Anda di halaman 1dari 15

HIDROSEFALUS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

AYUNI MAULIDIYA
NUR ILAH 105111102621
PUTRI WAHYUNI 105111101621
AINUN MUTMAINNAH K. TU 105111103521
LI
LAILA TASYA KAMILA 105111102321
KHAIRIYAH
MELANI AUDIA
SULASTRI

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji syukur serta nikmat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang melimpah sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “HIDROSEFALUS”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
persyaratan tugas mata kuliah Keperawatan Anak.

Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen “Aslinda,
S Kep Ns,M.Kes” yang telah mendukung serta membimbing dalam penyelesaia
n tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna serta kesalahan yang kami yakini di luar batas kemampuan. Maka
dari itu dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4

A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Tujuan Pembelajaran................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 6

A. Konsep Medis........................................................................................... 6
1. Definisi Hidrosefalus............................................................................6
2. Etiologi Hidrosefalus............................................................................6
3. Klasifikasi Hidrosefalus........................................................................7
4. Manifestasi Klinis Hidrosefalus............................................................7
5. Pemeriksaan Penunjang Hidrosefalus................................................ 8
6. Pentalaksanaan Medis Hidrosefalus...................................................8
7. Komplikasi Hidrosefalus...................................................................... 10
B. Asuhan Keperawatan............................................................................... 10
1 Pengkajian........................................................................................... 10
2 Diagnosa .............................................................................................11
3 Intervensi............................................................................................. 11
4 Impelementasi..................................................................................... 12
5 Evaluasi............................................................................................... 13

BAB III PENUTUP..........................................................................................14

A. Kesimpulan .............................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus


dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang
semakin berkembang maka mengakibatkan polusi didunia semakin
meningkat pula yang pada akhirnya menjadi factor penyebab suatu penyakit,
yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap
penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah
Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar
tiga kasus per seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Dan
hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan pelayanan
keperawatan yang khusus. Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur
tetapi paling banyak pada bayi yang ditandai dengan membesarnya kepala
melebihi ukuran normal. Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak,
sebenarnya hydrosephalus juga biasa terjadi pada oaran dewasa, hanya saja
pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga lebih mudah dideteksi
dan diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun2nya masih terbuka,
sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan
melebarnya tulang2 tengkorak. Sedang pada orang dewasa tulang tengkorak
tidak mampu lagi melebar.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan umum Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan hidrosefalus dan dapat
merancang berbagai cara untuk mengantisipasi masalah serta dapat
melakukan asuhan pada kasus hidrosefalus.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengrtian dari Hidrosefalus

b. Mengetahui Etiologi dan Patofisiologi dari Hhidrosefalu

4
c. Mengetahui Tanda dan Gejala Hidrosefalus

d. Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik dan Komplikasi pada Hidrosefalus

e. Mengetahui Penatalaksanaan dari Hidrosefalus

f. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Hidrosefalus

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Medis
1. Definisi Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikelser
ebral, ruangsubarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001).
Hidrosefalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnyacairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekan
an intracranial yang meninggisehingga terdapat pelebaran ruangan tempa
t mengalirnya cairan serebro spinal(Ngastiyah,2007).
Hidrosefalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan
dilatasi yangprogresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi
gabungan dari jaringan –jaringan serebral selama produksi CSF ber
langsung yang meningkatkan kecepatanabsorbsi oleh vili arachnoid.
Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis danmeningkatnya tekanan
intrakranial, menyebabkan terjadinya peleburan ruang – ruangtempat m
engalirnya liquor (Mualim, 2010)
2. Etiologi Hidrosefalus
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah
satu tempatantara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tem
pat absorbsi dalam ruangsubarackhnoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi
ruangan CSS diatasnya.
Penyumbatan aliran CSS yang sering terjadi pada bayi dan anak disebabkan
oleh :
1. Kongenital : disebabkan gangguan perkembangan janin dalam rahim,atau
infeksiintrauterine meliputi :
a. Stenosis aquaductus sylvib. Spina bifida dan kranium bifidac. Syndrom
Dandy-Walkerd. Kista arakhnoid dan anomali pembuluh darah
2. Didapat : disebabkan oleh infeksi, neoplasma, atau perdarahana.
a. Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patol
ogis terlihatpenebalan jaringan piameter dan arakhnoid sekitar sistern
a basalis dan daerah lain.Penyebab lain infeksi adalah toksoplasmosis.

