Anda di halaman 1dari 6

MINGGU KETUJUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

Tugas :

1. Suatu organisasi menyadari perlunya program pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi karyawannya.
Sebagai tim manajemen, Langkah-langkah apa yang harus diambil untuk merancang dan
mengembangkan program pelatihan komprehensif yang selaras dengan kebutuhan spesifik dan
preferensi pembelajaran karyawan?
2. Jika Anda adalah manajer, bagaimana Anda dapat mengkomunikasikan secara efektif pentingnya
dan manfaat pelatihan dan pengembangan kepada karyawan, sehingga memastikan partisipasi
dan keterlibatan mereka?

Ketentuan :

1. Tulis dalam BENTUK PARAGRAF (narasi), dan bukan bentuk poin.


2. Tugas dapat ditulis tangan atau diketik, namun file yang diunggah adalah dalam bentuk PDF.
3. Segala bentuk PLAGIASI DAPAT MENGURANGI POIN Anda.
4. PENGGUNAAN CHATGPT sama dengan tidak mengerjakan tugas.

NAMA : Apriyani

NIK : 61201022009119

NAMA DOSEN : Dr. Joko Setiawan, SE, MM

Untuk merancang dan mengembangkan program pelatihan komprehensif yang selaras dengan kebutuhan
spesifik dan preferensi pembelajaran karyawan, ada beberapa langkah penting yang perlu diambil oleh
tim manajemen.

Pertama, lakukan asesmen kebutuhan pelatihan. Hal ini melibatkan mengidentifikasi keterampilan,
pengetahuan, dan kompetensi apa saja yang diperlukan oleh karyawan saat ini maupun di masa depan
sesuai dengan tujuan dan strategi organisasi. Asesmen kebutuhan dapat dilakukan melalui survei,
wawancara, focus grup, dan observasi kinerja. Data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk
menentukan gap antara keterampilan dan kemampuan karyawan saat ini dengan yang dibutuhkan.
Kedua, tentukan tujuan program pelatihan berdasarkan hasil asesmen kebutuhan. Tujuan pelatihan harus
spesifik, terukur, achievable, relevant dan time-bound. Tujuan pelatihan ditetapkan untuk menjembatani
gap keterampilan dan kemampuan karyawan.

Ketiga, tentukan subjek atau materi pelatihan yang relevan. Materi pelatihan harus sejalan dengan tujuan
pelatihan dan dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran karyawan. Beberapa contoh materi pelatihan
antara lain keterampilan teknis seperti penggunaan software baru, keterampilan non-teknis seperti
komunikasi dan kerja tim, maupun pengetahuan seperti produk atau layanan perusahaan.

Keempat, tentukan metode pelatihan yang tepat. Metode pelatihan dapat berupa kuliah, diskusi, studi
kasus, permainan, simulasi, e-learning, on the job training, dan lain-lain. Pilih metode yang paling efektif
untuk materi pelatihan dan preferensi pembelajaran karyawan. Kombinasikan berbagai metode untuk
hasil maksimal.

Kelima, tentukan instruktur atau fasilitator pelatihan. Instruktur yang berpengalaman dan memiliki
keahlian di bidang materi pelatihan sangat penting untuk keberhasilan program. Gunakan instruktur
internal maupun eksternal sesuai kebutuhan.

Keenam, susun jadwal pelatihan yang terstruktur dan realistis. Sesuaikan jadwal dengan kesibukan dan
beban kerja karyawan agar tidak bentrok. Beri cukup waktu untuk praktik dan kegiatan lanjutan pasca
pelatihan.

Ketujuh, tentukan lokasi dan fasilitas pelatihan yang mendukung. Lokasi pelatihan sebaiknya kondusif
untuk belajar dan minim gangguan. Fasilitas seperti ruang kelas, alat bantu multimedia, dan bahan
pelatihan harus mendukung proses pembelajaran.

Kedelapan, tetapkan proses evaluasi pelatihan. Evaluasi dilakukan untuk mengukur efektivitas dan
manfaat program pelatihan. Evaluasi dapat berupa pre-test dan post-test, survei, dan penilaian atas
penerapan hasil pelatihan di tempat kerja.

Kesembilan, tentukan anggaran pelatihan. Kalkulasi biaya untuk instruktur, materi, fasilitas, dan
administrasi pelatihan. Anggaran yang realistis sangat diperlukan agar program pelatihan dapat dijalankan
dengan baik.

