Anda di halaman 1dari 4

12 | Renny Triwijayanti, Annisa Rahmania/ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.13 No.

1 (2022) 12-15

PENGETAHUAN PERAWAT DALAM PENERAPAN EARLY WARNING


SYSTEM (EWS) DI RUANG RAWAT INAP
Renny Triwijayanti1, Annisa Rahmania2
1
Dosen Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan IKesT Muhammadiyah Palembang
2
Dosen Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan IKesT Muhammadiyah Palembang
Email : renny.reiqisaisy@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang: Early Warning System (EWS) merupakan sistem untuk mendeteksi secara dini
kondisi fisiologis berdasarkan respon klinis, yang biasanya digunakan di unit bedah medis sebelum
pasien mengalami kondisi darurat[1]. Perawat perlu dilatih untuk dapat mendeteksi atau mengenali
perubahan kondisi pasien yang memburuk, serta mampu melakukan tindakan perawatan yang tepat1.
Pengetahuan dan pemahaman terhadap pasien yang beresiko mengalami perburukan kondisi dapat
membantu mengurangi masalah potensial yang akan muncul[2]. Tujuan penelitian: untuk
menganalisis faktor yang dapat mempengaruhi perawat dalam menerapkan Early Warning System
(EWS). Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode eksplanatif untuk melihat hubungan
antar variabel yaitu karakteristik individu dan pengetahuan menggunakan tabulasi silang. Penelitian
ini dengan pendekatan cross sectional berdasarkan cara pengumpulan data penelitian ini merupakan
penelitian survei karena pengumpulan datanya menggunakan kuesioner, penelitian ini tidak
melakukan perlakuan, tetapi meneliti keadaan yang sudah ada. Hasil Penelitian: Hasil yang
didapatkan dalam penelitian ini terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penerapan Early
Warning System (EWS) di ruang rawat inap bedah dan penyakit dalam RS Muhammadiyah
Palembang. Perawat yang patuh menerapkan EWS ada 17 orang (53,1%) dari 32 orang perawat yang
menjadi responden. Saran: Diharapkan perlu adanya sosialisai kembali mengenai Early Warning
System (EWS) kepada perawat terutama di ruang rawat inap.

Kata Kunci: Penerapan EWS, perawat

mengakibatkan kejadian yang tidak


PENDAHULUAN diharapkan, misalnya mengakibatkan
Keselamatan pasien merupakan hal yang pemindahan pasien yang tidak direncanakan
harus diutamakan oleh penyedia layanan ke unit perawatan intensif (ICU), kejadian
kesehatan agar asuhan pasien di rumah sakit henti jantung (cardiac arrest) dan
menjadi lebih aman dan terkendali. Upaya kematian[3].
mengutamakan keselamatan pasien berarti
mencegah terjadinya cedera yang dapat Early Warning System (EWS) merupakan
disebabkan oleh kesalahan tindakan. sistem untuk mendeteksi secara dini kondisi
Tindakan pelayanan kepada pasien harus fisiologis berdasarkan respon klinis, yang
dilakukan sesuai dengan kebutuhan kondisi biasanya digunakan di unit bedah medis
fisiologis pasien karena kondisi pasien bisa sebelum pasien mengalami kondisi darurat[1].
berubah sewaktu-waktu. Perubahan kondisi EWS juga merupakan sistem untuk
pasien inilah yang harus bisa dideteksi lebih membantu penyedia layanan kesehatan
dini oleh perawat sehingga pasien tidak perlu dalam mengatasi masalah pasien dalam
melewati fase kegawatan atau kritis[3]. kondisi awal dengan menggunakan tujuh
parameter untuk menentukan respon aktivasi
Deteksi dini melalui pengkajian harus klinis pasien[4]. Tujuh parameter termasuk
dilakukan secara terfokus dan respirasi, tekanan darah sistolik, suhu, nadi,
berkesinambungan sehingga data yang saturasi oksigen, oksigen tambahan, dan
dihasilkan dapat digunakan untuk merawat tingkat kesadaran pasien[5].
pasien sebaik mungkin. Kegagalan perawat
mengenali perubahan kondisi klinis pasien di Pengetahuan dan pemahaman terhadap
ruang rawat inap rumah sakit dapat pasien yang beresiko mengalami perburukan
kondisi dapat membantu mengurangi
Renny Triwijayanti, Annisa Rahmania/ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.13 No.1 (2022) 12-15 | 13
masalah potensial yang akan muncul[2]. responden yang tidak patuh menerapkan
Pengetahuan dan pengalaman adalah faktor EWS sebanyak 15 orang (43,9%).
yang mempengaruhi kemampuan perawat Analisis Bivariat
dalam mengidentifikasi pasien yang No Variabel N p value
mengalami perburukan kondisi[6]. Ada 1 Pengetahuan 32 0,000
banyak faktor yang dapat mempengaruhi
perawat dalam melaksanakan EWS. Oleh PEMBAHASAN
karena itu, penelitian ini dilakukan untuk Adapun penjelasannya berdasarkan tujuan
menganalisis faktor apa saja yang dapat dan hipotesis penelitian, keterbatasan
mempengaruhi perawat dalam menerapkan penelitian yang terkait dengan proses
Early Warning System (EWS). pelaksanaan penelitian terhadap pelayanan
keperawatan, keilmuan dan pendidikan
METODE keperawatan serta tujuan kepentingan
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16 – penelitian dan implikasi dari hasil penelitian
23 November 2020 di ruang rawat inap terhadap pelayanan dan penelitian dalam area
bedah dan ruang rawat inap penyakit dalam keperawatan.
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
Hasil penelitian didapatkan hubungan
Sampel dalam penelitian ini adalah perawat
pengetahuan dengan penerapan Early
di ruang rawat inap penyakit dalam dan
Warning System (EWS) nilai p value sebesar
ruang rawat inap bedah RS Muhammadiyah
0,000 (p value <0,05 ). Hal ini berarti
Palembang sejumlah 32 orang. Rancangan
pengetahuan memiliki hubungan dengan
penelitian berdasarkan tujuan penelitiannya
penerapan Early Warning System (EWS)
adalah dekriptif analitik untuk melihat
perawat. Penelitian ini relevan dengan
hubungan variabel. Penelitian ini dengan
penelitian Pegala (2017) yang menyatakan
pendekatan cross sectional.
adanya hubungan pengetahuan dengan
HASIL penerapan Early Warning System (EWS)[7].
Perawat yang memiliki pengetahuan yang
Pengetahuan
baik, pasti dapat menerapkan Early
Tabel 5.5 Distrib' usi frekuensi responden menurut Warning System (EWS) dengan baik,
pengetahuan (N=32) ditunjang dengan perawat yang memang
Karakteristik Jumlah N=32 sudah dibekali pengetahuan dasar yang dapat