6
b. Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik dapat terjadi di setiap tempat alira
n CSS.Pada anak, penyeban terbanyak penyumbatan ventrikel I
V / akuaduktus sylviibagian terakhir biasanya suatu glioma yang bera
sal dari cerebelum, penyumbatanbagian depan ventrikel III disebabkan
kraniofaringioma.
c. Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabk
an fibrosisleptomeningfen terutama pada daerah basal otak, sel
ain penyumbatan yangterjakdi akibat organisasi dari darah itu sendiri.
3. Klasifikasi Hidrosefalus
Hidrosefalus dapat dikelompokkan berdasarkan dua kriteria besar yaitu sec
ara patologi dan secara etiologi. Hidrosefalus Patologi dapat dikelompokkan s
ebagai
1) Obstruktif (non-communicating) - terjadi akibat penyumbatan sirkulasi CSS
yang disebabkan oleh kista, tumor, pendarahan, infeksi, cacat bawaan da
n paling umum, stenosis aqueductal atau penyumbatan saluran otak.
2) Non – obstruktif (communicating) - dapat disebabkan oleh gangguan kesei
mbangan CSS, dan juga oleh komplikasi setelah infeksi atau komplikasi h
emoragik.
4. Manifestasi Klinis Hidrosefalus
Manifestasi klinis Hidrosefalus dibagi menjadi 2 yaitu : anak dibawah usia
2 tahun,dan anak diatas usia 2 tahun.
1. Hidrosefalus dibawah usia 2 tahun.
a. Sebelum usia 2 tahun yang lebih menonjol adalah pembesaran kepala.
b. Ubun-ubun besar melebar, terba tegang/menonjol dan tidak berdenyut.
c. Dahi nampak melebar dan kulit kepala tipis, tegap mengkilap den
gan pelebaranvena-vena kulit kepala.
d. Tulang tengkorak tipis dengan sutura masih terbuka lebar cracked pot
sign yaknibunyi seperti pot kembang yang retak pada perkusi.
e. Perubahan pada mata. Bola mata berotasi kebawah oleh karena ada t
ekanan dan penipisan tulang supra orbita. Sclera nampak diatas iris, s
ehingga iris seakan-akanseperti matahari yang akan terbenam
f. Strabismus divergens
7
g. Nystagmus
h. Refleks pupil lambat
i. Atropi N II oleh karena kompensi ventrikel pada chiasma optikum
j. Papil edema jarang, mungkin oleh sutura yang masih terbuka.
2. Hidrosefalus pada anak diatas usia 2 tahun.Yang lebih menonjol disini iala
h gejala-gejala peninggian tekanan intra kranial oleh karena pada usia ini
ubun-ubun sudah tertutup
5. Pemeriksaan Penunjang Hidrosefalus
1. Pemeriksaan fisikPengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukura
n ini penting untuk melihatpembesaran kepala yang progresif atau lebih da
ri norma
2. Pemeriksaan cairan serebrospinal:Analisa cairan serebrospinal pada hidro
sefalus akibat perdarahan atau meningitisuntuk mengetahui kadar protein
dan menyingkirkan kemungkinan ada infeksi sisa
3. Pemeriksaan radiologi
a. X-ray kepala: tampak kranium yang membesar atau sutura yang meleb
ar
b. USG kepala: dilakukan bila ubun-ubun besar belum menutup.
c. CT Scan kepala: untuk mengetahui adanya pelebaran ventrikel dan
sekaligus 5.
6. Pentalaksanaan Medis Hidrosefalus
1. Terapi Medikamentosa
Hidrosefalus dewngan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi pada umu
mnyatidak memerlukan tindakan operasi. Dapat diberi asetazolamid denga
n dosis 25 – 50mg/kg BB. Pada keadaan akut dapat diberikan manit
ol. Diuretika dan kortikosteroiddapat diberikan meskipun hasilnya kur
ang memuaskan. Pembarian diamox ataufurocemide juga dapat diberika
n. Tanpa pengobatan “pada kasus didapat” dapat sembuhspontan ± 40 – 50
% kasus
2. Pembedahan
Tujuannya untuk memperbaiki tempat produksi LCS dengan tempat absor
bsi.Misalnya Cysternostomy pada stenosis aquadustus. Dengan pembedahan
juga dapatmengeluarkan LCS kedalam rongga cranial yang disebut:
a. Ventrikulo Peritorial Shunt
8
b. Ventrikulo Adrial Shunt
Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan serebr
ospinal dariventrikel otak ke atrium kanan atau ke rongga perit
oneum yaitu pintasanventrikuloatrial atau ventrikuloperitonial.Pintasan t
erbuat dari bahan bahan silikon khusus, yang tidak menimbulkan raksirad
ang atau penolakan, sehingga dapat ditinggalkan di dalam tubuh
untukselamanya. Penyulit terjadi pada 40-50%, terutama berupa infeksi, o
bstruksi, ataudislokasi, Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menja
di :
1. Penanganan sementaraTerapi konservatif medikamentosa ditujuka
n untuk membatasi evolusihidrosefalus melalui upaya mengurangi
sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upayameningkatkan resorbsin
ya.
2. Penanganan alternatif (selain shunting)Misalnya : pengontrolan kasus
yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksiradikal lesi massa yang
mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu malformasi.saat ini car
a terbaik untuk malakukan perforasi dasar ventrikel dasar ventrikel IIIa
dalah dengan teknik bedah endoskopik.
3. Operasi pemasangan “ pintas “ ( shunting )Operasi pintas bertujuan
mambuat saluran baru antara aliran likuor dengankavitas drai
nase. Pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah ro
nggaperitoneum. Biasanya cairan ceebrospinalis didrainase dari ventri
kel, namun kadangada hidrosefalus komunikans ada yang didrain rong
ga subarakhnoid lumbar. Ada 2 halyang perlu diperhatikan pada perio
de pasca operasi, yaitu pemeliharaan luka kulitterhadap kontaminasi in
feksi dan pemantauan kelancaran dan fungsi alat shunt yangdipasang.
Infeksi pada shunt meningkatkan resiko akan kerusakan intelektual, lok
ulasiventrikel dan bahkan kematian