Kesepuluh, tentukan prosedur administrasi yang mencakup pendaftaran peserta, penjadwalan, persiapan
materi dan fasilitas, hingga pelaporan dan dokumentasi program. Prosedur yang jelas sangat membantu
kelancaran penyelenggaraan pelatihan.
Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, tim manajemen dapat merancang dan mengembangkan
program pelatihan yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan spesifik serta preferensi cara belajar
karyawan. Pastikan ada keterlibatan dan masukan dari berbagai pihak dalam proses perencanaan untuk
hasil yang optimal.

Sebagai seorang manajer, komunikasi yang efektif tentang pentingnya dan manfaat dari program pelatihan
dan pengembangan sangat diperlukan untuk memastikan partisipasi dan keterlibatan karyawan.

Beberapa cara yang dapat dilakukan manajer untuk mengkomunikasikan hal tersebut antara lain:

1. Menjelaskan tujuan dan target pelatihan

Manajer perlu mengkomunikasikan tujuan dan target pelatihan kepada karyawan secara spesifik.
Misalnya, pelatihan customer service ditujukan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam
menangani keluhan pelanggan sehingga tingkat kepuasan pelanggan bisa mencapai target 85%.
Dengan mengetahui tujuan dan targetnya, karyawan akan lebih memahami manfaat yang bisa
mereka peroleh dari mengikuti pelatihan.

2. Mengaitkan dengan peningkatan kinerja

Kaitkan bagaimana pelatihan dapat membantu karyawan untuk meningkatkan kinerjanya, baik
untuk kepentingan karir maupun kontribusi terhadap perusahaan. Misalnya, pelatihan public
speaking akan membantu karyawan untuk presentasi yang lebih efektif di depan klien.

3. Menjelaskan manfaat pelatihan

Secara rinci jelaskan manfaat yang akan diperoleh karyawan dari mengikuti pelatihan, seperti
kenaikan gaji, promosi jabatan, pengembangan karir, dan lain-lain. Manfaat non-finansial seperti
tambahan pengetahuan dan keterampilan baru juga perlu disampaikan.

4. Melibatkan karyawan dalam identifikasi kebutuhan pelatihan

Ajak karyawan berdiskusi untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja mereka. Dengan terlibat langsung, karyawan akan lebih memahami tujuan
pelatihan.
5. Berbagi pengalaman dari karyawan yang pernah mengikuti pelatihan

Karyawan yang pernah mengikuti pelatihan sejenis diminta untuk berbagi pengalaman dan
testimoni kepada rekan-rekan mereka. Hal ini bisa meningkatkan antusiasme dan ketertarikan
untuk berpartisipasi.

6. Menjawab keraguan dan pertanyaan karyawan

Berikan kesempatan untuk karyawan menyampaikan keraguan atau pertanyaan terkait program
pelatihan, kemudian sampaikan penjelasan yang memuaskan untuk menghilangkan keraguan
tersebut.

7. Menciptakan kompetisi positif antar departemen atau tim

Manfaatkan sifat kompetitif dengan menciptakan kompetisi antar departemen atau tim dalam hal
partisipasi pelatihan, umpan balik, penerapan hasil pelatihan, dan lain-lain. Ini bisa memacu
semangat.

8. Memberikan appreciation

Apresiasi dapat diberikan kepada karyawan yang aktif mengikuti pelatihan baik secara formal
maupun informal. Apresiasi akan memotivasi partisipasi lebih lanjut. Misalnya dengan
memberikan Sertifikat yang diterbitkan oleh Perusahaan dan ditandatangani oleh manajemen
Perusahaan.

Dengan komunikasi yang jelas, terbuka, dan persuasif tentang manfaat pelatihan serta melibatkan
karyawan secara aktif, seorang manajer dapat meningkatkan antusiasme dan keterlibatan karyawan dalam
program pelatihan dan pengembangan. Hal ini pada akhirnya akan menunjang pencapaian tujuan
pelatihan itu sendiri.