N % diterapkan dalam pelaksanaan monitoring
Pengetahuan
EWS pasien, seperti mengobservasi tanda –
Kurang baik 17 53,1
Baik 15 46,9 tanda vital dan tingkat kesadaran pasien dan
Total 32 100 ditambah dengan pelatihan monitoring EWS
Berdasarkan tabel 5.5 di atas didapatkan yang sudah diterima[8].
data responden yang memiliki pengetahuan Tingkat pengetahuan perawat merupakan
baik sebanyak 15 orang (46,9%), sedangkan salah satu faktor yang mempengaruhi
responden yang memiliki pengetahuan keterampilan perawat dalam melakukan
sebanyak 17 orang (53,1%). tindakan asuhan keperawatan salah satunya
Penerapan EWS dalam penerapan Early Warning Score
System (EWSS). Tingkat pengetahuan yang
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden menurut
baik akan memudahkan seorang perawat
Penerapan EWS (N=32)
mengimplementasikan pengetahuannya
Karakteristik Jumlah N=32
dalam menangani kasus kegawatan di ruang
N %
Penerapan
perawatan. Tingkat pendidikan perawat dan
Tidak Patuh 15 46,9 lamanya bekerja tentu juga akan
Patuh 17 53,1 mempengaruhi tingkat pengetahuan seorang
Total 32 100 perawat. Pengetahuan merupakan hasil dari
Berdasarkan tabel 5.5 di atas didapatkan mengingat kembali kejadian yang pernah
data responden yang patuh menerapkan EWS dialami baik secara sengaja maupun tidak
sebanyak 17 orang (53,1%), sedangkan sengaja setelah dilakukan pengamatan pada
14 | Renny Triwijayanti, Annisa Rahmania/ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.13 No.1 (2022) 12-15
suatu objek yang dapat menjadi bagian deteksi dini dari setiap yang berpatokan pada
penting untuk terbentuknya suatu tindakan frekuensi normal klinis atau reaktor serologis
seseorang[9]. penyakit tertentu dengan memantau sampel
Pengetahuan, keterampilan, dan dari populasi yang beresiko[16].
pengalaman tidak hanya berpengaruh pada Berdasarkan hasil penelitian, konsep serta
hasil akhir dari suatu pekerjaan yang penelitian terkait maka dapat diasumsikan
dilakukan namun juga berpengaruh pada bahwa terdapat hubungan antara
proses pengambilan keputusan. Proses pengetahuan dengan penerapan early
pengambilan keputusan dalam praktik klinis warning system (EWS). Hal ini dikarenakan
bersumber pada pengetahuan, pengalaman, seseorang perawat yang memiliki
kemampuan perawat untuk mengatasi suatu pengetahuan yang baik maka dapat
kondisi[10], [11], dan persepsi perawat melaksanakan pekerjaan dengan baik,
dalam melihat suatu masalah[12]. semakin baik pengetahuan perawat maka
Keberhasilan dalam menjalankan tugas semakin baik pula dalam penerapan Early
bagi seorang perawat ditentukan oleh Warning Score System (EWSS)[17]
pengetahuan yang dimilikinya. Ketika KESIMPULAN DAN SARAN
perawat memiliki pengetahuan yang baik
maka mereka pun dapat menyelesaikan tugas Kesimpulan
secara efektif, hal itu juga sebagai bukti Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa:
bahwa perawat memiliki potensi untuk dapat a. Faktor – faktor yang dapat
bertanggung jawab melaksanakan tugasnya mempengaruhi perawat dalam
sesuai dengan prosedur yang ada[13]. menerapkan EWS, yaitu: masa kerja
Pengetahuan dan keterampilan juga dengan nilai p value sebesar 0,000 (p
dipengaruhi oleh pengalaman yang dimiliki value < 0,05), dan pengetahuan dengan
oleh seorang perawat. Pengalaman digunakan nilai p value sebesar 0,000 (p value <
sebagai salah satu cara untuk memperoleh 0,05).
kebenaran pengetahuan. Pengalaman juga b. Perawat yang patuh menerapkan EWS
bisa dikatakan sebagai sumber ada 17 orang (53,1%) dari 32 orang
pengetahuan[14]. perawat yang menjadi responden.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
Saran
penelitian Martanti (2015) yang
Saran yang dapat direkomendasikan oleh
menunjukkan bahwa ada hubungan antara
peneliti, terkait dengan hasil penelitian yang
tingkat pengetahuan dengan ketrampilan
telah diperoleh, yaitu Diharapkan perlu
perawat dalam pelaksanaan triage di IGD
adanya sosialisai kembali mengenai Early
