalahan.
• Perubahan dalam Prinsip Akuntansi : Berdasarkan ketentuan awal dari APB Opinion No. 20,
ketika prinsip akuntansi diubah, maka hal tersebut akan diperlakukan baru-baru ini. Hal ini
berarti perusahaan menyailkan laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya sesaat
sebelum perubahan terjadi, dengan pengaruh perubahan sebelumnya yang bersifat kumulatif
sebagaimana yang ditunjukkan sebagai komponen dari laba neto untuk periode di mana
perubahan tersebut terjadi. Persyaratan ini dibutuhkan untuk menentukan perubahan
tahunan dalam laba neto atas semua periode sebelumnya yang terkait dengan perubahan
dari satu GAAP ke yang lain
03 Format Laporan

• Perubahan dalam Estimasi : Perubahan dalam estimasi ditangani secara prospektif. Mereka
tidak memerlukan penyesuaian atas laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya.
Perubahan-perubahan ini dicatat pada periode terjadinya perubahan.
• Perubahan dalam Entitas Pelaporan : Perubahan dalam entitas pelaporan harus
diungkapkan secara retroaktif dengan menyatakan kembali semua laporan keuangan
yang disajikan seolah-olah unit pelaporan baru telah ada pada saat laporan tersebut
pertama kali disusun.
• Kesalahan : Kesalahan didefinisikan sebagai penyesuaian periode sebelumnya oleh FASB
ASC 250. Pada periode di mana kesalahan ditemukan, sifat kesalahan dan pengaruhnya
terhadap laba operasi, laba neto, dan jumlah per lembar saham yang terkait harus
diungkapkan. Terkait periode sebelumnya yang terpengaruh akan dilaporkan untuk tujuan
komparatif, yang mana informasi yang diperbaiki harus diungkapkan untuk periode di
mana hal tersebut terjadi.
03 Format Laporan
C. Laba Per Lembar Saham
• EPS Dasar Tujuan EPS dasar (basic EPS) adalah mengukur kinerja perusahaan selama
periode pelaporan dari perspektif pemegang saham biasa.
• EPS yang Terdilusi Tujuan dari EPS yang terdilusi (diluted EPS) adalah mengukur
kinerja proforma perusahaan selama periode pelaporan dari perspektif pemegang
saham biasa seolah-olah pelaksanaan atau konversi sekuritas yang berpotensi
terdilusi benar-benar telah terjadi.
• Opsi Beli dan Waran Opsi beli dan waran memberi hak kepada pemegang untuk
membeli bagian saham perusahaannya dengan harga opsi (pelaksanaan atau
kesepakatan) yang ditentukan sebelumnya.
• Opsi Jual Tertulis Opsi jual tertulis dan kontrak beli serah (forward purchase
contracts) mengharuskan entitas pelaporan untuk membeli kembali bagian saham
yang dimilikinya pada harga yang telah ditentukan sebelumnya.
03 Format Laporan
• Sekuritas Konversi, Sekuritas konversi adalah sekuritas (biasanya obligasi atau saham preferen)
yang dapat dikonversi menjadi sekuritas lain (biasanya saham biasa) pada nilai tukar yang telah
ditentukan sebelumnya.
• Saham yang Dapat Diterbitkan secara Kontingensi, Saham yang dapat diterbitkan secara
kontingensi adalah saham yang emisinya bergantung pada pemenuhan kondisi tertentu, seperti
mencapai tingkat laba tertentu atau harga pasar dari saham biasa di masa depan. Kegunaan dari
Laba per Lembar Saham Tujuan data EPS secara keseluruhan bagi para investor adalah
memberikan indikasi tentang nilai perusahaan dan perkiraan dividen di masa depan.
• Kegunaan dari laba per lembar saham, Tujuan data EPS secara keseluruhan bagi para investor
adalah memberikan indikasi tentang nilai perusahaan dan perkiraan dividen di masa depan.
Masalah teoretis utama terkait penyajian EPS adalah apakah informasi ini harus didasarkan pada
informasi historis atau perkiraan (forecast). Badan akuntansi yang berwenang umumnya
mengambil posisi bahwa informasi keuangan seharusnya hanya didasarkan pada data historis.
Pandangan yang sebelumnya diungkapkan oleh APB Opinion No. 15 dan saat ini dimuat di FASB
ASC 260 yang konsisten dengan kecenderungan ini.
03 Format Laporan
D. Laba Komprehensif
Contoh komponen-komponen yang saat ini tidak diungkapkan pada laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain konvensional dan dilaporkan di bagian lain, yaitu:
1. Penyesuaian transaksi mata uang asing
2. Keuntungan dan kerugian dari transaksi mata uang asing yang ditetapkan sebagai, dan
berlaku efektif sebagai, lindung nilai ekonomi atas investasi neto dalam entitas asing.
3. Keuntungan dan kerugian dari transaksi mata uang asing antarperusahaan yang
dikategorikan sebagai investasi jangka panjang (yaitu penyelesaian yang tidak
direncanakan atau diantisipasi di masa mendatang)
4. Perubahan nilai pasar dari kontrak berjangka (futures contract) yang memenuhi syarat
sebagai lindung nilai atas aset yang dilaporkan pada nilai wajar
5. Kelebihan liabilitas pensiun tambahan atas biaya layanan sebelumnya yang tidak diakui.

• Penyesuaian Periode Sebelumnya : Dalam kasus seperti ini, perusahaan harus


menyajikan kembali laporan keuangannya dan menyesuaikan banyak akun untuk
membersihkan pembukuannya.
03 Format Laporan

E. Inisiatif Penyederhanaan
Proyek-proyek yang termasuk dalam inisiatif penyederhanaan dimaksudkan untuk
meningkatkan atau mempertahankan kegunaan informasi yang dilaporkan kepada
para investor seraya mengurangi sejumlah biaya dan kompleksitas dalam pelaporan
keuangan. Salah satu topik pertama yang diidentifikasi untuk ditinjau berdasarkan
inisiatif ini adalah pos-pos luar biasa.
04 Usulan Format untuk Laporan Laba Komprehensif
Pada tahun 2001, FASB dan IASB menambahkan ke masing-masing agenda proyek
pelaporan kinerja keuangannya. Mereka awalnya melakukan proyek-proyek tersebut
secara independen, tetapi pada tahun 2004, Dewan memutuskan bahwa mereka
harus melakukan proyek bersama untuk mengembangkan konvergensi standar-
standar akuntansi. Tujuan dari proyek gabungan ini adalah menetapkan sejumlah
pedoman bagi organisasi dan penyajian informasinya dalam laporan keuangan.

Usulan ini tetap menggunakan metode alokasi pajak dalam suatu periode
(intraperiod tax allocation method) yang berlaku saat ini. Draf eksposur tidak
mendukung alokasi beban atau manfaat pajak penghasilan untuk kategori operasi,
investasi, aset pendanaan, atau liabilitas pendanaan karena draf eksposur
menetapkan bahwa biaya untuk melakukannya akan melebihi manfaatnya.
05 Nilai Laba Korporat
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain memungkinkan para
penggunanya mengevaluasi kinerja perusahaan saat ini, memperkirakan kinerja
masa depannya, dan memprediksi arus kas masa depan. Analisis keuangan dari
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain perusahaan berfokus pada
kinerja operasi perusahaan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1) Apakah sumber-sumber pendapatan perusahaan yang utama?
2) Apakah pendapatan perusahaan berkelanjutan?
3) Apakah rasio laba bruto perusahaan?
4) Apakah margin laba operasi perusahaan?
5) Apakah hubungan di antara laba dan harga pasar dari saham perusahaan?
05 Nilai Laba Korporat
• Sumber Pendapatan
Setiap produk tersebut memiliki masing-masing tingkat profitabilitas, pola
pertumbuhan yang diharapkan, dan tingkat risiko. Salah satu ukuran tingkat risiko
adalah ketergantungan perusahaan pada para pelanggan utama. Jika pendapatan
perusahan dan satu pelanggan sama dengan atau lebih besar 10 persen dari total
pendapatannya, maka fakta tersebut harus diungkapkan.