Beberapa contoh penerapan komunikasi efektif tentang pelatihan dapat diberikan sebagai berikut:

1. Pada pertemuan departemen, manajer menjelaskan bahwa pelatihan office automation dengan
software terbaru penting untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas karyawan. Manajer
menunjukkan data benchmark bahwa departemen yang sudah mengikuti pelatihan serupa dapat
meningkatkan produktivitas hingga 15%. Manajer kemudian menawarkan kuota pelatihan untuk
timnya.
2. Dalam laporan kinerja tahunan perusahaan, CEO menekankan pelatihan digital marketing yang
telah diikuti sejumlah karyawan tahun ini. Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kompetensi
pemasaran di era digital. CEO kemudian mengapresiasi kontribusi tim pemasaran yang berhasil
mencapai target penjualan tahun ini setelah mengimplementasikan hasil pelatihan.
3. Seorang supervisor mengumpulkan timnya untuk evaluasi setengah tahun. Beberapa karyawan
diberi feedback untuk meningkatkan keterampilan presentasi melalui pelatihan. Supervisor
kemudian menunjukkan bahwa presentasi yang efektif dibutuhkan untuk menarik klien baru. Ia
berjanji akan mendukung penuh pelatihan presentasi untuk anggota timnya.
4. Manajer SDM mengadakan sesi berbagi pengalaman dengan mengundang perwakilan karyawan
yang telah mengikuti pelatihan manajemen waktu. Mereka bercerita bagaimana pelatihan
tersebut sangat bermanfaat untuk mengelola waktu dengan lebih produktif. Manajer SDM
kemudian merangkum manfaat-manfaat konkret pelatihan tersebut serta mendorong karyawan
lain untuk mengikutinya.
5. Pada newsletter internal perusahaan, direktur operasional menulis editorial khusus tentang
rencana pelatihan teknis produksi dengan simulator. Editorial ini menjelaskan bagaimana
simulator akan mempersiapkan karyawan menghadapi tantangan kerja di pabrik dengan aman
dan nyata. Simulator ini merupakan investasi perusahaan untuk karyawan.
6. Seorang kepala cabang mengadakan poll di grup kantornya untuk mengetahui topik pelatihan apa
yang paling diminati karyawan. Dari hasil poll tersebut, kemudian disusun jadwal pelatihan
internal yang sesuai. Kepala cabang juga menekankan pelatihan sebagai wujud komitmen
perusahaan terhadap pengembangan karyawan.

Dengan contoh-contoh tersebut, diharapkan dapat menjadi referensi bagi para manajer dalam
mengkomunikasikan program pelatihan dan pengembangan kepada karyawan secara efektif dan persuasif.
Kuncinya adalah menyampaikan manfaat nyata yang dapat diperoleh karyawan serta melibatkan mereka
secara aktif dalam prosesnya.

Komunikasi yang baik tentang program pelatihan dan pengembangan bukan hanya tugas manajer saja,
tetapi juga para pimpinan perusahaan lainnya. CEO, direktur, kepala departemen, dan supervisor
semuanya berperan penting untuk membangun kesadaran dan antusiasme karyawan akan pentingnya
pelatihan demi kemajuan karir dan perusahaan.
Beberapa tips tambahan untuk komunikasi internal tentang pelatihan dan pengembangan antara lain:

1. Gunakan berbagai media dan saluran komunikasi seperti email, poster, banner, newsletter, portal
internal, maupun media sosial kantor untuk menginformasikan pelatihan. Variasikan desain
visualnya agar menarik.
2. Sertakan jadwal dan agenda pelatihan dalam kalender perusahaan. Hal ini akan terus
mengingatkan karyawan.
3. Bagikan kisah sukses dan testimoni dari karyawan yang telah mengimplementasikan hasil
pelatihan di tempat kerja. Ini bisa menginspirasi karyawan lain.
4. Adakan sesi tanya jawab tentang pelatihan baik secara langsung ataupun virtual untuk memberi
kesempatan karyawan mendapatkan informasi lebih lengkap.
5. Beri penghargaan dan insentif tambahan bagi departemen atau tim dengan tingkat partisipasi
pelatihan tertinggi. Ini bisa memacu kompetisi positif.
6. Ciptakan budaya belajar di tempat kerja dengan mengintegrasikan diskusi materi pelatihan dalam
rapat dan aktivitas sehari-hari.

Dengan komunikasi yang konsisten dan beragam, program pelatihan dan pengembangan karyawan dapat
diimplementasikan dengan sukses. Karyawan yang terlatih dengan baik adalah kunci keberhasilan setiap
perusahaan di era yang kompetitif ini.

Dengan upaya yang terencana dan komunikasi yang tepat, program pelatihan dapat menjadi salah satu
kunci untuk meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai