Iga Kusuma Wardhani1), Bambang Suhardi 2), dan Rahmaniyah Dwi Astuti 3)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta, 57126, Indonesia
E-mail: Iggakw@gmail.com
Intisari
Sistem ventilasi yang baik diperlukan pada ruangan kerja untuk meningkatkan
kenyamanan dalam bekerja terutama untuk ruangan-ruangan produksi yang
menggunakan mesin-mesin yang mengeluarkan panas. Komponen sistem ventilasi yang
dibahas dalam peneltian ini adalah turbin ventilator. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji kondisi termal akibat paparan panas dalam ruangan produksi batik printing
dan melakukan engineering control dengan merancang sistem ventilasi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran langsung kondisi termal. Hasil
pengukuran termal menunjukkan bahwa temperatur udara rata-rata di ruang produksi
batik printing adalah 34,13 oC. Temperatur rata-rata telah berada di luar batas standar
atas yang direkomendasikan oleh Kepmenakes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu
18oC - 30oC. Engineering control dilakukan dengan penggunaan turbin ventilator untuk
meningkatkan kenyamanan termal pekerja. Jumlah turbin ventilator yang efektif adalah
sebanyak 9 buah untuk Tipe L-75 dengan biaya pemasangan sebesar Rp 13.500.000,00
dengan bahan alumunium dan Rp 17.100.000,00 dengan bahan stainless steel. Hasil
perhitungan kelayakan investasi layak dilakukan. Pemasangan turbin ventilator dapat
menurunkan temperatur hingga 2 oC.
Kata Kunci: Engineering control, Temperatur, Turbin ventilator
1. Pendahuluan
Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia untuk bertahan hidup. Kerja
sesungguhnya bagian penting dari kehidupan manusia, sebab aspek kehidupan yang
memberikan status kepada masyarakat. Aktivitas kerja dilakukan dalam lingkungan kerja dan
sangat bergantung terhadap kondisi lingkungan kerja tersebut. Menurut Nuraini (2013)
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar karyawan dan dapat mempengaruhi
dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Menurut Lewa, K., Iip, Idham, Eka dan
Subowo (2005) lingkungan kerja yang baik apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan
secara optimal, sehat, aman, nyaman.
Menurut Litwin, George H. dan Stringer, Jr (1968) iklim kerja adalah segala sesuatu yang
terdapat pada lingkungan kerja, yang dirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh
orang-orang yang ada dan bekerja pada lingkungan tersebut dan diasumsikan dapat
mempengaruhi motivasi dan tingkah laku. Iklim kerja merupakan keadaan lingkungan kerja
yang di ukur dari perpaduan antara suhu udara (suhu basah dan suhu kering), kelembaban udara,
kecepatan aliran udara, dan suhu radiasi. Menurut Ramdan (2007) kombinasi dari keempat
faktor ini dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh yang disebut tekanan panas. Iklim
kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi untuk menimbulkan gangguan
kesehatan bagi pekerja bila berada pada kondisi yang ekstrim. Kondisi temperatur lingkungan
kerja yang ekstrim meliputi panas dan dingin yang berada di luar batas kemampuan manusia
untuk beradaptasi.
PT. Batik Merak Manis merupakan industri yang memproduksi batik. Produk batik yang
dihasilkan oleh perusahaan Batik Merak Manis meliputi batik tulis, batik cap, dan batik
printing. Berdasarkan data pada bulan April 2018 produksi Batik Merak Manis sebanyak 24
kain batik tulis, 2400 kain batik cap, dan 3000 kain batik printing. Data tersebut menujukkan
bahwa batik printing merupakan produk yang paling dominan di Batik Merak Manis. Kendala
yang terjadi pihak perusahaan sering menolak pesanan batik printing karena terkait dengan
masalah ketersediaan pekerja. Kurangnya ketersediaan jumlah pekerja setiap harinya dikarena
pekerja sering izin tidak masuk kerja dengan alasan kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara
dengan pekerja tersebut, mereka merasa ruang produksi batik printing tidak nyaman
dikarenakan temperatur ruangan yang panas dan hasil pengukuran temperatur memperkuat
alasan para pekerja mengenai lingkungan kerja yang tidak nyaman.
Berdasarkan hasil pengukuran temperatur pada industri Batik Merak Manis di ruang
produksi batik printing diketahui bahwa pekerja terpapar panas hingga mencapai temperatur
35,9oC. Temperatur di ruang produksi batik printing berada di atas nilai ambang batas yang
telah ditetapkan oleh Kepmenakes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 yang menetapkan batas
temperatur untuk ruang kerja industry optimal berkisar pada rentang suhu 18°C - 30°C. Nilai
temperatur sangat tinggi karena di dalam ruang produksi terdapat mesin-mesin yang
mengahasilkan panas. Selain itu aliran udara yang masuk pada ruang produksi tersebut sangat
sedikit dan cenderung kurang. Kondisi ini terjadi karena ruangan tersebut mempunyai pintu
yang cukup besar namun tidak langsung berhubungan dengan udara bebas. Dimana lingkungan
di sekitar industri adalah pemukiman padat yang terdapat batas tembok di kanan, kiri, dan
belakang industri yang dapat menghambat laju aliran udara yang masuk ke dalam ruangan
tersebut. Hal diperparah dengan kondisi ruangan yang beratapkan seng dan kurangnya jumlah
ventilasi sehingga terkena paparan panas yang tinggi karena seng merupakan media penghantar
panas dan ventilasi merupakan jalan masuknya udara.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan perbaikian kondisi lingkungan
fisik untuk mengurangi temperatur pada ruang produksi batik printing industri Batik Merak
Manis dengan menggunakan turbin ventilator.
2. Metodologi
Data yang diambil pada penelitian ini berdasarkan data kondisi termal dalam ruangan.
Subjek penelitian adalah keseluruhan karyawan batik printing. Data kondisi termal diambil
menggunakan alat ukur Environment Meter. Environment Meter digunakan untuk mengukur
data temperatur udara. Data kondisi termal diamati berdasarkan standar nilai ambang batas yang
telah ditetapkan oleh Kepmenakes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002.
Pembahasan yang dilakukan adalah dengan membandingkan kondisi termal aktual dalam
ruangan dengan standar yang diijinkan. Engineering control penanganan paparan panas dikaji
dengan melihat manfaat penggunaan alat, jumlah optimal dan posisi penempatannya dalam
menciptakan kenyamanan termal dalam ruangan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah
Yuliyanti (2016):
Menentukan volume ruang dengan rumus :
Vruangan = Panjang x Lebar x Tinggi ruang ……………………………………….... (2.1)
Setelah itu tentukan volume atap dengan rumus :
panjang x lebar
V atap = x tinggi atap ………………..…………………………….. (2.2)
2
Menghitung volume total dengan rumus :
Vtotal = Vruangan+ Vatap …………………………………..……………………...…..... (2.3)
Menghitung jumlah turbin ventilator yang dibutuhkan :
Volume total
Jumlahturbin ventilator= ……….………………
kapasitas hisap x waktu sirkulasi
(2.4)
Biaya turbin ventilator = jumlah turbin ventilator x harga turbin ventilator……….. (2.5)
Jika turbin ventilator yang digunakan saat ini adalah L-45 dengan kapasitas 42,39 m 3 /menit dan
waktu sirkulasi 10 menit, maka jumlah yang direkomendasikan adalah:
a Menentukan volume ruang dengan rumus
Vruangan ………………………………….…………………….…..………..…(2.1)
Vruangan 1 = 37.8 x 11.8 x 5
= 2230.2 m3
Vruangan 2 = 35 x 24.6 x 5
= 4305 m3
Vruangan 3 = 35.8 x 15.8 x 5
= 2828.2 m3
b Setelah itu tentukan volume atap dengan rumus
Vatap ……………………………………………………………………………(2.2)
= 12,187 ~ 12 buah
Jumlah turbin ventilator ruangan 3 3393,84 m3
=
42,39 m3 /menit x 10 menit
= 8,006 ~ 8 buah
Tabel 7. Perhitungan NVP dan PBP Turbin Ventilator L-75 Stenless Stell
Sebelum Sesudah
Biaya Bahan Baku Rp 1,560,000.00 Rp 2,600,000.00
Biaya Tenaga Kerja Rp 640,000.00 Rp 640,000.00
Variabel cost Biaya Listrik Rp 45,000.00 Rp 90,000.00
Biaya screen Rp 40,000.00 Rp 40,000.00
Pewarna Rp 100,000.00 Rp 250,000.00
Revenue Penjualan perhari Rp 2,760,000.00 Rp 4,600,000.00
Income Keuntungan Bersih Rp 375,000.00 Rp 980,000.00
Initial Invesment Investasi vasilitas Rp 17,100,000
NPV Rp 864,207,705
Net Present Value Payback period 55
Kelayakan investasi Layak
Hasil perhitungan diperoleh nilai NPV turbin ventilator L-75 bahan alumunium sebesar Rp
893.553.109 dimana NPV tersebut bernilai positif, sehingga perbaikan fasilitas yang dilakukan
memberikan manfaat bagi industry Batik Merak Manis dan layak dilakukan. Hasil dari Payback
Periode dari pemasangan turbin ventilator L-75 bahan alumunium adalah 30 hari atau 1 bulan 4
hari dimana dalam 1 bulan 26 hari kerja. Sedangkan hasil perhitungan NPV turbin ventilator L-
75 bahan stenless stell sebesar Rp 864.207.705 dimana NPV tersebut bernilai positif, sehingga
perbaikan fasilitas yang dilakukan memberikan manfaat bagi industry Batik Merak Manis. Hasil
dari Payback Periode pemasangan turbin ventilator L-75 bahan steanless stell adalah 55 hari
atau 2 bulan 3 hari dimana dalam 1 bulan 26 hari kerja.
Kapasitas hisap turbin ventilator L-75 sebesar 117,75 m 3/menit yang bearti setiap satu
menit turbin ventilator dapat menghisap udara dengan volume 117,75 m 3. Waktu ideal yang
dibutuhkan untuk sirkulasi suatu ruangan adalah 10 menit sehingga dalam waktu sirkulasi 10
menit turbin ventilator dapat menghisap udara dengan volume 1177,5 m 3 dimana pemasangan
turbin ventilator dapat menurunkan suhu hingga 2oC. Pada ruang produksi batik printing I
industry Batik Merak Manis memiliki volume sebesar 2676,24 m 3 dan dibutuhkan turbin
ventilator jenis L-75 sebanyak 2 buah dengan waktu sirkulasi 10 menit, sehingga 1 turbin
ventilator L-75 mampu menyerap udara dengan volume 1338,12 m 3 dan dapat menurunkan
temperatur hingga 1,76 oC. Sedangkan pada ruang produksi batik printing II industry Batik
Merak Manis memiliki volume sebesar 5166 m 3 dan dibutuhkan turbin ventilator jenis L-75
sebanyak 4 buah dengan waktu sirkulasi 10 menit, sehingga 1 turbin ventilator L-75 mampu
menyerap udara dengan volume 1291,5 m3 dan dapat menurunkan temperatur hingga 1,82 oC.
Ruang produksi batik printing III industry Batik Merak Manis memiliki volume sebesar 3393,83
m3 dan dibutuhkan turbin ventilator jenis L-75 sebanyak 3 buah dengan waktu sirkulasi 10
menit, sehingga 1 turbin ventilator L-75 mampu menyerap udara dengan volume 1131,28 m 3
dan dapat menurunkan tempertur hingga 2,08 oC.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa, temperatur rata-rata pada ruang produksi batik printing berada di luar batas standar yang
direkomendasikan oleh Kepmenakes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu 18 oC - 30oC.
Kondisi ketidaknyamanan tersebut diatasi dengan pemasangan turbin ventilator. Pemasangan
turbin ventilator yang direkomendasikan adalah 9 buah untuk Tipe L-75 dengan posisi
penempatan di tengah ruangan yang terpasang secara seri. Biaya pemasangan turbin jenis L-75
sebesar Rp 13.500.000,00 dengan bahan alumunium dan Rp 17.100.000,00 dengan bahan
stainless steel. Hasil perhitungan kelayakan investasi didapatkan nilai NPV bernilai positif yang
berarti investasi tersebut layak dilakukan. Pemasangan turbin ventilator L-75 pada ruang
produksi batik printing I industry Batik Merak Manis dapat menurunkan temperatur hingga 1,76
Daftar Pustaka
ASHRAE. (1992). Thermal Environmental Condition for Human Occupancy (ASHRAE
Standard 55-56). ASHRAE: Atlanta US.
Kepmenakes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002. (2002). Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Lewa, K., Iip, Idham, Eka dan Subowo, (2005), “Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja
Fisik dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Pertamina (Persero) Daerah
Operasi Hulu Jawa Bagian Barat Cirebon.” Jurnal SINERGI:Kajian Bisnis dan Manajemen
Edisi Khusus on Human Resources.
Litwin, George H. & Stringer, Jr. (1968). Motivation and Organizational Climate. Boston:
Division of Research Graduate School of Business Administration Harvard University.
Nuraini, T. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia.Yayasan Aini Syam, Pekanbaru.
Ramdan, I.M. 2007. Dampak Giliran Kerja, Suhu dan Kebisingan Terhadap Perasaan Kelelahan
Kerja di PT. LJP Provinsi Kalimantan Timur, Universitas Mulawarman, Kalimantan. Dari:
http//210.57.222.46/index.php/IJPH/article/ view/451.
SNI 16-7061-2004. (2004). Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Indeks Suhu
Basah dan Bola, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Yuliyanti (2016). Perancangan Lingkungan Fisik Dengan Pendekatan Green Building. Jurnal
Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Malang Vol. 17, No. 2, Agustus 2016, pp. 72-
83. ISSN 1978-1431 print / ISSN 2527-4112 online.