• Keberlanjutan Pendapatan
Keberlanjutan pendapatan perusahaan dapat dinilai dengan menganalisis tren
pendapatannya dari waktu ke waktu dan meninjau Diskusi dan Analisis Manajemen
(Management's Discussion and Analysis-MD&A)
05 Nilai Laba Korporat
• Diskusi dan Analisis Manajemen
Bagian Diskusi dan Analisis Manajemen dalam laporan tahunan perusahaan dapat
memberikan informasi yang berharga terkait keberlanjutan laba perusahaan dan
biaya- biaya yang terkait dengannya. SEC mewajibkan perusahaan- perusahaan
untuk mengungkapkan setiap perubahan atau potensi perubahan dalam
pendapatan dan beban agar dapat membantu mengevaluasi kemungkinan adanya
penyimpangan dari periode ke periode.
05 Nilai Laba Korporat
• Analisis Laba Bruto
Analisis laba bruto perusahaan berfokus pada upaya menjelaskan variasi dalam
penjualan, beban pokok penjualan, dan pengaruhnya terhadap laba bruto. Analisis
ini dapat ditingkatkan dengan memisahkannya ke dalam beberapa lini produk.

• Analisis Laba Neto


Persentase laba neto perusahaan yang merupakan indikator atas efektvitas
kinerjanya secara keseluruhan dapat dihitung dengan cara laba neto dibagi dengan
penjualan neto. Laba operasi adalah margin bruto dikurangi beban operasi (umum,
penjualan, dan administrasi).
INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS

Selain menerbitkan IAS No. 33 tentang laba per lembar, International Accounting Standards Board juga:
Mendefinisikan kinerja dan laba dalam “Kerangka untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan”

Membahas tujuan dan informasi yang akan disajikan pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain dalam IAS No. 1, “Penyajian Laporan Keuangan (Presentation of Finansial
Statement)”
Membahas beberapa komponen laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam
amandemen IAS No. 8, berjudul “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
kesalahan”

Amandemen IAS No. 33

Membahas penyajian dan pengungkapan yang diperlukan atas operasi yang dihentikan dalam
IFRS No.5, “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Diberhentikan

menerbitkan amandemen untuk IAS No.1 terkait dengan laba komprehensif


International Accounting Standards

Kerangka untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

Dalam pembahasan mengenai kinerja,


IASB mencatat bahwa keuntungan
digunakan untuk mengukur kinerja atau
sebagai dasar untuk tindakan lain, seperti
imbal hasil atas investasi (return on
investment) atau laba per lembar saham
(earnings per share).
International Accounting Standards

IAS No. 1
Tujuan IAS No. 1 adalah menentukan dasar penyajian bagi laporan keuangan yang
bertujuan untuk umum, memastikan adanya keterbandingan, baik dalam laporan
keuangan entitas periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas
Add title
lain. IAS No. 1 menggambarkan seluruh persyaratan untuk penyajian laporan
keuangan, pedoman bagi struktur pelaporannya, dan persyaratan minimum terkait
konten yang dimuat didalamnya.
International Accounting Standards

IAS No. 8
IASB menyatakan bahwa tujuan IAS No. 8 adalah menentukan klasifikasi,
pengungkapan, dan perlakuan akuntansi dari komponen-komponen tertentu
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprohensif lain. Sehingga semua
Add title
entitas menyusun dan menyajikan laporan laba rugi dan penghasilannya
komprehensif lain secara konsisten.
International Accounting Standards

IAS No. 33
Tujuan IAS No. 33 adalah mendeskripsikan prinsip-prinsip untuk menentukan dan
menyajikan jumlah laba per lembar saham demi meningkatkan perbandingan
kineja diantara entitas-entitas yang berbeda dalam periode-periode pelaporan
Add title
yang berbeda untuk entitas yang sama.
International Accounting Standards

Amandemen IAS No. 1


Pada tahun 2011, IASB menerbitkan amandemen untuk IAS No. 1, “Penyajian
Laporan Keuangan (Presentation of Financial Statements)”, yang berkaitan
dengan penyajian laba komprehensif. Sebelumnya telah diterbitkan draf eksposur
Add title
yang mengusulkan keharusan menyajikan penghasilan komprehensif lainnya
dalam satu laporan keuangan, tetapi para responden dari draf eksposur tersebut
berpendapat bahwa perubahan itu terlalu kontroversial untuk disertakan dalam
amandemen akhir.
International Accounting Standards

IFRS No.5
IFRS No. 5, “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Diberhentikan (Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations)’,
menggantikan IAS N0. 35, “Operasi yang Dihentikan (Discontinuing
Add title
Operations).” ini mengurangi perlakuan akuntansi untuk asset tidak lancer yang
dimiliki untuk dijual (untuk distribusikan kepada pemilik).
THANK YOU
Report : freeppt7.com XX.XX.20XX

Anda mungkin juga menyukai