Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANISAH MAGDALENA ANWARI

NIM : 042212372
MATKUL : AUDIT SDM / EKMA 4476.113
TUGAS 2
Dari paparan hasil audit PT Suka Aja diatas, Saudara diminta untuk :

1. Membuat dan menjelaskan rincian alur audit pelatihan dan pengembangan SDM, secara
konseptual.
Jawab :
Umumnya audit biaya pelatihan dan pengembangan organisasi adalah jenis
audit yang fokusnya pada strategi efisinsi. Artinya audit dilakukan untuk melihat
kebijakan dan program yang dilakukan oleh perusahaan apakah sudah memberikan
kontribusi langsung pada penerapan strategi Sumber daya manusia.
Pengembangan dan pelatihan merupakan bentuk investasi yang tidak langsung terlihat
sehingga perusahaan perlu melakukan audit terhadap program-program yang berkaitan
dengan pengembangan SDM apakah program tersebut sudah efektif atau tidak. Sebab
pelatihan dan pengembangan membutuhkan biaya yang besar sehiko ngga diperlukan
informasi biaya pelatihan untuk memahami kesluruhan biaya pelatihan yang mungkin
timbul, membandingkan dengan alternatf biaya pelatihan lainnya, mengevaluasi
proporsi biaya yang efektif dan mengontrol biaya pelatihan.

Ada beberapa alur audit pelaihan yaitu :


1) Pertama menilai latar belakang kebutuhan untuk audit Sumber daya manusia.
2) Melakukan penilaian potensial cost pelatihan
Biaya pelatihan dibedakan menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Dalam hal ini biaya langsung meliputi infrastruktur, biaya konsultan, biaya
perancangan program dan biaya materi pelatihan serta infrastruktur yang
dibutuhkan lainnya. Sedangkan biaya langsung meliputi biaya-biaya yang tidak
langsung pada program pelatihan seperti biaya perancangan, pengembangan
dan pelaksanaan pelatihan.
3) Menilai potensial benefit pelatihan
Tahap ketiga yaitu menilai manfaat pelatihan dengan melakukan pengkajian
mengenai tujuan pelatihan sesungguhnya seperti apa. Apakah pelatihan
dilakukan untuk mengurangi biaya lembur, mengurangi biaya porduksi,
mempertahankan pelanggan.
4) Melakukan audit biaya pelatihan dengan pendekatan cost benefit analysis
Selanjutnya dengan melakukan audit paa biaya pelatihan sebab penilaian
manfaat ekonomi perlu dilakukan untuk melihat apakah pelatihan tersebut
mengeluarkan output yang baik misalnya setelah pelatihan karyawan yang ikut
pelatihan memiliki kemajuan dan memiliki kemampuan yang dapat
meningkatkan kinerjanya.

Dalam melakukan audit pengembangan dan pelatihan auditor harus mencermati beberapa hal :

1) Apakah perusahaan sudah memiliki SOP pelatihan dan pengembangan?


2) Apakah sudah dilakukan analisa kebutuhan pelatihan terlebih dahulu untuk setiap
program pelatihan dan pengembangan SDM
3) Apakah perusahaan sudah menerapkan e-training yang terintegrasi dengan system
peniliaian kinerja, system karier?

