Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA COK KONVEKSI KRISNA

DISUSUN OLEH :

1. RIKA DESTIA NINGSIH ( 1512110579 )

2. AGUSTINA GULTOM ( 1601120125 )

Untuk memenuhi salah satu persyaratan

Mendapatkan nilai PKL

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA COK KONVEKSI


KRISNA

Nama pratikan : 1. RIKA DESTIA NINGSIH


2. AGUSTINA GULTOM

Nomor Pokok : 1. 1512110579


2. 1601120125

Program Studi : AKUTANSI

Menyetujui,

Ketua Program Studi, Pembimbing,

Meti Zuliyana,SE.M.Si.Ak.CA Rizal Effendi, S.E. , M.Si.

NIDN.0205056701 NIDN.020502630 ( Belum


)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Syaiful Sahri,SE.M.Si
NIDN.022008590

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
yang telah memberikan bayak kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
PKL dengan baik.Laporan ini disusun guna melengkapi salah satu persyarat dalam
menyelesaikan PKL (Praktek Kerja Lapangan) bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi Univesitas Tridinanti yang dilaksanakan di COK Konveksi
Krisna.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa selesainya laporan
PKL ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak,
baik bersifat moril maupun materil, oleh karena-Nya, kami ingin menyampaikan ucapan
terima kasih antara lain kepada :

1. Bapak Syaiful Sahri,SE.M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

2. Ibu Meti Zuliyana,SE.M.Si.Ak.CA selaku ketua program Studi Ekonomi


Akuntansi.

3. Ibu Meti Zuliyana,SE.M.Si.Ak.CA selaku dosen PA Rika Destia Ningsih.

4. Ibu Shelly Farida Tobing,SE,AK,M.Si selaku dosen PA Agustina Gultom.

5. Bapak Rizal Effendi,SE,M.Si. selaku dosen pembimbing PKL.

6. Orang tua,teman-teman serta seluruh pihak yang senantiasa mendukung dan


memberi semangat.

Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini disusun dengan sebaik-baiknya,
namun masih terdapat kekurangan didalam penyusunan laporan PKL ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan.

Palembang, 01 April 2019


ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................


I

DAFTAR ISI ................................................................................. II

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................

A.PERUMUSAN MASALAH ................................................... 1


B.TUJUAN PENULIS …………............................... 1

C.MANFAAT ………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN…………………….. ..... 3


A.FUNGSI DAN JENIS PERUSAHAN…………………………

B.SEJARAH PERUSAHAN ………………………................. 9

C.LAPORAN STOK BAN ...................................... 14

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN........................................... 17

A.KESIMPULAN ....................................................................... 18

B.SARAN ................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 19
LAMPIRAN LAMPIRAN………………………………………… 11
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Rombongan PKL BUS 1.....................................................................................11

Gambar 2

Bahan utama pembuatan


Konveksi.............................................................................12

Gambar 3

Proses penggorengan...........................................................................................13

Gambar 4

Proses pendinginan..............................................................................................14

Gambar 5

Proses pengemasan..............................................................................................15

Gambar 6

Produk getas dan kritcu yang sudah jadi.............................................................16


iv

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang PKL

Salah satu tujuan akhir dari pendidikan sarjana 1 atau S1 adalah terampil
dalam dunia kerja, khususnya di bidang yang sesuai dengan apa yang dipelajari
mahasiswa selama proses perkuliahan. Tetapi selama proses perkuliahan, materi-
materi yang dipelajari mahasiswa kebanyakan masih bersifat teori dan praktek
laboratorium. Sehingga mahasiswa belum mempunyai keterampilan yang
sinkronis di dunia kerja. Oleh karena itu mahasiswa diwajibkan untuk magang
atau dengan mata kuliah yang setara dengannya. Magang inilah yang nanti
bertujuan untuk melatih mahasiswa agar terampil di dunia kerja.