7. Komplikasi Hidrosefalus
1. Peningkatan tekanan intrakrenial
2. Kerusakan otak
3. Infeksi : septikimia, endocarditis, infeksi uka, nefritis, meningitis, ventriculiti
s, abses otak.
9
4. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik.
5. Hematoma subdural, peritonitis, abses abdomen, perporasi organ dalam r
ongga abdomen, fistula, hernia, dan ileus
6. Kematian

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Anamnesa
Muntah, gelisah, nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, pe
rubahan
a. Riwayat penyakit / keluhan utama
pupil, kontriksi penglihatan perifer.
b. Riwayat Perkembangan
Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir men
angis keras terjatuh dengan kepala terbentur atau tidak.
Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku. Apakah pernah terja
ntuh dengan kepala terbentur
2). Pemeriksaan Fisik
a. Pembesaran kepala
a) Inspeksi :
1. Anak dapat melihat keatas atau tidak
2. Dahi menonjol dan mengkilat. Sertas pembuluh darah terlihat jelas
b). Palpasi
1. Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar
2.Fontanela:Keterlamabatan penutupan fontanela anterior sehing
ga fontanela tegang, keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengko
rak.
c.) Pemeriksaan Mata
1. Akomodasi
2. Gerakan bola mata
3. Luas lapang pandang
4. Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melih
at keatas
5. Konvergensi.
10
6. Stabismus, nystaqmus, atropi optic.
Didapatkan data – data sebagai berikut :
3.) Observasi Tanda-Tanda Vital
a. Peningkatan sistole tekanan darah
b. Peningkatan frekuensi pernapasan.
c. Penurunan nadi / Bradicardia
Transimulasi kepala bayi yang akan menunjukkan tahap dan lokalisasi dari
pengumpulan cairan banormal. ( Transsimulasi terang )
a. Perkusi tengkorak kepala bayi akan menghasilkan bunyi “ Crakedpot “
(Mercewen’s Sign
b. Opthalmoscopy : Edema Pupil.
c. CT Scan Memperlihatkan (non – invasive) type hidrocephalus dengan nali
sisi
komputer.
c. Radiologi : Ditemukan Pelebaran sutura, erosi tulang intra cranial.