2. Memberikan beberapa rekomendasi dari hasil audit tersebut untuk langkah perbaikan
yang bisa diambil manajemen guna memperbaiki kelemahan di bidang pelatihan dan
pengembangan SDM.
Jawab :
Dari paparan audit diatas masalah yang timbul akibat kurang terampilnya
karyawan membawa dampak yang signifikan terhadap hasil produksi dan keuntungan
perusahaan. Sehingga focus rekomendasi yang bisa saya berikan yaitu memperbaiki
kualitas ketrampilan karyawan dengan membenahi system pelatihan.
Pertama, pelatihan ketrampilan karyawan dari hasil audit diatas masih kurang matang
atau setengah-setengah. Biaya yang dikeluarkan juga masih kurang memadai sehingga
perusahaan diharapkan dapat meningkatkan anggaran untuk pelatihan karyawan. Para
manajer perusahaan PT Suka aja harus kembali menilai potensial Cost dari Program
Pelatingan ketrampilan karyawan.
Kedua, setelah masalah anggaran diperbaiki maka manajer SDM harus kembali fokus
terhadap tujuan pelatihan serta menilai manfaat pelatihan tersebut. Apa tujuan dari
diadakannya pelatihan harus jelas agar saat pelaksanaan pelatihan tidak melenceng dari
perencanaan awal. Seperti diketahui dari paparan diatas tujuan dari pelatihan yaitu
meningkatkan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan mesin produksi sehingga
dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan menurunkan angka produk gagal.
Maka perusahaan harus mendesain materi pelatihan yang sesuai dengan tujuan yaitu
cara mengoperasikan mesin produksi untuk meminimalkan kerusakan / kegagalan
produk. Materi pelatihna juga diharus dilengkapi dengan pre-test dan post test agar
dapat diketahui sejauh mana peningkatan pengetahuan dan keahlian yang dicapai oleh
peserta pelatihan.
Dalam kasus diatas kegagalan atau ketidak optimalan waktu penyusunan bahan ajar
pelatihan, program pelatihan yang disusun tidak disertai dengan dokumentasi yang baik
sehingga setelah pelatihan perusahaan tidak mememiliki informasi mengenai apa yang
sudah dicapai dan sudah diajarkan serta apa yang harus diperbaiki selanjutnya untuk
bahan peningkatkan kualitas produk yang dihasilkan
Ketiga, saat tujuan telah ditetapkan manajer harus membuat rancangan pelatihan yang
mencakup kurikulum, lama waktu pelatihan, output pelatihan, serta dokumentasi dan
laporan pelatihan untuk bahan evaluasi. Hasil dokumentasi pelatihan bisa digunakan
untuk informasi pendukung dalam rangka menetapkan keputusan strategis mengenai
sumber daya manusia di perusahaan.
Keempat, melakukan uji keterampilan kepada karyawan setelah pelatihan agar
diketahui keberhasilan pelatihan tersebut. Uji ketrampilan ini penting untuk mengukur
sejauh mana proses pelatihan mempengaruhi peningkatan keterampilan karyawan.
Selanjutnya karyawan yang sudah dinilai terampil dalam mengoperasikan produk maka
akan ditempatkan untuk mengoperasikan mesin produksi, sedangkan yang masih belum
matang keterampilannya akan diberikan evaluasi dan bimbingan lanjutan.
Kelima, selain pengembangan ketrampilan karyawan dengan pelatihan. Manajer SDM
juga bisa mengevaluasi kembali system reward karyawan ketika mereka dapat
mencapai target produksi yang baik. Hal ini akan meningkatkan motivasi kerja
karyawan sehingga mempengaruhi kinerja karyawan.
Keenam, setelah memperbaiki system pelatihan selanjutnya yaitu membuat dan
menerapkan SOP dalam produksi untuk meminimalisir adanya produk gagal dengan
penerapan manajemen kualitas misalnya penerapan TQM (Total Quality Manajemen)
sehingga porudk yang dihasilkan jelas kualitasnya. Selanjutnya manajer juga dapat
menetapkan target produksi dan ambang batas produk gagal.
Jika perusahaan menerapkan manajemen kualitas yang baik misalnya dengan TQM
(Total Quality Manajemen) maka akan mengurangi frekuensi produk gagal sehingga
tidak terjadi pemborosan. Hal ini dilakukan agar biaya produksi tidak membengkak dan
menaikkan harga jual. Sebab bila harga jual naik tanpa diimbangi dengan kenaikan
kualitas maka akan membahayakan bisnis perusahaan tersebut di kemudian hari.

Sumber : BMP EKMA 4476 AUDIT SDM

Anda mungkin juga menyukai