Anda di halaman 1dari 31

SISTEM PERSEDIAAN KOPERASI SEKOLAH SIGMA SMK NEGERI 1

BOJONEGORO

LAPORAN PRAKERIN DI MASA PANDEMI COVID-19


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Oleh :
NAMA SISWA NIS

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 1 BOJONEGORO

KOMPETENSI KEAHLIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA


Jl. Panglima Polim no. 50 Telp. (0353) 881310 Fax. (0353) 888346 Kode Pos: 62115
NPSN 20541258 website: www.smkn1bojonegoro.sch.id ~ email: smknegeri1bojonegoro@yahoo.com

BOJONEGORO
SISTEM PERSEDIAAN KOPERASI SEKOLAH SIGMA SMK NEGERI 1
BOJONEGORO
Diajukan sebagai Laporan Prakerin di Masa Pandemi Covid-19

LAPORAN PRAKERIN DI MASA PANDEMI COVID-19


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Oleh :
NAMA SISWA NIS

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 1 BOJONEGORO

KOMPETENSI KEAHLIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA


Jl. Panglima Polim no. 50 Telp. (0353) 881310 Fax. (0353) 888346 Kode Pos: 62115
NPSN 20541258 website: www.smkn1bojonegoro.sch.id ~ email: smknegeri1bojonegoro@yahoo.com

BOJONEGORO
LEMBAR PERSETUJUAN PELAKSANAAN SIDANG
LAPORAN PRAKERIN DI MASA PANDEMI COVID-19

Laporan Tugas Prakerin di Masa Pandemi Covid-19 oleh ini


telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Bojonegoro, ( / / )
Pembimbing

...........................................................
NIP.

Bojonegoro, ( / / )
Kakomli Akuntansi

...........................................................
NIP.
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKERIN DI MASA PANDEMI
COVID-19

Laporan Tugas Prakerin Di Masa Pandemi Covid-19 oleh ini telah dipertahankan
di depan dewan penguji pada tanggal ( / / )

Penguji Utama I,

...........................................................
NIP.

Penguji II,

...........................................................
NIP.

Mengetahui,
Kakomli Akuntansi dan Keuangan Lembaga

...........................................................
NIP.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmatNya sehingga penulisan Laporan Prakerin di Masa Pandemi
Covid-19 yang berjudul “Sistem Persediaan Koperasi Sekolah Sigma SMK
Negeri 1 Bojonegoro” ini dapat tersusun hingga selesai. Laporan ini disusun
sebagai pelaksanaa Prakerin Di Masa Pandemi Covid-19.

Dalam penyusunan Laporan Prakerin Di Masa Pandemi Covid-19 ini


penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Sri Andayani, S.Pd. selaku Pembimbing


2. Sri Wahyuni, S.Pd., M. Ak selaku Ketua Kompetensi Keahlian AKL
SMKN 1 Bojonegoro
3. Fatkhurrokhim, M.Pd, selaku Kepala SMK Negeri 1 Bojonegoro
4. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doanya.
5. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran persiapan, pelaksanaan, penyusunan laporan
sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi laporan agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis


yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan ini. Serta mengucapkan terimakasih kepada tim penyusun
dan pihak-pihak terkait atas terbitnya laporan ini.

Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi, dan
masyarakat luas.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................
Daftar Isi................................................................................................
Daftar Tabel...........................................................................................
Daftar Gambar......................................................................................
Daftar Lampiran...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................
1.3 Batasan Masalah.........................................................................
1.4 Tujuan.........................................................................................
1.5 Manfaat.......................................................................................
1.6 Waktu dan Tempat.....................................................................
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Sistem Persediaan
A. Pengertiaan Persediaan........................................................
B. Klasifikasi Persediaan.........................................................
C. Sistem Pencatatan Persediaan.............................................
D. Penilaian Persediaan dalam Sistem Fisik............................
E. Penilaian Persediaan dalam Sistem Perpetual.....................
F. Penilaian Persediaan dalam Neraca.....................................

2.2 Koperasi

A. Pengertian Koperasi dan Koperasi Sekolah.........................


B. Ciri-Ciri Koperasi Sekolah...................................................
C. Fungsi Koperasi Sekolah......................................................
D. Tujuan Koperasi Sekolah.....................................................
E. Ruang Lingkup Koperasi Sekolah........................................
F. Landasan Koperasi Sekolah.................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil............................................................................................
3.3 Pembahasan.................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................
4.2 Saran............................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................
Lampiran................................................................................................
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persediaan (inventory) digunakan untuk menyatakan barang yang dimiliki


untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, barang yang tengah diproduksi,
serta bahan baku atau perlengkapan yang dimiliki untuk diolah menjadi produk
atau jasa yang siap dijual. Adapun persediaan dalam perusahaan dagang meliputi
persediaan barang dagang (merchandise inventory), barang dalam perjalanan
(goods in transit), serta tanah dan bangun (property) yang disediakan untuk dijual
kembali yang termasuk persediaan juga.
Pengendalian sistem persediaan barang merupakan salah satu aktivitas
kerja yang penting bagi perusahaan dagang, karena persediaan barang merupakan
unsur utama dalam bidang perdagangan. Kesalahan kecil mengenai persediaan
barang akan mengakibatkan masalah yang fatal, baik itu penumpukan di gudang
maupun kekosongan barang. Suatu perusahaan dagang membutuhkan sistem
pencatatan yang dapat mempermudah dan mempercepat dalam memberikan
informasi mengenai keadaan persediaan barang.
Salah satu jenis usaha dagang adalah koperasi. Koperasi sekolah,
misalnya. Koperasi sekolah sangat membantu bagi para siswa
untuk  mengembangkan potensinya dalam bidang ekonomi dan sebagai  latihan
bertanggung jawab dan kemandirian siswa.
Koperasi Sigma merupakan salah satu sentra bisnis di SMK Negeri 1
Bojonegoro yang telah berdiri sejak tahun 1986 ini menjadi pusat untuk membeli
peralatan sekolah dan kantor serta kebutuhan lainnya bagi siswa, guru dan seluruh
staff SMK Negeri 1 Bojonegoro. Koperasi Sigma ini juga mengikutsertakan
beberapa siswa untuk menjadi anggota koperasi dan mengelolanya.
Berbagai jenis barang disediakan dan pengelolaan koperasi ini masih
secara manual. Transaksi jual beli masih dilayani dengan tulisan tangan. Setiap
akhir transaksi bagian administrasi harus mengecek kondisi stok barang satu per
satu guna memastikan jumlah barang secara riil sama dengan jumlah barang yang
terdata.
Kejadian ini dilatar belakangi oleh seringnya pengurus koperasi yang
membutuhkan barang tertentu, ketika dicek di buku transaksi stok barang masih
tersedia, namun secara riil stok barang telah mencapai limit atau habis. Kurang
teraturnya perhitungan stok yang ada akan mengurangi tingkat keuntungan pihak
koperasi, untuk barang-barang yang jumlahnya banyak sering terjadi perbedaan
jumlah antara stok yang di koperasi dengan yang di gudang.
Adapun permasalahan yang lain yaitu kesulitan dalam menentukan barang-
barang yang harus diorder ke supplier tertentu saat ini sesuai dengan kebutuhan di
koperasi masih membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan kebutuhan
barang yang akan diorder tersebut untuk menjaga persediaan barang agar tidak
kehabisan persediaan.
Kesulitan untuk memprediksi kebutuhan barang yang banyak dibutuhkan
konsumen dan barang yang jarang dibeli oleh konsumen, sehingga untuk
mengontrol barang yang berlebihan atau barang yang tidak laku masih
membutuhkan waktu yang lama.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diambil
peneliti :

1. Bagaimanakah sistem persediaan yang digunakan di Koperasi Sigma


SMK Negeri 1 Bojonegoro?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sistem persediaan yang digunakan di Koperasi


Sigma SMK Negeri 1 Bojonegoro.

1.4 Batasan dan Asumsi Masalah


Agar laporan ini lebih terarah dan topik yang dibahas tidak meluas, maka
perlu adanya pembatasan lingkup penelitian. Adapun batasan masalah tersebut
adalah hanya akan membahas mengenai sistem persediaan barang dagang berupa
ATK yang sering dijual/dibeli oleh Koperasi Sigma SMK Negeri 1 Bojonegoro
pada bulan Oktober 2020.
Asumsi pada pemecahan masalah merupakan anggapan pada suatu hal
yang dijadikan landasan untuk berfikir dan bertindak dalam pemecahan masalah.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam pemecahan masalah ini adalah:
1. Studi Lapangan
Yaitu data yang secara langsung dapat diperoleh dengan meninjau dan
mengamati secara langsung terhadap obyek yang diteliti melalui wawancara, yaitu
metode pengumpulan data yang mengadakan tanya jawab langsung dengan
bagian administrasi sehingga dapat mengetahui histori data yang jelas.
2. Studi Pustaka

Yaitu dengan menggunakan dan mempelajari buku-buku maupun literatur-


literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sebagai landasan teori
bagi penulis.

1.5 Manfaat Penelitian


a. Bagi Peneliti

Sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan dan penerapan teori yang


diperoleh melalui praktik yang sesungguhnya.

b. Bagi Kopsek Sigma SMKN 1 Bojonegoro

Untuk mengetahui sistem persediaan yang digunakan dan cara pencatatan


yang tepat.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat menambah pembendaharaan karya ilmiah dan dapat


membantu dalam proses belajar mengajar.
1.6 Waktu dan Tempat
a. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam waktu dua minggu, mulai


tanggal 12 Oktober 2020 s.d. 24 Oktober 2020.

b. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di KOPERASI SIGMA dengan alamat Jl.


Panglima Polim No.50 Bojonegoro. Serta penyelesaian laporan persediaan barang
dilakukan di SMKN 1 Bojonegoro.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 SISTEM PERSEDIAAN


A. Pengertian Persediaan

Persediaan (inventory) merupakan bahan atau barang yang disimpan yang


akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi
atau perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan
atau mesin digunakan untuk menyatakan barang yang dimiliki untuk dijual dalam
kegiatan normal perusahaan, barang yang tengah diproduksi, serta bahan baku
atau perlengkapan yang dimiliki untuk diolah menjadi produk atau jasa yang siap
dijual. Menurut PSAK No. 14, pengertian persediaan adalah aktiva:

1. Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal


2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
3. Dalam bentuk bagan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.

Berikut ini beberapa pengertian persediaan (inventory) dari beberapa


sumber buku1:

a. Menurut Herjanto (2007), persediaan adalah bahan atau barang yang


disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya
untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.
b. Menurut Warren (2005), persediaan adalah barang dagang yang dapat
disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan dan
dapat digunakan dalam proses produksi atau dapat digunakan untuk tujuan
tertentu.
c. Menurut Alexandri (2009), persediaan merupakan suatu aktiva yang
meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
1
https://www.kajianpustaka.com/2018/02/pengertian-fungsi-dan-jenis-persediaan-
inventory.html
dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang
masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan
baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi.
d. Menurut Ristono (2009), persediaan adalah barang-barang yang disimpan
untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.
e. Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008), persediaan merupakan idle
resources atau sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih
lanjut.
f. Menurut Kieso dkk (2008), persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang
yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan
dijual.

Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam


proses, barang jadi, ataupun suku cadang. Persediaan suatu perusahaan biasanya
erat hubungannya dengan objek usaha pokok perusahaan. Usaha pokok
perusahaan perusahaan dagang adalah membeli barang dagangan kemudian
menjual kembali. Usaha Pokok perusahaan manufaktur adalah membeli bahan
baku untuk diproses menjadi barang yang siap dijual. Sementara usaha pokok
perusahaan jasa adalah membeli perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam
penyerahan (penjualan) jasa.

Persediaan ialah bagian utama dalam neraca dan seringkali merupakan


perkiraan yang nilainya cukup besar yang melibatkan modal kerja yang terbilang
sangat besar. Tanpa adanya persediaan barang dagangan perusahaan akan
menghadapi resiko yang dimana pada suatu waktu tidak dapat memenuhi
keinginan dari para pelanggannya. Tentu saja kenyataan ini dapat berakibat buruk
bagi perusahaan karena secara tidak langsung perusahaan menjadi kehilangan
kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan. Pada
Prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar kegiatan operasi
perusahaan yang harus dilakukan dengan secara berturut-turut untuk
memproduksi barang-barang serta selanjutnya menyampaikannya kepada para
pelanggan atau konsumen. 
B. Klasifikasi Persediaan
Klasifikasi persediaan dapat dibedakan menjadi dua2, yaitu:
1. Menurut PSAK no. 14 (2007)

Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu


jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan
adalah aktiva:

a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.


b. Dalam proses produksi dan atau perjalanan atau,
c. Dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalamproses
produksi.
2. Menurut jenis perusahaan.

Persediaan barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan


tersebut, diantaranya.

a. Persediaan dalam perusahaan dagang adalah barang dagangan yang


dimiliki perusahaan meliputi :
1) Persediaan barang dagangan (Merchandise Inventory), yaitu barang
dagangan yang tersedia untuk dijual.
2) Barang dalam perjalanan (Goods In Transit) adalah barang yang
sudah dimiliki perusahaan tetapi pada saat penyusunan neraca
belum diterima. Biasa terjadi apabila syarat penyerahan barang
free on board (FOB) shipping point. Penyerahan barang dilakukan
setelah barang berada diatas kapal angkutan ditempat penjual.
Barang dalam perjalanan,bisa dicatat dalam akun “Barang Dalam
Perjalanan”, setelah barang yang bersangkutan diterima, dari akun
tersebut dipindahkan pada akun “Persediaan Barang Dagangan”.
3) Termasuk juga persediaan, yaitu tanah dan bangunan (property)
yang disediakan untuk dijual kembali.
2
Hendi Somantri. 2016. Akuntansi Keuangan. Edisi 1. Bandung: CV. Armico.
b. Persediaan dalam perusahaan manufaktur meliputi :
1) Persediaan produk jadi ( Finished goods inventory).
2) Persediaan bahan baku ( Raw materials inventory).
3) Bahan baku dalam perjalanan ( Raw materials in transit). Bahan
baku yang sudah dibeli (dimiliki), tetapi pada saat penyusunan
neraca belum diterima.
4) Persediaan barang dalam proses (Work in process inventory) yaitu
barang yang belum selesai diproses.
c. Persediaan dalam perusahaan jasa adalah perlengkapan yang dimiliki
untuk digunakan dalam penjualan (penyerahan) jasa kepada pemesan,
meliputi :
1) Persediaan perlengkapan ( Supplies inventory).
2) Perlengkapan dalam perjalanan (Supplies in transit). Perlengkapan
jasa yang sudah dibeli (dimiliki), tetapi pada saat penyusunan
neraca perlengkapan yang bersangkutan belum diterima.