RSUD Wates, dengan keeratan hubungan
Warning System (EWS) kepada perawat
yang sedang. Dimana hasil perhitungan uji
terutama di ruang rawat inap.
Kendall Tau diperoleh hasil koefisien
Kendall Tau sebesar 0.450 dengan tingkat DAFTAR PUSTAKA
signifikasi 0.025[15]. [1] J. Saab, M. M., McCarthy, B., Andrews,
Penerapan Early Warning System (EWS) T., Savage, E., Drummond, F. J., Walshe,
bukan merupakan pendekatan yang baru N., ... & Hegarty, “The effect of adult
untuk bidang kedokteran. Sistem ini Early Warning Systems education on
dirancang untuk identifikasi tepat waktu nurses’ knowledge, confidence and
terhadap risiko perburukan suatu penyakit. clinical performance: A systematic
Early Warning System (EWSS) didefinisikan review,” J. Adv. Nurs., vol. 73, no. 11,
sebagai proses sistemik untuk mengevaluasi pp. 2506–2521, 2017.
dan mengukur risiko awal untuk mengambil [2] National Patient Safety Agency,
langkah-langkah preventif untuk “Recognizing and Responding
meminimalkan dampak pada sistem tubuh. Appropriately to early signs of
Early Warning System (EWS) sekarang deteroration in hospitalized patients,”
didefinisikan sebagai prosedur tertentu untuk 2007.
Renny Triwijayanti, Annisa Rahmania/ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.13 No.1 (2022) 12-15 | 15
[3] Z. & Nurmalia, “Pengaruh Early Resuscitation.,” vol. 139, pp. 122–132,
Warning System Terhadap Kompetensi 2019.
Perawat: Literature Review,” in [10] J. L. Johansen, M. L., & O’brien,
Prosiding Seminar Nasional “Decision making in nursing practice: a
Keperawatan, Semarang: Universitas concept analysis,” Nurs. forum, vol. 51,
Diponegoro Semarang, 2018, pp. 215– no. 1, pp. 40–48, 2015.
220.
[11] M. Lauri, S., Salanterä, S., Chalmers, K.,
[4] Royal College of Physicians., “National Ekman, S. L., Kim, H. S., Käppeli, S., &
Early Warning Score (NEWS) 2. MacLeod, “An exploratory study of
Standardising the assessment of acute- clinical decision‐making in five
illness severity in the NHS,” RCP countries,” J. Nurs. Scholarsh., vol. 33,
London, 2017. no. 1, pp. 83–90, 2001.
[5] C. Duncan, K., & McMullan, Early [12] H. Pearson, “Science and intuition: do
Warning System. Philadelphia: both have a place in clinical decision
Lippincott Williams & Wilkins, 2012. making?,” Br. J. Nurs., vol. 22(4), 212,
[6] J. J. Liaw, S. Y., Scherpbier, A., Klainin‐ no. 4, pp. 212–215, 2013.
Yobas, P., & Rethans, “A review of [13] Zuhriana., “Faktor Yang Berhubungan
educational strategies to improve nurses’ Dengan Kinerja Perawat Di Unit Rawat
roles in recognizing and responding to Inap RSUD Bula Kabupaten Seram
deteriorating patients,” Int. Nurs. Rev., Bagian Timur,” J. FKM Univeritas
vol. 58, no. 3, pp. 296–303, 2011. Hasanuddin Makassar, 2012.
[7] b. Pegala,i.,Shaluhiyah,z & Widjasena, [14] S. Notoatmodjo, Pengantar Pendidikan
“Perilaku Kepatuhan Perawat dan Ilmu Perilaku Kesehatan.
MElaksanakn SOP terhadap kejadian Yogyakarta: Andi Offset, 2010.
KEselamatan PAsien di RUmah SAkit X
KEndari.,” J. Promosi Kesehat. Indones., [15] A. J. Martanti R, Noviyanto M., Prasojo,
vol. 12, pp. 138–149, 2017. “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
Ketrampilan Petugas dalam Pelaksanaan
[8] N. L. Rajagukguk, C. R., & Widani, Triage di Instalasi Gawat Darurat RSUD
“FAKTOR-FAKTOR YANG Wates,” Media Ilmu Kesehat., vol.
BERHUBUNGAN DENGAN Volume 4 N, 2015.
KEPATUHAN PELAKSANAAN
MONITORING EARLY WARNING [16] M. Georgaka, D., Mparmparousi, M., &
SCORE,” Carolus J. Nurs., vol. 2, no. 3, Vitos, “Early Warning Systems,” Hosp.
pp. 132–148, 2020. Chronicles, vol. 7 Suppleme, pp. 37–43,
2012.
[9] J. Bylow, H., Karlsson, T., Claesson, A.,
Lepp, M., Lindqvist, J., & 10.Herlitz, [17] K. Darma, Metodologi Penelitian
“Self-learning training versus Keperawatan (Panduan Melaksanakan
instructorled training for basic life dan Menerapkan Hasil Penelitian).
support: a cluster randomized trial. Jakarta: CV Tans Info Media, 2011.

Anda mungkin juga menyukai