Pernah kita dengar fresh graduate yang mengeluh susahnya mendapatkan


pekerjaan. Tetapi jika kita juga mau mendengar, pernah ada perusahaan yang
mengeluh susahnya mendapatkan fresh graduate yang siap bekerja. Siapa yang
salah? kalau menurut dugaan penulis salah satu kesalahannya adalah sistemnya,
baik sistem pendidikan maupun sistem sosial. Sistem pendidikan yang menurut
penulis masih berbelit-belit. Berbelit-belit dalam artian masih kurang efektif dan
efisien. Kedua, sistem sosial, masih banyak yang berpikir untuk bekerja, kita
harus kuliah dulu.
Padahal pendidikan tinggi ibarat sebuah prses. Mahasiswalah yang membeli
proses tersebut. Proses tersebut seharga sejumlah uang dan sejumlah waktu.
Umumnya , diharapkan produk tersebut bisa menjadi investasi bagi orang
tersebut. Tapi tidak jarang beberapa orang yang justru tidak bekerja sesuai dengan
apa yang dipelajarinya waktu kuliah dulu.

Dalam menghadapi problem-problem ketenagakerjaan tersebut, baik perusahaan


atau lembaga pendidikan mencoba memberikan solusi. Dari perusahaan,
khususnya sebagian perusahaan, biasanya memberikan trainning kepada calon
pegawainya seperti On The Job Trainning (OJT), Officer Development
Program (ODP), Management Trainee(MT), dan lain-lain. Sedangkan dari dunia
pendidikan sendiri, Mahasiswa biasanya diwajibkan untuk menjalani program
seperti Magang, Kerja Praktek, Kuliah Kerja Nyata, dan lain sebagainya. Hal
tersebut ditujukan untuk memberikan pengalaman, keterampilan
dan insight dalam dunia pekerjaan, khususnya dengan jurusan yang ia ambil.

B.Maksud dan Tujuan PKL


Dengan magang kerja ini mahasiswa diharapkan mampu menerapkan ilmu
yang didapat dibangku kuliah ke dunia kerja dan mendapatkan ilmu serta
pengalaman baru dalam dunia kerja. Tujuan dari pelaksanaan magang adalah
sebagai berikut:
1. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah
dan menerapkannya dalam dunia kerja.
2. Melatih mahasiswa menjadi manusia yang disiplin, bertanggung jawab
dan berpikir maju.
3. Untuk mengembangkan cara berfikir mahasiswa/i agar bisa lebih cepat
dalam mengembangkan kemampuan diri.

2
C. Kegunaan PKL
Praktek Kerja Lapangan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi
mahasiswa, perguruan tinggi, perusahaan dan masyarakat, adapun manfaat
magang kerja tersebut antara lain:

 Manfaat bagi mahasiswa:


1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang
diperoleh dibangku perkuliahan
2. Menambah wawasan setiap mahasiswa mengenai dunia kerja
3. Menambah dan meningkatkan keterampilan keahlian dibidang praktek.
 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi :
1. Terjalinya kerjasama “bilateral” antara universitas dengan instansi.
2. Universitas akan dapat meningkatkan kualitas lulusannya
 Manfaat Bagi Instansi:
1. Membina hubungan baik dengan lembaga pendidikan perguruan tinggi.
2. Dapat membantu meringankan tugas-tugas karyawan.
3. Dapat bertukar ilmu dengan mahasiswa yang melakukan praktek
lapangan

D. Tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Dalam laporan ini tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan
di PT. Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu sistem pembelajaran
yang dilakukan diluar proses belajar mengajar dan dilaksanakan pada COK
KONVEKSI yang beralamat di jln.kebintik gang bahagia kelurahan pangkalan
baru kecamatan namang Bangka Tengah.

E.Jadwal dan Waktu PKL


Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan selama 4 hari
dari tanggal 20 Februari 2019 sampai dengan 24 Februari 2019 di COK
KONVEKSI, di bagian pabrik pengolahan dengan konsentrasi pada bidang
pembuatan produk pakaian.

BAB II

TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

A.Sejarah Perusahaan

Getas dan kritcu atau kadang-kadang dibunyikan dengan “getes”, adalah


makanan ringan khas Bangka Belitung yang dibuat dari ikan laut seperti ikan
tenggiri atau dari cumi-cumi yang dihaluskan dan dicampur dengan tepung sagu
khusus. Warga setempat juga menyebut Getas ini dengan nama “Kretek” yang
mungkin diambil dari bunyi ketika makanan ini dikunyah atau dipatahkan.
Makanan ringan ini biasanya dibuat dalam bentuk bulat atau lenjeran kecil
berwarna putih. Masyarakat Bangka Belitung selain menjadikan getas sebagai
makan ringan, juga kadang-kadang dijadikan sebagai lauk karena rasanya yang
renyah dan gurih seperti kerupuk atau kemplang. Kadang-kadang, getas juga
dijadikan pelengkap makanan lain seperti hidangan mie, dan juga kadang-kadang
dimakan dengan dicocol pada cuka empek-empek.
Getas banyak diproduksi di Pulau Bangka khususnya di UKM Getas dan
Kritcu 168 yang berdiri sejak awal tahun 2014, yang beralamat di jln kebintik
gang bahagia kel. Pangkal pinang kec. Namang Bangka Tengah. Makanan ini
sangat mudah ditemukan di seluruh Bangka Belitung, dan selalu tersedia di toko-
toko yang menjual makanan ringan khas Bangka Belitung.
B.Struktur Organisasi

Owner

Karyawan Pemasaran

C. Kegiatan Umum Perusahaan

Memproduksi pakaian dan oleh - oleh khas Bali.

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A.Bidang kerja

Getas maupun ampiang merupakan penganan renyah yang tidak hanya


memanjakan lidah tapi juga mengandung protein tinggi. Getas yang berbentuk
bulat panjang, bahan bakunya berasal dari ikan segar. Sementara ampiang yang
berbentuk oval, ada yang berbahan ikan dan ada juga yang berbahan
cumi.Produksi beraneka jenis kerupuk tersebut, salah satunya bisa anda temukan
di Bangka Tengah, Seperti usaha UKM Getas dan Kritcu 168.

B.Pelaksanaan Kerja (Prosedur Pembuatan Getas)

Bahan-bahan :

 Benang
 Kain
 Pewarna

Peralatan :

 Alat Desain
 Mesin Jahit
 Mesin Potong Listrik
 Mesin Sablon

Proses Pembuatan :

1. Sebelum pembuatan pakaian,karyawan terlebih dahulu mendesain pakaian


sesuai karakter yang diinginkan customer atau untuk persediaan.
2. Setelah itu kain disiapkan untuk proses pembuatan pola pakaian atau
pemotongan kain.
3. Kain yang sudah dipotong sesuai pola,dijahit sesuai desain.
4. Setelah itu masuk pada proses penyablonan atau memberi warna pada
desain pakaian.
5. Pada tahap terakhir benang-benang yang berlebih dipotong dan dirapikan
dan pemasangan kancing pada kaos sesuai desain. Serta melakukan
pengemasan untuk siap dipasarkan.

C.Kendala yang dihadapi

Rasa percaya bahwa produk ini akan diterima dengan baik oleh masyarakat
luas, karena produk yang penulis buat ini mempunyai kualitas yang cukup tinggi
karena bahan dasarnyaa menggunakan benang rajut yang terbaik serta cara
memproduksi nya dengan teliti.

1. Produk cepat berubah desain.


2. Produk mudah di tiru.
3. Harga bahan baku tidak stabil.

Produk ini memang sudah ada di kalangan masyarakat akan tetapi usaha cok
konveksi ini merupakan usaha sendiri dan memiliki beberapa cabang di Bali dan
Kota lainnya. Serta harganya yang relatif terjangkau namun pakaian tersebut tidak
dapat sembarang dipasarkan ditoko lain. Karena cok konveksi mempunyai brand
sendiri yaitu Krisna.

1. Pesaing tidak sehat.


2. Bahan baku yang tida stabil.
3. Adanya produk serupa dengan kualitas baik dan harga murah sehingga
menjatuhkan produk penulis.

D.Cara Mengatasi Kendala

1. Mengembangkan ide pembuatan produk dengan membaca kebutuhan


konsumen terhadap sebuah produk yang sedang populer.
2. Melalui bagian produksi, penulis mulai mentukan bahan baku penunjang
selain bahan baku utama dalam hal ini, penulis melakukan survei ke pasar guna
mendapatkan harga yang lebih kompetitif dasar pasar.
3. Proses produksi, proses produksi dilakukan dengan rangkaian kegiatan yang
mengedepankan mutu guna terciptanya kepercayaan terhapat konsumen akan
produk yang penulis pasarkan.
4. Menyusun laporan keuangan, tahapan ini di lakukan untuk membuat sistem
managemen yang baik dalam kegiatan usaha. Penulis percaya, jika penangana
keungan tersusun dengan baik maka semua kegiatan produksi akan berjalan lancar
dan maksimal.
5. Mempertahankan ciri khas
Pertahankan ciri khas dari daerah yang ditawarkan.Misalnya untuk usaha seperti
konveksi, pastikan menggunakan kain dan benang yang berkualitas. Begitu juga
seperti lebel daerah khas Bali, Ciri khas unik dari setiap jenis pakaian tersebutlah
yang membuat orang tertarik untuk datang dan membeli atau sebagai oleh-oleh
khas Bali.
6. Promosi
Lakukan promosi untuk menjaring pasar.Promosi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan social media, hingga melalui paguyuban atau perkumpulan
masyarakat daerah yang banyak terdapat di kota-kota besar.

Hal tersebut tentu saja menjadi peluang besar mengingat jumlah masyarakat
perantau di kota-kota besar pasti tidak sedikit.

7. Persaingan sehat
Beberapa pengusaha Konveksi yang sudah terbilang sukses di daerah Bali pernah
mengatakan jika kunci sukses mereka membudidayakan khas Bali di tempat yang
jauh dari asalnya adalah persaingan pasar yang sehat antar sesama pengusaha
Konveksi.Sehingga tidak mengherankan apabila Konveksi Bali termasuk salah
satu pasar besar untuk wisatawan Domestik maupun luar.
8. Menjaring konsumen baru
Menjaring konsumen baru dengan latar belakang budaya yang berbeda memang
merupakan salah satu tantangan bagi pengusaha daerah.Para pengusaha harus
cermat memilih jenis yang ditawarkan kepada konsumen dari masyarakat
sekitarnya, karena belum tentu menyukai produk yang ditawarkan dengan selera
masyarakat.Oleh karena itu perlu sedikit trik agar pengusaha dapat menjaring
konsumen baru. Misalnya dengan cara melakukan improvisasi karakter-karakter
yang unik dan lucu tanpa merubah ciri khas Bali,agar lebih diterima masyarakat.
Alternatif lain bisa juga dengan melakukan promosi atau produk knowladge.
8

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari uraian mengenai Cok Konveksi Krisna , dapat ditarik beberapa kesimpulan
antara lain:

Konveksi, adalah industri rumah tangga yang merupakan tempat pembuatan


pakaian jadi seperti kaos, kemeja, celana, jaket, dll.
Pakaian-pakaian ini biasanya dibuat berbagai bentuk sekreatif mungkin.

Getas maupun ampiang merupakan penganan renyah yang tidak hanya


memanjakan lidah tapi juga mengandung protein tinggi. Getas yang berbentuk
bulat panjang, bahan bakunya berasal dari ikan segar. Sementara ampiang yang
berbentuk oval, ada yang berbahan ikan dan ada juga yang berbahan
cumi.Produksi beraneka jenis kerupuk tersebut, salah satunya bisa anda temukan
di Bangka Tengah, Seperti usaha UKM Getas dan Kritcu 168.

B.Saran
Adapun saran yang dapat diberikan antara lain :

Pertahankan ciri khas dari daerah yang ditawarkan.Misalnya untuk usaha seperti
pakaian, pastikan menggunakan kain atau benang yang halus dan lembut. Ciri
khas unik dari setiap jenis pakaian tersebutlah yang membuat orang tertarik untuk
datang dan membeli kembali.

Beberapa pengusaha konveksi yang sudah terbilang sukses di daerah Bali pernah
mengatakan jika kunci sukses mereka membudidayakan pakaian atau kain khas
Bali di tempat yang jauh dari asalnya adalah persaingan pasar yang sehat antar
sesama pengusaha Konveksi. Sehingga tidak mengherankan apabila Konveksi
termasuk oleh - oleh di seluruh Indonesia, bahkan hingga mancanegara.
Persaingan sehat yang bernuansa kekeluargaan tersebut membuat eksistensi
Konveksi Bali tetap terjaga dari tahun ke tahun, karena itu jangan ragu untuk
menjalin relasi dengan sesama penguasaha Konveksi daerah.

DAFTAR PUSTAKA

 http://majalahgrowprofit.com/5-kiat-kuliner-daerah-menang-melawan-
gempuran-kuliner-modern/
 http://myndavie.blogspot.co.id/2015/03/contoh-proposal-usaha-
kuliner.html

10
11
12
13
14
15
16

Anda mungkin juga menyukai