C. Sistem Pencatatan Persediaan

Sistem pencatatan persediaan ini dirancang untuk mengamankan aktiva


dan menghasilkan data dari persediaan yang benar. Paling tidak, diperoleh hasil
yang wajar agar tidak merugikan banyak pihak. Ada dua sistem pencatatan
persediaan yang bisa digunakan dalam perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Pencatatan Sistem Inventarisasi Fisik.


Pencatatan sistem inventarisasi fisik (Physical system), disebut juga
pencatatan sistem periodik (Periodical system). Sistem ini biasa digunakan oleh
perusahaan yang menjual barang secara eceran, jenis barang yang beragam,
dengan harga satuan tiap jenis barang relatif rendah. Misalnya ditoko-toko atau
supermarket perhitungan harga pokok barang yang dijual untuk tiap jenis barang,
pada tiap transaksi penjualan secara teknis sulit. Dalam penerapan sistem
inventarisasi fisik, harga pokok barang yang dijual dihitung tiap akhir periode,
setelah fisik barang yang tersedia di gudang diperiksa. Prosedur pencatatan
persediaan sistem inventarisasi fisik secara garis besar sebagai berikut.
a. Transaksi pembelian barang dicatat dengan mendebit akun pembelian dan
kredit akun Utang dagang/Kas, terhadap Pembelian. Transaksi yang
bersangkutan dicatat juga dalam kartu persediaan barang yang
bersangkutan.
b. Biaya angkut pembelian dicatat dengan mendebit akun Biaya angkut
pembelian dan mengkredit akun Kas.
c. Transaksi retur pembelian kredit atau pengurangan harga, dicatat dengan
mendebit akun Utang dagang dan kredit akun Retur pembelian dan
pengurangan harga. Dalam kartu persediaan, transaksi tersebut di catat
sebagai mutasi keluar.
d. Potongan pembelian yang timbul karena pembelian utang dalam peride
potongan, dicatat dengan mendebit akun Utang dagang dan mengkredit
akun Potongan pembelian.
e. Transaksi penjualan barang di catat dengan mendebit akun Piutang dagang
/Kas dan kredit akun Penjualan seharga penjualan. Untuk barang-barang
yang secara teknis harga pokok penjualanya sulit di hitung, misaknya
barang barang yang jenisnya banyak dan harga satuanya relatif kecil,
transaksi penjualan tidak dicatat dalam kartu persediaan, atau hanya di
catat jumlah satuannya.
f. Transaksi retur penjualan kredit dan pengurangan harga, dicatat dengan
mendebit akun Retur penjualan dan kredit akun Piutang dagang.
g. Potongan yang timbul karena debitur membayar dalam periode potongan,
dicatat dengan mendebit akun Potongan penjualan dan mengkredit akun
Kas.

2. Pencatatan Sistem Perpetual


Pencatatan sistem Perpetual atau metode pencatatan terus menerus, disebut
juga metode “Balance permanent”. Sistem ini lebih cocok digunakan untuk
pencatatan persediaan barang yang jenisnya tidak terlalu banyak dan harga satuan
tiap jenis barang relatif tinggi. Prosedur pencatatan persediaan sistem perpetual,
secara garis besar sebagai berikut.

a. Transaksi pembelian barang :


1) Harga pembelian dicatat debit akun Persediaan dan kredit Utang
dagang.
2) Biaya angkut pembelian dicatat debit akun Persediaan dan kredit akun
Kas.
3) Harga pokok barang yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan barang
yang bersangkutan sebagai mutasi masuk.
b. Transaksi retur pembelian dan pengurangan harga :
1) Harga pembelian barang yang dikembalikan atau pengurangan harga,
dicatat debit akun Utang dagang dan kredit akun Persediaan.
2) Harga pokok barang yang dikembalikan dicatat dalam kartu persediaan
barang yang bersangkutan sebagai mutasi keluar.
c. Potongan pembelian yang timbul karena pembayaran utang dalam periode
potongan, dicatat debit akun Utang dagang dan kredit akun Persediaan.
1) Transaksi penjualan kredit :
a. Harga penjualan barang dicatat debit akun piutang dagang
dan kredit akun Penjualan.
b. Harga pokok barang yang dijual (harga pokok penjualan),
dicatat debit akun Harga pokok penjualan dan kredit akun
Persediaan.
c. Harga pokok barang yang dijual dicatat dalam kartu
persediaan barang yang bersangkutan sebagai mutasi
keluar.
2) Transaksi retur penjualan kredit dan pengurangan harga :
a. Harga penjualan barang yang diterima kembali atau
pengurangan harga yang diberikan, dicatat dengan mendebit
akun Retur penjualan dan kredit akun Piutang dagang.
b. Harga pokok barang yang diterima kembali dicatat debit
akun Persediaan dan kredit akun Harga pokok penjualan.
c. Potongan penjualan yang timbul karena debitor membayar
dalam periode potongan, dicatat dengan mendebit akun
Persediaan dan mengkredit akun Piutang dagang.
D. Penilaian Persediaan Dalam Sistem fisik

1) Metode Tanda Pengenal Khusus


Setiap barang yang masuk (dibeli) diberi tanda pengenal yang menunjukan
harga per satuan, sesuai faktur yang diterima. Diperlukan pemisahaan tenpat
untuk barang berdasarkan jenis dan harga massing-masing. Metode ini sulit
digunakan pada sistem perpetual.

2) Metode Rata-Rata (Average Method)


Dalam pencatatan sistem fisik bisa diterapakan dengan metode rata-rata
sederhana, atau dengan metoe rata-rata tertimbang.
a) Metode rata-rata sederhana
Harga rata-rata persatuan barang dihitung dengan cara membagi
total harga per satuan setiap transaksi pembeliaan dengan jumlah
transaksi pembelian termasuk persediaan awal periode.
b) Metode rata-rata tertimbang
Harga pokok rata-rata per satuan barang dihitung dengan cara
membagi jumlah harga pembelian barang yang disediakan untuk
dijual dengan jumlah satuannya (kuantitas). Nilai persediaan akhir
periode adalah hasil kali kuantitas persediaan dengan harga rata-
rata per satuan.
3) Metode FIFO (First-In First-Out)
Barang yang lebih dulu masuk (dibeli) dianggap barang yang lebih dulu
keluar (dijual). Artinya, harga pokok barang yang dijual pertama adalah harga
pokok barang yang lebih dulu, kemudian yang dibeli berikutnya secara berurutan.
Metode ini diterapkan dengan anggapan bahwa biaya dibebankan menurut urutan
terjadinya.

Anggapan menurut metode FIFO, barang yang dijual adalah barang yang
masuk lebih dulu, kemudian barang yang masuk berikutnya secara berurutan.
Berarti, barang yang tersisa (persediaan) pada akhir periode adalah barang yang
terakhir masuk. Jika kuantitas persediaan lebih banyak daripada barang yang
terakhir masuk, selebihnya berasal dari barang sebelumnya.
4) Metode LIFO (Last in First Out)
Barang yang terakhir masuk di anggap yang barang yang lebih dulu keluar.
Dalam penggunaan metode ini, harga pokok barang yang dijual pertama adalah
haga pokok barang yang di beli atau barang yang masuk terakhir. Apabila barang
yang masuk sudah habis, harga pokok barang yang di jual adalah harga barang
yang masuk (dibeli) sebelumnya.

Anggapan menurut metode LIFO adalah barang yang dijual adalah barang
yang terakhir masuk, kemudian barang yang masuk sebelumnya secara berurutan.
Berarti, barang yang tersisa (persediaan) pada akhir periode adalah barang yang
pertama masuk. Jika kuantitas persediaan lebih banyak daripada barang yang
pertama masuk, selebihnya berasal dari barang yang masuk masuk berikutnya.

E. Penilaian Persediaan dalam Sistem Perpetual

1) Metode Rata-rata Bergerak


Tiap terjadi transaksi pembelian, harga rata rata persatuan barang harus di
hitung, sehingga harga rata rata persatuan akan berubah-ubah. Harga pokok rata-
rata persatuan barang yang dijual adalah harga pokok persatuan yang berlaku pada
saat terjadi transaksi penjualan.
Dalam pencatatan sistem perpetual, harga pokok barang (persediaan) yang
dijual harus dihitung setiap transaksi penjualan barang. Artinya harga pokok
barang yang dijual harus dicatat dalam kartu persediaan sehingga nilai persediaan
setian jenis barang dapat di ketahui setiap saat.
2) Metode FIFO
3) Metode LIFO

Tabel 2.1 : Contoh Kartu Persediaan


Jenis Barang :
No. Kode :
KARTU PERSEDIAAN
Satuan :
Metode :
Mutasi
Persediaan
Pembelian Penjualan
Tgl. No Bukti
Harga Satuan Jumlah Harga Satuan Jumlah Harga Satuan Jumlah
Unit Unit Unit
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

F. Penilaian Persediaan dalam Neraca

Nilai persediaan menurut metode metode penilaian yang telah kita bahas di
muka, semuanya merupakan harga pokok historis. Maksudnya nilai persediaan
barang dhitung berdasarkan biaya yang telah terjadi sehubungan dengan
persediaan dalam akuntansi dikenal prinsip konservatisme. Sering juga disebut
prinsip kehati-hatian, yaitu tidak mengizinkan pengakuan adanya keuntungan
yang belum direalisasi atau sebelum terjadi penjualan. Namun, kerugian yang
sudah diperkirakan harus diakui (dicatat).

Adakalanya nilai persediaan harga pokok historis mengandung keuntungan


yang belum direalisasi, yaitu apabila harga beli di pasaran atau biaya reproduksi
untuk persediaan yang bersangkutan lebih rendah. Dalam keadaan demikian,
penilaian persediaan dalam neraca berdasarkan harga pokok historis, berarti
mengakui laba yang belum direalisasi karena semakin besar nilai persediaan
dalam neraca maka laba kotor semakin besar. “Dalam beberapa, prinsip-prinsip
akuntansi yang lazim memberikan peluang dilakukanya penyimpangan dari harga
pokok, khususnya jika penurunan (write down) nilai persdiaan memang
diperlukan” (Smith-Skousen 1984). Metode penilaian yang mengakui penurunan
nilai, disebut metode “harga terendah antara harga pokok atau harga pasar” (cost
of market whichever is lower). Yang dimaksud harga pasar dalam metode tersebut
adalah nilai ganti (dengan membeli atau dengan reproduksi). Mengenai penilaian
persediaan dalam PSAK, disebutkan “persediaan harus diukur berdasarkan biaya
atauniali realisasi bersih, mana yang lebih rendah.”
2.2 KOPERASI
A. Pengertian Koperasi dan Koperasi Sekolah

Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini berarti
bahwa dalam kegiatannya koperasi turut mengambil bagian bagi tercapainya
kehidupan ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang orang yang menjadi anggota
perkumpulan itu sendiri maupun masyarakat di sekitarnya. Koperasi sebagai
perkumpulan kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan di bidang
pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotanya.

Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha


bersama orang orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam
rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan
ekonomi terbatas tersebut, maka pemerintah Indonesia memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan-perkumpulan koperasi.

 Menurut UU No. 17 Tahun 20123 tentang perekonomian yang dimaksaud


dengan koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan
atau badan hokum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai
modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama
di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.  

Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah


yang anggota-anggotanya terdiri atas siswa sekolah. Koperasi sekolah dapat
didirikan pada berbagai tingkatan sesuai jenjang pendidikan, misalnya koperasi
sekolah dasar, koperasi sekolah menengah pertama, dan seterusnya.

Berikut ini adalah jenis-jenis kopersi sekolah yaitu;

1. Koperasi Simpan Pinjam (KSP), adalah koperasi yang memiliki usaha


tunggal yaitu menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman.
Anggota yang menabung (menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa
3
http://artikel-salfiah.blogspot.com/2014/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya jasa bagi penabung dan
peminjam ditentukan melalui rapat anggota. Dari sinilah, kegiatan usaha
koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.”
2. Koperasi Serba Usaha (KSU), adalah koperasi yang bidang usahanya
bermacam-macam. Misalnya, unit usaha simpan pinjam, unit pertokoan
untuk melayani kebutuhan sehari-hari anggota juga masyarakat, unit
produksi, unit wartel.
3. Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bidang usahanya menyediakan
kebutuhan sehari-hari anggota. Kebutuhan yang dimaksud misalnya
kebutuhan bahan makanan, pakaian, perabot rumah tangga.
4. Koperasi Produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat barang
(memproduksi) dan menjual secara bersama-sama. Anggota koperasi ini
pada umumnya sudah memiliki usaha dan melalui koperasi para anggota
mendapatkan bantuan modal dan pemasaran.

B. Ciri-Ciri Koperasi Sekolah

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri koperasi sekolah, terdiri atas:

1. Bentuknya Badan Usaha yang tidak berbadan Hukum.


2. Anggotanya siswa-siswa sekolah tersebut.
3. Keanggotannya selama kita masih menjadi siswa.
4. Koperasi sekolah dibuka pada waktu istirahat.
5. Sebagai latihan dan praktek berkoperasi.
6. Melatih disiplin dan kerja.
7. Menyediakan perlengkapan pelajar.
8. Mendidik siswa hemat menabung.
9. Tempat menyelanggarakan ekonomi dan gotong royong.

C. Fungsi Koperasi Sekolah

Berikut ini terdapat beberapa fungsi koperasi sekolah, terdiri atas:


1. Menunjang program pembangunan pemerintah di sektor
perkoperasian melalui programpendidikan sekolah.
2. Menumbuhkan kesadaran berkoperasi di kalangan siswa.
3. Membina rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa
koperasi
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi, agar
kelak berguna di masyarakat.
5. Membantu kebutuhan siswa serta mengembangkan kesejahteraan
siswa di dalam dan luar sekolah.

D. Tujuan Koperasi Sekolah

Berikut ini terdapat beberapa tujuan koperasi sekolah, terdiri atas:

1. Melatih dan mengembangkan bakat serta pengetahuan berkoperasi


dikalangan para siswa agar menjadi manusia yang bertanggung
jawab.
2. Memupuk kesetiakawanan dalam berorganisasi dan menanamkan
kesadaran hidup bekerja sama dalam mengurus koperasi.
3. Memelihara hubungan baik dan kekeluargaan di kalangan para
siswa.
4. Memupuk rasa cinta kepada sekolah.
5. Menanamkan kedisiplinan dalam berorganisasi di kalangan para
siswa.
6. Memberikan kemudahan bagi para siswa dalam memenuhi
kebutuhannya.
7. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi para siswa.

E. Ruang Lingkup Koperasi Sekolah

Ruang lingkup pembinaan koperasi sekolah meliputi beberapa hal berikut.


1. Peningkatan kesadaran berkoperasi serta langkah-langkah
pembinaan dan penyuluhan untuk mengembangkan koperasi
sekolah.
2. Pembinaan fasilitas seperti ruang pemupukan modal, penyediaan
kredit dengan syarat memadai untuk pengadaan sarana, bantuan
tenaga manajemen atau pengelolaan, dan lain-lain.
3. Peningkatan keterampilan siswa dalam mengelola koperasi melalui
latihan-latihan yang praktis, misalnya praktik kerja nyata yang
berkaitan dengan pengorganisasian, yang nantinya diharapkan
dapat menjadi kader koperasi di masyarakat.

F. Landasan Koperasi Sekolah

Adapun landasan hukum berdirinya koperasi sekolah adalah sebagai


berikut.

1) Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No.


638/AKPTS/Men/1974 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Koperasi
Sekolah.
2) Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
0158/P/1984 dan Menteri Koperasi Nomor 51/M/KPTS/III/1984,
tertanggal 22 Maret 1984.
3) Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5/ U/1984, tentang
Pendidikan Perkoperasian.
4) UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil

Berdasarkan survei yang telah kami lakukan dan dari apa yang telah kami
pelajari, dapat diperoleh hasil sebagai berikut.

Kopsek Sigma merupakan perusahaan dagang yang dalam sistem


pencatatan persediaannya menggunakan sistem pencatatan fisik dan menggunakan
metode FIFO (First-In-First-Out).

Nilai persediaan dalam pencatatan fisik dihitung setiap akhir periode


setelah barang yang ada di gudang diperiksa secara fisik, kemudian dinilai
berdasarkan metode yang digunakan. Anggapan menurut metode FIFO berarti,
barang yang tersisa (persediaan) lebih banyak daripada barang yang terakhir
masuk, selebihnya berasal dari barang yang masuk sebelumnya.

Menurut pencatatan fisik metode FIFO (First-In-First-Out), atau metode


MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama), barang yang lebih dulu masuk (dibeli)
dianggap barang yang lebih dulu keluar (dijual). Artinya, harga pokok barang
yang dijual pertama adalah harga pokok barang yang dibeli lebih dulu, kemudian
yang dibeli berikutnya secara berurutan. Metode ini diterapkan dengan anggapan
bahwa biaya dibebankan menurut urutan terjadinya. Penggunaan metode FIFO
fisik ini diterapkan karena banyaknya barang dagang yang dijual dan pejualan
dilakukan dengan menjual barang pertama yang masuk agar masing-masing
produk tidak tertimbun terlalu lama dan menghindari masa kadaluarsa.

Adapun ciri-ciri pencatatan fisik yang pertama yaitu, setiap terjadi


transaksi penjualan dan pembelian tidak dicatat dalam akun Persediaan, sehingga
perkiraan persediaan hanya berisi informasi nilai persediaan barang pada awal
periode. Kedua, nilai persediaan barang pada akhir periode, diketahui setelah
diadakan perhitungan barang secara fisik.

Kopsek Sigma ini memperoleh persediaan dengan cara menyuplai dari


beberapa supplier tertentu, yang kemudian barang tersebut dicek terlebih dahulu
untuk memastikan barang dalam kondisi normal atau tidak cacat sebelum
dimasukkan ke gudang. Yang selanjutnya, barang-barang tersebut akan dicatat
dalam sebuah buku khusus persediaan barang dan transaksi yang bersangkutan
dengan persediaan.

Berikut merupakan data persediaan barang dagang ATK koperasi sekolah


Sigma SMKN 1 Bojonegoro pada awal bulan Oktober 2020:

Tabel: 3.1 Persediaan Barang

No Nama Barang Harga Satuan Frekuensi Jumlah


1 Buku Tulis Rp 3.500 25 Rp 87.500
2 Bolpoin Rp 2.000 24 Rp 48.000
3 Pensil Isi Rp 2.500 14 Rp 35.000
4 Pensil Faber Castel Rp 3.500 18 Rp 63.000
5 Penghapus Rp 2.500 20 Rp 50.000
6 Tip-X Rp 5.000 8 Rp 40.000
7 Penggaris Rp 2.000 15 Rp 30.000
8 Spidol Kecil Rp 1.500 10 Rp 15.000
9 Spidol Besar Rp 7.000 5 Rp 35.000
10 Isi Pensil Rp 1.500 8 Rp 12.000
11 Buku Gambar A3 Rp 7.000 5 Rp 35.000
12 Kertas Fortofolio Rp 750 30 Rp 22.500
13 Sampul Buku Plastik Rp 500 42 Rp 21.000
14 Buku Besar Fortofolio Rp 15.000 8 Rp 120.000

Selanjutnya, pada akhir periode atau akhir bulan Oktober 2020 nanti akan
diketahui nilai persediaan dengan menggunakan sistem pencatatan fisik metode
FIFO dengan cara memeriksa jumlah persediaan barang yang tersisa secara fisik
lalu dikalikan dengan harga satuan barang tersebut. Penghitungan harga pokok
barang yang dijual dihitung tiap akhir periode, setelah fisik barang di gudang
diperiksa. Laba atau rugi dapat diketahui setelah mengurangi total penjualan yang
terjadi selama satu periode tersebut dengan harga pokok penjualan. Apabila harga
pokok penjualan lebih tinggi dari penjualan, maka Koperasi Sigma mengalami
kerugian, begitu juga sebaliknya, apabila total penjualan lebih tinggi dari harga
pokok penjualan, maka Koperasi Sigma mengalami laba.