2. Diagnosa
a) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis

3. Intervensi

No. Diagnosa Tujuan dan kriteria ha Intervensi


sil
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan asuh Manajemen Nyeri
agen pencede an keperawatan selama Observasi
ra fisiologis 3x24 jam diharapkan tid 1. Identifikasi lokasi, kar
ak terjadi nyeri akut den akteristik, durasi, frek
gan KH: uensi, khualitas, inten
1. Keluhan mengel sitas nyeri.
uh nyeri (5) 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis (5) 3. Indentifikasi faktor yan
3. Sikap protektif g memperberat dan m
(5) emperingan nyeri
4. Gelisah (5) Terapeutik

11
5. Kesulitan tidur 1. Berikan teknik non far
(5) makologis untuk men
gurangi rasa nyeri (mi
s. TEENS, Hipnosis,
Akupresur, terapi mus
ik, biofitback, terapi pij
at, araoma terapi, tek
nik imajinasi terbimbin
g, kompres hangat/din
gin, terapi bermain)
2. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Kolaborasi
1. Pemberian ana
lgetik, jika perlu

2) Anamnesa
3) a. Riwayat penyakit / keluhan utama
4) Muntah, gelisah, nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda,
perubahan
5) pupil, kontriksi penglihatan perifer.
6) b. Riwayat Perkembangan
7) Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir
menangis keras
8) atau tidak. Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku. Apakah
pernah
9) terjatuh dengan kepala terbentur.
10)Anamnesa
11)a. Riwayat penyakit / keluhan utama
12)Muntah, gelisah, nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda,
perubahan
13)pupil, kontriksi penglihatan perifer.
14)b. Riwayat Perkembangan
15)Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir
menangis keras
16)atau tidak. Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku. Apakah
pernah
17)terjatuh dengan kepala terbentur.
18)Anamnesa
19)a. Riwayat penyakit / keluhan utama
20)Muntah, gelisah, nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda,
perubahan

12
21)pupil, kontriksi penglihatan perifer.
22)b. Riwayat Perkembangan
23)Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir
menangis keras
24)atau tidak. Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku. Apakah
pernah
25)terjatuh dengan kepala terbentu
4. Implementasi

Diagnosa Implementasi
Nyeri akut b.d agen penceder 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, d
a fisiologis urasi, frekuensi, khualitas, intensitas n
yeri.
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengindentifikasi faktor yang memper
berat dan memperingan nyeri
4. Memberikan teknik non farmakologis u
ntuk mengurangi rasa nyeri (mis. TEE
NS, Hipnosis, Akupresur, terapi musik,
biofitback, terapi pijat, araoma terapi, t
eknik imajinasi terbimbing, kompres ha
ngat/dingin, terapi bermain)
5. Memfasilitasi istirahat dan tidur
6. Memberikan analgetik, jika perlu

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan u


ntuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana ren
cana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan renca
na keperawatan. Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan t
ercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan, apabila dalam penilaian t
ernyata tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Tahapan ini
perawat melakukan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperaw
atan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tin
dakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.

13
Nyeri aku b.d agen pencedera fisiologis

Keriteria hasil:

Keluhan nyeri menurun

Meringis menurun

Sikap protektif menurun

Gelisah menurun

Kesulitan tidur menurun

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hidrosefalus Patologi dapat dikelompokkan sebagai Obstruktif (non-communi
cating) - terjadi akibat penyumbatan sirkulasi CSS yang disebabkan oleh kista, tum
or, pendarahan, infeksi, cacat bawaan dan paling umum, stenosis aqueductal atau
penyumbatan saluran otak. Dengan pembedahan juga dapat mengeluarkan LCS k
edalam rongga cranial yang disebut:
a. Ventrikulo Peritorial Shunt
b. Ventrikulo Adrial Shunt Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirk
an cairan serebrospinal dariventrikel otak ke atrium kanan atau ke rong
ga peritoneum yaitu pintasan ventrikuloatrial atau ventrikuloperitonial.Pintasan terb
uat dari bahan bahan silikon khusus, yang tidak menimbulkan raksiradang atau
penolakan, sehingga dapat ditinggalkan di dalam tubuh untukselamanya.

B. Saran
Semoga makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat secara maksimal,
sehingga dapat membantu proses pembelajaran dan dapat mengefektifkan keman

14
dirian dan kreatifitas mahasiswa. Perawat juga seharusnya dapat berfikir kritis dala
m melakukan asuhan keperawatan khususnya pada anak dengan hidrosefalus.

DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai