Anda di halaman 1dari 4

Laporan Audit

PT SUKA AJA
1. Pendahuluan
Laporan in merupakan hasil dari audit yang dilakukan terhadap fungi Sumber Daya Manusia
(SDM) di PT Suka Aja. Audit ini bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan dan kepatuhan fungsi
SDM terhadap kebijakan dan prosedur perusahaan serta meningkatkan keterampilan karyawan
dalam mengoperasikan mesin bar melalui program pelatihan karyawan. Laporan ini mencakup
penilaian terhadap efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan program pelatihan karyawan serta
dampakya terhadap peningkatan kualitas produk.
I Ruang Lingkup Audit
Audit ini meliputi pemeriksaan terhadap beberapa aspek SDM, termasuk namun tidak terbatas
1. Rencana dan pelaksanaan program pelatihan karyawan.
2. Anggaran yang dialokasikan untuk program pelatihan.
3. Evaluasi hasil pelatihan dan pencatatan yang berkaitan.
4. Kualitas produk dan tingkat kegagalan produksi.
5. Proses identifikasi kebutuhan pelatihan karyawan.
6. Keterampilan dan kemahiran karyawan dalam mengoperasikan mesin baru.
III Temuan Audit
Berdasarkan audit yang telah dilakukan, kami menemukan beberapa temuan sebagai berikut:
1.Program Pelatihan Karyawan
- rencana pelatihan karyawan tidak dilakukan secara periodik hal ini menyebabkan terdapat
waktu jeda yang cukup lama untuk mengidentifikasikan topik pelatihan
-Anggaran yang di alokasikan untuk program pelatihan karyawan hanya sebesar 0,50% hal ini
dapat menyebab resiko kegagalan dalam program pelatihan karyawan
-Ketidaktuntasannya program pelatihan karyawan hingga tahap akhir menyebabkan
ketidaksempurnaan keterampilan dan kemahiran karyawan dalam mengoperasikan mesin baru.
Ini mengakibatkan karyawan tidak terampil dalam menjalankan operasional di lapangan sesuai
standar manual pelatihan yang diberikan.

-Waktu program pelatihan karyawan yang singkat dapat menyebabkan meningkatnya kegagalan
produk karena waktu yang diberikan sangat terbatas
2. Biaya Kegagalan Produk
-tercatat biaya kegagalan produk mencapai 925 juta hal in menyebabkan masalah dalam kualitas
produk yang di hasilkan
3. Pengembalian Produk
-Tingkat pengembalian Produk mencapai 8%. Hal in menunjukan ketidakpuasan pembeli dalam
produk yang dihasilkan
4. Kegagalan Produk dan Pemborosan dalam Proses Produksi
- Kegagalan produk dan pemborosan dalam proses produksi menyebabkan volume tau output
produksi yang lebih kecil. Hal in mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi tapa peningkatan
kualitas produk yang dihasilkan.
5. Benchmarking
Tidak adanya benchmarking atas persentase kegagalan produk selama proses produksi pada
industri yang sama yang lebih berhasil, menyebabkan perusahaan tidak memiliki patokan atau
referensi untuk meningkatkan kualitas produk.
2. Rekomendasi dan kesimpulan dari hasli Audit di atas ini:
1.Rekomendasi
- Meningkatkan Anggaran Pelatihan: Perusahaan harus mengalokasikan anggaran yang memadai
untuk program pelatihan karyawan. Dengan meningkatkan anggaran, perusahaan dapat
memberikan pelatihan yang lebih komprehensif dan efektif untuk mengatasi kelemahan dalam
pengoperasian mesin baru dan meningkatkan kualitas produk.
- Meningkatkan Evaluasi Program Pelatihan: Perusahaan perlu meningkatkan evaluasi program
pelatihan untuk memastikan bahwa keterampilan dan kemahiran karyawan terasah sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Evaluasi yang lebih terperinci dan reguler akan membantu
mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang spesifik dan memastikan bahwa karyawan
memperoleh peningkatan kualitas yang diharapkan.
- Perencanaan dan Pendokumentasian yang Lebih Baik: Perusahaan harus menyusun jadwal
periodik untuk mengidentifikasi topik pelatihan yang dibutuhkan secara teat waktu. Selain itu,
penting untuk meningkatkan pendokumentasian hasil penelitian karyawan sebagai umpan balik
dalam peningkatan kualitas produk. Dengan demikian, perusahaan dapat memperoleh informasi
yang berguna untuk memperbaiki proses produksi dan mengurangi kegagalan produk.
- Benchmarking Industri: Perusahaan harus melakukan benchmarking terhadap persentase
kegagalan produk selama proses produksi pada industri yang lebih berhasil. Dengan

membandingkan dir dengan praktik terbaik dalam industri, perusahaan dapat mengidentifikasi
peluang perbaikan dan menerapkan langkah-langkah yang relevan untuk meningkatkan kualitas
produk.
2,Kesimpulan
Hasil audit menunjukkan bahwa PT Suka Aja memiliki beberapa kelemahan yang perlu
diperhatikan manajemen perusahaan di masa mendatang. Kelemahan ini terkait dengan program
pelatihan karyawan yang tidak tuntas, anggaran yang kurang memadai, kurangnya evaluasi dan
pemantauan, serta kegagalan produk dan pemborosan dalam proses produksi.
Dalam rangka meningkatkan kualitas produk, perusahaan perl mengambil langkah-langkah
perbaikan yang mencakup peningkatan anggaran pelatihan, evaluasi yang lebih baik terhadap
program pelatihan, perencanaan dan pendokumentasian yang lebih baik, seta pembelajaran dari
praktik terbaik dalam industri melalui benchmarking.

Membuat dan menjelaskan rincian alur audit pelatihan dan pengembangan SDM, secara
konseptual.
JAWABAN
Para auditor harus memahami dan mampu memeriksa kelengkapan dan keakuratan sistem
pelatihan dan pengembangan yang berlaku pada perusahaan PT SUKA AJA dengan mengacu
beberapa masalah yang dihadapi :
Pertama Pelatihan ketrampilan karyawan dari hail audit diatas masih kurang matang atau
setengah-setengah. Biaya yang dikeluarkan juga masih kurang memadai sehingga perusahaan
diharapkan dapat meningkatkan anggaran untuk pelatihan karyawan. Para manajer perusahaan
PT SUKA AJA harus kembali menilai potensial Cost dari Program Pelatihan ketrampilan karyawan.
Kedua setelah masalah anggaran diperbaiki maka manajer SDM harus kembali focus terhadap
tujuan pelatihan serta menilai manfaat pelatihan tersebut. Apa tujuan dari diadakannya pelatihan
tersebut harus jelas agar saat pelaksanaan pelatihan tidak melenceng dari perencanaan awal.
Seperti diketahui dari paparan diatas tujuan dari pelatihan yaitu meningkatkan ketrampilan
karyawan dalam mengoperasikan mesin produksi sehingga dapat menghasilkan produk yang
berkualitas dan menurunkan angka produk gagal.
Ketiga Saat tujuan telah ditetapkan manajer harus membuat rancangan pelatihan yang mencakup
kurikulum, lama waktu pelatihan, output pelatihan, seta dokumentasi dan laporan pelatihan
untuk bahan evaluasi.
Keempat melakukan uji ketrampilan kepada karyawan setelah pelatihan agar diketahui
keberhasilan pelatihan tersebut. Uji ketrampilan in penting untuk mengukur sejauh mana proses
pelatihan mempengaruhi peningkatan ketrampilan karyawan. Selanjutnya karyawan yang sudah
dinilai terampil dalam mengoperasikan produk maka akan ditempatkan untuk mengoperasikan
mesin produksi, sedangkan yang masih belum matang ketrampilannya akan diberikan evaluasi
dan bimbingan lanjutan.
Kelima, selain pengembangan ketrampilan karyawan dengan pelatihan. Manajer SDM juga bisa
mengevaluasi kembali system reward karyawan ketika mereka dapat mencapai target produksi
yang baik. Hal ini akan meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga mempengaruhi kinerja
karyawan.
keenam, setelah memperbaiki system pelatihan selajutnya yaitu membuat dan menerapkan SOP
dalam produksi untuk meminimalisir adanya produk gagal. Selanjutnya manajer juga dapat
menetapkan target produksi dan ambang batas produk gagal. Hal ini diharapkan dapat
mengurangi volume produk gagal agar biaya produksi tidak membengkak dan menaikkan harga
jual.
K7
Ky
2. Memberikan beberapa rekomendasi dari hail audit tersebut untuk langkah perbaikan yang
bisa diambil manajemen guna memperbaiki kelemahan di bidang pelatihan dan

Pada kasus tersebut dapat diketahui bahwa da kelemahan dalam program pelatihan yang
dilakukan oleh PT SUKA AJA. Berdasar hasil audit PT SUKA AJA, ada beberapa hal yang dapat kami
rekomendasikan antara lain sebagai berikut:
1) Menyesuaikan kembali besaran anggaran program pelatihan karyawan agar lebih memadai.
Misal: besaran anggaran disesuaikan kembali setidaknya dua kali lipat dari anggaran sebelumnya,
yaitu setidaknya menjadi 0,5% atau bahkan 1% dari laba bersih setelah pajak tahun sebelumnya.
2) Membuat perencanaan program pelatihan yang lebih matang dengan melakukan analisa,
pengukuran dan peramalan yang sesuai kebutuhan sera rencana strategis perusahaan dan
menyusun jadwal pelatihan secara periodik
3) Menyusun SOP Pelatihan & Pengembangan Karyawan:
a) SOP Perancangan Program Pelatihan
SOP tentang menyusunan rencana pelatihan karyawan pada tahun berjalan. Mulai dari analisa
secara cermat terkait kebutuhan pelatihan bagi organisasi, jabatan, dan individu karyawan, yang
terdiri dari jenis pelatihan, waktu pelaksanaan pelatihan, trainer, jumlah peserta pelatihan,
sampai besaran biaya yang dialokasikan untuk masing-masing pelatihan.
b) SOP Pelaksanaan Pelatihan
SOP tentang bagamana mekanisme pelatihan dilakukan, sarana, dan fasilitas yang mendukung
program pelatihan.
c) SOP Evaluasi Pelatihan
SOP tentang cara mengukur keefektifan program pelatihan. Keefektifan program pelatihan dapat
diukur baik dalam ukuran uang ataupun non-uang. Apa pun ukurannya,program pelatihan harus
dinilai dengan seberapa baik program tersebut memenuhi kebutuhan yang telah direncanakan
dan ditargetkan sebelumnya. Evaluasi bisa terdiri dari evaluasi terhadap materi pelatihan, biaya
yang dianggarkan untuk pelatihan, trainer, keefektifan pelatihan, seta melakukan penilaian
kinerja terhadap dampaknya pada produktivitas atau biaya. Laporan kegiatan dan evaluasi
pelatihan disusun dan disampaikan paling lambat 7 hari setelah pelatihan selesai dilaksanakan
dan terdokumentasi dengan baik oleh pihak manajemen. Secara periode triwulanan, juga perlu
disusun laporan evaluasi terkait dampak pelatihan terhadap kinerja karyawan, tingkat kegagalan
produksi, dan produktivitas perusahaan.
4). Dengan adanya SOP Pelatihan & Pengembangan Karyawan, perlu adanya konsistensi dan
disiplin dalam menjalankan program pelatihan mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi
sesuai dengan SOP serta program pelatihan tersebut harus dilakukan secara tuntas.
SUMBER REFERENSI : MODUL 3 KB 3 EKMA4476 (Miranda O. Ramli dan Mone
Stepanus
) Edisi.

Anda mungkin juga menyukai