3.2 Pembahasan
Istilah persediaan (Inventory) digunakan untuk menyatakan barang yang di
miliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, barang yang tengah di
produksi, serta bahan baku atau perlengkapan yang dimiliki untuk diolah menjadi
produk atau jasa yang siap dijual.
Persediaan dalam perusahaan dagang meliputi persediaan barang dagangan
(Merchadise Inventory) dan barang dalam perjalanan (Goods In Transit), dimana
usaha pokok perusahaan dagang adalah membeli barang dagangan kemudian
menjualnya kembali tanpa merubah bentuk. Laba perusahaan dagang diperoleh
dengan cara mengurangi total penjualan dengan harga pokok penjualan.
Terdapat dua pencatatan persediaan yang diterapkan pada perusahaan
dagang, yaitu pencatatan sistem fisik (Physical system) dan pencatatan sistem
perpetual (Perpetual system). Namun yang akan menjadi pembahasan adalah
pencatatan sistem fisik, karena perusahaan dagang yang dibahas kali ini berbentuk
koperasi.

Pencatatan sistem inventarisasi fisik (Physical system), disebut juga


pencatatan sistem periodik (Periodical system). Sistem ini biasa digunakan oleh
perusahaan yang menjual barang secara eceran, jenis barang yang beragam,
dengan harga satuan tiap jenis barang relatif rendah. Misalnya di toko-toko atau
supermarket perhitungan harga pokok barang yang dijual untuk tiap jenis barang,
pada tiap transaksi penjualan secara teknis sulit. Dalam penerapan sistem
inventarisasi fisik, harga pokok barang yang dijual dihitung tiap akhir periode,
setelah fisik barang yang tersedia di gudang diperiksa.

Adapun rumus untuk menghitung harga pokok penjualan adalah sebagai


berikut.

Harga Pokok Penjualan = Persediaan Awal + Pembelian - Persediaan Akhir

Rumus untuk menghitung laba adalah sebagai berikut.

Laba = Penjualan - Harga Pokok Penjualan

Suatu sistem pencatatan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.


Adapun kelebihan dan kekurangan dari sistem pencatatan fisik, yaitu:
1) Kekurangan : Pencatatan penjualan dan pembelian yang terpisah sehingga
kita tidak bias mengetahui stok sewaktu-waktu (tidak real-time).
2) Kelebihan : Untuk perusahaan yang memiliki barang fast moving atau
murah biasanya lebih memilih untuk menggunakan metode ini, alasannya
alokasi waktu dan tenaga yang lebih efektif dan efisien. Tidak
membutuhkan waktu yang lama hanya untuk melakukan pencatatan atas
persediaan.

Seperti disebutkan sebelumnya, dalam pencatatan sistem fisik, penentuan


nilai persediaan dilakukan pada akhir periode setelah fisik persediaan dihitung.
Kemudian dinilai menurut metode penilaian persediaan tertentu. Berdasarkan
harga pokok (biaya) historis, nilai persediaan dalam pencatatan sistem fisik dapat
ditentukan menggunakan metode tanda pengenal khusus; rata-rata sederhana; rata-
rata tertimbang; FIFO; dan LIFO.

Sistem pencatatan yang sering diterapkan dan dianjurkan adalah sistem


pencatatan FIFO dan average. Dalam koperasi yang merupakan topik pembahasan
dalam pencatatan sistem persediaannya menggunakan metode FIFO (First-In-
First-Out) atau MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama).

Kegunaan sistem FIFO ini diterapkan adalah, dimana barang yang masuk
terlebih dahulu akan dijual terlebih dahulu agar masing-masing produk tidak
tertimbun terlalu lama dan menghindari masa kadaluarsa produk. Keuntungan dan
kerugian penggunaan sistem ini sebagai berikut.

Keuntungan pencatatan sistem FIFO:

1. Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah.


2. Menghasilkan keuntungan yang tinggi.
3. Menghasilkan persediaan akhir yang tinggi.

Kerugian pencatatan sistem FIFO:

1. Pajak yang ditanggung akan lebih besar.


2. Perhitungan laba atau rugi kurang akurat.
BAB IV – PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan mengenai sistem persediaan
dan pengendalian intern pada Kopsek Sigma SMK Negeri 1 Bojonegoro maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Metode pencatatan yang digunakan oleh Kopsek Sigma SMK


Negeri 1 Bojonegoro untuk persediaan ATK yang paling sering
dijual menggunakan metode fisik (physical system).
2) Metode perhitungan harga pokok penjualan yang digunakan oleh
Kopsek Sigma SMK Negeri 1 Bojonegoro adalah metode FIFO
(First-In-First-Out) atau MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama).

4.2 Saran
Saran yang diberikan penulis berdasarkan praktik di lapangan adalah:

1) Lebih memperbaiki sistem yang ada, agar lebih efisien dan


pekerjaan lebih mudah.
2) Memaksimalkan kinerja setiap anggota.
3) Meningkatkan pelayanan sesuai dengan motto dan filosofi Kopsek
Sigma SMK Negeri 1 Bojonegoro.

Anda mungkin juga menyukai